KONSELING KB
DISUSUN :
DINI AGUSTINA
Nim : 19101018
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan yang berjudul "pemeriksaan nifas 6 jam"
dengan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan kegiatan ini menambah
wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia berpotensi menjadi terbesar sedunia setelah China dan India jika laju
pertumbuhannya tidak bisa ditekan secara sigifikan. Program yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengurangi laju pertumbuhan
penduduk dapat dilakukan dengan gerakan keluarga berencana dan pemakaian alat
kontrasepsi secara sukarela kepada pasangan usia subur (PUS) (Rismawati, dkk
Metode kontrasepsi efektif efektif hormonal seperti pil, susuk, dan suntikan. Metode
kontrasepsi efektif mekanis seperti IUD dan Implant. Dan metode kontrasepsi mantap
seperti metode operasi wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP). Hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi pasien yang ingin memilihnya. (Manuaba,
2012).Berdasarkan data BKKBN, pada tahun 2016 penggunaan KB suntikan sebesar
(48,85%), pil sebesar (24,589%), kondom sebesar (4,31%), MOP sebesar (0,40%),
MOW sebesar (2,56%). Cakupan akseptor KB di wilayah Binjai sebanyak 11.728. Salah
satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah KB suntik, ini
disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah. Namun demikian KB suntik
juga mempunyai banyak banyak efek samping seperti Amenorhea (30%), spotting
(bercak darah), dan menoragia, serta perubahan berat badan (Uliyah, 2010). Salah satu
peranan penting bidan adalah meningkatkan jumlah penerimaan dan kualitas metode
KB kepada masyarakat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan bidan. Dalam
melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu
TINJAUAN PUSTAKA
istri.
gagasan KB. Tujuan khusus yaitu penurunan angka kelahiran yang bermakna. Untuk
(Pinem, 2009).
c. Sasaran Program KB
tidak langsung, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah
pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15- 49 tahun,
karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan
setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. Sedangkanb Sasaran tidak
langsung adalah kelompok usia remaja 15- 19 tahun, remaja ini memang bukan
merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi
merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah
berfungsinya alat- alat reproduksinya ( Suratun, dkk,. 2013).
d. KB suntik 3 Bulan
b) Cara kerja :
3) Menipiskan endometrium.
c) Keuntungan :
d) Kerugian :
1) Gangguan haid.
3. Progestin
4. AKDR
a) Dapat dipasang langsung pascapersalinan,sewaktu secscesarea,
atau sesudah 48 jam pascapersalinan.
5. Kondom
Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang dapat
digunakan untuk tujuan tersebut. Tanyakan juga apa ibu sudah memikirkan
pilihan metode tertentu
Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi
dirinya. Beri kesempatan pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya.
kembali atau rujuk pada konselor atau tenaga kesehatan yang lebih ahli.
5. Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih ibu
Rujuk ke konselor yang lebih ahli apabila di klinik KB ini belum mendapat
informasi yang cukup memuaskan, atau rujuk ke fasilitas pelayanan
kontrasepsi/kesehatan yang lebih lengkap apabila klinik KB setempat tidak
mampu mengatasi efek samping/komplikasi atau memenuhi keinginan ibu.
Berikan pelayanan lanjutan setelah ibu dikirim kembali oleh fasilitas rujukan.
1. Meningkatkan penerimaan
2. Menjamin pilihan yang cocok
3. Menjamin penggunaan cara yang efektif
4. Menjamin kelangsungan yang lebih lama
1. Konseling Awal
Bertujuan untuk memutuskan metode apa yang akan dipakai didalamnya
termasuk mengenalkan pada klien semua cara KB atau pelayanan kesehatan, prosedur
klinik, kebijakan dan bagaimana pengalaman klien pada kunjungannya itu.
2. Konseling Khusus
Koseling khusus mengenai metode KB memberi kesempatan pada klien untuk
mengajukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan membicarakan pengalamannya,
mendapatan informasi lebih rinci tentang cara KB yang tersedia yang ingin
dipilihnya, mendapatkan bantuan untuk memilih metode KB yang cocok serta
mendapat penerangan lebih jauh tentang bagaimana menggunakan metode tersebut
dengan aman, efektif dan memuaskan.
Menurut Walyani (2015), kata kunci SATU TUJUH adalah sebagai berikut:
a. SA: Sapa dan Salam
Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian
sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta terjamin
privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri, tanyakan kepada
klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat
diperolehnya.
b. T: Tanya
Tanyakan kepada klien informasi tenttang dirinya. Bantu klien untuk berbicara
mengenai pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan,
kepentingan, harapan serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya.
Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien.
c. U: Uraikan
Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi
yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa kontrasepsi. Bantulah klien
pada jenis kontrasepsi yang paling ia ingini serta jelaskan pula jenis - jenis lain
yang ada. Jelaskan alternative kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien.
Uraukan juga mengenai resiko penularan HIV/ AIDS dan pilihan metode ganda
d. TU: Bantu
Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa
yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya, doronglah klien untuk
menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapi secara
terbuka, petugas membantu klien mempertimbangkan kriteria dan keinginan
klien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan
memberikan dukungan dengan pilihan tersebut.
e. J : Jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah
klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan alat/obat
kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat kontrasepsi tersebut digunakan dna
bagaimana cara penggunaannya.
f. U : Kunjungan Ulang
Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian, kapan
klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi
jika dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila
terjadi suatu masala
BAB III
TINJAUAN KASUSU
BIODATA
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ingin menjarangkan kehamilannya, masih, ingin ber-KB yang sesuai
dengannya yaitu KB suntik 3 bulan
1. Kunjungan saat ini : kunjungan ulang
2. Riwayat perkawinan : kawin 1 kali, kawin pertama umur 18 tahun
3. Riwayat menstruasi :
- Menarche : 13 tahun
- Siklus :± 30 hari
- Dismenorhea : tidak ada
- Banyaknya :±2-3 kali ganti doek/hari
- HPHT : 15 desember 2021
4. Riwayat kontrasepsi yang digunakan : suntik KB 3 bulan
5. Riwayat kesehatan
- Penyakit yang pernah/sedang diderita : tidak ada
- Riwayat yang pernah.sedang diderita keluarga : tidak ada
Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda vital
TD : 120/70 mmHg
HR : 70 x/i
RR : 24x/i
S : 36,5°C
BB : 60 kg
Analisa
Ny.I 25 tahun akseptor KB suntik 3 bulan
Penatalaksanaan
Tanggal: 22 Mei 2018 Pukul : 17.10 wib
1. Melakukan pemeriksaan kepada ibu dengan hasil
TD : 120/70 mmHg
HR : 70 x/i
RR : 24x/i
Temp : 36,5°C
BB : 60 kg
Plano test : Negatif
PEMBAHASAN
1. Diskripsi ( description )
yang terjadi pada tanggal 18 desember 2021 di klinik pratama karya bakti
seorang ibu nifas bernama Ny. niken yang ingin saya tanyakan apa bila sudah selesai
masa nifas apakah ibu akan menggunakan KB? kemudian ibu tersebut membenarkan
pertanyaan saya setelah saya menerangkan dan menjelaskan tentang bentuk-bentuk Kb
ternyata ibu sudah terlebih dahulu ingin menggunakan KB 3 bulan. kemudian saya
bilang kepada ibu kenapa ibu mau suntik KB 3 bulan, kenapa tidak menggunakan alat
kontrasepsi yang lain kemudian ibu menjawab karena kata ibu memang ibu sebelum
hamil memang sudah terbiasa menggunakan Kb 3 bulan tersebut dan masih ragu – ragu
untuk menggunakan Kb yang lain seperti Kb yang dimasukan ke dalam rahiM (IUD)
dan IMPLAN ibu merasa takut dan tak ingin menggunakan KB tersebut.
2. Emosi (Feelings)
pada kasus tersebut tidak ada rasa emosi atau pun kejangalan antara pasien dan
saya pribadi karena keputusan yang diambil itu sudah ditangan pasien dan saya tidak
ada hak untuk mengangu dan memaksa apa yang baik untuk pasien saya.
3. Evaluasi (Evaluation)
Dari kasus diatas itu adalah pengalaman yang baik dan buruk, karena baru kali
ini saya melakuakn konseling langsung kepada pasien tentang Kb yang diberi
Menurut saya ini juga menjadi pengalaman dan pelajaran yang baik, karena saya dapat
mengetahui bahwa pentingnya memikirkan kontrasepsi yang di iningin kan untuk
menunda jarak kehamilan.
4. Analisis (Analysis)
yang dapat saya pelajari dari kasus tersebut sangat bisa dimengerti karena
pentingnya untuk memilih dan menggunakan alat kontrasepsi yang mana bertujuan
untuk membantu kita pribadi tentang mengatur jarak kehamilan. materi dan teori pun
sangat jelas sudah tinggal kita saja memilih mana yng lebih tepat kontrasepsi yang
digunakan mau itu jangka pendek mau pun jangka panjang sesuai dengan kebutuhan
kita pribadi.
5. Simpulan (Conclusion)
Tidndakan yang dilakukan tidak ada yang berbeda Cuma hanya teori teori dan pendapat
dari para peneliti yang berbeda sehingga kita dapat menyimpulkannya yaitu seseorang
bidan memng harus bisa meberi motifasi dan memberi edukasi sehingga klien merasa
puas dan sengan sehingga tidak ada perasaan-perasaan cemas dan takut sehingga tidak
membebani pemikiran klien.
6. Tindak Lanjut
Adapun yang akan saya lakukan jika menemui kasus yang sama dikemudian hari, saya
akan melakukan langkah-langkah seperti :
PENUTUP
a. Kesimpulan