Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA Nn. Z DENGAN


DESMINOREA DI PUSKESMAS MEDAN DENAI
TAHUN 2022
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan
Remaja dan pranikah

Oleh:

PUTRI MAYA DILLA

PEMBIMBING INSTITUSI
Melva Simatupang, SST, M.Kes NIP. 196104231986032003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES

KEMENKES MEDAN
2022
1
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENOREA DI


PUSKESMAS MEDAN DENAI

Oleh :
Putri Maya Dilla

Menyetujui,

No Nama Pembimbing Tanda Tangan


1. Pembimbing Lahan Praktik
Nuryani Lubis,SST

NIP:165090210988032003

2. Pembimbing Institusi
Melva Simatupang, SST, M.Keb

NIP :196104231988032003

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ardiana Batubara SST,M.Keb


NIP. 196605231986012001

2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
pendahuluan dalam Asuhan Kebidanan pada Remaja dan Pranikah ini dengan
baik. Dalam kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pengampu Melva Simatupang SST,
M.Kes yang telah membimbing selama ini.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
proses perkuliahan Profesibidan.

Medan, 2022

Putri Maya Dilla

i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar.............................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................3
C. Ruang Lingkup................................................................................3
D. Manfaat............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian Masalah Kasus.....................................................................5
B. Kajian Teori......................................................................................8

BAB III PEMBAHASAN


A. Pengkajian.......................................................................................9
B. Analisis.........................................................................................13
C. Penatalaksanaan...........................................................................13

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada
tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja
menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Remaja adalah anak usia 10-24 tahun
yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai
titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini (Romauli,
2009). Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa.
Masa remaja atau juga disebut masa pubertas merupakan masa
penghubung antara masa anak-anak dan dewasa. Dalam siklus kehidupan
pubertas merupakan tahapan yang penting dalam perkembangan seskualitasnya
(Proverawati, 2009). Pubertas adalah proses kematangan dan pertumbuhan yang
terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks
sekunder mulai muncul (Wong, et al. 2008). Pubertas merupakan titik
pencapaian dari kematangan seksual pada anak perempuan yaitu dengan
terjadinya menarche (Susanti, 2012). Ciri pubertas pada remaja laki-laki, hormon
testosteron akan mengakibatkan tumbuhnya rambut rambut halus di sekitar
ketiak, kemaluan, tumbuh janggut dan kumisi terjadi perubahan suara; tumbuh
jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu waktu tertentu keluar
sebagai mimpi basah (Proverawati, 2009).
Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali terjadi dalam rentang
usia 10-16 tahun (Proverawati, 2009). Menarche (menstruasi pertama)
merupakan menstruasi yang pertama kali terjadi pada dinding rahim dan yang
dikenal dengan istilah darah menstruasi, menarche adalah tanda kesiapan
biologis, dan tanda siklus masa subur telah mulai (Bobak, 2004). Menstruasi
adalah pelepasan dinding endometrium yang disertai dengan pendarahan yang
terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan (Aulia,
2009). Lama siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari, namun adanya variasi

