Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkah-Nya
serta kemudahan yang telah diberikan sehingga asuhan kebidanan pada ibu
dengan kontrasepsi Mini Pil ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Laporan asuhan kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu
dengan Kontrasepsi Mini Pil” ini menjelaskan tentang bagaimana konsep dasar
teori dan konsep dasar manajemen asuhan pada ibu dengan kontrasepsi Mini Pil.
Laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca. Penulis
sadar bahwa masih sangat banyak kekurangan pada laporan ini. Penulis harapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir, kata penulis ucapkan terimakasih.

Samarinda, 27 Oktober 2018

Desy Karlina
NIM. P07224316007
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini diketahui jumlah penduduk Indonesia sebesar 225,5 juta penduduk
dengan rata-rata petumbuhan penduduk sebesar 1,3%. Pemerintah
merencanakan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut hingga
1,14% pada tahun 2009. (Depkes RI, 2008)
Menurut World Health Organization (WHO) (1996), setiap tahun lebih
dari 600.000 wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan saat
melahirkan dan 99% kematian itu terjadi di negara berkembang. Dalam jangka
waktu yang sama,tak kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak
diinginkan terjadi di mukabumi ini. (Handoko, 2007)
Kontrasepsi oral, atau pil KB, telah digunakan oleh lebih dari 60 juta
wanita di seluruh dunia, dan dianggap oleh banyak orang sebagai paling maju
medis sosial signifikan dari abad kedua puluh. Pil KB adalah tablet diminum
setiap hari oleh seorang wanita untuk mencegah kehamilan. Pil KB melakukan
hal ini dengan menghambat perkembangan telur dalam ovarium wanita selama
siklus bulanan menstruasi Selama siklus menstruasi wanita, tingkat estrogen
yang rendah biasanya memicu kelenjar pituitari untuk mengirimkan suatu
hormon yang memulai pengembangan telur. Pil KB rilis cukup estrogen
sintetis untuk menjaga hormon yang dari yang dilepaskan selama siklus
bulanan.
Pil KB juga mengandung hormon progestin kedua, sintetis, yang
meningkatkan ketebalan lendir serviks dan pengembangan menghambat dari
lapisan rahim untuk lebih mencegah kehamilan. Penelitian telah menunjukkan
bahwa pil KB adalah 99% efektif dalam mencegah kehamilan. Hasil studi
tentang keamanan pengendalian kelahiran bervariasi. Beberapa studi
menunjukkan bahwa penggunaannya meningkatkan risiko jenis kanker
tertentu, sementara yang lain menunjukkan bahwa risiko akan minimal. Ada
juga mengklaim bahwa pil KB meningkatkan risiko stroke dan serangan
jantung.
Meskipun popularitasnya, segera setelah pil KB diperkenalkan,
masyarakat mulai meningkatkan kekhawatiran tentang efek samping dan
keselamatan. Pada awal tahun 1961, laporan mulai beredar bahwa pil KB
meningkatkan risiko seorang wanita menderita stroke atau serangan jantung
dengan menyebabkan pembekuan darah. Pada tahun 1965, federal Food and
Drug Administration (FDA) memberikan seorang ilmuwan di Johns Hopkins
School of Kebersihan dan Kesehatan Masyarakat untuk mempelajari efek
samping dari pil KB. Badan ini juga membentuk Komite Penasehat Obstetri
dan Ginekologi untuk mempelajari hubungan antara kontrasepsi oral dan
pembekuan darah, serta apakah pil KB meningkatkan risiko payudara, leher
rahim, atau kanker endometrium. Komite, komite penasihat pertama yang
pernah didirikan oleh FDA, melaporkan pada tahun 1966 itu tidak
menemukan bukti untuk menjadikan pil KB yang tidak aman untuk digunakan
manusia.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu dengan
kontrasepsi mini pil menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori kontrasepsi mini pil.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada ibu
dengan kontrasepsi mini pil berdasarkan 7 langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan kontrasepsi mini pil
menggunakan pendekatan Varney, yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian.
2) Menginterpretasikan data dasar.
3) Mengidentifikasi diagnosis/masalah potensial.
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera.
5) Mengembangkan rencana intervensi.
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi.
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu dengan kontrasepsi
mini pil menggunakan catatan SOAP.
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Dengan
Kontrasepsi Mini Pil

I. PENGKAJIAN

a. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas
Nama :
Umur : usia PUS (20 – 55 tahun) mempengaruhi
bagaimana mengambil keputusan dalam
kesehatannya. (Prawirohardjo, 2010)
Perokok dengan usia > 35 tahun tidak boleh
menggunakan pil kombinasi. (Saifuddin, 2010)
Agama :

Suku/ Bangsa :
Pendidikan : Tingkat pendidikan dapat mendukung atau
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, dan
taraf pendidikan yang rendah selalu bergandengan
dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas,
makin tinggat tinggi pendidikan semakin tinggi pula
pemahaman seseorang terhadap informasi yang
didapat dan pengetahuan pun akan semakin tinggi.
Hal ini juga berkaitan dengan pengambilan
keputusan. (Undang-Undang Sisdiknas, 2007)
Pekerjaan : Wanita yang bekerja memiliki waktu yang lebih
sedikit untuk mengurus anaknya dan akan cendrung
membatasi jumlah anak. (Arikunto, 2010)
Alamat :

2. Keluhan Utama
Pada pasien yang menggunakan mini pil biasa nya mengeluh mual,
bercak atau flek diantara masa haid, sakit kepala ringan, payudara
nyeri, berat badan sedikit naik atau turun.

3. Riwayat Kesehatan Klien


a. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Penyakit/kelainan reproduksi :
- Riwayat kehamilan ektopik, kelainan payudara jinak,
penyakit radang panggul, endometriosis atau tumor
ovarium jinak dapat menggunakan metode ini
- Riwayat kanker payudara atau dicurigai kanker
payudara tidak diperbolehkan menggunakan metode ini
(Sulistyawati, 2014)
2) Penyakit jantung: Riwayat penyakit jantung, stroke, atau
dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg), kelainan
tromboemboli, kelaianan pembuluh darah yang
menyebabkan sakit kepala atau migrain tidak boleh
mengunakan metode ini (Sulistyawati, 2014)
3) Penyakit darah: Riwayat gangguan faktor pembekuan darah
tidak boleh menggunakan mini pil. (Sulistyawati, 2014)
4) Penyakit endokrin :
a) Diabetes mellitus > 20 tahun tidak boleh menggunakan
metode mini pil. (Saifuddin, 2010)
b) Penyakit tiroid boleh menggunakan mini pil.
(Saifuddin, 2010)
5) Penyakit pernapasan: riwayat tuberkulosis atau sedang
menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan
rifampisin) boleh menggunakan mini pil. (Saifuddin, 2010)
6) Penyakit saraf: migrain dan gejala nerologik fokal
(epilepi/riwayat epilepsi) tidak boleh menggunakan mini
pil. (Saifuddin, 2010)
7) Penyakit dalam: riwayat atau sedang menderita penyakit
hati akut (hepatitis) tidak boleh menggunakan mini pil.
(Saifuddin, 2010)
8) Penyakit kanker: riwayat kanker payudara atau dicurigai
kanker payudara tidak boleh menggunakan mini pil.
(Saifuddin, 2010)
b. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai klien merasakan
keluhan sampai dengan pengkajian saat ini (sebelum diberikan
asuhan).

