Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS

DI KLINIK UMUM DAN BERSALIN KUSUMA

Disusun Oleh :

ADINDA ZALZABILA MUZAKKYAH

NIM. P07224219001

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif ini tepat pada
waktunya. Terimakasih kepada keluarga, sahabat, seseorang yang saya sayang dan
cintai telah mendukung dan memberi doanya untuk mengerjakan tugas saya.
Shalawat serta salam kiranya akan selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam pembuatan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Kebidanan


Pada Bayi Baru Lahir Fisiologis” terdapat berbagai pengetahuan yang disusun dari
berbagai sumber. Ini dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh tidak terpaku
pada satu sumber saja.

Adapun dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain.
Untuk itu, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang terlibat.
Saya menyadari makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Mudah-mudahan makalah ini
memenuhi harapan dan bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 16 Juni 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian


terjadi dalam periode neonatal. Oleh karena itu, upaya pembinaan kesehatan
bayi dimulai dari pemenuhan kebutuhan primer sejak dalam kandungan.
Kurang baiknya penanganan BBL akan menyebabkan kelainan-kelainan yang
dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya hipotermi pada BBL yang
selanjutnya menyebabkan hipotisemia dan hipoglekemia. Dan yang tak
kurang pentingnya adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi
melalui tali pusat pada waktu memotong tali pusat.
Ditinjau dari pertumbuhan dari perkembangan bayi, periode neonatal
adalah periode yang paling rentan akan banyak hal, seperti infeksi dan
pengaturan tubuhnya, terutama pada bayi yang beratnya rendah saat
melahirkan. Sehingga perlu pemberian ASI atau PASI yang mencukupi untuk
membantu bayi dalam keadaan sehat dan menurunkan angka kematian bayi.
Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama
persalinan, segera sesudah melahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada BBL fisiologis
dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut varney dan mendokumentasikan asuhan kebidanan
dalam bentuk catatan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori BBL fisiologis
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada BBL fisiologis
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada BBL fisiologis dengan pendekatan
varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian pada BBL fisiologis
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada BBL
fisiologis
4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada BBL fisiologis
5) Merancang intervensi pada BBL fisiologis
6) Melakukan implementasi pada BBL fisiologis
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP
KONSEP DASAR MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU
LAHIR NORMAL

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama :
Umur : 24 jam setelah kelahiran (Varney, 2008)
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS :
Diagnosis Medis : NCB-SMK dengan usia… hari
Setelah memiliki bagan hubungan berat lahir dan usia gestasi, bidan
menggolongkan BBL ke dalam 3 kategori, namun yang dikatakan
normal hanya:
 Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Dengan mengkombinasikan kategori usia gestasi dengan kategori
berat / usia gestasi , bidan kemudian dapat menggolongkan BBL ke
salah satu dari Sembilan kategori. Hanya saja 1 yang masuk dalam
kriteria normal:
 Cukup bulan, sesuai masa kehamilan (Varney, 2007)

b. Identitas orang tua


Nama Ayah
Nama Ibu :
Usia ayah/Ibu : Usia >20 dan <35 tahun
Faktor ibu yang memperbesar resiko kematian
perinatal adalah pada ibu dengan umur lebih
tua.(Menurut Wiknyosastro, 2002)
Pendidikan Ayah/Ibu:
Pekerjaan Ayah/Ibu :
Agama :
Suku/Bangsa :
Alamat :
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
a) corak reproduksi
HPHT :
Jumlah Paritas :
Jarak Kelahiran :
b) kunjungan antenatal
Frekuensi ANC :
Riwayat Imunisasi Tetanus Toxoid :
Tablet Fe :
c) Pola Nutrisi Ibu Hamil
Asupan Nutrisi Sehari-hari :
Berat Badan : - Sebelum Hamil :
- Saat Hamil :

d) Riwayat kebiasaan saat hamil


e) Riwayat psikososiokultural spiritual
f) Komplikasi kehamilan

3. Riawayat Persalinan Sekarang


(1) Jenis persalinan : Spontan/SC
(2) Komplikasi persalinan : Ibu :
Bayi :
(3) Keadaan ketuban : Utuh/pecah
(4) Lama ketuban pecah :
(5) Kondisi ketuban : Jernih/keruh/mekonium/darah
4. Riwayat Kelahiran yang Lalu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Riwayat Penyakit Menular :
1) Penyakit Paru-paru : ibu hamil dengan riwayat TBC aktif
kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat persalinan dan
bisa menular pada bayi. (Sarwono,1999:401)
2) Penyakit Hati : bila ibu menderita hepatitis kemungkinan
besar bayi akan tertular melalui ASI .(Sarwono,1999:401)
b. Riwayat Penyakit Menurun :

6. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Nutrisi Pada hari – hari pertama kelahiran
bayi, apabila pengisapan putting
susu cukup adekuat maka akan
dihasilkan secara bertahap 10 –
100 ml ASI. Produksi ASI akan
optimal setelah hari 10 – 14 usia
bayi. Bayi sehat akan
mengkonsumsi 700 – 800 ml ASI
per hari (kisaran 600 – 1000 ml)
untuk tumbuh kembang bayi
(JNPK-KR, 2008)
Bayi harus disusui atau diberi
makan setiap2-3 jam selama 15
hingga 20 menit (Varney, 2007)
Eliminasi BAK: Dalam 24 jam pertama
setelah kelahiran bayi harus sudah
berkemih (Myles, 2009)
BAB: Dalam 48 jam pertama
setelah kelahiran Bayi normal
sudah mengeluarkan feses
umumnya bewarna hijau
kehitaman (Varney, 2007)
Bayi yang diberi ASI, biasanya
pada hari-hari pertama atau
minggu-minggu pertama akan
lebih sering buang air besar, bisa
sampai 6 kali lebih. Hal ini masih
tergolong normal. ( Chomaria,
2011).
Istrahat Sebagian besar bayi akan tidur
cukup lama selama hari-hari
pertamanya. Sesudah
menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru, bayi akan dapat
tidur dua belas sampai dua puluh
jam dalam sehari. Pada awalnya
periode tidurnya singkat tetapi
sering. (Simkin, 2007)
Pesonal Hygiene BBL perlu mandi setiap hari.
Kepala dan popok BBL perlu di
bersihkan / diganti setiap kali area
tersebut kotor dan perawatan tali
pusat yang sesuai dapat mencegah
infeksi neonatorum (varney, 2007)
Aktivitas BBL belum dapat tersenyum atau
tertawa, biasanya ia akan
menangis untuk berkomunikasi
( Simkin, 2007)
Begitu lahir, aspek motorik bayi
sudah mulai berkembang. Gerakan
otot-otot besar pada tangan dan
kakinya bergerak sangat aktif
(Chomaria, 2011)

7. Riwayat psikososiokultural spritual


a. Bagaiman keadaan Psiko ibu dalam menerima bayinya
b. Bagaimana sosial ibu dalam perawatan BBL , lingkungan, dan
bagaimana dukungan keluarga khususnya suami
- BBL yang tinggal dilingkungan yang salah satu anggota
keluarganya menyalahgunakan zat secara teratur dapat
mudah mengalami pengabaian.
-
c. Bagaimana kultural (adat istiadat) ibu dalam perawatan BBL
adakah yang merugikan.
d. Bagaiman keadaan spiritual ibu dalam perawatan BBL.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital: Nadi : 120-160 x/menit
(Varney, 2007: 891)
Pernafasan : 30-60 x/menit (varney,2007:880)
Suhu : 36,5-37,5 oC(Doenges, 2001: 557)
Antropometri : Panjang Badan : 48-52 cm (Depkes RI, 2007)
Berta badan : 2500-4000 gram (Doenges,
2001)
Lila : 10 – 11 cm (Jenny J.S, 2013)
Lingkaran kepala :
- Circum ferensia Suboccipito Bregmatica : 32 cm
- Circum ferensia Fronto Oksipito : 34 cm
- Circum ferensia Mento Oksipito Bregmatica: 35
cm
(obstetri fisiologis,1983: 135)
Lingkaran dada : 30 – 38 cm (Pusdiknakes, 1993: 69)
Lingkar perut : 28 – 30 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Bulat, tidak ada caput sauchedaneum, tidak ada
cephalhematoma, tidak ada molding, ubun-ubun besar
dan kecil tidak cekung atau cembung (Myles, 2009)
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning,
pupil normal (simkin, 2007)
Hidung : Simetris, terletak vertikal di garis tengah, lubang
hidung lengkap, Tidak ada pengeluaran cairan ,tidak
ada pernafasan cuping hidung (Myles, 2009)
Telinga : Simetris, daun telinga normal, telinga bersih (Jenny,
2013)
Mulut : Simetris, warna bibir tidak pucat, mukosa bibir
lembab, palatum mole dan durum tidak ada kelainan,
tidak ada labioskhizis dan labio Palato skhizis (Myles,
2009)
Leher : Pergerakan leher baik, vena jugularis normal (Myles,
2009)
Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
puting susu normal (Myles, 2009)
Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan dan nanah, terdapat 2
arteri 1 vena pada tali pusat dan tidak ada kelainan
(Myles, 2009)
Abdomen : Simetris, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada
tanda-tanda infeksi (Myles, 2009)
Punggung : Simetris, tidak ada spina bifida (Myles, 2009)
Genetalia : - Perempuan : labia minor tertutup oleh labia mayora,
- Laki-laki : testis sudah turun di skrotum dua buah,
tidak ada hipospadia
Anus : Ada lubang anus
Kulit : Warna kulit kemerahan, lanugo pada daerah
punggung, verniks pada daerah lipatan (Myles, 2009)
Ekstremitas : Simetris ,jumlah jari tangan dan kaki lengkap,
tidak ada polidaktili/sindaktili
Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan atau kelainan (Simkin, 2007)
Mata : Tidak teraba oedem (Simkin, 2007)
Hidung : Tidak teraba poilp (Myles, 2009)
Leher : Tidak terba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid
dan kelenjar getah bening (Jenny, 2013)
Abdomen : Teraba lembek, tidak teraba kelainan (Myles, 2009)
Ekstremitas : Tidak teraba oedema (Myles, 2009)

Auskultasi
Dada : Tidak terdengar bunyi nafas crakles,ronchi atau
wheezing, nadi apical terdengar normal, pernapasan
teratur dan tidak terdengar bunyi jantung
tambahan/murmur (Myles, 2009)
Abdomen : Bising Usus : 2-6 x/mnt
Perkusi
Abdomen : Tidak kembung (Myles, 2009)
3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks
a. Refleks Morro : Positif, terkejut saat ada suara (Asuhan
Persalinan Normal,2008: hal.131)
b. Refleks Rooting : Positif, membuka mulut jika ada yang
menyentuh bibir (Asuhan Persalinan
Normal,2008: hal.131)
c. Refleks Sucking : Positif, memberikan respon mengisap dan
membuat gerakan ritmis dengan mulut dan
lidahnya ( Chomaria, 2007).
d. Refleks Swallowing : Positif, dapat menelan (JNPK-KR,2008:
hal.131)
e. Refleks Babinsky : Positif, pada saat telapak kaki bayi dibelai
atau disentuh dari tumit hingga ke jarinya,
maka jari-jari kaki akan mengembang dan ibu jari
memiliki posisi yang lebih tinggi ( Chomaria, 2007)
f. Refleks Grab : Positif, dapat menggenggam dengan baik
(Sitiava, 2012 hal 191)
g. Reflek pada Mata : refleks pupil, refleks merah, refleks mata boneka,
refleks mengedip (Sitiava, 2012 hal 191)
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laborartorium :
- Pemeriksaan Hematokrit : kurang dari 65-70 %
- Pemeriksaan Glukosa : Lebih dari 45 mg % (Varney, 2007)
Pemeriksaan USG :
Pemeriksaan Diagnostik Lainnya :
6. Data Rekam Medis
Melihat dari status klien
II. INTREPRETASI DATA DASAR
Diagnosis : NCB-SMK
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Hipotermi; Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi,
melindungi kelembaban bayi dari aliran udara atau pendingin udara, dan
membatasi stres akibat perpindahan dari uterus yang hangat kelingkungan
yang lebih dingin (Doenges, 2001:562)
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
V.MENGEMBANGKAN RENCANA / INTERVENSI
1. Memberitahukan hasil Pemeriksaan
Rasional : Menjelaskan hasil pemeriksaan merupakan hak klien (Varney,
2008)
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Rasional : Bayi baru lahir tidak terlindungi dari bakteri benigna. Semua
pemberi perawatan harus menggosok tangan dan lengan mereka selama
tiga menit dengan sabun antibakteri sebelum menyentuh bayi baru
lahir(Varney, 2007)
3. Beri identitas bayi
Rasional : identitas merupakan cara yang tepat untuk menghindari
kekeliruan (Jenny J.S, 2013)
4. Jaga kehangatan tubuh bayi
Rasional : Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi,
melindungi kelembaban bayi dari aliran udara atau pendingin udara, dan
membatasi stres akibat perpindahan dari uterus yang hangat kelingkungan
yang lebih dingin (Doenges, 2001:562)
5. Berikan profilaksis mata dalam bentuk salep eritromisin (Ilotycin) kira kira
1jam setelah kelahiran
Rasional : Membantu mencegah oftalmia neonatorum yang disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae, yang mungkin ada pada jalan lahir ibu.
Eritromisi secara efektif menghilangkan baik organisme gonorea dan
klamidia. Profilakis mata mengeruhkan pandangan bayi menurunkan
kemampuan bayi untuk berinteraksi dengan orang tua (Doenges, 2001)
6. Berikan Vitamin.K 1 (Phytomenadione) dengan dosis 1mg ( vit K) atau
0,5cc (vit neo K) secara IM (pada paha sebelah kiri)
Rasional : Bayi baru lahir cenderung mengalami kekurangan Vitamin.K
karena cadangan vitamin K dalam hati relatif masih rendah ,sedikitnya
transfer vitamin K melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada asi
dan sterilitas saluran pencernaan pada bayi baru lahir. Kekurangan vitamin
K beresiko tinggi bagi bayi untuk mengalami perdarahan yang disebut juga
perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK).
7. Berikan suntik imunisasi Hb 0
Rasional: Menurunkan resiko bayi baru lahir mengalami hepatitis B atau
menjadi karier kronis (Doenges, 2001: 566)
8. Melakukan perawatan tali pusat
Rasional :Meningkatkan pengeringan dan pemulihan, meningkatkan
nekrosis dan pengelupasan normal, dan menghilangkan media lembab
untuk pertumbuhan bakteri (Doenges, 2001 : 581)
9. Anjurkan ibu menyusui bayinya
Rasional :Kolostrum dan ASI mengandung sekretorius IgA dalam jumlah
tinggi, yang memberikan imunitas bentuk pasif serta makrofag dan
limfosit yang membantu mengembangkan respons inflamasi lokal
(Doenges, 2001 : 581)
10. Anjurkan ibu untuk mengganti popok bayi setelah BAB/BAK
Rasional : Segerea mengganti popok setiap bassah merupakan salah satu
cara untuk menghindari bayi dari kehilangan panas (Jenny J.S, 2013)
11. Anjurkan menghindari kontak dengan anggota keluarga atau pengunjung
yang mengalami infeksi atau baru terpajan pada proses infeksi
Rasional : BBL lebih rentan bila dipajankan pada beberapa infeksi
(Doenges, 2001)
12. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya
Rasional: ASI merupakan spesifik spesies, yang muncul sepanjang waktu
untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dan anak (Myles, 2009)
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari asuhan kebidanan pada bayi


baru lahir fisiologis sebagai berikut :
a. Pengkajian data yang dilakukan dalam kasus tersebut telah terfokus pada
data-data yang dibutuhkan dalam membantu menegakkan diagnosis.
b. Proses analisis data atau interpretasi data, telah sesuai dengan data-data
yang menunjang serta sesuai dengan ketetapan nomenklatur dalam
kebidanan.
c. Rencana dan pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan dalam
asuhan bayi baru lahir fisiologis ini telah sesuai dengan kebutuhan klien
dan terfokus terhadap kebutuhan klien.
d. Evaluasi yang dilakukan dalam asuhan kebidanan dilakukan secara
langsung setelah pelaksanaan asuhan kebidanan, hal ini dilakukan untuk
menilai secara langsung keberhasilan dan keefektifan asuhan yang
diberikan.

B. Saran
Diharapkan bidan dapat terus termotivasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya yang tiada batasnya. Klien / keluarga
mampu menerima dengan baik pelayanan yang diberikan oleh petugas
kesehatan, Serta mampu memahami situasi dan kondisi selama proses
perawatan bayi baru lahir fisiologis, maupun tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh Nakes dalam membantu proses perawatan bayi baru lahir
fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2009. Asuhan Kebidanan  Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Modul asuhan persalinan normal.

Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Bayi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Saifuddin, Abdul Bari, Dkk. 2002. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo

YBO-SP. 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta: EGC.

Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai