KOTA PEKANBARU
Oleh :
Nip 1968013119880120001
KATA PENGANTAR
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang
Sholawat serta Salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya beserta umatnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari studi kasus ini masih jauh dari sempurna dan banyak
demi penulisan studi kasus selanjutnya. Semoga Laporan Studi kasus ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan pada penulis khususny, Aamiin yaa Rabalalamin.
Pekanbaru, 16 Februari
DAFTAR ISI
i
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
2.2.1 Pengertian.......................................................................................................9
2.2.4. Patofisiologi
BAB IV PENUTUP....................................................................................................24
ii
4.2 Saran................................................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Hasil Riskesdas 2018 menyatakan bahwa di Indonesia sebesar 48,9% ibu
hamil mengalami anemia. Sebanyak 84,6% anemia pada ibu hamil terjadi pada
kelompok umur 15-24 tahun. Untuk mencegah anemia setiap ibu hamil
diharapkan mendapatkan tablet tambah darah (DTT) minimal 90 tablet selama
kehamilan. Cakupan pemberian DTT pada ibu hamil di Indonesia tahun 2018
adalah 81,16%. Angka ini belum mencapai target Renstra tahun 2018 yaitu 95%.
Provinsi dengan cakupan tertinggi pemberian DTT pada ibu hamil adalah
Bengkulu (99,49%), sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Banten
(32,11%). Terdapat dau provinsi dengan cakupan yang sudah melampaui target
Renstra tahun 2018 yaitu Bengkulu dan DKI Jakarta (Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Riau tahun 2018, cakupan ibu
hamil mendapat tablet Fe sebesar 82,8%, data tersebut masih dibawah target yang
ditentukan yaitu 95%. Sedangkan untuk Kabupaten/Kota dengan cakupan
tertinggi adalah Kabupaten Indragiri Hulu sebesar 100% diikuti oleh Kabupaten
Kuantan Singingi (96,85%), dan Kota Pekanbaru (94,07%). Cakupan terendah
adalah Kabupaten Rokan Hilir sebesar 66,24%, diikuti oleh Kabupaten Indragiri
Hilir sebesar &1,7%, dan Kabupaten siak 66,34% (Dinas Kesehatan Provinsi
Riau, 2019).
Anemia umumnya disebabkan oleh kurang gizi, kurang zat besi dalam diet,
malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak pada persalinan yang lalu, haid, dll,
penyakit kronik; TBC, paru, cacing usus, malaria, dll (Nugraheny, 2010). Bahaya
anemia bagi ibu hamil yaitu dapat menyebabkan perdarahan waktu persalinan
sehingga membahayakan jiwa ibu, mengganggu pertumbuhan bayi dalam
kandungan, berat badan bayi dibawah dibawah berat normal (Pudiastuti, 2012).
Pencegahkan dan pengobatan untuk ibu hamil terhadap anemia yaitu dapat
dilakukan dengan meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi termasuk
makan-makanan yang mengandung zat besi, menamah pemasukan zat besi
kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD), mengobati penyakit
1
2
1.3 Manfaat
a. Waktu
Asuhan kehamilan pada Ny. R dilakukan pada tanggal 30 Februari 2023
b. Tempat
Asuhan kehamilan pada Ny. R dilakukan di Puskesmas payung sekaki.
Bahaya anemia bagi ibu hamil yaitu dapat menyebabkan perdarahan waktu
persalinan sehingga membahayakan jiwa ibu, mengganggu pertumbuhan bayi dalam
kandungan, berat badan bayi dibawah dibawah berat normal (Pudiastuti, 2012).
Penulis melakukan pengumpulan data dengan teknik wawancara, pengkajian fisik
dan pemeriksaan Hb pada Ny. R dan didapatkan hasil Ny. R umur 26 tahun
G1P0A0H0 usia kehamilan 13-14 minggu. Pengambilan kasus ini dilakukan di
Puskesmas payung sekaki. Waktu pengambilan kasus yakni pada tanggal 30 Februari
2023, dengan memberikan asuhan kebidanan kehamilan. Asuhan yang telah
diberikan selanjutkan didokumentasikan dengan metode SOAP.
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
5
a) Hb 11 g% tidak anemia
b) Hb 9 – 10 g% anemia ringan
c) Hb 7 – 8 g% anemia sedang Hb
e) Perdarahan antepartum.
f) Ketuban pecah dini (KPD).
2) Bahaya saat Persalinan
a) Bahaya anemia saat persalinan adalah sebagai berikut.
b) Gangguan his.
c) Kala I memanjang.
d) Persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah.
e) Retensio plasenta.
f) Atonia uteri.
3) Pada Masa Nifas
Berikut adalah bahaya anemia pada masa nifas.
a) Subinvolusi.
b) Perlukaan sukar sembuh.
c) Infeksi puerperium.
d) Pengeluaran ASI berkurang.
e) Anemia masa nifas.
f) Infeksi mamae.
(Astarina, 2014)
b. Dampak Anemia Terhadap Janin
Berikut adalah dampak anemia terhadap janin
1) Asfiksia intrauterin sampai kematian.
2) IUFD.
3) BBLR.
4) Kelahiran dengan anemia.
5) Cacat bawaan.
6) Mudah terkena infeksi.
7) IQ rendah dan bahkan bias mengakibatkan kematian. (Manuaba, 2012).
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil
1) Faktor Dasar
a) Sosial ekonomi
Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis
akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status
9
e) Penyakit Infeksi
Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia. Infeksi itu
umumnya adalah TBC, cacingan dan malaria, karena menyebabkan
terjadinya peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya
eritrosit. Cacingan jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung,
namun sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing
akan menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi
besi. Infeksi malaria dapat menyebabkan anemia (Nurhidayati, 2013).
d. Pencegahan Anemia
1) Pemberian Fe
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
suplementasi besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60
mg besi selama 6 bulan untuk emmenuhi kebutuhan fisiologik selama
kehamilan. Di wilayah-eilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi,
dianjurkan untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan postpartum
(Astarina, 2014).
Pemberian tablet besi merupakan salah satu pencegahan anemia.
Pemerintah saat ini mulai melihat calon pengantin perempuan sebagai target.
Mereka diberikan tablet tiap minggu selama 16 minggu ditambah 1 tablet tiap
hari selama haid. Dosis mingguan ini ternyata cukup efekstif dalam
meningkatkan kadar hemoglobin (Asrtarina, 2014).
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1
gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi
dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Susiloningtyas, 2012).
Selain itu, pendidikan dan peningkatan asupan besi melalui makanan
juga merupakan upaya dalam mencegah anemia. Mengonsumsi makan yang
cukup mengandung kalori, setiap 1000 kkal makanan dari beras mengandung
6 mg Fe. Meningkatkan makanan yang dapat memacu penyerapan zat besi dan
mengurangi makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi (Arisman,
2007). Selain itu, juga dengan memberikan penyuluahn tentang tanda dan
gejala anemia serta yang ditimbulkan oleh anemia. (Astarina, 2014).
11
Jumlah 900 mg Fe
(Astarina, 2014)
keluarnya cairan dari vagina, pemeriksaan dengan spekulum melihat cairan amnion
yang keluar dari orifisium uteri eksternum (OUE) atau akumulasi cairan dalam
vagina juga dilakukan pengambilan cairan pada forniks posterior untuk pemeriksaan
laboratorium, test lakmus dan pemeriksaan penunjang.
Penetuan cairan Ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus merah menjadi biru.
Menurut (Andalas et al., 2019) menyatakan bahwa pemeriksaan obstetri sangat
dibutuhkan untuk membantu penegakan diagnosis. Ketuban pecah dini didiagnosis
ketika cairan amnion dilihat dengan adanya pooling di fornix posterior atau cairan
bening mengalir dari saluran serviks dan juga tampak keluar cairan dari serviks pada
saat valsalva maneuver dan salah satu pemeriksaan untuk mendiagnosis ketuban
pecah dini adalah Nitrazin test (Lakmus Test) (chtar, 2012).
Dari pengetian diatas, dapat disimpulkan bahwa ketuban pecah dini adalah
pecahnya selaput ketuban sebelum muncul tanda-tanda persalinan atau waktunya
melahirkan, pada pembukaan dibawah 4 cm atau fase laten
2.2.2 Etiologi
Penyebab dari KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara
pasti.Beberapa laporan menyebabkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan
KPD (Fadlun, 2011). Adapun beberapa penyebab dari kejadian KPD antara lain:
a. Infeksi: infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadi
nya KPD.
b. Servik yang inkompetensia, kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena
kelainan pada servik uteri (akibat persalinan, curettage).
c. Kelainan letak, misalnya sungsang sehingga tidak ada bagian terendah yang
menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap
membrane bagian bawah.
d. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
(overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion, gameli.
13
Sedangkan faktor lain penyebab ketuban pecah dini menurut Nugroho (2012)
yaitu:
a. Faktor golongan darah, akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai
dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan kulit
ketuban.
b. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu .
c. Faktor multi gravida, merokok dan perdarahan antepartum.
2.2.4. Patofisiologi
Patofisiologi ketuban pecah dini menurut Prawirohardjo (2010) yaitu:
Ketuban pecah dini dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus
dan peregangan berulang.Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi
perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena
seluruh selaput ketuban rapuh.Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi
ekstraselular matriks. Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen
14
BAB III
PEMBAHASAN
Kurang tidur menyebabkan sel darah merah dalam tubuh berkurang hingga
dapat memicu terserang anemia. Apabila durasi tidur kita kurang dari waktuu idel,hal
ini akan menyebabkan proses pembaharuan sel-sel tersebut akan berjalan secara
tidak maksimal dan akan mengganggu proses pembuatan hemoglobin sehingga
jumlah hemoglobin yang diproduksi tidak akan mencukupi kebutuhan tubuh kita
(Astuti,2015).
