Disusun Oleh :
POLITEKNIK KESEHATANTASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................3
C. Manfaat........................................................................................3
BAB II ANALISA SITUASI PUSKESMAS
A. Data Umum.................................................................................4
B. Data Wilayah...............................................................................5
C. Data Kependudukan....................................................................6
D. Struktur Organisasi Puskesmas...................................................8
E. Sumber Daya Puskesmas............................................................10
BAB III KEGIATAN PUSKESMAS
A. Capaian Program.........................................................................15
B. Analisa Masalah..........................................................................19
C. Planning Of Action (POA)..........................................................24
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................25
B. Saran............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan yang dihadapi Indonesia kini adalah status
kesehatan masyarakat yang rendah, antara lain ditandai dengan angka
kematian ibu dan bayi yang tinggi serta masih banyak indikator pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA) yang belum ideal. Kesehatan ibu dan anak
(KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan dasar yang ada di puskesmas.
Tujuan umum program KIA ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu
dan anak serta menurunkan angka kematian ibu dan bayi, untuk itu diperlukan
pengelolaan program kesehatan ibu dan anak yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak setinggi-tingginya ( Peraturan Presiden
RI, 2012).
Program kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu prioritas
Kementerian Kesehatan dan keberhasilan program KIA menjadi salah satu
indikator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005 - 2025. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
membuat pemerintah menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program
prioritas dalam pembangunan kesehatan (Renstra Tahun 2015-2019).
Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan
derajat kesehatan suatu wilayah.
Pemerintah berupaya bahu membahu membuat berbagai strategi untuk
akselerasi menurunkan AKI. Menurut data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu
menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali
menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup dan menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup,
berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus ( SUPAS) 2015. (Depkes,
2016).
1
Untuk menunjang keberhasilan upaya-upaya kesehatan maka
pemerintah menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat
(Pusekesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Sumber daya manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan
mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah
penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja,
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya diwilayah
kerja dan pembagian waktu kerjanya.
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) selalu menjadi fokus utama
dalam pelayanan kesehatan terutama bagi Puskesmas. Kesehatan ibu, bayi,
dan balita menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena ibu, bayi dan
balita termasuk dalam penduduk yang rentan terhadap penyakit. Selain itu,
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka
Kematian Balita ( AKABA) merupakan indikator derajat kesehatan suatu
Negara. Banyak program yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan anak dalam pelayanan KIA. pemecahan masalah penurunan AKI dan
AKB dilakukan melalui intervensi yang terbukti efektif di Srilangka yaitu
semua persalinan harus di fasilitas kesehatan (Kementrian Kesehatan RI,
2010). Persalinan di fasilitas kesehatan harus didukung oleh tenaga kesehatan
yang kompeten, fasilitas kesehatan yang memenuhi standart operasional,
manajemen program yang efektif dan dukungan penuh dari semua pengampu
(Stakeholder) terkait (Permenkes No 71 Tahun 2013).
Sementara itu, akses terhadap pelayanan kesehatan meningkat selama
tahun 2021 meskipun pandemi covid-19 yang ditunjukkan jumlah persalinan
di fasilitas (111,3%) dan cakupan pemeriksaan kehamilan pertama (K1)
103%. Cakupan pemeriksaan kehamilan 4 kali (K4) naik dari 105,7%
2
pelayanan Ante Natal Care (ANC) di Indonesia mengacu pada rekomendasi
WHO tahun 2001 untuk melakukan minimal 4 kali kunjungan yang disebut
sebagai Focused Antenatal Care (FANC) Model. Pelayanan antenatal
termasuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tingkat Kabupaten/Kota di
bidang kesehatan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
yang pencapaiannya diwajibkan 100%. tentang Administrasi Kependudukan.
Diharapkan setiap ibu hamil sudah memiliki jaminan kesehatan sejak awal.
