Dosen Pembimbing :
Evrina Solvia Soleh,SST,M.Keb
Oleh :
Melania
PO71242220096
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mahasiswa
Melania
PO71242220096
Mengetahui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Asuhan Kebidanan Persalinan
Normal Pada Ny. N di PMB Neli Bambang
1. Hj. Suryani, S.Pd, M.PH selaku Kepala Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jambi sekaligus Dosen pembimbing Institusi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Jambi
3. Evrina solvia Soleh, SST,M.Keb selaku Pembimbing Institusi Poltekkes
Kemenkes Jambi
4. Neli Hartati,S.Tr.Keb,Bdn selaku pembimbing lahan praktik (CI) di PMB Neli
Bambang
5. Kakak-kakak bidan dan perawat serta rekan-rekan yang telah memberi banyak
masukan dalam laporan ini yang telah memberikan masukan dan pengarahan
kepada penulis sehingga laporan ini diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaandengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk dan saran.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan....................................................................................................ii
Kata Pengantar...........................................................................................................iii
Daftar Isi....................................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................3
D. Manfaat......................................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN
Analisis Kasus dengan kajian teori jurnal/EBM............................................70
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................82
B. Saran..........................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan dan kesejahteraan merupakan salah satu dari tujuan SDGs 2030.
yang mulai dikerjakan pada tahun 2016 meliputi masalah yang masih perlu
tahun 2014 lalu yang terdiri dari 17 point. Salah satu poin penting dari sector
dari 100.000 kelahiran hidup. Tingginya AKI ini dapat disebabkan oleh
dengan kondisi terlalu sering, terlalu dekat, terlalu muda atau terlalu tua. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Privinsi Jambi tahun 2016 adalah 59 per 100.000
kelahiran hidup dan menurun pada tahun 2018 sampai Trimester II tercatat 20
kasus kematian ibu. Hal ini tidak terlepas dari peran bidan dalam proses Pra dan
kematian ibu dalam kurun waktu 2012-2016 tercatat 24 kasus dan Muaro Jambi
persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu
1
seorang wanita yang pertama kali hamil (Prawirohardjo, 2018). Grande multipara
adalah kehamilan lebih dari 4 kali. Grande multipara termasuk dalam kehamilan
dengan resiko tinggi. Ibu hamil dengan resiko tinggi memiliki bahaya yang lebih
besar pada waktu kehamilan maupun persalinan bila dibandingkan dengan ibu
Uteri, dan Prolaps Uteri. Kehamilan dan persalinan dengan resiko tinggi dapat
perbaiakan (http://academia.edu).
beresiko sehingga setiap ibu hamil mempunyai akses ketenaga kesehatan, yang
salah satunya adalah bidan. Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat
Sehingga untuk itu pada kesempatan ini penulis menyusun laporan asuhan
Resam.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kebidanan.
manajemen kebidanan.
practice (EBM)
3
D. Manfaat Penulisan
3. Bagi Penulis/Mahasiswa
Dapat menjadi sumber pengetahuan, studi banding dan strategi bagi bidan
5. Bagi Institusi
persalinan fisiologis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Persalinan
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu).
Peran ibu itu sendiri sangat penting dalam proses persalinan dan peran
hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati
yang ditandai dengan perubahan progresif pada servik, dan diakhiri dengan
2. Mekanisme Persalinan
a. Engagment
5
lebar paling panjang berkisar 8,5-9,5 cm ) atau 70% pada pangul ginekoid
Masuknya kepala :
2) Pada multi terjadi pada permulaan persalinan kepala masuk pintu atas
panggul dan sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas
sagitalis / SS melintang .
b. Desent
lahir
6
2) Asinklistismus anterior: Kepala janin mendekat ke arah promontorium
Gambar 2.1.
posterior)
c. Flexion
keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan ke arah dada janin.
dada.
7
3) Terjadi perubahan posisi tulang belakang janin yang lurus sehingga
fleksi untuk mencari lingkaran kecil yang akan melalui jalan lahir
Gambar. 2.2
8
membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter
biparietalis
Bila tidak terjadi putaran paksi dalam umumnya kepaa tidak turun lagi
terendah
antereposterior
e. Extension
dan menyebabakan perineum distensi. Pada saat ini puncak kepala berada
di simfisis dan dalam keadaan begini kontraksi perut ibu yang kuat
9
1) Defleksi dari kepala
dilahirkan lebih dahulu dan diikuti dada, perut, bokong, dan seluruh
tungkai
10
g. Fleksi
mendapat tahanan dari pinggir PAP serviks, dinding panggul atau dasar
panggul.
h. Ekspulsi
bahu ke arah anterior dan posterior dan badan bayi keluar dengan sangga
c. Jalan Lahir
11
Sumber: Cuningham, et all (2018)
sebagai berikut:
1) Lightening
12
2) Pollikasuria
kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala
janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini
3) False labor
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu
bersifat:
b) Tidak teratur
4) Perubahan cervix
tertutup.
13
5) Energy Sport
sulit.
6) Gastrointestinal Upsets
sistem pencernaan.
b. Tanda-tanda persalinan
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang
cervix.
14
e) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
serviks.
jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin
lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang
Menurut King, et all (2019) Selama rentan waktu dari adanya his
15
fisiologis. Perubahan fisiologis kala I meluputi:
2) Pembukaan serviks
1) Tekanan darah
seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi jika terjadi
mengalami asfiksia.
2) Denyut jantung
16
kontraksi sedikit lebih tinggi dibandingkan selam periode segera
sebelum persalinan.
c. Perubahan metabolisme
e. Kontraksi uterus
hormon oksitosin.
Segmen Atas Rahim (SAR) dibentuk oleh corpus uteri yang sifatnya
g. Perubahan hematologist
dan kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama setelah persalinan
apabila tidak terjadi kehilangan darah selama persalinan. Jumlah sel darah
17
h. Perubahan renal
i. Perubahan gastrointestinal
fase pendahuluan atau fase kemungkinan besar akan tetap berada dalam
perut selama persalinan. Rasa mual- muntah bukanlah hal yang jarang,
Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5 – 10 C. Suhu badan
yang naik sedikit merupakan yang wajar namun jika keadaan ini
Pada kala I ketuban ikut meregang, bagian atas vagina yang sejak
ditimbulkan oleh bagian depan anak, bagian depan yang maju tersebut
waktu kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap kedepan atas dan
18
dari luar peregangan oleh bagian depan tampak pada perineum yang
bagian vagina dan dasar panggul. Tetapi saat jaringan tersebut robek,
sekelilingnya.
pemerikasaan.
perawatan.
membantu).
19
faktor ibu (power, passage, psikologis), faktor janin, plasenta dan air
ketuban (passenger), dan faktor penolong persalinan. Hal ini sangat penting,
mengingat beberapa kasus kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh tidak
a. Power (Tenaga/Kekuatan)
rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik
saraf intrinsic.
2) Tenaga mengedan
intra abdominial dan tekanan ini menekan uterus pada semua sisi
tapi jauh lebih kuat, saat kepala sampai kedasar panggul timbul
20
sudah lengkap dan paling efektif sewaktu ada his dan tanpa tenaga
agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada
rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal (Widia, 2015: 16).
1) Janin
2) Plasenta
3) Air ketuban
kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan
adalah tekanan dari cairan amnion dan juga saat terjadinya dilatasi
serviks atau pelebaran muara dan saluran serviks yang terjadi di awal
21
amnion selama ketuban masih utuh (Widia, 2015: 29).
ibu.
d. Pysician (Penolong)
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah bidan, yang
dan janin (Widia, 2015: 30). Tidak hanya aspek tindakan yang di berikan,
oleh ibu bersalin utuk mengurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga
(Varney, 2007).
7. Tahapan Persalinan
a. Kala I Persalinan
22
2) Tanda-tanda Persalinan Kala I menurut Departemen Kesehatan RI
(Multipara)
yaitu:
23
a) Fase Akselerasi: berlansung 2 Jam, Pembukaan menjadi 4 cm
5) Pada Kala I ini, Asuhan sayang ibu selama persalinan dapat diberikan
f) Mencegah infeksi
2016)
a) Pembukaan serviks
e) Kontraksi Uterus
a) Pengertian Partograf
2016)
c) Penggunaan Partograf
(1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan
25
(2) Partograf harus digunakan untuk semua persalinan, baik
kelahiran bayinya.
ibu)
26
(2) Kondisi janin
(a) DJJ
dalam
bercampur darah
(c) Penyusutan
27
b. Kala II Persalinan
1) Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, biasanya
dan gaya ekspulsi yang menyertainya dpat berlangsung 1,5 menit dan
vagina
c) Perineum menonjol
28
c. Kala III Persalinan
hal, yaitu: Perubahan bentuk dan tinggi fundus, dimana setelah bayi
bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus
segitiga atau seputih buah pear atau alpukat dan fundus berada di atas
d. Kala IV Persalinan
Kala IV adalah kala pengawasan selang 2 jam setelah bayi lahir dan
29
Persalinan kala IV dimulai kelahiran plasenta dan berakhir dua jam
2017).
a) Pantau tanda vital setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit
robekan
dan bilas dengan air bersih. Jika sudah bersih keringkan dengan
larutan klorin 0,5% dan kemudian cuci segera dengn air dan
30
h) Melakukan Pencatatan Hasil Pemeriksaan dan Tindakan
(Pendokumentasian)
vagina (teknus)
tissue/handuk.
4) Pakai sarung tangan DDT pada tangan yang digunakan untuk PD.
spuit).
31
1) Membersihkan vulva dan perineum, mengusapnya dengan hati-hati
menit.
4) Periksa DJJ setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus bahwa DJJ dalam
Meneran
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan seusuai
dengan keinginannya.
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu keposisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman).
b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
32
kecuali posisi terlentang dalam dalam waktu yang lama; Anjurkan
e) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai; Segera rujuk jika bayi
belum atau tidak akan segera lahir stelah 120 menit meneran
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
3) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
2) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
33
g. Lahirnya Bahu
1) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
handuk yang basah dengan handuk kering. Biarkan bayi di atas perut
ibu.
3) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
berkontraksi baik.
34
5) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM
menuntikkan oksitosin).
6) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit
a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
tersebut.
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
8) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan bayi
9) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala
bayi.
1) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
2) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atas simpisis,
35
tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso
tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur diatas.
b) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
j. Mengeluarkan Plasenta
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
e) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila
36
DTT/steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan
jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarakan bagian
teraba keras).
l. Menilai perdarahan.
1) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
penjahitan.
pervaginam.
2) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling
sedikit 1 jam.
lateral.
37
n. Evaluasi
pervaginam
kontraksi.
4) Memeriksa nadi ibu dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
untukdekontaminasi.
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
4) Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
diinginkan.
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit.
38
7) Cuci kedua tangan dengan sabut dan air mengalir.
p. Dokumentasi
39
B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
pengaturan pemikiran dan tindakan dalam suatu urutan yang logis dalam
penganan klien oleh petugas kesehatan dalam hal ini bidan (Sudarti, 2015).
2. Asuhan Kebidanan
yaitu:
dan kritis pada pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan
40
tindakan kebidanan untuk membantu klien mengatasi dan mencegah
penanganan segera
hanya pada asuhan primer yang periodic selama kunjungan ANC tetapi
juga selama bidan terus bersama wanita itu sampai siklus berikutnya
wanita.