Ibu mengatakan tidur siang yang tidak teratur dan hanya tidur malam 5-6 jam
hal ini tidak sesuai sehingga menyebabkan ibu kurang tidur. Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup dengan tidur siang minimal 1-2 jam dan tidur malam minimal 7-
16
8 jam, minum susu hangat sebelum tidur, serta menjaga pola makan yang teratur agar
ibu dapat tidur. Sesuai menurut Prawihardjo (2012)
Wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari, 7-8
jam setiap tidur malam, Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada Ny. R selama
pemeriksaan yaitu tekanan darah 102/70 mmHg.
Kenaikan berat badan pada Ny. R selama kehamilan sebanyak 3 kg, yaitu
dari 53 kg sebelum hamil menjadi 57 kg pada usia kehamilan 13-14 minggu. Jika
dalam kisaran berat badan ideal pada awal kehamilan (IMT ≥18,5 sampai <24,9),
berat badan harus naik 11,5–16 kg selama kehamilan (Marcel, 2016). Menurut berat
badan per tinggi badan (m2), IMT Ny. R adalah 21,35.Dengan demikian kenaikan
berat badan pada Ny. Y masih normal yang di rekomendasikan kenaikan berat badan
selama kehamilan menurut IMT. Untuk ukuran LILA Ny. Y adalah 28 cm dan tidak
masuk KEK sesuai Kemenkes RI (2013:28).
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil beresiko kurang energi kronis (KEK), dimana LILA kurang dari 23,5 cm ibu
hamil dengan KEK akan dapat melahirkan BBLR. Berat badan dan LILA pada ibu
hamil yang masuk dalam batas normal akan menunjukkan status gizi ibu dalam
kondisi yang baik. Pemeriksaan yang telah dilakukan adalah secara head to toe yang
meliputi dari kepala sampai ekstremitas serta pemeriksaan pada abdomen dari hasil
pemeriksaan TFU ibu didapatkan hasil TFU pertengahan simpisis dengan pusat.
Menurut (Sari,Anggrita, dkk,2015)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kehamilan pada Ny.R G1P0A0H0, usia kehamilan 13-14
minggu Di Puskesmas payung negri antara lain:.
a. Data subjektif yang di diperoleh dari ibu Ny.R umur 26 tahun G 1P0A0H0 HPHT
25 Oktober 2022, usia kehamilan 13-14 minggu dengan pusing dan mudah lelah.
b. Data objektif, TTV ibu dalam batas normal, TFU petengahan antara simpisis
dengan pusat . Hb ibu didapat 8,7 gr/dL .
c. Diagnosa Ny.R G1P0A0H0 usia kehamilan 13-14 minggu, KU ibu baik dengan
anemia ringan.
d. Memberikan asuhan kepada ibu tentang makan makanan yang bergizi seimbang
dan mengingatkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tetap mengkonsumsi tablet
fe yang berguna untuk meningkatkan hb ibu serta mendeteksi secara dini apabila
terjadi komplikasi dan penyulit dalam kehamilan
4.2 Saran
a. Mahasiswa diharapakan dapat mengerti mengenai asuhan yang diberikan pada
ibu hamil dengan anemia ringan di masa kehamilan . Mahasiswa mampu
menganalisa dan memberikan penatalaksanaannya.
b. Diharapkan bagi institusi pendididkan laporan ini dapat bermanfaat dan bisa
dijadikan sebagai sumber referensi, bahan bacaan dan bahan ajaran yang
berkaitan dengan asuhan kebidanan kehamilan.
c. Bagi lahan praktik Diharapkan bagi penyedia layanan asuhan kebidanan yang
sedang menjalankan praktik untuk selalu mempertahankan dan meningkatkan
pelayanan kebidanan yang sudah ada semakin lebih baik lagi
17
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri. 2017. Asuhan Ibu Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Erlangga
Astarina, Dita. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Kelurahan Rawabadak Utara Tahun 2014. Jakarta:
Poltekkes Jakarta III.
Benoist, B.D., McLean, E., Egli, I., and Cogswell, M., 2008. Worldwide Prevalence
of Anaemia 1993–2005 : WHO global database on anaemia. Switzerland:
WHO Press, World Health Organization. Tersedia :
http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657_eng.pdf.
Diakses pada Oktober 2020
Fraser, M. Cooper, A. 2009. Buku Ajar Bidan Myles (ed 14). Jakarta : EGC.
Ibrahim dan Proverawati. 2011. Nutrisi Janin & Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha
Medika
Husin, Farid. 2015. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan-Kehamilan. Yogyakarta: C.V
Andi Offset
Manuaba, dkk. 2012. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
ECG
Nurhidayati, Rohmah Dyah. 2013. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo. Tersedia : http://eprints.ums.ac.id/. Diakses pada Oktober 2020.
Prawirodharjo, Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka
Pranoto, Ibnu, dkk. 2013. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika
Susiloningtyas. 2012. Pemberian Zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. Tersedia :
http://jurnal.unissula.ac.id/. Diakses pada Oktober 2020
Rukiyah, Ai yeyeh, dkk. 2010. Asuhan kebidanan IV (potologi kebidanan ). Jakarta :
Trans Info Media
Tyastuti, Siti. Wahyuni, Henny. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan.Modul
Kebidanan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihana.
18