1
umum terjadi. Hari pertama pendarahan disebut sebagai hari ke-1 dari siklus menstruasi,
atau mens. Durasi rata-rata terjadinya menstruasi adalah 5 hari (berkisar 1 hingga 8 hari),
dan kehilangan darah ratarata sebanyak 50 ml berkisar 20 hingga 80 ml), namun ini semua
bervariasi. Usia wanita, status fisik dan emosional, serta lingkungan juga memengaruhi
regularitas siklus menstruasinya (Lowdermilk, 2013).
Setengah dari remaja putri di Asia yang mengalami dismenorea memiliki konsentrasi
yang terbatas di dalam kelas dan kegiatan sosial juga terbatas, sebanyak 21,5% dari remaja
putri yang hanya bisa datang sekolah, dan 12,0% memiliki aktivitas yang buruk di sekolah,
hal ini menunjukkan bahwa dismenorea berkorelasi positif dengan stress (Kharaghani et al,
2014). Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar yaitu rata-rata lebih dari 50%
perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Angka kejadian dismenorea di
Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36%
dismenorea sekunder. Dismenorea primer dialami oleh 60-75% remaja, dengan tiga
perempat dari jumlah remaja tersebut mengalami nyeri ringan sampai berat dan seperempat
lagi mengalami nyeri berat (Alatas, 2016)
Banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, di antaranya adalah nyeri saat
menstruasi yang dikenal dengan dismenore. Rasa nyeri dismenore merupakan keluhan yang
paling umum dan banyak dialami oleh wanita. Dismenore adalah nyeri selama atau sesaat
sebelum menstruasi. Banyak remaja mengalami dismenore pada tiga tahun pertama setelah
menarche. Wanita dewasa muda usia 17-24 tahun adalah yang paling sering melaporkan
menstruasi yang terasa nyeri (Lowdermilk, 2013). Dismenore terdiri dari gejala yang
kompleks berupa kram bagian bawah perut yang menjalar ke punggung atau kaki dan
biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum
(Irianto, 2015).
Berdasarkan jenisnya dismenore terdiri dari dismenore primer dan dismenore
sekunder. Dismenore primer adalah dismenore yang mulai terasa sejak menarche dan tidak
ditemukan kelainan dari alat kandungan atau organ lainnya (Irianto, 2015). Dismenore
primer adalah kondisi yang berhubungan dengan siklus ovulasi. Penelitian menunjukan
bahwa dismenore terjadi akibat pelepasan prostaglandin selama menstruasi. Dismenore
primer biasanya muncul 6-12 bulan setelah menarche ketika ovulasi dimulai (Lowdermilk,
2013). Faktor penyebab dismenore primer adalah ketidakseimbangan hormonal dan faktor
psikogenik (Kowalak, 2011). Dismenore sekunder adalah nyeri menstruasi yang terjadi
umumnya setelah usia 25 tahun. Dismenore sekunder berhubungan dengan abnormalitas
panggul seperti adenomiosis, endometriosis, penyakit radang panggul, polip endometrium,

2
mioma, atau penggunaan alat kontrasepsi dalam kandungan (Lowdermilk, 2013).
Dampak dari dismenorea primer adalah produktivitas menurun, bolos sekolah, dan merasa
terganggu saat beraktivitas. Dampak yang paling banyak adalah sebagian besar pada
kejadian dismenorea primer adalah terganggu aktivitasnya. Remaja putri yang mengalami
gangguan nyeri menstruasi sangat mengganggu dalam proses belajar mengajar. Hal ini
menyebabkan remaja putri sulit berkonsentrasi karena ketidaknyamanan yang dirasakan
ketika nyeri haid. Oleh karena itu pada usia remaja dismenore harus ditangani agar tidak
terjadi dampak yang lebih buruk (Nirwana, 2011).

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan kebidanan tentang
kesehatan reproduksi dengan disminore menggunakan pola pikir
manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhan dengan
metode SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus Nn.T Usia 19Tahun
dengan Dimenore
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan berdasarkan data
subyektif dan data obyektif pada kasus Nn.T Usia 19 Tahun dengan Dismenore.
c. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada kasus Nn.T
Usia 19 Tahun dengan Dismenore.
d. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani kasus Nn.S Usia 18
Tahun dengan Dismenore.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan kebidanan
yang berfokus pada masalah kesehatan reproduksi tentang disminore.
C. Manfaat
A. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah bahan bacaan dan kepustakaan bagi mahasiswa megenai penerapan
kompres dingin pada kesehatan reproduksi remaja.
B. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman dan kesempatan bagi mahasiswa dalam melakukan asuhan

3
kebidanan komplementer sehingga dapat menciptakan bidan yang kompeten dan
professional.
C. Bagi Bidan Pelaksanan di Puskesmas
Laporan komperhensif ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan untuk
meningkatkan mutu layanan asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi dengan
dismenorea.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.Kajian Masalah Kasus

A. Pengertian
Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur seorang perempuan telah dimulai,
ditandai dengan adanya pengeluaran darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari
dinding rahim perempuan dalam selang waktu tertentu. Salah satu gejala yang timbul
sewaktu menstruasi berupa rasa nyeri yang luar biasa yang dikenal dengan istilah dismenore
(Proverawati dan Misaroh, 2019)
Dismenorea disebut juga nyeri menstruasi atau kram menstruasi di bagian bawah perut
dan terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi (Sinaga, 2017) Dalam bahasa
Inggris, dismenorea sering disebut sebagai “painful period” atau menstruasi yang
menyakitkan (American College of Obstetritians and Gynecologists, 2015).

B. Etiologi
1. Dismenore primer
Dismenore primer adalah proses normal yang dialami ketika menstruasi. Kram
menstruasi primer disebabkan oleh kontraksi otot rahim yang sangat intens, yang
dimaksudkan untuk melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak diperlukan lagi.
Dismenore primer disebabkan oleh zat kimia alami yang diproduksi oleh sel-sel lapisan
dinding rahim yang disebut prostaglandin. Prostaglandin akan merangsang otot otot halus
dinding rahim berkontraksi. Makin tinggi kadar prostaglandin, kontraksi akan makin kuat,
sehingga rasa nyeri yang dirasakan juga makin kuat. Biasanya, pada hari pertama
menstruasi kadar prostaglandin sangat tinggi. Pada hari kedua dan selanjutnya, lapisan
dinding rahim akan mulai terlepas, dan kadar prostaglandin akan menurun. Rasa sakit dan
nyeri menstruasi pun akan berkurang seiring dengan makin menurunnya kadar
prostaglandin (Sinaga, 2017).
2. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder umumnya disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada sistem
reproduksi, misalnya fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan
ektopik. Dismenore sekunder dapat diatasi hanya dengan mengbati atau menangani
penyakit atau kelainan yang menyebabkannya (Sinaga, 2017).

5
C. Patofisiologis

Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas (Sloughing endometrial cells)


melepaskan prostaglandin, yang menyebabkan iskemia uterus melalui kontraksi miometrium
dan vasokonstriksi. Peningkatan kadar prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan
haid (menstrual fluid) pada wanita dengan dismenorea berat (severe dysmenorrhea). Kadar
ini memang meningkat terutama selama dua hari pertama menstruasi. Vasopressin juga
memiliki peran yang sama. Riset terbaru menunjukkan bahwa pathogenesis dismenorea
primer adalah karena prostaglandin F2alpha (PGF2alpha), suatu stimulan miometrium yang
kuat dan vasoconstrictor (penyempit pembuluh darah) yang ada di endometrium sekretori.
Hormon pituitary posterior,vasopressin terlibat pada hipersensitivitas miometrium,
mengurangi aliran darah uterus dan nyeri pada penderita dismenorea primer (Elizabeth,
2019).

D. Tanda dan Gejala


Gejala pada dismenore sesuai dengan jenis dismenore nya yaitu:
 Dismenore primer
Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual, muntah, diare, nyeri punggung
bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan
cemas dan gelisah, hingga jatuh pingsan (Anurogo, 2011). Nyeri dimulai beberapa jam
sebelum atau bersamaan dengan awitan menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72
jam. Nyeri yang berlokasi di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram,
tumpul dan sakit. Sering kali terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau sensasi mulas
yang menjalar ke paha bagian dalam dan area lumbosakralis. Beberapa wanita mengalami
mual dan muntah, sakit kepala, letih, pusing, pingsan, dan diare, serta kelabilan emosi
selama menstruasi (Reeder, 2013).
Sedangkan menurut Sari (2012) ciri-ciri atau gejala dismenore primer, yaitu Nyeri berupa
keram dan tegang pada perut bagian bawah, Pegal pada mulut vagina, Nyeri pinggang,
Pegal-pegal pada paha, Pada beberapa orang dapat disertai mual, muntah, nyeri kepala,
dan diare.

