Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL

TRIMESTER I

DI PUSKESMAS PASUNDAN

Disusun Oleh :

Husnul Khatimah

NIM. P07224219021

PRODI D-III KEBIDANAN SAMARINDA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Komprehensif Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal Terintegrasi

Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal Terintegrasi Usia Kehamilan 8 Minggu 6


Hari pada Ibu D Usia 23 Tahun G3P2002

Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh pembimbing ruangan dan


pembimbing institusi

Di Puskesmas Pasundan

Samarinda, 21 juli 2021

Mahasiswa,

Husnul Khatimah

NIM. P07224219021

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Lahan,

Bb
Ratna Wati, SST Hj. Ratniah, Amd. Keb
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan yang berjudul “Laporan
Komprehensif Asuhan Kebidanan Terintegrasi pada Ibu Hamil Trimester I” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini memuat dasar teori dan konsep manajemen Asuhan Kebidanan
Terintegrasi pada Ibu Hamil Trimester I. Penulis yakin bahwa laporan ini tidak
akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-
orang yang telah membantu secara moril maupun materil dalam pembuatan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat
menyempurnakan laporan ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.

Samarinda, 21 Juli 2021

Husnul Khatimah
NIM. P07224219021
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................ii


Daftar Isi ...........................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan .............................................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Antenatal Care (ANC)................................................................................................3
B. Konsep Dasar Teori....................................................................................................19
C. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis Terintegrasi
pada Ibu Hamil Trimester I............................................................................................19
Bab III Penutup..................................................................................................................25
Daftar Pustaka....................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah bersama masyarakat bertanggungjawab untuk
menjamin bahwa setiap ibu memilik akses terhadap pelayanan kesehatan ibu
yang berkualitas mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan
khusus dan rujukan bila terjadi komplikasi, serta akses terhadap keluarga
berencana (Kemenkes RI, 2014).

Angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68


persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun, meskipun sangat
kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97
persen. Apabila tidak dilakukan pengaturan kehamilan melalui program
keluarga berencana (KB) mempengaruhi tingkat fertilitas di Indonesia
(RISKESDAS, 2013).

Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu


hamil untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir
seluruh ibu hamil di Indonesia (95,4%) sudah melakukan pemeriksaan
kehamilan (K1) dan frekuensi kehamilan minimal 4 kali selama masa
kehamilannya adalah 83,5 persen. Adapun untuk cakupan pemeriksaan
kehamilan pertama pada trimester pertama adalah 81,6 persen dan frekuensi
ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali
pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester3) sebesar 70,4 persen.
Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan ANC adalah bidan (88%)
dan tempat pelayanan ANC paling banyak diberikan di praktek bidan (52,5%)
(RISKESDAS, 2013).
Oleh karenanya perlu intervensi selama kehamilan Indonesia saat ini
menduduki peringkat ke-107 dari 179 negara pada tahun 2007 dalam Indeks
Pembangunan Manusia (Human Development Index) dimana awalnya lebih
disebabkan oleh tingkat kesehatan, utamanya terhadap stimulasi otak dini
janin dan asupan gizi pada ibu hamil.

Pelayanan Asuhan Antenatal Terintegrasi adalah integrasi asuhan


antenatal dengan pelayanan program Gizi, Imunisasi, IMS-HIV-AIDS, ESK
dan Frambusia, TB dan Kusta, Malaria, Kecacingan, dan Intelegensia dengan
pendekatan yang responsif gender untuk menghilangkan missed opportunity
yang ada. Selanjutnya akan menuju pada pemenuhan hak reproduksi bagi
setiap orang khususnya ibu hamil. Untuk itu perlu adanya perbaikan standar
pelayanan asuhan antenatal yang terpadu, yang mengakomodasi kebijakan,
strategi, kegiatan dari program terkait. Dalam pelaksanaannya perlu dibentuk
tim pelayanan Asuhan Antenatal Terintegrasi, yang dapat memfasilitasi
kemitraan antara dokter spesialis, dokter umum, bidan maupun dukun dengan
sistem rujukan yang jelas, dilengkapi fasilitas pendukung dari masing-masing
program guna mewujudkan Making Pregnancy Safer.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan normal
terintegrasi pada Ibu Hamil Trimester I dengan menggunakan pola pikir
ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Ibu Hamil Trimester I Normal
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan kehamilan
normal terintegrasi pada Ibu Hamil Trimester I berdasarkan 7
langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan normal terintegrasi pada
Ibu Hamil Trimester I dengan pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan normal
terintegrasi pada Ibu Hamil Trimester I dalam bentuk catatan SOAP.
C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis
Terintegrasi pada Ibu Hamil Trimester I

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Nama pengkaji :

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nama Suami :
Umur : usia <18 tahun dan >35 tahun Umur :

memerlukan pengawasan antenatal


tambahan (Fraser & Cooper, 2009).
Suku : Suku/Bangsa :
Agama : Agama :
Pendidikan :
Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :

2. Alasan datang /Keluhan Utama


Umumnya klien merasakan mual dan muntah pada pagi
hari. Terkadang ibu mengalami ngidam dan tidak suka mencium
makanan yang menyengat. Ibu juga mengeluh mudah lelah,
payudara menjadi lebih tegang dari biasanya dan mengalami sering
kencing (Mochtar, 2011).

3. Riwayat Kesehatan Klien


Mengkaji riwayat penyakit yang pernah atau sedang
diderita klien yang dapat mempengaruhi atau
memperberat/diperberat oleh kehamilannya. Perlu pengkajian
tentang riwayat penyakit menular, penyakit menurun, dan
penyakit menahun pada klien. (Mochtar, 2011)

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Mengkaji riwayat penyakit yang pernah atau sedang
diderita keluarga klien yang dapat mempengaruhi atau
memperberat/diperberat oleh kehamilan ibu. Perlu pengkajian
tentang riwayat penyakit menular, penyakit menurun, dan
penyakit menahun pada keluarga klien. (Mochtar, 2011)

5. Riwayat Menstruasi
Riwayat siklus, lama dan jumlah menstruasi klien. Wanita
seringkali keliru mengartikan bercak darah akibat implementasi
sebagai periode sebagai periode menstruasi, meski menstruasi ini
sangat berbeda dari menstruasi yang biasa ia alami (Varney, 2006).
Siklus :28 + 7 hari
Lamanya :3-8 hari (Mochtar, 2011)
HPHT :merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan
perkiraan taksiran partus (Varney, 2006).

6. Riwayat Obstetrik

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

No BB
suami Anak UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK H M Abnormalitas Laktasi Peny
/PB

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Keluhan tiap Trimester
b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)
c. Pemeriksaan kehamilan
d. Imunisasi TT dan tablet Fe
e. Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan

8. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian
terakhir dengan kehamilan.

9. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Nutrisi Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah
300 kalori perhari, dengan komposisi menu seimbang (cukup
mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air).
Cairan : paling sedikit 8 gelas berukuran 250 ml/hari. Cairan
ekstra juga membantu melembutkan kulit, mengurangi kemungkinan
konstipasi, mengeluarkan racun dan produksi sisa dari tubuh,
mengurangi pembengkakan yang berlebihan dan mengurangi resiko
ISK (Murkoff, dkk., 2006).
Eliminasi Biasanya BAK sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Akan hilang pada trimester kedua kehamilan
(Mochtar, 2011). Sedangkan BAB mengalami Konstipasi/obstipasi
karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid
(Mochtar, 2011).
Istirahat Sebaiknya tidur 1-2 jam lebih lama dari biasanya saat malam
(Eisenberg, 2005).
Aktivitas Namun pada saat hamil ibu akan mengalami mudah lelah karena
menurunnya BMR (Basal metabolic Rate) (Prawirohardjo, 2009).
Personal Kebersihan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
Hygiene untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis.
Perawatan diri meliputi kebersihan badan, kebersihan mulut, kebersihan
pakaian (Hidayat, 2008).
Kebiasaan Kebiasaan minum alcohol, jamu-jamuan, obat-obatan, perokok
aktif maupun pasif, narkoba dan kepemilikan binatang peliharaan
merupakan salah satu pencetus gangguan kehamilan yang memperlukan
pengawasan antenatal tambahan (Myles, 2009)
Seksualitas Hubungan seksual masih tetap diperbolehkan kecuali pada ibu
yang pernah mengalami keguguran, namun beberapa wanita kehilangan
gairah seksualnya ketika hamil (Wendy, 2005).
Sebaiknya hubungan seksual diperbolehkan setelah kehamilan 16
minggu, karena pada saat itu plasenta sudah terbentuk.
Hubungan seksualitas saat akhir kehamilan dapat dilakukan
semampu ibu. Kandungan sperma (prostatglandin) dapat merangsang
kontraksi uterus, oleh karena itu disarankan untuk menggunakan
kondom (Manuaba, 2009).

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Riwayat pernikahan : pernikahan keberapa, lama menikah, status
pernikahan sah/tidak
b. Bagaimana respon klien dan keluarga terhadap kehamilan.
Kehamilan direncanakan atau tidak, diterima/tidak.
c. Bagaimana psikis ibu menghadapi kehamilannya
d. Bagaimana adat istiadat keluarga maupun lingkungan masyarakat
yang dapat merugikan atau memberikan pengaruh negatif pada
kehamilan ibu.

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Pernapasan : 16-24 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,50C
Antropometri :
BB Sebelum Hamil :
BB Saat ini : normalnya selama kehamilan pertambahan
berat badan 7 – 12 kg
Tinggi Badan : >145 cm
LiLA : > 23,5 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Untuk mengetahui kebersihan rambut, keadaan
kulit kepala, distribusi dan karakteristik lainnya
(Tambunan dkk, 2011).
Wajah : Untuk mengetahui keadaan wajah, pucat atau tidak
ada oedema dan cloasma gravidarum atau tidak
(Wiknjosastro, 2007).
Mata : Konjungtiva pucat atau tidak, sclera kuning atau
tidak, mata cekung atau tidak (Saifuddin, 2006).
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan
(Tambunan dkk, 2011).
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak
tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,
geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih,
tidak tampak pembesaran tonsil dan ovula
(Tambunan dkk, 2011; Uliyah dkk, 2008).
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret
(Tambunan dkk, 2011; Uliyah dkk, 2008).
Leher : Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak
pembesaran tonsil, tidak tampak peradangan
faring, tidak tampak pembesaran vena jugularis,
tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah bening (Prawirohardjo, 2014;
Tambunan dkk, 2011).
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada
(Tambunan, 2011).
Payudara : Tampak perubahan warna pada aerola dan
mengalami hiperpigmentasi (Dewi dan Tri
Sunarsih, 2010).
Abdomen : Tampak linea alba yang membentang dari simpisis
pubis sampai umbilikus dapat menjadi gelap yang
biasa disebut linea nigra. Peningkatan regangan
pada kulit abdomen, paha, dan payudara,
menimbulkan garis-garis yang berwarna merah
atau kecoklatan pada daerah tersebut yang dikenal
dengan nama striae gravidarum (Dewi dan Tri
Sunarsih, 2010).
Genetalia : Pada saat hamil akan timbul tanda Chadwick
dimana terjadi perubahan warna menjadi
kebiruan pada vulva, vagina, serviks
(Prawirohardjo, 2014).
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Tampak simetris,tidak tampak oedem, dan tidak
tampak varices (Ambarwati dkk, 2009).
b. Palpasi
Kepala : tidak teraba oedema, tidak teraba massa
Wajah : tidak teraba oedema.
Mata : tidak teraba oedema pada palpebra.
Telinga : tidak ada pengeluaran cairan
Hidung : tidak ada fraktur.
Leher : tidak terjadi pembesaran kelenjar tirod, vena
jugularis, dan kelenjar limfe.
Payudara : tidak ada benjolan atau massa, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe pada axilla.
Abdomen : palpasi Leopold I-IV : (Mochtar, 2011)
TFU : ….. cm
Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak,
kurang bulat dan kurang melenting
yaitu bokong janin.
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras
seperti papan yaitu punggung janin
pada sebelah kanan/ kiri ibu dan
dibagian sebaliknya teraba bagian
kecil janin yaitu ekstremitas janin.
Leopold III : Pada SBR, teraba bagian keras,
bulat dan melenting yaitu kepala
janin. Bagian ini masih/ sudah
tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV : Konvergen/ sejajar/ divergen.
Genetalia : tidak ada oedema, varices, dan pembesaran
kelenjar bartholini
Ekstremitas : Bawah, tidak ada oedema, homan sign negatif,
cavillary refill time kembali kurang dari 2 detik.
Atas, tidak ada oedema dan cavillary refill time
kembali kurang dari 2 detik.

c. Auskultasi
Dada : Suara nafas, biasanya pada 90 % hingga 95 %
wanita hamil akan terdengar murmur sistolik
pendek yang semakin jelas terdengar selama
inspirasi maupun ekspirasi (Varney, 2006).
Bunyi jantung I dan II teratur.
Abdomen : Bising peristaltik usus 5 - 35 x/menit. DJJ
terdengar teratur pada punctum maksimum di
kuadran kanan/ kiri bawah frekuensi 120 - 160
kali/ menit.
d. Perkusi
Dada : Umumnya bersuara resonan dan dullness. Karena
suara resonan dihasilkan oleh jaringan paru-paru
yang normalnya bergaung dan bernada rendah dan
suara dullness dihasilkan oleh di bagian atas
jantung dan paru-paru (Soemantri, 2007).
Abdomen : Daerah suprapubis redup jika kandung kemih
distensi atau pada wanita jika uterus membesar
(Swartz, 2005).
Ekstremitas : Bawah, refleks babynski negatif dan patella
positif.
Atas, refleks bisep dan trisep positif.

3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan kontraksi uterus/his : tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul
Distansia Spinarum : jarak antara kedua spina illiaka
anterior superior (24-26 cm)
Distansia Cristarum : jarak antara kedua crista illiaka
anterior superior (28-30 cm)
Distansi Conjungata Eksterna : 18-20 cm
Ukur lingkar panggul : 80-90 cm
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena
panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaliknya pada
multigravida anamnesa mengenai persalinan yang gampang dapat
memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul
(UNPAD, 2005).

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Tes urine saat ini dapat dikatakan akurat bagi seorang wanita
terlambat haid karena tes ini sensiti terhadap kadar hCG dibawah 50
mIU. Dilakukan pada awal kunjungan antenatal (Varney, 2006).
PP Test, Protein Urine, Glukosa Urine
Darah: Hemoglobin, Golongan Darah
Pemeriksaan USG :
Pemeriksaan diagnostik lainnya : tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosis : G...Papah usia kehamilan..... minggu
janin tunggal/ganda, hidup/mati, intrauterin/ekstrauterin.
G : Gravida
P : Para ->
a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup (Varney, 2006)
Intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan
penunjang berupa USG atau dilakukan pemeriksaan
khusus (VT) dan diyakini kehamilan merupakan
kehamilan intrauterin.
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang
sedang dialami klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah.

III.IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan berdasarkan
diagnosis dan masalah yang telah ditentukan.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Untuk menentukan tindakan segera yang perlu diambil berdasarkan
diagnosa dan masalah yang ada.

V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
Rasional: Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya (Dewi dan Tri Sunarsih,
2010).
2. Berikan informasi tentang perubahan fisik pada ibu trimester I
Rasional: Penambahan kenormalan perubahan ini dapat menurunkan
kecemasan dan membantu meningkatkan penyesuaian aktivitass
perawatan diri (Doenges, dkk, 2005).
3. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester I
Rasional: Mengetahui tanda bahaya pada kehamilan membuat ibu
mampu mendeteksi dini tanda yang dapat membahayakan keselamatan
ibu dan janinnya (Salmah, 2006).
4. Berikan KIE mengenai nutrisi ibu hamil.
Rasional: Karena dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh
mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin
tinggi untuk pertumbuhan janin (Manuaba, 2009).
5. Berikan KIE ibu untuk tidak melakukan aktivitas berat.
Rasional: Pada saat hamil, ibu akan mengalami mudah lelah karena
menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate) (Prawirohardjo, 2009).
Wanita hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari asal bersifat
ringan. Kelelahan harus dicegah hingga pekerjaan harus diselingi
dengan istirahat (UNPAD, 2005).
6. Berikan KIE ibu untuk istirahat yang cukup.
Rasional: Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin (Doenges, dkk, 2005).
7. Berikan KIE ibu untuk meningkatkan personal hygiene.
Rasional : Mencegah ibu mengalami resiko infeksi oleh kuman dan
persiapan ibu untuk menyusui (Doenges, dkk, 2005).
8. Berikan KIE latihan ringan secara teratur, seperti jalan kaki.
Rasional: Hal ini dapat meningkatkan peristaltik dan membantu
mencegah terjadinya konstipasi (Doenges, dkk, 2005).
9. Tambahkan suplemen kalsium setiap hari bila asupan produk susu
dikurangi.
Rasional: Membantu dalam memperbaiki keseimbangan
kalsium/fosfor dan menurunkan kram otot (Doenges, dkk, 2005).
10. Jadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
Rasional: Pemberian asuhan antenatal ideal pada kehamilan untuk
mendeteksi kemungkinan penyimpangan dengan segera guna
memungkinkan tindakan preventif atau korektif (Henderson, 2005).

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
BAB IV

PENUTUP

Kunjungan pemeriksaan kehamilan untuk pemantauan dan


pengawasan kesejahteraan ibu dan janin minimal 6 kali selama kehamilan
yaitu pada kehamilan trimester satu 2 kali kunjungan, kehamilan trimester dua
1 kali, dan kehamilan trimester tiga sebanyak 3 kali kunjungan. (Jurnal
Kebidanan Stikes Muhammadiyah Gombong, 2020)
Dalam kasus Ibu D telah dilakukan asuhan kebidanan menggunakan 7
langkah varney, mulai dari pengumpulan data sampai evaluasi dan dalam catat
an perkembangan selanjutnya menggunakan SOAP.
Penulis melakukan pengkajian terhadap Ibu D di Puskesmas Pasundan
pada tanggal 13 Juli 2021. Ibu D datang ke Klinik ingin memeriksakan keham
ilannya. HPHT ibu tanggal 12 Mei 2021 dan didapatkan taksiran persalinan ta
nggal 19 Februari 2022.
Penulis telah mengevaluasi asuhan kebidanan kehamilan terintegrasi
terhadap Ibu D usia 23 tahun dengan diagnosa G1P0000 usia kehamilan 8
minggu 6 hari di Puskesmas Pasundan.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, dkk. 2011. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Nurjasmi, E., dan Dkk. (2016). Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: Pengurus
Pusat Ikatan Bidan Indonesia.

Saifuddin, A. B. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Keseshatan Maternal


Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono dkk. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP- SP.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai