Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL

DI PUSKESMAS SURADADI KABUPATEN TEGAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Kehamilan

Disusun Oleh :

Sri Darningsih

NIM : P1337424821544

KLAS TEGAL PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Pada Stage Kehamilan yang telah disahkan pada tanggal April 2022

Semarang , 2022

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

Fasikha,S.ST
Septalia Isharyanti,S.ST. M.PH

NIP. 19820818 200604 2014 NIP. 19890909 2020 122 002

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan ibu merupakan hal penting yang harus diberikan baik selama masa kehamilan, persalinan ataupun nifas untuk me-

mantau pertumbuhan dan perkembangan ibu dan bayinya dalam keadaan normal. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya pencega -

han terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, ibu merupakan anggota keluarga yang

perlu mendapatkan prioritas dan perhatian khusus, sehingga upaya peningkatan kesehatan ibu penting untuk dilakukan pemantauan. Hal tersebut

dikarenakan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu Ne-

gara (Kemenkes RI, 2014).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat

kesehatan masyarakat. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia merupakan yang

tertingi mencapai 450 per 100.000 kelahiran hidup. Pencapaian derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan menurunnya AKI. Di Indonesia angka

kematian ibu menurun dari 307 per 100.000 kelahiram hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007,

sedangkan pada tahun 2012 naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012).

Kematian ibu terjadi akibat berbagai komplikasi dalam kehamilan, persalinan atau periode setelah melahirkan. Komplikasi tersebut

disebabkan oleh penyebab langsung dan tidak langsung, penyebab langsung terjadi akibat komplikasi obstetrik atau penyakit kronik yang menjadi

lebih berat selama kehamilan. Penyebab langsung yang sering ditemui antara lain perdarahan, eklampsi dan infeksi. Adapun penyebab tidak lang -

sung terjadi akibat penyakit yang telah ada sejak sebelum kehamilan atau penyakit yang timbul selama kehamilan seperti malaria. Komplikasi ke-

hamilan dan persalinan dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (Anetanal Care) secara teratur (Romauli, 2011).

Beberapa upaya telah dilakukan seperti pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, kegiatan Posyandu dan kegiatan Penyuluhan oleh dokter

puskesmas, bidan dan kerjasama para kader setempat sebagai upaya agar ibu hamil mengetahui tentang risiko kehamilan dan kunjungan ANC sesuai

dengan standar. Menurut Lawrance Green dalam buku Notoatmodjo (2007) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu pengetahuan,

kepercayaan, tradisi, fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan. Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin bahwa

setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas. Upaya pelayanan kesehatan sebagai upaya pencegahan terjadinya

komplikasi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemerikasaan kehamilan atau Antenatal Care. Manfaat pemeriksaan

Antenatal Care adalah untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian

ibu dan memantau keadaan janin (Padila, 2014).

Kebijakan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menyebutkan bahwa kunjungan Antenatal Care paling sedikit 4 kali selama

kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III (Kemenkes RI, 2013). Asuhan standar minimal

pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan adalah dengan “10T” meliputi; Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;

Pemeriksaan tekanan darah; Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas); Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri); Tentukan presentasi janin

dan denyut jantung janin (DJJ); Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan; Pemberian tablet zat

1
besi minimal 90 tablet selama kehamilan; Test laboratorium (rutin dan khusus); Tatalaksana kasus; Temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan (Depkes RI, 2009).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka dirumuskan masalah bagaimanakah sikap dan tindakan bidan tentang manajemen

asuhan kebidanan antenatal pada ibu hamil di Puskesmas Slawi?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Mampu menerapkan teori, konsep dan prinsip kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis se-

cara holistik.

b. Mampu mengintegrasikan kebijakan pemerintah dalam membentuk asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis secara holistik.

c. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis secara holistik dengan pendekatan manajemen kebidanan dan

melakukan dokumentasi secara SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada kehamilan dengan pendekatan holistik.

b. Melakukan analisa data dengan berpikir kritis pada kehamilan dengan pendekatan holistik.

c. Melakukan perencanaan asuhan kehamilan dengan pendekatan holistik.

d. Melakukan implementasi asuhan kehamilan dengan pendekatan holistik berdasarkan evidence based.

e. Melakukan evaluasi asuhan kehamilan dengan pendekatan holistik.

f. Melakukan pendokumentasian asuhan kehamilan dengan pendekatan holistik.

D. Manfaat

1. Bagi Fasilitas Kesehatan

Hasil laporan ini merupakan suatu masukan bagi pihak fasilitas kesehatan setempat untuk lebih meningkatkan pelayanan

kesehatan terutama bagi ibu hamil. Hasil laporan ini juga semoga dapat menambah motivasi masyarakat sendiri untuk dapat

meningkatkan kesadaran setiap ibu hamil tentang pengetahuan risiko kehamilan dan manfaat dari kunjungan ANC.

2. Bagi Ibu Hamil

Hasil laporan ini semoga dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan ibu hamil tentang kehamilan dan manfaat

kunjungan ANC, sehingga dapat mengidentifikasi sendiri risiko yang mungkin terjadi selama masa kehamilan.

3. Bagi Pendidikan

Hasil laporan ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah dan bahan bacaan untuk mahasiswa kebidanan lainnya yang

berkenaan dengan kehamilan .

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

I.Teori Asuhan Keibidanan Pada Kehamilan Fisiologis


A. Pengertian

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan

(Manuaba, 2008). Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan

diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009). Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan

nidasi atau implantasi (Sarwono, 2008).

Lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Sedangkan secara medis kehamilan

dimulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria. Untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan maternal selama

hamil maka ibu dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang disebut dengan

antenatal.

B. Tanda Gejala

1. Tanda pasti kehamilan

a. Gerakan janin yang dapat dilihat, diraba, dirasa, juga bagian-bagian janin.

b. Denyut jantung janin

1) Didengar dengan stetoskop monoral leannec.

2) Dicatat dan didengar alat Doppler.

3) Dicatat dengan feto elektrokardiogram

4) Dilihat pada ultrasonografi (USG).

c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

2. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)

a. Amenorea

Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) dan tafsiran tanggal persalinan (TTP)

yang dihitung menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT +7) dan (bulan HT-3).

b. Nausea and Vomiting

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari, maka

disebut morning sickness.

c. Mengidam

Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.

d. Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.

e. Anoreksia

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu makan timbul kembali.

3
f. Fatigue (pusing)

g. Mammae membesar

Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.

Kelenjar montgomery terlihat membesar.

h. Miksi

Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.

i. Konstipasi / obstipasi

Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.

j. Pigmentasi kulit

Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (Chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan

dinding perut (linea nigra / grisea).

k. Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.

l. Pemekaran vena-vena (varises).

Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

3. Tanda kemungkinan hamil

a. Perut membesar.

b. Uterus membesar.

c. Tanda Hegar.

Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.

d. Tanda Chadwick

Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.

e. Tanda Piscaseck

Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio biasanya terletak ada disebelah atas, dengan bimanual akan terasa

benjolan yang asimetris.

f. Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (braxton hicks).

g. Teraba ballotement.

h. Reaksi kehamilan positif.

C. Perkembangan Janin Pada Trimester I

1. Minggu 1

Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahi-

ran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi

kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik

berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen.

Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari Sel ini akan bertemu

dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju

4
sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel

saja yang bisa menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan be -

lakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.

2. Minggu 2

Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil

terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-

sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu

blastocyst terpaut pada endometrium.

3. Minggu 3

Sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan

akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.

4. Minggu 4

Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apa-

bila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan

otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).

5. Minggu 5

Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan mem-

bentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm be-

rada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu

lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.

6. Minggu 6

Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi

telah menutup. Pada minggu ini sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi

lengan kaki pun mulai tampak.

7. Minggu 7

Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk

lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu

pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.

8. Minggu 8

Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi, ujung hidung dan kelopak mata mulai berkem-

bang, begitu pula telinga. Bronchi saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan mulai bercabang. Lengan semakin

membesar dan memiliki siku. Janin sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya

juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna.

9. Minggu 9

5
Telinga bagian luar mulai terbentuk kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Janin

mulai bergerak dan dapat mendengar detak jantungnya. Panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.

10. Minggu Ke-10

Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan sel otak meningkat dengan cepat, hampir

250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Janin mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

11. Minggu Ke-11

Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini

janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan

kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah

jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri

12. Minggu Ke-12

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus janin

telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya seki-

tar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Janin membesar beberapa millimeter setiap hari.

Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.

D. Perubahan Fisiologis

1. Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi eliminasi dan produksi urine dalam tubuh. Sistem ini juga diang-

gap penting yang berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan elektrolit serta tekanan darah. Uterus pada wanita tidak hamil be-

rada tepat di belakang dan sebagian di atas kandung kemih. Saat Hamil, uterus membesar mempengaruhi semua bagian saluran kemih

pada waktu yang berbeda dan hormon kehamilan memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan efek mekanis.

Adapun organ perkemihan tersebut mengalami perubahan – perubahan selama kehamilan.

a. Ginjal (Ren) dan Perubahannya.

Bentuk seperti kacang panjang, terletak di belakang dari bagian abdomen. Ren kiri terletidak ada setinggi Vertebra lumbal

I – IV dan Ren kiri terletak setengah badan vertebra lebih rendah daripada yang kiri karena di sebelah kanan ada hepar. Mempunyai

2 ekstremitas superior (ada glandula supraren/kelenjar anak ginjal). Dan ekstremitas inferior. Mempunyai 2 margo lateral dan margo

medial (ada hilus renalis) merupakan tempat keluar masuknya vasa, saraf, limfe dan ureter. Pada kehamilan Ginjal berfungsi untuk

mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang dihasilkan akibat peningkatan volume darah dan curah jantung juga produk metabolisme

tetapi juga menjadi organ utama yang mensekresi produk sisa dari janin. Pada kehamilan trimester I ginjal mengalami peningkatan

pada panjangnya dan merupakan akibat terbesar dari peningkatan aliran darah ginjal dan volume vaskuler. Dilatasi kaliks dan pelviks

ginjal dan semakin nyata pada Trimester II kehamilan yang bisa meningkatkan resiko infeksi saluran kemih. Pada Trimester III

Biasanya terjadi hidronefrosis terjadi pada 80-90% wanita disebabkan oleh respons ginjal oleh progesteron dan peningkatan tekanan

intraureter superior terhadap tepi pelviks. Hidronefrosis lebih sering terjadi pada ginjal kanan, dan kemungkinan besar disebabkan

oleh peningkatan distensi urethra kanan.

b. Ureter

6
Merupakan saluran yang menghubungkan dari Ren menuju ke vesika Urinaria. Ureter memanjang dan membentuk kurva tunggal

atau ganda yang tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan sinar-X. Pada Trimester I begitu uterus menjadi organ abdomen,

penambahan massanya menekan ureter pada tepian pelviks. Kompresi ini menyebabkan peningkatan tonus intraureter yang terletidak

ada di atas pelvis. Hal ini yang menyebabkan produksi urin yang meningkat. Selain itu, meningkatkan diameter lumen ureter dan

hipertonisitas serta hipomotilitas. Karena perubahan ini, pada Trimester II volume ureter mungkin meningkat 25 kali dibandingkan

dengan keadaan tidak hamil, equivalen dengan peningkatan 300 ml Urine. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri mengalami

pembesaran karena pengaruh progesteron. Akan tetapi, ureter kanan lebih lebih membesar karena lebih banyak mendapat tekanan

dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan atau karena orang banyak

beraktifitas dengan bagian kanan tubuh. Pada Trimester III Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering terjadi Hidroureter.

Hidroureter terjadi saat uterus mulai keluar dari panggul dan masuk kedalam abdomen dan menekan ureter saat melewati tepi panggul.

Hidroureter lebih menonjol pada bagian kanan daripada bagian kiri akibat Dekstro rotasi uterus saat keluar dari panggul.

c. Vesika Urinaria

Merupakan suatu kantong muskulo membran yang berfungsi untuk menampung urine. Pada kehamilan Trimester I tonus

kandung kemih menurun sebagai respons otot polos terhadap efek progesteron. Kapasitas kandung kemih meningkat hingga 1 liter

yang menyebabkan ibu hamil lebih sering kencing. Karena pembesaran uterus selama Trimester II kehamilan, kandung kemih

terdorong ke arah anterior dan superior. Perpindahan ini mengubah letak intravesikuler ureter, yang kemudian menyebabkan

regurgitasi urin ke Ureter pada saat berkemih.

Pada Trimester III permukaan mukosa menjadi hiperemia dan edema sehingga terjadi peningkatan resiko trauma pada

persalinan. Selanjutnya, jika pada kandung kemih penuh maka akan disalurkan ke urethra.

d. Urethra

Merupakan saluran terakhir dari saluran kemih. Memiliki panjang 4 cm pada wanita dan terdiri dari saluran sempit yang

berada di dalam lapisan luar dinding vagina anterior. Urethra bermula dari leher vesika urinaria dan terbuka kedalam vestibulum vulva

sebagai meatus urethra. Selama Kehamilan Trimester I, urethra sedikit memanjang dan pada Trimester II, Urethra akan lebih

memanjang terutama pada Trimester III, urethra akan lebih memanjang karena Vesika Urinaria tertarik keatas ke arah abdomen dan

dapat bertambah panjang beberapa centimeter.

Pola normal berkemih pada wanita tidak hamil, pada siang hari, berkebalikan dengan pola pada wanita hamil. Wanita

yang hamil mengumpulkan cairan (air dan natrium) selama siang hari dalam bentuk edema dependen akibat tekanan uterus pada

pembuluh darah panggul dan vena kava inferior. Kemudian mensekresikan cairan tersebut pada malam hari melalui kedua ginjal ketika

wanita berbaring.

2. Sistem pencernaan

Sistem pencernaan adalah Wanita hamil sering mengeluhkan perubahan nafsu makan, jumlah dan jenis makanan yang

dikonsumsi, dan toleransinya terhadap makanan tertentu. Walaupun beberapa perubahan mungkin dipengaruhi oleh faktor sosial

budaya, faktor anatomi dan pengaruh hormon pada saluran pencernaan mengubah fungsi – fungsi yang biasa dijalankan oleh sistem

pencernaan. Diantaranya adalah:

a. Mulut

7
Banyak wanita yang mengalami perubahan dalam pengecapan segera setelah konsepsi. Keadaan ini mungkin disebabkan

pengaruh hormon saliva, dan juga pada indra penciuman. Saliva menjadi lebih asam selama Kehamilan. Walaupun studi terdahulu

mengatakan adanya peningkatan produksi saliva, Studi lain berpendapat bahwa keadaan ini hanya suatu persepsi yang disebabkan oleh

penurunan kemampuan menelan selama periode mual muntah. Beberapa wanita tercatat mengalami ptialisme (hipersaliva) yang terjadi

pada siang hari dan berakhir pada saat persalinan. Di bawah pengaruh estrogen, gusi menjadi lebih berpembuluh, terjadi hiperplasia

dan edema. Penurunan ketebalan Permukaan epitel gusi berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi penyakit gusi selama kehamilan.

Pendarahan mungkin terjadi padaa saat menggosok gigi atau mengunyah dan permukaan yang rapuh menyebabkan mudah terkena

radang gusi.

Diperkirakaan 50 – 77% wanita mengalami radang gusi selama kehamilannya. Insidennya meningkat apabila sedang

mengalami masalah gusi lainnya, umur ibu lebih tua dan meningkatnya paritas. Pada kurang dari 2% wanita hamil, hiperplasia gusi

menyebabkan terbentuknya masa yang rapuh, menyerupai tumor yang disebut epulis. Epulis biasanya sembuh secara spontan setelah

melahirkan, tetapi mungkin perlu diinsisi selama kehamilan berlangsung jika terjadi pendarahan yang banyak dan muncul penyakit gusi

dan gigi.

b. Esofagus

Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah pengaruh progesteron, yang menyebabkan relaksasi otot polos.

Penurunan tonus ini berkaitan dengan terjadinya refluks asam dari lambung ke esofagus. Perubahan pada diafragma akan lebih

berkontribusi menimbulkan masalah dengan mengubah secara akut sudut esofagus – gaster, sehingga makin memperberat refluks.

c. Lambung

Penyebab dari progesteron dapat menurunkan tonus dan motilitas lambung. Selain itu, juga menurunkan tonus sfingter

pilorus, menyebabkan refluksnya isi cairan basa duodenum kedalam lambung. Semakin kehamilan berlanjut, tekanan pada lambung

oleh uterus yang membesar dapat menurunkan jumlah makanan yang dikonsumsi tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman. Penurunan

produksi asam dan pepsin juga mungkin memperlambat pencernaan, walaupun efek kehamilan pada sekresi asam lambung belum

dipahami dengan baik.

d. Usus Besar dan Kecil

Relaksasi otot polos karena pengaruh progesteron menyebabkan penurunan tonus dan motilitas usus. Penurunan pada

tonus menimbulkan perpanjangan waktu transit, yang akan makin lama seiring dengan berkembangnya kehamilan. Penelitian telah

menunjukkan bahwa peningkatam lama waktu transit pada akhir kehamilan disebabkan penghambatan kontraksi otot polos pada usus.

Perpanjangan waktu transit dan ditambah dengan adanya hipertrofi vili duodenum, menyebabkan peningkatan kapasitas absorpsi.

Peningkatan absorbsi zat besi, kalsium, lisin, valin, glisin, prolin, glukosa, natrium, klorida dan air. Pengaruh progesteron pada enzim

pentranspor menyebabkan penurunan absorpsi niasin, riboflavin, dan vitamin B6.

Penurunan motilitas dan memanjangnya waktu transit di kolon menyebabkan peningkatan absorbsi air, yang kemudian

meningkatkan resiko terjadinya konstipasi. Peningkatan Flatulens juga ditemukan. Seiring dengan berkembangnya uterus, apendiks,

dan sekum terdorong ke atas dan lateral. Perubahan anatomis ini penting untuk di ingat pada saat ibu mengeluhkan nyeri akut abdomen

dan apendisitis.

8
Hemoroid biasa terjadi selama kehamilan. Disebabkan oleh relaksasi dinding pembuluh darah sekunder akibat

peningkatan progesteron, dan penekanan vena oleh berat dan ukuran uterus yang makin membesar. Usaha mengejan pada saat defekasi

karena adanya konstipasi juga berperan terhadap munculnya hemoroid.

3. Sistem muskuloskeletal

Pada Kehamilan Trimester I belum terjadi lordosis hanya nyeri pada punggung. Pada Trimester II sudah terjadi Lordosis yang

diakibatkan kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi

sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal yaitu pada peningkatan hormon

estrogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan yang dapat mengakibatkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian dan

menyebabkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada Trimester III.

Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan tubuh mengalami peregangan otot-otot dan pelunakan ligamen – ligamen area yang

paling dipengaruhi oleh perubahan – perubahan tersebut adalah tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan), Otot - otot abdomal (meregang ke

atas uterus), Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus).

Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik – titik kelemahan srtuktural dan bagian bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan

menekan kehamilan. Oleh karena itu, masalah postur merupakan hal biasa dalam kehamilan. Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam

kehamilan mengubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi. Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda–benda (dan memar biru)

dan kehilangan keseimbangan lalu jatuh.

4. Sistem Kardiovaskuler

Adalah system organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH

tubuh. Sistem ini meliputi:

a. Jantung

Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid dan terletidak ada di dalam

perikardium di mediastinum. Jantung memiliki tiga permukaan yaitu facies sternocostalis, diaphragmatica, dan basis

cordis. Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus dexter, dan

ventriculus sinister. Atrium dextrum terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil, auricula. Bagian atrium di ante -

rior berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas serabut-serabut otot, musculi pectinati, yang ber-

jalan melalui crista terminalis ke auricula dextra. Pada atrium dextrum bermuara vena cava superior dan inferior, sinus

coronarius, dan vena cordis minimae.

b. Sirkulasi Sistemik

Ventrikel kiri memompakan darah masuk ke aorta. Dari aorta darah di salurkan masuk kedalam aliran yang terpisah

secara progressive memasuki arteri sistemik yang membawa darah tersebut ke organ ke seluruh tubuh kecuali sakus udara (Alveoli )

paru-paru yang disuplay oleh sirkulasi pulmonal.

Pada jaringan sistemik arteri bercabang menjadi arteriol yang berdiameter lebih kecil yang akhirnya masuk ke bagian

yang lebar dari kapiler sistemik.Pertukaran nutrisi dan gas terjadi melalui dinding kapiler yang tipis, darah melepaskan oksygen dan

mengambil CO2 pada sebagian besar kasus darah mengalir hanya melalui satu kapiler dan kemudian masuk ke venule sistemik.Venule

9
membawa darah yang miskin oksigen. Berjalan dari jaringan dan bergabung membentuk vena systemic yang lebih besar dan pada

akhirnya darah mengalir kembali ke atrium kanan.

c. Pembuluh Darah

Ada tiga macam pembuluh darah: arteri, vena, dan kapiler. Arteri membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya

ke seluruh jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang kecil disebut arteriola, persatuan cabang-cabang disebut anastomosis.

Vena adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung; banyak diantaranya yang mempunyai katup. Vena yang terkecil

disebut venula, vena yang lebih besar atau muara-muaranya, bergabung membentuk vena yang lebih besar lagi, yang biasanya mem-

bentuk satu hubungan dengan yang lain menjadi plexus venosus. Vena yang keluar dari gastrointestinal tidak langsung menuju ke jan -

tung tetapi bersatu membentuk vena porta. Kapiler adalah pembuluh yang sangat kecil dan menghubungkan arteriola dengan venula.

d. Posisi dan Ukuran Jantung

Seperti halnya uterus yang membesar dan diafragma yang mengalami elevasi, jantung bergeser keatas dan sedikit kearah

kiri dengan rotasi pada aksis jantung, sehingga denyut jantung pada apeks bergerak lateral. Kapasitas jantung meningkat 70-80 ml; hal

ini mungkin disebabkan oleh peningkatan volume atau hipertropi otot jantung. Ukuran jantung meningkat 12%.

e. Perubahan fisiologi sistem kardiovaskuler pada kehamilan normal yang terutama adalah perubahan hemodinamik maternal, meliputi :

1). retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung

1) anemia relatif

2) akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun

3) tekanan darah arterial menurun

4) curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan

5) volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%

6) volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,

7) kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.

f. Pada trimester pertama, terjadi :

a) penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi

glomerulus

b) penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan TBW / total body water

c) akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi

dahaga.

d) akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada

80% wanita yang hamil.

Perubahan-perubahan di atas mengakibatkan :

1) Kebutuhan suplai Fe kepada ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/ hari

2) Ibu hamil sering lebih cepat mengalami kelelahan dalam beraktifitas

3) Bengkak pada tungkai bawah, namun hati-hati bila pembengkakan berlebihan dan terjadi di tangan atau muka karena bisa

merupakan gejala pre eklampsi.

10
4) Terjadinya anemia fisiologis (keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %)

5) 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi terlentang.

6) Traktus urinarius

7) Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering

(poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan

hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara.

8) Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

g. Kardiak Output

Pada minggu ke 5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vascular sistemik.

Selain itu, terjadi peningkatan denyut jantung antara minggu ke 10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi

peningkatan preload performa ventrikel selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vascular sistemik dan perubahan pada

aliran pulsasi arterial kapasitas vascular juga akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan progesterone juga

akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vascular perifer.

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena cava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam

posisi terlentang, penekanan vena cava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload

dan cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan

ibu kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke darah. Selama trimester

terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan

ibu hamil dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan.

Peningkatan curah jantung pada kehamilan antara 35-50% dari rata-rata 5menit sebelum kehamilan menjadi sekitar 7

menit pada minggu ke-20, frekuensi jantung wanita hamil biasanya 10-15 denyut/ menit lebih cepat daripada wanita yang tidak hamil,

meningkat dari sekitar 75 menjadi 90 denyut nadi /menit. Wanita yang jantungnya normal sering menyadari adanya ketidakteraturan

pada frekuensi jantungnya selama kehamilan. Namun isi sekuncup (jumlah darah yang dipompakan oleh jantung dengan 1 kali denyut)

tidak bertambah hingga volume plama bertambah. Volume darah akan meningkat secara progesif mulai minggu ke 6-8 kehamilan dan

mencapai puncaknya pada minggu ke 32-34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat kira kira

40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesterone dan estrogen pada ginjal yang dinisiasi oleh jalur renin angiotensin dan aldosterone

system (RAAS). Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan erittrosit.

Eritropoetin ginjal akan meningkatan jumlah sel darah merah sebanyak 20-30% tetapi tidak sebanding dengan

peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15g/dl menjadi

12,5g/dl, dan pada 6% perempuan bisa mencapai dibawah 11g/dl. Pada kehamilan lanjut kadar lebih berhubungan dengan defisiensi zat

besi daripada hopervolemia, jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya tidak mencukupi

kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga penambahan asupan zat basi dan asam folat dapat membantu mengembalikan kadar

hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih kurang 1000 mg atau rata rata 6-7 mg/hari.

Hipervolemia selama kehamilan mempunyai fungsi berikut.

1) Untuk menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi system vascular.

11
2) Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari arus balik vena dalam posisi terlentang dan berdiri.

3) Untuk menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada saat persalinan. Terjadi suatu ”autotransfusi” dari system

vaskularisasi dengan mengompensasi kehilangan darah 500-600 ml pada persalinan pervaginan tunggal atau 1000 ml pada persalinan

dengan seksio caesaria atau persalinan pervaginam gemeli.

Volume darah ini akan kembali seperti sediakala apda 2-6 minggu setelah persalinan.Kehamilan juga mempengaruhi

keseimbangan koagulasi intravaskuler dan fibrinolisis sehingga mneginduksi suatu keadaan hiperkoagulasi. Dengan pengecualian pada

faktor XI dan XIII, semua konsentrasi plasma dari faktor-faktor pembekuan darah dan fibrinogen akan meningkat. Produksi platelet

juga meningkat, tetapi karena adanya dilusi dan konsumsinya, kadarnya akan menurun.

5. Sistem Integumen

Sistem integumen adalah sistem yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan terhadap lingkun-

gan sekitarnya. Perubahan system integument pada kehamilan, salah satu perubahan besar yang mengalami selama kehamilan adalah

terjadinya pereangan kulit. Sekitar 50 persen hingga 90 persen perempuan tidak mampu menahan peregangan yang sangat besar ini,

dan hal itu menyebabkan terjadi pada kulit di payudara, lengan, paha, pinggul dan pantat. Ini terjadi ketika kolagen di kulit

memisahkan, Mungkin tidak sakit tetapi akan gatal, dan terasa banyak gelitik. Wanita berkulit terang akan memiliki garis-garis merah

muda, sementara wanita berkulit gelap akan membuat mereka lebih ringan daripada warna kulit mereka.

Beberapa masalah perubahan kulit yang kerap dialami selama kehamilan, antara lain:

a. Stretch Mark

Perubahan kulit yang terjadi pada saat kehamilan disebabkan oleh peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, peregangan

kulit lantaran tubuh membesar, atau juga faktor genetik. Pada dasarnya kulit mempunyai kemampuan untuk berkembang mengikuti kondisi tubuh

atau disebut dengan elastisitas kulit. Elastisitas kulit tersebut dipengarungi oleh keturunan, berat badan, dan faktor usia. Pada ibu hamil, elastisitas

kulit dipaksa mengembang sampai pada level maksimum untuk mengakomodasi pertumbuhan janin, akibatnya timbul stretch mark.

Stretch mark merupakan tanda parut berupa gurat-gurat putih yang muncul pada permukaan kulit, berbentuk garis yang berliku seperti anak sungai.

Masalah ini muncul karena peregangan kulit secara cepat, seperti pada kehamilan atau peningkatan berat badan yang drastis, atau karena pengaruh

obat yang mengandung steroid, yang merusak jaringan yang terdapat di dalamnya sehingga kulit mengalami over stretched dan kolagennya rusak.

Stretch mark biasanya muncul pada dinding perut, lengan atas, pinggul, paha, bokong, dan payudara pada tubuh wanita hamil. Stretch mark karena

kehamilan umumnya berwarna merah jambu dan lebar, kemudian berangsur berubah menjadi garis tipis berwarna putih atau kecoklatan. Bagi

mereka yang memiliki jenis kulit kering kecenderungan akan masalah ini dapat terjadi pada saat kehamilannya. Untuk ibu hamil stretch mark terjadi

pada trimester kedua atau usia kandungan sekitar empat bulan.

b. Linea Nigra

Pada sebagian besar wanita hamil akan muncul garis vertikal berwarna cokelat kehitaman di kulit sepanjang bagian tengah perut yang

disebut linea nigra karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Garis ini akan ada selama kehamilan dan akan menghilang setelah

melahirkan.

c. Selulit

Selulit merupakan suatu lapisan lemak di bawah kulit yang terletak di atas otot. Selulit pada wanita hamil terjadi karena adanya pen-

ingkatan kadar hormon estrogen dan progesteron secara drastis sehingga menghasilkan lebih banyak lemak yang disimpan untuk melindungi janin.

12
Pada selulit tampak permukaan kulit bergelombang seperti kulit jeruk dan umumnya terjadi di bagian paha, bokong, perut, pinggul, betis, dan

lengan.

Belum ada terapi yang diklaim dapat mengatasi selulit 100%. Namun, selulit dapat dicegah atau diminimalisasi dengan berolahraga

ringan secara teratur, terutama untuk membakar lemak di bagian-bagian tubuh tertentu. Makan makanan dengan gizi lengkap dan seimbang,

terutama mengurangi makanan berlemak. Penggunaan lotion secara teratur sejak dini, terutama pada masa kehamilan awal, dan penggunaan lotion

sebaiknya dibarengi dengan efek pijatan untuk membantu memperlancar peredaran darah dan menghancurkan lemak. Selulit pun ada dua jenis,

ringan dan berat. Pada kondisi ringan, selulit tidak terlihat, jika bagian tertentu itu dicubit akan terlihat. Sementara pada jenis yang berat meski tidak

dicubit, kehadiran selulit sudah terlihat.

d. Rasa Gatal

Rasa gatal sering dialami oleh wanita hamil, terutama pada bagian perut, pusar, dan payudara. Rasa gatal timbul karena beberapa

sebab, yakni peregangan kulit yang menyebabkan kulit menjadi lebih kering, iritasi yang muncul pada lipatan-lipatan tubuh, seperti lipatan di bawah

payudara, perut, selangkangan, dan ketiak. Rasa gatal dapat pula muncul karena perubahan hormon estrogen dan progestin sehingga terjadi

penumpukan bilirubin dan asam empedu ringan dalam tubuh.

Hindari garukan pada kulit yang dapat menyebabkan cedera. Selain menimbulkan infeksi, akan menyebabkan pula adanya garis kehitaman pada

kulit. Rasa gatal ini dapat terjadi pada trimester pertama, kedua, maupun selama kehamilan.

e. Jerawat

Masalah jerawat ketika kehamilan terjadi disebabkan karena adanya faktor hormonal. Kulit muka menjadi lebih berminyak sehingga

dapat menimbulkan jerawat.

Menjaga kebersihan kulit dan diet makanan yang seimbang serta sehat, terutama mempertinggi makanan yang mengandung protein dan

vitamin C akan membantu anda untuk mengatasinya.

f. Varises

Varises bisa terjadi lantaran hamil. Pada ibu hamil, aliran darah dari tubuh bagian atas biasanya lebih deras daripada aliran darah seba-

liknya, lantaran beban tubuh yang bertambah pada bagian atas tubuh. Akibatnya, darah memenuhi pembuluh dan membuat pembuluh darah pada

tubuh bagian bawah menonjol dan berkelok-kelok.

Pada ibu hamil, varises bisa dicegah dengan meninggikan posisi kaki dengan mengganjal dengan bantal ketika beristirahat. Bisa juga

menggunakan stocking khusus yang dikenakan pada paha. Stocking berfungsi memperlambat aliran darah dari bagian atas tubuh, sehingga menye -

imbangkan aliran darah dari tubuh bagian atas ke bawah dan sebaliknya.

g. Areola mammae dan puting susu

Areola mammae daerah yang warnanya hitam di sekitar puting susu, pada kehamilan warnanya akan lebih hitam, daerah sekitar yang

biasanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola mammae). Puting susu juga menghitam dan membesar lebih menonjol.

Payudara secara bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suply darah. Pada awal ke -

hamilan keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen di sekitar puting (areola) tumbuh lebih gelap.

h. Linea alba

13
Garis hitam yang terbentang dari atas symphisis sampai pusat. Warna lebih hitam kecuali akan timbul garis baru yang terbentang di

tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini kecuali ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit (striae

gravidarum).

i. Hiperpigmentasi

Lebih dari 90% wanita hamil mengalami hiperpigmentasi, atau perubahan pigmen, dengan derajat yang berbeda-beda. Hiperpigmentasi

inilah yang menyebabkan melasma, atau yang sering disebut juga topeng kehamilan. Yaitu lapisan kehitaman yang biasanya menghampiri bagian

pipi, dahi dan hidung. Selain wajah, bagian tubuh yang lain ada juga yang tidak terhindar dari hiperpigmentasi.

Mulai dari aerola mammae, ketiak, genitalia, paha, dan pusar. Tahi lalat, atau vlek lain yang sebelumnya sudah ada kemungkinan besar juga akan

bertambah hitam. Hiperpigmentasi akan terlihat lebih nyata pada wanita yang pada dasarnya berkulit gelap.

Hal yang sama umumnya juga terjadi pada wanita yang sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal. Penyebabnya diduga karena

adanya peningkatan jumlah melanosit dan peningkatan kerentanan terhadap stimulus hormon Melanocyte Stimulating Hormone (MSH), estrogen

dan progesteron.

Terlalu lama berada di bawah paparan sinar matahari juga dapat memperburuk keadaan, oleh karena itu sebaiknya calon ibu tetap

menggunakan tabir surya. Hampir semua jenis krim tabir surya relatif aman digunakan oleh ibu hamil dan pilihlah yang spektrum perlindungannya

luas (anti UV-A dan UV-B).

Hiperpigmentasi ini umumnya akan hilang dengan sendirinya, maksimal satu tahun pasca persalinan. Memang ada juga yang tidak bisa

hilang, biasanya karena menggunakan kontrasepsi hormonal.

Beberapa wanita juga akan mendapatkan pigmentasi yang merupakan kondisi yang disebabkan oleh produksi berlebihan melanotropin.

Anda dapat menemukannya terjadi di pipi, hidung dan dahi. Ini mungkin muncul secara tidak ada terduga selama 4 atau 5 bulan kehamilan.

Sejak bulan ke-3 hingga kehamilan cukup bulan, beberapa tingkat perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada 90% wanita hamil.

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan

paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan ini seringkali ditemukan garis berwarna perak

berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.

j. Striae gravidarum di bagi menjadi 2:

a) Striae livida

Garis-garis yang berwarna biru pada kulit (pada primigravida). Striae terjadi karena ada hormon yang berlebihan dan ada

pembesaran atau peregangan pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru. Peregangan

kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi putih, karena

sudah mengalami peregangan.

b) Striae albicans

Pada multigravida biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan

gatal pada penderita.

Hiperpigmentasi lebih nyata terlihat pada wanita berkulit gelap dan lebih terlihat di area seperti areola, perineum, dan umbilikus dan

juga diarea yang cenderung mengalami gesekan seperti aksila pada paha bagian dalam. Pada banyak perempuan kulit digaris pertenga-

han perutnya akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut denga linea nigra, kadang kadang akan muncul dalam ukuran yang

14
bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dnegan chloasma atau melasma gravidarum.selain itu, pada aerola dan daerah genital juga

akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah per-

salinan.kontrasepsi oral juga bisa menyebabkan hiperpigmentasi yang sama.

Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal yang penyebab pastinya belum dike-

tahui. Adanya peningkatan kadar serum melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih sangat diragukan sebagai

penyebabnya. Estrogen dan progesterone diketahui mempunyai peran dan melanigenesis dan diduga bisa menjadi faktor pen-

dorongnya.

a) Perubahan integumen selama hamil disebabkan oleh perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis

b) Perubahan yang umum timbul: peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku,

percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor

c) Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan stria gravidarum, atau tanda regangan. Respon alergi kulit meningkat. Pigmentasi

timbul akibat peningkatan hormon hipofisis anterior melanotropin selama masa hamil, contoh pigmentasi pada wajah (kloasma)

d) Stria gravidarum atau tanda regangan terlihat di bawah abdomen disebabkan kerja adenokortikosteroid.

E. Perubahan psikologis

1. Trimester I

a. Rasa Cemas Bercampur Bahagia

b. Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus

disertai rasa bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan mengasuh

bayi dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.

c. Perubahan Emosional

Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama menyebabkan adanya penurunan kemauan berhubungan seksual, rasa letih dan

mual, perubahan suasana hati, cemas, depresi, kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran pada bentuk pe-

nampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.

d. Sikap Ambivalen

Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseo-

rang, sesuatu atau kondisi. Meskipun sikap ambivalen sebagai respon individu yang normal, tetapi ketika memasuki fase pasca

melahirkan bisa membuat masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil yang

buruk, ibu karier, tanggung jawab baru, rasa cemas atas kemampuannya menjadi ibu, keuangan dan sikap penerimaan keluarga ter-

dekatnya.

e. Ketidakyakinan atau Ketidakpastian

Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu

memiliki masalah emosi dan kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu hamil terus berusaha untuk mencari kepastian

bahwa dirinya sedang hamil dan harus membutuhkan perhatian dan perawatan khusus buat bayinya.

f. Perubahan Seksual

15
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal yang menyebabkannya berasal dari rasa tidak ada

terjadi keguguran sehingga mendorong kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.

g. Fokus pada Diri Sendiri

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada

janin. Meskipun demikian bukan berarti ibu kurang memperhatikan kondisi bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin yang dikandungnya

menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

h. Stres

Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester pertama bisa berdampak negatif dan positif, dimana kedua

stres ini dapat mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang stres tersebut bersifat instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul karena

faktor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.

i. Goncangan Psikologis

Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester pertama dan lebih tertuju pada kehamilan per -

tama.

F. Ketidaknyamanan Dan Penatalaksanaan

Masalah Penanganan

TM I 1. Sering buang air kecil 1. Kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing
2. Perbanyak minum pada siang hari.
3. kurangi minum di malam hari untuk mengurangi nocturia meng-
ganggu tidur dan menyebabkan keletihan.
4. Batasi minum bahan diuretika alamiah : kopi, the, cola dengan
caffein
5. Jelaskan tentang tanda-tanda UTI, posisi miring ke kiri.
2. Keputihan 1. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari

2. Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun lebih kuat

daya serapnya.

3. Hindari pakaian dalam dan pantyhose yang terbuat dari

nilon.
4. Hindari pencucian vagina (douching)
5. Gunakan bedak tabur untuk (polider) mengeringkan, tetapi

jangan terlalu banyak / berlebihan

3. Ngidam 1. Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asalkan cukup


bergizi dan makanan yang di inginkan makanan yang sehat
2. Menjelaskan tentang bahaya makanan yang tidak baik
3. Mendiskusikan makanan yang dapat di terima yang meliputi
makanan yang bergizi dan memuaskan ngidam atau kesukaan tradisional
4. Hemorrhoid 1. Perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti buah-

buahan dan sayuran.

2. Minumlah cairan yang cukup banyak. Paling tidak 2 liter

dalam sehari.

3. Biasakan buang air besar secara rutin pada waktu-waktu

tertentu, seperti di pagi hari. Sebelum buang air besar, upayakan untuk

minum air hangat.

4. Lakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki. Gerakan ini

diharapkan dapat membantu otot-otot di saluran pencernaan untuk

bergerak mendorong sisa makanan ke saluran pembuangan.

16
5. Hindari mengejan ketika buang air besar saat tidak ada

dorongan ingin mengejan.

5. Mual dan muntah 1. Hindari bau atau factor penyebab


2. Makan biscuit atau roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur di
pagi hari
3. Makan sedikit tapi sering
4. Duduk tegak setiap kali selesai makan
5. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang
6. Makan makanan kering dengan minum diantara waktu makan
7. Minum-minuman berkarbonat
8. Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan secara
tiba-tiba
9. Hindari menggosok gigi segera setelah makan,
10. Minum teh herbal.

G. Pelayanan antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,

pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang

meliputi 14T yaitu:

1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan.

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar

anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pen -

gukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan

keadaan rongga panggul.

2. Ukur Tekanan Darah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya

Preeklampsi.

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan

minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai di-

rasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.

Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan

Usia Kehamilan sesuai minggu


Jarak dari simfisis

22 – 28 Minggu 24-25 cm

28 Minggu 26,7 cm

30 Minggu 29,5 – 30 cm

32 Minggu 31 M

34 Minggu 32 cm

36 Minggu 33 cm

40 Minggu 37,7 cm

17
4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan

5. Pemberian Imunisasi TT. Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita hamil melaukan kunjungan yang

pertama dan dilaukan pada minggu ke 4.

Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid

6.
Pemeriksaan Selang Waktu minimal pemberian Imunisasi
Imunisasi TT Lama Perlindungan
TT
Hb. Pemerik-

TT1 - Langkah awal pembentukan kekebalan tubuh terhadap


saan Hb pada
penyakit Tetanus

Bumil harus TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun

dilakukan TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun

pada kunjun- TT4 12 bulan setelah TT3 10 Tahun

gan pertama TT5 12 bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

dan minggu

ke 28. Bila kadar Hb < 11 gr% bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat, hingga Hb menjadi 11,5 gr%

.Pemeriksaan golongan darah serta triple eliminasi.di lanjutkan pemeriksaan prot urine dan reduksi pd tm 3.

7. Pemeriksaan status gizi dengan mengukur Lila.minimal 23.5 cm.

8. Pemberian tablet Fe minimal 1x sehari pada ibu hamil normal.

9. Temu wicara / Konseling

Tujuan umum dan khusus:

1. Tujuan umum:

Untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas

sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

2. Tujuan khusus:

a. Pengawasan : Kesehatan Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi, meragukan

dan rendah)

b. Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother

c. Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi

d. Menurunkan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak

e. Mengantarkan pulihnya kesehatan Ibu optimal (memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan KB, kehamilan, persali-

nan).

f. Tata laksana kasus.

H. Jadwal kunjungan

Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir):

Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, usia kehamilan 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali, di atas usia kehamilan 36 minggu setiap minggu sekali.

Kecuali jika ditemukan kelainan atau faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.

18
Untuk ibu hamil: Trimester Waktu Tindakan

Kunjungan Trimester I Sebulan sekali.

1. Pemeriksaan laboratorium.

2. Pemeriksaan ultrasonografi.

3. Nasehat diet tentang menu seimbang.

4. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, resiko komplikasi kehamilan.

5. Rencana untuk pengobatan penyakit, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan, dan imunisasi Tetanus Toksoid I.

6. Tujuan kunjungan pemeriksaan pertama antenatal care adalah:

a. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan

b. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan

c. Menentukan status kesehatan ibu dan janin

d. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko kehamilan

e. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya

II.Manajemen Asuhan Kebidanan


Standar Asuhan Kebidanan yang digunakan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yang tertuang dalam KEPMENKES Nomer

938/Menkes/SK/VII/2007 mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan

pencatatatan asuhan kebidanan.

Standar I: Pengkajian

Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien

Kriteria pengkajian

1.Data tepat, akurat dan lengkap

2.Terdiri dari data subyektif (hasil anamnesis: biodata,keluhan utania, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan Tatar belakang sosial budaya).

3.Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologi dan pemeriksaan penunjang).

Standar II: Perumusan Diagnosis dan atau Masalah Kebidanan

Pernyataan standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah ke-

bidanan yang tepat.

Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan

1). Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2). Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

3). Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanansecara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Standar III: Perencanaan

Pernyataan standar

19
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan.

Kriteria perencanaan

Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara

berkesinambungan

1) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga

2) Mempertimbangan kondisi psikologi sosial budaya klien/keluarga

3) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien

4) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas yang ada.

Standar IV: Implementasi

Pernyataan standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan secara komprehensif, efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/

pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

Kriteria

1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko- sosial-kultural

2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau keluarganya (inform consent)

3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

4) Melibatkan klien/pasien dalam asuhan tindakan

5) Menjaga privasi klien/pasien

6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

7) Mengikuti perkembangan klien secara berkesinambungan

8) Mengunakan sumber daya, sarana, fasilitas yang ada dan sesuai

9) Melakukan tindakan sesuai standar

10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

Standar V: Evaluasi

Pernyataan standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,

sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien

Kriteria evaluasi

1).Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien

Hasil evaluasi segera di catat dan dikomunikasikan kepada klien/ keluarga

2). Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien

Standar VI: Pencatatan Asuhan Kebidanan

Pernyataan standar

20
Bidan melakukan pencatatan secara akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan

asuhan kebidanan.

Kriteria pencatatan asuhan kebidanan

1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/buku KIA)

2) Ditulis dalam bentuk catatan pengembangan SOAP

S : adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesis.

O : adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

A :adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan

P : adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan danpelaksanaan yang sudah dilakukan seperti tin-

dakan antisipatif,tindakan segera, tindakan secara komperehensif, penyuluhan,dukungan, kolaborasi, evaluasi,

follow up dan rujukan (Kemenkes RI, 2007).

III.Evidance Based
Menurut Sackett et al. Evidence-based (EB) adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan

pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam prakteknya, EB memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti

ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya.

Pengertian lain dari evidence based adalah proses yang digunakan secara sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan memanfaatkan

hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.

Jadi secara lebih rincinya lagi, EB merupakan keterpaduan antara :

1. Bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research evidence)

2. Keahlian klinis (clinical expertise)

3. Nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).

Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau sebuah hasil pemikiran yang telah ditelaaah dan disetujui dengan beberapa

petimbangan baik dari acountable aspek metodologi maupun accountable aspek ilmiah yang berupa jurnal, artikel, e-book atau buku yang diakui.

Penggunaan kebijakan dari bukti terbaik yang tersedia sehingga tenaga kesehatan (Bidan) dan pasien mencapai keputusan yang terbaik, mengambil

data yang diperlukan dan pada akhirnya dapat menilai pasien secara menyeluruh dalam memberikan pelayanan kehamilan (Gray, 1997). Praktek ke-

bidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.

Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi.

1. Evidence based dalam Praktik Kehamilan

Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan terbukti bermanfaat serta merupakan penerapan yang

sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal ini menghasilkan asuhan yang

efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan intervensi. Kajian ulang memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang mengan-

cam jiwa sebenarnya bisa diprediksi atau dicegah.

21
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan

oleh bidan dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil hingga persiapan persalinannya. Dengan memberikan asuhan

antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu

dan perinatal. Anda perlu memahami bahwa dengan adanya evidence based practice maka praktik asuhan antenatal menjadi lebih terfokus pada pili -

han praktik yang terbukti menguntungkan klien (refocusing antenatal). Hal-hal yang mendorong efektifitas Antenatal Care adalah hal-hal sebagai

berikut:

a. Asuhan diberikan oleh bidan yang terampil dan berkesinambungan.

b. Asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based practice.

c. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan serta komplikasi.

d. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toksoid, suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-

lain).

e. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu hamil (HIV, sifilis, tuberkulosis, Hepatitis, penyakit medis lain

yang diderita (misal: hipertensi, diabetes, dan lain-lain).

f. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil.

g. Kunjungan ANC secara rutin.

Asuhan kebidanan yang berkembang saat ini berasal dari model yang dikembangkan di Eropa pada awal dekade abad ini.

Lebih mengarah ke ritual dan rutinitas dari pada rasional. Biasanya asuhan ini lebih mengarah ke frekuensi dan jumlah dari pada

terhadap unsur yang mengarah kepada tujuan yang esensial (Tyastuti, siti dan heni puji. 2016).

2. Peran dan tanggungjawab Bidan dalam Asuhan kebidanan

Lingkup peran dan tanggungjawab bidan dalam menjalankan asuhan kebidanan adalah berikut ini;

a. Care Provider ( pemberi asuhan kebidanan)

Seseorang yang mempunyai kemampuan memberikan asuhan kebidanan secara efektif, aman dan holistik dengan mem-

perhatikan aspek budaya terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan menyusui, bayi baru lahir, balita dan kesehatan reproduksi pada kon-

disi normal berdasarkan standar praktek kebidanan dan kode etik profesi.

b. Community Leader (Penggerak masyarakat) dalam bidang kesehatan ibu dan anak.

Seseorang yang mempunyai kemampuan menjadi penggerak dan pengelola masyarakatmdalam upaya peningkatan kesehatan ibu

dan anak dengan menggunakan prinsip partnership dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kewewenang dan lingkup praktek

bidan

c. Communicator (komunikator)

Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat

dan profesi lain dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.

d. Decision Maker (pengambil keputusan dalam asuhan kebidanan)

Seseorang yang mempunyai kemampuan mengambil keputusan klinik dalam asuhan kebidanan kepada individu, keluarga

dan masyarakat dengan menggunakan prinsip partnership.

e. Manager (pengelola)

22
Seseorang yang mempunyai kemampuan mengelola klien dalam asuhan kebidanan dalam tugas secara mandiri, kolaborasi

(team) dan rujukan dalam kontek asuhan kepada individu, keluarga dan masyarakat. (Yulizawati, dkk. 2017)

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS

+6
PADA NY.G USIA 25 TAHUN G2 P0 A1 USIA HAMIL 32 MINGGU

DI PUSKESMAS SURADADI KAB.TEGAL

I. PENGKAJIAN :

Tanggal : 11 April 2022

Jam : 09.00 WIB

IDENTITAS PASIEN :

Idengtitas Pasien Penanggung Jawab

Identitas Pasien

a. Nama : Ny.G a. Nama KK : Tn.A

b. Umur : 25 tahun b. Umur : 28 tahun

c. Agama : Islam c. Agama : Islam

d. Pendidikan : D3 d. Pendidikan : S1

e. Pekerjaan : IRT e. Pekerjaan : Kary.BUMN

f. Suku bangsa : Jawa f. Suku Bangsa : Jawa

g. Alamat : Ds.Kertasari rt 5/3

II. DATA SUBYEKTIF

1. Alasan Datang : Pasien mengatakan mau memeriksakan kehamilan.

A. Keluhan Utama : Klien mengatakan Ibu mengatakan pegel-pegel

Uraian Keluhan Utama : Pegel-pegel

2. Riwayat Kesehatan:

Penyakit/ kondisi yang pernah atau sedang diderita:

Pasien mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit apapun.

Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan):

Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada mempunyai penyakit menular (Hepatitis, HIV/ AIDS, TBC), terdapat riwayat penyakit

Keturunan (DM, HT, Asma).

3. Riwayat Obstetri:

a. Riwayat Haid:

● Menarche : 14 thn Nyeri haid : tidak ada

23
● Siklus : 28 hari Lama : 6 hari

● Banyaknya : 3-5 x ganti pembalut

b. Riwayat hamil, persalinan, dan nifas yang lalu :

Tahun Hamil Persalinan Nifas Kead anak

sekarang

Frek Keluhan/ UK Je- Peno- JK/BB penyu IMD Penyulit Asi Eklusif

ANC penyulit nis long lit

2020 - 10 - spog - - - -

Hamil ini

c. Riwayat Kehailan Sekarang :

+6
Hamil ke G2P0A1 Usia 32 minggu

HPHT 8 September 2021

HPL 15 Mei 2022

Gerakan Janin

Pertama kali 16 minggu

Imunisasi TT : TT1 saat capeng

TT2 usia kehamilan 14 minggu

4. Riwayat KB : Pernah/ Tidak Pernah

5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari:

a. Nutrisi

1) Makan

⮚ Frekuensi makan pokok : 3 x perhari

⮚ Komposisi

✔ Nasi : 3 x @ 1 piring (kecil/sedang/ penuh)

✔ Lauk : 3x @ 2 potong (sedang/ besar)

Jenisnya : tempe, tahu, telur, ikan

✔ Sayuran : 3x @ ½ mangkuk sayur

Jenisnya : bayam, kangkung, sop-sopan

✔ Buah : 1 x sehari/ seminggu

Jenis : jeruk, pisang, pepaya

✔ Camilan : 3x sehari

24
Jenis : keripik, kerupuk

✔ Pantangan : tidak ada

Alasan :-

2) Minum

⮚ Jumlah total : 10 gelas perhari

⮚ Jenis : air putih, es teh

b. Eliminasi

1) Buang Air Kecil

⮚ Frekuensi perhari : 5-6 x

⮚ Warna : jernih

⮚ Keluhan/ masalah : Tidak ada.

2) Buang Air Besar

⮚ Frekuensi perhari :1x

⮚ Warna : kuning kecoklatan

⮚ Konsistensi : lembek/ keras

⮚ Keluhan/ masalah : Tidak ada.

c. Personal hygiene

1) Mandi : 2 x sehari

2) Keramas : 2 x seminggu

3) Gosok gigi : 2 x sehari

4) Ganti pakaian : 2 x sehari; celana dalam: 2 x sehari

d. Istirahat/ tidur

1) Tidur malam : 8 jam

2) Tidur siang : 30 menit

3) Keluhan/ masalah : Tidak ada.

e. Aktivitas fisik dan olahraga

1) Aktivitas fisik (beban pekerjaan): Menyapu, memasak, mencuci

2) Olahraga : tidak pernah.

f. Kebiasaan yang merugikan kesehatan

1) Merokok : tidak pernah

2) Minuman beralkohol : tidak pernah

3) Obat- obatan : tidak pernah

4) Jamu : tidak pernah

5) Sex bebas : tidak pernah

6. Riwayat Psikososial-Spiritual

25
a. Riwayat Pernikahan :

1) Status Perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 23 tahun

2) Pernikahan yang ke satu, sah, lamanya 2 tahun

3) Hubungan dengan suami : baik

b. Keinginan hamil ini diharapkan oleh ibu, suami :

Respon & dukungan keluarga terhadap prakonsepsi ini : Mendukung

c. Mekanisme koping ( cara pemecahan masalah ) : Konsultasi dengan Bidan

d. Ibu tinggal serumah dengan Suami

e. Pengambilan keputusan utama dalam keluarga : Suami

f. Orang terdekat : Suami

Yang menemani ibu untuk ku jungan/pemeriksaan : Suami

g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dngan usaha untuk mendapatkan

Kehamilan :

h. Penghasilan perbulan

Rp. 5.000,000 cukup

i. Praktek agama yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan

Kehamilan : Taat Beribadah Sesuai dengan Keyakinan

1) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :

o Ibu dapat menrima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh nakes wanita maupun pria: Ya

o Tidka boleh menrima transfusi darah : tidak

o Tidak boleh diperiksa daerah genatalia : Ya

o Lainnya : Tidak Ada

j. Tingkat pengetahuan ibu :

Hal – hal yang sudah diketahui ibu : Tentang Kehamilan

Hal – hal yang ingin diketahui ibu : Bugar pada saat hamil.

III. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) Tensi : 108/84 mmHg

4) Suhu
0
: 36,5 C

5) Nadi : 80 x/m

6) RR : 20 x/m

26
7) BB : 50 Kg

8) TB : 158 cm

9) LiLa : 25 cm

10) IMT : 20 kg/m²

b. Status present

1) Kepala : bersih, rambut hitam, ikal, tdk rontok.

2) Muka : tdk pucat, tdk oedema, simetris, tdk jerawatan

3) Mata : konjungtiva merah muda, sklera tdk ikterik

4) Hidung : tdk ada polip, tidak ada secret, bersih.

5) Mulut : simestris, tdk ada stomatitis, tdk ada carrie gigi.

6) Telinga : bersih, tdk ada benjolan, tdk ada serumen.

7) Leher : tdk ada pembengkakan kelenjar tiroid, limpe, dan

vena jugularis.

8) Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar.

9) Dada : simestris, areola tidak hiperpigmentasi, putting

menonjol

10) Abdomen : tdk ada luka bekas operasi, tdk ada linea nigra, tdk

ada striae.

11) Ekstremitas : tdk oedema,kuku jari tidak pucat, tdk ada

kelaianan, reflek patella (+/+), tidak ada varises.

12) Punggung : tdk lordosis, kifosis, skoliosis.

13) Anus : bersih, tidak ada hemoroid, tidak ada varises.

c. Status obstetric

1) Muka : tidak oedema, tidak pucat, tidak ada jerawat

2) Mammae : tdk ada benjolan, mulus, putting menonjol

3) Abdomen : tdk ada luka bekas opersai, tdk ada striae.

4) Genetalia : tdk ada keputihan, tdk varises, tdk oedema.

2. Palpasi

 Lepold I : Bagian fundus teraba teraba bulat, lunak, tidak melenting.

 Lepold II : Bagian kanan teraba bagian keras, memanjang bagian kiri teraba bagian kecil janin.

 Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras.

 Leopold IV : divergen (bagian terendah belum masuk PAP)

3. TFU : 31 cm

4. TBJ :

27
5. Auskultasi:

DJJ : puka (+) 146 x/menit (teratur)

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan urine (urine rutin).

1) PPTest : Negative

2) Sifilis : Non Reaktif

3) VCT : Non Reaktif

4) HB : 12,0 gr/dl

5) GDS : 96

6) Goldar : A/+

7) HbSAg : negative (-)

IV. ANALISAIS

+6
Diagnosa Kebidanan : Ny.G 25 tahun G2P0A1 UK 32 minggu dengan hamil fisiologis.

Masalah : tidak ada

Kebutuhan :-

V. PELAKSANAAN

Tanggal : 10 April 2022

Jam : 09.10 WIB

1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan.

Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan

dengan kehamilannya. Seorang tenaga kesehatan tidak mungkin akan terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya

ibu perlu mendapatkan informasi dan pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya agar dapat merawat dirinya dengan benar.

(Kuswanti,2014).

Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Memberikan suplemen pada ibu.

Fe ( 1 sehari x 1 tablet ) dosis 200 µg

Kalk (2x sehari 1 tablet) dosis 500 mg

Rasionalisasi : Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia. Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang

membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko terjadinya perdarahan postpartum (Proverawati, Atikah,

2009). WHO merekomendasikan agar setiap ibu hamil mengkonsumsi suplementasi Fe 60 mg perhari selama 6 bulan (Husin, 2014). Suplementasi

kalsium melalui makanan yang dianjurkan merupakan salah satu upaya untuk penanggulangan dan pencegahan terjadinya kenaikan darah pada ibu

hamil yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan AKI dan memberi cadangan kalsium yang cukup pada janin (Permaesih, dkk, 1999). Dosis

yang direkomendasikan untuk suplemasi kalsium ibu hamil adalah 1000mg/hari Dan pemberian Kalk untuk mencegah ibu kekurangan kalsium

serta untuk pembentukan tulang dan gigi pada janin. kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1500-2000mg/hari dan sediaan yang ada adalah 500 mg

28
sehingga ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi 2 x 1 dan yang tambahannya adalah dari susu ibu hamil, dari makanan seperti sayur-sayuran

hijau, telur, daging, tahu, temped an lain-lain.

Hasil : Ibu telah mendapatkan suplemen dan bersedia meminumnya.

3. Menjelaskan tentang keluhan ibu yaitu ibu sering nyeri atau pegal-pegal dengan cara menguranginya dengan menganjurkan ibu untuk melakukan
senam hamil untuk melatih otot-otot tubuh, menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitasnya serta menambah waktu istirahat.

Rasionalisasi Seiring bertambahnya usia kehamilan dan perkembangan janin yang menyebabkan muatan dalam uterus bertambah

menjadikan uterus terus membesar. Pembesaran ini akan memaksa ligamen, otot-otot, serabut saraf, dan punggung teregangkan sehingga beban

tarikan tulang punggung kearah depan akan bertambah dan menyebabkan lordosis fisiologis.

Hasil : Ibu sudah paham dengan penkes yang dijelaskan dan bersedia mengikuti senam hamil.

4. Memberitahukan pada ibu untuk terus memperhatikan tanda gejala persalinan seperti rasa sakit yang menjalar dari pinggang ke pe-

rut, kontraksi yang mulai teratur, serta jika merasa cairan ketuban sudah rembes atau pecah. Memberitahukan pula pada ibu tentang

terus memperhatikan kesejahteraan janin yakni dengan menghitung jumlah gerakan bayi dalam 1 hari minimal 20 kali gerakan.

Rasionalisasi : Ketika ibu mengetahui tanda-tanda prsalinan maka akan dengan segera bertindak untuk ke tempat pelayanan

kesehatan terdekat untuk bersalin.

Hasil : Ibu dan keluarga paham dan bersedia untuk memantau kondisi ibu dan janin seperti yang dianjurkan oleh tenaga

kesehatan.

5. Memberitahu ibu mengenai persiapan persalinan

Rasionalisasi persiapan persalinan dilakukan agar pada saat persalinan kebutuhan ibu dan bayi tidak ada yang tertinggal.

Seperti 1 kantong berisi : baju ganti ibu yang berkancing depan agar mudah menyusui, jarik untuk ganti ibu, pembalut, celana dalam

ibu. Dan 1 kantong untuk bayi berisi : baju ganti bayi, popok, selimut, penutup kepala bayi, kaos kaki dan sarung tangan bayi dan

semuanya harus dicuci terlebih dahulu karena bayi baru lahir sangat sensitive.

Hasil ibu mengerti dan mengulanginya.

6. Memberitahu tanda bahaya TM III

Rasionalisasi : tanda bahaya TM III tentang perdarahan mengarah kepada PLASENTA PREVIA, , sakit kepala yang

hebat, bengkak pada wajah dan tangan, ketuban pecah sebelum waktunya.

Hasil ibu sudah mengerti dengan tanda bahaya trimester III

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu atau jika ibu mengalami masalah pada kehamilannya.

Rasionalisasi : trimester III dilakukan kunjungan minimal dua kali tujuannya untuk mengetahui status kehamilan, faktor resiko,

letak janin, laboratorium awal, tanda bahaya dsb.

Hasil : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang lagi setelah 2 minggu atau jika ibu merasa ada masalah dengan kehamilannya.

8. Mencatat dibuku register hamil dan KMS/KIA

Rasionalisasi register sebagai dokumentasi tindakan dan terapi yang diberikan selama asuhan, sebagai back up apabila dipertanyai dihadapan

hukum, sebagai acuan dalam pemberian asuhan segera.

Hasil hasil sudah di dokumentasikan.

29
Tegal,......................................2022

Pembimbing Klinik Praktikan

Fasikha,S.ST Sri Darningsih

NIP. 19820818 200604 2014

Mengetahui,

Pembimbing Institusi

Septalia Isharyanti,S.ST.M.PH
NIP. 19890909 2020 122 002

30
Catatan Perkembangan

Puskesmas Ketuwan NO. RM : FF78678

Nama Pasien : Ny.G

Nama Bidan : Fasikha,S.ST

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Nama
CATATAN PERKEMBANGAN
Dan dan
(SOAP)
Jam Paraf

11 April 2022
S:
10.00 WIB

- Ibu mengatakan mau memeriksakan kehamilan-

nya.

- Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya.

O:

- Keadaan Umum : Baik

- Kesadaran : Composmentis

- TD : 110/80 mmHg

- Suhu
0
: 36,7 C

- Nadi : 82x/m

- RR : 24x/m

- BB : 50 kg

- IMT : 20

- LiLa : 25 cm

A:

Ny. T umur 32 tahun dengan Kehamilan Fisiologis

P:

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa BB klien sudah naik 1 Kg

dari 49 Kg menjadi 50 Kg . Walaupun dari hasil pemeriksaan didap-

atkan kemajuan tetapi BB klien berdasarkan IMT masih dalam kate-

gori kurus.

- Hasil :Pasien memahami bahwa kondisi fisiknya kurus

dan masih memerlukan pemenuhan gizi seimbang.

2. Memberikan suplemen pada ibu.

31
Fe ( 1 sehari x 1 tablet ) dosis 200 µg

Kalk (2x sehari 1 tablet) dosis 500 mg

3. Memberitahu ibu mengenai persiapan persalinan

Rasionalisasi persiapan persalinan dilakukan agar pada saat persalinan

kebutuhan ibu dan bayi tidak ada yang tertinggal. Seperti 1 kantong

berisi : baju ganti ibu yang berkancing depan agar mudah menyusui,

jarik untuk ganti ibu, pembalut, celana dalam ibu. Dan 1 kantong untuk

bayi berisi : baju ganti bayi, popok, selimut, penutup kepala bayi, kaos

kaki dan sarung tangan bayi dan semuanya harus dicuci terlebih dahulu

karena bayi baru lahir sangat sensitive.

Hasil ibu mengerti dan mengulanginya.

4. Memberitahu tanda bahaya TM III

Rasionalisasi : tanda bahaya TM III tentang perdarahan mengarah

kepada PLASENTA PREVIA, , sakit kepala yang hebat, bengkak

pada wajah dan tangan, ketuban pecah sebelum waktunya.

Hasil ibu sudah mengerti dengan tanda bahaya trimester III

5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu

atau jika ibu mengalami masalah pada kehamilannya.

Hasil : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 2 minggu sekali jika ada

keluhan segera dating ke fasiltas kesehatan.

6. Melakukan dokumentasi

32
Catatan Perkembangan

Puskesmas Ketuwan NO. RM : FF8768

Nama Pasien : Ny.G

Nama Bidan : Fasikha,S.ST

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Nama
CATATAN PERKEMBANGAN
Dan dan
(SOAP)
Jam Paraf

25April 2022
S:
09.00 WIB

- Klien mengatakan tidak ada kluhan

- Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya.

O:

- Keadaan Umum : Baik

- Kesadaran : Composmentis

- TD : 110/80 mmHg

- Suhu
0
: 36,7 C

- Nadi : 82x/m

- RR : 24x/m

- BB : 50 kg

- TB : 150 cm

- IMT : 20

- LiLa : 25 cm

- HB : 12 gr/dl

A:

Ny.T umur 32 tahun G2P1A0 dengan kehamilan Fisiologis.

P:

- Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa BB klien sudah naik

1 Kg dari 49 Kg menjadi 50 Kg . Walaupun dari hasil pe-

meriksaan didapatkan kemajuan BB klien hampir mencapai

batas normal. Jadi klien diminta tetap melakukan diet sehat

untuk menambah berat badan lagi agar mencapai berat

badan yang ideal agar nanti saat mempersiapkan kehamilan

33
kondisi klien sehat lahir/ batin dan keturunan yang berkuali-

tas.

- Hasil: Klien mengerti dengan kondisinya sekarang serta

bersedia tetap menjaga pola hidup sehat.

2. Memberikan suplemen pada ibu.

Fe ( 1 sehari x 1 tablet ) dosis 200 µg

Kalk (2x sehari 1 tablet) dosis 500 mg

Hasil : Ibu bersedia untuk minum suplemen

3. Dokumentasi

BAB IV

PEMBAHASAN

+6
Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny.G 25 th G2P1A0 Usia Kehamilan 32 minggu,.

Pengkajian yang sudah dilakukan meliputi data subjektif dan objektif, bidan melakukan asuhan sudah sesuai dengan program 10T. Menurut

Kemenkes RI (2010), pemeriksaan antenatal 10T meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi, pemeriksaan

TFU, tentukan DJJ dan presentasi janin, skrining imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes laboratorium, dan tatalaksana kasus. Bidan sudah

memberikan pendidikan kesehatan pada ibu cara minum tablet FE.

34
Asuhan ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya dan merupakan kelanjutan terhadap masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasikan. Rencana tindakan dalam kasus ini adalah bidan memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang tanda tanda persalinan,

persiapan persalinan dan tanda bahaya trimester III

Pemberian evaluasi dilakukan segera setelah asuhan diberikan. Evaluasi diberikan untuk mengetahui apakah klien benar-benar mengetahui sehingga

dapat melakukan sesuai dengan asuhan yang telah diberikan atau tidak. Hal ini didukung oleh Permenkes (2007) yang menyebutkan bahwa

pentingnya melakukan evaluasi pada pasien adalah untuk menilai keefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah pasien benar- benar paham

ataukan pasien hanya sekedar tahu tapi setelah itu lupa.

Setelah diberikan konseling tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III, tanda persalinan dan persiapan persalinan. Bidan melakukan

evaluasi dengan menanyakan kembali kepada Ny.G dan Ny.G mampu menjawab dan memahami. Ny.G juga bersedia melakukan Senam hamil dan

perawatan payudara.

Sebelum melakukan asuhan kebidanan penulis terlebih dahulu melakukan informed consent pada ibu dalam bentuk komunikasi kepada ibu dan

keluarga da n kel ua rga s ehi ngg a saa t  pengumpulan data ibu bersedia memberikan informasi penting tentang kondisi kesehatannya. Cara

penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu mengatakan merasa pegal

sehingga disarankan untuk melakuka pelvic gridle pain. Selama memberikan asuhan pada Ny.G G2P1A0 Usia Kehamilan 32 minggu 6 hari tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

35
BAB V

PENUTUP

+6
Pada tahap akhir pembuatan Laporan Asuhan Kebidanan (Kehamilan) pada Ny.G G2P1A0 Usia Kehamilan 32  minggu di Puskesmas Suradadi

pada tanggal 11 April 2022, penulis dapat menuliskan kesimpulan dan beberapa saran untuk lebih meningkatkan Asuhan Kebidanan khususnya

pada ibu hamil trimester III dengan pegal dan paparan asap rokok yang penulis ambil khususnya di Puskesmas Suradadi.

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney pada ibu hamil trimester III dengan

pegal maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. +6
Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada Ny.G G2P1A0 Usia Kehamilan 32  minggu di

Puskesmas Suradadi.

2. +6
Mahasiswa dapat membuat analisa data yang didapatkan dari pengkajian data Ny. G G2P1A0 Usia Kehamilan 32 minggu di

Puskesmas Suradadi.

3. Mahasiswa dapat membuat analisa potensial masalah yang mungkin terjadi pada Ny.G G2P1A0 Usia Kehamilan 32
+6
 minggu di

Puskesmas Suradadi.

4. Mahasiswa dapat membuat tindakan segera yang melakukan penanganan dan kolaborasi pada Ny.G G2P1A0 Usia Kehami-

+6
lan 32 minggu di Puskesmas Suradadi.

5. +6
Mahasiswa dapat melakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan kepada Ny.G G2P1A0 Usia Kehamilan 32  minggu di

Puskesmas Suradadi.

6. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan kepada Ny.G G2P1A0 Usia Kehamilan 32
+6
 minggu di

Puskesmas Suradadi.

B. Saran

1. Bagi Fasilitas Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan peraktek dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan Asuhan

kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III sesuai standar pelayanan.

2. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan ibu hamil mengerti mengenai pentingnya kunjungan antenatalcare selama kehamilan agar ibu dan janin terpantau dan diberikan

asuhan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ibu dan janin.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang

berkaitan dengan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III.

4. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanan pada Ibu Hamil Trimester III dan mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada

ibu hamil dan mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna dan Diah Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta: Nusa Offset.
Beaty, Aprilia Nurul. 2012. Kehamilan dan Persalinan Panduan Praktik Pemeriksaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Departemen Kesehatan RI. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia.
Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Farrer, Helen. 2010. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Hani, Ummi. dkk. 2014. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.
Husin, Farid. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasisi Bukti. Jakarta: Sagung Seto.
Jones, Derek Ilewelyn. 2009. Panduan Terlengkap tentang Kesehatan, Kebidanan, dan Kandungan. Jakarta: Delaprasta.
Kusmiati, Yuni. dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta: Fitramaya.
LIPI. 2004. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerpurium Care”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Manjoer, Arif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Muslihatun, Wafi Nur, dkk, 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Firmaya.
Neil. 2010. Panduan Lengkap: Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rukiyah, Ai Yeyeh,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.
Sayoga, Safitri. 2007. Gizi Ibu Hamil. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Suririnah, 2016. Buku Pintar Kehamilan & Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

37
38
39

Anda mungkin juga menyukai