Anda di halaman 1dari 88

PROPOSAL SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN


KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS
WEKMIDAR

CHRISTINA SERAN
P07124321213

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2022
PROPOSAL SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN


KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS
WEKMIDAR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengajukan penelitian

CHRISTINA SERAN
P07124321213

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2021

2
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Penelitian
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN
KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS
WEKMIDAR”

Disusun oleh:

CHRISTINA SERAN
P07124321213

telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal :


13 November 2021

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Hesty Widyasih, S.ST., M.Kes. Sujiatini,S.SiT., M.Keb.

NIP.19791007 200501 2 004 NIP.19710129 20011 2 2002

Yogyakarta, ……………………
Ketua Jurusan Kebidanan

3
DR. Yuni Kusmiyati, S.ST. MPH
NIP. 19760620 200212 2 001

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN
KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS
WEKMIDAR”

Disusun Oleh:

CHRISTINA SERAN
P07124321213

Telah dipertahankan dalam seminar di depan Dewan Penguji


Pada tanggal: ..................2021

SUSUNAN DEWAN PENGUJI


Ketua,

Dr. Agus Wijanarka, S.SiT., M.Kes. (..................................)


NIP. 19740306 199803 1 002

Anggota,

Hesty Widyasih, S.ST., M.Kes. (..................................)


NIP. 19791007 200501 2 004

Anggota,

Sujiatini, S.SiT., M.Keb.

4
NIP.19710129 200112 2 002 (..................................)

Yogyakarta, ……………………
Ketua Jurusan Kebidanan

DR. Yuni Kusmiyati, S.ST., MPH


NIP. 19760620 200212 2 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini.Penulisan Skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan

pada Program Studi Sarjana Terapan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Yogyakarta. Skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari

berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Joko Susilo, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

yang telah memberikan kesempatan untuk penyusunan skripsi.

2. Dr. Yuni Kusmiyati, SST., M.PH., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Yogyakarta.

3. Dr. Agus Wijanarka, SSiT, M.Kes., selaku ketua dewan penguji yang telah

memberikanarahan kebijakan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

5
4. Hesty Widyasih, SST., M.Keb., selaku pembimbing utama yang telah

memberikan arahan kebijakan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

5. Sujiatini, S.SiT., M.Keb., selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Jurusan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta serta selaku pembimbing

pendamping yang telah memberikan kesempatan, arahan, dan bimbingan

dalam penyusunan skripsi.

6. Dr. Agus Wijarnaka, S.SiT, M.Kes selaku ketua Dewan Penguji.

7. Blasius Bria Nahak, SKM, M.KM selaku Kepala Puskesmas Wekmidar, yang

telah memberikan kesempatan menyusun untuk melakukan penelitian.

8. Responden penelitian dan pihak yang membantu penelitian.

9. Orang tua, suami dan anak-anak saya yang telah memberikan bantuan

dukungan material dan moral.

10. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan proposal

tugas akhir ini, dan

11. Teman-teman Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang A yang senantiasa

memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, Desember 2021

Penulis

6
7
DAFTAR ISI

Halaman

PROPOSAL SKRIPSI i
PROPOSAL SKRIPSI ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Ruang Lingkup 7
E. Manfaat Penelitian 7
F. Keaslian Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12
A. Telaah Pustaka 12
1. Keluarga Berencana 12
2. Kontrasepsi 17
3. Kontrasepsi Implant 20
4. Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi Implant 33
B. Kerangka Teori 40
C. Kerangka Konsep 41
D. Hipotesis Penelitian 41
BAB I METODE PENELITIAN 43
A. Jenis dan Desain Penelitian 43
B. Populasi dan Sampel 43
C. Waktu dan Tempat Penelitian 45
D. Variabel 45
E. Definisi Operasional/Variabel Penelitian 46
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 48
G. Instrumen dan Bahan Penelitian 48

8
H. Uji Validitas dan Realibilitas 49
I. Prosedur Penelitian 49
J. Manajemen Data 50
K. Etika Penelitian 52
DAFTAR PUSTAKA 54
LAMPIRAN 56

9
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Keaslian Penelitian 9


Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian 46

10
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Teori Precede - Proced 40

Gambar 2. Kerangka Konsep 41

11
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian 56


Lampiran 2. Studi Pendahuluan 58
Lampiran 3. Rencana Anggaran 59
Lampiran 4. Penjelasan Prosedur Penelitian 60
Lampiran 5. Penjelasan Sebelum Penelitian 62
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden 64
Lampiran 7. Lembar Persetujuan 65
Lampiran 8. Kuisioner Penelitian 66
Lampiran 9. Dummy Tabel 70

12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi

negara- negara di dunia, khususnya negara berkembang. Indonesia

merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar keempat

setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Dari Badan Pusat Statistik pada

tanggal 21 januari 2021 diketahui bahwa penduduk Indonesia berjumlah

271.349.889 iiwa atau 3.44% dari jumlah penduduk di dunia.3

Data dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun

2017 memperlihatkan kemajuan-kemajuan yang dicapai program keluarga

berencana (KB) dalam 5 tahun terakhir dan kontribusinya terhadap situasi

transisi demografi di Indonesia. Total fertility rate (TFR) Indonesia

mengalami penurunan sebanyak 0,2 poin dari 2,6 per Pasangan Usia Subur

pada pada SDKI Tahun 2012 menjadi 2,4 per Pasangan Usia Subur pada

SDKI Tahun 2017. Pengendalian laju pertambahan jumlah penduduk perlu

dilakukan agar tidak terjadi ledakan penduduk (Yanuarini, 2017). Wanita

yang aktif secara seksual, terjadinya kehamilan pada tahun pertama dapat

mencapai 90% jika tidak menggunakan KB alias alat kontrasepsi. Beberapa

wanita menunda kehamilan dengan berbagai alasan, seperti pendidikan, karir,

finansial dan lainnya. Pemilihan alat kontrasepsi yang tepat dapat membantu

wanita untuk menunda kehamilan. Kegagalan kontrasepsi bisa disebabkan

1
2

berbagai faktor, yaitu salah pemakaian, penggunaan yang terlewat atau tidak

teratur, atau karena metode yang dipilih kurang efektif. Pemilihan metode KB

oleh pasangan usia subur disesuaikan dengan kebutuhan setiap pasangan.

Metode kontrasepsi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat

kontrasepsi yang tersedia. Alat kontrasepsi ada yang bersifat sementara dan

permanen. Metode atau cara yang bersifat permanen dinamakan pada wanita

tubektomi dan pada pria vasektomi.5

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2020 penggunaan

kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan

Amerika Latin dan terendah di Sub Sahara Afrika. Secara global, pengguna

kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014, sekarang menjadi 79,2% pada tahun

2020. Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan

penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun

terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari

60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikitdari

66,7% menjadi 67,0%.2

Keluarga Berencana merupakan salah satu strategi untuk mengurangi

kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T yaitu Terlalu muda

melahirkan (di bawah usia 20 tahun), Terlalu sering melahirkan, Terlalu dekat

jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain

itu, program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar

dapat timbul rasa aman,tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik
3

dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Salah satu alat

kontrasepsi permanen atau mantap yang jarang digunakan adalah MKPJ

(Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) utamanya implant. 24

Implant merupakan alat kontrasepsi hormonal yang efektif dan efisien

berbentuk batang yang ditanamkan di bawah kulit yaitu pada bagian lengan

atas, dan jangka waktu perlindungan dapat mencapai tiga tahun.

Keuntungannya adalah dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan, tidak

mengandung zat aktif berisiko (bebas estrogen), tidak menganggu kegiatan

senggama, setelah pencabutan. Walaupun tingkat efektivitas implant tinggi

tetapi penggunaannya cukup rendah.13

Menurut Penelitian yang di lakukan oleh Rani Pratama Putri, Ratna

Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning Ayu pada tahun 2016 dengan judul

perbandingan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi intra

uterin Devices (IUD) dan kontrasepsi implant pada wanita usia subur di

Kecamatan Sukarame Kabupaten Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

penelitian ini didapatkan ibu dengan pengetahuan yang baik memiliki

kemungkinan 2,160 lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi implant,

faktor sikap ibu yang baik memiliki kemungkinan 2,381 lebih besar untuk

menggunakan kontrasepsi IUD, dan pelayanan KB yang baik memiliki

kemungkinan 0,259 lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi implant.

Faktor dukungan suami tidak dapat dinilai karena semua data yang

didapatkan kurang baik. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu faktor

tingkat pengetahuan, sikap ibu, dukungan suami, dan pelayanan KB lebih


4

mempengaruhi penggunaan kontrasepsi implant dibandingkan kontrasepsi

IUD.17

Penelitian yang dilakukan oleh Dosen Prodi D III Kebidanan

Universitas Pasir Pengaraian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Rendahnya Pemakaian KB Implant Didesa Margamulya Wilayah Kerja

Puskesmas Rambah Samo I. .Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2013 di

Desa Margamulya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan

responden dalam klasifikasi cukup 49 orang (69%), umur responden yaitu 20-

35 tahun 40 orang (56,3%), biaya pemakaian implan mayoritas responden

menyatakan mahal yaitu 58 orang (81,7%), responden tidak menggunakan

implant karena alasan kecantikan 35 orang (49,3%), berdasarkan efek

samping 37 orang (52,4%), dan berdasarkan komplikasi potensial 48 orang

(67,6%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setiap faktor

mempengaruhi rendahnya pemakaian KB implant didesa Margamulya

wilayah kerja Puskesmas Rambah Samo I.6

Untuk data 2020 di Indonesia tercatat pengguna alat

kontrasepsi. KB aktif mencapai 21.308.258 (67,59%) dari jumlah PUS

31.577.492 jiwa. Untuk pengguna kontrasepsi Jangka Panjang IUD sebanyak

1.814.492 (8,51%), sedangkan implant sebanyak 1.808.093 (8,49%) . Di

Provinsi Nusa Tenggata Timur Sendiri tercatat pengguna alat kontrasepsi KB

aktif mencapai 177.140 (37,91%) dari jumlah PUS 466.777 jiwa. Untuk

pengguna kontrasepsi Jangka Panjang IUD sebanyak 39.408 (8,70%),

sedangkan implant sebanyak 31.124 (17,57%) data tersebut menunjukkan


5

bahwa masih rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan kontrasepsi

jangka panjang dan Penggunaan Kb implant masih sangat jauh dari target

Nasional yaitu 75%. 16

Berdasarkan data 3 tahun terakhir yang di ambil di Puskesmas

Wekmidar, Tahun 2018 data akseptor KB aktif adalah sebanyak 185 jiwa

(51.1%) dari PUS sebanyak 362 jiwa, MOW sebanyak 4 (2.2%), Implant

sebanyak 14 (7,6%), Suntik sebanyak 164(88,6%), dan Pil sebanyak 121

(7,1%). Tahun 2019 data akseptor KB aktif sebanyak 286 jiwa (41,6%) dari

PUS sebanyak 687 jiwa, MOW sebanyak 11 (3.8%), Implant sebanyak 67

(23.4%), Suntik sebanyak 193 (67,5%), dan Pil sebanyak 13 (4.5%). Pada

tahun 2020 data akseptor KB aktif di Puskesmas Wekmidar sebanyak 243

jiwa (36.9%) dari PUS sebanyak 658 jiwa, MOW sebanyak 4 (1.6%),

Implant sebanyak 6 (2.5%), Suntik sebanyak 222 (91.4 %), dan Pil sebanyak

11 (4.5%). Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa penggunaan

kontrasepsi suntik di Puskesmas Wekmidar lebih tinggi di bandingkan

penggunaan kontrasepsi lainnya dan metode kontasepsi jangka panjang

kurang diminati oleh akseptor KB aktif di Puskesmas Wekmidar.

Teori Health Belief Model (HB) dalam Notoatmodjo mengungkapkan

bahwa rendahnya minat Kontrasepsi Implant dipengaruhi oleh persepsi

individu mengenai ancaman dan pertimbangan untung rugi. Persepsi individu

dipengaruhi faktor yaitu usia, pendidikan, pengetahuan, sikap, jumlah anak,

paparan sumber informasi dan kondisi ekonomi. 8


6

Banyak faktor yang diduga mempengaruhi minat ibu terhadap

pemakaian kontrasepsi implant seperti tingkat pendidikan ibu, pengetahuan

tentang penggunaan alat kontrasepsi implat yang kurang, banyaknya jumlah

anak dalam keluarga, kurangnya dukungan suami atau keluarga dan sikap

yang negatif terhadap kontasepsi implant. Maka peneliti berkeinginan

melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penggunaan Kontrasepsi Implant pada Akseptor KB di Puskesmas

Wekmidar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas maka masalah yang akan dikaji dalam

penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang memepengaruhi penggunaan

Kontrasepsi Implant pada Akseptor KB Di Puskesmas Wekmidar?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan

Kontrasepsi Implant pada Akseptor KB di Puskesmas Wekmidar.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik meliputi umur, pendidikan dan paritas

dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di

PuskesmasWekmidar.

b. Diketahuinya hubungan faktor pedisposisi meliputi pengetahuan dan

dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di

Puskesmas Wekmidar.
7

c. Diketahuinya hubungan faktor pemungkin meliputi akses pelayanan

dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di

PuskesmasWekmidar.

d. Diketahuinya hubungan faktor pendukung meliputi dukungan suami

dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di

PuskesmasWekmidar.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah pelayanan Keluarga Berencana di

Puskesmas Wekmidar Kecamatan Rinhat.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi tentang Faktor-faktor yang mempengaruri penggunaan

kontrasepsi implant pada akseptor KB.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Kepala Puskesmas Wekmidar

Bentuk real pendekatan kepada Kepala Puskesmas sesuai

dengan peran dan tanggung jawab untuk mengawasi dan dan

mengkoordinir pelayanan KB dalam wilayah kerja Puskesmas

Wekmidar mengenai faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan

kontrasepsi implant agar meningkatkan capaian akseptor KB

implant akseptor KB di Puskesmas Wekmidar.


8

b. Bagi Bidan Puskesmas Wekmidar

Memberikan informasi kepada bidan pelaksana di wilayah

kerja Puskesmas Wekmidar mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di

Puskesmas Wekmidar.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan informasi kepada sivika Akdemika mengenai

Penggunaan faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan

Kontrasepsi Implant Pada Akseptor KB, sehingga dapat menciptakan

Metode Tepat Guna Pada pelayanan Keluarga Berencana.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan informasi kepada peneliti selanjutnya mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi implant

pada akseptor KB, sehingga dapat menginspirasi dalam penelitian

selanjutnya.
9

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian penelitian: “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi Implant pada Akseptor KB

di Puskesmas Wekmidar”

NO JUDUL METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN PERBANDINGAN

1. Rani Pratama Putri, Penelitian ini merupakan hasil penelitian ini didapatkan ibu Perbedaan dengan penelitian yang akan
Ratna Dewi Puspita penelitian analitik korelatif dengan pengetahuan yang baik dilakukan adalah subjek penelitian, jumlah
Sari, Putu Ristyaning dengan pendekatan cross memiliki kemungkinan 2,160 sampel,variabel yang diteliti, judul
Ayu “Perbandingan sectional yang melibatkan 58 lebih besar untuk menggunakan penelitian, lokasi penelitian dan waktu
Faktor-Faktor Yang responden akseptor kontrasepsi implant, faktor sikap penelitian
Mempengaruhi kontrasepsi IUD dan implant ibu yang baik memiliki
di Kecamatan Sukarame kemungkinan 2,381 lebih besar
Penggunaan
pada bulan September hingga untuk menggunakan kontrasepsi
Kontrasepsi Intra
November 2016. Analisis IUD, dan pelayanan KB yang baik
Uterine Devices (Iud)
data menggunakan analisis memiliki kemungkinan 0,259
Dan Kontrasepsi univariat dan bivariat (uji lebih besar untuk menggunakan
Implant Pada Wanita Chi-Square dan uji alternatif kontrasepsi implant.
Usia Subur Di Fisher Exact dengan α=0,05).
Kecamatan Sukarame
Kota Bandar
lampug.”2016
10

2. Erma Sugiana, ST Penelitian ini merupakan Hasil analisis menunjukkan Perbedaan dengan penelitian yang akan
Aisjah Hamid, Erma survei analitik dengan bahwa paritas (p value:0,004) dilakukan adalah subjek penelitian, jumlah
Puspita Sari dan umur (p sampel,variabel yang diteliti, judul
desain penelitian cross penelitian, lokasi penelitian dan waktu
“Faktor-Faktor yang sectional, penelitian vaue:0,028), pekerjaan (p penelitian
Mempengaruhi dilakukan pada bulan Juni - value:0,001), memiliki hubungan
Penggunaan Agustus Tahun 2020 di signifikan dengan penggunaan
Kontrasepsi Implant” KB Implan, sedangkan
2020 melalui Proportional Random pendidikan ( p
Sampling, analisis univariat
(proporsi), bivariat value:0,089) tidak memiliki
hubungan yang signifikan
(uji chi square) dan dengan penggunaan KB Implan.
multivariat (regresi Berdasatkan model akhir
logistik). analisis

multivariat variabel yang paling


besar pengaruhnya terhadap
penggunaan KB Implan adalah
variabel pekerjaan.

3. Firdawsyi Nuzula1,, Rancangan penelitian adalah Pemakaian implan pada wanita Perbedaan dengan penelitian yang akan
N.P. Widarini, survei cross-sectional dengan pasangan usia subur di Kecamatan dilakukan adalah subjek penelitian, jumlah
Mangku 198 sampel wanita kawin Tegalsari didapatkan sebesar sampel,variabel yang diteliti, judul
usia subur yang memakai
Karmaya”Faktor- 21,21%. Analisis multivariat penelitian, lokasi penelitian dan waktu
kontrasepsi di Kecamatan
Faktor yang Tegalsari. Data dikumpulkan menunjukkan bahwa faktor yang
11

Berhubungan dengan dengan wawancara di secara statistik bermakna penelitian


Pemakaian Implan masing-masing rumah mempunyai hubungan terhadap
pada Wanita Kawin responden dengan pemakaian implan adalah nilai
menggunakan kuesioner
Usia Subur di budaya (adjusted OR=3,59;
terstruktur. Analisis data
Kabupaten dilakukan secara univariat, 95%CI: 1,44-8,94), pengetahuan
Banyuwangi” 2013 bivariat dengan tentang implan (adjusted
menggunakan uji chi square, OR=15,10; 95%CI: 3,44-74,40),
serta analisis multivariat role model (adjusted OR=3,43;
dengan metode regresi 95%CI: 1,47-8,06) dan informasi
logistik untuk mengetahui dari petugas kesehatan (adjusted
hubungan secara independen
OR=3,13; 95%CI: 1,16-8,44).
dari variabel bebas terhadap
variabel terikat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Keluarga Berencana

a. Pengertian

Keluarga Berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga

yang berkualitas melalui promosi, perlindungan dan bantuan dalam

mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan,

pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk

keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak dan

usia ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan dan membina

ketahanan serta kesejahteraan anak.10

Menurut WHO 2009 Keluarga Berencana merupakan suatu

tindakan yang membantu seseorang maupun pasangan suami istri

untuk menghindari kelahiran yang tidak diharapkan, mendapatkan

kelahiran yang diinginkan pasangan suami istri, mengatur interval

atau jarak diantara kelahiran, mengontrol waktu pada saat kelahiran

yang berhubungan dengan umur suami istri, menentukan jumlah

anak.10

Berdasarkan UU No 52 Tahun 2009, keluarga berencana

adalahsuatu program masyarakat yang menghimpun dan mengajak

segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam

12
13

melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia

dan Sejahtera dalam rangka meningkatkan mutusumber daya

manusia melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan

kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan

keluarga kecil bahagia dan sejahtera.10

b. Tujuan Keluarga Berencana

Tujuan KB yaitu untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia

dan Sejahtera (NKKBS) penggarapan KB diarahkan pada dua bentuk

sasaran, yaitu:13

1) Sasaran langsung, yakni Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15–

49 tahun, dengan jalan mereka secara bertahap menjadi

peserta KB yang aktif lestari, sehingga memberi efek

langsung penurunan fertilitas.

2) Sasaran tidakl angsung, yaitu organisasi-organisasi, lembaga-

lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah

maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita

dan pemuda) yang diharapkan dapat memberikan

dukungannya dalam pelembagaan NKKBS.

Menurut Undang-Undang RI nomor 52 tahun 2009 tentang

perkemabangan kependudukan dan pembangunan keluarga,

kebijakan keluarga berencana bertujuan untuk.

1) Menurunkan tingkat kelahiran dengan cara mengikutsertakan

seluruh lapisan masyarakat dan potensi yang ada.


14

2) Meningkatkan jumlah peserta keluarga berencana dan

tercapainya pemerataan dan kualitas peserta keluarga

berencana yang menggunakan alat kontrasepsi efektif dan

mantap dengan pelayanan bermutu.

3) Mengembangkan usaha-usaha untuk membantu meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak, memperpanjang harapan hidup,

menurunkan tingkat kematian bayi dan anak-anak dibawah

usia lima tahun dan memperkecil kematian ibu karena risiko

kehamilan dan persalinan.

4) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penerimaan,

penghayatan dan pengamalan norma keluarga kecil yang

bahagia serta sejahtera sebagai cara hidup yang layak dan juga

bertanggung jawab.

5) Meningkatkan peranan dan tanggung jawab wanita, pria dan

generasi muda dalam pelaksanaan upaya-upaya

penanggulangan masalah kependudukan yang ada.

6) Mencapai kemantapan, kesadaran, tanggung jawab dan peran

serta keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan Gerakan

keluarga berencana.

7) Mengembangkan usaha-usaha peningkatan mutu sumber daya

manusia untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan

kesejahteraan keluarga dan masyarakat dalam mempercepat

pelembagaan nilai-nilai.
15

8) Memeratakan penggarapan Gerakan keluarga berencana

keseluruh wilayah dan lapisan masyarakat perkotaan,

pedesaan, kumuh, miskin dan daerah pantai.

9) Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga dan atau pengelola

Gerakan keluarga berencana yang mampu memberikan

pelayanan keluarga berencana yang dapat menjangkau seluruh

lapisan masyarakat diseluruh pelosok tanah air dengan kualitas

yang tinggi dan kenyamanan yang memenuhi harapan.

c. Manfaat Keluarga Berencana

Manfaat yang dirasakan jika sebuah keluarga mengikuti

program KB, diataranya:13

1) Untuk Ibu

Dengan jalan mengatur jumlah anak dan jarak kelahiran,

ibu mendapat manfaat berupa:

a) Perbaiki kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan

yang berulang kali dalam waktu yang terlalu pendek.

b) Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang

dimungkinkan adanya waktu yang cukup dalam

mengasuh anak-anak, untuk beristirahat dan menikmati

menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-

kegiatan lainnya.
16

2) Untuk Anak-Anak yang Dilahirkan

a) Anak-anak yang akan dilahirkan dat tumbuh secara wajar

karena ibu yang mengandungnya ada dalam keadaan

sehat.

b) Sesudah lahir anak tersebut akan memperoleh perhatian

pemeliharaan dan makanan yang cukup karena kehadiran

anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan.

3) Untuk Anak-Anak yang Lain

a) Memberi kesempatan kepada mereka agar perkembangan

fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh

makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam

keluarga.

b) Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna

karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak

waktu yang diberikan oleh ibu untuk setiap anak.

c) Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik

karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis

untuk mempertahankan hidup semata-mata

4) Untuk Ayah

Memberikan kesempatan kepadanya agar dapat

a) Memperbaiki kesejahteraan fisiknya.


17

b) Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena

kecemasan berkurang lebih banyak waktu luang untuk

keluarganya.

5) Untuk seluruh keluarga

a) Kesehatan fisik mental dan sosial setiap anggota keluarga

tergantung dari kesehatan seluruh keluarga.

b) Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang

lebih banyak untuk memperoleh pendidikan.

d. Sasaran Program Keluarga Berencana

Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung

dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin

dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS)

yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara

penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran

tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan

tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan

kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai

keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.4

2. Kontrasepsi

a. Pengertian

Kontrasepsi berasal dari dua kata yaitu kontra dan konsepsi.

Kontra artinya menolak, konsepsi berarti pertemuan antara sel telur

wanita (Ovum) yang sudah matamng dengan sel mani pria (sperma)
18

sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan demikian

kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang matang

dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan

terjadi pembuahan dan kehamilan.4

Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel

sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang

telah dibuahi ke dinding rahim.4

Pasangan usia subur berkisar antara usia 25-40 tahun dimana

pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam

segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.

Ini dibedakan dengan wanita usia subur yang berstatus janda atau

cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan

memanfaatkan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan

metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan

dapat di perhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan

kualitas generasi yang akan datang.4

Kontrasepsi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:4

1) Aman atau tidak berbahaya

2) Dapat diandalkan

3) Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan seorang

dokter

4) Murah
19

5) Dapat diterima oleh orang banyak

6) Pemakaian jangka panjang

b. Jenis dan Metode Kontrasepsi

Jenis-jenis kontrasepsi yang tersedia antara lain:4

1) Metode Sederhana

a) Tanpa Alat

1. Pantang Berkala

2. Metode Kalender

3. Metode Suhu Badan Basal

4. Metode Lendir Serviks

5. Coitus Interputus

b) Dengan Alat

1. Mekanis (barier)

2. Kondom Pria

3. Barier intra vaginal antara lain :diafragama,

kapserviks, spons,dan kondom wanita

2) Metode Modern

a) Kontrasepsi Hormonal

1. Pil KB

2. AKDR

3. Suntik Kb

4. Implan/susuk KB

b) Kontrasepsi Mantap
20

1. Medis Operatif Pria (MOP)

2. Medis Operatif Wanita (MOW)

3. Kontrasepsi Implant

Metode kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan suatu

metode kontrasepsi efektif karena dapat memberikan perlindungan dari

resiko kehamilan untuk jangka waktu hingga sepuluh tahun. Metode

kontrasepsi jangka panjang dinilai paling costeffective dengan tingkat

keberhasilan mencapai 99%.10

Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau implant (susuk)

merupakan metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen

dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun.

Cara kerja alat kontrasepsi ini adalah dengan menghambat ovulasi,

menyebabkan selaput lendir tidak siap untuk menerima pembuahan

dengan cara menebalkan mukus serviks sehingga tidak dapat dilewati

oleh sperma. Konsntrasi yang rendah pada progestin akan menimbulkan

pengentalan mukus serviks. Perubahan terjadi segera setelah pemasangan

implant. Satu atau dua hari dari menstruasi merupakan masa yang tepat

untuk pemasangan implant.4

Implant memiliki efektifitas tertinggi dari setiap metode

kontarsepsi, karena keefektifannya maka implant dapat digunakan oleh

semua wanita disetiap keadaan. Berdasarkan pengamatan secara kohort

yang dilakukan di Nigeria dari tahun 1985 samapai 1996 dan dilakukan

analisis pada tahun 2004 ditemukan pada aksepstorimplant selama di


21

periode itu tidak didapatkan kehamilan yang tidak diinginkan yang

artinya keefektifan dari metode kontrasepsi impant mencapai 100%.

a. Pengertian

Implant adalah kontrasepsi jenis lain yang bersifat hormonal

dan di masukkan kebawah kulit. Ada beberapa jenis implant, yang

biasa dipakai di Indonesia adalah norplant. Implant merupakan

salah satu metode kontrasepsi yang efektif berjangka 2-5 tahun.11

Sedangkan menurut BKKBN implant adalah alat

kontrasepsi yang disusupkandibawah kulit lengan atas sebelah

dalam berbentuk kapsul silastik panjangnya sedikit lebih pendek

dari pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung

hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya

kehamilan.11

b. Jenis-Jenis Implant

Jenis-jenis Implant antara lain :11

1) Norplant, terdiri dari enam batang silastik lembut berongga

dengan panjang 3,4cm diameter 2,4cm berisi 36

mglevonogestrel dengan lama kerja 5 tahun. Pelepasan

hormon setiap harinya berkisar antara 50-85mcg pada tahun

pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30-35mcg

perhari untuk 5 tahun berikutnya. Saat ini norplant yang

paling banyak dipakai.


22

2) Jadena dan Indoplant, terdiri dari dua batang sialstik lembut

berongga dengan panjang 4,3cm, diameter 2,5 mm berisi 75

mglevonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

3) Implanon, terdiri dari satu batang silastik yang berisi

progestin generasi ketiga, yang dimasukkan kedalaminserter

steril dan sekali pakai, dengan panjang kira-kira 4cm dan

diameter 2mm,terdiri dari suatu inti EVA

(EthyleneVinylAcetate) yang berisi 68mg 3-keto-desogestrel

dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya kecepatan

pelepasan hormon adalah 60mcg perhari, yang perlahan-

lahan turun menjadi 3-mcg perhari selama masa kerjanya.

c. Keuntungan Penggunaan Kontrasepsi Implant

Keuntungan dari penggunaan implant antara lain:

1) Daya guna tinggi

2) Cepat bekerja 24 jam setelah pemasangan

3) Perlindungan jangka panjang

4) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

5) Tidak memerlukan periksa dalam\

6) Bebas dari pengaruh estrogen

7) Tidak mengganggu proses senggama

8) Tidak mempengaruhi ASI

9) Hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan


23

10) Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

d. Kerugian Kontrasepsi Implant11

Kerugian penggunaan kontrasepsi, yaitu:

1) Dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan

bercak (spotting), meningatkan jumlah darah haid

(hipermenorhea), dan amenorhea.

2) Keluhan nyeri kepala / pusing

3) Peningkatan / penurunan berat badan

4) Nyeri payudara

5) Perasaan mual

6) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)

7) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan

pencabutan

8) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular

seksual termasuk AIDS

9) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakainimplant ini

sesuai keinginaan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk

pencabutan

10) Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat TBC

(rifampisin) atau obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat)


24

e. Indikasi Penggunaan KB Implant

Indikasi wanita usia subur yang dapat menggunakan KB

implant yaitu :11

1) Usia reproduksi

2) Telah memiliki anak atau belum

3) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi

dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

5) Pasca keguguran

6) Tidak menginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi

7) Riwayat kehamilan ektopik

8) Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah

pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sicklecell)

9) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang

mengandung estrogen

10) Sering lupa bila menggunaka kontrasepsi pil

f. Kontra Indikasi menggunakan KB Implant

Kategori wanita usia subur yang tidak bisa menggunakan KB

Implat yaitu :11

1) Hamil atau diduga hamil


25

2) Perdarahnpervaginam yang belum jelas penyebabnya

3) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara

4) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

5) Mioma uterus dan kanker payudara

6) Gangguan toleransi glukosa

g. Efektivitas Kontrasepsi Implant

Efektivitas kontrasepsi implant ada beberapa, yaitu:11

1) Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant<1per

100wanita per tahun dalam tahun pertama. Ini lebih rendah

dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode barier

2) Efektivitasnya norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan

pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil

h. Cara Kerja Kontrasepsi Implant

Adapaun cara kerja dari kontrasepsi implant menurut

BKKBN, yaitu:11

1) Menghalangi terjadinya ovulasi.

Menekan ovulasi karena progesteronmenghalangi pelepasan

LH Levonogestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan

luteinizinghormone (LH), baik pada hipotalamus maupun

hipofisis, yan penting untuk ovulasi

2) Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit.

Penegentalan lendir serviks, kadar levonorgestrel yang

konstan mempunyai efek nyataterhadapmucus serviks.


26

Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang

memebentuk sawar untuk penetrasi sperma.

3) Menghambat perkembangan siklus dari endometrium.

Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga

sulit terjadi implantasi, levonogestrel menyebabkan supresi

terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi

estradiol dan akhirnya menyebabkan etrofi. Perubahan ini

dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi,

meskipun demikian tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang

dapat di deteksi pada pengguna implant.

4) Mengurangi transportasi sperma.

Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit,

sehingga menghambat pergerakan sperma.

i. Waktu Pemasangan KB Implant

Waktu pemasangan KB implant yang tepat bagi wanita usia

subur adalah:11

1) Setiap saat selama siklus haid hari kedua sampai hari ketujuh.

Bila insersi setelah hari ketujuh akseptor tidak boleh

melakukan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain

selama 24 jam setelah insersi.

2) Dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak hamil


27

3) Bila 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat

dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh tidap perlu

kontrasepsi lain.

4) Bila akseptor menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin

ganti implant, insersi dapat dilakukan setiap saat tapi diyakini

tidak hamil atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu

dengan benar

5) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah non hormonal (kecuali

AKDR) dan klient ingin mengganti dengan implant, dapat

diinsersikan pada hari ketujuh dan klien tidak melakukan

hubungan seks selama 24 jam atau gunakan metode

kontrasepsi lain selama 24 jam setelah insersi

6) Pasca keguguran implant dapat segera di insersikan

j. Pelaksanaan Pasca Pemasangan Kontrasepsi Implant

Yang perlu di perhatikan jika menggunakan kontrasepsi

Implantmenuru adalah:11

1) Daerah insersi harus dibiarkan bersih dan kering selama 48

jam pertama. Hal ini bertujuan mencegah infeksi pada luka

insisi

2) Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedkit rasa perih,

pembengkakak atau lebam apada daerah insisi. Hal ini tidak

perlu di khawatirkan
28

3) Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan namun hindari

benturan, gesekkan atau penekanan pada daerah insersi

4) Jika dipasang balutan penekan (hemostatis) jangan dibuka

selama 48 jam, sedangkan plester lakukan pemantaun dan

perawatan luka di fasiltas pelayanan kesehatan tempat

pemasangan implant setelah 3 hari dilakukan insersi

5) Setelah luka sembuh, daerah tersebut dpat disentuh dan di

cuci dengan tekanan yang wajar

k. Indikasi Penghentian Kontasepsi Implant

Indikasi penghentian penggunaan KB implant menurut

Glasier adalah: 11

1) Dipastikan hamil sementara wanita tidak ingin mengakhiri

kehamilannya

2) Penyakit hati akut

3) Peningkatan tekanan darah yang menetap dan bermakna yang

memerlukan therapy

4) Efek samping yang tidak dapat ditoleransi oleh pasien

5) Menginginkan untuk hamil kembali

6) Apabila kontrasepsi tidak lagi dibutuhkan

7) Apabila sudah mencapai menopouse

l. Efek Samping dan Penanganannya

Efeksamping yang serius sangat jarang terjadi, tanpa ada

perbedaan insiden dengan populasiumum. Di samping perubahan


29

haid, jerawat, perubahan berat badan, hiperpigmentasi di atas

tempat implan, hirsutisme, depresi, perubahan mood, cemas,

tegang, pembentukan kista ovarium, dan galaktore. Sulit untuk

memastikan efek-efek ini disebabkan oleh levonorgestrel.

Walaupun pada dasarnya ringan, tetapi Sebagian besar efek

samping ini dapat menyebabkan penggunan implant menghentikan

pemakaian. Sebagian besar efek samping yang dialami oleh

pengguna adalah nyeri kepala, kira-kira 20% Wanita menghentikan

penggunaan karena nyeri kepala.11

1) Perubahan Berat Badan

Wanita yang menggunakan implant lebih sering

mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan

penurunan berat badan, tetapi temuan yang ada bervariasi. Di

Republik Dominica, 75% wanita mengalami penurunan berat

badan, sementara di San Fransisco, dua pertiga wanita

mengalami peningkatan berat badan. Penilaian perubahan

berat badan pada diet dan penuaan. Walaupun peningkatan

nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik

levonorgestrel, kadar rendah implant tidak mempunyai

dampak klinis apapun.11

2) Mastalgia

Mastalgia bilateral, yang sering terjadi sebelum haid,

biasanya dikaitkan dengan keluhan retensi cairan.


30

Penenteraman hati dan terapi yang ditujukan bagi kelegaan

simtomatis dianjurkan setelah kehamilan disingkirkan. Gejala

ini berkurang seiring meningkatnya durasi penggunaan

implant.11

3) Galaktore

Galaktore lebih sering ditemukan pada wanita yang

melakukan penyisipan implant pada penghentian laktasi.

Kehamilan dan penyebab lain mungkin harus disingkirkan

dengan melakukan uji kehamilan dan melalui pemeriksaan

payudara. Pasien harus diyakinkan bahwa hal ini merupakan

kejadian yang umum diantara pengguna implan dan

kontrasepsi oral. Mengurangi jumlah stimulasi pada payudara

dan putting selama hubungan seksual mungkin dapat

mengurangi gejala, tetapi jika amenore menyertai suatu

galaktore yang menetap, pemeriksaan kadar prolactin harus

dilakukan.11

4) Jerawat

Jerawat dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak,

merupakan keluhan kulit yang paling umum diantara

pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas

androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak

langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar


31

globulin pengikathormoneseks (SHBG, sex hormone binding

globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas

(baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda

dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung

levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG nya

(suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam

androgen bebas yang tidak berikatan. Terapi umum untuk

keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik

hygiene kulit, dan pemberian antibiotictopikal (misalnya

larutan atau gel klindamisin 1% atau reitromisintopikal).

Penggunaan antibiotic local membantu Sebagian besar

pengguna untuk terus menggunakan implant.11

5) Kista Ovarium

Tidak seperti kontrasepsi oral, kadar progestin yang rendah di

dalam serum yang dipertahankan oleh implant tidak

mensupresi FSH yang terus menstimulasi pertumbuhan

folikel ovarium pada Sebagian besar pengguna. Di sisi lain,

puncak LH pada dua tahun pertama penggunaan biasanya

hilang sehingga folikel ini tidak mengalami ovulasi.

Meskipun demikian, beberapa folikel tetap melangsungkan

pertumbuhan dan menyebabkan nyeri, atau dapat dipalpasi

pada saat pemeriksaan panggul. Masa adneksa kira-kira 8 kali

lebih sering ditemukan pada pengguna implant dibandingkan


32

dengan wanita yang mempunyai siklus normal. Karena kista

ini merupakan kista sederhana dan Sebagian besar mengalami

regresi spontan dalam satu bulan deteksi, tidak perlu

dilakukan pemeriksaan sonografi atau laparaskopi. Evakuasi

lebih lanjut diindikasikan jika kista menjadi lebih besar dan

nyeri atau gagal mengalami regresi. Wanita yang berevolusi

teratur lebih jarang membentuk kista, sehingga keadaan ini

cenderung membaik setelah dua tahun penggunaan implant.11

6) Herpes Simpleks

Beberapa pengguna telah mengeluhkan munculnya lesi

herpes simpleks genital dalam frekuensi yang lebih sering,

dibandingkan dengan sebelum penyisipan. Lesi paling sering

timbul dalam periode spotting atau perdarahan yang

memanjang dengan pemakaian pembalut.11

7) Kanker

Efek karsinogenik levonorgestrel dan silstic telah dievaluasi

secara menyeluruh pada hewan dan manusia, dan tidak ada

satu pun yang ditemukan. Evaluasi epidemiologic masih

menunggu penggunaan jangka panjang oleh sejumlah besar

wanita. Kita dapat berspekulasi mengenai efek yang mungkin

dapat disebabkan oleh implant berdasarkan pengalaman kita

dengan kontrasepsi oral dan depoprover. Resiko kanker

endometrium seharusnya berkurang. Penelitian mengenai


33

efek implant terhadap endometrium gagal menemukan bukti

adanya hiperplasia, bahkan pada kadarlevonogestrel yang

rendah dan produksiestradiol endogen normal. Resiko kanker

ovarium juga mungkin berkurang, tetapi tidak sebesar

pengurangan yang terjadi pada metode yang pensupresian

ovulasinya berlangsung sempurna. Efek berupa kanker

payudara dan kanker serviks akan sama sulitnya dinilai

karena variabel yang membingungkan, sebagaimana pada

kontrasepsi oral dan depo provera. Meskipun demikian, dosis

rendah implant cenderung tidak memberikan efek berbeda

dari kontrasepsi hormonal lain. Masa pakai implant 3 tahun,

dan dipasang pada hari 1-7 haid, nifas, dan juga pasca

abortus11

4. Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi Implant

a. Karakter Ibu

1) Umur

Departemen Kesehatan Republik Indonesia membagi

kelompok umur untuk aksepstor KBmenjadi dua kategori yaitu

umur <20 tahun atau >35 tahun. Umur < 20 tahun atau >35

tahun adalah usia untuk menunda kehamilan, umur 20-35 tahun

untuk menjarangkan kehamilan.23

Umur berperan sebagai faktor predisposisi dalam

hubungannya dengan pemakaian KB. Umur berhubungan


34

dengan struktur organ, fungsi fisiologis, komposisi biokimiawi

serta sistem hormonal seorang wanita yang akan

memepengaruhi pemekaian kontrasepsi yang bermaksud untuk

menyelamatkan ibu dana anak akibat melahirkan pada usia

muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada

usia tua.24

Umur ibu berhubungan dengan minat menggunakan

MKJP jenis implant. Seorang perempuan dikatakan berada pada

usia produktif ketika berusia dibawah 35tahun. Umur berperan

sebagai factor intrinsik, yang dapat mempengaruhi struktur

organ, fungsi, komposisi biokimiawi dan sistem hormonal pada

suatu periode umur. Umur juga mempengaruhi seseorang dalam

berpikir dan berperilaku. Seseorang dengan umur yang lebih

dari 35 tahun sudah memiliki 3 (tiga) anak, atau lebih sehingga

lebih memilih kontrasepsi dengan masa yang lebih panjang,

salah satunya Implant35. Penggunaan implant pada umur lebih

dari 35 tahun dikarenakan lebih efektif untuk membatasi

kehamilan dan kelahiran yang sudah memasuki usia resiko

tinggi dan bertambahnya umur maka peluang untuk membatasi

kelahiran juga bertambah tinggi.

2) Pendidikan

Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam

menentukan kualitas manusia dengan kata lain bahwa


35

pendidikan ibu yang lebih tinggi akan membuat pemahaman

yang lebih baik. Pendidikan , pendapat dan konsep-konsep

mengubah sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku

atau kebiasaan yang baru pada pendidikan rendah serta

meningkatkan pengetahuan yang cukup atau kurang bagi

responden yang masih memakai adat istiadat lama.20

Peran pendidikan mempengaruhi pola pemikiran

perempuan untuk menentukan kontrasepsi mana yang lebih

sesuai untuk dirinya, kecenderungan ini menghubungkan antara

tingkat pendidikan akan mempengaruhi pemahaman dan

pengetahuan seseorang, penelitian tersebut menegaskan

hubungan pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi modern

sangat berkaitan.

Hubungan antra pendidikan dengan kejadian rendahnya

penggunaan alat kontrasepsi implattesebut tidak

daptdilepaaskaitannya dengan pengetahuan, karena pendidikan

merupakan prakondisi dan proses untuk meningkatkan

pengetahuan, sebab pengetahuan merupakan abstrak intelektual

yang menjelaskan begaiaman pengetahuan diperoleh dan

dirtingkatkanmelaui aturan-aturan yang sistematis.2

Berdasarkan hasil penelitian di Kenya tingkat pendidikan

ibu dengan pemakaian kontrasepsi modern mempunyai

hubungan yang signifikan. Ibu dengan pendidikan lebih tinggi


36

cenderung lebih memilih menggunakan metode kontrasepsi

modern dengan efektifitas yang lebih tinggi.7

3) Paritas

Paritas adalah jumlah atau banyaknya persalinan yang

pernah dialami ibu baik lahir hidup maupun mati. Paritas dua

sampai tiga merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut

kematian maternal. Ibu dengan paritas tinggi lebih dari tiga

memiliki angka maternal yang tinggi karena dapat terjadi

gangguan endometrium. Penyebab gangguan endometrium

tersebut dikarenakan kehamilan berulang. Sedangkan pada

paritas pertama berisiko karena Rahim baru pertama kali

menerima hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim masih

terbatas untuk pertumbuhan janin.12

Pengalaman berulang dari melahirkan dan resiko dari

terlalu sering melahirkan menimbulkan suatu hal yang

mempengaruhi kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian

oleh karena itu penggunaan MKJP Implant sangat di sarankan

untuk wanita usia subur yang usia sudah diatas 35 tahun karena

keefektifannya untuk membatasi kehamilan dan kelahiran.

b. Faktor Predisposisi

1) Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek


37

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,

yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba menurut Bachtiar yang dikutip dari Notoatmodjo (2012).

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,

dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan

tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini

akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif

dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap

positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (word

health organization), salah satu bentuk objek kesehatan dapat

dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman

sendiri.14

c. Faktor Pemungkin

1) Akses Pelayanan Kontrasepsi

Akses merupakan pemanfaatan layanan Kesehatan tepat

waktu untuk mencapai status kesehatan yang baik dan yang

paling memungkinkan. Dengan demikian, akses mengandung

arti layanan Kesehatan tersedia kapanpun dan dimanapun

diperlukan oleh masyarakat. Hal ini meliputi keterjangkauan


38

jarak lokasi tempat pelayanan, jenis dan kualitas pelayanan yang

yang tersedia, serta keterjangkauan informasi. Aksesibilitas

dihitung dari waktu tempuh, jarak tempuh, jenis transportasi,

dan kondisi di pelayanan kesehatan, seperti jenis pelayanan,

tenaga Kesehatan dan jam buka. Keterjangkauan masyarakat

termasuk jarak akan mempengaruhi pemilihan pelayanan

kesehatan. Selain itu, jarak juga merupakan komponen kedua

yang memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan

pengobatan.²

d. Faktor Pendukung

1) Dukungan Suami

Menurut kamus Bahasa Indonesia 1995 pengertian

dukungan adalah hal yang ikut serta dalam suatu kegiatan.

Pembicaraan antara suami dan istri mengenai keluarga

berencana tidak selalu menjadi persyarat dalam pemilihan KB,

namun tidak adanya diskusi tersebut dapat menjadi halangan

terhadap pemakaian KB. Komunikasi tatap muka antara suami

istri merupakan jembatan dalam proses penerimaan, dan

khususnya dalam kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Tidak

adanya diskusi antara suami istri mungkin merupakan cerminan

kurangnya minat pribadi, penolakan terhadap suatu persoalan,

atau sikap tabu dalam membicarakan hal-hal yang berkaitan


39

dengan aspek seksual. Apabila pasangan suami istri mempunyai

sikap positif terhadap KB, maka mereka cenderung akan

memakai kontrasepsi.14

Saling memberikan dukungan dalam memilih dan

memutuskan untuk menggunakan jenis kontrasepsi sangat

berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan dalam program

keluarga berencana. Perempuan atau akseptor KB merasa lebih

nyaman ketika keputusan KB diputuskan secara mufakat antara

pasangan, alasannya sangat banyaknya wanita pasangan usia

subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan

tidak mendapat dukungan dan tidak disetujui oleh suami.

Dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam

memutuskan untuk menggunakan atau tidak kontrasepsi serta

metode apa yang sesuai. Kesadaran suami dalam keikutsertaan

berpartisipasi dalam menentukan alat kontrasepsi yang sesuai

menunjukkan kepedulian bahwa masalah kesehatan reproduksi

bukan hanya masalah pada wanita. Partisipasi pria dalam upaya

mendukung program KB bukan hanya dengan mengantar

istrinya kepelayanan Kesehatan atau sekedar memberikan materi

finansial akan tetapi dengan ikut mendampingi pasangannya

baik saat pemasangan maupun pada saat penyuluhan.

Pentingnya peran suami dalam mempengaruhi keputusan wanita

untuk memakai implant mempunyai pengaruh sangat besar


40

sehingga sebaiknya penyuluhan tentang kontrasepsi Implant

bukan hanya diberikan kepada ibu-ibu akan tetapi juga kepada

pasangannya.
41

B. Kerangka Teori

Dalam Menyusun kerangka teori yang akan dijadikan sebagai pedoman

dalam penelitian, kita tidak bisa lepas dari teori-teori yang telah dipaparkan

diatas, mak adapat disusun satu kerangka teori yang akan dijadikan sebagai

pedoman dalam penelitian yang akan dilaksanakan dilapangan nantinya.

Setelah melihat beberapa teori perilaku yang ada, maka dapat dibuat

kerangka teori menurut model teori Lawrence Green dan Kreuter, yang

berkaitan dengan faktor yang ingin diteliti yaitu faktor predisposisi, faktor

pemungkin dan faktor penguat yang berkaitan langsung dengan pemilihan

kontrasepsi implant. Dapat dilihat pada bagan dibawah ini:8

Gambar 1. Kerangka Teori Precede-Proceed


42

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Karakteristik Ibu
Umur
Pendidikan
Paritas

Faktor Predisposisi
Pengetahuan Penggunaan Kontrasepsi Implant

Faktor Pemungkin
Akses Pelayanan

Faktor Pendukung
Dukungan
Suami

Gambar 2. Kerangka Konsep

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan karakteristik meliputi umur, pendidikan dan paritas

dengan penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di

Puskesmas Wekmidar.

2. Ada hubungan faktor predisposisi meliputi pengetahuan dan dengan

penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di Puskesmas

Wekmidar.
43

3. Ada hubungan faktor pemungkin meliputi akses pelayanan dengan

penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di Puskesmas

Wekmidar.

4. Ada hubungan faktor pendukung meliputi dukungan suami dengan

penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di Puskesmas

Wekmidar

.
BAB I

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

dengan desain penelitian crosssectional. Rancangan crosssectional adalah

suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi

(hubungan)antara faktor dependen dan independen dengan cara pendekatan,

observasi, dan pengumpulan data sekaligus dilakukan pada saat yang

bersamaan dan sifatnya sesaat pada satu waktu serta tidak diikuti dalam kurun

waktu tertentu artinya setiap responden hanya diobservasi dan diminta

keterangannya sekali saja serta variabel dependen dan independen diukur

menurut kondisi disaat pengumpulan data. 25

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.15 Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB aktif di wilayah

kerja Puskesmas Wekmidar. Berdasarkan data sekunder dari Puskesmas

Wekmidar peserta KB aktif adalah sebanyak 322 akseptor.

Sampel adalah Sebagian atau wakil yang diambil dari keseluruhan

objek yang diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan populasi18. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah propotional sampling di

mana pengambilan sampel memperhatikan unsur-unsur atau kategori dalam

populasi penelitian di mana pengambilan sampel sesuai dengan banyaknya

43
44

akseptor KB yang ada di setiap desa. Sampel dalam penelitian ini adalah

akseptor KB di wilayah Puskesmas Wekmidar

1. Kriteria Inklusif

Yang menjadi kriteria inklusi adalah:

a. Akseptor KB aktif di wilayahkerja PuskesmasWekmidar sampai

bulan Desember 2021.

b. Akseptor KB yang bersedia dijadikan responden dan mau

mengisi kuesioner di wilayah kerja Puskesmas Wekmidar

2. Kriteria Ekslusi

Akseptor KB Aktif yang bukan akseptor KB implant atau non

implant dan tidak bersedia menjadi responden.

Besar sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus

solvin sebagai berikut.25

N
n=
1+(N . e2 )

Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Standar error (10%)


45

322
n=
1+(322× 0,12)

322
¿
4,22

¿ 76,3

Dari perhitungan rumus diatas didapatkan hasil akhir 76 orang

responden, kemudian untuk menjaga seandainya ada yang drop out ,

maka di tambah 10% menjadi 84 orang responden.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Februari 2022 di wilayah

kerja Puskesmas Wekmidar melalui metode wawancara dengan pengisisan

kuesioner.

D. Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen

(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab perubahan

atau timbulnya variabel dependen.15 Variabel independen dari penelitian

ini adalah karakteristik ibu meliputi pendidikan, umur, dan paritas,

faktor pemungkin meliputi pengetahuan, serta faktor pendukung

meliputi akses pelayanan dan dukungan suami.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi


46

akibat dari variabel independen.15 Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah penggunaan Kontrasepsi Implant pada Akseptor KB.

E. Definisi Operasional/Variabel Penelitian

Definisi Operasional Variabel merupakan definisi variabel-variabel

yang akan diteliti secara operasional di lapangan.15

Tabel 2. Definisi Operasiona Variabel

No Variabel DefinisiOperasi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


onal Ukur

1 Lama hidup Kuesioner 1.Bersiko Ordinal


yang dicapai (< 20 thn
Umur responden dari dan > 35
lahir sampai thn).
dilakukan
penelitian
2.Tidak
Beresiko
(20-35 thn)

2 Pendidikan Sekolah formal Kuesioner 0 = tidak Ordinal


terakhir yang sekolah
dimiliki
akseptor dan 1 = Dasar
memiliki ijazah (SD, SMP)

2 =
Menengah
(SLTA)

3 = Tinggi
(Akademi,
Perguruan
Tinggi)

3 Paritas Jumlah anak Kuesioner 1. Beresiko. Ordinal


yang lahir hidup
ataupun yang (memilik
47

sudah i anak ≥
meninggal oleh 3)
ibu pada saat
wawancara 2. Tidak
beres
iko
(memi
liki
anak
≤3)

4 Pengetahu Pemahaman Kuesioner 1. Ordinal


an akseptor tentang Tinggi
kontrasepsi
implant Jika
jawaban
benar
≥75%

2.
Sedang

Jika
jawaban
benar 40-
74%

3.
Rendah

Jika
jawaban
benar<40%

5 Akses Jarak tempuh Kuesioner 0.Sangat Ordinal


pelayanan yang Terjangkau
kontrasepsi dibutuhkan (< 2,5km)
responden dari
rumah
kefasilitas 1.Terjangk
kesehatan yang au (>
melayani 2,5km-
kontrasepsi 5km)
48

2.Tidak
terjangkau
(> 5km)

6 Dukungan Dorongan atau Kuesioner 0 = Tidak Ordinal


suami dukungan yang setuju
diberikan oleh
suami atau 1 = Ragu
keluarga yang Ragu
memberikan 2 = Setuju
pengaruh
terhadap
pemakain
kontrasepsi
implant

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah data primer.

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung peneliti melalui kegiatan

pengukuran atau observasi.25 Data primer dalam penelitian ini akan

diperoleh secara langsung dari sumber dengan menyebarkan kuesioner

kepada responden yang berisi tentang umur, pendidikan, paritas,

pengetahuan, akses pelayanan, dan dukungan suami.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Responden akan mengisi

kuesioner secara langsung dan akan mengumpulkan pada saat itu juga.
49

G. Instrumen dan Bahan Penelitian

Instrumen dari penelitian ini adalah berupa:

1. Kohort KB dan Buku kunjungan KB Tahun 2021 hanya untuk

mengetahui jumlah akseptor KB aktif di PuskesmasWekmidar.

2. Kuesioner, yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang merupakan

pengembangan variable darifaktor- faktor yang mempengaruhi

penggunaan kontrasepsi implant pada akseptor KB di Puskesmas

Wekmidar.

H. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidandan sahnya suatu instrumen25.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran tersebut tetap konsisten bila dilakukan pengukuran ulang

terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama18.

Dalam penelitian ini alat ukur tidak dilakukan uji validitas dan

realibilitas karena alat ukur di ambil dari penelitian yang dilakukan oleh

Apriana Bathara Musudengan judul penelitian “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi implan pada akseptor KB di

Puskesmas Ciomas Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor tahun 2012”


50

I. Prosedur Penelitian

1. Mengurus ijin validitas dan penelitian di Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Yogyakarta, dengan proposal yang telah disetujui oleh Dosen

pembimbing.

2. Melakukan pendaftaran penelitian dengan registrasi untuk melakukan uji

etik. Peneliti mengajukan uji etik berupap rotokol/ resume dan menunggu

hasil etik keluar.

3. Setelah uji etik selesai dan mendapat ijin peneliti, kemudian peneliti

melakukan penelitian.

4. Peneliti meminta izin kepada Dinas Kesehatan Kabupaten untuk

melakukan penelitian di Puskesmas tepat penelitian.

5. Peneliti mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan para akseptor

KB yang akan di ambil menjadi sampel dengan di bantu oleh bidan desa

dan kader KB dari masing-masing desa dalam wilayah kerja Puskesmas

Wekmidar.

6. Peneliti melakukan wawancara Kembali mengunakan alat ukur

kuesioner.

7. Menganalisis data yang didapatkan dan melakukan pengolahan data.

Penelitian ini dilakukan secara langsung.

8. Menyusun laporan penelitiannya

J. Manajemen Data

1. Sumber Data
51

Data dari variabel yang diamati menggunakan data primer yang

dilakukan menggunakan kuesioner untuk memperoleh data subjek

penelitian.18

2. Pengolahan Data

Data yang sudah dikumpulkannya diolah melalui tahapan berikut:

a) Editing

Proses pengecekan data yang telah terkumpul, pada saat

mengedit, dilakukan penilaian kelengkapan pengisian, kejelasan,

konsistensi jawaban dan koreksi terhadap kesalahan.

b) Coding

Mengubah data berbentuk huruf menjadi berbentuk angka,

guna memudahkan saat menganalisa dan juga mempercepat proses

entry data. Sebagai data primer diperoleh langsung dari responden

melalui kuesioner, terdapat beberapa perubahan kode yang

bertujuan untuk memudahkan dalam proses analisis.

c) Processing

Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar serta

telah melewati pengkodean, dilakukan proses data untuk dianalisis.

Pemprosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari

kuesioner kepaket program computer.

d) Cleaning

Pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada

kesalahan atau tidak saat memasukkan data.


52

3. Analisis Data

Analisa data dilakukan secara bertahap yaitu: analisa univariat

kemudian analisa bivariat yang disesuaikan dengan tujuan dan skala ukur

yang digunakan.

a) Analisis Univariat

Bertujuan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi

dari masing-masing variabel yang diteliti meliputi variabel

dependen (Penggunaan Kontrasepsi Implant) dan variable

independent ( umur, pendidikan, paritas, pengetahuan, akses

pelayanan dan dukungan suami)

b) Analisis Bivariat

Bertujuan untuk melihat perbedaan proporsi antara

variabel independen dengan variabel dependen.25

Analisis secara bivariat menggunakan uji statistic chi

square dengan nilai p value≤ 0.05 dalam hal ini

berlaku ketentuan bila p value > dari 0,05 artinya tidak

ada perbedaan yang signifikan apabila p value ≤ 0,05

berarti adaperbedaan yang signifikan , dengan

rumus :
53

Keterangan

X² = Chisquare
O = Nilai observasi / frekuensi hasil pengamatan
E = Nilai Expected / Frekuensi yangdiharapkan

K. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini ada 4 prinsip yang harus dipegang

teguh yakni etika penelitian yang meliputi:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respectfor human

dignity).Peneliti mempertimbangkan hak-hak subyek untuk

mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya

penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari

paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy).

Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan

martabat manusia, adalah peneliti mempersiapkan formular persetujuan

subyek (informed consent) yang mencakup:

a. Penjelasan tujuan dan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang

ditimbulkan.

c. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan

informasi.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for

privacy and confidentiality) yaitu dengan merahasiakan identitas pasien

dan data yang diambil hanya untuk kepentingan penelitian saja.


54

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)

Penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional,

berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,

keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religious

subyek penelitian dan menekankan kebijakan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Alus, Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Penggunaan MKJP di


Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok, 2011.

2. Appriana Bathar M. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemakaian


Kontrasepsi Implant Pada Akseptor KB di Puskesmas Ciomas Kecamatan
Comas, Kabupaten Bogor, 2012.

3. Basuki, Rendahnya Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka


Panjang pada Pasangan Usia Subur di Polindes Tebalo Manyar Gresik, 2014.

4. BKKBN. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Dasar, Rumah Sakit


Pemerintah Swasta dan LSM dalam Pelayanan KB. Jakarta: Direktorat
Jaminan dan Pelayanan KB.

5. Dewi, Natalina, Faktor Sosiodemografi yang Memengaruhi Pemilihan


Kontrasepsi di Puskesmas Gading Kecamatan Tambaksari Surabaya. 2018.

6. Dosen Prodi D III Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian, Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implant di Desa
Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I, 2013.

7. Firdawasih N. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Implan


pada Wanita Kawin Usia Subur di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
Skripsi Universitas Udayana. 2015.

8. Green,L.W. andKreuter, M.W. Health Program Planning: An Educationand


Ecological Approach. 4th edition. Ny: McGraw-Hill Higher Education, 2005.

9. Hardisman. Pengantar Kesehatan Reproduksi, Seksologi dan Embriologi.


Yogyakarta, Pustaka Baru, 2016.

10. Hartanto H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan; 2014.

11. Ida P. Kesehatan Reproduksi dan KeluargaBerencana. RinekaCipta; 2016.

12. Mira A. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Metode


Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJT) Pada Akseptor KB di Propinsi Maluku

54
55

dan Papua. Depok: FKM UI; 2016. Moechtar. Sinopsis Obstetric. Jakarta:
EGC; 2015.
13. Mulyani N. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta:
NuhaMedika; 2013.

14. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: RinekaCipta;


2013.

15. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta:


2014.

16. Profil Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020.

17. Putri Pratama Rani, Dewi Ratna Puspita Sari, Ristyaning Putu Ayu,
perbandingan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi
intra uterin Devices (IUD) dan kontrasepsi implant pada wanita usia subur
di Kecamatan Sukarame Kabupaten Bandar Lampung, 2016.

18. Notoatmodjo, Soekidjo, 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisirevisi.


Jakarta: PT. RinekaCipta.

19. Puskesmas Wekmidar Kec.Rinhat., Kab. Malaka. 2021.

20. Syuksidih. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi


di Puskesmas Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu KTI Stikes Hang Tua
Pekan Baru. 2015.

21. Salvina H, Suryani S. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat


Untuk Menggunakan Metode Kontrasepsi Hormonal (Implant) Pada
Akseptor KB di Puskesmas Kassi-Kassi Makasar. E-Library Stikes Nani
Hasanuddin Makasar. 2017.

22. Syafneli N. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Rendahnya Minat Ibu


dalam Menggunakan KB Implant di Desa Talikumaian Wilayah Kerja
Puskesmas Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2014.

23. Syafrudin. Promosi Kesehatan Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika: 2015.


56

24. Purba J. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi


Padastri PUS di Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. Medan:
2014.

25. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian Kesehatan. Bandung: Alfabeta: 2011.


LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Kegiatan

Waktu

September Oktober November Desember


No Kegiatan Juli – Agustus 2021 Januari 2022
2021 2021 2021 2021

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Topik/Judul

2 Penyusunan Proposal

3 Seminar Proposal

4 Revisi Proposal

5 Perizinan Penelitian

6 Persiapan Penelitian

7 Pelaksanaan Penelitian

8 Pengelolaan Data

9 Laporan Skripsi

10 Sidang Skripsi

56
57

Revisi Laporan Skripsi


11.
Akhir
58

Lampiran 2. Studi Pendahuluan


59

Lampiran 3. Rencana Anggaran Penelitian

No Kegiatan Volume Satuan Unit Cost Jumlah


1. Proposal Skripsi
a. Pengadaan dan jilid 3 Paket Rp. 100.000 Rp.300.000
b. Revisi 3 Paket Rp. 100.000 Rp.300.000
2. PerizinanPenelitian
Biaya izin penelitian 1 Tempat Rp. 100.000 Rp.100.000
Konsumsi
3
Makan Siang 95 Buah Rp.25.000 Rp. 2.375.000
4. PenyusunanSkripsi
Fotocopy dan Jilid 4 Paket Rp. 150.000 Rp.600.000
ATK 84 Buah Rp.15.000 Rp. 1.260.000
5.
Spanduk 1 Buah Rp. 200.00 Rp. 200.000
Reward Subjek Penelitian
6. dan Enumerator 94 Orang Rp. 22.000 Rp. 2.068.000
(Pulsa)
Jumlah Rp.7.203.000,-
60

Lampiran 4. Penjelasan Prosedur Penelitian

PENJELASAN PROSEDUR PENELITIAN

1. Saya adalah Christina Seran berasal dari institusi/jurusan/program studi

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Kebidanan Prodi Sarjana Terapan

dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian

yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan KB Implat

Pada Akseptor KB Di Puskesmas Wekmidar”

2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan KB implat pada akseptor KB di Puskesmas

Wekmidar”

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh

umur, pendidikan, paritas, pengetahuan, akses pelayanan dan dukungan suami

dalam menentukan pilihan alat kontrasepsi yang efektif dan efisien.

4. Penelitian ini akan berlangsung selama bulan Januari-Februari 2022. Sampel

penelitian/orang yang terlibat dalam penelitian ini adalah akseptor KB aktif

yang berada di wilayah kerja Puskesmas Wekmidar.

5. Prosedur pengambilan data penelitian ini dengan menggunakan lembar

kuisioner yang di isi oleh responden. Cara tersebut mungkin menyebabkan

ketidaknyamanan yaitu menyita waktu dan privasi dari sampel penelitian tetapi

anda tidak perlu khawatir karena peneliti merahasiakan data yang diperoleh.

6. Partisipasi anda bersifat sukarela, tanpa ada paksaan dan anda sewaktu-waktu

dapat mengundurkan diri dari penelitian ini.


61

7. Nama dan identitas anda akan dirahasiakan. Bila terdapat hal-hal yang belum

jelas, maka anda dapat menghubungi peneliti an. Christina Seran dengan

nomor telepon 082144788190.

Peneliti

Christina Seran
62

Lampiran 5. Penjelasan Sebelum Penelitian

PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Christina Seran

NIM : P07124321213

Alamat : Umasukaer, RT.004/RW.002, Desa Bakiruk, Kec. Malaka

Tengah

Kab. Malaka, Prop. NTT

No HP : 082144788190

Adalah mahasiswi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Kebidanan Program

Studi Sarjana Terapan Kebidanan, akan melakukan penelitian tentang “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi Implant Pada Akseptor KB

Di Puskesmas Wekmidar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan Kontrasepsi implant pada

akseptor KB di Puskesmas Wekmidar”

Penelitian ini menggunakan lembar kuesioner yang diisi responden.

1. Kesukarelaan untuk mengikuti penelitian

Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini dan bebas

mengundurkan diri sewaktu-waktu jika berkenan menjadi responden

2. Prosedur penelitian

Anda akan diberikan informasi mengenai manfaat dan tujuan dari penelitian

ini, apabila anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.


63

Selanjutnya saya mohon untuk menandatangani lembar persetujuan untuk

menjadi responden. Kemudian peneliti akan membagikan kuesioner dan

menjelaskan cara pengisiannya lalu anda dapat mengisi kuesioner tersebut.

3. Kewajiban subjek penelitian

Sebagai responden, saya mohon anda berkenan untuk menandatangani lembar

persetujuan, mengikuti kegiatan penelitian dan mengisi kuesioner secara

lengkap dengan informasi sebenar-benarnya.

4. Resiko, efek samping dan penanganan

Tidak ada resiko dan efek samping yang diambil. Data yang diambil akan

dipublikasikan secara terbatas tanpa menyebut nama. Oleh karena itu

responden akan sangat dijaga kerahasiannya.

5. Pembiayaan

Semua biaya yang terkait penelitian akan ditanggung peneliti

6. Informasi tambahan

Apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dapat menghubungi penelitian.

Christina Seran dengan nomor HP 082144788190.

Atas partisipasi dan waktu yang telah diberikan, peneliti mengucapkan

terimakasih.

Wekmidar, Desember 2021

Peneliti
64

Christina Seran

Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada: Akseprot KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Wemidar

Dengan hormat,

Dalam rangka Menyusun Skripsi sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

ujian akhir Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Saya

yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Christina Seran

NIM : P07124321213

Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi

Implant Pada Akseptor KB Di Puskesmas Wekmidar.

Maka sehubungan dengan hal tersebut saya memohon dengan hormat

kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan meluangkan

waktu untuk mengisi lembar kuesioner yang dianjukan. Jawaban ibu sangat kami

butuhkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak ada maksud lain.

Identitas dan jawaban ibu akan kami rahasiakan.

Hormat kami,

Christina Seran
65
66

Lampiran 7. Lembar Persetujuan

LEMBAR PERSETUJUAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

(Inform Consent)

Saya yang bertandatangan di bawahini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan dengan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Bersedia / TidakBersedia *

Untuk berpastisipasi dan berperan serta sebagai responden dalam penelitian yang

dilakukan oleh Christina Seran mahasiswi Sarjana Terapan Kebidanan Alih

Jenjang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta yang berjudul

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi Implant

Pada Akseptor KB Di Puskesmas Wekmidar”

Saya yakin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan keraguan apapun

pada saya dan keluarga. Dan saya telah mempertimbangkan serta telah

memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Wekmidar, 2022

Tanda TanganResponden

( )
67

Lampiran 8. Kuisioner Penelitian

KUESIONER
PENELITIAN

Faktor-Faktor Yang mempengaruhi penggunaan Kontrasepsi Implant pada


Akseptor KB di Puskesmas Wekmidar

A. Data Responden

No.Responden :........................................................

Kode Wilayah :........................................................

Nama Responden :.........................................................

Umur Responden :.........................................................

Pendidikan Terakhir Responden :.........................................................

Pekerjaan Responden :.........................................................

Pekerjaan Suami :.........................................................

Jumlah Anak Responden :.........................................................

AlamatResponden :.........................................................

Tanggal Wawancara :........../............/..................


68

B. Pemilihan Alat KB

Petunjuk pengisian: Pililah salah satu jawaban yang

menurut anda benar dengan memberikan tanda

centeng (√)

Jenis alat KB yang dipakai saat ini

1. Pil

2. Suntik

3. IUD

4. Implant

5. Sterilisasi

C. Pengetahuan Akseptor

1) Baca dengan teliti pertanyaan sebelum memberi jawaban

2) Jawab sesuai dengan pendapat anda tanpa pengaruh dari orang lain

3) Berilah tanda ceklist (√ ) pada kolom jawaban yang

tersedia sesuai dengan keadaan dan pendapat anda

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1 Salah satu tujuan program KB


adalah untuk menunda dan
menjarangkan kehamilan

2 Salah satu metode kontrasepsi yang


dapat dipercaya dan efektif adalah
Implant
69

3 Implant atau susuk adalah alat


kontrasepsi yang dipasang di bawah
kulit

4 Kontrasepsi Implant bekerja efektif


dalam jangka waktu tiga tahun

5 Kontrasepsi Implant termasuk salah


satu metode kontrasepsi jangka
panjang

6 Salah satu efek samping pemakaian


implant adalah perubahan siklus
atau pola haid

7 Pemasangan dan pencabutan


Implant dapat dilakukan di
Puskesmas atau Rumah Sakit

D. Dukungan Suami

Bagaimana pendapat anda dengan pernyataan-pernyataan di bawah ini?


Silahkan anda memberikan nilai sesuai dengan pendapat anda.
Keterangan:
0 = Tidak setuju
1 = Ragu-ragu
2 = Setuju

NO PERTANYAAN 0 1 2

1 Sebelum pemasangan alat kontrasepsi ibu harus meminta


persetujuan suami
70

2 Bidan harus memberikan konseling prapemasangan alat


kontrasepsi dan diharapkan suami juga ikut pada saat
konseling dilaksanakan

3 Sebagai partisipasi atau dukungan suami terhadap istri


adalah turut mengantarkan atau mendampingi istri saat
melakukan pemasangan atau penggunaan alat
kontrasepsi.

4 Salah satu partisipasi suami adalah mengingat jadwal


kontrol ulang

5 Saya memasang kontrasepsi implant karena suami saya


setuju atau memberikan dukungan penuh ( di isi hanya
bila ibu memakai kontrasepsi implant)

E. Akses Ke Tempat Pelayanan

1) Jarak dari rumah ibu ke tempat pelayanan KB atau Puskesmas


Sangat terjangkau ≤ 2,5 km

Terjangkau > 2,5km- 5 km

Tidak terjangkau ≥ 5 km

2) Jenis alat transportasi yang digunakan ke tempat pelayanan KB atau


Puskesmas

Jalan kaki

Kendaraan roda 2
71

Atas partisipasinya
diucapkan terima kasih.
72

Lampiran 9. Dummy Tabel

DUMMY TABEL

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Wekmidar

Karakteristik Jumlah %

AkseptorKontrasepsi

Implat

Jumlah

Umur
Beresiko
Tidak Beresiko

Jumlah

Pendidikan

Tidak sekolah

Tamat SD-SMP

Tamat SLTA

Tamat Akademi/PT

Jumlah

Paritas
Memiliki anak<3
Memiliki anak ≥3

Jumlah

Pengetahuan
Tinggi
Sedang
Rendah
AksesPelayanan
Sangat terjangkau
Terjangkau
73

Tidak terjangkau

Jumlah

DukunganSuami
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju

Jumlah

Anda mungkin juga menyukai