DISUSUN OLEH :
P17324115014
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Penelitian Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum orang berperilaku baru, didalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
a. Awarness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam anti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, sikap
objek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya, sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan
perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut.
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat,
yakni:
1. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari selurug bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut
secara benar.
3. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil.
4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
2.2 Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus social.
Diagram dibawah menjelaskan uraian tersebut.
Reaksi
Stimulus
Proses Stimulus
Rangsang Tingkah Laku
(Tebuka)
Sikap
(Tertutup)
Dalam bagian lain Allport (1945) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
komponen pokok, yaitu:
1. Kepercayaan, ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak.
Ketiga komponen ini membentuk sikap yang utuh.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan,
yakni:
1. Menerima
Mau memperhatikan stimulus yang diberikan.
2. Merespons
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dapat diyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden
terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-
pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.
5) Pengalaman
7) Informasi
2.5 Laktasi
a. Pengertian Laktasi
Menurut Marmi (2014), laktasi adalah keseluruhan proses menyusui
mulai dari ASI diproduksi, disekresi, dan pengeluaran ASI sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI.
b. Fisiologi Laktasi
Selama masa kehamilan, hormon estrogen dan progesteron
menginduksi perkembangan alveoli dan ductus lactiferus didalam
payudara, serta merangsang produksi kolostrum. Penurunan produksi
hormon akan terjadi dengan cepat setelah plasenta dilahirkan. Hormon
hipofise anterior yaitu prolaktin yang terjadi dihambat oleh kadar
estrogen dan progesteron yang tinggi dalam darah, kini dilepaskan.
Prolaktin akan mengaktifkan sel-sel kelenjar payudara untuk
memproduksi ASI. Setelah pelepasan ASI, akan memberikan rangsangan
sentuhan pada payudara (bayi menghisap) sehingga merangsang produksi
oksitosin yang mempengaruhi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi
alveoli mammae sehingga alveoli tersebut berkontraksi dan mengeluarkan
air susu yang sudah disekresikan oleh kelenjar mammae. Pada saat bayi
menghisap, ASI didalam sinus tertekan keluar ke mulut bayi. Gerakan
tersebut dinamakan let down reflect atau pelepasan. Pelepasan akan
dipacu tanpa rangsangan hisapan, tapi dapat terjadi bila ibu mendengar
bayi menangis atau sekedar memikirkan tentang bayinya (Sulistyawati,
2009).
c. Patofisiologi
Selama 24 jam hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi
lacteal, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol.
Sekresi lacteal terjadi pada 2-3 hari pertama setelah melahirkan. Jadi
bendungan ASI terjadi 3-5 hari pertama setelah melahirkan. Keadaan ini yang
disebut dengan bendungan air susu “CAKED BREAST”, sering menimbulkan
rasa nyeri pada payudara dan kadang menimbulkan kenaikan suhu badan.
Keadaan tersebut menggambarkan adanya aliran darah vena normal yang
berlebihan dan mengembangkan limfatik pada payudara yang merupakan
prekusor regular untuk terjadinya laktasi (Suherni dkk, 2009).
d. Tanda dan Gejala
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), ibu yang mengalami bendungan
ASI ditandainya dengan payudara bengkak panas serta keras pada perabaan,
puting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu, pengeluaran susu
kadang terhalang oleh ductuli laktiferi menyempit, payudara terasa nyeri bila
ditekan, payudara berwarna kemerahan, dan suhu tubuh sampai 38 oC.
e. Pencegahan
Menurut Marmi (2014), perawatan payudara dapat mencegah terjadinya
bendungan ASI yaitu sebagai berikut :
METODE PENELITIAN
Lokasi
Populasi
C. Teknik sampling
dengan skor 1. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (√)
pada jawaban yang dianggap benar.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pernyataan
Soal
Perawatan payudara
payudara 3. masa 9,11,12,13 10 5
Menyusui
Menyusui
Payudara
Jumlah 25
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.
1. Uji Validitas
N. ΣXY - ΣX.ΣY
rxy =
Keterangan:
N : Jumlah responden
2. : Skor pertanyaan
3. : Skor total
Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Instrument dikatakan
valid jika nilai rhitung > rtabel. Setelah dilakukan uji validitas yang dilakukan
di BPS Nunik Ngembat Padas Gemolong Sragen pada bulan Juni 2012.
Uji coba validitas terhadap 30 responden dengan 25 pernyataan didapatkan
25 pernyataan valid semua dikarenakan nilai rhitung > rtabel (0,361).
2. Uji Reliabilitas
3. = k 1− Σσb2 11 k −1 σ
2t
Keterangan:
r1 = Reliabilitas Instrument
1
Soal dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data
rekam medis di BPS Aryanti Sragen tentang jumlah ibu menyusui.
F. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu Pengetahuan Ibu
menyusui tentang perawatan payudara.
G. Definisi Operasional
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Nama
Variabel
nila
Perawatan Kuesioner 2. Cukup : Bila i
Payudara Perawatan responden mean -1 SD < x <
Payudara mean + 1 SD
Pengolahan Data
r Editing
k Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-
tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya.
H. Tabulating
2. Analisis Data
Rumus : X = ∑ x
Keterangan :
X : rata-rata ( mean )
∑x
n : Jumlah responden
(∑xi)2
∑xi2 −
SD =
n −1
Keterangan:
: Nilai responden n
: Jumlah responden
b. Etika Penelitian
e. Confidentiality (kerahasiaan)