 Dismenore Sekunder
Nyeri dengan pola yang berbeda didapatkan pada dismenore sekunder yang terbatas pada

6
onset haid. Dismenore terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah haid pertama,
dismenore dimulai setelah usia 25 tahun. Sedangkan menurut Sari (2012) ciri-ciri atau
gejala dismenore sekunder, yaitu : Darah keluar dalam jumlah banyak dan kadang tidak
beraturan, Nyeri saat berhubungan seksual, Nyeri perut bagian bawah yang muncul di luar
waktu haid, Nyeri tekan pada panggul, Ditemukan adanya cairan yang keluar dari vagina,
Teraba adanya benjolan pada rahim atau rongga panggul.

E. Diagnosa
Untuk menentukan diagnosis dismenore, diperlukan wawancara medis mendetail,
umumnya dokter akan menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan usia haid pertama kali,
riwayat haid, keluhan lainnya, riwayat nyeri haid, faktor pemicu nyri haid, progresi dari
keluhan nyeri haid, riwayat seksualdan persalinan, efek dari keluhan nyeri terhadap
kehidupan sehari-hari, dan lain lain

F. Pencegahan
Pencegahan dismenore menurut Anurogo (2011) yaitu :
a) Menghindari stress;
b) Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai, memenuhi
standar 4 sehat 5 sempurna;
c) Hindari makanan yang cenderung asam dan pedas, saat menjelang haid;
d) Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah, dan tidak
menguras energi yang berlebihan;
e) Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan masing-masing 6-8 jam dalam
sehari;
f) Lakukan olahraga ringan secara teratur

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dismenore ada dua macam yang petama farmakologi (pemberian obat
anti-anflamasi nonsteroid (OAINS). Upaya farmakologi yang dapat dilakukan dengan
memberikan obat analgesic sebagaipenghilang rasa sakit. Obat obatan inidapat menurunkan
rasaa nyeri dan menghambat produksi prostaglandin dari jaringan jaringan yang mengalami
trauma dan inflamasi yang menghambat reseptor nyeri untuk menjadi sensitive terhadap
stimulus menyakitkan sebelumnya. Kedua non farmakologi yaitu dengan cara istirahat yang
cukup olahraga teratur, pemijatan, yoga, kompres hangat didaerah perut, relaksasi nafas

7
dalam, aromaterapi, effleurage, buah dan herbal (Lestari, 2013)

B.Kajian Teori
Masa remaja merupakan masa perkembangan pada dari remaja yang sangat penting,
diawali dengan matang organ-organ fisik (seksual) sehingga nantinya mampu bereproduksi.
Pada masa remaja terdapat perubahan-perubahan yang terjadi seperti perubahan hormonal,
fisik, psikologis, maupun sosial, dimana kondisi tersebut dinamakan dengan masa pubertas.
Salah satu tanda pubertas pada remaja putri yaitu terjadinya menstruasi (Batubara,2012).
Remaja merupakan suatu transisi periode kehidupan dari masa anak ke dewasa.
Perubahan akan diikuti dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis dan emosi.
Menurut WHO, batasan usia remaja terjadi pada umur 12-24 tahun.
Pada masa pubertas akan terjadi kematangan kerangka dan seksual secara pesat
(Irianto,2015).
Menurut Mons dan Knoer (2002) pada remaja putri tanda-tanda kelamin primer
muncul dengan adanya perkembangan rahim dan saluran telur, vagina, bibir kemaluan dan
Klitoris
Pengertian remaja sendiri ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu :

1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12


tahunsampai 20-21 tahun
2. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik
dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual
3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami
perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, moral,
diantara masa anak-anak menuju masa dewasa.

8
BAB III
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

A. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF


A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nn. Z
Umur : 12 Th
Agama : islam
Suku/ bangsa : jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Jermal

2. Keluhan Utama
Nn.Z mengatakan saat ini sedang menstruasi hari pertama dan merasakan
nyeri pada perut bagian bawah sehingga mengganggu aktifitasnya.

3. Riwayat Obstetri

Tanda Tangan

4. Pola kebiasaan sehari-hari

E. Nutrisi
Sebelum menstruasi : Makan sehari 3 kali, porsi 1 piring dengan jenis
menu nasi, lauk, sayur, buah dan minum 6-7 gelas air putih per hari,
kadang- kadang minum susu 1 gelas.
Selama Menstruasi : Sejak nyeri haid Nn. Z tidak nafsu makan makan,
hanya minum dan ngemil saja.

9
E. Eliminasi
Sebelum menstruasi : BAB 1 kali per hari bau khas feces, konsistensi
lunak,warna kuning, dan BAK 5-6 kali per hari,
konsistensi cair, warna kuning, tidak ada bau
aseton.
Selama menstruasi : BAB dan BAK masih sama seperti sebelum
menstruasi.

F. Istirahat
Sebelum menstruasi : Tidur siang sekitar 1 jam
Tidurmalam sekitar 8 jam.
Selama menstruasi : Tidur tidak nyenyak yang diakibatkan
nyeri perut yang dialaminya
G. Personal hygiene
Sebelum menstruasi : Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun,
keramas 1 kali per minggu menggunakan shampoo, menyikat gigi 3
kali sehari menggunakan pasta gigi, ganti pakaian 2 x per hari dan ganti
celana dalam 2-3
Selama menstruasi
Selama menstruasi :
Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun,keramas 3 kali per
minggu menggunakan shampo,menyikat gigi
3 kali sehari menggunakan pasta gigi, ganti
pakaian 2 kali per hari, dan ganti pembalut 2
kali.
1. Aktifitas
Sebelum menstruasi : Aktifitasnya sebagai pelajar aktif di sekolah dan
bermainSelama menstruasi: Hari ini Nn. Z tidak sekolah dan bermain.
2. Data Pengetahuan Klien
a. Pasien
Nn. Z mengatakan merasa tidak nyaman dengan nyeri yang dialaminya
saat iniyang mengganggu aktifitasnya serta berharap rasa nyerinya bisa
segera hilang.
b. Keluarga
Keluarga Nn. Z merasa cemas dan berharap semoga sakit Nn.Z bisa
dengan segera teratasi.

10
A. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum : Meringis kesakitan
 Kesadaran : composmentris
 Tekanan Darah : 110/75 Mmhg
 Nadi : 75x/i
 Suhu : 36,5 0c
 Pernafasan : 25x/i
 Berat Badan : 45 kg
 Tinggi Badan : 150 cm

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1. Rambut : Bersih, tidak berketombe dan tidak rontok.
2. Muka : Bersih, pucat, tidak oedema, dan tampak menahan
sakit.

3. Mata : Tidak oedema, conjungtiva pucat dan sklera putih.


4. Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan.
5. Telinga : Bersih, tidak ada serumen.
6. Mulut : Bersih, tidak stomatitis.
7. Gigi : Tidakcaries.
8. Gusi : Tidak mudah berdarah.
b. Leher : Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kalenjar
gondok.
c. Mamae : Tidak ada benjolan
d. Axilla : Benjolan Tidak ada
e. Abdomen : Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan
teraba tegang.
Tidak ada Luka bekas operasi
f. Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan.
g. Ekstremitas : Tidak ada varices. Dan tidak ada oedema.
3. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan.

11
 Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan pemeriksaan.

C.. ANALISA
 Diagnosa : Nn. Z umur 12 tahun menstruasi hari ke-1 dengan
dismenore
 Masalah : Nn. Z merasa cemas dan tidak nyaman dengan
keadaannyasaat ini.
 Kebutuhan : Penjelasan keadaan Nn. Z saat ini tentang nyeri yang
dihadapinya

D. PLANNING
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisis kesehatan Nn.Z keadaaan
sehat Tekanan darah 110/75, berat badan 45 kg.
Evaluasi : Nn Z sudah mengetahui kondisinya
2. Memberitahu pada Nn. Z tentang kondisinya. bahwa dismenore
yang dialaminya merupakan dismenore primer yaitu rasa sakit pada
perut bagian bawah yang menyertai menstruasi yang tidak disebabkkan
oleh kelainan pada rahim dan dapat menimbulkan gangguan aktifitas
sehari- hari.
Evaluasi : Nn. Z paham dan mengertitentang kondisinya saat ini.
3. Mengajarkan Nn. Z mengurangi rasa nyeri pada perutnya dengan cara :
Istirahat di tempat tidur dan mengompres perutnya dengan botol berisi
airhangat dan mengganjal kakinya dengan bantal supaya lebih rileks.
Berolahraga ringan secara teratur seperti jalan kaki sehingga dapat
meredakan rasa nyeri.
Evaluasi : Nn Z mengerti dan bersedia melakukannya dirumah
4. Menganjurkan pada Nn.Z untuk istirahat yang cukup.
Evaluasi : Nn. Z bersedia untuk istirahat cukup dan sementara
tidakberaktifitas terlalu berat.

5. Menganjurkan pada Nn. Z untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi


seperti buah-buahan dan sayuran berwarna hijau.
Evaluasi : Nn. Z bersedia untuk mengkonsumsi buah-buahan dan
sayuran berwarna hijau.

12
B. Analisis
Analisa yang didapatkan sesuai dengan hasil pengkajian data subjektif dan
data objektif yaitu data subjektif Yaitu Nn. Z mengatakan nyeri disekitar perutnya.
Data objektif terdapat nyeri tekan pada abdomen. Berdasarkan data yang berhasil
dikumpulkan, maka analisa yang muncul adalah gangguan reproduksi dengan
dimenorea primer. Sehingga masalah muncul yaitu kecemasan akan rasa nyeri
menstruasi yang dirasakan pasien.

C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yaitu
memberikan motivasi mental seperti menekankan untuk tetap tenang, pemberian
obat analgetik, pola hidup sehat, pengompresan menggunakan air hangat pada
bagian yang nyeri, menganjurkan melakukan Knee chest, istirahat yang cukup
untuk mengurangi ketegangan, menghindari makanan yang mengandung kadar
garam tinggi, meningkatkan konsumsi sayuran, buah- buahan, daging dan ikan
sebagai sumber makanan yang mengandung vitamin B6.

13
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut SOAP dengan pola fikir varney dan data
perkembangan SOAP maka penulis dapat menyimpulkan
Dalam Analisa data di dapatkan diagnose kebidanan pada Nn. Z umur 12
tahun dengan gangguan reproduksi dismenorea primer. Masalah yang timbul adalah
pasien cemas dengan rasa nyeri yang dirasakannya.
Pada Kasus Nn. Z dengan gangguan reproduksi dismenorea primer dengan
tetap mengkonsusmi sayur-sayuran, buah buahan, ikan dan makanan bergizi lainnya.
Dalam evaluasi pada N.n Z dengan gangguan reproduksi dismenorea primer
didapatkan hasil yaitu bahwa pasiesn sudah tidak merasakan nyeri menstruasi pada
perut bagian bawahnya dan pasien sudah dapat beraktifitas Kembali.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Arovah, Novita Intan. 2010. Dasar-Dasar Fisioterapi pada Cedera


Olahraga.Yogyakarta.: UNY
2. Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jense, M. D. (2004). Buku ajar
keperawatan maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.
3. Cashion, Perry, Lowdermilk. (2013). Keperawatan Maternitas Edisi 8.
Singapore: Elsevier.
4. Demir, Y (2012). Non-Pharmacological therapies in Pain Management.
Turkey
5. Diyan, Indriyani. (2013). Keperawatan Maternitas Pada Area Perawatan
Antenatal. Yogyakarta: Graha Ilmu
6. Pratiwi, RY. 2012. Kesehatan Remaja di Indonesia, Tersedia dalam:
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-remaja-di-
indonesia. diakses pada tanggal 26 Januari 2022
7. Proverawati, A. and Misaroh, S. (2019) Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Makna. II. Yogyakarta: Nuha Medika.
8. Sinaga, E., Saribanon, N., Suprihatin, Sa’adah, N., Salamah, U., Murthi, Y. A.,
Trisnamiato, A., & Lorita, S. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi (1st
ed.). Universitas Nasional IWWASH Global One

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai