Disusun Oleh :
NIM. P07224219001
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif ini tepat pada
waktunya. Terimakasih kepada keluarga, sahabat, seseorang yang saya sayang dan
cintai telah mendukung dan memberi doanya untuk mengerjakan tugas saya.
Shalawat serta salam kiranya akan selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain.
Untuk itu, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang terlibat.
Saya menyadari makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Mudah-mudahan makalah ini
memenuhi harapan dan bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama :
Umur : 24 jam setelah kelahiran (Varney, 2008)
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS :
Diagnosis Medis : NCB-SMK dengan usia… hari
Setelah memiliki bagan hubungan berat lahir dan usia gestasi, bidan
menggolongkan BBL ke dalam 3 kategori, namun yang dikatakan
normal hanya:
Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Dengan mengkombinasikan kategori usia gestasi dengan kategori
berat / usia gestasi , bidan kemudian dapat menggolongkan BBL ke
salah satu dari Sembilan kategori. Hanya saja 1 yang masuk dalam
kriteria normal:
Cukup bulan, sesuai masa kehamilan (Varney, 2007)
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital: Nadi : 120-160 x/menit
(Varney, 2007: 891)
Pernafasan : 30-60 x/menit (varney,2007:880)
Suhu : 36,5-37,5 oC(Doenges, 2001: 557)
Antropometri : Panjang Badan : 48-52 cm (Depkes RI, 2007)
Berta badan : 2500-4000 gram (Doenges,
2001)
Lila : 10 – 11 cm (Jenny J.S, 2013)
Lingkaran kepala :
- Circum ferensia Suboccipito Bregmatica : 32 cm
- Circum ferensia Fronto Oksipito : 34 cm
- Circum ferensia Mento Oksipito Bregmatica: 35
cm
(obstetri fisiologis,1983: 135)
Lingkaran dada : 30 – 38 cm (Pusdiknakes, 1993: 69)
Lingkar perut : 28 – 30 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Bulat, tidak ada caput sauchedaneum, tidak ada
cephalhematoma, tidak ada molding, ubun-ubun besar
dan kecil tidak cekung atau cembung (Myles, 2009)
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning,
pupil normal (simkin, 2007)
Hidung : Simetris, terletak vertikal di garis tengah, lubang
hidung lengkap, Tidak ada pengeluaran cairan ,tidak
ada pernafasan cuping hidung (Myles, 2009)
Telinga : Simetris, daun telinga normal, telinga bersih (Jenny,
2013)
Mulut : Simetris, warna bibir tidak pucat, mukosa bibir
lembab, palatum mole dan durum tidak ada kelainan,
tidak ada labioskhizis dan labio Palato skhizis (Myles,
2009)
Leher : Pergerakan leher baik, vena jugularis normal (Myles,
2009)
Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
puting susu normal (Myles, 2009)
Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan dan nanah, terdapat 2
arteri 1 vena pada tali pusat dan tidak ada kelainan
(Myles, 2009)
Abdomen : Simetris, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada
tanda-tanda infeksi (Myles, 2009)
Punggung : Simetris, tidak ada spina bifida (Myles, 2009)
Genetalia : - Perempuan : labia minor tertutup oleh labia mayora,
- Laki-laki : testis sudah turun di skrotum dua buah,
tidak ada hipospadia
Anus : Ada lubang anus
Kulit : Warna kulit kemerahan, lanugo pada daerah
punggung, verniks pada daerah lipatan (Myles, 2009)
Ekstremitas : Simetris ,jumlah jari tangan dan kaki lengkap,
tidak ada polidaktili/sindaktili
Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan atau kelainan (Simkin, 2007)
Mata : Tidak teraba oedem (Simkin, 2007)
Hidung : Tidak teraba poilp (Myles, 2009)
Leher : Tidak terba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid
dan kelenjar getah bening (Jenny, 2013)
Abdomen : Teraba lembek, tidak teraba kelainan (Myles, 2009)
Ekstremitas : Tidak teraba oedema (Myles, 2009)
Auskultasi
Dada : Tidak terdengar bunyi nafas crakles,ronchi atau
wheezing, nadi apical terdengar normal, pernapasan
teratur dan tidak terdengar bunyi jantung
tambahan/murmur (Myles, 2009)
Abdomen : Bising Usus : 2-6 x/mnt
Perkusi
Abdomen : Tidak kembung (Myles, 2009)
3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks
a. Refleks Morro : Positif, terkejut saat ada suara (Asuhan
Persalinan Normal,2008: hal.131)
b. Refleks Rooting : Positif, membuka mulut jika ada yang
menyentuh bibir (Asuhan Persalinan
Normal,2008: hal.131)
c. Refleks Sucking : Positif, memberikan respon mengisap dan
membuat gerakan ritmis dengan mulut dan
lidahnya ( Chomaria, 2007).
d. Refleks Swallowing : Positif, dapat menelan (JNPK-KR,2008:
hal.131)
e. Refleks Babinsky : Positif, pada saat telapak kaki bayi dibelai
atau disentuh dari tumit hingga ke jarinya,
maka jari-jari kaki akan mengembang dan ibu jari
memiliki posisi yang lebih tinggi ( Chomaria, 2007)
f. Refleks Grab : Positif, dapat menggenggam dengan baik
(Sitiava, 2012 hal 191)
g. Reflek pada Mata : refleks pupil, refleks merah, refleks mata boneka,
refleks mengedip (Sitiava, 2012 hal 191)
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laborartorium :
- Pemeriksaan Hematokrit : kurang dari 65-70 %
- Pemeriksaan Glukosa : Lebih dari 45 mg % (Varney, 2007)
Pemeriksaan USG :
Pemeriksaan Diagnostik Lainnya :
6. Data Rekam Medis
Melihat dari status klien
II. INTREPRETASI DATA DASAR
Diagnosis : NCB-SMK
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Hipotermi; Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi,
melindungi kelembaban bayi dari aliran udara atau pendingin udara, dan
membatasi stres akibat perpindahan dari uterus yang hangat kelingkungan
yang lebih dingin (Doenges, 2001:562)
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
V.MENGEMBANGKAN RENCANA / INTERVENSI
1. Memberitahukan hasil Pemeriksaan
Rasional : Menjelaskan hasil pemeriksaan merupakan hak klien (Varney,
2008)
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Rasional : Bayi baru lahir tidak terlindungi dari bakteri benigna. Semua
pemberi perawatan harus menggosok tangan dan lengan mereka selama
tiga menit dengan sabun antibakteri sebelum menyentuh bayi baru
lahir(Varney, 2007)
3. Beri identitas bayi
Rasional : identitas merupakan cara yang tepat untuk menghindari
kekeliruan (Jenny J.S, 2013)
4. Jaga kehangatan tubuh bayi
Rasional : Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi,
melindungi kelembaban bayi dari aliran udara atau pendingin udara, dan
membatasi stres akibat perpindahan dari uterus yang hangat kelingkungan
yang lebih dingin (Doenges, 2001:562)
5. Berikan profilaksis mata dalam bentuk salep eritromisin (Ilotycin) kira kira
1jam setelah kelahiran
Rasional : Membantu mencegah oftalmia neonatorum yang disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae, yang mungkin ada pada jalan lahir ibu.
Eritromisi secara efektif menghilangkan baik organisme gonorea dan
klamidia. Profilakis mata mengeruhkan pandangan bayi menurunkan
kemampuan bayi untuk berinteraksi dengan orang tua (Doenges, 2001)
6. Berikan Vitamin.K 1 (Phytomenadione) dengan dosis 1mg ( vit K) atau
0,5cc (vit neo K) secara IM (pada paha sebelah kiri)
Rasional : Bayi baru lahir cenderung mengalami kekurangan Vitamin.K
karena cadangan vitamin K dalam hati relatif masih rendah ,sedikitnya
transfer vitamin K melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada asi
dan sterilitas saluran pencernaan pada bayi baru lahir. Kekurangan vitamin
K beresiko tinggi bagi bayi untuk mengalami perdarahan yang disebut juga
perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK).
7. Berikan suntik imunisasi Hb 0
Rasional: Menurunkan resiko bayi baru lahir mengalami hepatitis B atau
menjadi karier kronis (Doenges, 2001: 566)
8. Melakukan perawatan tali pusat
Rasional :Meningkatkan pengeringan dan pemulihan, meningkatkan
nekrosis dan pengelupasan normal, dan menghilangkan media lembab
untuk pertumbuhan bakteri (Doenges, 2001 : 581)
9. Anjurkan ibu menyusui bayinya
Rasional :Kolostrum dan ASI mengandung sekretorius IgA dalam jumlah
tinggi, yang memberikan imunitas bentuk pasif serta makrofag dan
limfosit yang membantu mengembangkan respons inflamasi lokal
(Doenges, 2001 : 581)
10. Anjurkan ibu untuk mengganti popok bayi setelah BAB/BAK
Rasional : Segerea mengganti popok setiap bassah merupakan salah satu
cara untuk menghindari bayi dari kehilangan panas (Jenny J.S, 2013)
11. Anjurkan menghindari kontak dengan anggota keluarga atau pengunjung
yang mengalami infeksi atau baru terpajan pada proses infeksi
Rasional : BBL lebih rentan bila dipajankan pada beberapa infeksi
(Doenges, 2001)
12. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya
Rasional: ASI merupakan spesifik spesies, yang muncul sepanjang waktu
untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dan anak (Myles, 2009)
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan bidan dapat terus termotivasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya yang tiada batasnya. Klien / keluarga
mampu menerima dengan baik pelayanan yang diberikan oleh petugas
kesehatan, Serta mampu memahami situasi dan kondisi selama proses
perawatan bayi baru lahir fisiologis, maupun tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh Nakes dalam membantu proses perawatan bayi baru lahir
fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Bayi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI
Saifuddin, Abdul Bari, Dkk. 2002. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo
YBO-SP. 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta: EGC.