OLEH :
YULIA LEVINIA
NIM. PO7224116037
MENYETUJUI
Pembimbing I Pembimbing II
YULIA LEVINIA
NIM : P07224116037
Penguji Utama
Penguji I
Penguji II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Prodi D-III Kebidanan
Balikpapan
“BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM”
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini kepada
Suamiku
(Sunarto)
Sebagai tanda kasihku kepada mu “Sunarto” Terimakasih atas kesabaran, perhatian, dan kasih sayang
mu yang telah memberikan aku semangat dalam menyelesaikan karya kecil ini, mendukungku apapun
yang terjadi, di tengah kesibukanmu bekerja namun tak pernah
sedikitpun kamu menomerduakan kepentingan ku, Maafkan Aku yang masih banyak membuat
kesalahan, jangan pernah bosen untuk membimbingku, menasehatiku dengan sabar,, karena Kamulah
laki – laki yang dipilihkan Allah Untuk menjadi Imam ku di dunia dan Akhirat.
Saudara Kandungku
(Novia Wulandari, Yunia Setyaningsih & Naila Khairunnisa) Terimakasih
Buat Mba Novi dan Ade Yunia dan Ade Naila yang selalu mengerti dan siap membantu saat aku
membutuhkan bantuan dan menghiburku disaat aku membutuhkan
candaan untuk menghilangkan penat ku yang terkadang datang.
I love You My Sisters…
Pasien LTA ku
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Ny. Y yang bersedia menjadi pasien dalam
pelaksanaan tugas akhir ini. Tanpa kerja sama Ny. Y dan keluarga tugas akhir ini tidak akan
terselesaikan. Semoga dedenya menjadi anak yang solehah, sehat, cerdas dan hubungan tali kasih
ini selalu terjaga.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : P07224116037
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehenshif Pada
NY.”Y” G3P2002 Hamil 39 Minggu 2 Hari Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara
Rapak Kota Balikpapan Tahun 2019” dengan baik dan lancar. Laporan Tugas Akhir
ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan DIII
Kebidanan pada Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna , untuk
itu dengan rendah hati penulis menerima saran dan kritiknya. Sehubungan dengan itu
penulisan Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Komprehensif ini tidak terlepas
dari bantuan pihak dan dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tidak terhingga kepada :
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan,
karena keterbatasan yang ada pada penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan penulis demi perbaikan yang akan datang.
Atas partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak, penulis mengucapkan
terima kasih dan memohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan laporan
tugas akhir ini. Semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis maupun bagi semua pihak yang membaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................iv
KATA PENGANTAR.....................................................................................vii
DAFTAR ISI.....................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................xi
DAFTAR BAGAN...........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan 5
E. Ruang Lingkup..........................................................................................9
F. Sistematika Penulisan..............................................................................10
C. Konsep SOAP........................................................................................14
BAB III SUBJEKTIF DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI
KASUS
B. Etika Penelitian....................................................................................105
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................188
B. Saran 189
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................191
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2. Lembar Partograf
5. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9.300 jiwa, Afrika Utara
179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. AKI di negara-negara Asia
Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per
100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand
44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan
oleh lebih dari 190 negara berisikan 17 tujuan dan 169 sasaran pembangunan.
SDGs berisi 17 tujuan dengan tujuan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang
sehat bagi semua orang di segala usia. Pilar pertama dan kedua dalam tujuan
ketiga SDGs yaitu mengurangi AKI dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup
kelahiran. (SDKI, 2012). AKI di provinsi Kalimantan Timur sebesar 100 per
100.000 kelahiran hidup dan AKB sebanyak 21 per 1.000 kelahiran hidup
mencapai 9 kasus pada tahun 2015. Pada tahun 2016 angka itu masih sama 9
kasus. Pada tahun 2017 angka itu meningkat menjadi 10 kasus kematian.
Sedangkan AKB per 1.000 kelahiran hidup sebanding dari sisi jumlah
6/1.000 KH. Jumlah kasus kematian dari 78 kasus di tahun 2016 menurun
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di indonesia ada dua yaitu:
sosial, ekonomi, dan budaya. Demikian juga dengan ibu – ibu yang termasuk
dalam lima terlalu yakni : 1) Terlalu muda, 2) Terlalu tua, 3) Terlalu banyak,
4) Terlalu sering, (5) Serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap
Faktor akibat terlalu dekat jarak kehamilan menjadi salah satu resiko
tinggi kehamilan yang dapat menyebabkan AKI. Jika dilihat menurut jarak
maternal lebih banyak. Jarak Kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu
mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa
kembali ke kondisi sebelumnya dan cadangan zat besi ibu hamil belum pulih,
2010).
Ibu yang jarak kehamilannya terlalu dekat tidak lagi memberikan ASI
terhadap anaknya. Hal ini disebabkan karena salah satu faktor yang
mempengaruhi yaitu pemberian ASI yang banyak diganti dengan susu botol
yang cara pemberian dan jumlahnya tidak sesuai dengan kebutuhan bayi
(Delimayani, 2009).
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung di dalam ASI. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi
kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI
hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk
(Delimayani, 2009).
suatu masa yang menyebabkan ibu tidak nyaman dan merasa terganggu.
konsumsi obat-obat tertentu. Namun kadang kala jika tidak di tangani dengan
(Evy, 2009).
secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, neonatus
sampai pelayanan kontrasepsi untuk mengetahui hal apa saja yang terjadi
pada wanita semenjak hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, neonatus, dan
38 tahun G3P2002 hamil 39 minggu 2 hari dengan masalah jarak kehamilan < 2
tahun.
sebagai subjek Laporan Tugas Akhir karena dari hasil pemeriksaan Ny.Y
kontrasepsi.
B. Rumusan Masalah
Ny. Y ?”.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
pada Ny. “Y” G3P2002 kehamilan 39 minggu 2 hari Janin Tunggal Hidup
Intra Uterin dengan masalah jarak kehamilan < 2 tahun, sejak masa
kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatal serta pemilihan alat
2. Tujuan Khusus
agar mampu:
a. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada asuhan
Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan masalah jarak kehamilan <
Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan masalah jarak kehamilan <
Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan masalah jarak kehamilan <
Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan masalah jarak kehamilan <
Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan masalah jarak kehamilan <
2 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak Kota Balikpapan
Janin Tunggal Hidup Intra Uterin dengan masalah jarak kehamilan <
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
c. Dengan adanya asuhan pada bayi baru lahir dengan baik dan benar
terjadi.
d. Dengan adanya asuhan kebidanan pada ibu nifas sehingga masa nifas
yang berkualitas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Klien
b. Bagi Penulis
c. Bagi Profesi
pelayanan kontrasepsi.
d. Bagi Puskesmas Muara Rapak
kebidanan.
E. Ruang Lingkup
Penulisan laporan studi kasus ini disusun dalam bentuk studi kasus
pada Ny. “Y” G3P2002 kehamilan 39 minggu 2 hari Janin Tunggal Hidup
Intra Uterin masalah jarak kehamilan < 2 tahun mulai dari kehamilan,
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada karya tulis ini dimulai dengan Judul, Halaman
Tujuan, Tujuan Umum, Tujuan Khusus, Manfaat yang dibagi menjadi dua
Asuhan Kebidanan. Bab III berisi Subjek dan Kerangka Pelaksanaan Studi
lanjutkan pada Bab V berisi Pembahasan dari hasil asuhan yang di berikan
dengan teori kemudian ditutup dengan Bab VI yang memuat Kesimpulan dari
TINJAUAN PUSTAKA
1. Manajemen Verney
a. Pengertian
untuk mengevaluasi ibu dan bayi baru lahir. Data dasar ini
saat ini atau catatan rumah sakit terdahulu dan meninjau kembali
singkat.
Data dasar yang diperlukan adalah semua data yang berasal dari
sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi ibu dan bayi baru
penatalaksanaan kolaborasi.
segera
sebagian oleh ibu atau orang tua, bidan, atau anggota tim
aman.
diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru
hal apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, neonatus dan pelayanan kontrasepsi serta melatih
(Pratami, 2015).
3. Konsep SOAP
pendukung lain. Data ini termasuk catatan medic pasien yang lalu
1. Kehamilan
a. Pengertian
antara sel telur dan sel sperma. Proses kehamilan merupakan mata
2010).
2009).
Pada trimester III Itmus lebih nyata menjadi korpus uteri dan
tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih
lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas yang
lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis, batas itu dikenal
sebagai lingkaran retraksi fisiologis dinding uterus, diatas lingkaran
ini jauh lebih tebal daripada dinding segment bawah rahim (Ajeng,
2012).
2) Sistem respirasi
3) Sistem perkemihan
a) Dukungan keluarga
kehamilan.
periode ini.
yang sangat besar akibat kelahiran dan peran baru, serta ketidak
pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat disatukan
hebat, Penglihatan kabur, Nyeri perut hebat, Bengkak di wajah dan jari-
(Kusmiyati, 2009).
1) Pengertian
minggu)
f) Pemeriksaan Hb (T6)
kali dan diambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila
Preeklampsi.
Senam hamil membuat otot ibu hamil rileks dan tenang, rasa
rileks dan tenang itu bisa mempengaruhi kondisi psikis ibu hamil.
Rasa gugup dan nerves saat akan mengalami masa persalinan bisa
kembang.
a) Anamnesis
dapat diraba dari luar. Normalnya tinggi fundus uteri pada usia
(Varney, 2010).
Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri Menurut Mc-Donald
Usia Kehamilan Tinggi Fundus
Dalam CM Menggunakan
Petunjuk-petunjuk Badan
12 Minggu - Teraba diatas simpisis pubis
16 Minggu - Di tengah, antara pubis dan
umbilikus
20 Minggu 20 Cm (±2 cm) Pada Umbilikus
22-27 Minggu Usia Kehamilan -
dalam minggu = (±2
cm)
28 Minggu 28 Minggu (±2 cm) Ditengah, antara umbilikus
dan prosesus simfoideus
29-35 Minggu Usia Kehamilan -
dalam minggu = (±2
cm)
36 Minggu 36 cm (±2 cm) Pada prosesus simfoideus
40 Minggu 38 cm (±2 cm) 3 jari dibawah prosesus
simfoideus melebar
Sumber : (Manuaba, 2009)
Tabel 2.2
Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan
2 jari atas simfisis 12 minggu
½ simfisis-pusat 16 minggu
3 jari bawah pusat 20 minggu
Sepusat 24 minggu
3 jari atas pusat 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus 32 minggu
3 jari bawah prosesus xifoideus 36 minggu
Pertengahan prosesus xifoideus pusat 40 minggu
Sumber : (Manuaba, 2012)
Tabel 2.3
Tafsiran Berat Janin Sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Berat Janin (g)
30 minggu 1319 gram
31 minggu 1502 gram
32 minggu 1702 gram
33 minggu 1918 gram
34 minggu 2146 gram
35 minggu 2383 gram
36 minggu 2622 gram
37 minggu 2859 gram
38 minggu 3083 gram
39 minggu 3288 gram
40 minggu 3462 gram
41 minggu 3597 gram
42 minggu 3685 gram
Sumber : (Benson, 2009)
(b) Denyut nadi ibu dalam keadaan normal 60-100 kali per
menit.
Tabel 2.4
Peningkatan berat badan selama kehamilan
IMT (kg/m2) Total Kenaikan Berat Selama Trimester
Badan Yang 2 dan 3
Disarankan
Kurus 12,7–18,1 kg 0,5 kg/minggu
(IMT<18,5)
Normal 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu
(IMT 18,5-22,9)
Overweight 6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu
(IMT 23-29,9)
Obesitas 4,3-6 kg 0,2 kg/minggu
(IMT>30)
Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu
(1) Inspeksi
tiroid.
(j) Payudara
dan areola.
(k) Abdomen
nyeri.
(2) Palpasi
(a) Leopold I
fundus
- Konsistensi uterus.
(b) Leopold II
(d) Leopold IV
(3) Auskultasi
(4) Perkusi
- Reflek patella
- Cek ginjal
e) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
(1) Hb
1) Pengertian
lebih atau kurang dari usia tersebut adalah berisiko (Depkes RI,
2010).
Faktor resiko pada ibu hamil adalah sebagai berikut (Depkes RI,
2010):
f) Tinggi badan < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan
tulang belakang.
kehamilan ini.
monster.
besar.
skor awal
b) Jumlah skor :
Tabel 2.5
Skor Poji Rochyati
I II III IV
Triwulan
K SKO III.1
Masalah / Faktor Resiko III
EL NO R I II
.2
F. .
R Skor Awal Ibu Hamil
2 2 2 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4
3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4
4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4
7 Terlalu pendek ≥145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum
9 b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
II Penyakit pada ibu hamil
4
Kurang Darah b. Malaria,
11 TBC Paru d. Payah Jantung 4
Kencing Manis (Diabetes) 4
Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
a. Definisi Persalinan
keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Kuswanti, 2014).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
plasenta dan selaput ketuban janin dari tubuh ibu (Kuswanti, 2014).
Perubahan Fisiologis
Bagan 2.1
Perubahan Fisiologis Persalinan
1) Kala I
3) Kala III
Sesudah bayi lahir, akan ada masa tenang yang singkat kemudian
4) Kala IV
Pada tahap ini ibu akan merasakan bahagia, lega, atau bahkan
euforida dengan bayi dan rasa terima kasih kepada orang-orang yang
(Simkin, 2008).
d. Tahapan Persalinan
(Varney, 2008).
fase, yaitu:
cm.
2) Kala II
Manuaba (2008), gejala dan tanda kala dua persalinan yaitu ibu
lagi diluar his dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal
3) Kala III
uterus teraba keras dengan fundus uterus agak diatas pusat. Beberapa
bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
2014).
(tanda Ahfeld).
4) Kala IV
mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 2 jam. Dalam kala itu
2011).
yang ada di bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau
persalinan adalah pelvis minor. Yang terdiri dari susuna tulang yang
kokoh dihubungkan oleh persendian dan jaringan ikat yang kuat.
Jalan lahir adalah pelvis minor atau panggul kecil. Panggul kecil ini
terdiri dari pintu atas panggul, bidang terluas panggul, bidang sempit
rasa tenang, maka persalinan akan terasa mudah untuk ibu tersebut.
dorongan ingin mengejan asli atau yang palsu. Untuk itu bidan dapat
Table 2.6
Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
Kala Asuhan kebidanan
1. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu
seperti: suami, keluarga pasien, atau teman dekat
2. Mengatur aktivitas dan posisi ibu
3. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
4. Menjaga privasi ibu
5. Penjelasan tentang kemajuan persalinan
Kala 1
6. Menjaga kebersihan diri
7. Mengatasi rasa panas
8. Masase
9. Pemberian cukup minum
10. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
11. Sentuhan
1. Memberi dukungan terus menerus kepada ibu
2. Menjaga kebersihan diri
3. Mengipasi dan masase
4. Memberikan dukungan mental
5. Menjaga kandung kemih tetap kosong
6. Memberikan cukup minum
Kala 2 7. Memimpin mengedan
8. Bernafas selama persalinan
9. Pemantauan denyut jantung janin
10. Melahirkan bayi
11. Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai
seluruh tubuh
12. Merangsang bayi
1. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
2. Memberikan oksitosin
Kala 3
3. Melakukan pengangan tali pusat terkendali atau PTT
4. Masase fundus
1. Ikat tali pusat
2. Pemeriksaan fundus dan masase
3. Nutrisi dan hidrasi
4. Bersihkan ibu
Kala 4 5. Istirahat
6. Peningkatan hubungan ibu dan bayi
7. Memulai menyusui
8. Menolong ibu ke kamar mandi
9. Mengajari ibu dan anggota keluarga.
Sumber : (Saiffudin, 2010)
3. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir
ekstrauterine. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
2012).
Usaha bernafas
Paru berfungsi
normal
Bagan 2.2
Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir
c. Periode Perkembangan Bayi Baru Lahir
1) Periode Transisi
Tabel 2.7
Sistem Penilaian APGAR
Nilai
Skor 0 1 2
Badan merah muda, Seluruh tubuh
Appearance Biru pucat
ekstremitas biru merah muda
Color(warna
Tidak ada <100x/menit >100x/menit
kulit)
Pulse (heart
Menangis
rate) atau
Tidak ada Merintih dengan kuat,
frekuensi
batuk/bersi
jantung
Grimace
(reaksi
terhadap Ekstremitas dalam
Lumpuh Gerakan aktif
rangsangan fleksi sedikit
acitivity(tonu
s
otot)
Respiration
Tidak ada Lemah,tidak teratur Menangis Kuat
(usaha nafas)
2014).
3) Periode tidur yang berespons
bayi baru lahir menurun pada periode ini hingga kurang dari 140
dari merah muda menjadi agak sianosis, frekuensi jantung bayi labil
tanda penyakit pada bayi baru lahir dan pemberian makan harus di
2014)
APGAR menit I.
2) Gizi, air susu ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik untuk
3) Eliminasi, bayi baru lahir harus sudah buang air kecil dalam waktu
24 jam setelag lahir, selanjutnya buang air kecil 6-8 x/hari. Feses
bayi baru lahir berwarna hijau (meconium), dan bayi baru lahir harus
tempat tidur ibu sehingga bisa dihangatkan dan bisa diberikan ASI
kunign, warna kuning ini terjadi karena penumpukan zat kimia yang
disebut bilirubin).
f. Asuhan Bidan Pada Bayi Baru Lahir
kehangatan bayi, bersihkan jalan napas (bila perlu), keringkan dan tetap
jaga kehangatan, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun,
dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu, beri salep mata
a. Definisi
2009).
diameternya kira-kira 7,5 cm. Disamping itu, dari cavum uteri keluar
2) Lochea Sanguinolenta
3) Lochea Serosa
kuning kecoklatan dengan ciri lebih sedikit darah dan lebih banyak
waktu BAK atau merasa tidak enak badan, payudara yang berubah
sendiri bayinya dan diri sendiri, merasa sangat letih atau nafas
3) Eliminasi
dapat buang air kecil. Semakin lama urine ditahan, maka dapat
buang air besar. Buang air besar tidak akan memperparah luka
jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-
4) Kebersihan Diri
keluarga.
5) Istirahat
misalnya :
perdarahan
6)Seksual
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua
yaitu:
Tabel 2.10
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Kunjungan Waktu Intervensi
1 ± 6 jam PP 1. Memantau tekanan darah, nadi, suhu, tinggi
fundus uteri, kantung kemih dan pendarahan
pervaginam
2. Mengajarkan ibu dan keluarganya bagaimana
menilai tonus dan pendarahan uterus dan
bagaimana melakukan pemijatan jika uterus
lembek dengan cara memijat atau memutar perut
selama 15 kali.
3. Menganjurkan ibu untuk segera memberikan ASI
pada bayinya
4. Menjaga kehangatan pada bayi dengan cara
selimuti bayi
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan
nutrisi dan istirahat
6. Menganjurkan ibu untuk personal hygine dan
mobilisasi dini
7. Menganjurkan ibu meminum obat yang telah
diberikan petugas kesehatan seperti Vit.A
2 ± Hari ke 1. Memantau tekanan darah, nadi, suhu, tinggi
3-7 fundus uteri, kantung kemih dan pendarahan
pervaginam
2. Memantau keadaan ibu suhu tubuh
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan
nutrisi yang cukup dan personal hygine.
4. Menganjurkan ibu agar istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan.
5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti
senam nifas.
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap
2 jam, siang malam dengan lama menyusui 10-15
menit di setiap payudara
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap
bersih dan kering. Terutama putting susu.
8. Menganjurkan ibu untuk memakai BH yang
menyongkong payudara
9. Menganjurkan ibu untuk ke petugas kesehatan
apabila terdapat keluhan
Kunjungan Waktu Intervensi
3 ± Hari ke 1. Memantau tekanan darah, nadi, suhu, tinggi
14 – 28 fundus uteri, kantung kemih dan pendarahan
pervaginam
2. Memantau keadaan ibu suhu tubuh
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan
nutrisi yang cukup dan personal hygine.
4. Menganjurkan ibu agar istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan.
5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti
senam nifas.
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap
2 jam, siang malam dengan lama menyusui 10-15
menit di setiap payudara
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap
bersih dan kering. Terutama putting susu.
8. Menganjurkan ibu untuk memakai BH yang
menyongkong payudara
9. Menganjurkan ibu untuk ke petugas kesehatan
apabila terdapat keluhan
a. Definisi Neonatus
(Krisyanasari, 2010).
keluar dari trakea sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan
3) Saluran pencernaan
4) Hepar
Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir,
kadar natrium relative lebih besar dari pada kalium. Pada neonatal
tubulus proksimal.
6) Metabolisme
berat badan akan lebih besar. Oleh karena itu, neonates harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energy dapat
7) Suhu Tubuh
Table 2.11
Kunjungan Neonatus
KN1 1. Jaga kesehatan tubuh bayi
2. Observasi tanda – tanda vital
3. Lakukan pemeriksaan fisik pada neonates
4. Lakukan perawatan tali pusat
5. Evaluasi kemampuan menyusui bayi
KN2 1. Lakukan pemeriksaan tanda- tanda bahaya
2. Pastikan bayi mendapat ASI yang cukup
3. Lakukan konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI eksklusif
KN3 1. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
2. Memberitahu ibu agar bayi harus mendapatkan imunisasi
Sumber : (Kristiyanasari, 2010)
6. Pelayanan Kontrasepsi
a. Definisi kontrasepsi
(Wiknjosastro, 2011).
Table 2.12
Kontrasepsi Non Hormonal
Jenis Kontrase Definisi Keuntungan Keterbatasan
psi
Kontr Metode Metode KB tradisional Efektif bila Tergantung pada
asepsi Senggam dimana pria mengeluarkan dilakukan kesediaan pasangan
Non a alat kelaminnya dari dengan benar Tidak dapat dipakai
Horm Terputus vagina sebelum mencapai Tidak ada efek pada suami dengan
onal ejakulasi samping riwayat ejakulasi dini
Metode Metode KB dengan cara Tidak ada efek Dibutuhkan pelatihan
Lendir menghindari senggama samping untuk membantu ibu
Serviks pada masa subur sistemik menggenali masa
Murah / tanpa suburnya
biaya
Kondom Merupakan sarung karet Tidak Efektivitas tidak
pria yang dipasang pada penis mengganggu terlalu tinggi
saat hubungan seksual produksi ASI Agak megganggu
Mencengah hubungan seksual
penularan IMS
Metode Merupakan kontrasepsi Efektivitas Hanya efektif sampai
amenore yang mengandalkan tinggi Tidak 6 bulan
a Laktasi pemberian ASI perlu obat atau
(MAL) alat dan tanpa
biaya
Alat Merupakan kontrasepsi Metode jangka Perubahan siklus haid
Kontrase non hormonal jangka panjang lebih lama dan
psi dalam panjang yang disisipkan di Tidak banyak
rahim dalam rahim dan terbuat mempengaruhi Penyakit radang
(AKDR) dari bahan semacam kualitas dan panggul dapat terjadi
plastic / tembaga volume ASI pada perempuan IMS
yang memakai
AKDR
Sumber : (Handayani, 2010)
Table 2.13
Kontrasepsi Hormonal
Jenis Kontraseps Definisi Keuntungan Keterbatasan
i
Konta Pil KB Alat kontrasepsi oral Siklus haid Mahal dan
sepsi Kombinasi yang menggandung menjadi teratur membosankan
Horm 2 hormon yaitu Mudah karena diminum
onal estrogen dan dihentikan setiap hari
progesteron setiap saat Pusing, nyeri
payudara, mual,
berat badan naik
Pil KB Alat kontrasepsi Tidak Harus diminum
Progestin ( oral yang mempengaruhi setiap hari pada
Mini Pil) menggandung ASI waktu yang sama
hormone Kesuburan cepat Resiko kehamilan
progesterone kembali ektopik
KB Suntik Alat kontrasepsi Mengurangi Ketergantungan
1 bulan yang disuntikkan dan jumlah terhadap pelayanan
menggandung perdarahan kesehatan
hormon estrogen dan & nyeri haid Terlambatnnya
progesteron Mencegah pemulihan
kehamilan kesuburan
ektopik
KB Suntik Alat kontrasepsi yang Tidak Siklus haid
3 bulan disuntikkan dan berpengaruh memendek atau
mengandung terhadap ASI memanjang,
hormone progesteron Pencegahan perdarahan banyak
kehamilan atau tidak sama
jangka panjang sekali
Terlambatnnya
pemulihan
kesuburan
Implant Alat kontrasepsi Pengembalian Membutuhkan
bawah kulit tingkat tindak pembedahan
menggandung kesuburan minor untuk insersi
levonorgestrel cepat Tidak dan pencabutan
berisi hormone mengganggu Perubahan pola
progesterone produksi ASI haid bercak
spooting
Sumber : (Handayani, 2010)
c. Asuhan Kebidanan Alat kontrasepsi
fisik ibu.
pemeriksaan.
a.Pengertian
2009).
ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat
Tiga bulan setelah melahirkan, wanita sudah bisa hamil lagi. Wanita
sayang dan orang tuanya. Selain itu, pelepasan sel telur (Ovulasi)
yang masuk masa puber. Hal ini dapat menyebabkan kehamilan pada
2015).
sangat diperlukan untuk ibu dan juga anak. Jangan sampai si anak
c.Peran Bidan dalam memberi asuhan dengan jarak kehamilan < 2 tahun
(Manuaba, 2012).
dekat.
terhadap anak
1) Definisi
atau vaginal discharge, atau leukore tau flour albus. Keputihan yang
normal adalah tidak berbau, jernih, tidak gatal, dan tidak perih.
putih seperti susu basi, kuning atau kehijauan, gatal, perih dan disertai
bau amis atau busuk. Warna pengeluaran dari vagina akan berbeda
2) Jenis Keputihan
1) Keputihan Normal
tanpa disertai dengan keluhan, seperti rasa gatal, nyeri, dan terbakar
2) Keputihan Abnormal
adalah:
3) Dampak keputihan
2016).
lama.
menghindari kelembaban.
h) Mengelola stress
a. Definisi
sebagai akibat ketidak seimbangan antara kerja otot postural dan otot
sedang
otot abdomen cenderung lentur dan perubahan sikap tubuh dari
b. Gejala
kehamilan adalah nyeri yang sifatnya mulai dari pinggang, paha sampai
Hal ini karena rahim menekan dua saraf sciatic yang berada di
Ibu hamil akan merasa kesemutan atau gatal disekitar pantat, pinggul
badan yang bergerak maju searah dengan tulang belakang dan karena
bawah secara umum adalah nyeri yang terasa di daerah pinggang seperti
rasa terbakar, teriris atau tertusuk. Nyeri tersebut hilang timbul dan
3) Nyeri hilang setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan nyeri
c. Etiologi
berlebihan dan nyeri pinggang bawah jauh lebih sering terjadi pada
Pada ibu hamil timbul keluhan nyeri pada pinggang bawah akibat
keluar dari mobil, bak mandi, tempat tidur), memutarkan badan terlalu
bagian atas pinggang di garis tengah tulang belakang. Nyeri ini bisa
atau tanpa penjalaran ke tungkai atau kaki. Biasanya nyeri ini timbul
bila ibu hamil bekerja dengan posisi duduk atau berdiri terlalu lama
Nyeri pada bagian ini kadang juga disertai dengan nyeri tulang
kemaluan.
perut dan otot punggung. Sendi yang akan membentuk tulang belakang
lebih cekung. Gerakan yang terjadi adalah rotasi dalam jarak gerak
terbatas yang dikenal dengan nama nutasi dan konter nutasi. Pelvis
2) Pilihlah posisi yang nyaman saat duduk atau sedang berdiri, bila
a) Persiapan latihan
lembut.
c) Pelaksanaan latihan ini dilakukan 5 sampai dengan 7 detik dan
e) Cara melakukannya :
(1) Latihan 1
bersila.
(2) Latihan 2
(4) Latihan 4
(5) Latihan 5
1) Umur ibu
reproduksi sehat
dianjurkan agar umur seorang ibu melahirkan antara umur 20 - 30
tahun. Jika umur seorang wanita < dari 20 tahun merupakan resiko
terjadi, jika umur wanita > dari 30 tahun juga beresiko karena alat
2) Paritas
1) MgSo4 20%
menit.
menit.
2) MgSo4 40%
30 menit.
menit.
dengan pindolol.
5) Periksa TD, FN, RR tiap jam. Pasang kateter dan kantong urin.
Ukur urin setiap 6 jam, bila < 100 ml/4 jam, kurangi dosis MgSO4
menjadi 1 g/jam.
7) Penanganan lanjutan:
dan gawat janin. Prinsip terapi serupa dengan yang akitf, hanya tidak
dilanjutkan 2 g/jam drip dalam infus dekstrosa 5% 500 ml/6 jam dapat
2) CTG:
a) Fungsi dinamik janin plasenta baik (reaktif, ketuban cukup,
gerak napas baik, tidak ada deselerasi lambat, tidak ada PJT,
3) Induksi:
tetes, naikkan 4 tetes tiap 30 menit sampai his 2-3 x/10 menit,
4) Kala 2:
lepasnya plasenta.
IM.
6) Pasca persalinan:
a) Infus tidak boleh lebih dari 60 ml/jam karena ibu bisa makan-
g/kgBB.
a) Diuretik furosemid 40 mg
f) Tidak ada perbaikan dalam 6 jam, PCO2 > 70 mmHg dan PO2
a. Definisi
yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septic
(Doenges, 2010).
jaringan lain. Infeksi terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir
tetapi merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi baru lahir.
b. Etiologi
cara :
1) Infeksi antenatal
2) Infeksi intranatal
4) Cross infection
letargi, sklerema.
perdarahan.
Gejala infeksi yang terjadi pada neonatus anatar lain, bayi tampak
lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantung lambat, suhu tubuh naik
penyebaran :
1) Infeksi pada tali pusat (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah
d. Patofisiologi
1) Faktor maternal
a) Status social ekonomi ibu, ras dan latar belakang.
2) Faktor Neonatal
laki empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan (Doenges,
2010).
3) Faktor lingkungan
berlipat ganda.
yang dapat melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis, dan
toxplasma.
pada janin dapat melalui kulit bayi atau “ port de entre” lain
gonorrhea).
e. Penatalaksanaan
1) Suportif
hipoglikemia.
4) Kultur urine
bakteri.
Cara umum
harus steril.
(2) Di kamar bayi yang baru lahir harus ada pemisahan yang
menggunakan antiseptic.
Cara khusus
terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih
(Lusa, 2010).
kompetisi antar saudara kandung, adik dan kakak laki-laki, adik dan
2011).
Waluyo (2010).
perhatian orang tua jika lahir, dan lahirnya adik baru merupakan suatu
cinta, kasih sayang dan perhatian orang tua kepada adiknya. Rasa
bersaing ini biasanya terjadi antara dua anak atau lebih yang berusia
2009). Ada hal unik pada hubungan saudara yang berjenis kelamin
saudara jenis kelamin sama dari pada hubungan saudara yang berjenis
anggota keluarga, dan bahkan juga hubungan dengan orang luar (Tani,
2007).
1) Kualitas emosi relasi itu. Baik emosi positif dan negatif yang
Sikap orang tua terhadap anak dipengaruhi oleh sejauh mana anak
mendekati keinginan dan harapan orang tua. Sikap orang tua juga
dipengaruhi oleh sikap dan perilaku anak terhadap anak yang lain
4) Perbedaan Usia
lebih tua menjadi model yang baik dan mereka mengecamnya bila
5) Jumlah Saudara
besar. Untuk itu terdapat dua alasan. Pertama, bila hanya ada dua
atau tiga anak dalam keluarga, mereka lebih sering bersama dari
diwarnai perselisihan.
6) Jenis Disiplin
sama lain.
memulai pertengkaran.
rivalry dapat dilihat dari dua faktor yaitu dari orangtua dan dari dalam
anggota keluarga.
sama lain.
memulai pertengkaran.
kandungan.
apapun.
pada awal kehidupan anak dapat menjadi ”luka batin” yang dibawa
seumur hidup, yang tidak hanya mempengaruhi hubungan antar
saudara saat ini, tapi juga hubungan dengan teman di sekolah atau di
2007).
kembar, atau membuat salah satu anak menjadi rendah diri (Gichara,
2008).
STUDI KASUS
1. Rancangan Penelitian
dan kerangka kerja penelitian serta subjek penelitian. Penulisan studi kasus
Studi kasus atau case study pada penelitian ini adalah deskriptif
2. Kerangka kerja
penelitian yang telah dirumuskan, serta didasari oleh kerangka teori yang
telah disajikan dalam tinjauan kepustakaan sebelumnya. Dengan perkataan
(Notoatmodjo, 2010).
Pelaksanaan Asuhan
2019) 2019)
Dokumentasi SOAP
Alternatif Pemecahan Masalah
Laporan
Bagan 3.1
Kerangka Kerja pelaksanaan Studi Kasus
consent.
bayi baru lahir, asuhan nifas, asuhan neonatus, hingga rencana pelayanan
data antara teori dan praktek misalnya pada klien penulis NY. Y usia
masalah tersebut.
3. Subyek Penelitian
ataupun lembaga organisasi (Amirin, 2009). Pada penelitian studi kasus ini
subjek yang diteliti mulai dari ibu hamil trimester III dengan atau tanpa
faktor resiko, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas, neonatus serta calon
akseptor kontrasepsi.
a. Pengumpulan Data
1) Observasi
akan diberikan.
2) Wawancara
4) Studi Dokumentasi
judul proposal ini seperti : catatan medis klien yang berupa buku
b. Analisis data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini mengubah data hasil
B. Etika penelitian
langkah-langkah :
bersifat unik dan bebas. Setiap individu memiliki hak dan kemampuan
asuhan. Dalam hal ini penulis telah menyediakan inform consent kepada
sosial, dan ekonomi. dalam hal ini penulis melakukan tindakan asuhan
bidan pembimbing.
3. Justice
risiko bila ikut serta dalam penelitian. Selain itu pada saat seleksi subjek
yang akan diteliti dan tidak ada unsur manipulatif. Pemberi asuhan juga
vulnerable subjects. Dalam hal ini penulis menyajikan data sesuai dengan
Varney)
a. Langkah I (Pengkajian)
1) Identitas
2) Anamnesa
(c)Hasil : Positif
ke 20
(e)Gerakan janin dalam 24 jam terakhir : >10x
(5) Riwayat
kehamilan G3
P2 A0
(a)Kehamilan I : Normal
(b)Kehamilan II : Normal
d) Riwayat kesehatan :
(2) Alergi
Tabel 3.1
Riwayat Persalinan
Anak ke Kehamilan Persalinan Anak
Thn/ Tem Je
N Masa Penyu Penol Pen Keada
tgl pat Jenis ni BB PB
o gestasi lit ong yulit an
lahir lahir s
Hamil
3
ini
g) Riwayat menyusui
h) Riwayat KB
Pil
(3)Alkohol : Tidak
(4)Makan / diet
(b)Frekuensi : 3-5x
(6)Defekasi / miksi
(a)BAB
- Frekuensi : 2 hari/x
- Konsistensi : Lunak
- Warna : kecoklatan
(b)BAK
- Frekuensi : >10x/hari
- Konsistensi : Cair
- Warna : Kuning
(9)Pola seksualitas
j) Riwayat Psikososial
(1)Pernikahan
(b) Yang ke :1
(4)Harapan ibu terhadap jenis kelamin anak : Apa saja asal sehat
(8)Persiapan persalinan
l) Pemeriksaan
- Keadaan umum
(a)Berat badan
Sebelum hamil : 42 kg
Saat hamil : 54 kg
(c)Lila : 23,5 cm
- Pemeriksaan fisik
Inspeksi
(a)Kepala
(b)Mata
(c)Muka
(e)Leher
(f) Dada
(g)Punggung ibu
(h)Perut
(i)Vagina
(j)Ekstremitas
(k)Kulit
Palpasi
(a)Leher
(b)Dada
(c)Perut
Kepala
(d) Tungkai
Oedema
tidak oedema
tidak oedema
Varices
(e) Kulit
Auskultasi
(b) Jantung
- Frekuensi : 80x/m
DJJ
sebelah kiri
- Irama : Beraturan
- Intensitas : Normal
Perkusi
(a) Dada
Suara : Sonor
(c) Ekstremitas
Kiri : + Positif
(4)Pemeriksaan Khusus
(a)Pemeriksaan dalam
(b)Pelvimetri klinik
(d)Pemeriksaan laboratorium
Darah Tanggal :
- Hb : 13,2 gr %
- Golongan darah :B
- USG : (+)
Diagnosa Dasar
G3P2002 hamil 39 S :
1. Ibu hamil anak ketiga dan tidak pernah
Minggu 2 Hari Janin
keguguran
Tunggal Hidup
2. Ibu mengatakan kedua anaknya hidup dan
Intrauteri Presentasi
sehat
Kepala
3. Haid terakhir tanggal 11-06-2018
O:
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
3. Pemeriksaan Fisik
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36 °c
4. Berat Badan
a. Sebelum Hamil : 42 kg
b. Sesudah Hamil : 54 kg
6. Lila : 23,5 cm
7. IMT : BB : 42
: 42
(TB)2 1,41 x
1,41 1,9881
: 21,1 kg/m2
8. Palpasi
(+)
Palpasi Leopold :
(kepala)
9. Auskultasi
intensitas kuat
10. Perkusi
Reflek Patella
Hb : 13,2 gr%
GDS : 94 gr/dl.
Masalah Dasar
Terlalu dekat jarak Ibu hamil anak ke tiga pada waktu 9 bulan setelah
1) Perdarahan Persalinan
Masalah Potensial :
Pada Ibu :
1) Sibling Rivalry
dalam kandungan
Pada Bayi :
4) Anjurkan ibu segera ke fasilitas kesehatan jika sudah ada tanda bersalin.
5) Lakukan dokumentasi
f. Langkah VI (Implementasi)
a) TD : 120/70 mmHg
kepada ibu hamil dilakukan beberapa cara seperti posisi yang nyaman
bersalin.
5) Melakukan dokumentasi.
S:
O:
1) Pemeriksaan Umum
pengukuruan tanda vital yaitu: tekanan darah 120/70 mmHg, suhu tubuh
36 oC, nadi 80 x/menit, pernafasan: 20 x/menit, tinggi badan 141 cm, berat
badan sebelum hamil 42 kg, berat badan saat ini 54 kg dan LILA 23,5 cm.
2) Pemeriksaan fisik
Kepala : Tampak tidak ada lesi, tampak kontruksi rambut kuat, distribusi
Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak oedem dan tidak pucat.
Mata : Tidak tampak oedem pada kelopak mata, tidak pucat pada
Mulut : Mukosa mulut tampak lembab, tidak ada caries dentis pada gigi,
Abdomen :Tidak tampak bekas luka operasi, tinggi fundus uteri 31 cm. Pada
teraba bagian panjang dan keras seperti papan pada sebelah kiri ibu
kiri bawah umbilicus dan taksiran berat janin (TBJ) adalah 2945
gram.
Ekstremitas :
Bawah : Tidak oedema, tidak ada varices, dan refleks patella positif.
A:
Diagnosis: G3P2002 Usia kehamilan 39 Minggu 2 Hari Janin Tunggal Hidup
Intrauteri
P:
4) Menganjurkan ibu segera ke fasilitas kesehatan jika sudah ada tanda bersalin
5) Melakukan dokumentasi.
ret pada
2) Beritahu hasil pemeriksaan yang
201 kehamilan)
telah dilakukan
9
sebagai pengganjal.
INC
Ma dan keluarganya
consen
ada indikasi
janin
sela kontraksi
jantung janin
ibu meneran
efektif
sesuai APN
incubator.
ibu
kedua
secara IM
plasenta
kelengkapan
plasenta lahir
persalinan
ketuban
5) Ajarkan ibu cara melakukan
kontraksi uterus
dekontaminasi
Bayi
Baru Lahir
No. Tanggal Kunjungan Rencana/Intervensi
9 3) Lakukan IMD
lahir.
PNC
dini
pemeriksaan.
fundus uteri
benar
nifas
pemeriksaan.
4) Cek perdarahan
Neonatal
201 neonatal
pada ibu
pusat
201 neonatal
pada ibu
4) Timbang BB bayi
5) Lihat kecukupan ASI
infeksi
pemeriksaan bayinya.
bayinya.
terlewat.
KB
TINJAUAN KASUS
S: - Ibu mengatakan hamil anak ketiga dan tidak pernah mengalami keguguran
O:
3) Pemeriksaan Umum
tanda vital yaitu: tekanan darah 120/70 mmHg, suhu tubuh 36 oC, nadi 80
x/menit, pernafasan: 20 x/menit, tinggi badan 141 cm, berat badan sebelum
hamil 42 kg, berat badan saat ini 54 kg dan LILA 23,5 cm. IMT = 21,1 kg/m2
4) Pemeriksaan fisik
- Kepala
Tampak tidak ada lesi, tampak kontruksi rambut kuat, distribusi merata,
- Wajah
Tidak tampak oedem pada kelopak mata, tidak pucat pada konjungtiva,
- Mulut
Mukosa mulut tampak lembab, tidak ada caries dentis pada gigi, tidak
- Leher
getah bening. Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid, dan
- Dada
jantung 80 x/menit.
- Payudara
dan tidak ada retraksi, tampak pembesaran, ada pengeluaran ASI, tidak
- Abdomen
Leopold I : tinggi fundus teraba 1/2 px-pusat, pada fundus teraba bulat dan
Leopold II : teraba bagian panjang dan keras seperti papan pada sebelah
kiri ibu dan dibagian sebaliknya teraba bagian kecil janin disebelah kanan
(punggung kiri).
Leopold III : pada segmen bawah rahim, teraba bagian keras, bulat dan
(konvergen).
- Ekstremitas
- Bawah : Tidak oedema, tidak ada varices, dan refleks patella positif.
A:
Masalah :
2) Nyeri Pinggang
3) Keputihan
Dasar :
1) Ibu hamil anak ketiga pada waktu 9 bulan setelah kelahiran anak ke dua
2) Ibu mengatakan mulai merasa nyeri di bagian pinggang sejak trimester III
1) Perdarahan Persalinan
1) Sibling Rivalry
kandungan.
P:
A. KALA I
Maret 2019 pukul 24.00 wita dan belum ada pengeluaran cairan ketuban.
O:
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Ny. Y baik; kesadaran composmentis; hasil pengukuruan
tanda vital yaitu: tekanan darah 198/99 mmHg, suhu tubuh 36 oC, nadi 106
20 %.
Pemeriksaan fisik
- Kepala
Tampak tidak ada lesi, tampak kontruksi rambut kuat, distribusi merata,
- Wajah
- Mata
Tidak tampak oedem pada kelopak mata, tidak pucat pada konjungtiva,
- Mulut
Mukosa mulut tampak lembab, tidak ada caries dentis pada gigi, tidak
- Leher
getah bening. Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid, dan
- Dada
- Payudara
Tampak hyperpigmentasi pada areolla mammae, puting susu menonjol,
dan tidak ada retraksi, tampak pembesaran, ada pengeluaran ASI, tidak
- Abdomen
Leopold II : teraba bagian panjang dan keras seperti papan pada sebelah
kiri ibu dan dibagian sebaliknya teraba bagian kecil janin disebelah kanan
(punggung kiri).
Leopold III : pada segmen bawah rahim, teraba bagian keras, bulat dan
(konvergen).
- Ekstremitas
Bawah : Tidak oedema, tidak ada varices, dan refleks patella positif.
- Genetalia
Tidak terdapat varices dan tidak ada luka parut, Pemeriksaan dalam (vt)
v/u ada pengeluaran lendir darah, portio tebal kaku, eff 60% , pembukaan
- Anus
Tidak ada hemoroid.
A:
P:
Pelaksanaan
Tanggal/ Para
f
Jam
17 Maret Mejelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu; ibu
2019 mengerti kondisinya saat ini.
05.15
05.20 Memberikan ibu support mental, bahwa proses
persalinan adalah normal dan alamiah, sehingga ibu
harus tetap semangat menjalaninya; ibu merasa tenang
dan ibu akan melakukan anjuran yang diberikan.
Mengajarkan ibu untuk teknik relaksasi yang benar,
yaitu dengan menarik nafas panjang dari hidung lalu
05.22 menghembuskannya melalui mulut secara
perlahan-lahan agar rasa sakit dapat berkurang; ibu
dapat mengikuti teknik relaksasi yang diajarkan dan
ibu telah mempraktikannya.
05.25 Memberitahu ibu posisi bersalin yang nyaman; ibu
mengerti dan akan berusaha mengikuti saran.
05.30 Menyiapkan alat pertolongan persalinan; alat sudah
disiapkan.
05.31 Melakukan observasi infus RL drip MgSo4; tetesan
infus berjalan lancar 60 tetes/menit.
05.33 Mempersiapkan pendonor darah yang sesuai dengan
golongan darah ibu; ibu mempersiapkan pendonor
darah yang sesuai dengan golongan darahnya.
05.34 Melakukan observasi kemajuan persalinan dan
tanda-tanda vital ibu; telah dilakukan observasi
kemajuan persalinan dan tanda-tanda vital ibu.
Tabel Evaluasi Pemantauan Kala I
B. KALA II
O:
djj 138 x/menit, his 4 x 10’ (35-40)’’. Pada genetalia tampak adanya
A:
P:
Pelaksanaan
Tanggal Para
/ f
Jam
06.46 Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan telah
lengkap; keluarga mengerti mengenai penjelasan yang telah
diberikan dan suami mendampingi ibu selama bersalin.
06.46 Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan
termasuk oksitosin; alat pertolongan persalinan telah lengkap.
06.46 Mempersiapkan kelengkapan alat resusitasi bayi seperti infant
warmer dan incubator: alat telah tersedia.
06.47 Melakukan observasi infus RL drip MgSo4; tetesan infus
berjalan lancar 60 tetes/menit.
08.47 Melakukan observasi tanda-tanda vital ibu dan memantau
kondisi ibu; telah dilakukan observasi tanda-tanda vital dan
pemantauan kondisi ibu baik.
06.47 Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman untuk
melahirkan dan teknik relaksasi; ibu memilih posisi setengah
duduk (semi fowler) dan mengikuti teknik relaksasi yang
diajarkan.
06.48 Melakukan pertolongan persalinan sesuai APN, membimbing
ibu untuk meneran ketika ada dorongan yang kuat untuk
meneran; ibu meneran ketika ada kontraksi yang kuat.
06.48 Meletakkan duk steril yang dilipat 1/3 bagian dibawah
bokong ibu.
06.48 Melindungi perineum ibu ketika kepala bayi tampak dengan
diameter 5-6 cm membuka vulva dengan satu tangan yang
dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan defleksi dan membantu
lahirnya kepala sambil menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernapas cepat dangkal.; kepala telah lahir
06.49 Mengecek ada tidaknya lilitan tali pusat pada leher janin
dan menunggu hingga kepala janin selesai melakukan
putaran paksi luar secara spontan; tidak ada lilitan tali pusat.
Kepala janin melakukan putaran paksi luar.
06.50 Memegang secara bipariental. Dengan lembut menggerakan
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian menggerakan arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang. Menggeser
tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Menggunakan tangan
atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku
sebelah atas. Tangan kiri menyusuri punggung kearah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah; Bayi lahir spontan segera menangis dan gerak
aktif jam 06.50.
06.50 Melakukan penilaian selintas bayi baru lahir sambil
Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan; Bayi menangis,
gerak aktif dan jenis kelamin perempuan.
06.51 Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari
umbilicus bayi. Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan
memasang klem diantara kedua 2 cm dari klem pertama.
Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan
kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali
pusat di antara kedua klem; Tali pusat terpotong.
C. KALA III
O:
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, bayi telah lahir jam 06.50
segera menangis dan gerak aktif jenis kelamin perempuan, abdomen TFU 1
jari diatas pusat, kontraksi baik, konsistensi uterus keras, kandung kemih
kosong, genitalia terdapat semburan darah secara tiba-tiba dan tampak tali
A:
P:
D. KALA IV
O:
mmHg, nadi 96 x/m, suhu 36˚C, Tinggi fundus uteri ibu setinggi pusat,
kontraksi rahim baik dengan konsistensi yang keras serta kandung kemih
A:
P:
S:-
O:
Jam 06.50 : bayi lahir spontan segera menangis dan gerak aktif, jenis kelamin
perempuan, A/S 7/9, BB : 3150 gr, PB : 52cm, LK : 34cm, LD : 34cm, caput (-),
- Kepala
Bentuk bulat, tidak tampak caput, tidak tampak molase, tidak tampak cephal.
- Wajah
Ukuran dan posisi mata, hidung, mulut dagu dan telinga tidak terdapat kelainan.
- Mata
- Telinga
Berlekuk sempurna, tulang rawan telinga sudah matang, terdapat lubang telinga,
- Hidung
Tampak kedua lubang hidung, tidak tampak pengeluaran dan tidak tampak
- Mulut
Tidak tampak sianosis, tidak tampak labio palato skhizis dan labio skhizis dan
gigi, mukosa mulut lembab, bayi menangis kuat, lidah tampak bersih.
- Leher
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak pembesaran kelenjar limfe,
tidak terdapat pembengkakan, pergerakan bebas, tidak tampak selaput kulit dan
- Dada
Tidak tampak retraksi dinding dada, tidak terdengar suara nafas tambahan, bunyi
- Payudara
- Abdomen
Tidak teraba massa abnormal, tali pusat tampak 2 arteri dan 1 vena, tali pusat
- Punggung
- Genetalia
- Anus
- Kulit
- Ekstremitas
Pergerakan leher tampak aktif, klavikula teraba utuh, jari tangan dan jari kaki
tidak terdapat penyelaputan, jari-jari tampak lengkap dan bergerak aktif, tidak
tampak polidaktili dan sindaktili. Tampak garis pada telapak kaki dan tidak
- Rooting (+), sucking (+), swallowing (+), morro (+), palmar grasping (+), babinski
(+)
A:
P:
O:
yaitu: tekanan darah 120/80 mmHg, suhu tubuh 36,4oC, nadi 84 x/menit,
pernafasan 20 x/menit.
Pemeriksaan fisik
- Mata
- Dada
- Payudara
susu menonjol.
- Abdomen
Tidak tampak bekas operasi, tampak linea nigra dan striae, TFU 2 jari
- Genetalia
rubra, tidak terdapat luka parut, tidak tampak fistula. Perdarahan sebanyak
separuh pembalut.
- Anus
Tidak tampak hemoroid
- Ekstremitas
A:
P:
S : - Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi sedang dan jenis makanan yaitu nasi,
- Ibu mengatakan BAK 4-5 kali tidak ada keluhan dan BAB 1-2 kali sehari.
- Ibu mengatakan tidur malam ± 5-6 jam namun bangun tiap dua jam untuk
bayinya.
O:
tanda vital yaitu: tekanan darah 120/70 mmHg, suhu tubuh 36,7oC, nadi 82
Pemeriksaan fisik
- Mata
- Dada
- Payudara
susu menonjol
- Abdomen
Tidak tampak bekas operasi, tampak linea nigra dan striae , TFU 3 jari
sedikit.
- Anus
- Ekstremitas
A:
P:
Tindakan Paraf
Waktu
16.20 Menjelaskan hasil pemeriksaan; ibu mengerti mengenai
kondisinya saat ini
16.30 Mengajarkan ibu melakukan senam nifas; ibu sudah mengerti
dan dapat melakukan beberapa gerakan senam nifas
16.35 Memberi KIE tanda bahaya nifas; ibu dapat menyebutkan
beberapa tanda bahaya nifas.
16.40 Membuat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan
kunjungan masa nifas selanjutnya; ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang.
- Ibu mengatakan BAK 3-4 kali tidak ada keluhan dan BAB 1-2 kali sehari.
- Ibu mengatakan tidur malam ± 6-7 jam namun bangun tiap satu jam untuk
- Ibu mengatakan ASI keluar banyak dan sulit membagi ASI dengan anak ke2
yang menetek aktif dan ada upaya dari ibu untuk melokan anak ke2.
O:
tanda vital yaitu: tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 36,7oC, nadi 82
Pemeriksaan fisik
- Mata
- Dada
- Payudara
susu menonjol
- Abdomen
Tidak tampak bekas operasi, tampak linea nigra dan striae , TFU tidak
teraba.
- Genetalia
Vulva tidak oedema, tidak ada varices, tidak tampak pengeluaran, tidak
- Anus
- Ekstremitas
P:
Tindakan Paraf
Waktu
15.20 Menjelaskan hasil pemeriksaan; ibu mengerti mengenai
kondisinya saat ini
15.25 Memberitahu ibu untuk melanjutkan senam nifas; ibu sudah
mengerti dan sudah dapat melakukan beberapa gerakan senam
nifas
15.35 Memberikan KIE mengenai sikap ibu terhadap anak untuk tidak
membeda-bedakan; ibu mengerti dan tidak terjadi penolakan.
O:
Keadaan Umum baik, Nadi 126 x/menit, pernafasan 44 x/menit, suhu 36,7°C,
Pemeriksaan Fisik :
- Kepala
Bentuk bulat, tidak tampak caput, tidak tampak molase, tidak tampak
cephal hematoma
- Mata
- Hidung
cuping hidung.
- Telinga
- Mulut
Tidak tampak sianosis, mukosa mulut lembab, refleks rooting dan sucking
baik.
- Leher
kelenjar limfe.
- Dada
Tidak tampak retraksi dinding dada, tidak terdengar suara nafas tambahan,
- Abdomen
Tali pusat tampak 2 arteri dan 1 vena, tali pusat tampak berwarna putih
segar, tidak tampak perdarahan tali pusat dan tidak tampak tanda-tanda
- Punggung
- Genetalia
- Anus
Positif.
- Ekstremitas
Pergerakan leher tampak aktif, jari tangan dan jari kaki lengkap dan
bergerak aktif, tidak tampak polidaktili dan sindaktili. Tampak garis pada
telapak kaki dan tidak tampak kelainan posisi pada kaki dan tangan.
A:
P:
Tindakan Paraf
Waktu
16.40 Memberitahu ibu tentang kondisi bayinya; Ibu telah
mengerti kondisi bayinya saat ini.
16.42 Menganjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin; ibu
mengerti dan bersedia menyusui bayinya sesering mungkin.
16.45 Memberikan konseling ibu tentang perawatan tali pusat bayi
dengan membiarkan tali pusat bayi kering dan bersih; ibu
mengerti penjelasan yang diberikan.
16.50 Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang;
ibu bersedia untuk kunjungan ulang.
- Ibu mengatakan bayinya BAB 1-2 kali sehari dan BAK 3-4 kali sehari
O:
Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum baik, nadi 128 x/menit, pernafasan 42 x/menit dan suhu
Pemeriksaan Fisik
- Kepala
- Mata
- Hidung
- Telinga
Tidak ada kelainan, bersih tidak ada pengeluaran cairan dari dalam telinga.
- Mulut
- Leher
- Dada
- Abdomen
- Genetalia
- Anus
Terdapat lubang anus.
- Ekstremitas
aktif.
A:
Dasar : Berat badan lahir 3150 gram, berat badan sekarang 2900 gram.
P:
Tindakan Paraf
Waktu
13.20 Memberitahu ibu tentang kondisi bayinya; ibu telah
mengerti kondisi bayinya saat ini.
13.25 Berikan konseling tentang pemeberian ASI lebih rutin dan
lebih lama saat menyusui hingga bayi kenyang; ibu
mengerti dan dapat menyebutkan waktu pemberian ASI
yang rutin.
13.30 Memberikan KIE mengenai tanda bahaya bayi baru lahir;
ibu dapat menyebutkan tanda bahaya pada bayi baru lahir.
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang
13.35 setelah konfirmasi kembali; ibu bersedia untuk dikunjungi
lagi.
- Ibu mengatakan bayinya BAB 1-2 kali sehari dan BAK 4-5 kali sehari.
- Ibu mengatakan bayi bergerak aktif dan senang jika diajak berbicara.
O:
Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum baik, nadi 124 x/menit, pernafasan 42 x/menit dan suhu
Pemeriksaan Fisik
- Kepala
Bersih.
- Mata
- Hidung
- Telinga
Tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran cairan dari dalam telinga.
- Mulut
- Leher
- Abdomen
- Genetalia
- Anus
- Ekstremitas
babinski baik.
P:
Waktu Tindakan Paraf
15.20 Memberitahu ibu tentang kondisi bayinya; ibu telah
mengerti kondisi bayinya saat ini.
15.25 berikan konseling tentang perawatan bayi sehari-hari; ibu
mengerti penjelasan yang diberikan.
15.30 Memberikan KIE mengenai perawatan bayi sehari-hari; ibu
mengatakan mengerti mengenai perawatan bayi nya.
Mengingatkan ibu untuk membawa bayinya untuk imunisasi
sesuai jadwalnya; ibu bersedia membawa bayinya untuk
imunisasi.
Ibu mengatakan melahirkan pada 17 Maret 2019, ibu mengatakan saat ini
jantung, ginjal, asma, TBC dan penyakit lain yang kronis yang dapat
berpotensi menurun.
Di dalam keluarga Ny.Y dan suami ibu tidak memiliki riwayat penyakit
seperti hipertensi, jantung, ginjal, asma, dan penyakit lain yang menular.
Pola Keterangan
Istirahat Ibu dapat beristirahat dan tidur saat bayi tidur
Nutrisi Ibu makan ketika lapar 2-3 x/ hari dengan 1 porsi nasi, 1
potong lauk (ayam, tahu tempe), 1 mangkuk sayur dan minum
± 8 gelas air putih/hari
Mobilisasi Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain dan
dapat melakukan aktivitas seperti sebelum melahirkan
Di rumah ibu menggurus anak , melakukan pekerjaan rumah
Aktivitas
tangga dan bersosialisasi dengan tetangga
Personal Hygiene Mandi 2x/hari,
Kebiasaan Tidak ada
Seksualitas Belum ada melakukan hubungan seksual
Ini merupakan pernikahan pertama. Ibu menikah sejak usia 28 tahun, lama
yang ketiga. Kultural dalam keluarga ibu tidak memiliki adat istiadat atupun
KB pil.
O:
Pemeriksaan Umum
36oC. BB : 45 kg.
Pemeriksaan Fisik
- Kepala
- Wajah
- Mata
Konjungtiva sedikit pucat, sklera berwarna putih, tidak tampak
- Telinga
- Hidung
- Mulut
Tidak tampak pucat, bibir tampak lembab, tampak bersih, lidah tampak
- Leher
- Dada
- Payudara
- Abdomen
- Ekstremitas
Tanggal/
Pelaksanaan Paraf
Jam
15.20 Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil
pemeriksaan fisik nifas ibu dalam keadaan normal; ibu
WITA mengerti kondisinya dalam keadaan normal.
15.25 Menjelaskan kembali pada ibu tentang KB IUD dan
memotivasi ibu segera ikut program KB; ibu
WITA mengatakan sudah mengerti dan akan memakai KB
setelah 40 hari pasca persalinannya.
BAB V
PEMBAHASAN
yaitu sejak masa kehamilan 39 minggu 2 hari, persalinan, bayi baru lahir, nifas,
1. Kehamilan
kehamilan pada ibu hamil yaitu jarak persalinan terakhir dan kehamilan
rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan
pendapat penulis adalah sebaiknya ibu tidak hamil dalam kurun waktu < 2
dekat dan memberi konseling pada ibu dampak jarak kehamilan yang
Ny.Y juga mengeluh nyeri pada pinggang. Sesuai dengan teori yang
trimester III, yaitu nyeri pinggang yang dialami oleh ibu merupakan hal
yang normal pada ibu hamil, karena ukuran rahim yang semakin membesar
selain itu nyeri pinggang disebabkan oleh adanya perubahan pusat gravitasi
pada ibu hamil. Keputihan fisiologis menyebabkan rasa tidak nyaman dan
2. Asuhan Persalinan
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya
penyulit.
Penulis sependapat dengan pernyataan tersebut karena Ny.Y
hari. Pada tanggal 17 maret 2019 pukul 20.00 WITA perut Ny.Y merasa
kencang dan pukul 24.00 WITA keluar lender darah. Pada pukul 04.00
tekanan darah 198/99 mmHg, suhu 36˚C, nadi 106 x/menit, pernafasan 22
kelainan, tampak ada pengeluaran lendir, tidak ada luka parit dari vagina,
hogde II, teraba kepala, molase 0, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak
teraba tali pusat. DJJ 144 x/menit, teratur, His 2 x dalam 10 menit lamanya
10-15 detik.
waspada terhadap kondisi ibu dimana ibu pada saat persalinan mengalami
infus RL 100 cc diberikan secara bertahap dari 20 tetes lalu setiap 15 menit
hodge III +, ketuban tampak mengalir, bagian terendah kepala, tidak teraba
(Varney, 2008) managmen aktif kala III yaitu pemberian oksitosin pada ibu,
Memasuki kala III tampak tali pusat memanjang, ada semburan darah
dari vagina, fundus uteri masih tinggi. Berdasarkan teori menurut (Varney,
2008) tanda persalinan kala III yaitu adanya tali pusat memanjang,
semburan darah secara tiba – tiba, adanya perubahan fundus uteri. Penulis
Pada pukul 06.55 WITA plasenta lahir spontan selaput ketuban pada
plasenta lengkap, posisi tali pusat berada lateral pada plasenta, panjang tali
pusat ±50 cm, tebal plasenta ±2,5 cm, lebar palsenta ±16 cm, berat plasenta
±500 gr. Lama kala III Ny.Y adalah 5 menit yaitu terhitung dari bayi lahir
pada pukul 06.50 WITA hingga pukul 06.55 WITA. Hal ini sesuai dengan
teori (Simkin, 2008) yaitu waktu kala III adalah keluarnya bayi hingga
Perdarahan Kala III Ny.Y normal berkisar ±150 cc. Hal tersebut
post partum normal yaitu perdarahan pervaginam ≤ 500 cc setelah kala III
duduk, ibu dengan cara meneran yang tepat, ibu dengan perineum yang
elastis dan di dukung oleh pimpinan persalinan yang tepat selama persalinan
trauma perineal dan resiko rupture perineum yang secara signifikan jauh
lebih sedikit.
dilakukan posisi setengah duduk saat akan bersalin, cara mengejan ibu yang
benar, perineum ibu yang elastis, dan pimpinan persalinan yang tepat di
dukung dengan berat janin yang tidak terlalu besar dan riwayat persalinan
tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih pada 1 jam pertama
selama 2 jam dan diperoleh hasil pemeriksaan dalam batas normal dan tidak
ditemukan komplikasi.
Hal ini sejalan dengan teori yang dipaparkan oleh (Saifuddin, 2010)
setiap 20-30 menit pada 1 jam ke dua pasca persalinan meliputi kontraksi
dan suhu dilakukan sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca
persalinan.
(Maryunani, 2013) Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat akan
terutama pada kala I – kala IV persalinan dengan memantau kondisi ibu dari
darah yang sesuai dengan golongan darah ibu juga dipersiapkan, penulis
Kehamilan Ny.Y berusia 39 minggu 6 hari, hal ini sesuai dengan teori
bayi baru lahir normal yang menurut muslihatun tahun 2011 yaitu bayi yang
lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,
praktik karena saat bersalin usia kehamilan Ny.Y 39 minggu 6 hari dan
Segera setelah bayi Ny.Y lahir pada pukul 06.50 WITA dilakukan
penilaian awal secara cepat dan tepat dan di peroleh hasil bayi menangis
kuat, tonus otot baik, warna kulit merah muda. Hal ini sejalan dengan teori
menurut (Dewi, 2012) bahwa segera setelah bayi lahir lakukan penilaian
awal secara cepat dan tepat (0-30) detik yang dinilai yaitu usaha nafas,
dilakukan penilaian Apgar Skor (AS), didapatkan hasil AS bayi Ny.Y yaitu
7/9. Penilaian ini termasuk dalam keadaan normal karena menurut (Oxorn,
bahwa tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik karena AS bayi
yaitu dengan cara ikat tali pusat 1 cm dari perut bayi (pusat). Gunakan
benang atau klem plastic DTT/ steril. Kunci ikatan tali pusat dengan simpul
mati atau kuncikan penjepit plastik tali pusat. Kemudian selimuti bayi
penting dilakukan agar mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali pusat
yang tersisa pada bayi. Apabila perawatan tali pusat dapat dilakukan dengan
prinsip bersih dan kering, maka tali pusat akan cepat kering dan terlepas
pemeriksaan fisik pada bayi Ny.Y di temukan hasil : BB bayi 3150 gram,
PB : 52 cm, LK : 34 CM, LD: 34 cm, caput (-), cepal (-), miksi (+), defekasi
(+), anus + ( terdapat meconeum pada anus), cacat tidak ditemukan, reflek
normal. Menurut (Depkes RI, 2008), bayi baru lahir normal memiliki ciri
berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 44-53 cm, lingkar dada 30-34
dalam batas normal dan sesuai dengan teori dan pemeriksaan fisik pada bayi
cc secara Intra Muskular (IM) pada paha kiri anterolateral. Setelah satu jam
kanan anterolateral. Asuhan ini diberikan sesuai dengan teori bahwa 1 jam
Asuhan ini diberikan sesuai dengan teori (Depkes RI, 2008) bahwa 1
membersihkan mata bayi dari air ketuban yang menempel pada bagian mata
bayi tersebut. Bayi bisa saja terkena air ketuban jika ia lahir dengan ketuban
keruh, preeklamsi, vacum, jalan lahir macet atau kejadian lain serupa yang
dapat mengganggu mata bayi untuk melihat secara jernih (Depkes RI,
2011).
vitamin K pada ASI, dan saluran pencernaan bayi baru lahir yang masih
dapat berujung pada infeksi hati kronis. Penyakit ini tergolong dalam
virus hepatitis B terjadi melalui darah dan cairan tubuh lainnya. Pemberian
vaksin hepatitis B pun dinilai penting diberikan pada bayi baru lahir, karena
bayi memiliki risiko tinggi terkena penyakit hepatitis B dari ibu yang
praktik karena kondisi bayi yang stabil penulis dan bidan segera
4. Nifas
yaitu saat 2 hari post partum, 5 hari post partum dan 16 hari post partum.
Hal ini sesuai dengan kebijakan program nasional masa nifas yaitu
kunjungan yang terbagi dalam 6 jam-2 hari post partum, 3-7 hari post
emosional, TTV, ASI, involusi uterus dan lochea Ny.Y semua dalam batas
normal. Asuhan yang diberikan pada Ny.Y selama masa nifas meliputi KIE
tentang nutrisi ibu nifas, ASI ekslusif, tanda bahaya nifas teknik menyusui,
senam nifas, cara perawatan tali pusat, persiapan KB dan dampak sibling
rivalry.
Setiap dilakukan kunjungan rumah, uterus Ny.Y mengalami involusi
nutrisi ibu yang cukup dan keikut sertaan Ny.Y dalam melakukan senam
nifas. Hal ini sesuai dengan teori menurut (Suhemi, 2009) yaitu faktor yang
mempengaruhi involusi uterus antara lain senam nifas, mobilisasi dini serta
Penulis berpendapat dengan asuhan masa nifas yang benar pada ibu
dimana ibu ada upaya untuk bersikap menolak anak kedua menurut (Ibung,
2008) sikap orang tua menjadi faktor terjadinya sibling rivalry sikap orang
dalam kasus ini jarak kehamilan dekat dapat menakibatkan sibling rivalry.
Penulis memberikan asuhan kunjungan post partum hari ke-16 kepada Ny.Y
yaitu berupa KIE sikap orang tua menjadi faktor masalah sibling rivalry
karena ada upaya penolakan dari ibu yang seharusnya tidak terjadi ibu
kunjungan yaitu pada hari ke 2, hari ke 5 dan hari ke 16. Hal ini sesuai
keadaan bayi dapat di pantau dengan lebih baik lagi dan kunjungan neonatus
suhu, pemeriksaan fisik bayi, keadaan tali pusat, dan warna kulit bayi Ny.Y
semua dalam batas normal dan tali pusat bayi sudah terlepas saat usia 8 hari.
Hal tersebut sejalan dengan teori menurut (Krisyanasari, 2010) yaitu sisa tali
pusat yang masih menempel pada di perut bayi akan mengering dan
biasanya akan terlepas sendiri dalam kurun waktu satu minggu setelah lahir.
Penulis sependapat dengan teori tersebut karena tali pusat bayi Ny.Y
telah lepas setelah usia 8 hari dan pusat dalam keadaan baik.
makanan selain ASI dan dapat menyusu dengan baik dikarenakan ASI
diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari dan
setiap malam. Hal ini sejalan dengan teori yang rekomendasi kepada para
ibu, bila memungkinkan memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dengan
penurunan berat badan saat lahir berat badan bayi 3150 gram saat dilakukan
bayi, menurut (Krisyanasari, 2010) penurunan berat badan bayi baru lahir
3100 gram berat badan bayi bertambah karena bayi mulai beradaptasi sesuai
alat kontrasepsi, mengingat Ny.Y sedang dalam proses menyusui dan ingin
IUD ibu memikirkan kembali saran dari penulis dan mengatakan akan
tahun pada saat masa kehamilan sehingga ibu perlu mendaatkan pemantauan
selama kehamilannya dan ada beberapa waktu kunjungan yang tidak sesuai
kunjungan.
2. Keterbatasan pada penulis
dengan kegiatan PKL II, mentoring, IPE dan kondisi penulis yang sedang
PENUTUP
A. Kesimpulan
penulis:
kehamilan < 2 tahun yang termasuk dalam kehamilan resiko tinggi. Sudah
darurat.
2. Mampu melakukan asuhan bayi baru lahir secara komprehensif. Bayi lahir
dalam batas normal tidak ditemukan masalah menyusui pada bayi, bayi
IUD.
B. Saran
mandiri.
3. Bagi Klien
beresiko,
persalinan yang aman, bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan KB sehingga
4. Bagi penulis
Bagi penulis diupayakan dapat menejemen waktu lebih baik lagi agar
Agustiyani dan Suryani. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
2012.
Arum, N. M. 2007. Sibling rivalry Pada Anak Kembar Remaja. Jakarta: EGC.
Benson, Ralp c & Martin L.Pernol. 2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi Edisi 9,
Jakarta : EGC.
Dapartemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Depkes
RI Jakarta.
Dewi, Vivian N.L, & Sunarsih, Tri. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, 2015.
Easterbrook, F. 2008. Two Agency Cost Explanations of Dividen, American 74, pp.
650-65
Evy. 2009. Perkembangan Dan Perubahan Pada Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga.
Publishing.
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Hesti. 2009. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep Dan Penatalaksanaan.
Jakarta: Penerbit Trans Info Media.
Ibung, D. 2008. Stres Pada Anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Mc Donald, Dean. Dentistry for the Child and Adolescent. Missouri : Mosby-Year
Book. 2009.
Mirnawati, 2016. Konsep Dasar Kehamilan Fisiologis Trimester III. Diperoleh dari
https://ilmukesehatan15.wordpress.com/2016/03/17/konsep-dasar-kehamilan-fi
siologis-trimester-iii/ . Diakses tanggal 29 April 2019
Rochjati, Poedji. 2008. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya. Airlangga
Universitas Press.
Siswosudarmo, HR., Anwar, H.M., & Emilia, O., 2008. Dasar Teori Bayi Baru
Lahir, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Spungin, P & Richaardson, V. 2007. Kiat mengatasi persaingan kakak-beradik;
menciptakan harmoni agar putra-putri kita saling menyayangi. Yogyakarta :
ANDI Offset.
Straight, Barbara R. 2014. Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC.
Dalam
Pengelolaan Anemia Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Minum
Tablet Besi. Gizi Klinik Indonesia
Suherni, Widyasih, Hesty & Rahmawati, Anita. (2009). Perawatan Masa Nifas.
Jakarta : Fitramaya.
Sukarni, I dan Margareth, Z.H. 2013. Kehamilan Persalinan dan Nifas, Yogyakarta :
Nuha Medika.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, ANDI.
Yogyakarta
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2012. Angka Kematian Ibu.
Jakarta: EGC.
Tani, A., &Ponomban, T. 2007. Menciptakan Hubungan Kakak Beradik yang Rukun.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Varney Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2.Jakarta: EGC.
Wasnidar. 2007. Standar Playanan Gizi Wanita Usia Subur Anemia Gizi. Dinas
Kesehatan : Semarang
Wahyuni, S. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta : EGC.
Waspadji, S. 2009. Dalam : Aru IN, dkk, editors. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III
Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Yulianti, L. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : CV. Trans Info Media.