Anda di halaman 1dari 18

MINI REVIEW ASUHAN KEBIDANAN

KEGAWATDARURATAN PADA PERSALINAN ATONIA UTERI

(Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Stase VIII
Program Studi Pendidikan Profesi)

Disusun Oleh:
EUIS KARTINA
NIM: P2.06.24.8.21.047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TASIKMALAYA
2022
MINI REVIEW: ASUHAN KEBIDANAN
KEGAWATDARURATAN PADA PERSALINAN ATONIA UTERI

Euis Kartina
Profesi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Tasikmalaya
Jl. Cilolohan No. 35 Kel. Kahuripan, Kec. Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat
Kode Pos 46115 No Telp. (0265) 340186
Email: euiskartina17@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan : Atonia uteri merupakan kegagalan otot Rahim dalam melakukan


kompresi pembuluh darah pada sisi plasenta yang terbuka setelah terjadi separasi,
sehingga darah dalam jumlah besar mengalir dari pembuluh darah maternal tanpa
dapat dihentikan melalui fungsi hemostasis dan kerja ligature. Metode : Metode yang
digunakan dalam pengambilan data adalah systematic literature review dari artikel
tahun 2015 sampai tahun 2022. Artikel atau jurnal tersebut dicari dengan
menggunakan sistem search engine pada Google scholar. Hasil: Atonia uteri
merupakan penyebab perdarahan post partum yang paling penting dan biasa terjadi
segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. Pada kebanyakan kasus,
manajemen non farmakologi dan uterotonika dapat mengurangi perdarahan masif
karena atonia uteri

Kata Kunci : Persalinan, Pendarahan Pada Persalinan,Atonia Uteri.

ABSTRACT

Introduction : Uterine atony is a failure of the uterine muscle to compress the blood
vessels on the side of the placenta that is open after separation, so that large amounts
of blood flow from the mother's blood vessels without being able to stop it through
the function of hemostasis and ligature work. Methods: The method used in data
collection is a systematic literature review of articles from 2015 to 2022. The articles
or journals are searched using the search engine system on Google Scholar. Results:
Uterine atony is the most important cause of postpartum hemorrhage and occurs
immediately after the baby is born up to 4 hours after delivery. In most cases, non-
pharmacological and uterotonic management can reduce massive bleeding due to
uterine atony
Keywords: Labor, Bleeding in Labor, Uterine Atonia.
PENDAHULUAN a. Peregangan uterus yang berlebihan

Atonia uteri merupakan kegagalan otot Rahim (adanya kehamilan ganda (gemeli),
dalam melakukan kompresi pembuluh darah pada Polihidramnion, Makrosomia janin (
sisi plasenta yang terbuka setelah terjadi separasi, janin besar)
sehingga darah dalam jumlah besar mengalir dari
b. Umur
pembuluh darah maternal tanpa dapat dihentikan
melalui fungsi hemostasis dan kerja ligatur (Fraser b. Paritas
dan Cooper, 2011; Cunningham, 2018). c. Jarak persalinan yang kurang dari 2
Perdarahan berat akibat dari atonia uteri selain dapat tahun
meningkatkan angka mortalitas maternal juga dapat d. Partus lama adalah persalinan yang
meningkatkan angka morbiditas meliputi anemia
berlangsung lebih dari 18 jam
berat yang menyebabkan ibu memerlukan transfuse
darah, kurangnya perfusi jaringan sehingga terjadi (Manuaba, 2012). Pada primigravida
kegagalan organ, dan tindakan operatif invasif persalinan dikatakan lama bila
berupa B-Lynch sampai dengan histerektomi.
berlangsung 24 jam dan lebih dari 18
Atonia uteri disebabkan oleh berbagai faktor risiko jam untuk multigravida yang disertai
yang dapat dibagi menjadi faktor risiko pada komplikasi ibu maupun janin
antepartum dan intrapartum. Faktor risiko
antepartum terdiri dari anemia sejak masa (Wiknjosastro, 2017).
kehamilan (Hb ≤9 gr/dl), peningkatan umur ibu,
grande multipara, distensi uterus berlebih 3. Patofisiologis
(kehamilan kembar, makrosomia, polihidramnion), Setelah bayi lahir ibu akan mengalami ansietas
dan riwayat perdarahan postpartum sedangkan yang dimana terdapat anggota baru, pada saat
faktor risiko padaintrapartum terdiri dari anestesi post partum ibu akan involusi uteri yaitu
umum, percepatan persalinan, persalinan lama, kala kembalinya rahim kesemula yang mengakibatkan
3 memanjang, dan partus precipitatus kontraksi uterus lambat sehingga terjadi atonia
uteri setelah bayi dan plasenta lahir akan
TINJAUAN PUSTAKA mengalami robekan pada jalan lahir yang dapat
1. Pengertian menyebabkan perdarahan dan nyeri yang timbul
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya akan menyebabkan volume cairan turun sehingga
tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus ketidakefektifan perfusi perifer. Volume cairan
tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari turun mentebabkan anemia yang dimana oksigen
tempat implantasi plasenta setelah bayi dan dan hb menurun yang dapat timbul hipoksia
plasenta lahir. ( Sylvi Wafda, 2019). dimana keadaan kelemahan umum yang dapat
menyebabkan defisit perawatan diri yang
2. Etiologi berhubungan dengan intoleransi aktifitas.
Hiposia yang mengakibatkan penurunan nadi dan
Kasus atonia uteri penyebabnya belum tekanan darah menyebakan kekurangan volume
diketahui dengan pasti. Namun demikian ada cairan dan risiko syok yang diakibatkan
hipovolemia. Pada masa post partum ibu akan
beberapa faktor predisposisi yang biasa dikenal
mengalami perdarahan, jika serviks dan vagina
(Wiknjosastro, 2017) : tidak mendapatkan perawatan maka post de entry
kuman dimana kuman dapat masuk sehingga
timbul risiko infeksi maka perlu perawatan hubungan kehamilan kembar dengan
perineum secara teratus. atonia uteridengan nilai p<0,001 dan
OR=52,38.
4. Penatalaksanaan c. Usia ibu : Temuan penelitian didapatkan
a. Pemijatan uterus hasil bahwa terdapat hubungan usia ibu
b. Oksitosin dapat diberikan dengan kejadian atonia uteri dengan nilai
c. Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan p=0,0016.
transfusi sesuai kebutuhan, jika perdarahan d. Anemia : Temuan penelitian didapatkan
terus berlangsung, memastikan plasenta lahir hasil bahwa terdapat hubungan anemia
lengkap, jika terdapat tanda-tanda sisa dengan kejadian atonia uteri dengan nilai
plasenta, sisa plasenta tersebut dikeluarkan, p=0,036 dan OR=3,06
uji pembekuan darah sederhana. e. Induksipersalinan : Temuan penelitian
d. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak induksi persalinan dengan kejadian atonia
yang dapat pecah dengan mudah menunjukan uteri, nilai p=0,037 dan OR=26,69.
adanya koagulopati.
e. Jika perdarahan terus berlangsung kompresi 2. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
bimanual internal atau kompresi aorta Kejadian Atonia Uteri Pada Ibu Bersalin Di
abdominalis. Rumah Sakit Kencana Kota Serang
f. Jika perdarahan masih berlangsung setelah a. Pertama, ada hubungan antara
dilakukan kompresi, ligasi arteri uterina dan persalinan dengan tindakan dengan
ovarika, histerektomi jika terjadi perdarahan kejadian atonia uteri nilai p <
yang mengancam jiwa. 0,05(0,010 ) dengan nilai OR = 6,417
yang artinya ibu bersalin yang
METODE mendapatkan bantuan alat medis
Metode yang digunakan dalam pengambilan data berpeluang 6,417 kali beresiko
adalah systematic literature review dari artikel mengalami atonia uteri, dibandingkan
tahun 2015 sampai tahun 2022. Artikel atau jurnal dengan ibu bersalin yang tidak
tersebut dicari dengan menggunakan sistem search mendapatkan bantuan alat medis.
engine pada Google scholar Persalinan dengan tindakan merupakan
salah satu faktor penyebab terjadinya
PEMBAHASAN perdarahan postpartum hal ini
disebabkan karena persalinan tindakan
1. Analisis Faktor Risiko Atonia Uteri
dapat mengakibatkan otot uterus
Berdasarkan uji analisis regresi
dipaksa segera mengeluarkan janin
logistik,didapatkan lima faktor yang terdapat
sehingga pada pasca salin menjadi
hubungan dengan atonia uteri, yaitu variabel
uterus lelah dan lemah untuk
usia ibu, preeklamsi, induksi persalinan,
berkontraksi,
kehamilan kembar dan anemia
b. Kedua, ada hubungan yang bermakna
a. Preeklamsi : Temuan penelitian didapatkan
antara partus lama Dengan Kejadian
hasil bahwa terdapat hubungan preeklamsi
Atonia Uteri nilai p < 0,05,( 0,005) nilai
dengan atonia uteri dengan nilai p=<0,001
OR = 7,933 yang artinya ibu bersalin
dan OR=20,27.
yang mengalami partus lama berpeluang
b. Kehamilan Kembar : Temuan penelitian
7,933 kali beresiko mengalami atonia
ddidapatkan hasil bahwa terdapat
uteri, dibandingkan dengan ibu bersalin
yang tidak mengalami partus lama. mengalami anemia berpeluang 5,469
Partus lama adalah persalinan yang kali beresiko mengalami atonia uteri,
berlangsung lebih dari 24 jam pada dibandingkan dengan ibu bersalin yag
primi dan lebih dari 18 jam pada multi. tidak mengalami anemia, hal tersebut
Partus lama baik fase aktif memanjang disebabkan karena kekurangan kadar
maupun kala II memanjang haemoglobin dalam darah
menimbulkan efek terhadap ibu maupun mengakibatkan kurangnya oksigen yang
janin setelah partus lama kemudian dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun
memasuki kala III, otot dalam rahim sel otak dan uterus. Jumlah oksigen
mengalami kelelahan yang dalam darah yang kurang menyebabkan
mengakibatkan tidak terjadinya retraksi otot-otot uterus tidak dapat berkontraksi
dan konstriksi serat otot myometrium dengan adekuat sehingga timbul atonia
c. Ketiga, ada hubungan yang bermakna uteri yang mengakibatkan perdarahan.
antara mendapatkan drip oksitosin
Dengan Kejadian Atonia Uteri nilai p < 3. Faktor Resiko Penyebab Perdarahan
0,05(0,010) dengan nilai OR = 7,500 Postpartum Di Puskesmas Pamotan Kabupaten
yang artinya ibu bersalin yang Rembang
mendapatkan drip oksitosin berpeluang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
7,500 kali beresiko mengalami atonia persalinan lama merupakan faktor resiko
uteri, dibandingkan ibu yang bersalin dimana besar resikonya adalah 1,5 yang artinya
yang tidak mendapatkan drip oksitosin, ibu yang mengalami partus lama mempunyai
penggunaan oksitosin yang berlebihan resiko 1,5 kali lebih besar untuk mengalami
selama persalinan menjadi faktor risiko perdarahan postpartum dibandingkan ibu yang
perdarahan postpartum dan komplikasi tidak mengalami persalinan lama. Mekanisme
dini terhadap janin dan bayi hal ini terjadinya perdarahan pada persalinan lama
dikarenakan pada induksi persalinan adalah kelemahan dan kelelahan otot
biasanya digunakan oksitosin, yaitu rahim.Bila persalinan berlangsung lama dan
suatu hormon yang menyebabkan terlambat penanganannya dapat menimbulkan
kontraksi rahim menjadi lebih kuat. trias komplikasi baik terhadap ibu maupun
Hormon ini diberikan melalui infus bayi. Pada ibu berupa pendarahan, infeksi dan
sehingga jumlah obat yang diberikan trauma persalinan, sedangkan pada bayi berupa
dapat diketahui secara pasti. Kadang infeksi, trauma persalinan dan aspiksia sampai
terjadi kontraksi yang terlalu kuat, kematian janin dalam rahim yang akhirnya
terlalu sering atau terlalu kuat dan menyebabkan angka kematian ibu dan bayi.
terlalu sering. Keadaan ini disebut (Manuaba, 2010).
kontraksi disfungsional hipertonik dan Partuslama disebabkan kontraksi uterus
sulit untuk dikendalikan. Obatobatan yang tidak adekuat, selain faktor janin dan
uterotonika yang digunakan untuk faktor panggul ibu. Jenis kelainan kontraksi
memaksa uterus berkontraksi menjadi rahim adalah inertia uteri dimana kontraksi
lelah sehingga sering mengakibatkan rahim lebih singkat dan jarang sehingga tidak
atonia uteri. menghasilkan penipisan dan pembukaan
d. Keempat, ada hubungan yang bermakna serviks, serta penurunan bagian terbawah janin,
antara anemia dengan Kejadian Atonia selain inertia uteri kelainan kontraksi lain
Uteri nilai p < 0,05 (0,033) nilai OR = adalah incoordinat uteri action yaitu tonus otot
5,469 yang artinya ibu bersalin yang uterus meningkat di luar kontraksi, tidak ada
kordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dilakukan tindakan penanganan atonia uteri
dan bawah menyebabkan kontraksi tidak efisien yaitu Masase fundus uteri selama 15 detik, Drip
dalam mengadakan pembukaan. Persalinan oksitosin 20 unit, melakukan KBI, menyuntikan
lama dapat menyebabkan kelelahan uterus Ergometrin 0,2 mg secara IV, melakukan KBE,
dimana tonus otot rahim pada saat setelah dan uterus mulai berkontraksi dengan baik.
plasenta lahir uterus tidak dapat berkontraksi a. Subjektif
dengan baik sehingga terjadi perdarahan Berdasarkan data subjektif pada
postpartum. kasus Ny. L, ibu merasakan lemas dan
sedikit pusing, serta ibu tidak ada merasa
4. Hubungan Antara Umur, Paritas Dan Interval mulas setelah plasenta lahir. Dalam teori
Persalinan Pada Kejadian Perdarahan Rohani dkk tahun 2012 mengatakan bahwa
postpartum Akibat Atonia Uteri Di Rsud data subjektif adalah informasi yang di
Majalengka Tahun 2017. peroleh dari apa yang di katakan pasien
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan tersebut. Menurut teori Breathnach F,
hasil penelitian Susilowati (2010) dengan judul Geary M 2009 mengatakan bahwa
“Beberapa faktor yang berhubungan dengan hilangnya otot-otot rahim atau melemah
kejadian perdarahan pasca persalinan di RS nya otot rahim selama persalinan sehingga
Kasih Ibu dan RS Permata Kabupaten menyebabkan kontraksi otot uterus lemah
Purworejo” menyatakan bahwa ada hubungan dan terjadi perdarahan akut karena adanya
antara interval persalinan dengan kejadian pembuluh darata uterus yang tidak cukup
perdarahan pasca persalinan. terkompresi, secara klinik.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan b. Objektif
teori Saifuddin (2012) yang menyatakan bahwa Dalam teori data objektif yaitu data
ibu yang baru melahirkan memerlukan waktu 2 yang di peroleh dari apa yang dilihat dan di
sampai 3 tahun untuk hamil kembali agar pulih rasakan oleh bidan sewaktu melakukan
secara fisiologik dari kehamilan dan persalinan. pemeriksaan dan hasil laboraturium.
Hal ini sangat penting untuk mempersiapkan (Rohani dkk, 2011). Dalam melakukan
diri menghadapi kehamilan berikutnya. identifikasi data objektif untuk
Semakin kecil jarak antara kedua kelahiran, menegakkan diagnosa pada kasus Ny. L di
semakin besar risiko untuk mengalami kejadian dapatkan hasil pemeriksaan fisik pada
perdarahan postpartum. Kejadian tersebut bagian abdomen ibu dilakukan perabaan
disebabkan oleh komplikasi perdarahan waktu uterus dengan hasil teraba lembek. Secara
hamil dan melahirkan, partus prematur dan teori Pada saat ibu mengalami atonia uteri
anemia berat. terdapat tanda dan gejala seperti uterus
5. Asuhan Kebidanan Dengan Atonia Uteri tidak berkontraksi dan teraba lembek,
Pada Kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu perdarahan segera setelah bayi lahir.
Bersalin Pada Ny. L dengan Atonia Uteri. Pada (Sulistyawati & Nugraheny, 2011).
kala I keadaaan umum ibu sedang, kontraksi c. Assesment
uterus tidak adekuat kemudian di lakukan Pada kasus Ny. L berdasarkan data
pemasangan infus menggunakan Ringer Laktat subjektif dan objektif yang diperoleh
dan drip oksitosin 10 unit atau 1 ampul. Pada penulis mengidentifikasi diagnosa masalah
saat kala III persalinan, ibu tidak ada rasa mules yaitu: Ny. L dalam kala III persalinan
setelah plasenta lahir. Kemudian dilakukan dengan atonia uteri.
pemeriksaan dan didapatkan hasil uterus teraba d. Planning
lembek. Untuk mengatasi masalah tersebut
Penanganan yang dilakuan oleh konsetrasi hormon progesteron selama
tenaga kesehatan untuk menangani atonia persalinan. Oksitosin dilepaskan dari hipofisis
uteri adalah melakukan masase selama 15 posterior selama persalinan akibat rangsangan
detik, dengan hasilnya Uterus tidak dilatasi serviks yang mengirimkan serat aferen
berkontraksi, kemudian memberikan drip ke sistem saraf pusat sehingga menyebabkan
oksitosin 20 unit untuk membantu kelenjar hipofisis posterior meningkatkan
kontraksi uterus ibu secara intravena, hasil sekresi oksitosinnya. Menurut asumsi peneliti,
yang didapat ibu udah di lakukan drip kadar oksitosin akan meningkat jika ibu dalam
oksitosin secara intravena dan langsung keadaan rileks dan jauh dari kondisi stres,
melakukan Kompresi Bimanual Internal sehingga produksi oksitosin dapat meningkat
(KBI) selama 2 menit, uterus sudah mulai dan dapat mengurangi jumlah perdarahan
berkontraksi dan perdarahan mulai postpartum. Pada penelitian ini sebagian ibu
berkurang, kontraksi uterus masih sedikit bersalin mengalami laserasi, hal ini
lembek, kemudian meminta bantuan menyebabkan rasa nyeri dan rasa cemas
asisten Bidan untuk pemberian ergometrin terhadap luka laserasi. Nyeri luka laserasi dapat
0,2 mg secara intravena, dan meminta menjadi salah satu penghambat pengeluaran
bantuan keluarga untuk melakukan hormon oksitosin. Ibu yang mempunyai tingkat
rangsangan putting susu, Ergometrin sudah nyeri yang tinggi dapat memblokade reflek
diberikan, dan tetap meminta bantuan pengeluaran hormon oksitosin.
