Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIK PROFESI BIDAN

READING JURNAL TENTANG PENGARUH PERAWATAN


PAYUDARA TERHADAP PENGELUARAN ASI IBU
POST PARTUMDI RUANG BUGENVILLE
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Dosen Pembimbing Pendidikan : Pratika Wahyuhidaya, S.Keb., Bd., M.Keb

Disusun oleh
Nama : Neni Fajri Hastuti
NIM : 2220106074

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN
READING JURNAL TENTANG PENGARUH PERAWATAN
PAYUDARA TERHADAP PENGELUARAN ASI IBU
POST PARTUMDI RUANG BUGENVILLE
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

TAHUN AKADEMIK 2023

Disusun oleh
Nama : Neni Fajri Hastuti
NIM : 2220106074

Kebumen, 7 Juni 2023

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan Mahasiswa

Pratika Wahyuhidaya, Neni Fajri Hastuti


S.Keb., Bd., M.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memeberikan berkahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Reading Jurnal yang berjudul “Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap
Pengeluaran ASI Ibu Post Partum Pada Ny.Y Umur 38 Tahun P4A0AH4 Di Ruang
Bugenville RSUD Dr. Soedirman Kebumen”. Penulis menyadari bahwa
keberhasilan dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Selaku Rektor Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas „Aisyiyah Yogyakarta.
3. Nidatul Khofiyah S.Keb., Bd., MPH, Selaku Ketua Prodi Program Sarjana
dan Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta.
4. Pratika Wahyuhidaya, S.Keb., Bd., M.Keb selaku pembimbing pendidikan.
5. Winarni, S.S.T., Bdn selaku pembimbing lahan di RSUD Dr. Soedirman
Kebumen.
Penulis menyadari dalam penyusunan Reading Jurnal ini masih belum sempurna
sehingga saran dan masukan untuk perbaikan penulisan laporan ini sangat penulis
harapkan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kebumen, Juni 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. MASALAH ........................................................................................ 1
B. SKALA ............................................................................................... 3
C. KRONOLOGI .................................................................................... 4
D. SOLUSI .............................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ASUHAN KEBIDANAN .................................................................. 6
B. TABEL READING JURNAL ........................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN
A. HASIL ASUHAN KEBIDANAN DAN READING
JURNAL ............................................................................................. 11
B. TEORI ................................................................................................ 12
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN ........................................................................................ 15
B. SARAN ............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Data Fokus


Lampiran Jurnal 1
Lampiran Jurnal 2
Lampiran Jurnal 3

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Masalah

Pernyataan United Nations Childrens Fund (UNICEF), bahwa

sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita

di dunia tiap tahunnya, bisa dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama

enam bulan sejak tanggal kelahirannya, tanpa harus memberikan makanan

serta minuman tambahan kepada bayi. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian

Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak

dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti

dengan makanan atau minuman lain. UNICEF dan Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai bayi

berusia enam bulan. ASI Eksklusif dianjurkan pada beberapa bulan pertama

kehidupan karena ASI tidak terkontaminasi dan mengandung banyak gizi

yang diperlukan anak pada umur tersebut. Komposisi ASI sampai dengan

enam bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. ASI dapat

diberikan sampai bayi berusia dua tahun atau bahkan lebih dari dua tahun

(Yefi dan Nina 2015). Data ASI eksklusif pada bayi di seluruh dunia sebesar

41%, sedangkan target WHO pada tahun 2030 untuk pemberian ASI ekslusif

di dunia sebesar 70% (WHO, 2018) .

Penelitian yang dilakukan oleh (Wabula, 2022) menunjukkan bahwa

dengan perawatan payudara yang dilakukan secara rutin dapat menjaga

1
kebersihan payudara. Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun

sering ibu – ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih

dini. Oleh karena itu, ibu – ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui

lebih berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan oleh ibu yang tidak

menyusui bayinya antara lain payudara ibu tidak memproduksi cukup ASI

atau bayinya tidak mau mengisap. Sesungguhnya hal ini tidak disebabkan

karena payudara ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena

ibu kurang percaya diri bahwa ASI nya cukup untuk bayinya1. Peran bidan

sangat penting dalam menunjang keberhasilan pemberian ASI. Bidan dapat

membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah munculnya

masalah umum yang terjadi. Salah satu peran awal bidan dalam mendukung

pemberian ASI adalah mengajarkan perawatan payudara. Perawatan payudara

bertujuan untuk melancarkan sirkulasi dan mencegah tersumbatnya saluran

susu sehingga pengeluaran ASI lancer. Perawatan payudara dapat dilakukan

sedini mungkin (Wabula, 2022).

