Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA MASA NIFAS FISIOLOGIS


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP CEMPAKA
TAHUN 2021

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Kebidanan PKK II

Dosen Pembimbing
Darmayanti, S.Si.T.,M.Kes

Oleh :
Nama : Sylvie Septianita Kanty
NIM : P07124118250
Semester : VI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIPLOMA III
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN


PADA MASA NIFAS FISIOLOGIS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP CEMPAKA
TAHUN 2021

Telah dikonsultasikan dan disetujui Laporan Asuhan Kebidanan Pada Pada Masa
Nifas Fisiologis Di Wilyah Kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka Tahun 2021,
dengan :
Nama : Ny. R
Umur : 31 Tahun
Alamat : Jln. Mistar Cokrokusumo

Digunakan untuk memenuhi tugas pembuatan asuhan kebidanan pada PKK II,
oleh :
Nama : Sylvie Septianita Kanty
NIM : P07124118250

Banjarbaru, Mei 2021

Mengetahui,
Pembimbing Praktik Klinik Kebidanan II Mahasiswa

Darmayanti, S.Si.T., M.Kes Sylvie Septianita Kanty


NIP. 107310021993022001 NIM. P07124118250

i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Telah disetujui dan diterima pengambilan kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan
Pada Masa Nifas Fisiologis Di Wilayah Puskesmas Rawat Inap Cempaka Tahun
2021”

Nama : Ny. R
Umur : 31 Tahun
Alamat : Jln. Mistar Cokrokusumo

Demikian lembar persetujuan ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Praktik Klinik Kebidanan II bagi Mahasiswi Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemeterian Kesehatan Banjarmasin Semester IV

Banjarbaru, Mei 2021


Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswi

Neti Nurgiarti, S.Si.T Sylvie Septianita Kanty


SIPB No. 058 Tahun 2018 NIM. P07124118250

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Masa Nifas Fisologis” Sebagai syarat menyelesaikan Praktik
Klinik Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan Banjarmasin Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin.
Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam pembuatan
Asuhan Kebidanan ini, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada Darmayanti, S.Si.T., M.Kes selaku pembimbing pertama,
Hj. Isnaniah, S.ST.,M.Pd selaku pembimbing kedua. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin
2. Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.
3. Ketua Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin.
4. Dewan pembimbing Asuhan Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin.
Penulis menyadari Asuhan Kebidanan ini masih banyak kekurangan,
untuk itu mohon saran dan kritik guna kesempurnaan Asuhan Kebidanan ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik
yang telah diberikan

Banjarbaru, Mei 2021

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS............................................i


LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS....................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
A. Pengertian Asuhan Nifas...........................................................................4
B. Tujuan Asuhan Nifas.................................................................................4
C. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas..............................4
D. Standar pelayanan Nifas............................................................................5
E. Tanda Bahaya Dalam Masa Nifas.............................................................5
F. Kunjungan Masa Nifas..................................................................................5
BAB III....................................................................................................................8
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN........................................................8
PADA MASA NIFAS FISIOLOGIS....................................................................8
TAHUN 2021..........................................................................................................8
BAB IV..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama
masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab
lain seperti kecelakaan atau insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes, 2020 Hal. 97).
Masa Nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan
harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
(Prawirohardjo, 2014 hal.356).
Masa Nifas adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi. Bagi ibu
yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya, ibu menyadari terjadinya
perubahan kehidupan yang sangat bermakna selama hidupnya. Keadaan ini
ditandai dengan dengan perubahan emosional, perubahan fisik, dan hubungan
keluarga (Prawirohardjo, 2014 hal 357).
Tujuan asuhan masa nifas adalah menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik
fisik maupun psikologis. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi
dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
Berdasarkan studi pendahuluan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Cempaka terdapat salah seorang ibu nifas yaitu Ny. R P1A0 dengan usia 6
jam post partum. Ibu mengeluh nyeri pada daerah penjahitan.
Ibu mengalami ketidaknyamanan yaitu nyeri pada daerah penjahit. Faktor
penyebab luka perineum pada ibu nifas antara lain partus presipitatus yang
tidak dikendalikan dan tidak ditolong, pasien tidak mampu berhenti
mengejan, partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus
yang berlebih, edema dan kerapuhan pada perineum, vasikositas vulva yang
melemah jaringan perineum, arkus pubis sempit dengan pintu bawah panggul

1
2

yang sempit pula sehingga menekan kepala bayi kearah posterior, dan
perluasan episiotomi. Faktor penyebab janinnya antara lain bayi besar, posisi
kepala yang abnormal, kelahiran bokong, ekstraksi forcep yang sukar, dan
distosia bahu. Pencegahan nyeri pada luka jahit dengan cara mobilisasi dini
untuk menghindari pembengkakan dan mencegah terjadinya gangguan
pembuluh darah.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan nifas
pada Ny, R agar ibu dapat memahami dan mengatasi berbagai keluhan yang
ibu rasakan, serta nantinya membantu ibu menjadi akseptor keluarga
berencana.

B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, asuhan yang diberikan pada ibu. Pada
penyusunan laporan ini, penulis membatasi asuhan kebidanan nifas fisiologis
pada Ny. R 6 jam post partum.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mampu Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 6 Jam
Postpartum Fisiologis di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Masa Nifas Fisiologis di Wilayah
Kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka.
b. Mampu menetapkan hasil Analisa pada Masa Nifas Fisiologis di
Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka.
c. Mampu melakukan Penatalaksanan pada Masa Nifas Fisiologis di
Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Cempaka.
3

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan pengetahuan serta informasi dan dapat
mengaplikasikan hasil pembelajaran dalam asuhan yaitu asuhan pada
nifas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa lain untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang asuhan kebidanan
selanjutnya.
b. Bagi Penulis
Untuk menambah pengalaman dalam sikap dan keterampilan dalam
memberikan asuhan kebidanan dan menjadi pengalaman bagi penulis
untuk melakukan asuhan kebidanan secara langsung dilapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Asuhan Nifas


Asuhan Nifas adalah Penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien
mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam
keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil serta
memberikan dukungan penuh terhadap pasien agar dapat melewati masa
nifasnya dengan aman dan nyaman serta bidan dapat memberikan pelayanan
untuk kecurigaan dan munculnya tanda terjadinya komplikasi (Prawirohardjo,
2018 hal 357).

B. Tujuan Asuhan Nifas


Menurut Marmi (2017, Hal. 11) tujuan dari pemberian asuhan pada masa
nifas untuk :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, cara manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan
bayi sehari – hari.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana
5. Memberikan kesehatan emosi.

C. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Menurut Heryani (2012, Hal. 4) adapun peran dan tanggung jawab dalam
masa nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas
sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

4
5

3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa


nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu
dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda – tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosis dan rencana tindakan serta melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan cara
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
8. Memberikan asuhan secara profesional.

D. Standar pelayanan Nifas


Menurut PP IBI dalam buku Midwifery Update (2017 hal 65), standar
pelayanan nifas yaitu:
1. Standar 9 : Asuhan ibu Post Partum
2. Standar 10 : Asuhan Ibu dan Bayi Selama Masa Nifas

E. Tanda Bahaya Dalam Masa Nifas


1. Perdarahan lewat jalan lahir
2. Demam lebih dari 2 hari
3. Ibu terlihat sedih murung dan menangis tanpa sebab (depresi)
4. Bengkak diwajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang – kejang
5. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
6. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit

F. Kunjungan Masa Nifas


Kemenkes RI (2020, Hal. 27) menyatakan bahwa kunjungan masa nifas
yaitu :
1. Setelah persalinan (6-48 jam)
6

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena Atonia uteri.


b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila
perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia Jika
petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2. 3 – 7 hari setelah persalinan
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada
bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperhatikan
tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari - hari.
3. 8 – 28 hari setelah persalinan
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal
b. Uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
c. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
d. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperhatikan
tanda-tanda penyulit.
7

f. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali


pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

4. 29 – 42 hari setelah persalinan


a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia dan bayi
alami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
BAB III
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA MASA NIFAS FISIOLOGIS
TAHUN 2021

Pengkajian
Hari/Tanggal : Rabu, 24 Maret 2021
Pukul : 16.30 WITA

Prolog
Pada tanggal 24 Maret 2021 pukul 10.34 WITA, ibu melahirkan anak keduanya di
PMB “N” lahir normal, spontan belakang kepala, jenis kelamin laki – laki, berat
badan 3000 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32
cm, lingkar lengan atas 11,5 cm, dengan apgar skor 8-9-10, bayi menangis kuat,
menghisap kuat, anus (positif), cacat (negatif), bayi belum BAB dan BAK. IMD
dilakukan segera setelah bayi lahir dan berhasil dalam 30 menit. Kala IV pada ibu
2 jam post partum normal, terdapat laserasi derajat 2 dan sudah dilakukan
penjahitan. Ibu sudah meminum kapsul Vitamin A segera setelah melahirkan.

Data Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan terasa nyeri pada luka bekas
jahitan

Data Objektif
KU baik, kesadaran compos mentis, TD 120/80 mmHg, N : 84 x/m, R : 24 x/m,
S : 36,5˚C, Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, puting susu menonjol,
sudah ada pengeluran kolostrum, kedua mamae keras dan menegang, kontraksi
uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, darah yang keluar
berwarna merah segar (lochea Rubra), perdarahan ±100 cc, terdapat jahitan pada
jalan lahir, tidak ada tanda-tanda infeksi pada jahitan. Ibu sudah BAK dan belum
BAB.

8
9

Analisa
P2 A0 umur 31 Tahun nifas 6 jam fisiologis.

Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, yaitu keadaan umum dan kontraksi
uterus ibu baik, tanda-tanda vital dan perdarahan normal. Ibu mengerti.
b. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mules yang ibu rasakan adalah hal yang
normal hal tersebut disebabkan karena kontraksi rahim yang berguna untuk
pengecilan rahim ke keadaan semula sebelum hamil. Kontraksi tersebut
mencegah terjadinya perdarahan karena pembuluh darah terjepit dan rasa
nyeri akan berkurang dan bisa hilang 2-3 hari. Memberitahu ibu cara
mengurangi nyeri dengan melakukan mobilisasi dini, juga menghindari
terjadinya thrombosis vena, kekakuan atau penegangan otot-otot di seluruh
tubuh dan sirkulasi darah. Ibu mengerti.
c. Mengajarkan ibu cara masase uterus yaitu masase uterus dengan gerakan
memutar searah jarum jam atau sebaliknya selama 15 detik tujuannya adalah
agar uterus ibu berkontraksi dengan baik. Ibu mengerti.
d. Menjelaskan pada ibu rasa sakit pada daerah jahitan adalah hal yang normal
terjadi, dianjurkan ibu untuk mobilisasi secara dini untuk mengurangi rasa
sakit dan menghindari pembengkakan pada daerah jahitan. Memberitahu ibu
agar menjaga personal hygiene terutama pada daerah genetalia, yaitu dengan
mengganti pembalut minimal 2 kali sehari. Ibu mengerti.
e. Menjelaskan kepada ibu agar terus memberikan ASI kepada bayi minimal
setiap 2 jam sekali dari kedua payudara secara bergantian agar payudara tidak
bengkak dan gizi bayi tercukupi.
f. Memberikan KIE :
1) Mengnjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi pekerjaan berat
yang membuat kelelahan, karena masih dalam masa pemulihan. Ibu
mengerti.
10

2) Menganjurkan ibu untuk tidak berpantangan dalam hal makanan,


memamakan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan ibu nifas seperti
ikan, telur, tahu, tempe, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Ibu mengerti.
3) Memberitahukan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti
pendarahan yang banyak dan terus menerus, keluar cairan seperti nanah
dan berbau, suhu badan meningkat sampai 38⁰ C, bengkak di muka
tangan atau kaki disertai sakit kepala dan kejang, nyeri atau panas di
daerah tungkai, payudara bengkak berwarna kemerahan dan sakit. Jika
ibu mengalami tanda bahaya masa nifas segera menghubungi bidan atau
mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Ibu mengerti
g. Memberikan ibu tablet Fe 200 mg (1x1 tablet perhari), vitamin A 200.000 IU
2 kapsul ( 1 kapsul pertama diminum minimal 2 jam setelah persalinan dan
maksimal 6 jam setelah persalinan dan mengingatkan ibu untuk meminum
kapsul yang kedua diminum 24 jam setelah pemberian kapsul pertama). Ibu
bersedia meminum obat.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny. R umur 31 tahun
P2A0 nifas 6 jam fisiologis, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Ny. R P2A0 mengatakan perutnya masih terasa mules dan nyeri pada luka
bekas jahitan.
2. Hasil pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan khusus kebidaan pada
ibu dalam batas normal.
3. Hasil analisa, Ny. R P2A0 nifas 6 jam fisiologis.
4. Penatalaksanaan yang diberikan secara menyeluruh sesuai dengan
keluhan dan kebutuhan ibu, yaitu pendidikan kesehatan tentang
ketidaknyamanan pada masa nifas dan cara mengatasinya, cara menyusui
dan anjuran pemberian ASI, perawatan masa nifas, kebutuhan dasar masa
nifas dan pemeriksaan tanda – tanda vital, TFU, kontraksi uterus,
kandung kemih serta perdarahan masa nifas.

B. Saran
1. Bagi penulis
Diharapkan dengan adanya asuhan kebidanan ini, penulis dapat lebih
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan serta lebih teliti dalam
memberikan asuhan kebidanan sesuai standar.
2. Bagi Responden
Diharapkan ibu dapat memberikan ASI secara ekslusif selama 6 bulan
tanpa makanan tambahan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri. Dewi, Tina, dkk. (2015) Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui.
Penerbit Erlangga. Jakarta Timur.

Heryani, Reni. (2012) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui. CV.
Trans Info Media. Jakarta Timur.

Kemenkes RI. (2020a) Buku Kesehatan Ibu dan Anak. [internet]. Kemenkes RI.
Tersedia didalam http://www.kesga.kemkes.go.id [Diakses & Diunduh 1
Februari 2021]

Kemenkes RI. (2020b) Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas dan Bayi
Baru Lahir. [internet]. Kemenkes RI. Tersedia didalam
http://www.kesga.kemkes.go.id [Diakses & Diunduh 1 Februari 2021]

Kemenkes RI. (2020c) Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. [internet].


Kemenkes RI. Tersedia didalam http://pusdatin.kemenkes.go.id [Diakses &
Diunduh 1 Februari 2021]

Marmi. (2011) Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Peurperium Care”. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.

Nugroho, Taufan. Nurrezki, dkk. (2014) Askeb 1 Kehamilan. Nuha Medika.


Yogyakarta.

PP IBI. (2020) Buku Acuan Midwifery Update 2017. Pengurus Pusat IKATAN
BIDAN INDONESIA. Jakarta Pusat

12

Anda mungkin juga menyukai