keluarga untuk melakuakan Kompresi
Bimanual Eksternal selama 2 menit, dan 7. Hubungan Riwayat Persalinan Lama Dengan
setelah 2 menit dilakukan KBE uterus Kejadian Atonia Uteri Pada Ibu Bersalin Di
berkontraksi, kemudian memastikan uterus Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah Tahun
sudah benar– benar berkontraksi dab sudah 2020.
berkontraksi dengan baik Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
6. Pengaruh Induksi Oksitsosin Dengan Kejadian hasil bahwa ibu bersalin yang mengalami
Atonia Uteri Pada Ibu Bersalin Di Rsud Raden atonia uteri namun ada riwayat persalinan lama
Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2016. yaitu sebanyak 7 (14%) dan tidak ada riwayat
Hasil analisis pengaruh induksi oksitosin persalinan lama sebanyak 9 (50%), sedangkan
dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin ibu bersalin yang tidak mengalami atonia uteri
di RSUD Raden Mattaher di Provinsi Jambi namun ada riwayat persalinan lama sebanyak
diperoleh bahwa ada 47 responden (58,8%) 43 (86%) dan tidak ada riwayat persalinan lama
yang tidak diinduksi oksitosin terdapat 17 yaitu sebanyak 9 (50%). Hasil uji stastistik
responden (42,5%) yang mengalami atonia menunjukkan ada hubungan antara riwayat
uteri dan 30 responden (75,0%) yang tidak persalinan lama dengan kejadian atonia uteri
mengalami atonia uteri, sedangkan pada pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas
responden yang diinduksi dari 33 responden Darul Imarah Tahun 2020 dengan nilai p-value
(41,2%) terdapat 23 responden (57,5%) yang 0,002. Menurut Notoadmodjo (2013), partus
mengalami atonia uteri dan 10 responden lama (partus tak maju) yaitu persalinan yang
(25,0%) tidak mengalami atonia uteri. Hasil uji ditandai tidak adanya pembukaan serviks dalam
statistik diperoleh nilai pvalue=0,006. Oksitosin 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam
menginduksi otot polos miometrium uteri pada 1 jam. Partus lama (partus tak maju) berarti
persalinan. Pemicu sintesis reseptor oksitosin meskipun kontraksi uterus kuat, janin tidak
dapat berupa peningkatan rasio estrogen dapat turun karena faktor mekanis. Kemacetan
terhadap progesteron seiring berkurangnya persalinan biasanya terjadi pada pintu atas
panggul, tetapi dapat juga terjadi pada rongga mengakibatkan uterus tidak mampu
panggul atau pintu bawah panggul. Biasanya berkontraksi segera setelah plasenta lahir.
tidak ada pembukaan serviks, turunnya kepala Saran bagi petugas kesehatan harus lebih
dan putar paksi sebelum 2 jam terakhir. selektif terhadap pasien pasien yang memliki
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis riwayat perdarahan post partum akibat atonia
berasumsi bahwa hubungan riwayat persalinan uteri, mengantisipasi lebih dini kejadian
lama dengan atonia uteri karena pengetahuan perdarahan post partum, dengan melakukan
sangat mempengaruhi seseorang dalam secara rutin managemen aktif kala III pada
berfikir/menelaah sesuatu hal, bersikap dan semua wanita bersalin, karena hal ini dapat
berbuat. Semakin tinggi pengetahuan menurunkan insidensi perdarahan pasca
seseorang, maka semakin mudah dalam persalinan akibat atonia uteri.
mengambil keputusan dan tindakan yang sesuai
dengan kebutuhan, apabila pengetahuan 10. Efektivitas Penggunaan Bantalan Pasir (Sand
seseorang kurang maka akan lebih sulit dalam Bag) Terhadap Pencegahan Kejadian Atonia
mengambil keputusan dan tindakan. Uteri Pada Ibu Bersalin Kala IV Di RSUD
8. Risiko Atonia Uteri Terhadap Perdarahan Post Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Partum Di Puskesmas Beber Kabupaten Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
Cirebon. bahwa nilai mean atau rata- rata jumlah darah
Atonia uteri terbukti merupakan faktor resiko yang keluar dari ibu bersalin kala IV pada
kejadian perdarahan post partum pada ibu kelompok intervensi lebih sedikit dibanding
bersalin di Puskesmas Beber Kabupaten dengan kelompok kontrol yaitu 125,33 mL
Cirebon tahun 2019 dengan p-value 0,033 dan dengan 175,67 mmHg hal ini menunjukkan
OR 5,0. Atonia dapat terjadi karena pembuluh bahwa penggunaan sand bag pada kelompok
darah yang tidak terlipat atau berkontraksi intervensi lebih efektif untuk mengurangi
sehingga menyebabkan perdarahan postpartum jumlah perdarahan pada kala IV sehingga hal
hal ini disebabkan karena dinding uterus yang ini akan mengurangi potensial terjadinya atonia
mengalami peregangan yang telalu berlebihan uteri. Nilai mean atau rata- rata variabel
seperti pada kehamilan ganda, hidramnion, kontraksi uterus dari ibu bersalin kala IV pada
makrosomia, ataupun pada rahim yang telah kelompok intervensi memiliki nilai mean yang
melemah daya kontraksinya seperti pada besar dibanding kelompok kontrol yaitu 55,07
grandemultipara, interval atau jarak kehamilan mmHg dengan 52,03 mmHg. Meskipun nilai
yang terlalu dekat pada usia lanjut, induksi mean pada kelompok kontrol lebih kecil,
persalinan dengan oksitosin, persalinan cepat namun kekuatan kontraksi uterus cukup baik.
akibat his yang terlalu kuat Hasil uji statistik diperoleh nilai p <0,05
9. Hubungan Overdistensi Uterus Dengan sehingga dengan disimpulkan bahwa jumlah
Kejadian Atonia Uteri Pada Ibu Post Partum Di darah antar kedua kelompok memiliki
Sebuah Rumah Sakit Di Provinsi Lampung. perbedaan yang signifikan.. Keadaan ini dapat
Hasil penelitian hubungan antara terjadi dikarenakan pada kelompok kontrol
overdistensi uterus dengan atonia uteri, baik peneliti tidak membiarkan responden tanpa
overdistesi karena keadaan makrosomia, memberikan tindakan. Namun pada kelompok
hidramnion maupun gamelli, semua ini, peneliti juga memberikan massase uterus
berhubungan dengan kejadian atonia uteri, yang intens sehingga hal ini memengaruhi
dimana keadaan tersebut menyebabkan keadaan kontraksi pada kelompok kontrol.
peregangan uterus yang berlebihan, yang
No Penulis Judul Metode Hasil Kelebihan Kelemahan
1. Melati Julizar, Jusuf Analisis Faktor Penelitian ini Hasil penelitian bivariabel 1. Metode penelitian 1. Tidak disebutkan
S. Effendi, Hadyana Risiko Atonia menggunakan menunjukkan yang bermakna yang digunakan persetujuan dari
Sukandar (2019) Uteri rancangan case berhubungan dengan atonia penelitian Komite Etik
control, sebagai uteri adalah pre eklamsi dengan rancangan case 2. Tidak disebutkan
kelompok kasus ibu OR: 10,30 (IK 95%: 2,91- control instrument
perdarahan 36,41), kehamilan kembar 2. Jumlah sampel penelitian.
postpartum dengan dengan OR: 17,31 (IK 95%: sebanyak 69 3. Terdapat referensi
atonia uteri dan 2,21-135,76), induksi persalinan 3. disebutkan kriteria yang digunakan
kelompok kontrol dengan OR: 4,39 (IK 95%: 1,0- inklusi dan kurang dari 5 tahun
ibu perdarahan 21,45), paritas ≥4 dengan OR: eksklusi pada
postpartum tanpa 4,52 (IK 95%: 21,61-12,73) bila penelitian.
atonia uteri dibandingkan dengan paritas 4. Terdapat group
satu. Secara multivariabel yang control
berhubungan dengan atonia 5. Terdapat saran
uteri adalah usia ibu dengan bagi pembaca dan
OR: 2,98 (IK 95%: 0,56-15,82), peneliti.
pre eklamsi dengan OR: 20,27 6. Bahasa yang
(IK 95%: 4,66-88,20), induksi digunakan mudah
persalinan dengan OR: 6,69 (IK dimengerti
95%: 1,12-39,95), kehamilan
kembar dengan OR: 52,39 (IK
95%: 5,65-486,03), anemia
dengan OR: 3,06 (IK 95%:
1,07-8,69). Penelitian ini
menyimpulkan bahwa paritas,
pre eklamsi, kehamilan kembar
dan induksi persalinan
merupakan faktor risiko
kejadian atonia uteri dengan
kehamilan kembar merupakan
faktor yang paling dominan
terhadap kejadian atonia uteri.
2. Sri Dinengsih, Ai Analisis Faktor Penelitan ini Analisis univariat menunjukan 1. Metode 1. Tidak disebutkan
Irma Silvia Pahleti Yang dilaksanakan di ibu bersalin yang mengalami penelitian yang persetujuan dari
(2017) Berhubungan Rumah Sakit atonia uteri sebanyak 13 orang digunakan Komite Etik
Dengan Kencana Kota (25,5%), persalinan dengan penelitian 2. Tidak disebutkan
Kejadian Serang Provinsi tindakan sebanyak 14 orang rancangan case instrument
Atonia Uteri Banten dengan (27,5%), partus lama sebanyak control penelitian.
Pada Ibu menggunakan 13 orang (25,5%), drip oksitosin 2. Jumlah sampel 3. Terdapat referensi
Bersalin Di metode penelitian sebanyak 14 orang (27,5%) dan sebanyak 155 yang digunakan
Rumah Sakit survey analitik anemia sebanyak 10 orang 3. disebutkan kurang dari 5 tahun
Kencana Kota dengan pendekatan (19,6%). Simpulan: Ada kriteria inklusi
Serang secara case-control. hubungan antara persalinan dan eksklusi pada
Populasi dalam dengan tindakan (p=0,003), penelitian.
penelitian ini adalah partus lama (p=0,001), drip 4. Terdapat group
seluruh ibu bersalin oksitosin (p=0,003) dan anemia control
sebanyak 104 orang (p=0,011) dengan kejadian 5. Terdapat saran
dan sampel atonia uteri. ibu bersalin dengan bagi pembaca dan
sebanyak 51 orang Persalinan dengan tindakan, peneliti.
partus lama, drip oksitosin dan 6. Bahasa yang
anemia beresiko lebih tinggi digunakan mudah
mengalami atonia uteri, dan dimengerti
partus lama merupakan variabel
yang paling dominan
berpeluang mengalami atonia
uteri dengan OR=10,560.
3. Nurul Ummah, Faktor Resiko Penelitian ini 1. Umur beresiko (< 20 atau > 1. Metode penelitian 1. Tidak disebutkan
Ngadiyono, Elisa Penyebab merupakan jenis 35 tahun) memiliki risiko yang digunakan persetujuan dari
Ulfiana (2018) Perdarahan penelitian analitik untuk mengalami perdarahan pendekatan Komite Etik
Postpartum Di dengan pendekatan postpartum 3,7lebih besar retrospektif. 2. Tidak disebutkan
Puskesmas retrospektif kasus daripada ibu yang berumur 2. Jumlah sampel instrument
Pamotan kontrol.Populasi tidak beresiko (20 – 35 sebanyak 51 penelitian
Kabupaten dalam penelitian ini tahun). responden dengan 3. Referensi yang
Rembang adalah semua ibu 2. Paritas beresiko ( 1 dan > 3) purposive digunakan sedikit
bersalin diwilayah memiliki risiko 2,4 kali lebih sampling. 4. Terdapat referensi
Puskesmas Pamotan besar untuk mengalami 3. Terdapat tempat yang digunakan
tahun 2015, dengan perdarahan postpartum dan waktu kurang dari 5 tahun
jumlah sampel 51 dibandingkan dengan paritas penelitian
orang kelompok tidak beresiko ( 2 – 3). 4. Terdapat kriteria
kasus dan 51 orang 3. Ibu hamil dengan anemia ( inklusi dan
kelompok kontrol. Hb<11 ) memiliki risiko 1,8 eksklusi
kali lebih besar untuk 5. Terdapat cara
mengalami perdarahan pemberian
postpartum dibandingkan intervensi
dengan ibu hamil yang tidak 6. Terdapat kelompok
anemia ( Hb >11). control
4. Persalinan lama memiliki 7. Terdapat saran
risiko untuk mengalami bagi pembaca dan
perdarahan postpartum 1,5 peneliti.
kali lebih besar di 8. Bahasa yang
bandingkan persalinan digunakan mudah
normal. dimengerti
4. Rina Nuraeni, Arni Hubungan Jenis penelitian ini Hasil penelitian menunjukan 1. Metode penelitian 1. Tidak Terdapat
Wianti (2017) Antara Umur, menggunakan bahwa perdarahan postpartum yang digunakan nomor etik
Paritas Dan penelitian kuantitatif akibat atonia uteri dengan umur cross sectional, penelitian
Interval dengan pendekatan berisiko sebesar 11.8%, paritas 2. Jumlah sampel 2. Terdapat referensi
Persalinan desain cross primipara sebesar 15 orang, dan sebanyak 68 orang yang digunakan
Pada Kejadian sectional, populasi yang interval persalinannya dengan total kurang dari 5 tahun
Perdarahan dalam penelitian ini berisiko sebesar 47.1%. ada sampling
Postpartum yaitu seluruh ibu hubungan antara umur ibu (p 3. Terdapat kriteria
Akibat Atonia bersalin dengan value = 0.012), paritas (p value inklusi dan
Uteri Di Rsud perdarahan = 0.046) dan interval persalinan eksklusi
Majalengka postpartum di (p value = 0.658) dengan 4. Terdapat kelompok
Tahun 2017 RSUD Majalengka kejadian perdarahan postpartum control
tahun 2017 yang akibat atonia uteri di RSUD 5. Terdapat prosedur
berjumlah 68 ibu Majalengka tahun 2017 penelitian dan
bersalin dengan intervensinya
perdarahan 6. Disebutkan
postpartum dan instrument
sampelnya sebanyak penelitian
22 ibu bersalin 7. Bahasa yang
dengan perdarahan digunakan mudah
postpartum akibat dimengerti
atonia uteri dengan
menggunaka total
sampling.
5. Nurwinda Saputri, Asuhan Metode penelitian Hasil studi kasus menunjukan 1. Metode 1. Tidak disebutkan
Cynthia Puspariny, Kebidanan ini menggunakan pelaksanaan Asuhan Kebidanan penelitian yang persetujuan dari
Resti Mulyani Dengan metode observasi Persalinan Ny. L dengan atonia digunakan Komite Etik
(2019) Atonia Uteri dan dengan cara uteri dilakukan dengan metode observasi 2. Terdapat referensi
deskriptif. Observasi pemberian asuhan sesuai 2. Jumlah sampel yang digunakan
yang dilakukan standart operasional prosedur sebanyak 1 kurang dari 5 tahun
menggunakan pola serta melakukan pencegahan orang.
pikir Varney dan komplikasi yang lain pada saat 3. Terdapat kriteria
pendokumentasian proses persalinan. inklusi dan
dalam bentuk eksklusi
SOAP. 4. Terdapat waktu
dan tempat
penelitian
5. Disebutkan
intervensi yang
dilakukan
6. Terdapat saran
bagi pembaca dan
peneliti
7. Bahasa yang
digunakan mudah
dimengerti
6. Sri Mulyati(2016) Pengaruh Penelitian ini adalah Hasil penelitian Diketahui dari 1. Metode 1. Tidak disebutkan
Induksi penelitian 80 orang responden pada penelitian yang persetujuan dari
Oksitsosin retrospektif dengan kelompok kasus terdapat 23 digunakan Komite Etik
Dengan rancangan case responden (57,5%) yang retrospektif 2. Tidak terdapat
Kejadian control yang diberikan induksi oksitosin dan dengan kriteria inklusi dan
Atonia Uteri bertujuan 17 responden (42,5%) tidak rancangan case Eklusi
Pada Ibu diketahuinya diberikan induksi oksitosin. control. 3. Tidak terdapat
Bersalin Di pengaruh induksi Kelompok kontrol terdapat 9 2. Terdapat saran waktu dan tempat
Rsud Raden oksitosin dengan responden (22,5%) yang bagi pembaca dan penelitian
Mattaher kejadian atonia uteri diinduksi oksitosin dan 31 peneliti 4. Tidak disebutkan
Provinsi Jambi pada ibu bersalin di responden (77,5%) tidak 3. Terdapat intervensi yang
Tahun 2016 RSUD Raden diinduksi. ada pengaruh induksi kelompok control dilakukan
Mattaher Provinsi oksitosin dengan kejadian atonia 4. Teknik sampling 5. Tidak ada
Jambi Tahun 2015- uteri pada ibu bersalin Odds pulposive instrument
2016 Ratio = 4,059 (p-value 0,006) di sampling jumlah penelitian
RSUD Raden Mattaher di sampel 80 orang. 6. Terdapat referensi
Provinsi Jambi 5. Bahasa yang yang digunakan
digunakan mudah kurang dari 5 tahun
dimengerti
Cut Rahmi Hubungan Penelitian ini Hasil uji statistik menunjukkan 1. Metode 1. Tidak disebutkan
Muharrina, Riwayat menggunakan ada hubungan riwayat penelitian yang persetujuan dari
7. Martina(2020) Persalinan metode cross persalinan lama dengan kejadian digunakan studi Komite Etik
Lama Dengan sectional. Sampel atonia uteri (p=0,002) Pada Ibu kuantitatif, 2. Tidak disebutkan
Kejadian dalam penelitian Bersalin Di Wilayah Kerja dengan kelompok kontrol
Atonia Uteri adalah ibu bersalin Puskesmas Darul Imarah. Peran pendekatan 3. Terdapat referensi
Pada Ibu di Puskesmas Darul petugas kesehatan sangat crossectional. yang digunakan
Bersalin Di Imarah Tahun 2020 diperlukan untuk menghadapi 2. Teknik sampling kurang dari 5 tahun
Wilayah Kerja yang berjumlah 68 kejadian atonia uteri ini. digunakan
Puskesmas orang. Teknik semakin baik peran tenaga purposive
Darul Imarah pengambilan kesehatan, semakin membuat random
Tahun 2020 menggunakan total ibu bersalin yakin untuk bersalin sampling. Jumlah
sampling di puskesmas. sample 68.
3. Disebutkan
tempat dan waktu
penelitian
4. Disebutkan
intervensi yang
dilakukan
5. Terdapat kriteria
inklusi dan eklusi
6. Disebutkan lata
Bahasa yang
digunakan mudah
dimengerti
Siti Juariah, Noor Risiko Atonia Jenis penelitian ini Hasil penelitiannya atonia uteri 1. Metode 1. Tidak disebutkan
Linda, Fenty Uteri Terhadap merupakan pada ibu bersalin di Puskesmas penelitian ini persetujuan dari
Wijayanti Perdarahan penelitian deskriptif Beber Kabupaten Cirebon tahun adalah penelitian Komite Etik
Anggraeni (2019) Post Partum analitik dengan 2019 adalah 43,8% ya atonia deskriptif analitik 2. Pada penelitian ini
Di Puskesmas pendekatan case uteri dan 56,2% tidak atonia dengan menggunakan
Beber control. Populasi uteri. Perdarahan post partum pendekatan case kriteria inklusi dan
Kabupaten penelitian ini adalah pada ibu bersalin di Puskesmas control.
eksklusi.
Cirebon seluruh ibu post Beber Kabupaten Cirebon 2019 2. Teknik sampling
partum yang adalah 50,0% ya perdarahan dan total sampling. 3. Tidak disebutkan
8. bersalin di dan 50,0% tidak perdarahan. Jumlah 32 orang. kelompok control
Puskesmas Beber Atonia uteri terbukti merupakan 3. Pada penelitian 4. Terdapat referensi
Kabupaten Cirebon faktor resiko kejadian disebutkan waktu yang digunakan
tahun 2019 periode perdarahan post partum pada ibu dan tempat kurang dari 5 tahun
Januari – Juli 2019 bersalin di Puskesmas Beber penelitian
yang berjumlah 114 Kabupaten Cirebon tahun 2019 4. Disebutkan
orang dengan dengan p value 0,033 dan OR intervensi
jumlah sampel 32 5,0. penelitian
orang terdiri dari 16 5. Terdapat saran
sampel kasus dan 16 pada penelitian
sampel kontrol. 6. Bahasa yang
digunakan mudah
dimengerti

Nurchairina (2017) Hubungan Penelitian ini Hasil penelitian didapatkan, 1. Metode penelitian 1. Tidak terdapat
Overdistensi merupakan umur beresiko pada kasus dengan case intervensi pada
Uterus Dengan penelitian analitik sebanyak 43,8 % (< 20 th dan > control . penelitian
Kejadian dengan pendekatan 35 th), sedang kontrol lebih 2. Teknik sampling 2. Tidak terdapat
Atonia Uteri case control, yang sedikit yaitu 28,1 %. Atonia random sampling instrument
Pada Ibu Post bertujuan untuk banyak terjadi pada multiparitas 3. Jumlah Sample 64 penelitian
Partum Di mengetahui baik kasus maupun kontrol (75 orang 3. Terdapat referensi
Sebuah Rumah hubungan antara %). 4. Terdapat waktu yang digunakan
Sakit Di overdistensi uterus Kondisi over distensi uterus dan tempat kurang dari 5
Provinsi dengan kejadian (makrosomia , hidramnion, penelitian tahun.
Lampung Atonia uteri. gamelli) lebih banyak 5. Bahasa yang 4. Terdapat Kriteria
Populasi penelitian didapatkan pada kasus (atonia digunakan mudah Inklusi dan
ini semua ibu uteri) dibandingkan dengan dimengerti eksklusi
perdarahan post kelompok kontrol (bukan atonia 5. Tidak Terdapat
partum, dengan uteri) yaitu 62,5 %. Responden nomor etchical
sampel kasus yang mengalami atonia uteri ada cleareance.
sebanyak 32 sebanyak 31,2 % ibu yang
9. kasus /semua kasus, bayinya makrosomia, 31,2 %
sedang sampel ibu dengan hidramnion, 53,1%
kontrol sebanyak 64 ibu yang melahirkan bayi
kasus (simpel gamelli dan 62,5 % ibu yang
random sampling). overdistensi uterus ,sedang
responden yang tidak
mengalami atonia uteri ada
sebanyak 7,8 % ibu yang
bayinya makrosomia, 10,9 %
ibu dengan hidramnion 21,9 %
ibu yang melahirkan bayi
gamelli dan 26,6 % ibu yang
overdistensi uterus. Hubungan
antara overdistensi uterus
dengan atonia uteri didapatkan
nilai p value 0,001 dan OR
4,608 (makrosomia p value
0,007 dan OR 5,364,
hidramnion p value 0,030 dan
OR 3,701, gamelli 0,004 dan
OR 4,048), maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang
signifikan antara makrosomia,
hidramnion, gamelli dan
overdistensi uterus dengan
kejadian atonia uteri (α < 0,05)
Puji Handayani, Efektivitas Metode digunakan Hasil pengukuran jumlah darah 1. Jenis penelitian ini 1. Tidak Terdapat
Hidayat Penggunaan dalam penelitian ini dan besar kontraksi dianalisis adalah Quasy nomor etchical
Wijayanegara, Bantalan Pasir adalah quasy menggunakan Independent T eksperimental cleareance.
Suryani Soepardan, (Sand Bag) eksperimen Test. Hasil penelitian denganpendekatan 2. Tidak disebutkan
Roni Rowawi, Terhadap menggunakan menununjukkan bahwa rerata Postest Design kelompok control
Ma’mun Sutisna, Pencegahan design post test only jumlah darah yang dikeluarkan 2. Teknik 3. Tidak terdapat
Adjat Soejati R Kejadian control group designpada kala IV di kelompok pengambilan instrument
(2019) Atonia Uteri dengan pendekatan intervensi yaitu 125,33 sampel dengan non penelitian
Pada Ibu analitik dengan ml±16,554 ml dan kelompok probability 4. Tidak disebutkan
Bersalin Kala jumlah sampel 30 kontrol 175,67±17,943mL. sampling yaitu intervensi penelitian
10. IV Di RSUD orang kelompok Besarnya kontraksi pada Consecutive 5. Terdapat referensi
Abdul Wahab intervensi ataupun kelompok intervensi 55,07 Sampling.Jumlah yang digunakan
Sjahranie kontrol. mmHg ± 4,425mmHg sedangkan 30 orang lebih dari dari 5
Samarinda Pengambilan sampelkelompok kontrol 52,0 mmHg± 3. Bahasa yang tahun
Tahun 2019 dilakukan berdasar 6,744 mmHg (p=0,044). Hasil digunakan mudah
atas Consecutive penelitian menunjukan bahwa dimengerti
Sampling. Penelitiansand bag lebih efektif dalam
dilaksanakan pada pencegahan terjadinya atonia
bulan April 2019 uteri dibanding dengan
menggunakan Standard Operating
Procedure (SOP)
KESIMPULAN Postpartum Akibat Atonia Uteri Di Rsud
Majalengka Tahun 2017. Jurnal
Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA
miometrium uterus untuk berkontraksi dan AKPER YPIB Majalengka.Volume IV
memendek. Atonia uteri merupakan penyebab Nomor 7. Hal.1-11.
perdarahan post partum yang paling penting dan
5. Saputri N., Puspariny C., Mulyani R.
biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam (2019).Asuhan Kebidanan Dengan Atonia
setelah persalinan. Penyebab atonia uteri adalah
Uteri. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol 8, No
overdistensi uterus, lemahnya kontraksi
2.hal.79-81
miometrium akibat dari kelelahan karena persalinan
6. Mulyati S.(2016).Pengaruh Induksi
lama atau persalinan dengan tenaga besar, inhibisi
Oksitsosin Dengan Kejadian Atonia Uteri
kontraksi yang disebabkan oleh obat-obatan,
Pada Ibu Bersalin Di Rsud Raden Mattaher
plasenta letak rendah, toksin bakteri
Provinsi Jambi Tahun 2016. Scientia Journal
(korioamnionitis, endomiometritis, septikemia),
Vol. 7 No. 2 hal.111-116.
hipoksia akibat hipoperfusi atau uterus couvelaire
7. Muharrina C.R., Martina(2020).Hubungan
pada solusio plasenta dan hipotermia akibat
Riwayat Persalinan Lama Dengan Kejadian
resusitasi masif. Pada kebanyakan kasus,
Atonia Uteri Pada Ibu Bersalin Di Wilayah
manajemen non farmakologi dan uterotonika dapat
Kerja Puskesmas Darul Imarah Tahun 2020.
mengurangi perdarahan masif karena atonia uteri.
Jurnal Aceh Medika, Vol.4 No.2, hal : 202-
DAFTAR PUSTAKA 208
8. Juariah S., Linda N., Anggraeni
1. Julizar M., Effendi J.S., Sukandar H.(2019). F.W.(2019).Risiko Atonia Uteri Terhadap
Analisis Faktor Risiko Atonia Uteri. Care: Perdarahan Post Partum Di Puskesmas
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .7, No.3, Beber Kabupaten Cirebon. Jurnal Kesehatan
hal 108-117 Pertiwi – Vol. 2 Nomor 2.hal.43-47
2. Dinengsih S., Pahleti A.I.S.(2017)Analisis 9. Nurchairina.(2017).Hubungan Overdistensi
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Uterus Dengan Kejadian Atonia Uteri Pada
Atonia Uteri Pada Ibu Bersalin Di Rumah Ibu Post Partum Di Sebuah Rumah Sakit Di
Sakit Kencana Kota Serang. Midwifery Provinsi Lampung. Jurnal Keperawatan,
Journal Of STIKes Insan Cendekia Medika Volume XIII, No. 2 hal.215-220
Jombang Volume 13 No.1 Hal.8-12 10. Handayani P., Wijayanegara H., Soepardan
3. Ummah N, Ngadiyono, Ulfiana S., Rowawi R., Sutisna M., Soejati
E.(2018).Faktor Resiko Penyebab A.R.(2019).Efektivitas Penggunaan
Perdarahan Postpartum Di Puskesmas Bantalan Pasir (Sand Bag) Terhadap
Pamotan Kabupaten Rembang. Jurnal Pencegahan Kejadian Atonia Uteri Pada Ibu
Kebidanan Vol.7 No.15 Hal.39-49 Bersalin Kala IV Di RSUD Abdul Wahab
4. Nuraeni R.,Wianti A. (2017).Hubungan Sjahranie Samarinda Tahun 2019. JSK,
Antara Umur, Paritas Dan Interval Volume 6 Nomor 1. hal. 33-37.
Persalinan Pada Kejadian Perdarahan

Anda mungkin juga menyukai