Sesuai Permenkes No.741/Menkes/Per/VII/2008 tentang standar
pelayanan minimal bidang pelayanan kesehatan di Kabupaten/Kota yaitu
cakupan kunjungan ibu hamil K4 (96%), cakupan pertolongan persalinan oleh
bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (100%),
cakupan pelayanan nifas (93%) , cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi yang
dirujuk (85%),cakupan kunjungan neonatus (98%), cakupan kunjungan bayi
(97%), cakupan neonatus komplikasi tertangani ditangani (84%). Salah satu
yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran
hidup.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan
dalam lingkup manajemen pelayanan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya situasi Puskesmas
b. Teridentifikasinya kegiatan Puskesmas
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah ilmu pengetahuan dan mampu mengaplikasian teori yang telah
didapatkan selama kegiatan perkuliahan ke dalam kehidupan nyata,
sehingga mampu mengaplikasikan manajemen dalam pelayanan
kebidanan.
3
BAB II
ANALISA SITUASI PUSKESMAS
A. Data Umum
1. Sejarah
Di wilayah kecamatan Mangkubumi terdapat dua puskesmas induk
yaitu UPTD Puskesmas Mangkubumi dengan 5 kelurahan wilayah kerja
dan UPTD Puskesmas Sambongpari dengan 3 kelurahan wilayah kerja.
UPTD Puskesmas Mangkubumi awalnya dibangun pada tahun 1982
dengan sesuai standar Puskesmas non rawat inap satu lantai, pada tahun
2016 dilakukan renovasi menjadi dua lantai dan ditambah bangunan baru
untuk ruang persalinan 24 jam pada tahun 2019.
2. Status Puskesmas
UPTD Puskesmas Mangkubumi ditetapkan menjadi puskesmas
perkotaan non Rawat Inap berdasarkan Peraturan Walikota Tasikmalaya
Nomor 50 tahun 2019 tentang Penetapan Kategori dan Jaringan Kerja Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas
Kesehatan kota Tasikmalaya, dengan ijin operasional puskesmas
berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Tasikmalaya Nomor :
440/3780/PKM/DPMPTSP/X/2019.
4
B. Data Wilayah
UPTD Puskesmas Mangkubumi terletak pada -7,348611 LU (Lintang
Utara) dan 108,178122 (LS) Lintang Selatan dan beralamat di Jalan Cigantang
– Mangkubumi Kota Tasikmalaya No. Telepon (0265) 73524703 Kode Pos
46181.UPTD Puskesmas Mangkubumi merupakan Puskesmas dengan Kriteria
Puskesmas Perkotaan dengan Jenis Pelayanan Non Rawat Inap. Dengan
Wilayah Kerja :
1. Kelurahan Mangkubumi
2. Kelurahan Cigantang
3. Kelurahan Karikil
4. Kelurahan Cipari
5. Kelurahan Cipawitra
Kecamatan Mangkubumi merupakan pintu gerbang Kota Tasikmalaya
dari sebelah barat yang berbatasan dengan Kecamatan Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya. UPTD Puskesmas Mangkubumi terletak di wilayah Kecamatan
Mangkubumi Pemerintahan Kota Tasikmalaya dengan batas wilayah sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara : Kec. Bungursari
b. Sebelah Selatan : Kec. Kawalu
c. Sebelah Timur : Kec. Cihideung
d. Sebelah Barat : Kec Singaparna
5
Secara Administratif Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Mangkubumi
termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya
dengan luas wilayah 1.483,47 km2. Terdiri dari 5 (lima) kelurahan yaitu
Kelurahan Mangkubumi dengan luas wilayah 335 km2, Kelurahan Cigantang
dengan luas wilayah 301,63km2, Kelurahan Cipari dengan luas wilayah
283,4km2, Kelurahan Karikil dengan luas wilayah 267km2 dan Kelurahan
Cipawitra dengan luas wilayah 299,44 km2 terdiri dari 62 RW dan 266 RT.
UPTD Puskesmas Mangkubumi dalam 5 tahun terakhir merupakan
daerah dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk yang bertambah jumlah
penduduk pada tahun 2015 sebanyak 46.821 jiwa, pada tahun 2016 sebanyak
47.328 jiwa, pada tahun 2017 sebanyak 47.813 jiwa, pada tahun 2018 sebanyak
48.301 jiwa, pada tahun 2019 sebanyak 48.912 jiwa, pada tahun 2020 sebanyak
49.419 jiwa. Dan pada tahun 2021 sebanyak 52.593 jiwa.
C. Data Kependudukan
Angka pertumbuhan penduduk tersebut hanya didasarkan kepada jumlah
angka kelahiran, kematian, yang datang serta yang pergi keluar daerah karena
alasan pekerjaan. Gambaran pertambahan penduduk UPTD Puskesmas
Mangkubumi dapat dilihat pada gambar berikut ini ;
Series 1
6
Perempuan Laki-laki
50.4% 49.6%
7
perseorangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (1), Puskesmas memiliki fungsi:
1) Kepala Puskesmas
2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu
Kepala Puskesmas terdiri dari :
a. Pelaksana Koordinator Tim Manajemen Puskesmas
b. Pelaksana Sistem Informasi Puskesmas
c. Pelaksana Bendahara Penerimaan
d. Pelaksana Bendahara Pengeluaran
3) Penanggung Jawab Bangunan, Prasarana dan Peralatan
4) Penanggung Jawab Keselamatan Pasien
5) Penanggung Jawab PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
6) Penanggung jawab Mutu
8
a. Audit Internal
b. Keluhan Pelanggan
c. Mutu Admen
d. Mutu UKM
e. Mutu UKP
7) Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Perkesmas.
Penanggung jawab UKM bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam mengkoordinasikan kegiatan Pelaksana Upaya yang
terbagi dalam :
(1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
a. Pelaksana Promosi Kesehatan
b. Pelaksana Kesehatan Lingkungan
c. Pelaksana Gizi
d. Pelaksana Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana (KB)
e. Pelaksana Pencegahan dan pengendalian Penyakit
f. Pelayanan Keperawatan Masyarakat
g. Pelayanan Kesehatan Haji
(2) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
a. Pelayanan Kesehatan Jiwa
b. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
c. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
d. Pelayanan Kesehatan Olahraga
e. Pelayanan Kesehatan Indera
f. Pelayanan Kesehatan Lansia
g. Pelayanan Kesehatan Kerja
h. Pelayanan Kesehatan CA Cervik
i. Pelayanan Kesehatan Kusta
j. Pelayanan Kesehatan UKS
k. Pelayanan Kesehatan UKGMD
l. Pelayanan Kesehatan PIS-PK
m. Pelayanan Kesehatan UKGS
9
8) Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), Kefarmasian dan
Laboratorium
a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan KIA – KB
d. Pelayanan Gawat Darurat
e. Pelayanan Gizi
f. Kefarmasian
g. Pelayanan Persalinan
h. Pelayanan Laboratorium
i. Pelayanan Pendaftaran
j. Pelayanan Rekam Medik
k. Pelayanan MTBS
l. Pelayanan DOTS
9) Penanggung Jawab ,Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring
Puskesmas
(1) Puskesmas Pembantu (Pustu)
a. Penanggung Jawab Pustu Cigantang
b. Penanggung Jawab Pustu Karikil
c. Penanggung Jawab Pustu Cipari
d. Penanggung Jawab Pustu Cipawitra
(2) Bidan Kelurahan (BidLur)
a. Bidlur Mangkubumi
b. Bidlur Cigantang
c. Bidlur Karikil
d. Bidlur Cipari
e. Bidlur Cipawitra
(3) Puskesmas Keliling
10
Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di lingkup UPTD Puskesmas
Mangkubumi Kota Tasikmalaya pada tahun 2021 sebanyak 48 orang.
Adapun rinciannya sebagai berikut:
Jumlah Ketenagaan Di UPTD Puskesmas Mangkubumi
J
U
M
NO JENIS PROFESI KET
L
A
H
Dokter Umum 2 1 PNS, 1
o Non PNS
ra
n
g
Dokter Gigi 1 PNS
o
ra
n
g
Apoteker 1 PNS
o
ra
n
g
Bidan 1 PNS
8
o
ra
n
g
11
Perawat 1 PNS
4
o
ra
n
g
Therafis Gigi Mulut 2 PNS
o
ra
n
g
Tenaga Gizi 2 1 PNS, 1
o Non PNS
ra
n
g
Tenaga Sanitasi 2 1 PNS, 1
o Non PNS
ra
n
g
Kesehatan Masyarakat 0 -
o
ra
n
g
Ahli Teknologi 1 PNS
Laboratorium Medik o
ra
n
12
g
Tenaga Akuntansi 1 Non PNS
o
ra
n
g
Tenaga Tehnis 1 1 PNS
Kefarmasian o
ra
n
g
Tenaga Administrasi 2 PNS
o
ra
n
g
Tenaga Promotor 1 Non PNS
Kesehatan o
ra
n
g
Pekarya 0 -
o
ra
n
g
Tenaga IT 0 -
o
ra
n
13
g
Security 0 -
o
ra
n
g
Supir Ambulans 0 -
o
ra
n
g
Tenaga Rekam Medik 0 -
o
ra
n
g
Jumlah 4 43 PNS,5
8 Non PNS
o
ra
n
g
Sumber Data : Puskesmas Mangkubumi Tahun 2021
14
Adapun jumlah tenaga kesehatan menurut jenis profesi sebagai
berikut:
JUMLA
NO JENIS PROFESI
H
Dokter Umum 2 orang
Dokter Gigi 1 orang
Apoteker 1 orang
Bidan 18
orang
Perawat 14
orang
Therafis Gigi Mulut 2 orang
Tenaga Gizi 2 orang
Tenaga Sanitasi 2 orang
Kesehatan Masyarakat 0 orang
Ahli Teknologi Laboratorium Medik 1 orang
Jumlah 48
orang
Sumber Data : Puskesmas Mangkubumi Tahun 2021
15
2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan analisis beban kerja dibandingkan banyaknya SDM
yang ada, jumlah tersebut belum mencukupi kebutuhan, diantaranya masih
kekurangan untuk tenaga Kesehatan Masyarakat 1 orang, tenaga ahli
teknologi laboratorium medik 1 orang dan tenaga rekam medik 1 orang.
sedangkan dari segi kualitas dan kualifikasi pendidikan masih kurang
merata, khususnya untuk tenaga-tenaga fungsional kesehatan. Sumber
Daya Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas
Mangkubumi kota Tasikmalaya terdiri dari fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) yaitu Puskesmas dan jaringannya serta jejaring. Berikut
rincian data fasilitas kesehatan di UPTD Puskesmas Mangkubumi kota
Tasikmalaya.
16
Sumber Data : Puskesmas Mangkubumi Tahun 2021
3. Sarana Kesehatan
Jenis Sarana Kesehatan
Jenis Sarana Kesehatan
No Kelurahan PKM/ Posk Posbind Posbind Posyan Poned
Pustu estre u PTM u Lansia du
n
1 Mangkubumi 1 1 2 18 1
2 Cigantang 1 1 2 12
3 Karikil 1 1 4 12
4 Cipari 1 2 13
5 Cipawitra 1 1 1 1 13
Jumlah 5 1 4 11 68 1
17
BAB III
KEGIATAN PUSKESMAS
A. Capaian Program
Capaian Program KIA-KB
No Indikator Kesen-
Targe Reali- Reali- Kesen-
Target
t sasi jangan sasi jangan
Komplikasi
5 85% 142,9 +57,9 85% 189 ±46,1
Kebidanan
Kunjungan N3 103,8
10 95% +8,89 95% 118 ±14,2
9
Komplikasi
110,6
11 neonatal 84% 26,6 84% 25,4 ±82,5
0
tertangani
18
Data Persalinan, Kelahiran dan Kematian
Penolong
BBL BBLR
Persalinan
Total
L
No Kelurahan Kelahira
M Nor BB Non
n
mal H M Nakes
LR Nakes
Data Persalinan
Jml Kelahiran
Sasaran Total
N0 Kelurahan %
Proyeksi kelahiran
Nakes %
19
Data Kematian
Jumlah Kematian
No Kelurahan Lahir Mati
Neo Bayi Balita Ibu
1 Mangkubumi 0 2 0 0 1
2 Cigantang 0 1 0 0 1
3 Karikil 0 1 0 0 1
4 Cipari 0 3 0 1 1
5 Cipawitra 0 2 0 0 0
Jumlah 0 9 0 1 1
Sebab Kematian
1 BBLR 0
2 IUFD 13
3 Asfiksi Berat 5
4 Penyakit Jantung 1
5 VDRL Positif 2
6 PCR Positif 1
7 ARDS 1
Jumlah 23
20
Sasaran KB Aktif
1 IUD 1496
2 MOW 164
3 MOP 60
4 Implan 405
5 Suntik 4769
6 Pil 1221
7 Kondom 210
Jumlah
3 MOP 60 0,67
21
Sandingan Peserta KB Aktif dan Baru
B. Analisa Masalah
1. Curah Pendapat ( Brainstorming)
Dari hasil Brainstorming dengan staff Puskesmas Mangkubumi
ditemukan beberapa masalah di lapangan, diantaranya :
a. Masalah dalam Input
1) Belum terdapatnya program khusus mengenai pemantauan
kesejahteraan janin untuk ibu hamil dengan komplikasi
b. Masalah dalam Proses
1) Pemeriksaan kesejahteraan janin hanya dilakukan ketika ibu
hamil memeriksaan kehamilannya ke puskesmas
2) Memberikan edukasi mengenai pemantauan gerakan janin pada
ibu hamil saat sedang dirumah
c. Masalah dalam Output
1) Hanya dilakukannya pemeriksaan kesejahteraan janin di
puskesmas, bidan, posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya.
22
2) Kurangnya pengetahuan ibu hamil dengan komplikasi dalam
melakukan pemantauan kesejahteraan janin
d. Outcome
1) Terdapat peningkatan kasus kejadian IUFD pada tahun 2019-
2021 di puskesmas mangkubumi
2. Konfirmasi Masalah dengan Data
Di wilayah kerja puskesmas mangkubumi kota tasikmalaya angka
kejadian kasus IUDF pada tahun 2019 sebanyak 1 orang, pada tahun 2020
sebanyak 6 orang dan terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2021
yaitu sebanyak 13 kasus. Penyebabnya sebagian besar karena ibu hamil
dengan komplikasi seperti ibu hamil dengan hipertensi, demam, penyakit
sifilis, solusio plasenta dan lain sebagainya.
3. Pernyataan Masalah
a. Tidak adanya program khusus mengenai cara pemantauan
kesejahteraan janin pada ibu hamil dengan komplikasi untuk
mendeteksi dini masalah pada janin.
b. Kurang pengetahuan ibu hamil tentang cara melakukan pemantauan
kesejahteraan janin
c. Meningkatnya angka kejadian kasus IUFD di wilayah kerja
Puskesmas Mangkubumi
4. Penentuan Prioritas Masalah
Analisis SWOT Untuk Menentukan Prioritas Masalah
No Kriteria S W O T
Masalah
1 Tidak adanya Mudahnya Kurang Tersedianya Kurang
program khusus tenaga optimalnya SDM melalui optimalnya
mengenai cara Kesehatan pemeriksaan beberapa pelayanan
pemantauan dalam pemantauan kegiatan baik Kesehatan di
kesejahteraan membuat kesejahteraan itu pelatihan puskesmas
23
janin pada ibu program janin pada ibu maupun
hamil dengan khusus hamil dengan penyuluhan
komplikasi mengenai komplikasi
untuk pemantauan
mendeteksi dini kesejahteraan
masalah pada janin pada ibu
janin. hamil
2 Kurang Mudahnya ibu Hanya Adanya Adanya
pengetahuan ibu hamil diberikan beberapa cara keterlambatan
hamil tentang memperoleh edukasi untuk dalam
cara melakukan informasi tentang cara melakukan mendeteksi dini
pemantauan tentang cara pemantauan pemantauan masalah yang
kesejahteraan melakukan kesejahteraan kesejahteraan terjadi pada
janin pemantauan janin oleh janin yang janin
kesejahteraan tenaga dapat
janin kesehatan dilakukan oleh
ibu hamil
3 Meningkatnya Ibu hamil Belum Melakukan Meningkatnya
angka kejadian dengan terdapatnya pemantauan angka kematian
kasus IUFD di komplikasi program kesejahteraan neonatal di
wilayah kerja rentan inovasi khusus janin secara wilayah kerja
Puskesmas terjadinya untuk maksimal puskesmas
Mangkubumi masalah pada pemantauan kepada ibu mangkubumi
janin kesejahteraan hamil dengan
janin bagi ibu komplikasi
hamil dengan
komplikasi
24
5. Penetapan Prioritas Alternative Pemecahan Masalah
Efektivitas Efisiensi Skor Prioritas
Keterangan
M : Kesesuaian (Magnitude)
I : Secara Ekonomis Murah (Important)
V : Dapat Diterima (Vunerabillity)
C : Tersedia Sumber Daya (Cost)
Nilai
25
1 : Biaya sangat murah/sangat mudah dilaksanakan
2 : Biaya murah/mudah dilaksanakan
3 : Biaya cukup murah/cukup mudah dilaksanakan
4 : Biaya mahal/sulit dilaksanakan
26
mendeteksi dalam
dini masalah melakukan
pada janin pemantauan
dan Kurang kesejahteraan
pengetahuan janin
ibu hamil
tentang cara
melakukan
pemantauan
kesejahteraan
janin
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari proses analisis masalah diatas ditemukan beberapa kriteria
masalah yang dikerucutkan dengan menggunakan skala prioritas. Setelah
dilakukan perhitungan diperoleh masalah prioritas berupa Tidak adanya
program khusus mengenai cara pemantauan kesejahteraan janin pada ibu
hamil dengan komplikasi untuk mendeteksi dini masalah pada janin dan
Kurang pengetahuan ibu hamil tentang cara melakukan pemantauan
kesejahteraan janin. Dengan ditemukannya permasalahan tersebut penulis
tertarik untuk membuat sebuat program inovasi berupa membuat kartu khusus
untuk pemantauan kesejahteraan janin dalam mendeteksi dini masalah pada
janin.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan bisa mengaplikasikan praktik manajemen dalam
pelayanan kebidan yang sesuai dengan teori yang ada dalam memberikan
pelayanan kepada klien, sehingga manajemen pelayanan kebidanan yang
dilakukan bisa mendapatkan hasil yang optimal.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya praktik manajemen dalam pelayanan kebidanan diagendakan
lebih sering agar generasi selanjutnya dapat memahami manajemen
pelayanan yang harus diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi
dilapangan dalam melakukan pelayanan kepada pasien
3. Bagi Tempat Praktik
Bagi bidan sebagai pelaksana pelayanan Kesehatan diharapkan dapat
melaksanakan manajemen pelayanan kebidan dengan optimal
28
DAFTAR PUSTAKA
29