ANTENATAL CARE
Disusun Oleh:
Muhammad Yamin (120100024)
Nur Harini Purba (120100027)
Mira Tania Andriana (120100413)
R Jeyasangkari A/P Rajendran (120100472)
Christy Sitorus (110100492)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Antenatal Care.
Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, dr.
Arvita Muriany, M.Ked(OG), Sp.OG yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan
makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan
dari 307/100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/ 100.000
KH pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya
keras untuk mencapai target RPJMN 201-2014 yaitu 118/100.000 KH pada tahun
2014 dan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals), yaitu
AKI 102/100.000 KH pada tahun 2015. Faktor yang berkontribusi terhadap
kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung
dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang
berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti
perdarahan, pre eklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet dan abortus.
Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat
keadaan ibu hamil seperti EMPAT TERLALU (terlalu muda, terlalu tua, terlalu
sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran) menurut SDKI 2002 sebanyak
22.5%, maupun yang mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan,
persalinan dan nifas seperti TIGA TERLAMBAT (terlambat mengenali tanda
bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan
2
Masalah lain adalah HIV pada ibu hamil, selain mengancam keselamatan
ibu juga dapat menular kepada bayinya (mother-to-child transmission). Menurut
data Kementerian Kesehatan tahun 2009, dari 10.026 ibu hamil yang menjalani
test HIV, sebanyak 289 (2,9%) ibu hamil dinyatakan positif HIV. Sifilis
merupakan salah satu infeksi menular seksual yang juga perlu mendapat
perhatian. Ibu hamil yang menderita Sifilis berpotensi untuk melahirkan bayi
dengan Sifilis kongenital. Data terbatas dari tiga kabupaten model, dari 2.640 ibu
hamil yang diperiksa, yang positif 52 ibu hamil (1,97%). Penyakit menular lain
yang masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat adalah Tuberkulosis
(TB). Pada ibu hamil TB dapat memperburuk kesehatan dan status gizi ibu, serta
mempengaruhi tumbuh kembang janin dan risiko tertular pada bayinya.Penyakit
kronis seperti hipertensi, diabetes mellitus, jantung, asma berat, dan gangguan
jiwa sangat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu, janin dan bayi baru lahir.
Penanganan penyakit kronis pada ibu hamil masih belum seperti yang diharapkan
dan datanya juga belum terekam dengan baik.Kekurangan gizi pada ibu hamil
juga masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat
perhatian khusus. Kurang asupan zat besi pada perempuan khususnya ibu hamil
dapat menyebabkan anemia yang akan menambah risiko perdarahan dan
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, prevalensi anemia pada pada ibu hamil
sekitar 40,1% (SKRT 2001). Di samping kekurangan asupan zat besi, anemia juga
dapat disebabkan karena kecacingan dan Malaria.2,3
3
Masalah gizi yang lain adalah kurang energi kronik (KEK) dan konsumsi
garam beryodium yang masih rendah. Wanita usia subur (WUS) yang berisiko
kurang energi kronik (KEK) sekitar 13,6% dan 62,3% rumah tangga yang
mengkonsumsi garam beryodium cukup (Riskesdas 2007).Selain penanganan
masalah kehamilan dan komplikasi yang menyertainya, perlu diupayakan
peningkatan kualitas bayi yang akan dilahirkan, melalui kegiatan brain boos
termeliputi stimulasi otak janin dan asupan gizi seimbang pada ibu hamil.
Masalah Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) merupakan masalah global yang
terkait dengan kesehatan dan hak asasi manusia. Ibu hamil yang mendapat
kekerasan secara fisik dan psikis baik dari suami maupun orang-orang terdekatnya
dapat mempengaruhi kehamilan dan perkembangan janin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada
masalah lain.
g) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-
nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu
saat ini.Pemberian imunisasi TT lengkap6,7
a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur
hidup
h) Beri tablet tambah darah (tablet besi),
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat Tablet zat
besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
i) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau
tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
9
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil.Proteinuria merupakan
salah satu indikator terjadinya pre- eklampsia pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester
ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
e. Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah
Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah
non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada
indikasi.
f. Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan
sedini mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV
dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani
konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri
keputusannya untuk menjalani tes HIV.
j) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicuriga menderita
Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak
mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas,
apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di
fasilitas rujukan.
10
k) Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-
kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan sistem rujukan.
l) KIE Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
a. Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat
yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak
bekerja berat.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya
Perawatan tubuh dan pakaian
Wanita hamil harus menggunakan pakaian yang longgar, bersih dan
tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Kebersihan tubuh harus
terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomik pada perut, area genitalia/
lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih
lembab dan mudah terinvasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan
pancuran atau gayung saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam
bathtub dan melakukan vaginal touch. Gunakan pakaian yang longgar,
bersih, dan nyaman dan hindarkan sepatu berhak tinggi dan alas kaki keras
(tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak tubuh ringan,
misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan
pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang
menimbulkan kelelahan fisik yang berlebihan. Beristirahat cukup, minimal
8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan
melakukan kebiasaan merokok selama hamil harena dapat menyebabkan
11
gerak badan yang cukup, makan yang banyak mengandung serat seperti
sayur dan buah.
Coitus, pada wanita yang mudah keguguran sebaiknya tidak
melakukan coitus
pada hamil muda. Jika ingin melakukan coitus pada hamil muda, harus
dilakukan secara hati-hati. Coitus pada akhir kehamilan juga lebih baik
dihindarkan, karena kadang-kadang menimbulkan infeksi pada persalinan
dan nifas serta dapat memecahkan ketuban pada multipara. Selain itu
sperma mengandung prostaglandin yang dapat menimbulkan kontraksi
uterus.
Kesehatan jiwa, karena ketenangan jiwa sangatlah penting dalam
menghadapi persalinan sehingga bukan saja dianjurkan untuk
melakukan latihan-latihan fisik tetapi juga latihan kejiwaan.
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga
terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat
perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi,transportasi rujukan
dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi
kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik
selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil
muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas,
dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera
mencari pertolongan
ke tenaga kesehtan kesehatan
e. Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan
yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk
proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu
13
Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin.
Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan tanda
bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
Sakit perut hebat
Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya.
Demam
17
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari liang
rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada
kehamilan.
Batuk lama
Batuk lama Lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut. Dapat
dicurigai ibu menderita TBC.
Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu masalah
pada kehamilan yang harus diwaspadai.
Cepat lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul rasa lelah,
mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi pada sore
hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.
Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak bila
bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu.Namun apabila hal ini terjadi
berlebihan maka perlu diwaspadai.
Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu
hamil.
Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan ke empat.
Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini, gerakan
yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus
waspada.
Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,
bicara sendiri, tidak mandi, dsb.
Selama kehamilan, ibu bisa mengalami perubahan perilaku. Hal ini
disebabkan karena perubahan hormonal. Pada kondisi yang mengganggu
kesehatan ibu dan janinnya maka akan dikonsulkan ke psikiater.
Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan
18
badan, tinggi badan. Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu segera
dikirim ke ruang rawat inap untuk penanganan selanjutnya.Pemeriksaan
status lokalis : kepala, muka, cloasma gravidarum, mulut, gigi (apakah
ada caries), tonsil / faring (apakah ada tonsilitis / faringitis), hal ini perlu
diperhatikan karena merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan
gangguan pada ibu hamil dan janinnya yang lebih serius, pemeriksaan
mata, kuping, hidung, rambut, dan lain-lain.
Pemeriksaan presentasi dan posisi janin : Pasien diminta
mengosongkan kandung kemih dan kemudian diminta untuk berbaring
telentang dengan lutut semifleksi.6,12
LEOPOLD I
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat ke arah muka
penderita
- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau
kepala atau kosong).Sifat kepala ialah keras, bundar, dan melenting,
sifat bokong ialah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting, pada
letak lintang fundus uteri kosong.
21
LEOPOLD II
- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai
disamping kiri dan
- kanan umbilikus.
- janin nantinya.
LEOPOLD III
- Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien
- Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan
kanan untuk menentukan bagian terbawah janin
LEOPOLD IV
- Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki
pasien.
- Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah
dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a. Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun
ke dalam rongga.
b. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke
dalam rongga panggul.
2.3.3 Penunjang
Laboratorium (darah, urin, feses) rutin, bila ada indikasi, kita dapat
melakukan pemeriksaan skrining untuk Sifilis, Triponema Pallidum, VDRL, HIV.
Fetal anomalies dengan amniosintesis, USG (dapat mengetahui kelainan
kongenital, jumlah air ketuban, posisi anak, keadaan plasenta, dan lain-lain).
Skrining untuk infeksi saluran kencing dan penyakit hubungan seksual.
Pemeriksaan radiologi, kardiotokografi, amnioskopi, dan pemeriksaan penunjang
lain.
Dari seluruh pemeriksaan diatas, dapat dibuat kesimpulan untuk
menegakkan diagnosa. Kehamilannya normal atau tidak. Kemudian dapat
melakukan penyaringan pasien apakah termasuk golongan Kehamilan Resiko
Tinggi atau normal, atau perlu segera rawat inap atas indikasi ibu dan anak. Hal
tersebut penting agar kita dapat mendeteksi kelainan sedini mungkin.
Pada ibu hamil pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam
perjalanan kehamilan dan persalinannya. Ibu hamil yang tidak memeriksakan
kehamilannya pada tenaga medis akan mengalami resiko kematian 3-7 kali
dibandingkan dengan ibu yang memeriksakan kehamilannya.
25
- Nadi
- Temperatur tubuh
Abdomen
- Tinggi fundus uteri
- Letak janin (setelah 34 minggu)
- Presentasi janin
- Denyut jantung janin
Pemeriksaan tambahan
- Proteinuria
- Glukosuria
- Keton
Menilai kesejahteraan janin
Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan resiko tinggi dapat
dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik
yang diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh petugas
kesehatan. Pemeriksaan yang memerlukan peralatan canggih umumnya
dilakukan alat pencatat denyut jantung janin (kardiotokografi) dan
ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik janin
(biophysic profile).
Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:
- Pengukuran tinggi fundus uteri terutama usia kehamialn >29 minggu
yang akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan
dilakukan. Tinggi fundus yang normal sama dengan usia kehamilan.
- Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam)
- Gerakan janin
- Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan
hipoksia berat atau janin meningggal
- Denyut jantung janin
- Ultrasonografi
Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan diatas, juga
dilakukan pemeriksaan tentang:
27
Perdarahan
maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila segmen bawah
rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin,
maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan
keselamatan ibu. Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat
menimbulkan perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau
berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi penyebab dari 25 % kasus
perdarahan antepartum.6
Preeklampsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai
dengan peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preeklampsia. Data informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil
akan sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis
dengan preeklampsia.6
Bila hal ini terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai
dengan riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada
solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan yang keluar (revealed)
maupun tersembunyi (concealed):
- Trauma abdomen
- Preeklampsia
- Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
- Bagian-bagian janin sulit diraba
- Uterus tegang dan nyeri
- Janin mati dalam Rahim
29
Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius
selama kehamilan adalah sebagai berikut:
BAB III
KESIMPULAN
Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada
ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat
dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan
kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA