Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI PADA NY “DRW”

USIA 32 TAHUN P4A0 POST PARTUM SPONTAN BELAKANG


KEPALA DENGAN 15 HARI POST PARTUM
DI UPTD PUSKESMAS GIANYAR I

Dosen Pembimbing : Gusti Ayu Marhaeni, SKM.,M.Biomed

NAMA : GUSTI AYU DESI LESTARI

NIM : P07124220168

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEBIDANAN PRODI STR KEBIDANAN

2020
KAT

ii
A PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Akhir Praktik Kebidanan
Fisiologis “Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui Pada Ny “DRW” Usia 32
Tahun P4a0 Post Partum Spontan Belakang Kepala Dengan 15 Hari Post Partum Di
Uptd Puskesmas Gianyar I” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan,
semangat, bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyusun laporan ini,
pihak-pihak tersebut yaitu:
1. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T., M. Biomed sebagai Ketua Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ni Wayan Armini, S.S.T., M.Keb sebagai Ketua Program Studi STR
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
3. Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M.Kes dan Ni Komang Erny Astiti,
SKM.,M.Keb sebagai penanggung jawab Mata Kuliah Praktik Kebidanan
Fisiologis Kehamilan.
4. Gusti Ayu Marhaeni, SKM., M.Biomed sebagai pembimbing institusi
dalam Praktik Kebidanan Fisiologis Kehamilan.
5. dr. Ida Ayu Ratna Trisna, sebagai Kepala UPTD Puskesmas Gianyar I
6. Ni Nyoman Mira, A.Md.,Keb sebagai pembimbing lapangan dalam
Praktik Kebidanan Fisiologis Kehamilan.
7. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan yang nantinya
dapat dipergunakan untuk menyempurnakan laporan selanjutnya. Dengan
demikian laporan ini penulis susun semoga dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu
melimpahakan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan menyelesaikan laporan ini.

Gianyar, Oktober 2020

iii
Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................i

Lembar Pengesahan..........................................................................................ii

Kata Pengantar..................................................................................................iii

Daftar Isi...........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus...............................................2
D. Manfaat.................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................4

A. Pengertian.............................................................................................4
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas..................................................................4
C. Peran dan Tanggung Jawab Bidan........................................................5
D. Tahapan Masa Nifas.............................................................................5
E. Kunjungan Masa Nifas.........................................................................6
F. Perubahan Fisiologi Masa Nifas...........................................................7
G. Perubahan Psikologi Masa Nifas..........................................................10
H. Keluarga berencana..............................................................................11

BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................13

BAB IV PEMBAHASAN KASUS..................................................................20

BAB V PENUTUP...........................................................................................22

A. Kesimpulan...........................................................................................22
B. Saran.....................................................................................................22

Daftar Pustaka...................................................................................................23

Lampiran...........................................................................................................24

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Selama periode tersebut ibu nifas harus mendapatkan pemantauan
penuh sampai dengan 42 hari supaya tidak terjadi komplikasi-komplikasi
yang dapat menyebabkan kesakitan bahkan kematian pada ibu. Untuk
menangani hal-hal diatas, maka diperlukan asuhan kebidanan secara
komprehensif kepada ibu nifas. Di negara berkembang seperti indonesia,
masa nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan.
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50%
diantaranya terjadi dalam selang waktu 24 jam pertama. Tingginya kematian
ibu nifas merupakan masalah yang kompleks yang sulit diatasi. AKI
merupakan sebagai pengukuran untuk menilai keadaan pelayanan obstetri
disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan obstetri masih
buruk, sehingga memerlukan perbaikan.
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017, angka kematian ibu di
Indonesia sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka
kematian ibu di Provinsi Bali sendiri mulai tahun 2015 sampai 2018
mengalami penurunan dari 83,41 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015 menjadi 78,72 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2016, tahun 2017
turun lagi ke angka 68,64 per 100.000 kelahiran hidup, dan di tahun 2018
AKI mencapai angka 52,2 per 100.000 kelahiran hidup merupakan angka
yang paling rendah dalam empat tahun terakhir (Dinkes Prov. Bali, 2018).
Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar tahun 2018 menunjukkan angka
kematian ibu 31.6 per 100.000 kelahiran hidup.
Dari data tersebut didapatkan penurunan angka kematian ibu di
indonesia. Penyebab kematian ibu post partum di indonesia dikarenakan
oleh infeksi dan pendarahan pervaginam. Semua itu dapat terjadi, jika ibu
post partum tidak mengetahui tanda bahaya selama masa nifas. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang masalah informasi
yang diperoleh ibu nifas.
Berdasarkan paparan diatas, penulis diwajibkan membuat laporan
tugas akhir yang memuat hasil asuhan kebidanan fisiologis sesuai standar
pada ibu nifas. Untuk merealisasikan tugas ini penulis melakukan
pendekatan pada Ibu ”DRW” umur 32 tahun P4A0 Post Partum Spontan
Belakang Kepala dengan 15 hari post partum, dengan pertimbangan ibu
kooperatif, fisiologis dan memenuhi syarat untuk dilakukan asuhan
kebidanan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan fisiologis pada ibu
nifas.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian asuhan kebidanan fisiologis pada ibu nifas.
b. Melakukan analisa data asuhan kebidanan fisiologis pada ibu nifas
c. Melakukan penatalaksanaan dan evaluasi asuhan kebidanan
fisiologis pada ibu nifas
d. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan fisiologis masa
nifas
e. Melakukan kajian kasus-kasus masa nifas fisiologis.
f. Melakukan refleksi praktik

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Adapun asuhan kebidanan fisiologis masa nifas yang dilakukan pada
ibu Ibu ”DRW” umur 32 tahun P4A0 Post Partum Spontan Belakang Kepala

2
dengan 15 hari post partum,dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2020 pukul
10.30 Wita di UPTD Puskesmas Gianyar I.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari laporan individu PK Fisiologis ini diharapkan dapat menambah
wawasan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil dari laporan individu PK Fisiologis ini diharapkan dapat
menambah wawasan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada ibu
nifas
b. Bagi Bidan atau Tenaga Kesehatan
Hasil dari laporan individu PK Fisiologis ini diharapkan dapat dijadikan
acuan dalam memberikan asuhan kebidanan fisiologis pada ibu nifas
c. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari laporan individu PK Fisiologis ini diharapkan dapat
digunakan sebagai sumber masukan atau refrensi dalam menyusun
laporan – laporan berikutnya khususnya tentang asuhan kebidanan
fisiologis pada ibu nifas.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai
setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu.
Pada masa ini terjadi perubahan- perubahan fisiologis maupun
psikologis seperti perubahan laktasi atau pengeluaran air susu ibu,
perubahan sistem tubuh dan perubahan psikis lainnya. Karena pada masa
ini ibu-ibu yang baru melahirkan mengalami berbagai kejadian yang
sangat kompleks baik fisiologis maupun psikologis.

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas


Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis ibu dan bayi.
2. Pencegahan, diagnosa dini,dan pengobatan komplikasi
3. Dapat segera merujuk ibu ke asuhan tenaga bilamana perlu
Pendampingan pada ibu pada masa nifas bertujuan agar keputusan
tepat dapat segera diambil sesuai dengan kondisi pasien sehingga
kejadian mortalitas dapat dicegah
4. Mendukung dan mendampingi ibu dalam menjalankan peran barunya
5. Mencegah ibu terkena tetanus
6. Memberi bimbingan dan dorongan tentang pemberian makan anak
secara sehat serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik
antara ibu dan anak.
7. Pemberian asuhan, kesempatan untuk berkonsultasi tentang kesehatan,
termasuk kesehatan anak dan keluarga akan sangat terbuka.

4
8. Bidan akan membuka wawasan ibu dan keluarga untuk peningkatan
kesehatan keluarga dan hubungan psikologis yang baik antara ibu,
anak, dan keluarga.

C. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Pada Masa Nifas


Asuhan postpartum merupakan upaya kolaboratif antara orangtua,
keluarga, pemberi asuhan yang sudah terlatih atau tradisional, profesi
kesehatan termasuk kelompok anggota masyarakat, pembuat kebijakan,
perencana kesehatan dan administrator. Adapun pean bidan pada masa
nifas yaitu :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologi
2. Melaksanakan skrining yg komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan KB

D. Tahapan Masa Nifas


1. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa
ini merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan postpartum
karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan
pemantauan secara kontinu, yang meliputi; kontraksi uterus,
pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan darah dan suhu.
2. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu
cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.

5
3. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling perencanaan KB.
4. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama
hamil atau bersalin memiliki penyulit atau komplikasi.
.
E. Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali yang
bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk
mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi.
Jadwal kunjungan masa nifas:
1. Kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan)
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika
perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypothermi.
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi yang baru lahir selama 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai ibu dan bayinya dalam keadaan stabil.
2. Kunjungan kedua (6 hari setelah persalinan)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkonraksi,
fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.

6
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara
merawat tali pusat, bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat, dan
merawat bayi sehari-hari.
3. Kunjungan ketiga ( 2 minggu setelah persalinan)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkonraksi,
fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara
merawat tali pusat, bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat, dan
merawat bayi sehari-hari.
f. Memberikan konseling KB secara dini.
4. Kunjungan keempat ( 6 minggu setelah persalinan)
a. Menanyakan pada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang ia atau
bayinya alami.
b. Memberikan konseling KB secara dini.

F. Perubahan fisiologi masa nifas


1. Perubahan sistem reproduksi
a. Uterus Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada
kondisi sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU-nya
(Tinggi Fundus Uteri).

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus

7
Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 gram

Uri Lahir 3 jari bawah pusat 750 gram

1 minggu Setengah pusat 500 gram


simfisis

2 minggu Tidak teraba 350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram

b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.
1. Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi
darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak
bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
2. Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta
berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
3. Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada
hari ke-7 sampai hari ke-14.
4. Lokhea alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini
dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum.
c. Perubahan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam

8
keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi
lebih menonjol.
d. Perubahan Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada
post natal hari ke-5, perinium sudah mendapatkan kembali
sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan
sebelum hamil.

2. Perubahan Sistem Pencernaan


Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan
yang berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan makan,
hemoroid dan kurangnya aktivitas tubuh.

3. Perubahan Sistem Perkemihan


Kandung kencing dalam masa nifas kurang sensitif dan
kapasitasnya akan bertambah, mencapai 3000 ml per hari pada 2 – 5
hari post partum. Hal ini akan mengakibatkan kandung kencing
penuh.

4. Perubahan Sistem Muskuloskeletal


Pada wanita berdiri dihari pertama setelah melahirkan,
abdomennya akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak
seperti masih hamil. Dalam 2 minggu setelah melahirkan, dinding
abdomen wanita itu akan rileks. Diperlukan sekitar 6 minggu untuk
dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil

5. Perubahan Sistem Endokrin

9
Hormon Plasenta menurun setelah persalinan, HCG menurun dan
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke tujuh sebagai omset
pemenuhan mamae pada hari ke- 3 post partum. Pada hormon
pituitary prolaktin meningkat, pada wanita tidak menyusui menurun
dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada minggu ke- 3.

6. Perubahan Sistem Kardiovaskuler


Setelah persalinan shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah
bertambah, sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada
penderita vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme
kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume
darah kembali seperti sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi pada
hari ketiga sampai kelima postpartum.

G. Perubahan Psikologi Nifas


1. Adaptasi Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Periode ini dieskpresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga tahap
berikut ini :
a. Taking in Period ( Masa ketergantungan)
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat
bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu
lebih 12 mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang
dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.
b. Taking hold period
Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada
kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya
terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif,
sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk
mengatasi kritikan yang dialami ibu.
c. Leting go period
Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara
penuh menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan

10
menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada
dirinya
2. Post Partum Blues
Post Partum merupakan keadaan yg timbul pada sebagian besar ibu
nifas yaitu sekitar 50-80% ibu nifas, hal ini merupakan hal normal
pada 3-4 hari , namun dapat juga berlangsung seminggu atau lebih.
3. Kesedihan dan duka cita
Duka cita adalah respon fisiologis terhadap kehilangan. Kegagalan
duka cita pada umumnya oleh karena suatu keinginan untuk
menghindari sakit yang intens.

H. Keluarga Berencana
1. Definisi KB
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda
kehamilan
2. Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen
(Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur
oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang
telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
3. Macam – macam kontrasepsi
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode
kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL),
Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode
Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu
basal dan lendir servik. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana
dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida.

11
b. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik)
dan yang hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal
kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan
kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik
dan implant.
c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu
AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan
yang tidak mengandung hormone.
d. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode
Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP).

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI PADA NY “DRW’


USIA 32 TAHUN DENGAN P4A0 POST PARTUM SPONTAN
BELAKANG KEPALA DENGAN 15 HARI POST PARTUM
DI UPTD PUSKESMAS GIANYAR I
TANGGAL 20 OKTOBER 2020

Tempat Pelayanan : UPTD Puskesmas Gianyar I


Tanggal/Jam Pengkajian : 20 Oktober 2020, Pukul : 11.00 WITA
Kunjungan Nifas : KF 3
Pendamping Ibu : Suami

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Ibu Suami
Nama : Ny. “DRW” Tn. “PIK”
Umur : 32 tahun 30 tahun
Agama : Hindu Hindu
Suku bangsa : Indonesia Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat rumah : Br. Roban, Tulikup Gianyar
Telepon/HP : 087865659692
Jaminan Kesehatan : BPJS

2. Alasan berkunjung dan keluhan utama


Ibu datang ke puskesmas untuk kontrol pasca melahirkan dan melakukan
konsultasi KB

13
3. Riwayat kebidanan
No Tgl UK Jenis Anak Penolon Keadaan Laktasi Komplika
Lahir/Umur Persalin g Anak Umur si ibu &
anak an (Bulan) bayi
BB/ JK
PB
1 13 th 39 PsptB 300 Perem Bidan Sehat 2 th Tidak ada
mg 0/4 puan
9
2 10 th 39 PsptB 290 Perem Bidan Sehat 2 th Tidak ada
mg 0/4 puan
9
3 5 th 38- PsptB 340 Lai- Bidan Sehat 2 th Tidak ada
39 0/5 laki
mg 0
4 Persalinan 40 PsptB 305 Perem Bidan Sehat
ini mg 0/5 puan
0

4. Riwayat persalinan sekarang


a. Tanggal dan jam persalinan : 5 Oktober 2020
b. Tempat penolong persalinan : Praktik Mandiri Bidan
c. Komplikasi pada kala I : tidak ada
d. Komplikasi pada kala II : tidak ada
e. Komplikasi pada kala III : tidak ada
f. Komplikasi pada kala IV : tidak ada
5. Riwayat pernikahan
Ibu menikah 1 kali secara sah dan umur pernikahan sekarang sudah
13 tahun.
6. Riwayat pemakaian kontrasepsi
Ibu sebelumnya menggunakan alat kontrasepsi pil selama 1 tahun
dan tidak ada keluhan saat menggunakan alat kontrasepsi.

7. Kebutuhan biologis

14
a. Bernafas
Ibu tidak ada keluhan saat bernafas.
b. Pola makan
Ibu makan 3x sehari dengan porsi sedang Menu makanan
bervariasi seperti nasi, daging, ikan, sayur, buah dan tidak ada
pantangan makanan..
c. Pola minum
Ibu minum ± 11 gelas sehari, jenis minuman: air mineral.
d. Pola eliminasi
Ibu BAK ± 6-7 kali sehari warna kuning jernih, tidak ada
keluhan saat BAK, BAB 1 kali dalam sehari warna kuning
kecoklatan, konsistensi lembek.
e. Istirahat dan tidur
Ibu beristirahat ±7 jam dalam sehari.
f. Aktivitas saat ini
Saat ini ibu hanya merawat dan mengasuh bayinya.
g. Mobilisasi
Ibu sudah bisa beraktivitas seperti biasa.
h. Kebersihan diri
Ibu mandi 2x sehari, ibu keramas 3x dalam semingu, ibu gosok
gigi 2x sehari, ibu selalu mencuci tangan sebelum dan setelah
menyusui bayi dan sebelum atau sesudah melakukan aktivitas,
ibu membersihkan alat kelamin saat mandi, BAB/BAK, dan ibu
mengganti pakaian dalam 2-3 kali sehari atau saat basah.
i. Rasa nyeri
Ibu merasakan tidak ada nyeri pada luka jahitan perineum .
j. Kondisi psikologis
Ibu dan keluarga merasa senang dan bahagia saat ini, ibu sudah
mampu merawat diri dan bayinya secara mandiri dan saat ini ibu
berada pada fase adapasi letting go.

k. Social

15
Hubungan ibu dan suami baik dan harminis, hubungan ibu
dengan mertua dan keluarga lain baik.
l. Rencana
Ibu merencanakan menyusui secara ekslusif, pengasuh bayi
dilaukan secara mandiri, ibu masih belum tahu alat kontrasepsi
yang akan digunakan..
m. Pengetahuan ibu
1) Bahaya masa nifas : perdarahan, keluar cairan berbau dari
vagina
2) Cara memeriksa kontraksi uterus dan masase fundus uteri :
Rahim teraba keras. Cara melakukan masase fundus uteri
yaitu dengan meletakkan tangan diatas perut kemudian
dilakukan gerakan memutar
3) Cara menyusui yang benar: bayi disusui sesering mungkin,
minimal 2 jam sekali
4) ASI Eksklusif : Memberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa
diberikan susu atau makanan tambahan lainnya.
5) Alat kontrasepsi : Ibu tahu, namun ibu belum memilih KB
yang akan digunakan.
6) Cara memerah dan menampung ASI : tidak tahu
7) Cara memperbanyak produksi ASI : makan makanan bergizi
8) Cara merawat luka jaritan perineum : Menjaga daerah
kewanitaan agar tidak lembab, cebok dengan air bersih
9) Senam kegel dan senam nifas : tidak tahu

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : kompos mentis
GCS : 15 ; E:4 ; M:6 ; V:5
TD : 110/70 mmHg
HR : 80 x/menit

16
RR : 20 x/menit
Suhu : 36 oC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat
b. Mata : konjungtiva warna merah muda, sklera warna
putih
c. Mulut : bibir warna merah muda dan lembab
d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid dan
tidak ada pelebaran vena jugularis
e. Payudara : simetris, puting susu menonjol, tidak ada lecet
putting susu, tidak ada bengkak, kebersihan baik, ada pengeluaran ASI
f. Dada : simetris, tidak ada retraksi
g. Perut :
- Inspeksi : tidak ada luka operasi
- Palpasi : tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, kandung kemih
tidak penuh
h. Ekstremitas bawah: tungkai simetris, tidak ada oedema
3. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi genitalia : kebersihan baik, jahitan perineum utuh, tidak ada
tanda infeksi, pengeluaran lochea rubra
b. Inspeksi anus : normal
c. Penilaian bounding score :
- Melihat :4
- Meraba :4
- Menyapa/suara :4

C. ANALISIS
Diagnosis : P4A0 Post Partum Spontan Belakang Kepala dengan 15 hari post
partum
Masalah :
1. Ibu belum menggunakan KB.
2. Ibu belum tahu cara memerah dan menampung ASI

17
3. Ibu belum mengetahui tentang senam kegel dan senam nifas.

D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent sebelum dilakukan pemeriksaan, ibu
bersedia dilakukan pemeriksaan.
2. Memberitahukan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan dalam batas normal
ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan.
3. Memberi KIE kepada ibu tentang KB yang dapat digunakan oleh ibu serta
efek sampingnya dan menganjurkan ibu untuk segera ber KB oleh karena
ibu sudah memiliki 4 anak.
- Kontrasepsi alami seperti metode senggama terputus, metode kalender
atau pantang berkala, metode amenore laktasi
- Kontrasepsi barrier seperti kondom, diafragma, spermisida
- Kontrasepsi hormonal seperti pil, suntik, implant
- Alat kontrasepsi dalam Rahim seperti IUD
- Kontrasepsi operatif seperti MOP dan MOW

Ibu paham dengan penjelasan yang diberikan dan ibu berencana akan
menggunakan KB IUD untuk jangka panjang.

4. Menginformasikan kepada ibu waktu yang tepat untuk pemasangan IUD


yaitu segera setelah plasenta lahir atau setelah 6 minggu pasca salin. Ibu
berjanji akan datang setelah 42 pasca salin dan segera saat ibu sudah
mendapat menstruasi.
5. Memberikan KIE kepada ibu cara memerah ASI dengan cara
menggunakan tangan dan menggunakan pompa ASI, kemudian ASI
ditampung menggunakan gelas kaca/keramik, simpan ASI perah sebanyak
15-60 ml per wadah untuk menghindari ASI perah terbuang karena tidak
habis diminum oleh bayi. ASI perah bisa disimpan didalam ruangan
dengan suhu 27-32oC selama 4 jam, <25oC selama 6-8 jam, didalam kulkas
suhu <4oC selama 48-72 jam/2-3 hari, dalam freezer pada lemari es 1 pintu
dengan suhu -15oC s/d 0oC selama 2 minggu, dan dalam freezer lemari es
2 pintu -20 s/d -18oC selama 3-6 bulan. Kemudian sebelum ASI perah

18
diberikan kepada bayi, rendam dalam wadah berisi air hangat. Ibu paham
dengan penjelasan bidan.
6. Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai cara memperbanyak produksi
ASI dengan cara ibu harus senantiasa dalam keadaan senang dan bahagia,
kebutuhan nutrisi ibu harus terpenuhi dengan baik dan membibing ibu cara
melakukan pijat oksitosin untuk memperbanyak produksi ASI, ibu paham
dengan penjelasan bidan dan bisa melakukan pijat oksitosin dengan baik.
7. Membimbing ibu melakukan senam kegel yaitu dengan menjepit vagina
seperti ibu menahan keluarnya urine saat kencing, ibu paham dan mampu
melakukannya.
8. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga pola makan, pola minum, pola
istirahat dan aktivitas, ibu paham dan bersedia mengikuti saran bidan.
9. Mengingatkan ibu mengenai perawatan bayi sehari-hari, ibu sudah paham
dengan perawatan bayi sehari-hari.
10. Melakukan dokumentasi asuhan. Dokumentasi sudah dilakukan.

19
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan nifas dan menyusui fisiologis yang dilakukan kepada


Ny.“DRW” usia 32 tahun P4A0 Post Partum Spontan Belakang Kepala dengan 15
hari post partum, yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas Gianyar I tanggal 20
Oktober 2020 meliputi pengkajian data subjektif, objektif, analisa, dan
penatalaksanaan.
Data subjektif merupakan data yang diperoleh dari klien dengan cara anamnesa
baik dalam bentuk pertanyaan maupun keluhan yang dialami pasien. Sedangkan
data objektif didapatkan melalui hasil pemeriksaan. Pada data subjektif
didapatkan Ny. “DRW” umur 32 tahun dengan riwayat persalinan sekarang
adalah persalinan keempat, ibu bersalin di ruang bersalin RSUD Sanjiwani
Gianyar dengan Kala I lamanya 8 jam tanpa komplikasi, Kala II lamanya 30 menit
tidak ada komplikasi, bayi lahir spontan belakang kepala, Kala III lamanya 10
menit tanpa komplikasi, dan Kala IV tanpa komplikasi. Saat ini ibu mengatakan
tidak ada keluhan, ibu datang untuk control pasca persalinan dan ingin konsultasi
KB. Aktivitas ibu saat ini, yaitu ibu merawat dan mengasuh bayinya.
Pada saat mengkaji data subjektif dan data objektif didapatkan hasil
pemeriksaan ibu tidak ada mengalami keluhan dan semua dalam batas normal dan
tidak ditemukan adanya data yang mengarah pada komplikasi masa nifas. Akan
tetapi ibu belum ber KB, ibu masih belum memahami temengenai cara memerah
dan menampung ASI selain itu ibu juga kurang mengetahui mengenai senam
kegel.
Pada kasus tersebut ibu belum ber KB, ibu masih belum tahu KB apa yang
akan digunakan, oleh karena ibu sudah bersalin sebanyak 4 kali maka bidan
memberi ibu konseling tentang KB yang dapat digunakan oleh ibu seperti
kontrasepsi alami seperti metode senggama terputus, metode kalender atau
pantang berkala, metode amenore laktasi, kontrasepsi barrier seperti kondom,
diafragma, spermisida, kontrasepsi hormonal seperti pil, suntik, implant, alat
kontrasepsi dalam rahim seperti IUD, kontrasepsi operatif seperti MOP dan MOW
serta menganjutkan ibu segera mungkin menggunakan KB.

20
Selain itu ibu belum mengetahui mengenai cara memerah, menampung dan
memperbanyak produksi ASI oleh karena itu bidan memberikan KIE mengenai
cara memerah dan menampung ASI dengan cara menggunakan tangan dan
menggunakan pompa ASI, kemudian ASI ditampung menggunakan gelas
kaca/keramik, simpan ASI perah sebanayk 15-60 ml per wadah untuk
menghindari ASI perah terbuang karena tidak habis diminum oleh bayi. ASI perah
bisa disimpan didalam ruangan dengan suhu 27-32 oC selama 4 jam, <25oC selama
6-8 jam, didalam kulkas suhu <4oC selama 48-72 jam/2-3 hari, dalam freezer pada
lemari es 1 pintu dengan suhu -15oC s/d 0oC selama 2 minggu, dan dalam freezer
lemari es 2 pintu -20 s/d -18oC selama 3-6 bulan. Kemudian sebelum ASI perah
diberikan kepada bayi, rendam dalam wadah berisi air hangat.
Ibu juga belum mengetahui tentang senam kegel. Senam kegel adalah senam
yang dilakukan untuk memperkuat otot- otot dasar panggul terutama otot
pubococcygeal sehingga seorang wanita dapat memperkuat otot-otot saluran
kemih dan otot-otot vagina. Oleh karena ibu bidan memberikan KIE mengenai
senam kegel termasuk manfaat yang bisa didapatkan oleh ibu paska melahirkan
serta menganjurkan ibu untuk melakukannya setiap hari dirumah.

21
BAB V
PENUTUP

A SIMPULAN
Pada tanggal 20 Oktober 2020 pukul 11.00 WITA di UPTD Puskesmas
Gianyar I dilakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan menyusui fisiologis
pada Ibu.“DRW” P4A0 Post Partum Spontan Belakang Kepala dengan 15 hari
Post Partum dengan melakukan pengkajian data subjektif dan objektif. Dari
hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil dalam batas normal.
Penatalaksanaan pada Ibu “DRW” telah dilakukan sesuai dengan
rencana tindakan yang diberikan pada Ibu “DRW” dan hasilnya Ibu “DRW”
dalam keadaan masa nifas normal, Ibu “DRW” juga mengerti dan paham
dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan, serta bersedia melaksanakan
anjuran-anjuran yang diberikan oleh bidan.

B SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat memahami dengan baik teori dan melatih diri
dalam melakukan Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Fisiologis
sehingga nantinya dapat menerapkan asuhan sesuai dengan prosedur yang
ada.
2. Bagi Ibu Nifas
Diharapkan bagi setiap ibu nifas agar bekerjasama dengan bidan dan
antusias mengikuti saran bidan dengan baik sehingga dalam masa nifas
tidak ada komplikasi atau bila terjadi komplikasi dapat terdeteksi secara
dini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Wahyuni,SST,M.Keb, 2018. Bahan Ajar Kebidanan – Asuhan Kebidanan


Nifas dan Ibu Menyusui. Jakarta
http://eprints.ums.ac.id, diakses tanggal 4 November 2020 Pukul 18.00 Wita
Indriyani. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Normal Terhadap Ny.D Di
Puskesmas Bojong Rawalumbu Bekasi.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun

2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Profil Dinas Kesehatan Provinsi. 2018. Situasi Kesehatan Provinsi Bali Tahun

2018.

Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar. 2018. Situasi Derajat Kesehatan Kabupaten

Gianyar Tahun 2018.

Sukma, Hidayati, Nurhasiyah. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Masa
Nifas. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah

23
Lampiran

Foto Dokumentasi

24

Anda mungkin juga menyukai