DISUSUN OLEH
NIM P07224219017
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan yang berjudul “Laporan Komprehensif
Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini memuat dasar teori dan konsep manajemen asuhan kebidanan pada
ibu nifas fisiologis. Penulis yakin bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu secara moril
maupun materil dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat
menyempurnakan laporan ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
NIM. P07224219017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data dan informasi dari profil kesehatan Indonesia tahun 2019 menunjukkan
bahwa angka kesakitan diare di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2019 angka
kesakitan diare untuk semua umur sebesar 270/1000 penduduk sedangkan pada balita
sebesar 843/1000 penduduk (Kesehatan Kemenkes RI, 2020).
Selain itu, kejadian luar biasa (KLB) diare juga masih cukup sering terjadi
Indonesia dengan angka kematian (case fatality rate/CFR) yang masih tinggi.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia 2019 terlihat bahwa frekuensi KLB penyakit
diare mengalami fluktuasi (naik-turun), akan tetapi angka kematian terus meningkat.
Kasus KLB pada tahun 2015 mencapai 1.213 orang yang terjadi di 13 provinsi
dengan angka kematian 2,47%. Selanjutnya pada tahun 2016 terjadi KLB di 3
provinsi dengan jumlah kasus 198 orang dan angka kematian CFR 3,03%. Pada tahun
2018 terjadi KLB diare sebanyak 10 kasus yang tersebar di 8 provinsi di 8
kabupaten/kota dengan 756 orang penderita dan angka kematian sebesar 4,76%
(Kemenkes RI, 2019).
GE (gastro enteritis) adalah buang air besar dengan konsistensi encer / cair
dengan frekwensi lebih sering dari bisanya yaitu lebih dari tiga kali dalam sehari yang
dapat disertai lendir / darah atau tidak yang terjadi secara mendadak dan berlangsung
3 – 5 hari dan bisa juga berlangsung kurang dari dua minggu (Syamsudin 2016).
Sampai saat ini GE masih merupakan masalah kesehatan, GE masih sering
menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam
waktu yang singkat dan secara mendadak.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan asuhan kebidanan pada balita sakit yang menggunakan pola
pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney dan
mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori balita sakit
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada balita sakit
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita sakitt dengan pendekatan
Varney
1. Melakukan pengkajian pada klien
2. Menginterprestasikan data dasar
3. Mengidentifikasi diagnosa/ masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Merencanakan asuhan kebidanan
6. Melaksanakan asuhan tindakan pada klien
7. Mengevaluasi hasil dari suatu tindakan pada klien
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan dalam bentuk dokumentasi SOAP.
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Klien dengan
Gastroenteritis
PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Nama pengkaji :
Tempat pengkajian :
A) DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan Utama
Waktu dan frekuensi diare Diare pada malam hari atau sepanjang
hari, tidak intermiten, atau diare timbul mendadak. menunjukkan adanya
penyakit organik. Lama diare kronik kurang dari 3 bulan juga
mengarahkan kita pada penyakit organik. Perasaan ingin buang air besar
yang tidak bisa ditahan mengarah ke penyakit inflamatorik. Diare yang
terjadi pagi hari lebih banyak berhubungan dengan stres, hal ini biasanya
mengarah kepada ke sindrom usus iritabel (IBS). Mual dan muntah
dapat menunjukkan infeksi, Penurunan berat badan disertai riwayat
dehidrasi atau hipokalemia menunjukkan adanya penyakit organik
(terutama bila penurunanan berat badan lebih dari 5 kg), mengejan
waktu defekasi lebih banyak pada diare fungsional.
Nyeri abdomen yang disebabkan kelainan usus halus berlokasi di
sekitar pusat dan kolik/nyeri yang disebabkan kelainan usus besar dapat
terletak di suprapubik, kanan atau kiri bawah. Nyeri terus menerus
menandakan ulserasi yang berat pada usus atau adanya komplikasi
abses. Manifestasi klinis yang dijumpai meliputi muntah, sakit perut,
dan demam. Sementara diare berbentuk cair merupakan karakteristik
diare terbanyak, disusul diare lendir dan darah. Mayoritas frekuensi
diare pada subyek penelitian, berkisar antara 1- 5 kali per hari. (Tony
Soetanto dkk, 2012)
Seksualitas
a. Psikologis :
b. Sosial :
c. Kultural :
d. Spiritual :
B) DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Keadaan umum : volume darah akan berkurang dengan demikian
nadi akan cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah
menurun, kesadaran menurun yang akhirnya terjadi syok (Suraatmaja,
2010).
Tanda Vital : Tekanan darah:
Nadi :
Pernapasan :
Suhu :
Tinggi Badan :
LILA :
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Leher :
Dada :
Payudara :
Kepala :
Wajah :
Mata :
Telinga :
Hidung :
Leher :
Dada :
Abdomen :
Genetalia :
Anus :
Ekstremitas :
Auskultasi
Perkusi
Dada :
Ekstremitas :
3. Pemeriksaan Khusus
4. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis :
Masalah :
V. INTERVENSI
1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output cairan
yang berlebihan. Oberservasi tanda vital, tanda-tanda dehidrasi.
Rasional : Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan banyak minum
air putih (2.000–2.500 cc/hari).
2. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan, pemeriksaan Lab.
Elektrolit.
3. Penurunan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah. Kaji pola nutrisi dan perubahan yang terjadi. Faktor penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi. Beri diet dalam kondisi hangat, porsi kecil tapi
sering.
4. Kolaborasi dengan tim gizi.
5. Ketidaknyamanan berhubungan dengan kram/nyeri abdomen
Rasional :
a. Observasi tanda-tanda vital.
b. Kaji tingkat rasa nyeri.
c. Atur posisi nyaman.
d. Beri kompres hangat pada abdomen.
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik.
6. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya BAB
Rasional :
1. Ajarkan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pakaian dan
mempertahankan teknik aseptic atau antiseptik.
2. Hindari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab. Untuk
menghindari pada daerah anus terdapat kuman, bakteri, karena bakteri
suka daerah yang lembab. Pada daerah ini meningkat resikonya untuk
kerusakan dan memerlukan pengobatan lebih intensif.
3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat.
VI. IMPLEMENTASI