Kelancaran ASI yang baik dapat dilihat dari faktor ibu menyusui yang

baik dimana apabila ibu memberikan ASI dalam sehari 8-12 kali. Hal-hal

yang dapat mempengaruhi produksi ASI adalah makanan, ketenangan jiwa

dan pikiran, perawatan payudara, faktor fisiologi, faktor istirahat serta faktor

isapan anak13. Kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif bisa disebabkan

oleh produksi ASI yang tidak cukup. Produksi ASI yang tidak cukup

disebabkan karena minimnya perawatan payudara yang dilakukan ibu nifas

(Susilo dan Feti, 2016). Wanita Usia Subur terutama ibu nifas perlu

2
melakukan perawatan payudara untuk memelihara kesehatan pada

payudaranya dan dapat meningkatkan serta melancarkan produksi ASI.

Perawatan payudara ini mulai dilakukan pada hari pertama atau kedua

sesudah persalinan (Reni, 2017).

B. Skala

Berdasarkan penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka

ibu yang pernah menyusui anak di Indonesia sudah tinggi, yaitu 90%, namun

yang memberikan secara ASI eksklusif selama 6 bulan masih rendah sebesar

20%. Pemberian ASI direkomendasikan sampai dua tahun atau lebih. Alasan

ASI tetap diberikan setelah bayi berusia 6 bulan, karena 65% kebutuhan

energi seorang bayi pada umur 6-8 bulan masih terpenuhi dari ASI. Pada

umur 9-12 bulan sekitar 50% kebutuhannya dari ASI dan umur 1-2 tahun

hanya sekitar 20% dari ASI (Kemenkes RI, 2020).

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2021) hanya

setengah 52,5 % dari 2,3 juta bayi berusia kurang dari enam bulan- yang

mendapat ASI eksklusif di Indonesia, atau menurun 12 persen dari angka di

tahun 2019. Persentase bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Jawa Tengah

sendiri pada tahun 2021 sebesar 72,5% masih sangat jauh dengan cakupan

target ASI eksklusif di Indonesia yang mencapai 90% (Profil Jateng, 2021).

Cakupan pemberian ASI Eklusif di Kabupaten Kebumen pada tahun 2021

sebesar 87,67% menurun dibandingkan tahun 2020 sebesar 88.87% dan

angka tersebut masih belum memenuhi target nasional sebesar 90% (Profil

Kebumen, 2021).

3
C. Kronologi

Banyak alasan yang dikemukakan oleh ibu yang tidak menyusui

bayinya antara lain payudara ibu tidak memproduksi cukup ASI atau bayinya

tidak mau mengisap. Sesungguhnya hal ini tidak disebabkan karena payudara

ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu kurang

percaya diri bahwa ASI nya cukup untuk bayinya. Keluhan yang sering

dialami ibu post partum berhubungan dengan payudara pada masa laktasi,

yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan payudara yang baik dan

benar. Apabila perawatan payudara tidak dilaksanakan, maka kemungkinan

bisa timbul bendungan Air Susu Ibu (ASI), mastitis, dan infeksi payudara.

Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa

bersih dan mudah dihisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya

tidak mau menyusu, bisa jadi ini disebabkan oleh faktor teknis seperti puting

susu yang masuk atau posisi yang salah (Wabula, 2022).

D. Solusi

Peran bidan sangat penting dalam menunjang keberhasilan pemberian

ASI. Bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan

mencegah munculnya masalah umum yang terjadi. Salah satu peran awal

bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah mengajarkan perawatan

payudara pada ibu post partum. Perawatan payudara bertujuan untuk

melancarkan sirkulasi dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga

pengeluaran ASI lancer. Perawatan payudara dapat dilakukan sedini mungkin

selama hamil sampai menyusui. Hal ini dikarenakan payudara merupakan

4
satu – satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang

baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin (Wabula, 2022).

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas

Asuhan Kebidanan Pada Ny. Y Umur 38 Tahun P1A0AH1 Dengan Perawatan Payudara
di Bangsal Bugenville RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Deskripsi Kegiatan Response TTD
Tanggal : 8 Juni 2023 Pembimbing CI
Pukul : 08.15 WIB Subjektif TTD Mahasiswa
Ruangan : Bangsal - Ny. Y mengatakan masih sedikit nyeri di
Bugenville jalan lahirnya
- Ny. Y mengatakan ASI nya belum keluar
No. RM : 512xxx - Ny Y mengatakan lelah karena semalaman
kurang istirahat Neni Fajri Hastuti
Objektif
Identitas Pasien Keadaan Umum : Baik TTD CI
Nama : Ny. Y Kesadaran : Composmentis
Umur : 38 Tahun TTV
Agama : Islam S : 36,30 C
Suku : Jawa TD : 137/81 mmHg
N : 85 x/m Winarni, S.ST., Bdn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Rr : 18 x/m
Alamat : Bandung kidul SpO2 : 98 %
Rt 02/Rw 03, Kebumen Dada
- Payudara simetris

6
No.Hp : 0878xxx - Putting susu menonjol TTD
- Putting susu sedikit lecet Pembimbing PKK
- ASI belum keluar
Abdomen
- Kontraksi uterus keras
- Tfu 3 jr dibawah pusat

Genitalia Pratika
- Lokhea Rubra Wahyuhidaya,
S.Keb., Bd., M.keb
Analisis
Ny. Y umur 38 tahun P4A0 post spontan dengan
perawatan payudara

Penatalaksanaan
- Mengucapkan salam
- Menjelaskan kepada ibu bahwa H+2
setelah bersalin merupaka hal yang wajar
jika asi masih sedikit, tetapi ibu harus
tetap menyusui bayi sesering mungkin
agar merangsang hormon oksitosin untuk
memproduksi asi.
- Memberitahu tindakan yang akan
dilakukan
- Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
- Meminta persetujuan sebelum dilakukan
tindakan
- Menutup tirai/sketsel untuk menjaga

7
privasi pasien
- Mendekatkan semua alat yang akan
digunakan kedekat pasien
- Mengatur posisi pasien duduk senyaman
mungkin
- Mencuci tangan
- Mengkompres payudara ibu dengan
menggunakan air hangan lalu air dingin
selama kira-kira 5 menit menggunakan
waslap/kain bersih
- Licinkan kedua tangan dengan babi oil
- Kedau telapak tangan di letakan diantara
kedua payudara dengan ujung-ujung jari
menghadap ke bawah, Kemudian telapak
tangan ditarik ke atas melingkari payudara
sambal menyanggah payudara tersebutlalu
tangan dilepaskan dengan gerakan cepat
kearah depan. Lakukan pergerakan ini ±
20 kali
- Mengurut payudara dari pangkal pangkal
payudara ke arah putting memakani ruas-
ruas jari. Lakukan ± 20 kali
- Tangan kanan menyanggah payudara
kanan, kemudian sisi luar tangan kiri
mengurut payudara
- Setelah slesai, payudara dikompres dengan
air hangat lalu dingin secara bergantian
kira-kira 5 menit (air hangat dahulu)

8
- Keringkan dengan handuk dan pakailah
BH khusus yang dapat menopang dan
menyangga payudara.
- Rapikan pasien senyaman mungkin
- Bereskan semua alat yang telah digunakan
- Menganjurkan ibu untuk melakukan
perawatan payudara mandiri di rumah.
- Melakukan dokumentasi
Evaluasi
Ny. Y merasa lebih rileks dan nyaman setelah
dilakukan perawatan payudara.

9
B. Reading Jurnal

No. Jurnal Judul Populasi Intervensi Comparasion Outcome Time

A. Journal Of Nursing Health. Perawatan 2 responden Perawatan Sebelum dilakukan Perawatan 2019
Volume 4, N0. 2 September Payudara Pada Payudara perawatan payudara selama 3
2019. Ibu Post Partum (Breast Care) payudara dan hari mampu
Guna Kelancaran setelah dilakukan melancarkan
Hukia Faizatul Khoeriyah, P. Produksi ASI Di perawatan produksi ASI
Sulistyowati, Yuki Oktavia R RSUD Dr. payudara.
Goeteng
Taroenadibrata
Purbalingga

B. Journal of Ners Community Pengaruh 30 responden Perawatan Sebelum dilakukan Perawatan 2019
(JNC). Perawatan Payudara perawatan payudara 3 hari
Volume 10, No. 2, November Payudara (Breast Care) payudara dan selama 30 menit
2019.Halaman 169-184. Terhadap setelah dilakukan dapat
Pengeluaran ASI perawatan meningkatkan
Lilis Fatmawati, Yuanita Ibu Post Partum payudara. pengeluaran ASI
Syaiful, Nur Afni Wulansari. ibu post partum

C. Jurnal Kebidanan (JBd). Perawatan 1 responden Perawatan Sebelum dilakukan Perawatan 2020
Volume 2, No. 1, Juni 2022 Payudara Post Payudara perawatan payudara secara
Halaman 66-75. Partum Untuk (Breast Care) payudara dan rutin dapat
Melancarkan setelah dilakukan melancarkan
Widia Markosia Wabula, Produksi ASI. perawatan produksi ASI
Fasiha payudara.

10
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hasil Asuhan Kebidanan Dan Reading Jurnal


Pengumpulan data diperoleh dari anamnesa dan pemeriksaan saat Ny.

Y berada di ruang Bugenvile RSDS Soedirman Kebumen. Hasil anamnesa

didapatkan bahwa Ny. Y mengatakan masih sedikit nyeri di jalan lahirnya,

Ny. Y mengatakan ASI nya belum keluar dan Ny Y mengatakan lelah karena

semalaman kurang istirahat. Pelaksanaan intervensi pada asuhan kebidanan

NY.Y dengan keluhan tersebut yaitu dengan melakukan perawatan payudara

(Breast Care) selama ± 15 menit.

Berdasarkan asuhan yang diberikan pada Ny. Y P4A0Ah4 umur 38 tahun

dengan intervensi perawatan payudara (breast care) terdapat persamaan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Khoeriyah and Sulistyowati,

2019) Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2 responden dapat

disimpulkan bahwa, setelah dilakukan perawatan payudara pada 2 responden

tersebut maka produksi ASI terbukti menjadi lancar. Dari hasi penelitian

didapatkan responden pertama produksi ASInya lancar di hari ke 3 sedangkan

responden kedua produksi ASInya lancar pada hari ke 2. Hal ini dikarenakan

responden kedua lebih tenang ketika menghadapi bayinya yang menangis.

Hal ini juga terbukti bahwa faktor psikologis mempengaruhi kelancaran

produksi ASI. Penelitian yang dilakukan oleh (Fatmawati et al., n.d.)

menunjukkan sebelum dilakukan intervensi nilai rata-rata pengeluaran ASI

40,89 dan sesudah dilakukan intervensi nilai rata-rata pengeluaran ASI 77,50

11
nilai signifikan (2-tailed) = 0,000 yang berarti bahwa (αhitung) ≤ 0,05 maka

H1 diterima dan H0 ditolak artinya ada pengaruh perawatan payudara

terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum. Penelitian yang dilakukan

oleh (Wabula, 2022) bahwa dengan perawatan payudara yang dilakukan

secara rutin dapat menjaga kebersihan payudarai. Produksi ASI yang lancar

dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi bari lahir, ditandai dengan ibu

memberikan ASI tiap 2-3 jam, frekuensi buang air kecil (BAK) 6-8 kali/hari,

frekuensi baung air besar (BAB) lebih sering dan faeces berwarna kuning,

kulit bayi berwarna merah (tidak kuning).

B. Teori

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang

diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa

menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan

pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia enam bulan. ASI Eksklusif

dianjurkan pada beberapa bulan pertama kehidupan karena ASI tidak

terkontaminasi dan mengandung banyak gizi yang diperlukan anak pada

umur tersebut6. Komposisi ASI sampai dengan enam bulan sudah cukup

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. ASI dapat diberikan sampai bayi

berusia dua tahun atau bahkan lebih dari dua tahun (Yefi N dan Nyna, 2015).

Pengeluaran ASI dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor utama yang

mempengaruhinya adalah faktor hormonal, yaitu: 1) Hormon prolaktin yang

12
berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan. Hormon ini

memiliki peranan penting untuk memproduksi ASI 2) Hormon oksitosin yang

berperan dalam proses turunnya susu (let-down/milk ejection reflex) 3) Human

placental lactogen (HPL). Dampak yang terjadi apabila ASI tidak keluar dengan

lancar yaitu: saluran ASI tersumbat (obstructed duct), payudara bengkak,

mastitits, dan bayi kurang suka menyusu akibat aliran ASI yang kurang lancar.

Jika air susu jarang dikeluarkan, maka air susu akan mengental sehingga

menyumbat lumen saluran (Fatmawati et al., n.d.). Sewaktu bayi menyusu,

ujung saraf peraba yang terdapat pada putting susu terangsang. Rangsangan

tersebut oleh serabut afferent di bawah ke hipothalamus, lalu memicu

hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin kedalam darah.

Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar alveoli untuk memproduksi

ASI. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah ASI yang diproduksi

berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas dan lamanya

bayi mengisap. Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain

mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormone prolaktin juga

mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormone oksitosin. Setelh

hormone oksitosin di produksi, maka otot – otot polos yang mengelilingi

alveoli dan duktus berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli,

ductus, dan sinus menuju puting susu (Elizabeth, 2017).

Salah satu cara untuk melancarkan dalam proses menyusui dengan

melakukan perawatan payudara secara teratur, dilakukan sebanyak 2 kali sehari

sebelum mandi pada pagi dan sore hari selama 30 menit akan membantu

kelancaran pengeluaran ASI (Fatmawati et al., n.d.). Perawatan payudara adalah

13
suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas (masa

menyusui) untuk melancarkan pengeluaran ASI. Perawatan payudara adalah

perawatan yang dilakukan setelah ibu melahirkan dan menyusui yang

merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar ASI

keluar dengan lancar. Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama

hamil sampai menyusui. Hal ini dikarenakan payudara merupakan satu –

satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir

sehingga harus dilakukan sedini mungkin (Elizabeth, 2017). Perawatan

payudara sangat bermanfaat untuk menjaga kebersihan payudara diantaranya

kebersihan pada puting susu agar terhindar dari infeksi karena penumpukan

kotoran dan melunakkan serta memperbaiki bentuk puting susu (Wabula,

2022).

14
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Perawatan payudara adalah suatu tindakan perawatan payudara yang

dilakukan baik oleh ibu postpartum maupun dibantu oleh orang lain yang

dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan. Pijat

merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI.

Pemijatan area payudara dengan tekanan ringan hingga sedang merupakan

usaha untuk merangsang prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Dari

ketiga jurnal yang ada menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan

adanya pengaruh perawatan payudara pada pengeluaran ASI ibu post partum.

B. Saran

Perawatan payudara yang teratur pada ibu post partum dapat

melancarkan produksi ASI sehingga mencegah kejadian bendungan ASI,

puting susu lecet serta masalah lainnya, oleh karena dibutuhkan peran bidan

sebagai care provider guna memberikan Konseling, Informasi dan Edukasi

kepada ibu post partum tentang pentingnya perawatan payudara sedini

mungkin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Elisabeth SW, Th. Endang P. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta: Pustakabarupress; 2017
Fatmawati, L., Syaiful, Y., Wulansari, N.A., n.d. Pengaruh Perawatan Payudara
Terhadap Pengeluaran Asi Ibu Post Partum.

Khoeriyah, H.F., Sulistyowati, P., 2019. Perawatan Payudara Pada Ibu Postpartum
Guna Kelancaran Produksi Asi Di Rsud Dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga. Journal of Nursing and Health 4.

Reni YA. Payudara dan Laktasi Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika;2017


Susilo R, Feti KD. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Practice.
Yogyakarta: Deepublish; 2016

Wabula, W.M., 2022. Perawatan Payudara Postpartum Untuk Melancarkan


Produksi ASI. Jurnal Kebidanan.

Unicef, WHO. Enabling Women To Breastfeed Through Better Policies And


Programmes. Global Breastfeeding Scorecard Internet. 2018. Available
from: https://cdn.who.int/media/docs/default-source/breastfeeding/global-
reastfeeding-collective/global-bf-scorecard-
2018.pdf?sfvrsn=e14bbb3_5&download=true
Yefi M, Nyna PN. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas dan Menyusui.
Jakarta: Salemba Medika; 2015

Anda mungkin juga menyukai