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Penyakit tertentu dapat terjadi secara genetik atau berkaitan
dengan keluarga atau etnisitas, dan beberapa diantaranya berkaitan
dengan lingkungan fisik atau sosial tempat keluarga tersebut
tinggal. Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi,
DM, hemofilia, kanker payudara) menular (hepatitis, TBC,
HIV/AIDS) menahun (jantung, asma). (Fraser & Cooper, 2009)
Apabila ada riwayat mutasi atau riwayat banyak anggota dalam
keluarga yang menderita trombeomboli vena multipel yang tidak
dapat dijelaskan pada usia belia tidak dapat menggunakan
kontrasepsi mini pil. (Sulistyawati, 2014)

5. Riwayat Menstruasi
1) Mengurangi nyeri haid dan mengurangi jumlah darah haid
(Saifuddin, 2010)
6. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


No. BB/ Abnor Lak
Suami Anak UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK H M Peny
PB malitas tasi
1) Riwayat kehamilan ektopik diperbolehkan menggunakan
kontrasepsi mini pil. (Saifuddin, 2010)
2) Ibu hamil atau dicurigai hamil tidak boleh menggunakan mini
pil. (Saifuddin, 2010)

7. Riwayat Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi mini pil dapat diberikan pada pasien
setelah menggunakan metode keluarga berencana alamiah, sebagai
kontrasepsi darurat, atau ingin mengganti kontrasepsi injeksi
dengan mini pil. (Saifuddin 2010)

8. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Pada beberapa wanita yang menggunakan mini pil (yang
Nutrisi mengandung progestin) dapat meningkatkan nafsu makan.
(Mulyani, 2013)
Untuk mengetahui pola BAB dan BAK berapa kali sehari,
bagaimana warna dan konsistensinya. Pada akseptor mini
Eliminasi
pil, secara normal tidak mempengaruhi pola eliminasi
sehari-hari. (Saifuddin, 2010)
Keterbatasan dari pemakaian mini pil yaitu mual terutama
Istirahat pada tiga bulan pertama dan pusing dapat mempengaruhi
istirahat. (Sulistyawati, 2014)
Aktivitas sedikit terganggu karena pengaruh pusing dari
Aktivitas
pemakaian mini pil. (Sulistyawati, 2014)
Perdarahan bercak atau perdarahan sela pada tiga bulan
Personal
pertama, maka personal hygiene lebih dijaga dengan
Hygiene
sering mengganti celana dalam. (Sulistyawati, 2014)
Wanita perokok yang berusia di atas usia 35 tahun tidak
boleh menggunakan pil karena merokok dapat
Kebiasaan
meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler
terutama tromboemboli vena. (Sulistyawati, 2014)
Seksualitas Pada sebagian kecil wanita dapat menimbulkan depresi
dan perubahan suasana hati sehingga keinginan untuk
berhubungan seks berkurang. (Mulyani, 2013)
Pada penggunaan mini pil tidak mengganggu hubungan
suami istri. (Saifuddin, 2010)

9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Masih kuat kepercayaan di kalangan masyarakat muslim bahwa
setiap mahluk yang diciptakan tuhan pasti diberi rezeki untuk itu
tidak khawatir memiliki jumlah anak yang banyak. (Prawirohardjo,
2009)

b. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Menurut PB PAPDI (2006), beberapa tingkat kesadaran antara lain:
a. Compos mentis, yaitu sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya
maupun lingkungannya dan pasien dapat menjawab pertanyaan
pemeriksa dengan baik.
b. Apatis, yaitu keadaan dimana pasien tampak segan dan acuh
tak acuh terhadap lingkungannya.
c. Delirium, yaitu penurunan kesadaran disertai kekacauan
motorik serta sikus tidur dan bangun yang terganggu. Pasien
tampak gaduh, gelisah, kacau, disorientasi, dan meronta-ronta.
d. Somnolen (letargi, obtundasi, hipersomnia), yaitu keadaan
mengantuk yang masih dapat pulih bila dirangsang, tetapi bila
rangsang berhenti, pasien akan tertidur kembali.
e. Sopor (stupor), yaitu keadaan yang mengantuk yang dalam.
Pasien masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat,
misalnya rangsang nyeri, tetapi pasien tidak terbangun
sempurna dan tidak dapat memberikan jawaban verbal yang
baik.
f. Semi koma (koma ringan), yaitu penurunan kesadaran yang
tidak memberikan respon terhadap rangsang verbal dan tidak
dapat dibangunkan sama sekali, tetapi refleks (kornea, pupil)
masih baik. Respon terhadap rangsang nyeri tidak adekuat.
g. Koma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam dan tidak
ada gerakan spontan serta tidak ada respon terhadap rangsang
nyeri.

Tanda Vital :
a. Tekanan darah tinggi selama < 180/110 mmHg boleh
menggunakan pil progestin (Sulistyawati, 2014)

Antropometri :
a. Berat badan sekarang :
Efek samping pemakaian mini pil, berat badan sedikit
meningkat. (Saifuddin, 2010)
Hormon estrogen menyebabkan retensi cairan dan garam yang
bisa memicu pertambahan berat badan sedangkan progesteron
bisa meningkatkan nafsu makan. (Varney, 2007)

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe, rambut
tampak kuat, distribusi rambut tampak merata dan tekstur
rambut tampak lembut. (Priharjo, 2009)
b. Wajah : Wajah tampak pucat atau sianosis merupakan
salah satu tanda kemungkinan adanya penyakit jantung yang
merupakan kontraindikasi dari kontrasepsi mini pil. (Saifuddin,
2010)
c. Mata : Sklera berwarna kuning menandakan
kemungkinan indikasi adanya/penyakit hati. Kerusakan hati
atau hepatitis akut tidak dapat menggunakan KB mini pil.
d. Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan. (Tambunan dkk, 2011)
e. Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak
tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis, geraham tampak
lengkap, lidah tampak bersih, tidak tampak pembesaran tonsil.
(Tambunan dkk, 2011 & Uliyah dkk, 2008).
f. Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret.
(Tambunan dkk, 2011 dan Uliyah dkk, 2008).
g. Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis, tidak
tampak pembesaran kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening.
(Priharjo, 2009 dan Tambunan dkk, 2011)
h. Dada : Nyeri dada hebat atau napas pendek merupakkan
tanda bahaya pada penggunaan mini pil. Kemungkinan adanya
bekuan darah di paru atau serangan jantung. (Saifuddin, 2010)
i. Payudara : Penderita keganasan pada payudara, kanker
payudara atau dicurigai kanker payudara tidak diperbolehkan
menggunakan kontrasepsi mini pil. (Saifuddin, 2010)
j. Abdomen :
k. Genitalia : Perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya tidak boleh menggunakan kontrasepsi mini pil.
(Saifuddin, 2010)
l. Ekstremitas : Varises vena boleh menggunakan mini pil,
sedangkan rasa sakit dan kaki bengkak menandakan indikasi
risiko tinggi penggumpalan darah pada tungkai perlu
diwaspadai. (Saifuddin, 2010).

Palpasi
a. Kepala : Tidak teraba oedema/massa. (Priharjo, 2009)
b. Mata : Tidak teraba oedema. (Priharjo, 2009)
c. Hidung : Tidak teraba polip. (Priharjo, 2009)
d. Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelejar getah bening. (Priharjo, 2009)
Penyakit tiroid dapat menggunakan pil kombinasi.
(Sulistyawati, 2014)
e. Dada :
f. Payudara : Terabanya benjolan yang dapat menandakan
adanya kemungkinan akseptor menderita tumor jinak atau
kanker payudara tidak boleh menggunakan metode mini pil.
(Saifuddin, 2010)
g. Abdomen :
h. Genetalia : Tidak teraba pembesaran kelenjar bartholini, vulva
dan vagina tidak teraba oedem. (Sulistyawati, 2014)
i. Ekstremitas: Kaki bengkak menandakan indikasi risiko tinggi
penggumpalan darah pada tungkai pada penggunaan mini pil.
(Saifuddin, 2010)

Auskultasi
Jika peserta KB memiliki keluhan atau riwayat sesak napas,
kemungkinan peserta mempunyai penyakit jantung yang serius
yang merupakan kontraindikasi penggunaan kontrasepsi mini pil.
(Saifuddin, 2010)
Asma dan penyakit jantung perlu diwaspadai untuk
menggunakan mini pil. (Sulistyawati, 2014)

Perkusi
a. Refleks ekstremitas atas: refleks bisep (+), refleks trisep (+).
b. Refleks ekstremitas bawah : patella (+), capillary refill kembali
dalam waktu < 2 detik, homan sign (-).
(Saifuddin, 2010)

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboraturium :
b. Pemeriksaan USG :
c. Pemeriksaan diagnostic lainnya :

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : PAPAH usia ……. dengan Akseptor Kontrasepsi Mini Pil
Masalah : hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang
sedang dialami klien yang ditemukan dari hasil pengkajian
atau yang menyertai diagnosis.
Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis dan masalah aktual yang telah
diidentifikasi. Pada langkah ini juga dituntut untuk merumuskan tindakan
antisipasi agar diagnosis/masalah potensial tersebut tidak terjadi.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus
dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Rumusan ini mencakup
tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau
bersifat rujukan
V. INTERVENSI
1. Melakukan penapisan awal sebelum memberikan kontrasepsi mini pil.
Rasional : penapisan dilakukan untuk mengetahui kontraindikasi dari
pemberian metode kontrasepsi mini pil. (Varney, 2008)
2. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
Rasional : ibu mengetahui keadaan dirinya sehingga lebih mampu
mengambil keputusan. (Carpenito, 2006)
3. Berikan ibu KB mini pil dan mengingatkan cara meminumnya.
Rasional : Memenuhi keinginan kontrasepsi klien. Meminum dengan
cara mengeluarkan pil dari kemasan dan setiap hari meminum dengan
mengikuti panah yang menunjuk ke deretan pil berikutnya. (Saifuddin,
2010)
4. Jelaskan efek samping penggunaan alat kontrasepsi mini pil.
Rasional : Memberikan KIE ulang tentang KB mini pil dan
keterbatasan dan efek samping KB mini pil seperti perubahan pola
perdarahan haid, peningkatan atau penurunan berat badan, payudara
menjadi tegang, mual, pusing, tidak dapat digunakan pada ibu yang
menyusui, dan tidak dapat melindungi dari Infeksi Menular Seksual
sehingga dapat dilakukan penanggulangan. (Saifuddin, 2010)
5. Berikan konseling tentang efek samping dan jadwal datang berikutnya.
Rasional : ibu merasakan pentingnya kontrol ulang. (Carpenito,
2006)
6. Beritahu klien untuk melakukan kunjungan ulang saat atau sebelum
paket pil habis atau jika ada keluhan.
Rasional : Menjaga agar tidak terjadi keterlambatan karena
keterlambatan jadwal kunjungan ulang akan mempengaruhi efektivitas
dari cara pemakaian atau penggunaan KB dan segera memberikan
penanganan jika ada keluhan. (Saifuddin, 2010)
.
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Carpenito, L. J. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Cunningham, F. G. 2005. Obstetri Williams Volume I. Jakarta: EGC.
Departemen Pendidikan dan Budaya. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007. Jakarta:
Kemendikbud RI.
Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Mansjoer. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Mulyani, Siti Nina. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Jakarta:
Nuha Medika.
PB PAPDI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4 Jilid 1. Jakarta: FKUI.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Priharjo, Robert. 2009. Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Riwidikdo, Handoko. 2007. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Press.
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo.
Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba
Medika
Tambunan, Eviana S., dkk. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bayi Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Uliyah, Muslifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keperawatan Dasar
Praktek Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Varney, Helen. 2007. Buku  Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai