TRIMESTER I
DI PUSKESMAS PASUNDAN
Disusun Oleh :
Husnul Khatimah
NIM. P07224219021
Di Puskesmas Pasundan
Mahasiswa,
Husnul Khatimah
NIM. P07224219021
Mengetahui,
Bb
Ratna Wati, SST Hj. Ratniah, Amd. Keb
KATA PENGANTAR
Husnul Khatimah
NIM. P07224219021
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Pemerintah bersama masyarakat bertanggungjawab untuk
menjamin bahwa setiap ibu memilik akses terhadap pelayanan kesehatan ibu
yang berkualitas mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan
khusus dan rujukan bila terjadi komplikasi, serta akses terhadap keluarga
berencana (Kemenkes RI, 2014).
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Ibu Hamil Trimester I Normal
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan kehamilan
normal terintegrasi pada Ibu Hamil Trimester I berdasarkan 7
langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan normal terintegrasi pada
Ibu Hamil Trimester I dengan pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan normal
terintegrasi pada Ibu Hamil Trimester I dalam bentuk catatan SOAP.
C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis
Terintegrasi pada Ibu Hamil Trimester I
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Nama pengkaji :
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nama Suami :
Umur : usia <18 tahun dan >35 tahun Umur :
5. Riwayat Menstruasi
Riwayat siklus, lama dan jumlah menstruasi klien. Wanita
seringkali keliru mengartikan bercak darah akibat implementasi
sebagai periode sebagai periode menstruasi, meski menstruasi ini
sangat berbeda dari menstruasi yang biasa ia alami (Varney, 2006).
Siklus :28 + 7 hari
Lamanya :3-8 hari (Mochtar, 2011)
HPHT :merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan
perkiraan taksiran partus (Varney, 2006).
6. Riwayat Obstetrik
No BB
suami Anak UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK H M Abnormalitas Laktasi Peny
/PB
8. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian
terakhir dengan kehamilan.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Pernapasan : 16-24 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,50C
Antropometri :
BB Sebelum Hamil :
BB Saat ini : normalnya selama kehamilan pertambahan
berat badan 7 – 12 kg
Tinggi Badan : >145 cm
LiLA : > 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Untuk mengetahui kebersihan rambut, keadaan
kulit kepala, distribusi dan karakteristik lainnya
(Tambunan dkk, 2011).
Wajah : Untuk mengetahui keadaan wajah, pucat atau tidak
ada oedema dan cloasma gravidarum atau tidak
(Wiknjosastro, 2007).
Mata : Konjungtiva pucat atau tidak, sclera kuning atau
tidak, mata cekung atau tidak (Saifuddin, 2006).
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan
(Tambunan dkk, 2011).
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak
tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,
geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih,
tidak tampak pembesaran tonsil dan ovula
(Tambunan dkk, 2011; Uliyah dkk, 2008).
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret
(Tambunan dkk, 2011; Uliyah dkk, 2008).
Leher : Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak
pembesaran tonsil, tidak tampak peradangan
faring, tidak tampak pembesaran vena jugularis,
tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah bening (Prawirohardjo, 2014;
Tambunan dkk, 2011).
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada
(Tambunan, 2011).
Payudara : Tampak perubahan warna pada aerola dan
mengalami hiperpigmentasi (Dewi dan Tri
Sunarsih, 2010).
Abdomen : Tampak linea alba yang membentang dari simpisis
pubis sampai umbilikus dapat menjadi gelap yang
biasa disebut linea nigra. Peningkatan regangan
pada kulit abdomen, paha, dan payudara,
menimbulkan garis-garis yang berwarna merah
atau kecoklatan pada daerah tersebut yang dikenal
dengan nama striae gravidarum (Dewi dan Tri
Sunarsih, 2010).
Genetalia : Pada saat hamil akan timbul tanda Chadwick
dimana terjadi perubahan warna menjadi
kebiruan pada vulva, vagina, serviks
(Prawirohardjo, 2014).
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Tampak simetris,tidak tampak oedem, dan tidak
tampak varices (Ambarwati dkk, 2009).
b. Palpasi
Kepala : tidak teraba oedema, tidak teraba massa
Wajah : tidak teraba oedema.
Mata : tidak teraba oedema pada palpebra.
Telinga : tidak ada pengeluaran cairan
Hidung : tidak ada fraktur.
Leher : tidak terjadi pembesaran kelenjar tirod, vena
jugularis, dan kelenjar limfe.
Payudara : tidak ada benjolan atau massa, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe pada axilla.
Abdomen : palpasi Leopold I-IV : (Mochtar, 2011)
TFU : ….. cm
Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak,
kurang bulat dan kurang melenting
yaitu bokong janin.
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras
seperti papan yaitu punggung janin
pada sebelah kanan/ kiri ibu dan
dibagian sebaliknya teraba bagian
kecil janin yaitu ekstremitas janin.
Leopold III : Pada SBR, teraba bagian keras,
bulat dan melenting yaitu kepala
janin. Bagian ini masih/ sudah
tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV : Konvergen/ sejajar/ divergen.
Genetalia : tidak ada oedema, varices, dan pembesaran
kelenjar bartholini
Ekstremitas : Bawah, tidak ada oedema, homan sign negatif,
cavillary refill time kembali kurang dari 2 detik.
Atas, tidak ada oedema dan cavillary refill time
kembali kurang dari 2 detik.
c. Auskultasi
Dada : Suara nafas, biasanya pada 90 % hingga 95 %
wanita hamil akan terdengar murmur sistolik
pendek yang semakin jelas terdengar selama
inspirasi maupun ekspirasi (Varney, 2006).
Bunyi jantung I dan II teratur.
Abdomen : Bising peristaltik usus 5 - 35 x/menit. DJJ
terdengar teratur pada punctum maksimum di
kuadran kanan/ kiri bawah frekuensi 120 - 160
kali/ menit.
d. Perkusi
Dada : Umumnya bersuara resonan dan dullness. Karena
suara resonan dihasilkan oleh jaringan paru-paru
yang normalnya bergaung dan bernada rendah dan
suara dullness dihasilkan oleh di bagian atas
jantung dan paru-paru (Soemantri, 2007).
Abdomen : Daerah suprapubis redup jika kandung kemih
distensi atau pada wanita jika uterus membesar
(Swartz, 2005).
Ekstremitas : Bawah, refleks babynski negatif dan patella
positif.
Atas, refleks bisep dan trisep positif.
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan kontraksi uterus/his : tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul
Distansia Spinarum : jarak antara kedua spina illiaka
anterior superior (24-26 cm)
Distansia Cristarum : jarak antara kedua crista illiaka
anterior superior (28-30 cm)
Distansi Conjungata Eksterna : 18-20 cm
Ukur lingkar panggul : 80-90 cm
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena
panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaliknya pada
multigravida anamnesa mengenai persalinan yang gampang dapat
memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul
(UNPAD, 2005).
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Tes urine saat ini dapat dikatakan akurat bagi seorang wanita
terlambat haid karena tes ini sensiti terhadap kadar hCG dibawah 50
mIU. Dilakukan pada awal kunjungan antenatal (Varney, 2006).
PP Test, Protein Urine, Glukosa Urine
Darah: Hemoglobin, Golongan Darah
Pemeriksaan USG :
Pemeriksaan diagnostik lainnya : tidak dilakukan
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
Rasional: Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya (Dewi dan Tri Sunarsih,
2010).
2. Berikan informasi tentang perubahan fisik pada ibu trimester I
Rasional: Penambahan kenormalan perubahan ini dapat menurunkan
kecemasan dan membantu meningkatkan penyesuaian aktivitass
perawatan diri (Doenges, dkk, 2005).
3. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester I
Rasional: Mengetahui tanda bahaya pada kehamilan membuat ibu
mampu mendeteksi dini tanda yang dapat membahayakan keselamatan
ibu dan janinnya (Salmah, 2006).
4. Berikan KIE mengenai nutrisi ibu hamil.
Rasional: Karena dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh
mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin
tinggi untuk pertumbuhan janin (Manuaba, 2009).
5. Berikan KIE ibu untuk tidak melakukan aktivitas berat.
Rasional: Pada saat hamil, ibu akan mengalami mudah lelah karena
menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate) (Prawirohardjo, 2009).
Wanita hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari asal bersifat
ringan. Kelelahan harus dicegah hingga pekerjaan harus diselingi
dengan istirahat (UNPAD, 2005).
6. Berikan KIE ibu untuk istirahat yang cukup.
Rasional: Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin (Doenges, dkk, 2005).
7. Berikan KIE ibu untuk meningkatkan personal hygiene.
Rasional : Mencegah ibu mengalami resiko infeksi oleh kuman dan
persiapan ibu untuk menyusui (Doenges, dkk, 2005).
8. Berikan KIE latihan ringan secara teratur, seperti jalan kaki.
Rasional: Hal ini dapat meningkatkan peristaltik dan membantu
mencegah terjadinya konstipasi (Doenges, dkk, 2005).
9. Tambahkan suplemen kalsium setiap hari bila asupan produk susu
dikurangi.
Rasional: Membantu dalam memperbaiki keseimbangan
kalsium/fosfor dan menurunkan kram otot (Doenges, dkk, 2005).
10. Jadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
Rasional: Pemberian asuhan antenatal ideal pada kehamilan untuk
mendeteksi kemungkinan penyimpangan dengan segera guna
memungkinkan tindakan preventif atau korektif (Henderson, 2005).
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
BAB IV
PENUTUP
Dewi, dkk. 2011. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba medika
Nurjasmi, E., dan Dkk. (2016). Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: Pengurus
Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.