41
f. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan/Impementasi
tim kesehatan lainnya, atau oleh klien itu sendiri. Walaupun ada beberapa
pelaksanaan yang tidak dilakukan oleh bidan itu sendiri namun bidan
yaitu:
a. Subjektif
b. Objektif
laboratorium dan diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk
42
c. Assesment
1) Diagnosa
2) Masalah/Diagnosa Potensial
3) Tindakan Segera
4) Konsultasi/kolaborasi
5) Rujukan
d. Planning
Kompetensi Bidan
Objektif
Antisipasi
MasalahPotensial/Diagnosa
Potensial
Menetapkan Kebutuhan
Kolaborasi
43
Perencanaan Perencanaan Plan:
Rujukan
Edukasi/Konseling
Follow Up
a. USG
menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10. Isu yang memiliki total sekor
1) Urgency
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
2) Seriousness
sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih
44
3) Growth
jika dibiarkan.
O Masalah Total
A 1
B 2
C 3
b. Fishbone
pada tahun 1960-an. Diagram ini pertama kali digunakan untuk manajemen
45
yang membuat atau berkontribusi dalam berbagai dampak tersebut. Oleh
statement).
arah kotak.
CAUSE EFFECT
PROBLEM
STATEMENT
46
(metode), materials (bahan baku), media, motivation (motivasi), dan
diagram fishbone pada sirip ikan. Pada tahap kedua ini, dilanjutkan
sebagai berikut.
Kelompok
Penyebab
Masalah
Penyeba
b
menjadi cabang, setiap cabang mewakili sebab utama dari masalah yang
47
bersama-sama dimana sebab tersebut ditempatkan dalam fishbone
e. Mengkaji kembali
tersebut.
f. Mencapai kesepakatan
1. Pengertian
1997).
48
Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru
dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi
(Jayanti, 2020).
kematian ibu hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu
masyarakat.
Temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya
penggunanya.
49
d. Evidence based report adalah mgmpakan bentuk penulisan laporan kasus
CD. Situs internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun
merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal
karena posisi mereka dalam masyarakat dan sifat – sifat dasar mereka
50
juga mempengaruhi kecemasan seperti psikoanalitik, interpesonal,
bersama berjalan sesuai yang Ibu inginkan. Ibu tinggal konsentrasi pada
persalinan saja. Urusan lain , biar suami yang ambil alih. Jadi, Ibu tidak
stress memikirkan ini dan itu. Ibu hamil dengan tingkat stress rendah,
positif secara psikologis, dan berdampak positif pula pada kesiapan ibu
menghadapi persalinan.
51
b. Menurut hasil penelitian Yeni Aryani, dkk yang berjudul Pengaruh
frustasi dan putus asa, sehingga beberapa ibu merasa khawatir tidak
merasa khawatir dengan nyeri yang akan dialami saat persalinan. Salah
analgesik epidural yang dapat mengurangi nyeri dan stres, serta dapat
asuhan essensial pada ibu saat persalinan untuk mengurangi nyeri dan
52
Masase pada punggung adalah memberikan stimulasi pada
telapak tangan dan jari pada punggung ibu bersalin setinggi servikal 7
kearah luar menuju sisi tulang rusuk selama 30 menit dengan frekuensi
pada ibu bersalin kala I fase laten persalinan normal. Instrumen yang
beta endorfin Elisa kit untuk menilai kadar endorfin dalam darah ibu
ringan.
53
kelahiran hidup. AKI tertinggi adalah di Kabupaten Pemalang
rahim. Hasil ini didukung oleh teori Bandiyah, (2009), bahwa nyeri
sebelum diberi tehnik relaksasi nafas dalam. Hasil penelitian ini juga
54
teknik relaksasi napas dalam yang merupakan salah satu terapi non
itulah teknik relaksasi napas dalam yang diberikan pada ibu bersalin
0,05).
55
BAB III
TINJAUAN KASUS
Bab ini akan diuraiakan Asuhan Kebidanan pada Ny. N dengan Persalinan
Normal di PMB Neli Bambang mulai dari Pengkajian data, Analisa dan Perumusan
Diagnosa/Masalah, Perencanaan Tindakan, Implementasi, dan Evaluasi Asuhan
Kebidanan.
56
b) Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
No Thn Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Anak Keadaan ank
Partus Partus Hamil Persalinan Persalinan Jk/BB skrg
1 2011 Rumah Aterm Spontan Dukun - LK/3000 gr Hidup
2 2017 Rumah Aterm Spontan Bidan - Pr/3000 gr Hidup
3. Ini
57
Pernafasan : 25 x/menit
c) Turgor : Baik
d) Muka
Konjungtiva : Tidak Pucat
Sklera : Tidak Ikterik
Kelopak Mata : Normal
e) Payudara
Putting Susu : Menonjol
Areola Mamae : Bersih
f) Abdomen : Tidak ada bekas Luka Operasi
2) Ekstremitas : Tidak ada Varises, Tidak ada Oedema
Pemeriksaan Khusus/Kebidanan
a) Palpasi
L I , TFU : 35 cm,
Bagian yang teraba dalam Fundus : Bokong
L II : Pu-K1 (Teraba keras memanjang pada sisi
kanan)
L III : Pre-Kep
L IV : 3/5
Gerakan bayi : Aktif
Kontraksi Uterus : 4x dalam 10 menit lamanya >35 detik
TBJ : (35-11) x 155 = 3750 Gram
b) Auskultasi
DJJ : 130 x permenit, frekuensi : Teratur, Kuat
c) Perkusi : Tidak Dilakukan
d) Ano-Genitalia
Vulva : Tidak ada Varises, pengeluaran : Blood
Slym Hemoroid : Tidak ada
e) Pemeriksaan Dalam
Tanggal/ Jam : 17 Oktober 2021/ 15.05 Wib
Portio : Tipis, Lunak, Tidak Kaku
Pendataran : 75%
Pembukaan : 6 cm
58
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Penurunan : HIII
Denominator : UUK
3) Pemeriksaan penunjang
Hb : 11,8 gr/dl - Protein Urine: (-)
Gol. Darah : O+ (Diperiksa pada Kunjungan pertama TM I)
2. Intepretasi Data Dasar
a. Diagnosa
Inpartu Kala I fase Aktif
b. Masalah
Ibu merasa kesakitan.
1) Data Subjektif (DS) :
a) Ibu mengatakan merasa nyeri bagian pinggang menjalar ke ari-ari
sejak tadi malam semakin sering terasa sejak tadi subuh, sudah
mengeluarkan lendir darah sejak pukul 11.50 Wib.
b) Ibu mengatakan merasa tidak sanggup melewati proses persalinan
Tabel 3.1
Identifikasi Masalah
No Keluhan Data
1. Kurang adaptasi terhadap rasa Ibu mengatakan nyeri perut
nyeri menjalar kepinggang terlihat
meringis kesakitan sambil sedikit
berteriak kesakitan
1. Cemas Ibu mengeluh tidak sanggup
melewati proses persalinan
Prioritas masalah dengan metode USG
Tabel 3.2
Prioritas Masalah
U S G
Masalah Total
(Urgency) (Seriusness) (Growth)
Kurang adaptasi terhadap rasa
5 5 4 14
nyeri
Cemas 5 4 4 13
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi masalah-masalah
tersebut dapat dilihat menggunakan diagram fishbone sebagai berikut:
59
Gambar 4.1
Diagram Fishbone Kurang adaptasi
terhadap rasa nyeri
Metode
Manusia
Kemampuan beradaptasi
Kurangnya
dengan rasa nyeri
Kurang nya pengetahaun
informasi tentang tentang cara
cara adatatasi adatatasi terhadap
rasa nyeri Kurang adaptasi
terhadap rasa nyeri
terhadap
rasa nyeri
Cara penyampaian Kurangnya
informasi dukugnan suami
Material Lingkungan
Gambar 4.2
Diagram Fishbone cemas
Manusia
Metode Kemampuan mengatasi
Kurangnya cemas
Kurang nya informasi pengetahaun
tentang proses tentang proses
persalinan persalinan
cemas
Cara penyampaian
informasi
Kurangnya
dukugnan suami
Material Lingkungan
60
2) Data Objektif:
a) Kontraksi Uterus : 4x dalam 10 menit lamanya >35 detik
b) Portio : Tipis, Lunak, Tidak Kaku
c) Pendataran : 75%
d) Pembukaan : 6 cm
e) Ketuban : Utuh
f) Presentasi : Kepala
g) Penurunan : HIII
h) Denominator : UUK
Analisis data dan Intepretasi
Data:
a. Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan
(Wikjosastro, 2016). Fase aktif dimulai dari pembukaan 4 sampai 10
cm. Salah satu karakteristik persalinan sebenarnya adalah nyeri
kontraksi pada bagian belakang, melingkar ke bagian bawah
perut/abdomen, bertambah lama, mengeluarkan lendir dan darah
(Bloody Show).
b. Keadaan Ibu dan Janin Baik
1) Data Subjektif:
Janin bergerak aktif pada bagian sebelah kiri perut ibu.
Data Objektif:
Suhu Badan : 37,5 ◦C
Tekanan Drah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 25 x/menit
c. KU Ibu baik, kesadaran Compos Mentis, Konjungtiva Tidak Pucat,
tidak ada Oedema, dan Skelra Tidak Ikterus.
Pemeriksaan penunjang:
Hb : 11,8 gr/dl
Protein Urine : (-)
d. Analisis Data dan Intepretasi Data:
1) Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak adak tanda-tanda
oedema, dan ibu tidak pucat, dan kadar Hb dalam batas normal
menandakan keadaan ibu baik (Wikjosastro, 2002).
61
2) DJJ dalam keadaan normal, bunyi jantungnya teratur, dan
frekuensinya antara 120-160x/menit menandakan Janin dalam
keadaan baik.
3. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial pada Ny. N karena masalah yang muncul
seperti nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang, dan keluar lendir
bercampur darah merupakan tanda-tanda fisiologi persalinan.
4. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Tidak ada penangan tindakan segera pada Ny. A karena tidak ada kasus
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera selama proses
persalinan.
5. Rencana Tindakan
a. Tujuan
1) Kala I fase aktif berlangsung normal (pembukaan 6 cm sampai 10 cm),
kemajuan persalinan normal dan tidak melewati garis waspada pada
pencatatan partograf.
2) Keadaan ibu dan janin tetap baik
3) Ibu mendapat support/dukungan fisik maupun psikis dari keluarga
b. Kriteria
1) Penurunan kepala pada HIV dan pembukaan 10 cm, His/kontraksi uterus
yang semakin kuat
2) Kondisi ibu dan janin baik (TTV Ibu dan DJJ dalam batas normal)
3) Keluarga mendampingi ibu selama proses persalinan dan selalu
memberi dukungan baik fisik maupun psikis
4) Ibu dapat beradaptasi dengan rasa nyeri selama proses persalinan.
c. Rencana Tindakan
1) Lakukan informed consent pada ibu dan keluarga/suami
Rasional: Sebelum melakukan pemeriksaan atau tindakan lakukan
informed consent pada ibu/keluarga dan meminta persetujuan atas
tindakan yang akan dilakukan dengan menandatangani form persetujuan
yang tersedia.
62
2) Jelaskan hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan
Rasional: Ibu harus mengetahui keadaan diri dan janinnya sehingga ibu
dapat lebih kooperatif terhadap tindakan dan anjuran dari petugas
kesehatan/bidan.
3) Jelaskan kepada ibu dan keluarga pentingnya persiapan calon pendonor
darah, jika sewaktu-waktu ibu mengalami komplikasi dan perlu untuk
dirujuk serta perlu transfusi darah.
Rasional: Ibu harus mempersiapakan pendonor darah yang bergolongan
darah sama dengan ibu agar mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu
dibutuhkan untuk transfusi darah.
4) Berikan Asuhan Sayang Ibu Kala I
a) Berikan dukungan dan semangat serta menghadirkan suami untuk
mendampingi ibu dalam proses persalinan
Rasional: Dukungan dan semangat dari petugas kesehatan/bidan dan
menghadirkan suami akan membatu menambah motivasi ibu dalam
menghadapi persalinan.
b) Ajarkan tekhnik relaksasi dan pengaturan napas terutama saat ada
kontraksi
Rasional: Tekhnik Relaksasi merupakan salah satu cara untuk
mengurangi rasa nyeri dengan memberikan jaringan suplai O2 yang
cukup.
c) Memasase punggung ibu
Rasional: Dengan memasase punggung ibu merangsang titik tertentu
di sepanjang meridian medulla spinalis yang ditransmisikan melalui
serabut saraf besar ke formatio retikularis, thalamus dan sistem
limbic tubuh akan melepaskan endorfin. Endorfin merupakan
neurotransmitter atau neuromodulator yang menghambat pengiriman
rangsang nyeri dengan menempel kebagian reseptor opiat pada saraf
dan sumsum tulang belakang sehingga dapat memblok pesan nyeri
ke pusat yang lebih tinggi dan dapat menurunkan sensasi nyeri.
63
d) Beri intake nutrisi dan cairan yang adekuat
Rasional: Dengan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat akan
memberi energy bagi tubuh sehingga dapat memudahkan proses
persalinan terutama tenaga saat meneran.
e) Anjurkan pengosongan kandung kemih jika ibu ingin BAK
Rasional: Kandung kemih yang penuh menyebabkan hasil
pemeriksaan yang tidak akurat, memperlambat turunnya kepala janin
ke jalan lahir, dan memberi persaan yang tidak nyaman pada ibu.
f) Atur posisi ibu senyaman mungkin
Rasional: Mengatur posisi ibu senyaman mungkin untuk mengurangi
efek rasa nyeri pada ibu dan tetap memperhatikan posisi yang baik
dalam penurunan kepala bayi.
5) Pantau kemajuan persalinan dengan partograf
Rasional: Dengan partograf memudahkan dalam pengambilan
keputusan klinis dan rencana tindakan selanjutnya terjadap klien.
6) Siapkan alat-alat, obat-obatan serta keperluan ibu dan bayi
Rasional: Ibu sudah berada pada fase aktif kala I yaitu pembukaan 8 cm
dan kemajuan persalinan juga baik sehingga perlu dilakukan persiapan
untuk pertolongan persalinan ibu.
6. Pelaksanaan
a. Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga/suami
b. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan
c. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga pentingnya persiapan calon
pendonor darah, jika sewaktu-waktu ibu mengalami komplikasi dan perlu
untuk dirujuk serta perlu transfusi darah
d. Memberikan Asuhan Sayang Ibu Kala I
1) Memberikan Dukungan dan semangat pada ibu serta menghadirkan
suami untuk mendampingi ibu
2) Mengjarkan tekhnik relaksasi dan pengaturan napas terutama saat ada
kontraksi
3) Memasase punggung ibu
4) Memberikan Intake nutrisi dan cairan yang adekuat
64
5) Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih jika terasa
ingin BAK
6) Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
7) Melakukan Konsultasi dengan Dokter Spesialis Obgin via telepone
tentang kondisi ibu dan janin serta meminta saran atas tindakan yang
harus dilakukan jika terjadi hal yang gawat
8) Memantau kemajuan persalinan dengan partograf
9) Menyiapkan alat-alat, obat-obatan serta keperluan ibu dan bayi
7. Evaluasi
a. Kala I berlangsung normal
b. Ibu dapat beradaptasi dengan rasa nyeri
c. Ibu merasa bersemangat dan bergairah dalam menghadapi proses
persalinan dan menyambut kelahiran buah hati.
d. Ibu dalam keadaan baik (TD:120/80 mmHg, N: 80x/menit, RR:
25x/menit, S: 37,50C)
e. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur, frekuensi 135x/menit
f. Kontraksi uterus makin kuat 4x10 menit lamanya >40 detik
g. Ibu merasakan adanya dorongan yang kuat untuk meneran
h. Ibu merasa ada tekanan pada anus
i. Tampak perineum menonjol
j. Vulva dan anus membuka
k. Pemeriksaan dalam:
1) Portio : Tidak teraba - Penyusupan : 0
2) Pembukaan : 10 cm - Penurunan : HIV
3) Ketuban : (-), warna jernih
4) Presentase : Kepala, UUK Ka-dep
65
dalam : partio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban utuh, persentasi
kepala, penurunan hodge IV posisi ubun-ubun kecil kiri depan dengan
kepala croning 5-6 cm.
A : Inpartu Kala II
P : Perencanaan, implementasi dan evaluasi yang telah dilakukan :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga ibu sudah
saatnya melahirkan dan pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah
pecah, kepala bayi sudah tampak dan ibu sudah boleh mengeran.
2. Mendekatkan alat-alat, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi,
hasilnya alat-alat, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi telah
didekatkan
3. Memakai pelindung diri, celemek, masker, kaca mata, sepatu boat,
handscoon, hasilnya alat pelindung diri telah digunakan.
4. Mengajarkan ibu teknik mengeran yang baik seperti yang dibimbing
sebelumnya yaitu meneran seperti BAB keras pada saat ada his
dengan merangkul kedua paha dengan tangan dimasukkan kedalam
lipatan siku kaki, kepala diangkat dengan mata melihat ke perut dan
mata jangan dipejamkan dan berhenti saat tidak ada his, hasilnya ibu
meneran dengan baik.
5. Memberikan dukungan dan pujian kepada ibu, memuji ibu pada saat
meneran dan ibu terlihat semangat untuk meneran karena didampingi
oleh suami.
6. Melakukan pemecahan ketuban, memimpin ibu meneran, menolong
persalinan kala II melahirkan bayi setelah tampak kepala bayi dengan
diameter 5-6 cm membuka vulva tangan kanan menahan perineum
dengan kaki bersih dan kering. Tangan kiri menahan puncak kepala
bayi untuk menahan posisi refleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan
dangkal. Setelah kepala bayi lahir dengan lembut, menyeka muka,
mulut dan hidung bayi, dengan kain atau kasa yang bersih. Periksa
kemungkinan ada lilitan tali pusat, menunggu hingga kepala bayi
melakukan putaran paksi luar secara spontan. Setelah kepala
melakukan putaran paksi luar, periksa lilitan tali pusat, pegang kepala
66
bayi secara biparietal. Menganjurkan ibu meneran saat kontraksi
berikutnya dengan lembut menarik kepala bayi ke arah perineum
untuk melahirkan bahu anterior dan mengarah ke simpysis untuk
melahirkan bahu posterior. Setelah kedua bahu di lahirkan, melakukan
sanggah susur hingga seluruh tubuh bayi lahir. Menyelipkan jari
telunjuk diantara kedua tungkai kaki bayi lalu meletakkan diatas perut
ibu. Penanganan bayi baru lahir, melakukan penilaian, apakah bayi
menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi bergerak
kesulitan. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti kain basah
dengan kain yang kering.
7. Pukul 15.55 wib bayi lahir spontan, segera menangis, jenis kelamin
laki-laki, berat badan 3100 gram, panjang badan 50 cm, anus (+),
Cacat (-).
67
perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat memanjang, adanya
semburan darah tiba-tiba, uterus berkontraksi dengan baik, tangan kiri
menahan corpus uteri ke arah dorso cranial dan tangan kanan
melakukan peregangan tali pusat terkendali, saat plasenta tampak di
introitus vagina kedua tangan menyambut dan memutar plasenta
searah jarum jam sehingga selaput terpilin.
8. Melahirkan plasenta, plasenta lahir lengkap dengan selaputnya.
9. Melakukan massase fundus uteri agar tidak terjadi atonia uteri
sehingga uterus berkontraksi (Fundus teraba keras) kemudian
mengajarkan kepada ibu dan keluarga untuk melakukan sendiri,
massage fundus uteri sudah dilakukan dan fundus teraba keras.
10. Memeriksa kelengkapan plasenta.
11. Memeriksa jalan lahir dan robekan pada perineum derajat II yaitu dari
mukosa vagina sampai kulit dan otot perineum.
68
5. Merendam alat-alat persalinan dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit.
6. Mengobservasi tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,
kandung kemih dan pendarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama
postpartum dan sertiap 30 menit pada jam ke dua postpartum.
7. Memberikan nutrisi dan hidrasi yang cukup pada ibu.
8. Mengajarkan ibu cara massase fundus uteri agar tidak terjadi uteri
yaitu dengan cara meletakkan telapak tangan difundus dan lakukan
massase dengan gerakan melingkar dengan lembut sehingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras) dan beritahu ibu jika fundus teraba
lembek menandakan kontraksi kurang baik dan segera beritahu,
hasilnya ibu dapat melakukan masase fundus uteri.
9. Memberikann ibu suplemen tambahan, hasilnya ibu berjanji segera
meminum suplemen tambah darah yang telah diberikan.
10. Menjelaskan tanda bahaya bersalin yaitu pendarahan, keluar cairan
berbau, demam, hasilnya ibu dapat menyebutkan tanda dan bahaya
setelah bersalin.
11. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin,
minimal setiap 2 jam sekali di kedua payudara, hasilnya ibu berjanji
untuk menyusuinya.
12. Melakukan pemantauan kala IV telah dilakukan selama 1-2 jam
postpartum dan hsil pemantauan tidak ditemukan tanda-tanda kegawat
daruratan.
69
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Data Subjektif
hari, sebanyak 2-3 kali ganti pembalut perhari, siklus 28 hari, konsistensi cair.
pertama kali pada usia pada usia 20 minggu, gerakan janin dalam 24 jam terakhir
aktif atau sering (>10 kali), keluhan yang dirasakan ibu mengeluh nyeri
punggung.
Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu ada karena ini
merupakan kehamilan yang ketiga. Pola makan klien 3 kali sehari terdiri dari
nasi, sayur, lauk pauk, telur, ikan dan air putih, susu dan teh. Pola eliminasi BAB
1 kali sehari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, berbau khas, BAK 6
kali sehari, warna kuning jernih. Pola istirahat tidur malam 8 jam perhari, tidur
siang 1-2 jam per hari, selama kehamilan klien melakukan hubungan seksual 2
kali seminggu, hanya frekuensi sedikit dikurangi, dan tidak ada masalah.
70
Ny. N mengatakan kehamilan ini merupakan kehamilan ketiga dan tidak
anemia berat, DM PMS HIV/AIDS, TB, dan gangguan mental. Klien tidak
jamu, dan ganti pakaian 2 kali sehari. Riwayat sosial kehamilan klien
Ny. N menikah (syah) menurut hukum dan agama. Klien mempercayai mitos-
Riwayat kesehatan keluarga baik, dan tidak ada penyakit keturunan yang
diderita oleh keluarga. Pada pemeriksaan diperoleh data bahwa keadaan umum
ibu baik, kesadaran komposmentis, keadaan emosional stabil, yaitu ibu dapat
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif dan diakhiri dengan
Pada tanggal 17 Oktober 2021 pukul 15.00 WIB Ny. N usia kehamilan 39-
40 minggu datang dengan keluhan nyeri perut menjalar ke pinggang dan ibu
mengatakan cemas dengan keadaan nya, takut tidak bisa melewati proses
persalinan.
71
Hal ini sesuai dengan teori dalam JNPK-KR (2016) yang menyatakan
bahwa Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu). Keluhan yang dirasakan Ny. N juga sesuai
dengan tanda-tanda persalinan menurut teori dalam King, et all (2019) tanda dan
gejala inpartu yaitu penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang
mengakibatkan perubahan serviks dan akibat terjadi mules serta cairan lendir
bercampur darah.
Rasa cemas yang ibu hadapi juga merupakan perubahan psikologi yang
merespon saran atau pertanyaan yang membantu) dan respon “melawan atau
menghindari”, yang dipicu oleh adanya bahaya fisik, ketakutan, kecemasan dan
Dari uraian data subjektif diatas, bahwa perubahan fisiologi dan psikologi
yang dialami oleh Ny. N sesuai dengan teori yang ada, sehingga dapat diartikan
antara kasus yang penulis dapatkan dilahan tidak ada kesenjangan dengan teori.
Objektif
pengawasan setiap 30 menit sekali yang didapatkan hasil kontraksi his adekuat,
dan pemeriksaan detak jantung janin (DJJ) dalam batas normal, pemeriksaan ini
72
Frekuensi, intensitas, dan durasi kontraksi uterus (his), serta respon denyut
dari persalinan yang ditentukan dari hasil pemeriksaan pembukaan, ketuban dan
Kala dua dimulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Proses
ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1jam pada multi (Sarwono, 2018).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada pukul 12.00 WIB Ny.
N mulai merasakan keinginan untuk meneran, adanya tekanan pada rektum dan
bercampur darah. Keadaan yang dialami Ny. N sesuai dengan tanda-tanda kala
dua yaitu Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi,
vulva vagina dan spingter ani membuka serta meningkatnya pengeluaran lendir
Kala tiga berlangsung dari lahirnya bayi sampai plasenta dan membran
dikeluarkan (Fraser, 2009:431). Pada kala III Ny. N masih merasakan mules, bayi
sudah lahir dan plasenta belum lahir. Hal ini sesuai dengan teori Rukiyah
(2014:183) yang menyatakan setelah berakhirnya kala II memasuki kala III ibu
mengatakan perutnya terasa mules, bayi sudah lahir dan plasenta belum lahir.
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama
persalinan, hal ini sesuai dengan teori, dimana setelah melawati proses persalinan
73
akan merasa lelah karena habisnya tenaga pada saat meneran, fundus yang
berkontraksi kuat menyebabkan ibu merasa mules, perubahan bentuk uterus dari
hamil hingga setelah hamil, dan daarah berwarna gelap keluar tiba-tiba dari
Data objektif yang didapatkan penulis pada kala I, II, III, dan IV
(pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, suhu, pernapasan dan nadi)
pada Ny. N dalam keadaan normal. Sesuai teori Varney (2007:686) batas normal
15 (10-20) mmHg dan diastolic rata-rata 5-10 mmHg, frekuensi nadi tidak lebih
dari 100 kali permenit dan sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih
terjadi.
proses persalinan kala I, kala II, kala III, dan kala IV dan tidak terdapat
presentasi kepala dengan nyeri perut bagian bawah. Berdasarkan hasil pengkajian
atau pengumpulan data dasar ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah menjalar
kepinggang dan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah dari jalan lahir.
Pembukaan 6cm. palpasi abdomen teraba dua bagian besar kepala dan bokong.
Auskultasi denyut jantung terdengar kuat dan teratur. Ibu merasakan janin
bergerak aktif.
74
Menurut teori Varney (2007) dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
pustaka dan tinjauan kasus. Sehingga, jika diagnose atau masalah sudah
teridentifikasi dengan benar, tidak akan terjadi sesuatu yang berdampak negatif
pada ibu.
Dari hasil data subjektif dan objektif yang penulis dapatkan tidak ada
masalah potensial pada Ny. N karena masalah yang muncul seperti nyeri perut
Rasa cemas yang ibu alami juga merupakan perubahan psikologi yang
D. Tindakan Segera
dilakukan secara terus menerus yang dapat menghasilkan data baru, dimana
harus segera dinilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan
adanya situasi yang membutuh tindakan segera sambil menunggu intervensi dari
75
Berdasarkan kasus Ny.N tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan
E. Perencanaan
terutama saat ada kontraksi, masase punggung ibu, berikan Intake nutrisi dan
cairan yang adekuat, anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih jika
terasa ingin BAK, atur posisi ibu senyaman mungkin, lakukan Konsultasi
dengan Dokter Spesialis Obgin via telepone tentang kondisi ibu dan janin serta
minta saran atas tindakan yang harus dilakukan jika terjadi hal yang gawat,
serta keperluan ibu dan bayi. Berdasarkan kasus Ny. N tidak terdapat
F. Pelaksanaan
Pada langkah ini penulis melaksanaan semua rencana asuhan yang telah
dibuat sebelumnya dan mengikuti urutan perencanaan yang telah di susun secara
dengan baik tanpa hambatan karena adanya kerja sama dan penerimaan yang
baik dari pasien serta adanya dukungan keluarga. Berdasarkan kasus Ny. N tidak
76
terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena
G. Evaluasi
asuhan yang diberikan dapat dilaksanakan dan dimengerti. Ibu sudah merasa
lebih nyaman dan tidak merasakan lagi dengan nyeri yang dirasakan.
Hal ini sesuai dengan teori menurut Varney (2007:27) bahwa evaluasi
studi kasus Ny.S tidak ada kesenjangan tinjauan pustaka dan studi kasus.
(EBM).
kurangnya adaptasi terhadap rasa nyeri pada waktu kontraksi dan cemas dalam
persalinan normal. Dapat dilihat pada askeb persalinan Ny. N tidak terlihat tanda-
penulis melakukan
Proses kelahiran identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani, dimana
77
merupakan proses yang fisiologis. Kurangnya beradaptasi terhadap rasa nyeri
menyebabkan frustasi dan putus asa, sehingga beberapa ibu merasa khawatir
dan non farmakologis. Metode penghilang rasa nyeri secara farmakologis adalah
melakukan teknik relaksasi yang mencakup relaksasi napas dalam, relaksasi otot,
relaksasi nafas dalam yaitu dengan menarik nafas dalam-dalam pada saat ada
bahwa ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon nyeri pada ibu
inpartu kala I fase aktif di Puskesmas Bahu Kota Manado. Artinya teknik
relaksasi nafas dalam dapat mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin secara non
farmakologis.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Titi Astuti, 2019. Tentang
Aplikasi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nyeri Dan Lamanya Persalinan Kala I
Ibu Bersalin Di Rumah Bersalin Kota Bandar Lampung. Ibu yang menghadapi
berbagai cara dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu dengan teknik non
78
farmakologi antara lain relaksasi nafas dalam, massage, perubahan posisi ibu
agar persalinan bisa berjalan dengan aman dan nyaman. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi terhadap rasa nyeri dan lamanya
persalinan kala I pada ibu bersalin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh teknik relaksasi dengan rasa nyeri persalinan kala I dengan p value
agar perawat dan bidan dapat memberikan penyuluhan kesahatan tetang teknik
relaksasi dan teknik lainnya seperti massage, perubahan posisi ibu dll untuk
membantu ibu mengurangi rasa nyeri persalinan menjadi aman, nyaman, dan ibu,
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzia Laili, 2017.
Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil. Kecemasan pada ibu hamil trimester III
kecemasan dalam menghadapi persalinan. Selain itu, survei yang dilakukan oleh
spesialis kejiwaan menunjukkan lebih dari 60% wanita hamil mengalami distress.
Pemberian terapi tersebut dapat mengurangi kecemasan pada ibu hamil dalam
persalinan pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorame Kota Kediri.
79
Hasil penelitian menunjukkan nilai p=0.03 (p<0.05) yang berarti bahwa H0
ditolak dan H1 diterima yaitu ada pengaruh pemberian Teknik Relaksasi Nafas
Dalam terhadap tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan pada ibu hamil.
Selain itu penulis juga melakukan asuhan sayang ibu dengan cara
melakukan gosokan lembut dengan kedua telapak tangan dan jari pada punggung
ibu bersalin, hasil nya ibu merasa nyaman dan mulai beradaptasi dengan rasa
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Aryani (2015) yang berjudul
pengaruh masase pada punggung terhadap intensitas nyeri kala I fase laten
didapat bahwa masase pada punggung berpengaruh terhadap intensitas nyeri dan
kadar endorfin ibu bersalin kala I fase laten persalinan normal serta kadar
endorfin berkorelasi dengan intensitas nyeri kala I fase laten persalinan normal.
ibu seta mengajarkan suami untuk melakukan masase punggung ibu. Dengan
Hasil tersebut diperkuat oleh penelitian Nikmah (2018) dimana hasil uji
hitung ≥ X2 tabel (9,189 ≥ 7,82). Maka H0 ditolak yang artinya nilai p sebesar
0,027 maka p < α (0,05) berarti ada hubungan pendampingan suami dengan
80
Dari uraian diatas, bahwa nyeri persalinan dapat dikendalikan secara
menhadirkan suami sebagai pendamping ibu saat proses persalinan. Dari ketiga
metode tersebut berdampak positif terhadap masalah yang ibu rasakan dimana
rasa nyeri dapat berkurang dan membuat ibu bisa beradaptasi dengan rasa nyeri
pada saat kontraksi serta membuat ibu merasa nyaman, bergairah, dan
hatinya.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
(EBM).
82
B. Saran
dapat berupa Edukasi dan Motivasi kepada klien agar peduli terhadap
kesehatannya.
3. Bagi Instutusi
83
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, Y., Masrul, M., & Evareny, L. (2015). Pengaruh Masase pada Punggung
Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui
Peningkatan Kadar Endorfin. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 70–77.
https://doi.org/10.25077/jka.v4i1.193
Bobak, Lowdermik, dkk. 2017. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta:
EGC
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, 2016 Profil Kesehatan Provinsi Jambi. 2016
Dewi, Vivian Nanny Lia dan Sunarsih Tri, 2012. Asuhan Kehamilan Untuk
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Frase M. D. Myles Buku Ajaran Bidan, 2019. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Ilmu, J., Teknologi, D., Surakarta, P. K., Indonesia, U., Kemenkes, P., & Iii, J.
(2019). Artikel history. Nursing Arts, 7(1), 1–15. https://poltekkes-sorong.e-
journal.id/nursingarts/article/view/86
JNPK-KR, 2013. Asuhan Persalinan Normal Dengan Inisisi menyusui Dini. Jakarta
Jhpiego 2013. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR
King, et all. 2019. Varney’s Midwifery Sixth Edition. United States of America
Ascend Learning Company
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk, 2019. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta EGC
Mansur, Herawati, 2016. Psikologi Ibu dan Anak untuk kebidanan. Jakarta:Salemba
Medika
Nur, D., Sari, A., Adi, G., & Fiana, M. (2019). NURSING. 3(1), 22–27.
Saleha S. 2019. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas”. Salemba Medika. Jakarta.