Anda di halaman 1dari 149

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY.D


DI PRAKTEK BIDAN MANDIRI ARZENI S.Tr .Keb
KABUPATEN AGAM TAHUN 2023

Diajukan ke Program Studi D3 Kebidanan Bukittinggi Politeknik Kesehatan


Kemenkes Padang Untuk Memenuhi Penugasan Pada Mata Kuliah Praktik
Kebidanan II

Oleh:

ADINDA ALISIA PUTRI


NIM :204210401

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2022

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY.N


DI PRAKTEK BIDAN MANDIRI ARZENI S.Tr.Keb
KABUPATEN AGAM
TAHUN 2023

Oleh :

ADINDA ALISIA PUTRI


NIM : 194210361

Laporan ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh Pembimbing Program Studi D3

Kebidanan Bukittinggi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Bukittinggi, Juni 2022

Pembimbing Instruktur Klinik

Siti Khadijah,S.Si.T.M.Biomed Asra Nova Yanti A.Md.Keb


NIP . 198200117 200212 2 001

Menyetujui,
Ketua Program Studi D3 Kebidanan
Bukittinggi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Padang

Siti
Khadijah,S.Si.T.M.Biomed
NIP. 19610731 198803 2 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat-

Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan

Contiunity of Care (COC) pada Ny.N, dari masa Hamil sampai Nifas di PBM Asra

Nova Yanti, Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat.

Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik

yang telah diberikan dan semoga studi kasus ini berguna bagi pihak yang

memanfaatkan.

Bukittinggi, Februari 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................ 4
1.4 Manfaat .................................................................................. 4
1.5 Ruang Lingkup ....................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan ............................................................................ 6


2.2 Persalinan .............................................................................. 36
2.3 Bayi Baru Lahir ..................................................................... 66
2.4 Nifas ...................................................................................... 88
BAB III. STUDI KHUSUS..................................................................... 144

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Continuity of care dalam kebidanan merupakan serangkaian kegiatan

pelayanan berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi

baru lahir, serta keluarga Continuity of care adalah pelayanan yang dicapai

ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan.

Sehingga dibutuhkan Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan Selama

masa hamil secara berkala sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang

telah ditentukan untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan ibu selama

hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan kehamilan

dengan baik dan melahirkan bayi sehat. Tujuannya adalah untuk membantu

upaya percepatan penurunan AKI. Continuity of care dalam kebidanan

merupakan serangkaian kegiatan pelayanan berkesinambungan mulai dari

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga 1

Kelahiran dan kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis, namun

jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi patologis .Kira-kira 40% ibu

hamil mengalami masalah kesehatan berkaitan dengan kehamilan dan 15 %

dari semua ibu hamil menderita komplikasi jangka panjang yang mengancam

jiwa bahkan sampai menimbulkan kematian.

Helen Cheyne dkk dalam penelitiannya , mengemukakan bahwa salah

satu tantangan bidan di masyarakat adalah dalam memberikan asuhan

berkesinambungan, dengan melakukan kunjungan pascanatal yang melibatkan


serangkaian kunjungan rumah. Biasanya ibu akan menerima asuhan antenatal
2

dan postnatal dari bidan yang sama2. Hilde Perdok mengemukakan hasil penelitiannya, di

Netherland wanita yang melakukan kunjungan pertama pada masa kehamilan kepada

bidan, memiliki resiko yang rendah mengalami komplikasi selama masa kehamilannya.3

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu

keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu

keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan

kematian. Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu

sewaktu hamil atau dalam kurun waktu 42 hari sesudah berakhirnya

kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator yang

umum digunakan dalam kematian ibu adalah angka kematian ibu yaitu jumlah

kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup.4

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat

menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data

World Health Organization (WHO), AKI di dunia pada tahun 2015

diperkirakan 216 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian

bayi (AKB) di dunia menurut data World Health Organization (WHO) pada

tahun 2016 diperkirakan 41 per 1000 kelahiran hidup5.

Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, angka persalinan

yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Indonesia sebanyak 93,1%. Angka

persalinan yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan pada tahun 2017

target renstra 79%, di tahun 2018 angka ibu bersalin di fasilitas pelayanan
3

kesehatan sudah mencapai 79,3%. Dan di Sumatra Barat pada tahun 2018

angka persalinan yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan mencapai

87,5%.Hasil Riskesdes tahun 2018 penolong persalinan dengan kualifikasi

tertinggi dilakukan oleh bidan (62,7%). Kemudian oleh dokter kandungan

(28,9%)6. Lalu non tenaga kesehatan (6,7%). Hasil Survei Penduduk Antar

Sensus (SUPAS) 2015 AKI maupun AKB menunjukan penurunan (AKI 305

per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 22,23 per 1.000 kelahiran hidup)7.

Komplikasi pada masa kehamilan yang dialami oleh ibu hamil menurut

SDKI, delapan dari sepuluh (81%) wanita tidak mengalami komplikasi selama

hamil. Diantara wanita yang mengalami komplikasi kehamilan, 5%

mengalami perdarahan berlebihan, masing- masing 3% mengalami muntah

terus menerus dan bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala yang

disertai kejang, serta masing-masing 2% mengalami mulas sebelum 9 bulan

dan ketuban pecah dini. Perdarahan masih menjadi gejala komplikasi

kehamilan terbanyak yang dilaporkan, dengan persentase yang sedikit

meningkat dari SDKI 2007 dari 3% menjadi 5%. 8

Pendataan yang di lakukan oleh WHO pada tahun 2017 didapatkan

bahwa angka kematian ibu sangat tinggi, yaitu 295.000 wanita meninggal

selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Sebesar 94% kejadian kematian

dikarenakan sumber daya yang dimiliki masih rendah. Menurut Survey

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 angka keatian ibu

mencapai 305 per 100.000 KH dengan jumlah sebesar 14.623 kasus.3,4


4

Pemerintah dalam mengatasi masalah ini harus bekerja keras, dinas-

dinas terkait (terutama kesehatan) melakukan upaya pelayanan antenatal yang

komprehensif dan terpadu meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif. Dalam pelayanan ANC, pemerintah memberikan batas minimal

selama hamil dengan 4 kali kunjungan, dimana terkandung didalamnya

pemeriksaan head to toe dan segala upaya preventif komplikasi kehamilan.

Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin

agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,

seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan

bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi,

kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan dan pelayanan keluarga

berencana9, sebagai upaya untuk menurunkan AKI dan AKB maka. Program

SDGs (sustainable Development Goals) merupakan program yang salah

satunya adalah mempunyai target untuk mengurangi AKI dan AKB. SDGs

(sustainable Development Goals), mempunyai target untuk mengurangi AKI

yaitu kurang dari 70 per 100.000 KH pada tahun 2030 serta berusaha

menurunkan AKB setidaknya hingga 12 per 1000 KH.10

Semua kehamilan dan persalinan, bukan hanya yang beresiko,

memerlukan pelayanan profesional oleh tenaga kesehatan terampil.

Konsepnya adalah persalinan yang membutuhkan kedekatan dengan tempat

dan cara ibu itu hidup, dekat dengan budayanya. Namun, pada saat yang sama
5

tenaga profesional terampil tersedia dan setiap saat dapat berbuat sesuatu

bilamana terjadi komplikasi. Jenis pelayanan seperti ini diharapkan dapat

responsif, terjangkau, dan tenaga kesehatan harus kompeten dalam

melaksanakan kegiatannya5.

Safe Motherhood merupakan tujuan akhir yang akan dicapai jika

semua kebijakan tentang kesehatan di negara masing-masing dapat

terimplementasi dengan baik. Dalam Safe Motherhood ini terdapat slogan

penting mengenai kehamilan yaitu: “Making Pregnancy Safer” (MPS) dengan

3 pesan kuncinya yaitu: 1. Setiap pertolongan persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan terlatih, 2. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat

penanganan adekuat, 3. Setiap WUS mempunyai akses terhadap pencegahan

kehamilan yang tidakdiinginkan.

Tugas bidan dalam berperan menurunkan AKI adalah memberikan

asuhan kebidanan kepada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir,

bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra nikah, pertolongan persalinan,

melakukan pergerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk

mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, mahasiswi

ikut berperan serta dalam upaya menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan

memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan

kebidanan kepada ibu dan bayi, salah satunya dengan praktek di Puskesmas

guna mengasah dan melatih kemampuan dalam memberikan asuhan

kebidanan yang berkualitas di masa ini dan masa yang akan datang.11
6

Berdasarkan pernyataan diatas, maka diwajibkan melakukan

pengkajian Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dimulai dari

kehamilan terutama kehamilan trimester III sampai postpartum, yang mana

prosesnya dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang maka penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana

asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of midwifery care) di wilayah kerja

Puskesmas plus mandiangin tahun 2022

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan dalam kehamilan, persalinan,

nifas, dan bayi baru lahir, Dengan berlandaskan pada 7 langkah Varney dan

mendokumentasikan ke dalam bentuk SOAP serta melakukan pelayanan

Keluarga berencana.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil.

b. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

c. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

d. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

e. Mampu memberikan asuhan kebidanan tentang pelayanan kontrasepsi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.Manfaat bagi Institusi


7

Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam

pemberian asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru

lahir (neonatus) di Puskesmas plus mandiangin.

2. Manfaat bagi Profesi Bidan

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam

asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin,nifas dan bayi baru lahir

(neonatus).

3 Manfaat bagi Klien dan masyarakat

Agar klien maupun masyarakat dapat melakukan deteksi dari penyulit

yang mungkin timbul pada masa hamil, bersalin, nifas, maupun neonatus

sehingga memungkinkan segera mencari pertolongan untuk mendapatkan

penanganan.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari laporan komprehensif ini adalah memberikan

manajemen asuhan kebidanan komprehensif pada ibu dimulai dari asuhan hamil,

bersalin, bayi baru lahir dan nifas di wilayah kerja Puskesmas plus mandiangin
21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi

Continue of care adalah asuhan dan masa postpartum pada 24 jam.

Prinsip ini merupakan dasar untuk model praktek. Continue of care merupakan

sebuah filosofi dan proses yang difasilitasi melalui kemitraan antara seorang

wanita dan bidan. Hal ini membutuhkan komitmen waktu dari setiap bidan1.

Tujuan dari Continue of care untuk mengembangkan hubungan dengan

wanita selama kehamilan, memberikan aman, perawatan individual, mendukung

wanita selama persalinan dan kelahiran serta untuk memberikan perawatan yang

komprehensif untuk ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas1.

Perawatan ini meliputi langkah-langkah pencegahan, deteksi komplikasi

pada ibu dan anak, pengadaan bantuan medis jika diperlukan dan pelaksanaan

langkah-langkah darurat tanpa adanya bantuan medis. Bidan memiliki tugas

penting dalam konseling kesehatan dan pendidikan, tidak hanya untuk pasien

tetapi juga dalam keluarga dan masyarakat2.

Oleh karena itu, diharapkan kinerja bidan dapat memberikan sumbangan

pelayanan yang berkwalitas untuk mewujudkan penurunan AKI dan AKB. Salah

satu yang dapat dilakukan untuk mengurangi AKI dan AKB adalah perlunya

diadakan pelayanan komprehensif mulai dari kehamilan minimal 28 minggu

(ANC), persalinan(INC), masa nifas (PNC), perawatan bayi baru lahir (BBL).
22

Dimana dengan upaya tersebut maka, diharapkan bidan mempunyai pengalaman

dalam memberikan pelayanan ANC, INC, PNC, BBL, secara standar sehingga

dengan pendidikan dan pengetahuan yang didapatkan dapat membantu

pemerintah dalam upaya menurunkan AKI dan AKB.

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi International, kehamilan dapat

didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan antara spermatozoa dengan

ovum yang kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan

normal akan berlangsung selama 40 minggu.8

Kehamilan terbagi atas 3 trimester, yaitu trimester pertama berlangsung

dari 0 minggu sampai 12 minggu, trimester kedua berlangsung 13 minggu

sampai 27 minggu, dan terakhir trimester ketiga berlangsung dari 28 minggu

sampai 40 minggu.8

2.1.2 Kehamilan Trimester III

1. Pengertian kehamilan trimester III

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari

hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan

pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan

keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.

Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yang normal, alami dan

sehat. Sebagai bidan kita percaya bahwa model asuhan kebidanan yang
23

membantu dan melindungi proses kelahiran normal, adalah yang paling

sesuai untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan kelahiran. 2

2. Perubahan fsiologis dan psikologis ibu hamil trimeser III

a. Perubahan fisiologis kehamilan trimester III

1) Perubahan Pada Sistem Reproduksi

a) Uterus

Ibu hamil uterusnya tumbuh membesar akibat pertumbuhan isi

konsepsi intrauterin. Hormon Estrogen menyebabkan hiperplasi

jaringan, hormon progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan

uterus.Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi

fundus:

i. Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid

ii. Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

iii. kehamilan 36 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

b) Vagina / vulva.

Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasi menimbulkan

warna merah ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick.Vagina

ibu hamil berubah menjadi lebih asam, keasaman (pH) berubah dari

4 menjadi 6.5 sehingga menyebabkan wanita hamil lebih rentan

terhadap infeksi vagina terutama infeksi jamur. Hypervaskularisasi

pada vagina dapat menyebabkan hypersensitivitas sehingga dapat

meningkatkan libido atau keinginan atau bangkitan seksual terutama

pada kehamilan trimester dua. 3


24

2) Perubahan Pada Payudara.

Putting susu dan aerola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna

merah sekunder pada aerola, dan putting susu menjadi lebih erektil.

Hypertropi kelenjar sabasea (lemak) muncul pada areola mamae disebut

tuberkel Montgomery yang kelihatan di sekitar puting susu. Kelenjar

sebasea ini berfungsi sebagai pelumas puting susu, kelembutan puting

susu terganggu apabila lemak pelindung ini dicuci dengan sabun. Puting

susu akan mengeluarkan kolostrum yaitu cairan sebelum menjadi susu

yang berwarna putih kekuningan pada trimester ketiga. 3

3) Sirkulasi darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh

darah yang membesar pula, mammae dan alat-alat yang memang

berfungsi berlebihan dalam kehamilan.Volume darah ibu dalam

kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah

yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira

25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac

output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.3

4) Sistem respirasi

Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi

pada umur kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan oleh karena

uterus yang semakin membesar sehingga menekan usus dan mendorong

keatas menyebabkan tinggi diafragma bergeser 4 cm sehingga kurang


25

leluasa bergerak. Kebutuhan oksigen wanita hamil meningkat sampai

20%, sehingga untuk memenuhi kebutuhan oksigen wanita hamil

bernapas dalam.Peningkatan hormone estrogen pada kehamilan dapat

mengakibatkan peningkatan vaskularisasi pada saluran pernapasan atas.3

5) Perubahan Pada Sistem Perkemihan

Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan ureter

membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun. Kencing lebih sering

(poliuria), laju filtrasi glumerulus meningkat sampai 69 %.Dinding

saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran uterus yang terjadi pada

trimester III, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis

sementara.Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin

menurun namun hal ini dianggap normal.Wanita hamil trimester III

sering mengalami sering kencing (BAK/buang air kecil) sehingga sangat

dianjurkan untuk sering mengganti celana dalam agar tetap kering. 3

6) Perubahan Pada Sistem Pencernaan

Nafsu makan pada wanita hamil akan meningkat, hal ini untuk

memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Pada mulut, gusi hiperemi,

berongga, dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena

kadar estrogen yang meninggkat menyebabkan peningkatan vaskularitas

selektif dan proliferasi jaringan ikat. Pada perut, adanya rasa tidak

nyaman di abdomen meliputi panggul berat atau tertekan, ketegangan

pada ligamentum teres uteri, flatulen (pembentukan gas berlebihan dalam

lambung), distensi dank ram usus serta kontraksi uterus. 3


26

7) System musculoskeletal

Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat badan ibu

hamil menyebabkan postur dan cara berjalan berubah secara menyolok.

Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan

(lordosis), penurunan tonus otot perut, dan peningkatan beban berat

badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura

spinalis. 3

b. Perubahan psikologis kehamilan trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada

sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan

ibu akan bayinya. Kadang – kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan

lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya

akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali

merasa khawatir atau takut kalau–kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak

normal. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya

fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat

kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa

dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan

berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama

hamil. Pada trimester inilah ibu sangat memerlukan keterangan dan dukungan

dari suami, keluarga dan bidan. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif

untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Periode ini juga disebut periode
27

menunggu dan waspada sebab merasa tidak sabar menunggu kelahiran

bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang

mengingatkan ibu pada bayi yang akan dilahirkan nanti. Disamping hal

tersebut ibu sering mempunyai perasaan :

1) Kadang – kadang merasa kuatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu –

waktu

2) Meningkatnya kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala persalinan

3) Khawatir bayinya lahir dalam keadaan tidak normal

4) Takut akan rasa sakit yang timbul pada saat persalinan

5) Rasa tidak nyaman

6) Kehilangan perhatian khusus yang diterima selama kehamilan sehingga

memerlukan dukungan baik dari suami, keluarga maupun tenaga

kesehatan

7) Persiapan aktif untuk bayi dan menjadi orang tua. 3

c. Tanda- Tanda Kehamilan Trimester III

1. Berlangsungnya dari minggu ke – 28 hingga minggu ke – 40

2. Denyut jantung janin dapat didengar menggunakan stetiskop, lenec, alat

kardiotokografi, alat Doppler, dan dapat dilihat dengan ultrasonografi.

3. Ibu akan merasakan kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi yang akan

membantu menguatkan otot-otot uterus dalam persiapan menghadapi

persalinan.
28

4. Terjadi perubahan hormon yang menyebabkan sendi antar tulang panggul

mengendur untuk memghadapi proses persalinan, hal ini t imbulnya rasa

sakit punggung dan panggul.

5. Terjadi perubahan system pernapasan karena pembesaran uterus yang

mendorong diafragma sehingga membuat napas menjadi lebih pendek

6. Heartburn yang disebabkan oleh hormone progesteron melemahkan

sehingga membuat asam lambung naik dan memperlambat kontraksi usus

7. Terjadi perubahan esktremitas (kaki) yang disebabkan oleh tekanan

pembuluh darah oleh pembesaran Rahim sehingga memperlambat

sirkulasi darah yang menyebabkan penumpukan cairan.

8. Sering BAK karena posisi janin yang sudah menekan panggul, sehingga

volume kandung kemih akan lebih sedikit dari sebelumnya.

2.1.3 Kebutuhan Fisik dan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

1.Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

1) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang paling utama pada manusia, tanpa

terkecuali bagi ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan dapat terjadi saat

hamil yang akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu

dimana hal tersebut dapat berpengaruh terhadap bayi yang berada didalam

kandungan. Apabila terjadi gangguan pernafasan seperti asma maka

diharapkan ibu segera berkonsultasi dengan dokter.14

2) Nutrisi
29

Pada ibu hamil gizi yang harus ditingkatkan kurang lebih mencapai

300 kalori perhari, pada kondisi hamil seharusnya ibu hamil mengkonsumsi

makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup cairan.14

a) Kalori

Sumber utama dari kalori adalah hidrat arang dan lemak. Makanan yang

mengandung hidrat arang adalah golongan padi-padian (beras dan

jagung), golongan umbi-umbian (ubi dan singkong) dan sagu.14

b) Protein

Protein merupakan zat utama untuk membangun jaringan tubuh. Apabila

ibu hamil kekurangan protein maka akan mengakibatkan bayi lahir lebih

kecil dari normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu.

Selain itu juga ada protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur

dan kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan

seperti kedelai, kacang tanah, kacang tolo dan tahu tempe).14

c) Mineral

Semua mineral dapat terpenuhi dengan cara mengkonsumsi buah-buahan,

sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa terpenuhi dengan

makanan sehari-hari. Untuk dapat memenuhi kebutuhan mineral

dibutuhkan suplemen besi 30mg sebagai ferosus, ferofumarat atau

feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembar atau pada wanita yang

sedikit anemia dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya

terpenuhi dengan minum susu.14

d) Vitamin
30

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi ketika ibu mengkonsumsi buah dan

sayur, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat

terbukti dapat mencegah kecacatan terhadap bayi.14

3) Kebutuhan Personal Hygiene

Kebersihan harus dijaga pada saat kehamilan. Seperti mandi dianjurkan

dua kali dalam sehari, dikarenakan ibu hamil biasanya memproduksi keringat

lebih dari biasanya, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak,

bawah buah dada dan daerah genetalia). Selain itu kebersihan gigi dan mulut

juga perlu dijaga, karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama

pada ibu hamil yang kekurangan kalsium.14

4) Kebutuhan Eliminasi

Keluhan yang sering terjadi pada ibu hamil biasanya adalah konstipasi

atau sering buang air kecil. Hal tersebut dapat dicegah dengan cara

mengkonsumsi makanan yang banyak serat dan banyak mengkonsumsi air

putih.14

5) Kebutuhan Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir

kehamilan, meskipub beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi

berhubungan seks selama 14 hari menjelang persalinan. Koitus tidak

diperkenankan apabila terdapat perdarahan pervaginam, riwayat abortus

berulang, abortus/partus prematurus imminens, ketupan pecah sebelum

waktunya.14

6) Kebutuhan Mobilisasi
31

Selama hamil, ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik

selama hal tersebut tidak dapat membuat ibu terlalu kelelahan. Ibu hamil dapat

dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah dengan menghindari gerakan

menyentak, sehingga mengurangi ketegangan pada tubuhdan menghindari

kelelahan. 14

7) Istirahat

Wanita hamil dianjurkan untuk istirahat yang teratur agar dapat

meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani, dimana tujuannya adalah untuk

kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin. Tidur pada malam hari

kurang lebih 8 jam dan istirahat pada siang hari kurang lebih 1 jam.14

8) Persiapan Persalinan

a) Membuat rencana persalinan.

b) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi

kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada.

c) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan.

d) Membuat rencanaa atau pola menabung.

e) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.14

9) Memantau Kesejahteraan Janin

Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam, dan

pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan janin yang

dirasakan oleh ibu hamil.14

2.1.4 Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil Trimester III

1) Perdarahan Pervaginam
32

Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah jarang yang normal.

Perdarahan ringan mungkin pertanda dari serviks yang rapuh, mungkin normal

atau disebabkan oleh infeksi. Pada akhir kehamilan perdarahan bisa disebabkan

karena solusio plasenta dan plasenta previa.13

2) Sakit Kepala Yang Hebat, Menetap dan Tidak Hilang

Sakit kepala disebabkan oleh pengaruh hormone dan keletihan. Sakit

kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang

hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat adalah salah satu gejala

preeklampsi. Preeklampsi biasanya juga disertai dengan penglihatan tiba-tiba

hilang atau kabur, bengkak atau oedema pada kaki dan muka serta nyeri pada

epigastrum.13

3) Nyeri Abdomen yang Hebat

Nyeri perut yang hebat, menetap, dan tidak hilang diakhir kehamilan

setelah beristirahat bisa berarti penyakit radang panggul, persalinan preterm,

robekan plasenta dari dinding rahim dan infeksi kandung kemih.13

4) Bayi yang Kurang Bergerak Seperti Biasa

Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Biasanya

diukur dalam waktu selam 12 jam yaitu sebanyak 10 kali.13

5) Ketuban Pecah Dini

Dapat diindentifikasi dengan keluarnya cairan mendadak disertai

baunya yang khas. Adanya kemungkinan infeksi dalam rahim dan persalinan

prematuritas yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan

bayi.13
33

6) Demam

Demam tinggi, terutama yang diikuti dengan tubuh menggigil, rasa

sakit seluruh tubuh, sangat pusing biasanya disebabkan oleh malaria. Akibat

gangguan tersebut dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas,

dismatruritas, kematian neonatus tinggi, kala II memanjang dan retensio

plasenta.13

7) Anemia

Pengaruh anemia pada kehamilan dapat terjadi abortus, partus

premature, IUGR, infeksi, hipremesis gravidarum dan lainnya. Anemia ringan

:9-1gr%, anemia sedang : 7-8gr% dan anemia berat : < 7gr%.13

8) Kejang

Kejang merupakan salah satu gejala lanjut dari preeclampsia. Segera

membawa ibu ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kondisinya.13

2.1.5 Asuhan Antenatal Care (ANC)

1. Pengertian

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan

tenaga kesehatan selama ibu hamil. Spereti dengan melakukan pemantauan

kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan janin, serta mepersiapkan proses persalinan dan kelahiran

supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo & Putrono,

2016).15

2. Tujuan ANC
34

Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan R1 adalah :

1) Tujuan Umum

Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil untuk memperoleh

pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani

kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi

yang sehat.15

2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang

terpadu, kompherensif, serta berkualitas, memberikan konseling kesehatan

dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI. 15

3 Kunjungan ANC

Pelayanan Antenatal Care (ANC) yang berkualitas sesuai standar

kebijakan program anjuran WHO, yaitu sekurang-kurangnya 4 kali selama masa

kehamilan. 1 kali kunjungan pada Trimester I, 1 kali kunjungan pada kehamilan

Trimester II, dan 2 kali kunjungan pada kehamilan Trimester III.16

Kunjungan Waktu Informasi Penting


TM I Sebelum minggu ke-14 1. Membangun hubungan saling
percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil.
2. Mendeteksi masalah dan
menanganinya.
3. Melakukan tindakan pencegahan
seperti tetanus neonatoru, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan
praktik tradisional yang merugikan.
4. Memulai persiapan kelahiran bayi
dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
35

5. Mendorong perilaku yang sehat


(gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat dan sebagainya)
TM II Sebelum minggu ke-28 1. Membangun hubungan saling
percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil.
2. Mendeteksi masalah dan
menanganinya.
3. Melakukan tindakan pencegahan
seperti tetanus neonatoru, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan
praktik tradisional yang merugikan.
4. Memulai persiapan kelahiran bayi
dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
5. Mendorong perilaku yang sehat
(gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat dan sebagainya)
6. Kewaspadaan khusus mengenai
preeklamsi (tanya ibu tentang gejala-
gejala preeklamsi, pantau tekanan
darah, evaluasi oedema, periksa
untuk mengetahui proteinuria)
TM III Antara minggu 28-36 1. Membangun hubungan saling
percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil.
2. Mendeteksi masalah dan
menanganinya.
3. Melakukan tindakan pencegahan
seperti tetanus neonatoru, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan
praktik tradisional yang merugikan.
4. Memulai persiapan kelahiran bayi
dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
5. Mendorong perilaku yang sehat
(gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat dan sebagainya)
6. Kewaspadaan khusus mengenai
preeklamsi (tanya ibu tentang gejala-
gejala preeklamsi, pantau tekanan
darah, evaluasi oedema, periksa
untuk mengetahui proteinuria).
7. Palpasi abdominal untuk mengetahui
apakah ada kehamilan ganda.
36

4. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal Care

1) Penimbangan Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan

Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil secara teratur

mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat dengan antara

penambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir anak.

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung

dari TM I sampai TM III yang berkisar antara 9-13,9 kg dan kenaikan berat

badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 – 0,5 kg tiap minggu.

Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa

Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah hubungan

antara tinggi badan dan berat badan.16

Kategori IMT Rekomendasi


(kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 11,5 – 16
26
Tinggi 26 – 7 – 11,5
29
Obesitas >29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
Rumus : IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan(cm))2

2. Pengukuran Tekanan Darah


37

Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan

tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya gejala

preeklampsi.16

3. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi didni

terhadap berat badan janin, terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau

hidramnion, dimana ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian

maternal.1

Akhir Bulan Besar Uterus Tnggi Fundus Uteri


1 Bulan Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)
2 Bulan Telur bebek Di belakang simfisis
3 Bulan Telur angsa 1-2 jari di atas simfisis
4 Bulan Kepala bayi Pertengahan simfisis – pusat
5 Bulan Kepala dewasa 2 – 3 jari dibawah pusat
6 Bulan Kepala dewasa Kira-kira setinggi pusat
7 Bulan Kepala dewasa 2 – 3 jari di atas pusat
8 Bulan Kepala dewasa Pertegahan pusat – prosesus xifodeus
9 Bulan Kepala dewasa 3 jari dibawah prosesus xifodeus atau
sampau setinggi prosesus xifodeus
10 Bulan Kepala dewasa Sama dengan kehamilan 8 bulan naum
melebar kesamping
4. Pemberian Tablet Fe

Memberikan tablet Fe 90 tablet selama 3 bulan, yaitu bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas,

karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan

pertumbuhan janin.16

5. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)


38

Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil

sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat

menghindari terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin

dan nifas.16

Status Jenis Suntikan Interval Waktu Lama Presentase


TT perlindungan Perlindunga
n
T0 Belum pernah
mendapatkan
suntikan TT
T1 TT1 Pada kunjungan ANC 0%
pertama
T2 TT2 4 minggu dari TT1 3 tahun 80%
T3 TT3 6 bulan dari TT2 5 tahun 95%
T4 TT4 Minimal 1 tahun dari TT3 10 tahun 99%
T5 TT5 3 tahun dari TT4 25 tahun/ 99%
seumur hidup

6. Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama

kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah

salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.16

7. Pemeriksaan Protein Urine

Upaya untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil.

Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.16


39

8. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL (Veneral Deseace

Reasearch Laboratory)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mnegtahui adanya

treponamapallidum/ penyakit seksual lain syphilish.16

9. Pemeriksaan Urine Reduksi

Dilakukan hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit gula atau

riwayat gula pada keluarga ibu dan suami.16

10. Perawatan Payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan

payudara yang ditunjukkan kepada ibu hamil. Biasanya perawatan

payudara dilakukan 2 kali dalam sehari sebelum mandi dan mulai pada

kehamilan 6 bulan. Manfaatnya adalah :

a) Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu.

b) Mengencangkan serta meperbaiki bentuk putting susu (pada ibu hamil

dengan putting susu yang terbenam)

c) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lancer

d) Mempersiapkan ibu dalam laktasi.16

11.Senam Ibu Hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam proses persalinan dan dapat

mempercepat pemulihan setelah melahirkan, selian itu juga dapat

mencegah terjadinya sembelit pada ibu.16


40

12.Temu Wicara

Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk

menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik lagi

mengenai dirinya sendiri dan usahanya untuk memahami dan mengatasi

permasalahan yang sedang dihadapinya.16

2.1.6 Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen merupakan satu proses pemecahan masalah dalam

melaksanakan asuhan, termasuk asuhan kehamilan yang mencerminkan satu

metode pengaturan atau pengorganisasian antara pikiran dan tindakan dalam

urutan yang logis dan menguntungkan, baik bagi ibu hamil yang diberi asuhan

maupun bidan yang member asuhan. Proses manajemen kebidanan menurut

varney terdiri atas 7 langkah yang harus dilaksanakan secara berurutan, dan secara

periodeik perlu dikaji ulang sesuai dengan kondisi ibu hamil yang diberi asuhan.

Menejemen Asuhan Kebidanan mengacu pada management 7 langkah varney

meliputi:

1) Langkah I : Pengumpulan Data Subjektif dan Objektif

Pada langkah pertama ini dilakukan pengumpulan data dasar untuk

mengumpulkan semua data yang diperlukan guna mengevaluasi keadaan

klien secara lengkap. Data terdiri atas data subjektif dan data objektif. Data

subjektif dapat diperoleh melalui anamnesa langsung, maupun meninjau

catatan dokumentasi asuhan sebelumnya, dan data objektif didapatkan dari

pemeriksaan langsung pada pasien.17


41

2) Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap

diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang

benar atas data yang dikumpulkan. Data dasar yang telah diperoleh

kemudian diinterpretasikan sehingga ditemukan diagnosis yang spesifik dan

atau masalah yang disertai. Rumusan diagnosis dan masalah keduanya

digunakan karena masalah tidak dapat didefenisikan seperti diagnosis, tetapi

hanya membutuhkan penanganan. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan

dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang

menyertai. Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum

terindentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan.17

3) Langkah III : Mengindentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengindentifikasi masalah atau diagnose potensial

lain, berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan. Sambil mengamati pasien bidan diharapkan dapat bersiap-siap

bila terdapat diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi.17

4) Langkah IV : mengindentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial yang

Memerlukan Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan.

Pada langkah ini, bidan mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh

bidan untuk dikonsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Dalam kondisi tertentu seorang
42

wanita mungkin akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter

atau tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan harus mengevaluasi kondisi

setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang

paling tepat dalam melakukan manajemen asuhan kebidanan.17

5) Langkah V : Mrencanakan Asuhan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap diagnose atau masalah yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi, dan pada langkah ini data dasar yang tidak lengkap dapat

dilengkapi. Rencana asuhan yang tidak menyeluruh tidak hanya meliputi

apa yang suah terindentifikasi dan kondisi klien atau setiap masalah yang

berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita

tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah

dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada

masalah-masalah yang berkaitan dengan social-ekonomi kultural atau

masalah psikologis.17

6) Langkah VI : Melaksanakan Asuhan

Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima. Pada langkah ini dilaksanakan secara efisien

dan aman. Perencanaan ini dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan

oleh bidan dan sebagiam oleh klie, atau anggota kesehatan yang lain.17

7) Langkah VII : Evaluasi


43

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah yang benar-

benar telah dipenuhi dan dijalani dengan benar. Rencana tersebut dianggap

efektif jika memang sesuai dengan masalah dan diagnosis klien.17

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil.

1. Pengkajian Data Subyektif

1) Data Subyektif

Data subjektif dapat diperoleh melalui anamnesa langsung, maupun

meninjau catatan dokumentasi yang sudah ada sebelumnya.

1. Identitas ibu dan suami :

(1) Nama

Untuk mengetahui agar tidak terjadi kesalahan seperti tertukarnya

data dengan pasien yang lain.

(2) Umur

Untuk mengetahui apakah usia dalam masa produktif 20-3- tahun

atau tidak produktif lagi, serta untuk mengetahui apakah ibu

memiliki resiko tinggi dalam kehamilannya.

(3) Agama

Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut supaya dalam

memberikan asuhan tidak bertentangan dengan kepercayaan yang

dianut ibu dan keluarga.

(4) Pendidikan
44

Untuk mengetahui tingkat pendidikan, sehingga memberikan

kemudahan dalam penyampaian asuhan yang akan diberikan.

(5) Pekerjaan

Untuk mengetahui taraf social ekonomi pada pasien, pendapatan dan

pekerjaan umum termasuk pekerjaan yang memberatkan dan dapat

menyebabkan gangguan pada ibu hamil serta tidak.

(6) Suku atau Ras

Untuk mengetahui adat dan budaya setempat, karena setiap daerah

mempunyai kebiasaan yang berbeda sehingga bidan dapat memberi

asuhan sesuai dengan kebiasaan daerahnya.

(7) Alamat

Untuk mengetahui dimana pasien tinggal dan untuk data pada setiap

didaerah.

(8) No. Handphone

Ditanyakan bila ada, tujuannya hanya untuk mempermudah saat

berkomunikasi.

2. Alasan Kunjungan

Alasan utama mengapa pasien datang kepelayanan kesehatan, seperti ada

keluhan atau tidak atau hanya sekedar ingin memeriksakan kehamilannya saja.

3. Keluhan utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong

pasien/klien datang kepada bidan. Keluhan umum yang terjadi pada trimester
45

III adlah sering BAK, sesak nafas, kaki keram, kaki bengkak, sulit tidur, stretch

mark, merasa gerah, nyeri panggul, kontraksi palsu varises dan konstipasi.

4. Riwayat Obstetri

Riwayat obstetric dikaji untuk mengetahui kesehatan reproduksi yang dialami

oleh pasien diantaranya :

(1) Riwayat Menstruasi

a) Menarche : Menanyakan kapan usia pertama kali mengalami menstruasi.

Umumnya terjadi sekitar usia 12 tahun sampai 16 tahun.

b) Siklus : untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan

menstruasi berikutnya. Normalnya 23 hari smpai 32 hari.

c) Volume : untuk mengetahui seberapa banyak darah menstruasi yang

dikeluarkan.

d) Lama : untuk mengetahui berapa lama menstruasi pada klien, biasanya

wanita mengalami menstruasi selama 7 hari.

e) Keluhan : untuk mengetahui apakah pasien memiliki keluhan selama

menstruasi. Biasanya keluhan seperti nyeri hebat dan sakit kepala.

(2) Status Pernikahan

Yang dikaji dalam data ini adalah, usia berapa pasangan menikah, status

pernikahan sah atau tidak, karena ada kaitan kemungkinan ibu melahirkan

tanpa status yang jelas akan mengakibatkan psikologis ibu yang dapat

mempengaruhi proses kehamilan dan dengan hal tersebut juga dapat

menjadikan gambaran suasana rumah tangga pasangan.

(3) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Lalu


46

Ditanyakan dengan tujuan, untuk mendapatkan gambaran tentang riwayat

sebelumnya. Selain itu untuk dapat mendeteksi kemungkinan jika ada

terjadi komplikasi. Selain itu juga untuk mengetahui jarak kehamilan yang

lalu, ada atau tidak komplikasi saat kehamilan sebelumnya. Pada riwayat

persalinan menanyakan ibu melahirkan dengan proses apa, ada atau tidak

penyulit selama masa persalinan. Pada masa nifas untuk mngetahui apakah

ada kelainan atau komplikasi selama nifas.

(4) Riwayat Kontrasepsi

Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan

kontrasepsi, lamanya penggunaan, alasan pemakaian dan pemberhentian

menggunakan kontrsepsi, serta keluhan saat pemakaian.

(5) Riwayat Kehamilan Sekarang

Mencakup waktu mendapat haid terakhir, siklus haid, perdarahan

pervaginam, mual/muntah, masalah kelainan pada kehamilan yang

sekarang, pemakaian/mengkonsumsi obat-obatan/ jamu. Anamnesa haid

serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau

perkembangan kehamilan dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan

segera adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani

dengan segera.

5. Riwayat Kesehatan

(1) Riwayat Kesehatan Ibu

Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien. Karena

informasi ini penting untuk melihat adanya kemungkinan dapat terjadi


47

masalah pada kehamilan ibu, oleh karena itu dengan menanyakan hal ini

dapat mencegah dan menanggulanginya.

(2) Riwayat Kesehatan Keluarga

Data ini diperlukan untuk melihat adanya kemungkinan pengaruh penyakit

keluarga terhadap kesehatan ibu dan janinya. Penyakit keluarga yang perlu

ditanyakn adalah apakah keluarga pernah/sedang menderita penyakit :

kanker, jantung, hipertensi, diabetes, ginjal, gangguan jiwa, kelainan

dibwa lahir, kehamilan kembar atau lebih, TBC, epilepsy, penyakit darah,

alergi dan penyakit yang dapat menyebabkan kematian bagi bapak atau ibu

yang telah meninggal.

6. Pola Kegiatan Sehari-Hari

(1)Nutrisi : untuk melihat gambaran tentang pola makan dan minum pasien.

Meliputi frekuensi, jumlah, jenis makanan dan minuman, pantangan serta

keluhan.

(2)Eliminasi : untuk melihat bagaimana gambaran pola fungsi ekresi yaitu

kebiasaan ibu BAB dan BAK. Meliputi frekuensi, jumlah konsitensi,

warna dan keluhan.

(3)Personal Hygiene : untuk melihat sejauh mana ibu dalam memperhatikan

kondisi kebersihannya. Yang ditanyakan adalah berapa kali ibu mandi,

gosok gigi, keramas dalam seminngu, berapa kali ibu mengganti pakaian

dalam dan luar.

(4)Istirahat : untuk melihat bagaimana pola istirahat ibu dalam sehari-hari.


48

(5) Pola Seksual : seorang bidan harus menanyakan kepada pasien karena

pada beberapa kasus yang dalam aktivitas seksual cukup menganngu

pasien. Bidan harus menanyakan melalui beberapa pertanyaan yaitu,

berapa kali melakukan hubungan seksual dalam seminggu dan apakah saat

melakukan hubungan seksual ibu mengalami keluhan seperti , nyeri pada

saat berhubunga, adanya ketidakpuasaan dengan suami, kurangnya

keinginan dalam melakukan hubungan seksual atau lain sebagainya.

7. Riwayat Bio, Psiko, Sosial dan Kultural

Data ini ditanyakan dengan tujuan mengetahui kehidupan disekitar ibu maupun

keluarga serta masyarakat. Pertanyaan meliputi apakah ibu mendapatkan

dukungan selama hamil, siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga,

bagaimana hubungan ibu dengan suami, keluarga dan masyarakat selama

hamil, bagaimana spiritual ibu, apakah suami merokok, atau apakah ada

kebiasaan/larangan adat yang dapat merugikan ibu selama hamil.

2) Data Obyektif

Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap

kehamilan untuk diupayakan pencegahan dan penanggulangannya. Adapun data

obyektif meliputi:

a) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu meliputi tingkat kesadaran. Pasien

dengan kehamilan normal memiliki kesadaran penuh

(2) Berat badan dan tinggi badan


49

Tujuan pengukuran berat dan tinggi badan adalah untuk memeastikan kesan

umum terhadap tubuh pasien/klien, terutama mengenai derajat kegemukannya.

Pasien/klien yang gemuk atau kurus memberikan kemungkinan lebih mudah

mengidap penyakit. Barat badan dicatat dalam ukuran kilogram, dan tinggi

badan dalam ukuran sentimeter (cm). Penambahan berat badan pada ibu hamil

6,5 kg sampai 16 kg.

(3) Lila (Lingkar Lengan Atas)

Normal pada ibu hamil 23,5

(4) Tanda-Tanda Vital

Pengukuran temperature, tekanan darah dan denyut nadi dilakukan sebab

perbedaan suhu, tekanan (tensi) darah dan denyut nadi dari normal akan

menunjukkan adanya gangguan kesehatan dalam tubuh pasien. Tekanan darah

normal 120/80 mmHg, suhu normal 36-37,50C, nadi normal adalah 60-80x

permenit, dan pernapasan normal 16-24x per menit.

b) Pemeriksaan Khusus

(1) Kepala : Bentuk, terdapat oedema/tidak, bersih.tidak.

(2) Wajah : Pada kehamilan normal wajah ibu tidak pucat, tidak oedema dan

terkadang ada chloasma gravidarum.

(3) Mata : Mata simetris atau tidak, pda kehamilan normal sclera putih bersih

tidak ikterik, konjungtiva merah muda.

(4) Telinga : Simetris atau tidak, adakah secret atau tidak.

(5) Hidung: Simetris atau tidak, adakah secret atau tidak.

(6) Mulut : Pucat atau tidak.


50

(7) Leher : Pada kehamilan norma tidak terdapat pembengkakan pada kelenjer

tiroid dan paratiroid

(8) Payudara : Normal payudara simetris, putting menonjol, aerola

berpigmentasi, colostrums (+), tidak terdapat massa, retraksi dan dimpling.

(9) Abdomen : Pemeriksaan abdomen pada kehamilan normal memanjang

sesuai usia kehamilan, terdapat strie atau tidak, ada luka bekas operasi/tidak.

Palpasi abdomen dengan pemeriksaan Leopold ditemukan:

Leopold I:

Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian

janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).

Leopold II :

Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada

kedua sisi perut ibu.

Leopold III :

Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang

terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah

menyentuh pintu atas panggul.

Leopold IV :

Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian

bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah

memasuki pintu atas panggul.

(10) Ekstremitas : Pada kehamilan normal ekstremitas atas tidak oedaema, dan

bawah tidak oedema dan tidak varises.


51

(11) Melakukan Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan penunjang untuk ibu

hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi)

dan pemeriksaan ultrasonografi.

2. Interprestasi Data Dasar

1) Diagnosa : Ibu hamil GPAH, usia kehamilan, anak hidup, tunggal,

intrauterine, puka / puki, letkep, belum masuk PAP / sudah masuk PAP, keadaan

umum ibu baik / tidak dan keadaan jalan lahir baik / tidak.

2) Masalah : sering BAK, sakit pinggang, sembelit, susah tidur, mudah lelah,

oedema.

3) Kebutuhan : kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya, misalnya

informasi, nutisi, eliminasi, personal hygiene, istirahat, mobilisasi, persiapan

persalinan, tanda-tanda bahaya kehamilan dan kunjungan ulang.

3. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan ragkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi misalnya :

Anemia, perdarahan, hipertensi, pre eklamsia, eklamsia

4. Tindakan Segera, Kolaborasi, dan Rujukan

Pada kehamilan normal tidak ada tindakan segera, kolaborasi, dan dirujukan.

5. Perencanaan Asuhan

1) Berikan penkes tentang nutrisi dan cairan

2) Berikan penkes tentang kebutuhan eliminasi

3) Berikan penkes tentang personal hygiene

4) Berikan penkes tentang moblisasi


52

5) Berikan penkes tentang istirahat

6) Berikan penkes tentang persiapan persalinan

7) Berikan penkes tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III

8) Beritahu ibu tentang kunjungan ulang

6. Pelaksanaan Asuhan

1) Memberikan penkes kepada ibu tentang nutrisi dan cairan

2) Memberikan penkes kepada ibu tentang kebutuhan eliminasi

3) Memberikan penkes kepada ibu tentang personal hygiene

4) Memberikan penkes kepada ibu tentang mobilisasi

5) Memberikan penkes kepada ibu tentang istirahat

6) Memberikan penkes kepada ibu tentang persiapan persalinan

7) Memberikan penkes kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

trimester III

8) Memberitahu ibu tentang kunjungan ulang

7. Evaluasi

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu sudah mampu sebagian dari

penkes yang telah disebutkan dan dapat mengulanginya, ibu sudah mengetahui

kapan untuk melakukan pemeriksaan.17

2.2 Persalinan

2.2.1Konsep Dasar Persalinan

1 Pengertian Persalinan
53

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran

hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati,

yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan

pelahiran plasenta.1

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir dengan

bantuan atau tanpa bantuan.12

2 Fisiologi Persalinan

Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas, namun

ada banyak faktor yang memegang peran penting sehingga

menyebabkanpersalinan.

1. Penyebab Mulainya Persalinan

Beberapa teori yang berkaitan dengan mulainya kekuatan his.

Hormone-hormon yang dominan pada saat kehamilan yaitu :

a) Estrogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensivitas otot rahim dan

memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti : rangsangan

okstosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

b) Progesteron

Berfungsi menurunan sensivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan

rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin,


54

rangsangan mekanisme , dan menyebabkan otot rahim dan otot polos

relaksasi..

Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang memungkinkan

terjadinya proses persalinan:

(1) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Setelah melewati batas tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut

terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat mulai. Keadaan uterus

yang terus membesar dan menjadi tegang .

(2) Teori penurunan progesterone. Proses penuaan plasenta terjadi mulai

umur kehamilan 28 minggu,dimana terjadi penimbunan jaringan ikat ,

pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Villi coriales

mengalami perubahan-perubahan dan produksi progesterone

mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap

oksitosin.akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai

tingkat penurunan progesterone tertentu.

(3) Teori oksitosin internal. Oksitosin dikeluarkan oleh kalenjer hipofise

posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat

mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi

Braxton hicks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya

kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas,sehingga

persalinan dimulai.

(4) Teori prostaglandin. Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur

kehamilan 15 minggu. Yang di keluarkan oleh desidua.pemberian


55

prosatgalandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otor

rahim sehingga terjadi persalinan.prostaglandin dianggap dapat

memicu terjadinya persalinan.9,13

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

a) Power (tenaga/kekuatan)

1) His (kontraksi uterus)

Merupakan kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim

bekerja dengan baik dan sempurna. Kontraksi ini akhirnya akan

menghasilkan penipisan dan dilatasi servik serta mendorong janin dan

kantung amnion ke arah segmen bawah rahim dan serviks. Sifat his yang

baik adalah kontraksi simetris, fundus dominial, terkordinasi dan

relaksasi.14

2) Kekuatan mengedan

Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah atau dipecahkan,

serta sebagian presentasi sudah berada di dasar panggul, sifat

kontraksinya berubah, yakni bersifat mendorong keluar dibantu dengan

keinginan ibu untuk mengedan. Keinginan mengedan ini di sebabkan

karena, kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian

tekanan intra abdominial dan tekanan ini menekan uterus pada semua sisi

dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar, tenaga ini serupa

dengan tenaga mengedan sewaktu buang air besar (BAB) tapi jauh lebih

kuat.
56

Saat kepala sampai kedasar panggul timbul reflex yang

mengakibatkan ibu menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot perut

dan menekan diafragmanya kebawah, tenaga mengejan ini hanya dapat

berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu ada

his dan tanpa tenaga mengedan bayi tidak akan lahir.14

b) Passage (jalan lahir)

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga

panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta

dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus

normal.12

Passage terdiri dari :

(1) Bagian keras tulang-tulang panggul

(2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.

c) Passenger (janin, plasenta,air ketuban)

Mengacu kepada janin dan kemampuan janin bergerak turun melewati

jalan lahir dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni :

(1) Kranium janin ( Tulang tengkorak)

Ukuran-ukuran tulang tengkorak janin untuk dapat melewati jalan lahir.

(2) Sikap ( habitus )

Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin, biasanya terhadap tulang

punggungnya. Umumnya janin dalam sikap fleksi.

(3) Letak
57

Bagaimana posisi janin terhadap sumbu ibu. Contohnya pada letak lintang,

sumbu janin tegk lurus dengan sumbu ibu.

(4) Presentasi janin

Untuk menentukan bagian janin yang terdapat di bagian bawah rahim.

(5) Bagian terbawah

(6) Posisi janin

Indikator untuk menyatakan arah bagian terbawah janin. Contoh sebelah

kanan, kiri, depan, atau belakang terhadap sumbu ibu.

d) Psikis (Psikologi)

Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia

tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan

kepadanya danperasaan positif berupa kelegaan hati yaitu munculnya rasa

bangga bisa melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah

mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai

suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata.

e) Pysician (Penolong)

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah bidan

mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan

janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam

menghadapi proses persalinan.

5 Mekanisme Persalinan

1. Engagment
58

Terjadi ketika diameter terbesar dari presntasebagian janin (biasanya kepal) telah

memasuki rongga panggul. Engagement terjadi ketika bagian terendah janin telah

memasuki station nol atau lebih rendah.18

2. Descent

Akan terjadi apabila bagian terbawah janin telah melewati panggul. Descent atau

penurunanterjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan

langsung kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi diafragma serta otot-otot

abdomen ibu pada saat persalinan.18

3. Fleksi

Ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir yaitu diameter

suboccipitobregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11,5

cm). fleksi dapat terjadi karena disebakan jaringan didorong maju dan kemudian

mendapat tahanan dari pinggirpintu atas panggul, serviks, dnding panggul atas dan

dasar panggul.

4. Putaran Paksi Dalam

Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina ischiadika. Setiap kali terjadi

kontraksi, kepala janin diarahkan kebawah lengkung pubis dan kepala berputar saat

mencapai otot panggul.18

5. Ekstensi

Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi kearah anterior oleh

perineum. Awalnya oskiput melewati permukaan bawah simfisis pubis, kemudian

kepala keluar mengikuti sumbu jalan lahir akibat ekstensi.18

6. Putaran Paksi Luar


59

Setelah kepal lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah punggung anak untuk

menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.

7. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah simpisis dan menjadi

hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusl dan

selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

6 Tahapan Persalinan

1. Kala I (Pembukaan)

Kala I persalinan dimulai dengan sejak terjadinya kontraksi uterus atau yang

dikenal dengan “his” yang teratur dan meningkat baik dari frekuensi maupun

kekuatannya, hingga serviks akan berdilatasi hingga 10 cm atau pembukaan lengkap.

Dari pembukaan 4 cm sampai pembukaan lengkap atau 10 cmn, akan terjadi kecepatan

rata-rata 1 cm per jam (multipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm

(multipara).22

Pada umumnya proses kala I terbagi menjadi dua fase, yaitu : 1) fase laten selama

8 jam dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, 2) fase aktif selama 7 jam dari

pembukaan serviks 3 cm sampai dengan pembukaan lengkap.

Pada fase ini dibagi lagi menjadi 3 fase yaitu :

a. Fase akselerasi (2 jam), dari pembukaan 3 cm sampai dengan 4 cm.

b. Fase dilatasi maksimal (2 jam ), dari pembukaan 4 cm sampai pembukaan 9

cm.
60

c. Fase deselerasi (2 jam), dari pembukaan 9 cm sampai dengan pembukaan 10

cm.22

2. Kala II (Pengeluaran Bayi)

Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap atau 10 cm dan

berakhir dengan kelahiran bayi.22

Tanda – tanda kala II yaitu:

a. Ibu merasakan adanya rasa ingin meneran seiringan dengan adanya kontraksi.

b. Ibu merasakan adanya tekanan pada rectum.

c. Perineum menonjol.

d. Vulva vagina membuka.

e. Meningkatnya pengeluaran lender bercampur dengan darah.22

3. Kala III (Pelepasan Plasenta)

Kala III persalinan disebut juga dengan kala pengeluaran plasenta. Kala III

dimulai setelah kelarnya bayi dan berakhir dengan pengeluaran plasenta. Setelah

pengeluaran plasenta, uterus akan mengalami kontraksi sekitar 5 – 10 menit. Dengan

lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta pada lapisan nitabuch, karena sifat

retraksi otot rahim.22

Tanda – tanda pengeluaran plasenta, yaitu :

a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri.

b. Uterus terdorong ke atas, karena plasenta terlepas ke segmen bawah rahim.

c. Tali pusat bertambah panjang.

d. Terjadinya semburan darah secara tiba – tiba.

4. Kala IV (Pemantauan)
61

Kala IV dimulai dari setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu.

Pemantauan kala IV, yaitu :

a. Kontraksi uterus.

b. Perdarahan pervaginam

c. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap.

d. Kandung kemih

e. Luka di perineum.

f. Resume keadaan ibu dan bayi.22

2.2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan17

Kala I

1. Pengkajian Data

a. Data Subyektif

Adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan

kejadian

1) Keluhan Utama

Untuk menegakkan diagnosa berdasarkan tanda dan gejalayang ada. Serta untuk

mengetahui alasan klien datang. Keluhan yang umum pada ibu bersalin seperti

sakit pinggang menjalar ke ari-ari, keluar lendir bercampur darah, keluarnya

cairan ketuban.

2) Menanyakan Kontraksi

Bidan harus menanyakan riwayat kontraksi yang meliputi sejak kapan

kontraksi dimulai, berapa kali dalam 10 menit, berapa durasi saat kontraksi
62

dalam satuan detik, jarak sakit sebelumnya dengan sakit terakhir, apakah

sakitnya masih bisa ditahan atau tidak.

3) Menanyakan Pengeluaran Cairan Pervaginam

Bidan harus menanyakan apakah ada pengeluaran cairan pervaginam seperti

lendir bercampur darah, air ketuban (sejak jam berapa, warna, bau cairan,

jumlah cairan yang keluar).

4) Menanyakan Pergerakan Janin

Bidan harus menanyakan pergerakan janin terakhir apakah pergerakan janin

aktif atau tidak, yang berguna untuk memantau keadaan janin yang berada di

dalam rahim ibu.

5) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Untuk riwayat obstetri yaitu berupa kenjungan ANC (Antenatal Care), jenis

persalinan, penolong persalinan, tempat bersalin, Berat badan bayi baru lahir,

laktasi, dan komplikasi selama hamil, bersalin dan nifas.

6) Riwayat Kehamilan yang Sekarang

Untuk mengetahui keadaan kehamilan ibu sekarang seperti HPHT(Hari

Pertama Haid Terakhir), TP (Taksiran Persalinan), kunjungan ANC, gerakan

janin, dan masalah yang dihadapi selama kehamilan.

7) Pola Kegiatan Sehari – Hari

Bidan menanyakan apa makanan dan minuman terakhir yang di konsumsi,

kapan ibu terakhir BAK dan BAB, kapan ibu terakhir istirahat atau tidur

terakhir jam berapa.

8) Pernah di Rawat
63

Bidan menanyakan tentang riwayat ibu pernah di rawat di rumah sakit atau

tidak, jika ada apa alasan di rawat di rumah sakit.

b. Data Obyektif

Adalah data yang dapat diobservasi dan di ukur oleh tenaga kesehatan, pengkajian

data obyektif pada ibu bersalin.

1) Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan umum pada Kala I meliputi keadaan umum, kesadaran, dan tanda-

tanda vital.

2) Pemeriksaan Khusus

Pada persalinan kala I ini ada beberapa hal yang harus diperiksa, yaitu :

a) Wajah : Pada kehamilan normal wajah ibu tidak pucat dan oedema,

kadang pada ibu hamil terdapat cloasma gravidarum.

b) Mata : Pada kehamilan normal mata simetris, sclera putih, konjungtiva

merah muda.

c) Mulut : Pada kehamilan normal, bibir lembab dan tidak pucat.

d) Leher : Pada kehamilan normal tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

dan parathyroid.

e) Payudara : Pada kehamilan normal payudara simetris, putting menonjol,

colostrum (+), tidak ada masa, retraksi dan dimpling.

f) Abdomen : Pada saat inspeksi pada ibu dengan kehamilan normal, bentuk

pert sesuai usia gestasi, dan terdapat striae. Pada saat inspeksi juga harus

melihat apakah ada luka operasi atau tidak.

Pada palpasi, pemeriksaan Leopold ditemukan :


64

(1) Leopold I : Untuk mengetahui bagian fundus dan TFU.

(2) Leeopold II : Untuk mengetahui letak punggung, bagian janin.

(3) Leopold III : Untuk mengetahui bagian terbawah abdomen.

(4) Leopold IV : Untuk mengetahui apakah janin sudah masuk PAP.

Kemudian pada bagian Abdomen tentukan TFU dengan cm,dan tentukan

TBBJ. Setelah itu memeriksa kontrasi uterus, perlimaan, lingkaran bandel,

dan denyut jantung janin: untuk menentukan keadaan janin meliputi, punctum

maksimum, frekuensi, dan irama.

g) Genitalia

Menilai apakah vulva terdapat pengeluaran darah, terdapat oedema atau tidak,

terdapat varises atau tidak. Bidan harus melakukan pemeriksaan dalam untuk

menilai penipisan serviks, pembukaan, ketuban, presentasi, posisi, bagian

terkemuka/menumbung dan penurunan kepala.

h) Ekstremitas

Pada kehamilan normal ekstremitas atas tidak oedema, dan ektermitas bawah

juga tidak oedema maupun terdapat varises.

3) Pemeriksaan Dalam

Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menilai

a) Vagina, terutama dindingnya, apakah ada bagian yang mneyempit.

b) Keadaan serta pembukaan serviks.

c) Ada atau tidaknya penghalang pada jalan lahir.

d) Pecahnya ketuban akan teraba bagian yang menumbung dan kalau tidak

pecahnya ketuban akan teraba bagian terkemukan.


65

e) Yang terpenting adalah posisi dan presntasi.

2. Interpretasi Data

Pada interpretasi data yang perlu dikaji adalah :

a. Diagnose : Ibu inpartu kala I fase laten/aktif normal.

b. Masalah : Ibu merasakan kesakitan dan merasa tidak nyaman pada alat

genitalianya.

c. Kebutuhan : Informasi hasil pemeriksaan, informed choice, informed

consent, dukungan emosional, cairan dan nutrisi, eliminasi, personal hygiene,

pencegahan infeksi, pengurangan rasa nyeri, persiapan persalinan, tanda-tanda

bahaya dan pemantauan kala I dengan partograf.

3. Tindakan Segera, Rujukan atau Kolaborasi

Pada kala I normal tidak membutuhkan tindakan segera, kolaborasi dan rujukan.

4. Perencanaan Asuhan

a. Informasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.

b. Minta persetujuan ibu atau keluarga.

c. Ikuti permintaan ibu.

d. Berikan dukungan emosional pada ibu.

e. Penuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu.

f. Fasilitasi kebutuhan eliminasi ibu.

g. Fasilitasi kebutuhan personal hygiene ibu.

h. Penuhi pencegahan infeksi

i. Lakukan persiapan persalinan.

j. Pantau tanda bahaya kala I.


66

k. Lakukan pemantauan dan pencatatan pada partograf.

5. Pelaksanaan Asuhan

a. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.

b. Meminta persetujuan ibu dan keluarga atas tindakan yang akan dilakukan

nanti.

c. Meminta ibu untuk memilih siapa pengambil keputusan dan pendamping

persalinan.

d. Memberikan dukungan emosional pada ibu.

e. Memenuhi kebutuhan makan dan minum ibu.

f. Memfasilitasi ibu untuk BAB dan BAK.

g. Memfasilitasi kebutuhan personal hygiene ibu.

h. Memenuhi kebutuhan pencegahan infeksi pada ibu.

i. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga tentang bagaimana cara pengurangan

rasa nyeri.

j. Melakukan persiapan persalinan.

k. Memantau tanda-tanda bahay.

l. Melakukan pemantauan dan mencatat pemeriksaan pada partograf.

6. Evaluasi

Ibu sudah mengetahui hasil informasi, kebutuhan ibu sudah dipenuhi, ibu merasa

nyaman menghadapi persalinan, pemantauan sudah dilakukan dan hasil sudah

dicatat pada partograf.

Kala II

1. Pengkajian Data
67

a. Data Subyektif

Pada kala II persalinan normal ibu biasanya mengatakan, yaitu :

1) Sakit pada pinggang menjalar ke ari-ari.

2) Keluarnya cairan dari kemaluan. Cairan ini biasanya adalah air ketuban.

3) Rasa ingin BAB dan dorongan untuk mengedan.

b. Data Objektif

Pada kala II persalinan normal dapat mengamati tanda-tanda sebagai, yaitu:

1) Tanda – tanda kala II :

Dorongan kuat untuk meneran, tekanan pada rectum dan anus, perineum

menonjol, vulva dan spingter ani menonjol.

2) Pemeriksaan tanda – tanda vital

Meliputi tekananan darah, nadi, suhu dan pernapasan.

3) Abdomen

Melakukan pemeriksaan his, meliputi : frekuensi, durasi, intensitas dan

interval.

4) Genitalia

Melakukan inspeksi pada genetalia meliputi (Penengeluaran cairan

pervagianam) dan melakukan pemeriksan dalam untuk menentukan berapa

penipisan serviknya, pembukaan, ketuban sudah pecah atau tidak,

presentasi janin, posisi janin, apakah ada bagian yang menumbung atau

tidak, sudah dimana penurunana kepala.

2. Interpretasi Data
68

Pada langkah ini lakukan identifikasi diagnosis atau masalah berdasarkan

interpretasi yang akurat terhadap data-data yang telah dikumpulkan.

a. Diagnose : Ibu inpartu kala II normal.

b. Masalah : Ibu merasa cemas.

c. Kebutuhan : Informasi hasil pemeriksaan, nutrisi dan cairan, personal

hygiene, eliminasi, pengaturan posisi, bimbingan meneran, pimpin persalinan,

penanganan BBL, pencatatan pada partograf.

3. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Mengindentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan

diagnose/masalah yang sudah ada. Seperti : kala II memanjang, retensio plasenta,

distosia bahu, rupture uteri, asfiksia dan perdarahn intra kranial.

4. Tindakan Segera, Rujukan dan Kolaborasi

Pada kala II normal tidak membutuhkan tindakan segera, kolaborasi dan rujukan.

5. Perencanaan Asuhan

a. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu.

b. Penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu.

c. Jaga kebersihan ibu.

d. Fasilitasi eliminasi ibu.

e. Atur posisi ibu.

f. Ajarkan cara mengedan yang benar.

g. Lakukan pimpinan persalinan.

h. Lakukan penanganan BBL.

i. Lakukan pencatatan pada partograf.


69

6. Pelaksanaan Asuhan

a. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu.

b. Memenuhi kebutuhan makan dan minum ibu.

c. Menjaga kebersihan ibu.

d. Memfasilitasi kebutuhan eliminasi ibu.

e. Mengatur posisi ibu agar nyaman.

f. Mengajarkan ibu bagaimana cara mengedan yang baik.

g. Melakukan pimpinan persalinan.

h. Melakukan penanganan BBL.

i. Melakukan pencatatan pada partograf.

7. Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

Kala III

1. Pengkajian Data

a. Data Subyektif

Pada data subjektif merupakan data yang dikatakan pasien atau apa yang di

rasakan pasien seperti: apa yang dirasakan ibu setelah melahirkan, bagaimana

penerimaan ibu terhadap bayinya, apakah ibu ada masalah atau tidak.

Pada Kala III normal biasanya ibu mengatakan :

1) Ibu senang bayinya lahir dengan selamat.

2) Ibu merasa mules pada perutnya.


70

3) Keluar darah secara tiba-tiba dari kemaluan.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan umum

Pemeriksaan yang dilakukan Meliputi kesadaran ibu dan TTV (tekanan

darah, nadi, suhu normal 36,5-37,50C, pernapasan normalnya 20-30 menit).

2) Pemeriksaan khusus

a) Abdomen

Menilai bentuk uterus dan kontraksi uterus baik ,tinggi fundus, apakah

uterus globuler atau tidak, memeriksa blass apakah blass penuh atau

tidak.

b) Genitalia

Memeriksa apakah sudah ada tanda – tanda pelepasan plasenta seperti

tali pusat bertambah panjang, terdapat semburan darah atau tidak.

2. Interpretasi Data

Pada interpretasi data yang perlu dikaji adalah :

a. Diagnose : Ibu inpartu kala III normal.

b. Masalah : Pada persalinan normal kala III tidak terdapat masalah.

c. Kebutuhan : Kebutuhan ibu pada kala III meliputi informasi, nutrisi dan

cairan, eliminasi, personal hygiene, management aktif kala III, pemantauan

kala III.

3. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial


71

Mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan

diagnose/masalah yang sudah diidentifikasi. Misalnya atonia uteri, retensio

plasenta, inversion uteri.

4. Tindakan Segera, Rujukan dan Kolaborasi

Pada kala III tindakan segera yang harus dilakukan adalah manajemen aktif kala III

yaitu suntik oksitosin, PTT dan masase sedangkan pada kolaborasi dan rujukan

tidak ada.

5. Perencanaan Asuhan

a. Informasi hasil pemeriksaan kepada ibu.

b. Penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu

c. Fasilitasi kebutuhan eliminasi ibu.

d. Jaga kebersihan ibu.

e. Lakukan management aktif kala III.

f. Pantau kala III.

6. Pelaksanaan Asuhan

a. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan.

b. Memenuhi kebutuhan makan dan minum ibu.

c. Memfasilitasi kebutuhan eliminasi ibu.

d. Menjaga kebersihan ibu.

e. Melakukan management aktif kala III, yaitu memberikan suntikkan oksitosin,

PTT dan masase.

f. Melakukan pemantauan tekanan darah dan nadi.


72

7. Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

Kala IV

1. Pengkajian Data

a. Data Subyektif

Pada pengkajian data subyektif kala IV ini, adalah untuk mengetahui keluhan

ibu dan melihat tanda-tanda bahaya pada kala IV. Pada kala V ini ibu biasanya

mengatakan :

1) Ibu senang dengan kelahiran anaknya.

2) Ibu mengatakan kelelahan.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan umum

Pemeriksaan yang dilakukan Meliputi kesadaran ibu dan TTV (tekanan

darah, nadi, suhu normal 36,5-37,50C, pernapasan normalnya 20-30x/menit.

2) Pemeriksaan khusus

a) Abdomen

Menilai bentuk uterus dan kontraksi uterus baik, apakah uterus globuler

atau tidak, memeriksa blass apakah blass penuh atau tidak.

b) Genitalia

Menilai perdarahan ibu dan memeriksa apakah terdapat laserasi atau

tidak.
73

2. Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosis atau masalah berdasrkan

interpretasi yang akurat terhadap data-data yang telah dikumpulkan.

a. Diagnose : Ibu inpartu kala IV normal.

b. Masalah : pada persalinan normal kala IV tidak ada masalah.

c. Kebutuhan : informasi hasil pemeriksaan, nutrisi dan cairan, personal

hygiene, istirahat, penjahitan luka laserasi, pemantauan kala V, pencatatan pada

partograf.

3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan

diagnose/masalah yang sudah diidentifikasi. Misalnya, atonia uteri, perdarahan,

preeklampsi/eklampsi.

4. Tindakan Segera, Kolaborasi, dan Rujukan

Pada kala IV normal tidak membutuhkan tindakan segera, kolaborasi atau rujukan.

5. Perencanaan Asuhan

a. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu.

b. Penuhi nutrisi dan cairan ibu.

c. Jaga kebersihan ibu.

d. Anjurkan ibu untuk istirahat.

e. Lakukan penjahitan luka laserasi pada jalan lahir ibu.

f. Lakukan pencatatan pada partograf.

6. Pelaksanaan Asuhan

a. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.


74

b. Memenuhi kebutuhan makan dan minum ibu.

c. Menjaga kebersihan ibu.

d. Menganjurkan ibu untuk istirahat.

e. Melakukan penjahitan pada laserasi yang ada pada ibu.

f. Melakukan pemantauan kalai IV.

g. Melakukan pencatatan pada partograf.

7. Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

2.3 Bayi Baru Lahir (BBL)

2.3.1 Konsep Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang leahir dengan usia kehamilan

cukup bulan yaitu, usia kehamilan yang genap 37-41 minggu, bayi lahir dengan

presentasi belakang kepala dan lahir melalui jalan lahir tanpa bantuan alat.

Selain itu bayi yang dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan didalam uterus

ke kehidupan di luar uterus.Sedangkan bayi baru lahir normal adalah adalah bayi

yang lahir dengan berat 2.500 gram-4.000 gram.24,25

2. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir

1. Pengikatan dan Pemotongan Tali Pusat


75

Pengikatan dan pemotongan tali pusat biasanya dilakukan langsung

setelah persalinan tetapi apabila penundaan dilakukan maka akan

memberikan kesempatan untuk terjadinya transfusi fetomaternal sebanyak

20-50%(rata-rata 21%) volume darah bayi. Penelitian kepada bayi

penundaan pengikatan tali pusat sampai pulsasi berhenti, dan diletakkan

diperut ibunya menunjukkan bayi-bayi tersebut memiliki 32% volume darah

lebih banyak dibandingkan dengan bayi-bayi dengan pemotongan dan

pengikatan dini tali pusat.26

Penundaan pengikatan dan pemotongan tali pusat selama 2-3 menit juga

memfasilitasi terjadinya kontak dini antara ibu dan bayi, dimana bayi

diletakkan di atas perut ibu ssebelum tali pusat dipotong. Selain itu,

penundaan pemotongan tali pusat sampai pulsasi tali pusat berhenti dapat

mengurangi resiko transmisi HIV pada petugas kamar bersalin, karena

mengurangi kemungkinan terjadinya percikan/semprotan darah dari tali

pusat.26

2. Inisiasi Menyusui Dini

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sebagai salah satu Evidence for the ten

steps to successful breastfeeding yang harus diketahui oleh setiap tenaga

kesehatan. Segera setelah dilahirkan, bayi diletakkan di dada atau perut atas

ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberikan kesempatan pada bayi

untuk mencari dan menemukan putting ibunya. 26

Manfaat dari IMD bagi bayi adalah untuk membantu menstabilkan

pernafasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan


76

incubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan mencegah

infeksi nasokomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat normal karena

pengeluaran meconium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden

icterus bayi baru lahir. Kontak kulit dengan kulit juga dapat membuat bayi

lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang lebih baik. Sedangkan

manfaat IMD bagi ibu adalah dapat mengoptimalkan pengeluaran hormone

oksitosin, prolactin dan secara psikologis dapat lebih menguatkan ikatan

bathin antara ibu dan bayi.26

3. Perwatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu

pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus. Yang

terpenting dalam perawatan tali pusat adalah menjaga tali pusat tetap kering

dan bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali

pusat. Bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali pusat dengan kapas

basah, kemudian bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat dengan kasa

bersih/steril. Popok atau celana bayi diikat dibawah tali pusat, tidak

menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan feses atau urin.

Hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk membalut tali

pusat.26

4. Profilaksis Mata

Konjungtivis pada bayi baru lahir sering terajdi terutama pada bayi

dengan ibu yang menderita penyakit menular seksualseperti gonore atau

klamidiasis. Sebagian konjungtivis muncul pada 2 minggu pertama setelah


77

kelahiran. Pemberian antibiotic profilaksis pada mata terbukti dapat

mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata yang sering digunakan

yaitu salep mata eritromisin dan salep mata tetrasiklin. Ketiga preparat ini

efektif untuk mencegah konjungtivitis gonore.26

5. Pemebrian Vitamin K

Sampai saat ini, angka kematian bayi terutama di Negara berkembang

masih cukup tinggi. Di Indonesia 67% dari angka kematian bayi merupakan

kematian neonatus di mana salah satu penyebabnya adalah akibat defisiensi

Vitamin K1 (PDVK). penyakit hemoragik/perdarahan pada bayi baru lahir

ini berpotensi menjadi kondisi yang serius. Dari data epidemiologi, insiden

terjadinya PDVK pada pasien baru lahir di Eropa dan Asia adalah 4,4-7,2%

per 100.000 kelahiran. Mortalitas pada bayi yang mengalami PDVK adalah

10-15%, sedangkan kecacatan neurologic mencapai 40%. Menurut onset

terjadinya, PDVK diklasifikasikan menjadi 3 yaitu PDVK dini (umur 1-2

hari), PDVK klasik (umur 2-7 hari), dan PDVK lambat (2 minggu sampai 6

bulan).26

6. Memandikan Bayi

Memandikan bayi merupakan hal yang sering dilakukan, tetapi masih

banyak kebiasaan yang salah dalam memandikan bayi, seperti memandikan

bayi, seperti memandikan bayi segera setelah lahir yang dapat

mengakibatkan hipotermia. Pada beberapa kondisi seperti bayi kurang sehat,

bayi belum lepas dari tali pusat atau dalam perjalanan, tidak perlu
78

dipaksakan untuk mandi berendam. Bayi cukup diseka dengan sabun dan air

hangat untuk memastikan bayi tetap segar dan bersih.26

Saat mandi bayi berada dalam keadaan telanjang dan basah sehingga

mudah kehilangan panas. Karena itu, harus dilakukan upaya untuk

mengurangi terjadinya kehilangan panas.26

7. Baby Friendly

Baby friendly atau dikenal dengan Baby Friendly Initiative (inisiasi

sayang bayi) adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/

UNICEF pada tahun 1991 untuk mempromosikan, melindungi dan

mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui. Program ini mendorong

rumah sakit dan fasilitas bersalin yang menawarkan tingkat optimal

perawatan untuk ibu dan bayi. Sebuah fasilitas Baby Friendly Hospital/

Maternity berfokus pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk

memberikan bayi mereka awal kehidupan yang baik.

Dalam mencapai program Baby Friendly Initiative semua provider

rumah sakit dan fasilitas bersalin akan :

a) Sarana Pelayanan Kesehatan mempunyai kebijakan Peningkatan

Pemberian Air Susu Ibu (PPASI) tertulis yang secara rutin

dikomunikasikan kepada semua petugas.

b) Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan

keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.


79

c) Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan

penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi baru lahir

sampai umur 2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.

d) Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah

melahirkan yang dilakukan di ruang bersalin (inisiasi menyusui). Apabila

ibu yang mendapat operasi Caesar, maka bayi disusui 3 menit setelah ibu

sadar.

e) Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara

mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi karena indikasi

medis.

f) Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada

bayi baru lahir.

g) Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24

jam sehari.

h) Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan

terhadap lama dan frekuensi menyusui.

i) Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.

Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan

rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah sakit, rumah

bersalin atau sarana pelayanan kesehatan.

3. Masalah Pada Bayi Baru Lahir

1. Asfiksia
80

Asfiksia adalah suatu kuadaan dimana bayi tidak dapat bernafas dengan

spontan dan teratur. Asfiksia juga dapat dikatakan sebagai depresi terhadap bayi

pada saat dilahirkan dengan gejala tonus otot yang menrun dan mengalami

kesulitan mempertahankan pernafasan yang wajar.27

2. Gangguan Pernapasan

Gangguan pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh berbagai sebab.

Apabila gangguan pernafasan disertai dengan tanda-tanda hipoksia ( kekurangan

O2) maka prognosisnya buruk dan merupakan penyebab kematian BBL.

Seandainya, bayi selamat dan tetap hidup akan beresiko terjadinya kelainan

neurologis di kemudian hari.27

Penyebabnya antara lain :

a. Obstruksi jalan nafas.

b. Penyakit parenkhim paru-paru.

c. Kelainanan perkembangan organ.

d. Sebab selain paru (payah jantung, kelainan SPP, asidosis metabolic, dan

asfiksia).27

3. Hipotermia

Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi turun dibawah 36ºC.

Hal ini biasanya terjadi karena bayi baru lahir lambat dikeringkan sehingga terjadi

penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh. Lingkungan yang terlalu

panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan didekat api

atau ruangan yang terlalu panas.27

4. Berat Bayi Lahir Rendah


81

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berta badanya saat

lahir kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir rendah (BBLR) ini dibedakan dalam :

a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan berat 1500gram-2500 gram.

b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dengan berat <1500 gram.

c. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) dengan berat <1000 gram.

5. Dehidrasi

Suatu keadaan dimana bayi kehilangan cairan tubuh 5% atau lebih, sementara

kadar air dalam tubuh bayi 82%.

Gejala/tanda bayi dehidras :

a. Bayi mengantuk.

b. Tampak kehausan.

c. Saliva menjadi kental.

d. Mata dan ubun-ubun menjadi cekung.

e. Warna kulit pucat.

f. Turgor kulit berkurang.

g. Warna kulit pucat.

h. Apatis.

i. Gelisah, kadang kejang-kejang.27

6. Icterus

Icterus pada bayi baru lahir lebih banyak terdapat pada neonatus kurang bulan.

Icterus ini bisa fisologis dan bisa juga patologis. Icterus fisiologis timbul pada hari

kedua atau ketiga, tidak ada dasar patologis, dan tidak menyebabkan suatu
82

morbiditas. Icterus patologis biasanya timbul pada hari pertama ada dasar patologis,

kadar bilirubinnya mencapai hiperbilirubinemia.27

7. Tetanus Neonatorum

Penyakit tetanus neonatrorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada bayi

berusia kurang 1 bulan yang disebabkan oleh klostridium tetani, yaitu kuman yang

mengeluarkan racun dan menyerang sistem saraf pusat.27

5 .Tanda – Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir

1. Bayi lemas atau gerakan bayi berkurang.

2. Kejang.

3. Suara nafas merintih.

4. Nafas cepat (≥ 60 kali/menit), nafas lambat (≤ 40 kali/menit), tarikan dinding

dada bagian bawah kedalam.

5. Sesak nafas/ sukar bernafas/ henti nafas.

6. Perubahan warna kulit (kebiruan, kuning, dan pucat)

7. Badan teraba dingin ( suhu < 36,5ºC)

8. Malas menyusu atau tidak mau menyusu.

9. Pusar kemerahan.

2.3.2 Manajemen Asuhan

Kebidanan Asuhan Segera Setelah

Lahir :

1. Pengkajian Sesaat
83

a. Bayi lahir spontan.

b. Segera menangis kuat.

c. Gerakan aktif

d. Warna kulit kemerahan.

2. Interpretasi Data

Pada interpretasi data yang perlu dikaji adalah :

a. Diagnose : Bayi baru lahir normal.

b. Masalah : Masalah yang timbul pada bayi lahir yang membutuhkan

penanganan.

c. Kebutuhan : keringkan bayi, potong tali pusat, lakukan IMD, berikan salaf

mata, injeksikan Vit.K, berikan imunisasi HB0, monitoring keadaan bayi.

3. Perncanaan Asuhan

a. Keringkan bayi.

b. Potong tali pusat.

c. Lakukan IMD.

d. Berikan salaf mata.

e. Injeksikan Vit.K

f. Berikan Imunisasi HB0.

g. Monitoring keadaan bayi.

4. Pelaksanaan Asuhan

Bidan melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan

aman berdasarkan evidance based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya


84

promotif,preventif, kuratif, rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan

rujukan.

5. Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

Asuhan pada Bayi Baru Lahir 2 – 6 Jam :

1. Pengkajian Data

a. Data Subyektif

Data subyektif merupakan data klien melalui anamnesa atau apa yang dikatakan

klien. Pemeriksaan subjektif berguna untuk mengetahui data yang di sapatkan dari

klien sendiri. Data subjektif terdiri atas:

1) Keluhan yang dirasakan saat ini/keluhan utama

Keluhan utama yang sering dialami oleh bayi baru lahir ialah kehilangan

panas dan kesulitan dalam bernapas.

2) Factor ibu dan perinatal

Mengkaji tentang usia kehamilan ibu saat melahirkan, anak ibu yang ke

berapa, masalah selama hamil yang sekarang.

3) Riwayat laktasi

Menanyakan apakah bayi ibu saat lahir di lakukan IMD, apakah air susu

sudah keluar atau belum, masalah yang timbul saat menyusui bayi seperti

puting susu ibu datar atau terbenam.


85

4) Riwayat factor neonatal

Riwayat factor neonatal meliputi: tangisan bayi, tonus otot, kulit, bernapas,

masalah saat lahir.

5) Riwayat factor genetic

Menanyakan kepada ibu apakah di keluarga ibu ada kelainan genetik dan

kelaianan mental.

6) Riwayat factor social

Menanyakan atau mengkaji tentang kebiasaan/ kepercayaan ibu atau

keluarga, dan kondisi psikis ibu.

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Pernapasan

Pernapasan bayi baru lahir normal adalah 30-60 kali per menit tanpa

retraksi dada dan tanpa suara merintih pada saat benapas.

b) Warna Kulit

Warna kulit normal bayi baru lahir adalah kemerahan sedangkan bayi

preterem lebih pucat.

c) Menangis

Menangis berguna untuk menilai bayi baru lahir bugar atau tidak.

d) Tonus Otot

Tonus otot positif pada bayi baru lahir salah satu cara untuk menilai bayi

tersebut bugar atau tidak.

2) Pemeriksaan Antropometri
86

a) Panjang Badan : Normal ( 48- 52 cm )

b) Berat Badan : Normal (2500 gr – 4000 gr )

c) Lingkar Kepala, Lingkar Dada, Lingkar Perut dan Lngkan Lengan.

d) Tanda-tanda Vital

(1) Pernafasan : Normal ( 40 – 60 x/menit )

(2) Suhu : Normal ( 35,5ºC – 37,5 ºC )

(3) Nadi : Normal ( 100 – 160 x/menit )

3) Pemeriksaan Khusus

a) Kepala : Pemeriksaan dilakukan secara inspeksi dan palpasi, pada kepala

bidan melakukan pemeriksaan pada ubun-ubun, suturan, penonjolan atau

daerah yang mencekung dan menilai trauma kelahiran pada kepala.

b) Wajah : Menilai kesimetrisan dan ukuran wajah, menilai adanya kelainan

wajah yang khas, menilai adanya kelainan akibat trauma kelahiran.

c) Telinga: Memeriksa hubungan letak telinga dengan mata dan kepala,

menilai adanya kelainan wajah yang khas, menilai adanya kelainan wajah

akibat trauma kelahiran.

d) Mata : Memeriksa jumlah dan posisi/ letak mata ukuran dan bentuknya,

memeriksa tanda-tanda infeksi dan trauma pada mata, menilai reflek

yang ada pada mata yaitu reflek kedip (glabella) dan reflek mata bola.

e) Mulut dan Hidung : Untuk mengetahui bentuk dan kelainan yang

terdapat pada mulut (labio,plato,nasi skizis) nilai reflek yang terdapat

pada bayi yaitu (rooting, sucking dan swallowing), serta memeriksa


87

mukosa mulut dan lidah serta menilai reflek ekstrusi dan menilai apakah

bayi bernapas dengan mulut dan hidung atau pernapasan cuping hidung.

f) Leher : Bidan memeriksa apakah terdapat pembengkakan pada leher,

menilai pergerakan leher dan adanya trauma kelahiran pada leher atau

tidak. Serta menilai reflek tonick neck.

g) Dada : Bidan harus memeriksa dada bayi untuk memperhatikan bentuk

adda dan gerakan saat bernapas, memeriksa klavikula bayi dan

memeriksa mamae bayi.

h) Bahu dan Lengan : Bidan melalakukan pemeriksaan pada bahu dan

lengan bayi baru lahir untuk menilai bentuk dan gerakkan tangan bayi,

serta memeriksa reflek morrow,memeriksa kelengkapan jari tangan dan

reflek palmar grasp (menggenggam).

i) Perut : Memeriksa bentuk, penonjolan disekitar tali pusat pada saat

menangis dan memeriksa adanya perdarahan tali pusat.

j) Genitalia : Pada genetalia yang perlu diperiksa jika bayi laki-laki yaitu

testis berada dalam skrotum dan penis berlubang dan letak lubang di

ujung penis, sedangkan pada perempuan yaitu alat genetalia lengkap,

vagina dan uretra berlubang, labia mayora sudah menutupi labia minora,

memeriksa adanya pengeluaran sekret atau darah dari vagina.

k) Panggul : Pada panggul memeriksa apakah ada kelainan dan tanda klinis.

l) Ekstremitas : Untuk menilai simetris atau tiak, apakah terdapat oedema,

menilai pergerakan kaki dan tanga aktif atau tidak serta menilai reflek

(babinsky,plantar dan magnet).


88

m) Punggung dan Anus : Menilai ada pembengkakan atau cekungan pada

punggung, melakukan pemeriksaan tulang belakang, menilai reflek

gallant, serta melihat adakah anus berlubang diketahui apabila bayi telah

BAB.

n) Kulit : Memeriksa adanya pembengkakan atau tidak, verniks, bercak

hitam, warna kulit dan tanda lahir.

2. Interpretasi Data

Pada interpretasi data yang perlu dikaji adalah :

a. Diagnose : Bayi baru lahir ( jam ke ) jam normal.

b. Masalah : Tidak ada masalah pada Bayi Baru Lahir.

c. Kebutuhan : Informasi hasil pemeriksaan, perlindungan thermal, bounding

attachment, penkes tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

3. Mengindentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial berdasarkan

rangkaian masalah yang ada seperti: sianosis, SGN, ikterus, hipotermi, infeksi

neonaturum.

4. Mengindentifikasi Masalah yang Membutuhkan Tindakan Segera, Rujukan dan

Kolaborasi

Bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau

melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama dokter atau anggota tim

kesehatan yang lain.

5. Perencanaan Asuhan
89

a. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu.

b. Lakukan perlindungan thermal.

c. Lakukan bounding attachment.

d. Berikan penkes tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

6. Pelaksanaan Asuhan

a. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.

b. Melakukan perlindungan thermal.

c. Melakukan bounding attachment.

d. Memberikan penkes tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

7. Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

Kunjungan Neonatus II ( 3 – 7 hari )

1. Pengkajian Data

a. Data Subyektif

Data subyektif merupakan data klien melalui anamnesa atau apa yang

dikatakan klien. Pemeriksaan subjektif berguna untuk mengetahui data yang di

dapatkan dari klien sendiri. Data subjektif terdiri atas:

1) Riwayat Laktasi

Menanyakan kepada ibu apakah bayi sudah menyusui atau belum, apakah

bayi kuat menyusu, lama menyusui, berapa kali dalam sehari, apakah ada

masalah saat menyusui.


90

2) Riwaya Eliminasi

Apakah bayi sudah BAB dan sudah BAK, warna dan konsistensi, apakah

ada masalah.

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

Memeriksa DJ, pernapasan, suhu, warna kulit dan tonus otot.

2) Pemeriksaan Antropometri

Bidan melakukan pemeriksaan antropometri seperti berat badan, panjang

badan.

3) Pemeriksaan Khusus

a) Kepala : Kulit kepala bayi apakah bersih atau tidak, terdapat

pembengkakan atau tidak.

b) Wajah : Apakah wajah bayi pucat atau tidak, apakah bayi terlihat

kekuningan atau tidak.

c) Mata : Memeriksa konjungtiva dan sclera pada bayi.

d) Mulut : Menilai bentuk bibir, warna bibir dan kebersihan lidah.

e) Leher : Memeriksa apakah terdapat pembengkakan atau tidak.

f) Abdomen : Apakah terdapat tanda infeksi pada tali pusat, apakah tali

pusat sudah lepas atau belum.

g) Genitalia : Apakah terdapat terdapat tanda-tanda infeksi pada

genitalia.

h) Ekstremitas : Menilai gerakan kaki dan tangan.

i) Kulit : Menilai kebersihan serta warna kulit


91

2. Interpretasi Data

Pada interpretasi data yang perlu dikaji adalah :

a. Diagnose : Bayi baru lahir ( hari ke 3-7) hari normal.

b. Masalah : Tidak ada masalah pada Bayi Baru Lahir.

c. Kebutuhan : Informasi hasil pemeriksaan, perlindungan thermal, bounding

attachment, personal hygiene, eliminasi, asi eklusif, perawatan tali pusat, penkes

tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

3. Mengindentifikasi Diagnosa Masalah Potensial

Pada bayi baru lahir 3-7 hari normal tidak ada diagnosa potensial.

4. Mengindentifikasi Masalah yang Membutuhkan Tindakan Segera, Rujukan dan

Kolaborasi

Pada bayi baru lahir 3-7 hari normal tidak ada tindakan segera, kolaborasi dan

rujukan.

5. Perencanaan Asuhan

a. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu.

b. Lakukan perlindungan thermal.

c. Lakukan bounding attachment.

d. Penuhi kebutuhan personal hygiene bayi.

e. Penuhi kebutuhan eliminasi.

f. Penuhi kebutuhan asi eklusif.

g. Lakukan perawatan tali pusat.

h. Berikan penkes tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

6. Pelaksanaan Asuhan
92

a. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.

b. Melakukan perlindungan thermal.

c. Melakukan bounding attachment.

d. Memenuhi kebutuhan personal hygiene bayi.

e. Memenuhi kebutuhan eliminasi.

f. Memenuhi kebutuhan asi eklusif.

g. Melakukan perawatan tali pusat.

h. Memberikan penkes tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

7. Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

Kunjungan Neonatus III ( 8 – 28 hari )

1. Pengkajian Data

a. Data Subyektif

Data subyektif merupakan data klien melalui anamnesa atau apa yang

dikatakan klien. Pemeriksaan subjektif berguna untuk mengetahui data yang di

sapatkan dari klien sendiri. Data subjektif terdiri atas:

1) Riwayat Laktasi

Menanyakan kepada ibu apakah bayi kuat menyusu, lama menyusui,

berapa kali dalam sehari, apakah ada masalah saat menyusui.

2) Riwayat Eliminasi
93

Berapa kali bayi BAB dan BAK, warna dan konsistensi, apakah ada

masalah saat BAB/BAK.

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

Memeriksa DJ,pernapasan, suhu, tonus otot, warna kulit.

2) Pemeriksaan Antropometri

Bidan melakukan pemeriksaan antropometri seperti berat badan, panjang

badan.

3) Pemeriksaan Khusus

a) Kepala : Kulit kepala bayi, apakah bersih atau tidak dan terdapat

pembengkakan atau tidak.

b) Wajah : Apakah wajah bayi pucat atau tidak, apakah bayi terlihat

berwarna kekuningan atau tidak.

c) Mata : Memeriksa konjungtiva dan sclera bayi.

d) Mulut : Menilai bentuk bibir, warna bibir dan kebersihan lidah.

e) Leher : Memeriksa apakah ada pembengkakan atau tidak.

f) Abdomen : Apakah terdapat tanda – tanda infeksi pada tali pusat,

apakah tali pusat telah lepas atau belum.

g) Genitalia : Apakah terdapat tanda – tanda infeksi pada alat genitalia.

h) Ekstremitas : Menilai gerakan kaki dan tangan.

i) Kulit : Menilai kebersihan kulit dan warna.

2. Interpretasi Data

Pada interpretasi data yang perlu di kaji adalah :


94

a. Diagnose : Bayi baru lahir ( hari ke 8 – 28 hari ) hari normal.

b. Masalah : Tidak ada masalah pada Bayi Baru Lahir normal.

c. Kebutuhan : Informasi hasil pemeriksaan, anjurkan untuk penimbangan bayi

tiap bulan, Anjurkan ibu mempertahan kan asi Ekslusif, Ingatkan ibu tentang

imunisasi selanjutnya.

3. Mengindentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada bayi baru lahir 8-28 hari normal tidak ada diagnosa potensial.

4. Mengindentifikasi Masalah yang Membutuhkan Tindakan Segera, Rujukan dan

Kolaborasi

Pada bayi baru lahir 8-28 hari normal tidak ada tindakan segera, kolaborasi dan

rujukann.

5. Perencanaan Asuhan

a. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu.

b. Lakukan perlindungan thermal.

c. Lakukan bounding attachment.

d. Penuhi kebutuhan personal hygiene bayi.

e. Penuhi kebutuhan eliminasi.

f. Penuhi kebutuhan asi eklusif.

g. Lakukan perawatan tali pusat.

h. Berikan penkes tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

6. Pelaksanaan Asuhan

a. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.

b. Melakukan perlindungan thermal.


95

c. Melakukan bounding attachment.

d. Memenuhi kebutuhan personal hygiene bayi.

e. Memenuhi kebutuhan eliminasi.

f. Memenuhi kebutuhan asi eklusif.

g. Melakukan perawatan tali pusat.

h. Memberikan penkes tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

7. Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

2.4 Nifas

2.4.1 Konsep Dasar

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir setelah

alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau

puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42

hari) setelah itu.28

Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan

komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian

ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu.28


96

2. Tahapan Masa Nifas

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagaai berikut :

1. Periode immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering

terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan yang terjadi karena atonia uteri.

Oleh karena itu, bidan diharapkan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan

kontraksi uterus, pengeluaran lochea, tekanan darah serta suhu.29

2. Periode early postpartum (24 jam – 1 minggu)

Pada periode ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada

perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan

makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. Selain itu pada fase ini

juga, ibu sudah ada rasa memiliki keinginan untuk merawat dirinya dan

diperbolehkan berdiri dan berjalan untuk melakukan perawatan diri karena hal

tersebut akan bermanfaat pada semua sistem tubuh.29

3. Perubahan late postpartum ( 1 minggu – 5 minggu)

Pada periode ini bidan tetap melakukan perwatan dan pemeriksaan sehari-hari serta

konseling KB.29

3. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

1. Perubahan Sistem Reproduksi

a. Uterus
97

Involusi merupakan satu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum

hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi

untuk meraba dimana TFU-nya.29

Kondisi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus


Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri Lahir Dua jari dibawah pusat 750 gr
1 Minggu Pertengahan pusat-symphisis 500 gr
2 Minggu Tak teraba diatas symphisis 350 gr
6 Minggu Bertambah kecil 50 gr
8 Minggu Sebesar normal 30 gr

b. Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea berbau

amis dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea dibedakan

menjadi 4 jenis berdasrkan warna dan waktu keluarnya.29

1) Lochea Rubra

Lochea ini keluar pada hari pertama sampai ke-4 masa postpartum. Cairan

yang keluar bewarna merah karena terisi cairan darah segar, jaringan sisa-

sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,lanugo (rambut bayi).29

2) Lochea Sanguinolenta

Lochea ini bewarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlagsung dari

hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.29

3) Lochea Serosa
98

Lochea ini keluar pada hari ke-7 sampai hari ke 14, dan lochea bewarna

kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan atau

laserasi plasenta.29

4) Lochea Alba

Lochea ini berlangsung selama 2-6 minggu post partum. Lochea ini

mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lender serviks dan

serabut jaringan yang mati.29

c. Perubahan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan dan peregangan yang sangat

besar selama proses persalinan. Namun setelaj 3 minggu, vulva dan vagina

akan kembali berubah seperti kedaan tidak hamil dan rugae dalam vagina

secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih

menonjol.29

d. Perubahan Perineum

Segera stelah melahirkan, perineum akan berubah menjadi kendur karena

sebelumnya tergang oleh takanan bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari

ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap

lebih kendur daripada kedaan sebelum hamil.29

2. Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu hamil mengalami konstipasi setelah masa persalinan. Hal ini

diakibatkan karena pada waktu proses persalinan alat pencernaan mendapat

tekanan, sehingga mengakibatkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang


99

berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan makan, heoroid dan

kurangnya aktivitas tubuh.29

3. Perubahan Sitem Perkemihan

Setelah proses persalinan ibu akan mengalami diuresis atau sussah buang air

kecil. Hal ini diakibatkan oleh adanya spasme sfinkter dan oedema leher kandung

kemihstelah mengalami tekanan antara kepala janin dan tulang pubis selama proses

persalinan berlangsung.29

4. Perubahan Sistem Muskuloskletal

Setelah proses persalinan otot-otot uterus akan berkontraksi, pembuluh darah

yang berada diantara anyaman tot-otot uterus akan terjepit, sehingga hal tersebut

akan mengakibatkan menghentikan perdarahan. Ligament-ligamen, diafragma

pelvis, serta fasia yang merengang akan berangsur-angsur menjadi ciut dan lama

kelamaan akan kembali seperti semula.29

5. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah persalinan akan terjadi penambahan volume darah, sehingga hal ini

dapat menyebabkan dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia. Namun, hal

ini dapat diatasi denga timbulnya hemokosentrasi yang akan membuat volume

darah akan kembali lagi.29

6. Perubahan Tanda – Tanda Vital

a. Suhu Badan

Dalam 1 hari postpartum, suhu badan akan naik sedikit (37,5ºC - 38ºC ) akibat

dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Namun,
100

biasanya suhu tubuh akan kembali naik lagi pada hari ketiga postpartum karena

adanya proses pembentukan ASI.29

b. Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60 – 80 x/menit. Namun, pada

saat setelah proses persalinan biasanya denyut nadi akan menjadi lebih cepat.

Berkisar diatas 100 x/menit, harus dilihat kewaspadaan terhadap dehidrasi.29

c. Tekanan Darah

Pada umumnya tekanan tidak berubah setelah masa persalinan. Kalaupun

tekanan rendah setelah melahirkan itu disebabkan oleh terjadinya perdarahan.


29

d. Pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhudan nadi, apabila suhu

dan nadi tidak normal, maka pernapasan juga akna mengikutinya.29

4. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas

1. Fase Talking In

Pada fase talking in atau disebut dengan periode ketergantunag akan

eberlangsung dari hari pertam sampai dengan hari kedua setelah melahirkan. Pada

fase ini ibu akan terfokus pada dirinya, seperti dengan berulang kali menceritakan

proses persalinan yang dialaminya dari awal hingga akhir. Pada fase ini ibu kurang

istirahat karna ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu seperti rasa mules, nyeri

pada luka perineum dan kurang tidur. Selain itu karena terjadi perubahan psikologis

pada ibu, ibu juga akan merasa mudah tersinggung dan menangis. Oleh karena itu,
101

bidan harus menggunakan pendekatan yang empatik agar ibu dapat melwati periode

ini dengan baik.29

2. Fase Talking Hold

Periode yang berlangsung selama 3 – 10 hari ini disebut dengan fase talking

hold. Dimana pada fase ini akan timbul rasa khawatir atas ketidakmampuan dan

rasa tanggung jwabanya dalam merawat bayi. Dimana ibu memiliki perasaan yang

lebih sensitive sehingga membuat ibu gampang tersinggung dan marah. Oleh

karena itu bidan harus bisa menjaga komunikasi dan memberikan dukungan moril

kepada ibu.29

3. Fase Letting Go

Periode ini disebut dengan menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase

ini akan berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Pada periode ini ibu sudah mulai

menyesuaikan dirinya dengan ketergantungan bayinya. Selain itu ibu sudah mulai

memahami kebutuhan bayinya seperti memberi susu dan merawat bayi. Didalam

periode ini dukungan suami dan keluarga masih sangat diperlukan.29

5.Kebutuhan Dasar Ibu Pada Masa Nifas

1. Nutrisi dan Cairan

Ibu nifas akan memerlukan nutrisi dan cairan untuk proses pemulihan kondisi

kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air

susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi gizi sebagai berikut :

a. Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari.


102

b. Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat,

protein, lemak, vitamin dan mineral.

c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

d. Mengkonsumsi tablet Fe selam 40 hari postpartum.

e. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit.30

2. Ambulasi

Ambulasi adalah mobilisasi segera setelah ibu melahirkan dengan membimbing

ibu bangun dari tempat tidurnya. Ibu postpartum diperbolehkan bangun dari tempat

tidurnya 24 – 48 jam setelah melhairkan.30

Keuntungan mobilsasi adalah :

a. Ibu merasa lebih kuat dan sehat.

b. Fungsi usus, sirkulasi, paru – paru dan perkemihan lebih baik.

c. Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi kepada ibu.

d. Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai.

e. Sesuai dengan keadaan indonesi (social ekonomis).30

3. Eliminasi

Miksi normal bila dapat BAK spontan setiap 3 – 4 jam. Kesulitan dalam BAK

disebabkan oleh springter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi

muskulo springter ani selama persalinana, atau juga dapat disebabkan oleh oedema

kandung kemih.30

Selain itu apabila ibu kesulitan dalam BAB lakukan diet teratur. Tetapi

diharapkan ibu dapat BAB sekitar 3-4 hari setelah melahirkan. Apabila tidak BAB
103

lakukan dietteratur dengan mengkonsumsi makanan berserat, olahraga dan berikan

obat rangsangan peroral kalau diperlukan.30

4. Kebersihan Diri

Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu dalam menjaga kebersihan diri adalah :

a. Mandi teratur minimal 2 kali sehari.

b. Mengganti pakaian dan alas tempat tidur.

c. Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal.

d. Melakukan perawatan perineum.

e. Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari.

f. Mencunci tangan setiap kali membersihkan genitalia.30

5. Istirahat

Ibu nifas memerlukan istirahat kurang lebih 1 jam pada siang hari dan 8 jam

pada saat malam hari. Karena kurangnya istirahat dapat membuat jumlah ASI

berkurang, memperlambat proses involusio uteri dan dapat menyebabkan

ketidaknyamanan dalam merawat bayi sendiri.30

6. Senam Nifas

Dengan mengikuti senam nifas akan mengakibatkan atau memulihkan bentuk tubuh

ibu. Hal tersbut bisa dilakukan dengan senam nifas, dimana senam nifas dapat

dilakukan dari hari pertama melahirkan hingga hari kesepuluh pascapersalinan.30

Tujuan senam nifas adalah :

a. Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu.

b. Mempercepat proses involusio uteri.

c. Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut dan perineum.


104

d. Memperlancar pengeluaran lochea.

e. Membantu mengurangi rasa sakit.

f. Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan.

g. Mengurangi kelainan dan komplikasi masa nifas.30

Manfaat senam nifas adalah :

a. Membantu memperbaiki sirkulasi darah.

b. Memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalianan.

c. Memperbaiki otot anus, pelvis dan peregangan otot abdomen.

d. Memperbaiki dan memperkuat otot panggul.

e. Membantu ibu lebih relaks dan segar pasca persalinan.30

6.Kunjungan Nifas

1. Kunjungan Pertama ( 6-4 8 jam persalinan)

Tujuannya:

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain, perdarahan, rujuk bila perdarahan

berlanjut.

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota kelurga bagaimana

mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d. Pemberian ASI awal.

e. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.31

2. Kunjungan Kedua ( 3-7 hari setelah

persalinan) Tujuannya :
105

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus

dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu mendapat makanan, cairan dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda –

tanda penyulit.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat dan

menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari – hari.31

3. Kunjungan Ketiga ( 8-27 hari setelah persalinan

) Tujuannya :

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus

dibawah umbilicus, tidak ada perdarahanabnormal dan tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusi dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda

penyulit.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat dan

menjaga bayi tetap hangat serta perawatan bayi sehari – hari.31

4. Kunjungan Keempat ( 29-42 hari setelah persalinan

) Tujuannya :

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang dialami ibu atau

bayinya.

b. Memberikan konseling Keluarga Berencana secara dini.


106

c. Menganjurkan ibu membawa bayinya ke posyandu atau puskesmas untuk

penimbangan dan imunisasi.3

7.Tanda Bahaya Pada Masa Nifas

1. Perdarahan Pasca Persalinan

Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan, hal ini sangat

berbahaya dan merupakan penyebab kematian ibu paling sering. Keadaan ini dapat

menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 12 jam.32

2. Keluar Cairan Berbau dari Jalan Lahir

Keluarnya cairan berbau dari jalan lahir juga menunjukkan adanya infeksi yang

terjadi pada ibu nifas. Hal ini dapat disebabkan oleh metritis, abses pelvis, infeksi

luka perineum atau karena luka abdominal.31

3. Oedema

Bengkak pada bagian wajah, tangan dan kaki atau sakit kepala disertai kejang-

kejang. Bengkak atau oedema dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi.31

4. Demam Lebih dari 2 Hari

Demam dapat menandakan ibu terkena infeksi. Apabila demam disertai dengan

keluarnya cairan berbau dari jalan lahir kemungkinan ibu mengalami infeksi dari

jalan lahir. Tetapi apabila ibu demam dan tida terdapat cairannya yang berbau ada

kemungkinan infeksi lain seperti demam berdarah, demam tifoid, malaria, dsb.31

5. Payudara Bengkak, Merah disertai Rasa Sakit.

Hal ini bisa diakibatkan oleh bendungan pada payudara, inflamasi atau infeksi pada

payudara.31
107

2.4.2 Manajemen Asuhan Kebidanan17

1. Pengkajian Data

a. Data Subyektif

Data subyektif merupakan data klien yang diperoleh melalui anamnesa atau apa yang

disampaikan oleh klien. Pemeriksaan subyektif terdiri atas :

1) Keluhan yang dirasakan saat ini / keluhan utama

Keluhan utama dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu saat ini

dan bagaimana klien mengatasi masalah atau keluhan yang dirasakan saat ini.

2) Riwaya kehamilan sekarang

Anak ke berapa, usia kehamilan, komplikasi selama hamil.

3) Riwayat persalinan sekarang

Menanyakan kepada ibu riwayat persalinan sekarang seperti: tempat

persalinan, penolong, jenis persalinan, lama kala I, II, III, laserasi dan

komplikasi selama dan sesudah persalinan.

4) Riwaya bayi

Menanyakan kepada ibu tentang jenis kelamin bayi, PB dan BB, keadaan lahir,

komplikasi bayi, perilaku bayi dan perawatan bayi.

5) Riwayat laktasi

Menanyakan kepada ibu apakah bayinya di IMD atau tidak dan berapa

lamanya, berapa kali menyusu, dan ada masalah atau tidak saat menyusui.

6) Menanyakan apakah ibu mendapatkan Vitamin A dan zat besi.

7) Menyakan apakah ibu mengkonsumsi jamu atau obat-obatan.

8) Pola kegiatan sehari – hari.


108

a) Riwayat nutrisi dan cairan

Menanyakan apa saja yang dimakan dan jumlahnya, berapa kali makan,

apakah ada pantangan makanan, apakah ada keluhan saat makan dan

minum.

b) Riwayat eliminasi

Menanyakan kepada ibu berapa kali ibu BAK dan BAB, karekterikstiknya

dan masalah saat BAB dan BAK.

c) Personal hygiene

Personal hygiene pada ibu nifas seperti mandi, keramas, gosok gigi, ganti

pakaian dalam, ganti pakaian luar, cara cebok, perawatan perineum dan

payudara.

d) Istirahat

Istirahat siang, malam dan keluhan yang dirasakan ibu saat tidur seperti

susah tidur.

e) Mobilisasi

Apakah ibu sudah belajar duduk dan berjalan ke kamar mandi karna akan

membantu memulihkan keadaan ibu.

9) Rencana penggunaan kontrasepsi

Menanyakan kepada ibu apakah bu setelah melahirkan ini akan memasang

alat kotrasepsi yang membantu menjarangkan kehamilan ibu.

10) Tanda bahaya

Menanyakan kepada ibu tentang pengetahuan ibu mengenai tanda-tanda

bahaya masa nifas seperti demam, nyeri/ panas saat BAK, sembelitat dan
109

hemoroid, sakit kepala terus menerus, nyeri abdomen, cairan vagina yang

berbau, pembengkakan pada payudara, puting susu lecet, kesulitan dalam

menyusui, perasaan sedih yang berlebihan, merasa kurang mampu merawat

bayi dan rabun senja.

11) Kondisi psikologi

Menanyakan kepada ibu tentang penerimaan ibu, suami dan keluarga

terhadap kelahiran bayi.

b. Data Obyektif

Pada pengkajian data obyektif, pemeriksaan yang dilakukan adalh sebagai berikut:

1) Pemeriksaan umum

Memeriksa tanda-tanda vital Tekanan Darah normal yaitu < 140/ 90 mmHg.,

Suhu tubuh normal yaitu kurang 38C, Nadi normal pada ibu nifas adalah60 –

100x/menit, dan Pernafasan normal yaitu 20 – 30x/menit.

2) Pemeriksaan khusus

a) Wajah : Pada wajah yang diperiksa adalah apakah wajah pucat, cloasma

gravidarum, oedema.

b) Mata : Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata, teknik yang digunakan

inspeksi dan palpasi, mata yang diperiksa simetris apa tidak, konjungtiva,

sklera.

c) Leher : Untuk mengetahui bentuk leher. Teknik yang digunakan adalah

inspeksi dan palpasi, apakah ada pembesaran kelenjer tiroid dan paratiroid.
110

d) Payudara : Untuk melihat payudara simetris kiri dan kanan, puting susu

menonjol atau datar, apakah ada lecet, areola hiperpigmentasi, ada masa

atau tidak, pengeluaran ASI.

e) Abdomen : Untuk mengkaji bentuk uterus , menilai konsistensi uterus dan

memeriksa tinggi fundus uteri.

f) Genetalia : Untuk memeriksa keadaan genetalia eksternal, bentuk lochea

warna dan baunya, memeriksa laserasi.

g) Ektermitas : Yang dilihat pada ekstermitas apakah smetris kiri dan kanan,

apakah jumlah jari lengkap, apakah ada sianosis dan oudema, varises atau

tidak.

h) Anus : Apakah pada anus terdapat hemoroid atau tidak.

2. Interpretasi Data

a. Diagnose : Ibu postpartum 6 jam normal.

b. Masalah : Tidak ada masalah pada ibu nifas.

c. Kebutuhan : Informasikan, nutrisi dan cairan, eliminasi, personal hygiene,

istirahat, mobilisasi, tanda-tanda bahaya nifas

3. Mengindentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Perdarahan post partum, mastitis, infeksi puerpuralis, bendungan ASI

4. Mengindentifikasi Masalah yang Membutuhkan Tindakan Segera, Kolaborasi dan

Rujukan

Pada ibu nifas normal tidak ada tindakan segera, kolaborasi, dan dirujukan.

5. Perencanaan Asuhan

a. Menginformasikan hasil pemeriksaan.


111

b. Inform choice.

c. Penuhi nutrisi dan cairan.

d. Penuhi kebutuhan (BAK dan BAB).

e. Penuhi kebutuhan personal hygiene.

f. Penuhi kebutuhan istirahat.

g. Berikan penkes tentang tanda-tanda bahaya.

6. Pelaksanaan Asuhan

a. Inform choice

b. Memenuhi nutrisi dan cairan ibu

c. Memenuhi kebutuhan BAK dan BAB ibu

d. Memenuhi kebutuhan personal hygiene

e. Memenuhi kebutuhan istirahat ibu

f. Memberikan penkes tentang tanda-tanda bahaya kepada ibu

7. Evaluasi

Informasi hasil pemeriksaan sudah di sampaikan kepada ibu dan ibu sudah

mengetahui dengan informasi yang di sampaikan.

Kunjungan Nifas II ( 4 – 28 hari)

1. Pengkajian Data

a. Data Subyektif

Data subyektif merupakan data klien yang diperoleh melalui anamnesa atau apa yang

disampaikan oleh klien. Pemeriksaan subyektif terdiri atas :

1) Keluhan yang dirasakan saat ini / keluhan utama


112

Keluhan utama dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu saat ini dan

bagaimana klien mengatasi masalah atau keluhan yang dirasakan saat ini.

2) Riwayat laktasi

Menanyakan kepada ibu apakah berapa lamanya, berapa kali menyusu, dan ada

masalah atau tidak saat menyusui.

3) Riwayat pengeluaran pervaginam

Menanyakan lochea ibu, warnanya, baunya, banyaknya.

4) Pola kegiatan sehari-hari

Pola kegiatan sehari – hrai meliputi :

a) Riwayat nutrisi dan cairan

Menanyakan apa saja yang dimakan dan jumlahnya, berapa kali makan,

apakah ada pantangan makanan, apakah ada keluhan saat makan dan

minum.

b) Riwayat eliminasi

Menanyakan kepada ibu berapa klai ibu BAK dan BAB, karekterikstiknya

dan masalah saat BAB dan BAK.

c) Personal hygiene

Personal hygiene pada ibu nifas seperti mandi, keramas, gosok gigi, ganti

pakaian dalam, ganti pembalut, ganti pakaian luar, cara cebok, perawatan

perineum dan payudara.

d) Istirahat

Istirahat siang, malam dan keluhan yang dirasakan ibu saat tidur seperti

susah tidur.
113

e) Mobilisasi

Apakah ibu sudah belajar duduk dan berjalan ke kamar mandi karna akan

membantu memulihkan keadaan ibu.

f) Rencana penggunaan kontrasepsi

Menanyakan kepada ibu apakah bu setelah melahirkan ini akan memasang

alat kotrasepsi yang membantu menjarangkan kehamilan ibu.

g) Tanda – tanda bahaya

Menanyakan kepada ibu tentang pengetahuan ibu mengenai tanda-tanda

bahaya masa nifas seperti demam, nyeri/ panas saat BAK, sembelitat dan

hemoroid, sakit kepala terus menerus, nyeri abdomen, cairan vagina yang

berbau, pembengkakan pada payudara, puting susu lecet, kesulitan dalam

menyusui, perasaan sedih yang berlebihan, merasa kurang mampu merawat

bayi dan rabun senja.

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan umum

Yang diperiksa adalah kesadaran ibu, tekanan darah ,nadi, suhu (36,5-

37,50C), pernapasan (normalnya 20-30 menit).

2) Pemeriksaan khusus

a) Wajah : Pada wajah yang diperiksa adalah apakah wajah pucat, cloasma

gravidarum, oedema.

b) Mata : Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata, teknik yang

digunakan inspeksi dan palpasi, mata yang diperiksa simetris apa tidak,

konjungtiva, sklera.
114

c) Leher : Untuk mengetahui bentuk leher. Teknik yang digunakan adalah

inspeksi dan palpasi, apakah ada pembesaran kelenjer tiroid dan

paratiroid.

d) Payudara : Untuk melihat payudara simetris kiri dan kanan, puting susu

menonjol atau datar, apakah ada lecet, areola hiperpigmentasi, ada masa

atau tidak, pengeluaran ASI

e) Abdomen : Untuk mengkaji bentuk uterus , menilai konsistensi uterus

dan memeriksa tinggi fundus uteri.

f) Genetalia : Untuk memeriksa keadaan genetalia eksternal, bentuk

lochea warna dan baunya, memeriksa laserasi.

g) Ektermitas : Yang dilihat pada ekstermitas apakah smetris kiri dan

kanan, apakah jumlah jari lengkap, apakah ada sianosis dan oudema,

varises atau tidak.

h) Anus : Apakah pada anus terdapat hemoroid atau tidak.

2. Interpretasi Data

a. Diagnose : Ibu postpartum 6 hari normal.

b. Masalah : Tidak ada masalah pada ibu nifas normal.

c. Kebutuhan : Informasikan hasil pemeriksaan, Nutrisi dan cairan, eliminasi,

personal hygiene, istirahat, teknik menyusui yang benar, tanda-tanda bahaya

nifas.

3. Mengindentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Perdarahan post partum, mastitis, infeksi puerpuralis, bendungan ASI.


115

4. Mengindentifikasi Masalah yang Membutuhkan Tindakan Segera, Kolaborasi dan

Rujukan

Pada ibu nifas normal tidak ada tindakan segera, kolaborasi, dan dirujukan.

5. Perencanaan Asuhan

a. Menginformasikan hasil pemeriksaan.

b. Penuhi nutrisi dan cairan.

c. Penuhi kebutuhan (BAK dan BAB).

d. Penuhi kebutuhan personal hygiene.

e. Penuhi kebutuhan istirahat.

f. Ajarkan ibu teknik menyusui yang benar.

g. Berikan penkes tentang tanda-tanda bahaya.

6. Pelaksanaan Asuhan

a. Memenuhi nutrisi dan cairan ibu

b. Memenuhi kebutuhan BAK dan BAB ibu

c. Memenuhi kebutuhan personal hygiene

d. Memenuhi kebutuhan istirahat ibu

e. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar

f. Memberikan penkes tentang tanda-tanda bahaya kepada ibu

7. Evaluasi

Informasi hasil pemeriksaan sudah di sampaikan kepada ibu dan ibu sudah

mengetahui dengan informasi yang di sampaikan.

Kunjungan Nifas III (29 – 42 hari )

1. Pengkajian Data
116

a. Data Subyektif

Data subyektif merupakan data klien yang diperoleh melalui anamnesa atau

apa yang disampaikan oleh klien. Pemeriksaan subyektif terdiri atas :

1) Keluhan yang dirasakan saat ini / keluhan utama

Keluhan utama dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu saat

ini dan bagaimana klien mengatasi masalah atau keluhan yang dirasakan

saat ini.

2) Riwayat laktasi

Menanyakan kepada ibu apakah berapa lamanya, berapa kali menyusu,

dan ada masalah atau tidak saat menyusui.

3) Riwayat pengeluaran pervaginam

Menanyakan lochea ibu, warnanya, baunya, banyaknya.

4) Pola kegiatan sehari – hari

Pola kegiatan sehari – hari meliputi :

a) Riwayat nutrisi dan cairan

Menanyakan apa saja yang dimakan dan jumlahnya, berapa kali

makan, apakah ada pantangan makanan, apakah ada keluhan saat

makan dan minum.

b) Riwayat eliminasi

Menanyakan kepada ibu berapa klai ibu BAK dan BAB,

karekterikstiknya dan masalah saat BAB dan BAK.

c) Personal hygiene
117

Personal hygiene pada ibu nifas seperti mandi, keramas, gosok gigi,

ganti pakaian dalam, ganti pembalut, ganti pakaian luar, cara cebok,

perawatan perineum dan payudara.

d) Istirahat

Istirahat siang, malam dan keluhan yang dirasakan ibu saat tidur

seperti susah tidur.

e) Mobilisasi

Apakah ibu sudah belajar duduk dan berjalan ke kamar mandi karna

akan membantu memulihkan keadaan ibu.

f) Rencana penggunaan kontrasepsi

Menanyakan kepada ibu apakah bu setelah melahirkan ini akan

memasang alat kotrasepsi yang membantu menjarangkan kehamilan

ibu.

g) Tanda – tanda bahaya

Menanyakan kepada ibu tentang pengetahuan ibu mengenai tanda-

tanda bahaya masa nifas seperti demam, nyeri/ panas saat BAK,

sembelitat dan hemoroid, sakit kepala terus menerus, nyeri abdomen,

cairan vagina yang berbau, pembengkakan pada payudara, puting susu

lecet, kesulitan dalam menyusui, perasaan sedih yang berlebihan,

merasa kurang mampu merawat bayi dan rabun senja

b. Data obyektif

1) Pemeriksaan Umum
118

Kesadaran ibu, tekanan darah ,nadi, suhu (36,5-37,50C), pernapasan (normalnya

20-30 menit).

2) Pemeriksaan khusus

a) Wajah : Pada wajah yang diperiksa adalah apakah wajah pucat, cloasma

gravidarum, oedema.

b) Mata : Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata, teknik yang digunakan

inspeksi dan palpasi, mata yang diperiksa simetris apa tidak, konjungtiva,

sklera.

c) Leher : Untuk mengetahui bentuk leher. Teknik yang digunakan adalah

inspeksi dan palpasi, apakah ada pembesaran kelenjer tiroid dan paratiroid.

d) Payudara : Untuk melihat payudara simetris kiri dan kanan, puting susu

menonjol atau datar, apakah ada lecet, areola hiperpigmentasi, ada masa

atau tidak, pengeluaran ASI

e) Abdomen : Untuk mengkaji bentuk uterus , menilai konsistensi uterus dan

memeriksa tinggi fundus uteri.

f) Genetalia : Untuk memeriksa keadaan genetalia eksternal, bentuk lochea

warna dan baunya, memeriksa laserasi.

g) Ektermitas : Yang dilihat pada ekstermitas apakah smetris kiri dan kanan,

apakah jumlah jari lengkap, apakah ada sianosis dan oudema, varises atau

tidak.

h) Anus : Apakah pada anus terdapat hemoroid atau tidak.

2. Interpretasi Data

a. Diagnose : Ibu post partum 28 hari normal.


119

b. Masalah : Tidak ada masalah pada ibu nifas normal.

c. Kebutuhan : Informasikan hasil pemeriksaan, Nutrisi dan cairan, eliminasi,

personal hygiene, istirahat, teknik menyusui yang benar, tanda-tanda bahaya

nifas.

3. Mengindentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Perdarahan post partum, mastitis, infeksi puerpuralis, bendungan ASI.

4. Mengindentifikasi Masalah yang Membutuhkan Tindakan SEgera, Rujukan Dan

Kolaborasi

Pada ibu nifas normal tidak ada tindakan segera, kolaborasi, dan dirujukan.

5. Perencanaan Asuhan

a. Penuhi nutrisi dan cairan

b. Penuhi kebutuhan (BAK dan BAB)

c. Penuhi kebutuhan personal hygiene

d. Penuhi kebutuhan istirahat

e. Ajarkan ibu teknik menyusui yang benar

f. Berikan penkes tentang tanda-tanda bahaya

6. Pelaksanaan Asuhan

a. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan

b. Memenuhi nutrisi dan cairan ibu

c. Memenuhi kebutuhan BAK dan BAB ibu

d. Memenuhi kebutuhan personal hygiene

e. Memenuhi kebutuhan istirahat ibu


120

f. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar

g. Memberikan penkes tentang tanda-tanda bahaya kepada ibu

7. Evaluasi

Informasi hasil pemeriksaan sudah di sampaikan kepada ibu dan ibu sudah

mengetahui dengan informasi yang di sampaikan.


121

BAB III

TINJAUAN

KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

NORMAL NY “D” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 32

MINGGU

DI PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN KOTA

BUKITTINGGI TAHUN 2022

Kunjungan I

Hari / Tanggal : Jum’at, 12 November 2021

Pukul : 14.00 WIB

1. Identitas

Istri Suami

Nama : Ny. Z Nama : Tn. A

Usia : 25 tahun Usia : 32 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku Bangsa : Minang Suku Bangsa : Minang

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS

Alamat : Pintu kabun Alamat : Pintu kabun

Telepon : 081534088876 Telepon :


122

2. Keluhan utama : ibu mengatakan sedikit lelah

3. Riwayatz obsetri

a. Riwayat menstruasi

- Usia menarche : 13 tahun

- Siklus haid : 28 hari

- Lama haid : 6-7 hari

- Banyaknya : 3 kali ganti pembalut dalam sehari

- Teratur/tidak : teratur

- Keluhan : tidak ada

b. Riwayat pernikahan

- Status pernikahan : sah

- Pernikahan Ke : ibu 1 suami 1

- Umur saat menikah : ibu 25 th suami 32 th

- Lama menikah baru hamil langsung dapat

c. Riwayat kontrasepsi

- Jenis Kontrasepsi : Tidak ada

- Lama pemakaian : Tidak ada

- Keluhan : Tidak ada

- Alasan berhenti : Tidak ada


21

d. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :

Kehamilan Persalinan Nifas Bayi Baru Lahir

Usia Laktasi
No Thn
Kehamilan AN TKomplika Jenis Komplika komplika Komplik
mpat olong Lochea JK PB BB
T si pesalinan si Asi si asi
Lama
Eklusif

Ini
22

e. Riwayat kehamilan sekarang

- HPHT : 03 - 04 - 2021 (TP : 10 - 01 - 2022)

- Trimester I

Frek ANC : 1x

Tempat : PMB

Keluhan : Mual

Anjuran : makan sedikit tapi

sering TT ( kalau ada isi tanggal ) :

Obat-obatan : tablet Fe, B6, asam folat

Trimester II

Frek ANC : 1x

Tempat : PMB

Keluhan : Lemas

Anjuran : Tingkatkan nutrisi dan

istirahat TT ( kalau ada isi tanggal ) :

- Pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu : usia 18

minggu Obat-obatan : tablet Fe, asam folat,kalsium, B.comp

- Trimester III

Frek ANC : 2x

Tempat : PMB

Keluhan : Nyeri pinggang

Anjuran : Senam Hamil, Jalan

Pagi TT ( kalau ada isi tanggal ) :

Obat-obatan : Tablet Fe, kalsium, B1, Vit C

- Pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu : usia 32 minggu


23

f. Riwayat kesehatan

Riwayat penyakit ibu,suami,keluarga ibu dan suami:

- Sistemik :

1. Hipertensi : tidak ada

2. Diabetes Melitus : tidak ada

3. Jantung : tidak ada

4. Asma : tidak ada

5. Kelainan darah : tidak ada

6. Dll : tidak ada

- Menular : tidak ada

- Keturunan : tidak ada

- Menular seksual/HIV AIDS : tidak ada

- Riwayat alergi obat ibu : tidak ada

- Riwayat transfusi darah : tidak ada

- Riwayat Operasi :

1. Kista : tidak ada

2. Mioma : tidak ada

g. Riwayat keturunan kembar ibu dan suami : tidak ada

4. Pola kegiatan sehari – hari

a. Nutrisi

- Makan

Frekuensi : 3x sehari

Menu : nasi putih, lauk pauk, sayur dan buah

Porsi : 1 piring sendok nasi + 1 atau 2 potong ikan + tempe + sedikit sayur

Variasi : ada

Keluhan/pantangan makan : tidak ada


24

- Minum

Frekuensi : air putih 6-8 gelas sehari dan kadang-kadang diselangi teh 1

gelas sehari

Jenis: air putih + air teh

Keluhan : tidak ada

b. Eliminasi

- BAB

Frekuensi : 1x

sehari Konsistensi :

lembek Warna :

kuning

Keluhan : tidak ada

- BAK

Frekuensi : 6-7 x sehari

Warna : putih jenih kadang kekuningan

Keluhan : tidak ada

c. Personal hygiene

- Mandi : 2 x sehari

- Keramas : 2-3 kali seminggu

- Gosok gigi : 2 x sehari

- Perawatan payudara: ada,pada saat mandi

- Ganti pakaian dalam: bila pakaian dalam basah

- Ganti pakaian luar : 2 x sehari

d. Istirahat dan tidur

- Siang : 1-2 jam

- Malam: 6-7 jam

- Keluhan: tidak ada


25

e. Seksual

- Keluhan : tidak ada

f. Olahraga : jalan pagi

g. Pekerjaan ibu sehari-hari: IRT

h. Rekreasi : Ada

i. Teknik pergerakan ibu ( body mekanik ) : Ada

j. Pengetahuan ibu sehari-hari : ada

k. Kebiasaan ibu/suami yang merugikan kesehatan

- merokok ibu/suami : tidak ada

- minum-minuman berakohol : tidak ada

- minum jamu : tidak ada

- minum obat bebas : tidak ada

- lain-lain : tidak ada

l. Data lain yang diperlukan : tidak ada

5. Riwayat Psiko, Sosio, Kultural dan Spiritual

a. penerimaan kehamilan ibu/suami/keluarga : senang

b. hubungan ibu dengan suami/keluarga : Baik

c. budaya yang merugikan kehamilan : tidak ada

d. spiritual ibu dan suami : baik

e. persiapan persalinan

- tempat persalinan : PMB

- penolong persalinan : bidan

- pengambil keputusan : ibu dan suami

- tabungan : ada

- donor darah : oleh Keluarga

- transportasi : ada
26

A. Data Objektif

1. Penampilan umum ibu : baik

a. Keadaan emosional: baik

b. Sikap tubuh : cukup baik

2. Berat Badan

a. Sebelum hamil : 56 kg

b. Berat badan sekarang : 66 kg

( penambahan berat badan selama kehamilan)

3. Tinggi Badan :158 cm

4. Lingkar lengan atas : 25 cm

5. Refleks patella : kanan : (+) kiri: (+)

6. Tanda - tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,5C Pernapasan : 21x/menit

7. Muka

a. Oedema/tidak : tidak oedema

b. Pucat/tidak : tidak pucat

c. Cloasma gravidarum : tidak ada

8. Mata

a. Konjungtiva pucat/tidak : tidak pucat

b. Warna sklera : putih bersih

9. Mulut

a. Bibir pecah-pecah/tidak : tidak pecah-pecah

b. Rahang pucat/tidak : rahang tidak pucat

c. Warna lidah : merah muda/bersih

d. Karies gigi : tidak ada


27

e. Gigi berlubang : tidak ada

10. Leher

a. Pembesaran kelenjar tiroid/tidak : tidak ada

b. Pembesaran kelenjar limfe/tidak : tidak ada

c. Pembesaran vena jugularis/tidak : tidak ada

11. Payudara

a. Bentuk : simetris

b. Puting susu : menonjol

c. Retraksi : tidak ada

d. Dimpling : tidak ada

e. Nyeri tekan/tidak : tidak ada

f. Massa : tidak ada

g. Kolostrum ada/tidak : tidak ada

12. Abdomen

a. Bentuk perut : membesar sesuai usia kehamilan

b. Bekas luka operasi :tidak ada

c. Palpasi menurut Leopold

- Leopold 1 : TFU pertengahan px – pusat, teraba bundar, lunak dan tidak melenting

- Leopold II : Sisi kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil,dan pada sisi

kiri perut ibu teraba panjang, keras dan memapan

- Leopold III : Pada bagian bawah janin teraba bulat,keras dan tidak bisa digoyangkan

- Leopold IV : Divergen

d. TFU dalam CM :32 cm

e. Perlimaan : 5/5

f. Auskultasi DJJ
28

- Punctum maksimum : kuadran II

- Frekuensi : 143x/menit

- irama : teratur

- kekuatan : kuat

g. Ekstremitas

- Tangan : Oedema/tidak : tidak

: kuku pucat/tidak : tidak

: rasaperih saat menggenggam/tidak : tidak ada

- Kaki : Oedema/tidak : tidakada

: kuku pucat/tidak : tidak ada

: Varieses : tidak ada

h. Genitalia

- Varises : tidak ada

- Luka : tidak ada

- tanda-tanda infeksi : tidak ada

- pengeluaran : tidak ada

13. pemeriksaan penunjang :

a. Darah

- Gol darah :B

- HB : 12 gr %

b. Urine

- Protein : negatif

- Reduksi urine : negatif

c. Lain-lain : tidak ada

II. ASSASMENT
29

Diagnosa : Ibu G1P0A0H0 UK 32 minggu, janin hidup tunggal, intra uterin, letkep belum masuk

PAP puki, keadaan jalan lahir baik, keadaan ibu dan janin baik.

Masalah : Tidak ada.

Kebutuhan :

1. Informasi hasil pemeriksaan.

2.Penkes tentang tanda-tanda akan

bersalin. 3.Penkes tentang perawatan

puting susu.

4.Informasi persiapan persalinan.

Identifikasi masalah/diagnosa potensial: Tidak ada.

Menetapkan kebutuhan akan tindakan segera, kolaborasi dan rujukan : Tidak ada.

Plan

Rencana asuhan :

1. Informasikan hasil pemeriksaan

2. Berikan penkes mengenai :

a. Nutrisi, istirahat

b. Ketidak nyamanan trimester III

c. Tanda-tanda bahaya kehamilan lanjut

d. Persiapan persalinan

3. Kunjungan ulang

Catatan Pelaksanaan

Waktu Kegiatan Evaluasi


30

08.30 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada 1. Ibu dan keluarga sudah

ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janin mengetahui keadaan ibu dan janin

baik dimana TD : 120/70 mmHg, N : 76x/i, P dan tampak senang dengan informasi

: 23x/i, S : 36,3oC, DJJ: 138 x/i yang diberikan.

a. Ibu telah mengetahui dan

2. Memberikan penkes mengenai : mengerti tentang kebutuhan


08.35
a. Kebutuhan nutrisi ibu, anjurkan ibu untuk nutrisi ibu hamil, dan akan

memenuhi kebutuhan nutrisinya, serta mengkonsumsi buah

anjurkan ibu untuk mengonsumsi buahan.

makanan yang tinggi protein dan

mengkonsumsi buah-buahan. b. Ibu telah mengetahui dan mengerti

tentang kebutuhan istirahat, serta ibu

akan istirahat disiang hari untuk

08.40 b. Pemenuhan kebutuhan istirahat ibu, memenuhi kebutuhan istirahat ibu

anjurkan ibu untuk BAK sebelum tidur yang terganggu pada malam hari.

dan kurangi minum dimalam hari. Serta c. Ibu sudah mengerti dan

ibu dianjurkan istirahat pada siang hari, mengetahui alasan kenapa ibu sakit

untuk memenuhi kebutuhan istirahat pinggang dan sering BAK pada

malam ibu yang terganggu pada malam malam hari.

hari.

08.45

c. Ketidak nyamanan trimester III kepada

ibu tentang keluhan sakit pinggang dan

sering BAK pada malam hari. Sakit

pinggang

disebabkan karena kelelahan, ukuran rahim


31

yang semakin besar, serta mekanisme

tubuh yang kurang baik. Cara

mengatasinya dengan cara jangan

membungkuk saat mengambil barang serta

istirahat. Sering buang air kecil disebabkan d.Ibu dapat menyebutkan 4 dari 7 tanda-

oleh tekanan rahim pada kandung kemih. tanda bahaya pada kehamilan lanjut,

Cara mengatasinya, usahakan buang air dan ibu akan segera ke fasilitas

kecil selalu tuntas, banyak minum serta pelayanan kesehatan jika menemui

kurangi mengkonsumsi kopi, teh dan tanda-tandatersebut.

minuman bersoda. Lakukan senam otot e.Ibu sudah mempersiapkan sebagian

panggul ringan seperti kegel juga dapat dari persiapan persalinan seperti tempat,

mengatasi keluhan ini. pendamping, pakaian ibu dan bayi.

d. Tanda bahaya kehamilan lanjut seperti

perdarahan pervaginam, sakit kepala


08.50 3.Ibu akan kembali memeriksakan
yang hebat, pengelihatan kabur, bengkak

di wajah dan jari tangan, keluar cairan kehamilannya1minggu lagi, atau

pervaginam, gerakan janin tidak terasa, bilaada keluhan.

nyeri perut yang hebat.

08.55 e. Persiapan persalinan yang harus ibu

persiapkan diantaranya : tempat

persalinan, penolong, transportasi,

pendamping, dana, pakaian ibu dan janin,

donor darah, dan

pengambil keputusan saat persalinan.


32

3.Menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang 1

minggu lagi/bila ada keluhan

09.00
21

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NORMAL

PADA NY “Z’’ di Puskesmas Plus mandiangin kota Bukittinggi

TAHUN 2022

Kunjungan II

Hari / Tanggal : Jum’at / 30 Desember 2021

Waktu : 08:00 WIB

S O A P Puk Ke
ul

a. Gerakan a. Data Umum 1. Diagnosa a. Informasikan 17.15 1. Menginf


janin nya KU ibu : Baik Ibu G1P0A0H0, usia hasil pemeriks
bertambah kehamilan 39 pemeriksaan dan kelu
kuat TTV minggu janin b. Memberikan keadaan
b. Ibu telah hidup,tunggal,intra penkes baik
Td : 120/80 uterin,puki,letkep
melaksanaka tentang:
n penkes N : 74x’ sejajar,Keadaan
yang di jalan lahir Tanda tanda 17.19 2. Memberi
anjurkan P : 22x’ baik,keadaan ibu persalinan pada ibu
pada ibu pada dan janin baik tanda per
saat S : 37 c 2. Kebutuhan : keluar le
kunjungan a. Informasikan darah dar
sebelumnya BB : 78 kg hasil pemeriksaan keluar ai
c. Ibu sudah b. Memberikan
b. Data Khusus
mengkonsum penkes tentang Persiapan 3. Menging
Wajah : Tidak ada
si suplemen  tanda tanda persalinan menyiap
oedema
yang di persalinan persapan
berikan pada Mata :Konjungtiva  persiapan persalina
kunjungan merah muda,sklera persalinan
sebelumnya putih bersih c. Menjadwalkan 17.30 4. Menginfo
Leher : Tidak ada kunjungan ulang c. Menjadwalka ibu untuk
pembengkakan n kunjungan ulang
kelenjar tiroid dan ulang 1 minggu la
kelenjar limfe keluhan y
Abdomen: ibu
Palpasi :
L I : Tinggi fundus 3
jari di bawah
px,teraba lunak
tidak melenting
LII : Pada perut ibu
bagian kiri
teraba keras
22

panjang dan
memapan,bagia
n kanan perut
ibu teraba
tonjolan –
tonjolan kecil
L III : bagian bawah
perut ibu teraba
keras, melenting
tidak bisa di
goyangkan
LIV : sejajar
Auskultasi DJJ
Puntum Max :
Kuadran II
Irama : Teratur
Intensitas: Kuat
Frekuensi: 157x/menit
Ekstremitas :
Atas : tidak ada
oedema,tidak
sianosis
Bawah : Tidak
Oedema,Tidak ada
Varises,tidak
sianosis
23

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN

Ny. Z DI BPM Elfita Amd.Keb

TAHUN 2022

A. KALA I

Hari/Tanggal : Rabu/ 12 Januari

2022 Pukul : 15:00 WIB

S O A P Jam Pel
a. Ibu mengatakan ksaan Umum 1. Diagnosa 1.Informasikan hasil 1. Mengi
sakit pinggang Ibu Inpartu kala pemeriksaan pada i
menjalar ke ari Ku : Baik 1 fase laten keluar
– ari sejak jam Kesadaran : normal. bahwa
15:00 WIB. Composmentis Kebutuhan dan ja
b. Ibu mengatakan TTV - Informasi dalam
keluar lendir TD : 110/80 mmHg - Inform norma
bercampur N : 77 x/menit Consent ibu su
darah sejak jam - Inform choice 2.Lakukan Inform Untuk
05:00 WIB. S : 37ºC pendamping Consent
dianju
c. Ibu mengatakan persalinan
P : 23 x/i jalan-j
pergerakan - Eliminasi
penur
janin ibu - Nutrisi
semakin kuat. Pemeriksaan Khusus - Dukungan janin
d. Ibu makan emosional
terakhirjam la : kebersihan kulit - Pemantauan
14:00 WIB dan baik,tidak terdapat kala I dengan
infeksi kulit 2.Mener
minum terakhir partograf a ibu
- Persiapan 3.Lakukan Inform
jam 14:00 WIB Wajah: Tidak tin
Persalinan choice
e. Ibu BAB Pucat,tidak akan di
- Pemantauan pendamping
terakhir tadi oedema,tidak adaclosma kepada
pagi jam 05.00 tanda – tanda persalinan
grafidarum. memin
dan BAK kala II menan
terakhir jam Mata : Conjungtiva Identifikasi surat p
06:50 WIB. merah muda,sklera putih masalah/diagnosa tindaka
potensial : tidak
Hidung: Bersih,tidak ada 4.Fasilitasi Eliminasi 3.Melak
ada pembengka ibu choice
Menetapkan
kebutuhan akan pendam
kan dan sekret persali
tindakan segera,
t : bibir bersih, kolaborasi dan
rujukan : tidak
pecah-pecah, ada

gi berlobang, 5.Penuhi kebutuhan

4.Fasilit
a
24

tidak ada karies, gusi nutrisi ibu ibu bil


tidak bengkak. berke
menga
Telinga: Bersih,tidak ada untuk
tanda – tanda infeksi. mandi
Leher :Tidak ada 6. Memberikan
pembengkakan pada dukungan
kelenjar tiroid,pembuluh emosional 5. Meme
limfe, dan vena kebutu
jugularis. ibu den
membe
Payudara: makan
dibantu
Inspeksi :simetris kiri 7.Pantau Kala I
keluar
dan kanan, areola dengan partograf g
hiperpigmentasi,papila
menonjol, 6. Memb
dukun
Palpasi :Tidak ada masa
g
,pengeluaran colostrum
selama
ada
mengh
8. Persiapan
Abdomen : persali
persalinan persali
Palpasi :
7. Melak
nggi Fundus 3 Jari bawah 9. Pantau tanda- pemant
PX,teraba bundar,lunak tanda kala II dengan
dan tidak melenting selanju
melaku
Pada bagian kanan pemeri
perut ibu teraba
tonjolan 8. Melaku
– tonjolan kecil, bagian persali
kiri teraba keras pnjang
memapan
9. Melak
agian bawah perut ibu pemant
teraba yaitu a
bulat keras dan tidak pembu
dapat di lengka
goyangkan lagi ingin
m
Divergen tampak
menon
TFU : 32 cm membu
membu
TBBJ : 3255 gram
tampak
DJJ: kurang
dari vu
m maksimum : kuadran II
25

itas: kuat

Irama : teratur
Frekuensi : 140x/menit

Durasi :3x
10 menit

nsi : 45 detik

tas : Kuat

l : 2 menit

Genitaliaeksterna:
terdapat lendir
bercampur darah, tidak
ada penegeluaran air
air,tidak edema, tidak
varises, tidak ada tanda
tanda infeksi

interna: dinding vagina


tidak teraba masa,
pembukaan 2 cm
ketuban utuh, portio
tipis, presentasi
belakang kepala, tidak
ada bagian terkemuka,
kepala di hodge I-II.
26

KALA II

Hari/Tanggal : Rabu/ 12 Januari 2022

Pukul `: 21:00 WIB

S O A P Jam Pelaksan

a. Ibu a. Data umum Diagnosa : a. Informasikan 1. Menginform


mengatak KU : Sedang hasil pada ibu bahw
an sakit Ibu inpartu kala II pemeriksaan pembukaan
pinggang Kesadara:Compos lengkap.Apabi
mentis Normal b.Atur posisi
menjalar ibu boleh men
ke ari-ari ibu untuk
Masalah : tidak ada
semakin bersalin
kuat. 120/80 mmHg Kebutuhan : 2. Mengatur Po
c. Lakukan
b. Ibu senyaman
a. Informasi Bimbingan
mengatak 2x/menit mun untuk
hasi meneran
an ada meneran
rasa ingin 7ºC pemeriksaan d.Penuhi dengan seteng
meneran. kebutuhan ibu kemudian leta
6 x/i b. Atur posisi tangan ibu di p
ibu untuk - Nutrisi
khusus bersalin - Istirahat
-Support 3. Membimbin
Ibutampak c. Bimbinganmeneran
Mental meneran saat i
kesakitan,berkeringa
- Rasa nyaman merasa ada sa
t dan ingin d. Penuhi
dorongan untu
mengedan kebutuhan ibu
e.Lakukan meneran
His - Nutrisi Pertolongan 4. Memenuhi
persalinan keb ibu
Frekuensi:5x/10 - Istirahat kala II a.Nutrisi
menit Menganjurkan su
- Support Mental f.Penanganan membantu mem
Durasi : 45 detik BBL minum di sela –
- Rasa nyaman kontraksi.
Intensitas :Kuat g.Lakukan b.Istirahat
e.Pertolonganpersalinan Bounding
Interval: 2 menit Menganjurkan ib
kala II attachment istirahat ketika ko
Kandung f. Penanganan BBL hilang
kemih:Minimal c.Support Menta
g.Boundingattachment Memberikan duk
DJJ dan pujian atas u
yang di lakukan
Frekuensi:141 x/i menyemangati i
Identifikasi
Intensitas :Kuat masalah/diagnosa d.Rasa nyaman
potensial : tidak ada
Memenuhi kebut
27

Irama:Teratur nyaman ibu den


menganjurkan s
Puntummaksimum Menetapkan untuk melap ke
:Kuadran II kebutuhan akan dan mangipas
tindakan segera, ib ibu
kolaborasi dan kepanasan
rujukan
Genitaliaeksterna:Pe : tidak ada
ngeluaran lendir
bercampur darah 4. Membantu pr
bertambah Persalinan k
banyak, adanya yaitu pada s
doronganmeneran,te tampak di
kanan pada vu cm
anus,perenium kemudia
menonjol dan menahan per
vulvamembuka. dengan satu
Genitalia interna: Tangan lain men
Pada vagina tidak kelahiran kepala
ada masa tidak ada fleksi pada saat k
varises.potio tidak secara bertahap
terabalagi.Pembukaa introitus vagina d
n lengkap ,ketuban perenium.
(- Setelah bayi lahi
) tidak ada bagian wajah bayi deng
yangmenumbung,mo untuk members
lase0,UUK kiri lendir dan darah
mulut dan hidu
depan,persentase bayi.Lalu cek li
belakangkepala,Hod pusat,Tidak terd
ge III- IV lilitan tali pusat
putaran paksi
luar.Kemudian
tangan biparieta
kemudian tuntu
bawah untuk ke
bahu depan ,ke
tuntun ke arah a
melahirkan bah
belakang,lalu la
badan dengan s
susur.

5. Melakukan
Penanganan
lahir normal
Bayi lahir no
kemudian di
kan dan di la
pemotongan
.
28

6.Memfasilitasi
attachmen de
meletakkan se
tengkurap di
ibu ( skin to s
diantara kedu
payudara ibu
inisiasi meny

KALA III

Hari/Tanggal :Rabu/ 12 Januari 2022

Jam : 22:15

S O A P Jam Pelaks

Ibu merasa Data umum Diagnosa : 1. informasikan 1. Menginfor


senang dan hasil pemeriksaan hasil peme
bahagia atas Ku ibu : sedang Ibu inpartu kala III kepada ibu
kelahiran normal 2. Lakukan keadaan ib
Kesadaran managemen aktif
bayinya baik,Plase
:Composmentis Masalah : tidak ada kala III lahir.
Ibu senang 3. Penuhi kebutuhan 2. Melakuka
TTV Kebutuhan
bayi nya nutrisi managem
dalam TD :110/80 a. Informasi 4. Observasi keadaan III.
keadaan baik mmhg hasil ibu Memerik
pemeriksaan janin ked
perut bagian P : 22 x/menit
bawah ibu b. Managemen Menginje
terasa mules N : 80x/menit aktif kala III pada 1/3
bagian lu
S : 36,7 c c. Penuhi menit bay
kebutuhan nutrisi Mengklem
Data Khusus
tali pusat d
d.Observasi
2) Kontraksi melakukan
uterus baik,uterus Identifikasi
teraba keras Melakukan
masalah/diagnosa
3) Tidak ada tali pusat
potensial : tidak ada
janin ke dua terkendali,m
29

4) TFU tanda pelep


setinggi pusat
5) Kandung Menetapkan
kemih tidak kebutuhan akan
teraba tindakan segera,
6) Plasenta kolaborasi dan
belum lahir rujukan : tidak ada
7) Perdarahan
± 50 cc
8) Tali pusat
bertambah
panjang,adanyasem
buran darah

Masase Fund
ibu,Lalu ajar
untuk melaku
uterus
3. Memenu
kebutuha
dengan m
suami unt
membant
4. Melakukan
keadaan ib

KALA IV

Hari / Tanggal :Rabu/ 12 Januari 2022

Pukul :22:30 WIB


30

S O A P Jam Pelaksan

- Ibu merasa Data Umum 1.Diagnosa : 1.Menginforma


lelah dan 1. Informaskan hasil pemeriksa
letih KU :Sedang Ibu inpartu kala hasil bahwa kondisi i
-Ibu IV normal pemeriksaan bayi baik,dan n
TTV 2. Penuhi
mengatakan bagian bawah y
2.kebutuhan kebutuhan
bahwa ibu TD :120/70mmHg rasakan adalah
merasa mules nutrisi dan karena rahim ya
a.informasi hasil
pada N : 88x/menit cairan ibu berkontraksi ag
pemeriksaan
perut bagian 3. Penuhi kembali ke kead
bawah nya S : 37ºC b.penuhi kebutuhan sebelum hamil.
kebutuhan eliminasi 2.Memenuhi ke
P : 22x/menit nutrisidan cairan ibu nutrisi dan caira
ibu 4. Penuhi memberikan ibu
Data Khusus kebutuhan dan menganjurk
a. Ibu Tampak c.penuhi istirahat ibu keluarga memb
kelelahan kebutuhan 5. Penuhi untuk makan da
b. Kontraksi uterus personal kebutuhan 3.Memenuhi ke
baik,uterus hygiene personal eliminasi ibu
teraba keras hygiene Menganjurkan ibu
d.Penuhi 6. Berikan
c. Tinggi fundus 2 menahan BAK da
kebutuhsn penkes
jari bawah pusat fasilitasi ibu jika i
eliminasi tentang tanda
d. Kandung kemih dan BAB
ibu bahaya Kala
Minimal
e. Tidak ada IV 4. Menganjurkan i
e.penuhikebutuhan
robekan jalan 7. Pemantauan istirahat setelah i
istirahat
lahir kala IV menyusui bayiny
ibuf
f. Perdarahan tenaga ibu pulih
normal (100 cc) f.Beri penkes
g. Plasenta telah tentang tanda Menjahit lasera
lahir spontan dan bahaya Kala lahir ibu.
lengkap IV 5. Memenuhi ke
Personal hygi
g.Pantau kala IV Membersihkan
dan tempat bers
Identifikasi
sisa darah saat
masalah/diagnosa
bersalin.Membe
potensial : tidak
tubuh ibu dan
ada
pakaian ibu den
pakaian bersih

Menetapkan 6. Menjelas kan


kebutuhan aka tanda bahaya
tindakan segera, ka o Kepala
kolaborasi dan sakit,penglih
rujukan : tidak ada o Perdarahan y
banyak teras
o Nyeri ulu
ha
o Perut bawah
sangat nyeri
31

Bila ibu
merasakan
tersebut segera
ke tenaga keseh

7.Melakukan Pem
kala IV melipu
kontraksi,perd
dung kemih, T
dan Nadi setia
menit dalam 1
pertama dan se
menit dalam 1
dua.

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL PADA NY “ Z”

TAHUN 2022

Kunjungan : KF I

Hari/tanggal : Jum’at/ 14 Januari 2022

Jam : 14:00 wib

S O A P Jam Pelaksa

1) nyeri perut 1) Pemeriksaan 1) Diagnosa 1. Informasikan 1. Menginfor


bagian bawah Umum Ibu Post partum hasil hasil peme
2) pengeluaran Ku ibu : Baik 12 jam normal pemeriksaan kepada ibu
darah dari TTV keadaan ib
kemaluan tidak 2) Kebutuhan : baik,keluh
banyak TD : 110 / 80 1. Informasi hasil rasakan ib
Ibu sudah menyusui pemeriksaan tentang ny
N :80x/meni 2. Mobilisasi Dini
bayinya bagian
3) Ibu mengatakan S : 36,7 c 3. Beri penkes baw hal
P :20x/menit tentang
asinya masih yang fi
2) Data Khusus  Tehnik
sedikit karena ada
4) Ibu sudah makan 9) Muka : Tidak menyusui yang kontraksi u
oedema ,tidak 2. Menganjur
32

sedikit roti dan pucat benar 2. Mobilisasi dini untuk mul


minum segelas 10) Mata :  Kebutuhan ibu bergerak, s
air Konjungtiva dalam masa berjalan ke
5) Ibu sudah BAK merah nifas mandi apa
dan Belum muda,sklera 4. Jadwal tidak pusin
BAB putih kunjungan duduk,berj
6) Ibu masih 11) Mulut : ulang jalan di se
sedikit lelah Bibir tidak tempat tid
pucat,tidak 3. Memberika
pecah - pecah 3. Berikan penkes penkes tent
12) Payudara : tentang a. Tehnik
Simetris,papila 1. Tehnik yang ben
menonjol,tidak menyusui Terlamp
ada massa yang benar
,asi ada
13) Abdomen
: TFU 2
jari di bawah
pusat,kontraksi
uterus
baik,konsistensi 4. Kebutuhan Ibu
uterus dalam masa 4. Kebutuh
keras,blass Nifas dalam
minimal M (SAP
14) Diastasis Te
recti : 3/4
15) Ekstremita 5. Informasikan
s : jadwal
Atas: tangan kunjungan ulang 5. Menjad
tidak oedema kunjung
Bawah : Kaki dengan i
tidak oedema, kunjung
tidak ada 1 mingg
varises,kuku
bersih dan
berwarna merah
muda, tidak ada
tanda hotman
16) Genitalia :
Terdapat lochea
rubra,bau
amis,warna
merah
kehitaman,
vulva tidak
oedema,tidak
ada varises
33

Kunjungan : KF II

Hari/ Tanggal : Sabtu / 15 Januari

2022 Jam : 15:00 WIB

S O A P Wak Pelaksanaan Evaluasi


tu

1. Data 1) Diagnosa :  Informa 1. Menginfor 1. Ibu


asinya Umum Ibu post sikan masikan sudah
sudah partum 7 hasil hasil meng
mulai KU hari normal pemerik pemeriksaa etahui
banya 2) Kebutuhan : saan n kepada hasil
k dan : Baik 1.Informasika ibu bahwa pemer
bayi n hasil kondisi ibu iksaan
kuat TTV dan
pemeriksaan dalam
meny TD 2.Beri penkes keadaan ibu
usui tentang baik,tidak meras
:120/70 - Senam  Berikan ada tanda – a
2. Nifas penkes tanda yang senan
pengel N - Asi tentang : membahaya g
uaran Eksl - Senam kan kondi
darah : 70 x usif Nifas sinya
dari - Tand dalam
kemal /meni a– keada
uan Tand 2. Memberika an
sudah S a n Penkes baik
tidak Baha tentang
banya : 36, c ya Senam 2. Ibu
k P Mas Nifas telah
a menc
3. nyeri : 21 Nifa obaka
pada s n
perut x/menit tehnik
 Jadwal
bagian sena
kunjungan
bawah m
ulang
tidak nifas
di Khusus yang
rasaka di
n nya Wajah: ajar
lagi Tidak
kan,
ada
3. Menjelaska dan
5.Ibu oedema
an kepada ibu
tidak ,tidak
ibu manfaat mamp
menga pucat u
lami ASI
Mata: Ekslusif melak
tanda ukann
– Konju dapat
34

tanda ngtiva menjalin ya


bahay merah  Informa hubungan
a muda,s sikan baik antara
masa klera kunjung ibu dan
3. Ibu
nifas putih an ulang bayi.
meng
Anjurkan
6. BAB Bibir : erti
ibu untuk
dan Tidak dan
menyusui
BAK kering mamp
bayinya
ibu ,tidak u
secara
sudah pucat meng
Ekslusif
lancar dan ulang
selama 6
gusi kemb
bulan tanpa
tidak ali
pemberian
bengk serta
tambahan
ak dan melak
apapun
merah ukan
seperti susu
anjura
formula,
Leher : n
dan
Tidak bidan
pemberian
ada
MPASI
pemb terlalu dini.
esaran 4. Memberi
tahu ibu
kelenj untuk
ar kunjungan
tiroid ulang 2
dan minggu lagi
kelenj
ar
limfe 4. Ibu
me
nye
Payud tuju
ara: i
Papila unt
meno uk
njol, kun
jun
Tidak gan
ada ula
masa , ng
penge beri
luaran kut
asi nya
ada

Abdome
n:
TFU
tidak
35

teraba
,
diasta
sis
recti
1/3,

blas :

minim
al

Ekstremit
as
:

Atas

Tanga
n
tidak
oede
ma,ku
ku
kemer
ahan

Bawah:
Kaki
tidak
oede
ma,

tidak
ada
varise
s,tand
a
homa
n
tidak
ada

Genitali
a:
Terd
apat
peng
36

elua
ran
perv
agin
am
ber
war
n
mer
ah
keco
klata
n
,bau
amis
,

juml
ah
sedi
kit,ti
dak
ada
tand
a
infe
ksi,

loch
ea
sang
uile
nta
37

Kunjungan : KF III

Hari / Tanggal : Sabtu, 12 Februari 2022

Pukul : 16:00 WIB

S O A P Jam Catatan Pelaksan


mengatakan A. Pemeriksaaan Umum A. Diagnosa : Ibu 1. Informasikan 1. Menginfo
tidak ada Kesadaran : 3 minggu hasil pemeriksaan r hasil
masalah Composmentis Keadaan postpartum pada ibu dan pe
emosional : Baik TTV : normal suami. pada ibu
TD : 120/80 mmHg keadaan i
N : 80 x/i B. Masalah: tidak tanda-tanda
P : 19 x/i ada dalam bata
S : 36,3⁰ C 2. Penkes nutrisi
C. Kebutuhan : 2. Menganjurka
B. Pemeriksaan Khusus 1. Informasi hasil untuk men
Wajah : wajah ibu tidak pemeriksaan nutrisinya,
oedema, bersih dan tidak pucat 2. Nutrisi makanan
Mata : konjungtiva merah 3. Penkes tentang tinggiprotein
muda dan sklera putih bersih a. KB 3. Berikan penkes banyakmeng
Leher : tidak terdapat pascapersali tentang i buahdan sa
pembesaran kelenjar tyroid dan nan a. Konseling
limfa Alat
Payudara : Payudara ibu kontrasepsi 3. Memberikan
simetris,aerola konseling
hiperpigmentasi,tidak terdapat KB,jelaska
retraksi, tidak terdapat massa, ibu alatk
ASI (+). apa sajay
Abdomen ibu gu
TFU : tidak teraba, blass efeksampin
minimal sertakeuntu
Ekstrimitas: masing-
Atas: tidak oedema, kuku tidak masingalat
sianosis, si.
Bawah: tidak oedema, tidak ada
varises, kuku tidak sianosis
Genitalia
Lochea : alba
Warna : putih
Bau : amis
Anus: tidak ada haemoroid

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR Ny “Z”


38

TAHUN 2022

Kunjungan : KN I

Hari/Tanggal : Jum’at/ 14 Januari 2022

Waktu : 14:00 WIB

S O A P Jam Pelaks

a) Bayi ibu a.Data Umum Diagnosa : a. Informasikan 1.Menginform


sudah BAB DJ : 120 x/menit Bayi baru lahir 2 hari hasil pemeriksaan bahwa kond
dan BAK P :48 x/ menit normal ibudalam k
b) Ibu telah S : 36,8 C Kebutuhan: baik
menyususi Jk : Laki – a.Informasi hasil b. Inform
bayinya laki b.Data pemeriksaan consen 2.Melakukan
Khusus b.Inform consen tindakan consen tinda
Kepala : Ubun – ubun tindakan akan di laku
datar, tidak ada cepal c.Pemeriksaan Fisik pemeriksaan
hematom dan d.Mandikan bayi ,kemudian
e.Perawatan Tali akan di man
caput suksadenium,
Pusat akan di laku
Molase 0.
f.Penuhi Kebutuhan pemberian i
Lingkar kepala: 32cm
 Perlindungan Hb 0 pada b
Wajah : tidak pucat,
termal
Mata : simetris  Nutrisi 3.Melakukan
kiri dan kanan, tidak g.Beri Penkes pemeriksaan
ada tanda – tanda tentang dari ujung r
c. Pemeriksaan Fisik
infeksi,konjungtifa - Asi Ekslusif sampai ujun
kemerahan,reflek - personal melakukan
glabella (+) hygiene bayi pemeriksaan
- perlindungan antropometr
Telinga: Sejajar dengan termal
garis bayang mata. - tanda – tanda
bahaya pada 4.Memandika
Hidung : Terdapat bayi baru lahir untuk memb
lobang hidung,tidak -perawatan bayi sisa – sisa d
terdapatmpembengkaka d. Mandikan bayi
h. Imunisasi Bayi masih mene
n atau kelainan. i. Informasikan bayi ibu
Mulut : bibir merah kunjungan ulang
muda,tidak ada
5.Melakukan
labioskizis,labiopaloski
tali pusat de
zis,atau
perawatan ta
labiopalatonasoskizis,re
terbuka, ket
flek rooting (+), e. Perawatan Tali
bersih tali p
Pusat
39

sucking (+),dan bayi ,setelah


swallowing (+). mandi,BAK
kering kan t
Leher: Tidak ada menggunak
pembengkakan reflek bersih, pasti
toniknek (+) pusat selalu
kering,janga
Dada : Dada simetris
apapun pada
kiri dan kanan,putting
bayi,
susu
6. Penuhi kebu
menonjol,tidak ada
perlindungan
kelainan
bayi dengan
Perut : agak membedung
buncit,talipusat bersih memakaika
tidak ada tanda – tanda f.Penuhi Kebutuhan yang kering
infeksi,  Perlindungan termal lembut pada
 Nutrisi kemudian
Ekstremitas atas: jari – menjagasuh
jari lengkap,tidak ada tetap
kelainan,tidak hangat.
sianosis,reflek morro 7. Memberika
(+),reflek graf(+) ibu dan men
ibu segera
Ekstremitas bawah: Jari m
– jari lengkap, bayinya,anj
menyusui b
tidak ada kelainan, ondemand/
bayi mau at
tidak sianosis.
setiap 2 jam
reflek babinski (+),
8. Memberika
Plantar ( +) tentang
Asi Ekslusif
Genitalia: Testis telah Menganjurk
turun ke untuk meny
nya secara e
sktotum, pada 6 bula
g.Berikan Penkes
terdapat lubang penis tentang yaitu tanpa t
pada ujung penis. - Asi Ekslusif susu formul
makanan lai
Punggung: Tidak  Menganjurk
terdapat spinabifida menjaga per
pada punggung hygien ibu
memandika
Anus :berlobang minimal 2 k
sehari,kemu
Kulit : Terdapat segera meng
- personal hygiene
vermik kasiosa,warna popok bayi
bayi
kulit kemerahan. bayi BAK a
BAB,Ganti
bayi setiap
k
40

Pemeriksaan pakaian kot


antropometri Menjaga per
BB : 3200 gr termal bayi,
PB : 50 cm anjurkan ibu
Lingkar Kepala : 32 selalu menja
cm kehangatan
Lingkar dada : 33 jangan biark
cm bayi basah,
Eliminasi - perlindungan selalu selim
BAB : Ada termal dengan kain
BAK : Ada kering dan
lembut,Jang
kan bayi di
jendela,kipa
atau benda y
menyebabka
kehilangan
seperti besi,
lantai tanpa
bayi ibu sun
belaian aga
tetap hangat
 Menjelaska
tanda – tand
BBl
( SAP
terlam

- tanda – tanda
bahaya pada
bayi baru lahir

Menginforma
ibu bahwa b
akan di
imun di
h. Imunisasi Bayi suntikkan
sebelak kana
bagian latera

Menginform
pada ibu ten
kunjungan u

i. Informasikan
kunjungan ulang
41

Kunjungan : KN 2

Hari/ tanggal : Sabtu, 15 Januari 2022

Pukul : 15.00 WIB

S O A P Ja atatan Pe
m
Ibu mengatakan A.Data Umum A. Diagnosa : 1. Informasikan 1. Men
ingin memeriksa- KU : Baik Bayi usia 3 hari normal. hasil kepa
kan keadaan Kesadaran: B. Masalah : pemeriksaan kelu
bayinya. Komposmentis Tidak ada pada kead
TTV : C. Kebutuhan: ibu dan suami dan
Ibu mengatakan Denyut jantung : 135 1. Informasi hasil hal y
tali pusat sudah x/menit pemeriksaan dice
lepas sejak usia Pernapasan:45x/menit 2. Penkes ASI ekslusif 2. Berikan ibu
bayi 5 hari Suhu: 36,5 ºC 3. Review tentang penkes tentang 2. Me
BB : 3300 gram tanda-tanda bahaya ASI Eksklusif pen
B. Pemeriksaan pada bayi Eks
Khusus : 4.Kunjungan ulang. men
Abdomen : sam
tidak ada 3. Review tanp
perdarahan pada kembali tanda- tam
tali pusat,tidak tanda bahaya 3. Mere
ada tanda-tanda pada bayi tanda
infeksi pada tali pada
pusat, tali pusat
sudah lepas.
Tidak ada 4. Jadwalkan
komplikasi lain kunjungan
pada bayi ulang 2minggu 4. Jadw
pada ibu kunj
2min
42

Kunjungan : KN 3

Hari / Tanggal : Sabtu, 12 Februari

2022 Pukul : 16:00 WIB

S O A P Ja Catatan
m

Ibu mengatakan A. Data Umum A. Diagnosa : Bayi 1. Informasikan hasil 1. Mengi


ingin KU : Baik usia 3 minggu pemeriksaan pada kepada
memeriksakan Kesadaran: normal ibu dan suami keluarg
keadaan Komposmentis B. Masalah : Tidak keadaa
bayinya. TTV ada 2. Penkes mengenai: dan tid
Nadi :100 x/menit C. Kebutuhan : a. ASI Ekslusif 2. Berika
Pernapasan:45x/i 1. Informasi hasil meng
Suhu : 36,5 ºC pemeriksaan e
BB: 3800 gram 2. Penkes mengenai: a. M
B. Pemeriksaan Khusus : a. ASI Ekslusif b. Imunisasi e
Abdomen : tali pusat b. Imunisasi ke
sudah lepas ten
Tidak ada komplikasi lain Ek
pada bayi b. Me
unt
me
im
bay
jad
anj
ke

DAFTAR PUSTAKA

Diana,S.2017. Model Asuhan Kebidanan Continuity Of Care. Surakarta: CV.Kekata Group

Helen Cheyne. 2015. continuity of care in community midwifery’ from Health care
management science
43

Hilde Perdok. 2018. Continuity of care is an important and distinct aspect of childbirth
experience : findings of a survey evaluating experienced continuity of care, experienced
quality of care and women’s perception of labor

Damayanti,Ika Putri,dkk.2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu


Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta:DeePublish

Kemenkes RI,2015. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Jakarta: Kementrian


Kesehatan RI.

Riskesdas tahun 2018,(di unduh 10 januari 2020 )


https://drive.google.com/file/d/1Vpf3ntFMm3A78S8Xlan2MHxbQhqyMV5i/view

Kamariyah dkk, 2014. Buku Ajar Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.


SDKI.2017 [Sumber Online] https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-survei-demografi-
dan-kesehatan-indonesia-2017 diunduh tanggal 17 Januari 2020

Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan(Sustainable Development Goals)di


Indonesia. 2016. [sumber online]
https://filantropi.or.id/pubs/uploads/files/3%20BPS%20Potret%20Awal%20TPB%20di%20
Indonesia.pdf diunduh online tanggal 20 Januari 2020

ICM. 2019. Essential Competencies for Midwifery Practice

Maulidia.R.2012. Lack of Education Safe Motherhood in Girls Boarding Scholl in


Ponorogo.

Johnson.Y. 2014. Keperawatan Maternitas. Jakarta:Rapha Publishing.

Cunningham,F,Garry. 2012,Obsetri Wiliams. Jakarta: Buku kedokteran EGC

JNPK-KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatus Esensial.
Jakarta : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Legawati, 2019. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Wineka Media.

Indriyani, dan Djami.M.E.U.2016. Update Asuhan Persalinan Konsep Persalinan Secara


Komprehensif Dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta:Pustaka Baru

Kemenkes RI, 2016. Modul Midwifery Update60 Langkah Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka

K.Sukarni.icesmi, 2013, Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta: Nuhu Medika.

Maritalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kemenkes RI. 2017. Bahan Ajar Kebidanan Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai