Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan izin dan ridhonya penulis dapat menyelesaikan laporan komprehensif ini.
Sholawat dan salam semoga dilimpahkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kedamaian dan rahmat untuk semesta alam. Akhirnya
dengan izin dan hidayahnya pulalah kami dapat menyelesaikan penyusunan
laporan komprehensif berjudul “Akseptor KB Kondom”. Adapun berkat bantuan
dan dukungan dari teman – teman, mahasiswa, dan pihak – pihak lainnya
sehingga laporan komprehensif ini dapat terselesaikan.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang – orang yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa laporan komprehensif ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu banyak mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun kearah yang lebih baik.

Samarinda, Mei 2018

Oktavia Dwi Karlia


NIM. P07224316030
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan


Keluarga Berencana (KB). Dengan melakukan konseling berarti petugas
membantu klien dalam memilih dalam memutuskan jenis kontrasepsi yang
akan digunakan sesuai dengan pilihannya dan dapat membuat klien merasa
lebih puas.

Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan


kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling
juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat
meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada. (Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, 2006)

Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan aspek


pelayanan KB dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan
pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling
yang baik dan infromasi yang baik, harus di terapkan dan dibicarakan secara
interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya
yang ada. Selanjutnya dengan informasi yang lengkap dan cukup akan
memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih
kontrasepsi (Informed Choice) yang kan digunakannya. (Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, 2006)
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama kita
kenal. KB artinya merencanakan jumlah anak sesuai kehendak kita, dan
menentukan sendiri kapan kita ingin hamil (Kesrepro,1997).

Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang


membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-
objektif tertentu, untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami isteri, menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi Hartanto,2004).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, (1996), setiap tahun, lebih dari
600.000 wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan saat
melahirkan, 99% kematian itu terjadi di negara berkembang. Dalam jangka
waktu yang sama, tak kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak
diinginkan terjadi di muka bumi ini (Dipo Handoko,2001).

Saat ini diketahui jumah penduduk Indonesia sebesar 225,5 juta


penduduk dengan rata-rata petumbuhan penduduk sebesar 1,3%. Pemerintah
merencanakan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut hingga
1,14% pada tahun 2009 (Depkes, 2008).

Komponen dalam pelayanan KB yang dapat diberikan adalah KIE


(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), konseling, pelayanan kontrasepsi (PK),
pelayanan infertilitas, pendidikan seks, konsultasi pra-perkawinan dan
konsultasi perkawinan, konsultasi genetik, tes keganasan, adopsi (Hanafi
Hartanto,2004).

Secara pendekatan sosioekonomi pengontrolan kelahiran penting untuk


meningkatkan kualitas hidup dan memberi efek yang positif terhadap
kebahagian keluarga juga lingkungan sekitar (Cunningham,2005).
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu KB Suntik 3


Bulan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.

2 . Tujuan Khusus

Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu KB suntik 3 bulan penulis


mampu :
a. Menjelaskan konsep dasar teori KB
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada ibu KB
suntik 3 bulan
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu KB suntik 3 bulan
dengan pendekatan varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana asuhan/intervensi
6) Implementasi
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam
bentuk catatan SOAP.
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Akseptor
Kontrasepsi Kondom
I. PENGKAJIAN
a. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama :
Umur : usia PUS (20-55 tahun) (Prawirohadjo, 2009)
Agama :
Suku/ Bangsa :
Pendidikan : Tingkat pendidikan dapat mendukung atau
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, dan
taraf pendidikan yang rendah selalu bergandengan
dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas,
makin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula
pemahaman seseorang terhadap informasi yang
didapat dan pengetahuan pun akan semakin tinggi.
Hal ini juga berkaitan dengan pengambilan
keputusan (Undang-Undang Sisdiknas, 2007).
Pekerjaan :
Alamat :

2. Keluhan Utama
Pada akseptor kondom biasanya sedikit mengganggu hubungan
seksual (mengurangi sentuhan langsung) (Saifuddin, 2011).
3. Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan yang lalu
1) Penyakit/ Kelainan Reproduksi :
Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada 7 janin
per 100.000 kelahiran). (Saifuddin, 2010)
2) Penyakit Sistem imunologi :
Resiko tinggi HIV maupun terinfeksi HIV dan AIDS
dapat menggunakan kontrasepsi kondom. (Saifuddin, 2011)
3) Penyakit Infeksi :
Riwayat IMS dapat menggunakan kontrasepsi kondom.
(Saifuddin, 2011)

b) Riwayat Kesehatan Sekarang


Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai klien merasakan
keluhan s/d pengkajian saat ini (sebelum diberikan asuhan)

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Penyakit tertentu dapat terjadi secara genetik atau berkaitan
dengan keluarga atau etnisitas, dan beberapa diantaranya berkaitan
dengan lingkungan fisik atau sosial tempat keluarga tersebut
tinggal. Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi,
DM, hemofilia, kanker payudara) menular (hepatitis, TBC,
HIV/AIDS) menahun (jantung, asma) (Fraser & Cooper, 2009)

5. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang dikaji adalah siklus, lama haid,
banyaknya, warna, nyeri haid, keluhan waktu haid, dan amenore.

6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No. BB/ Abnorm Lakt
Suami Anak UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK H M Peny
PB alitas asi
a) Nulipara dan yang telah memiliki anak, bahkan sudah
memiliki banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi,
atau setelah mengalami abortus boleh menggunakan
kontrasepsi kondom (Saifuddin, 2011).
b) Pascapersalinan dan tidak menyusui atau yang menyusui ASi
> 6 bulan pascasalin dapat menggunakan kontrasepsi kondom
(Saifuddin, 2011).

7. Riwayat Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi kondom dapat diberikan pada pasien
setelah menggunakan kontrasepsi implant, pil, suntik dan IUD
tanpa ada kontra indikasi dari masing-masing kontrasepsi tersebut
dengan kontrasepsi kondom (Saifuddin 2011).

8. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Mengkaji pada makan ibu meliputi frekuensi komposisi,
kuantitas, serta jenis dan jumlah minuman. Hal ini untuk
Nutrisi mengetahui apakah gizi ibu baik, atau buruk, pola makan
ibu teratur atau tidak (Mansjoer, 2005).

Hal ini dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAK dan BAB


Eliminasi
yang meliputi frekuensi dan konsistensi (Alimul, 2006).
Pada akseptor kondom yang normal tidak mempengaruhi
pola istirahat maupun pola aktivitas sehari-hari
Istirahat
(Susilowati, 2008).
Pada akseptor kondom yang normal tidak mempengaruhi
pola istirahat maupun pola aktivitas sehari-hari
Aktivitas
(Susilowati, 2008).
Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, keramas, serta
Personal ganti baju, ganti celana dalam serta ganti pembalut
Hygiene setidaknya 2 kali sehari (Wiknjosastro, 2005).
Kebiasaan mengkonsumsi obat tertentu (epilepsi dan
tuberculosis) dapat mempengaruhi efektivitas dari
Kebiasaan
kontrasepsi suntikan kombinasi. (Saifuddin, 2010)
Metode kontrasepsi kondom sedikit mengganggu
hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
Seksualitas
(Saifuddin, 2011).

9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Masih kuat kepercayaan di kalangan masyarakat muslim bahwa
setiap mahluk yang diciptakan tuhan pasti diberi rezeki untuk itu
tidak khawatir memiliki jumlah anak yang banyak. (Prawirohardjo,
2009)

b. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Tanda Vital :
Antropometri :
Berat badan sekarang :

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Tampak bersih, tidak tampak ketombe, rambut
tampak kuat, distribusi rambut tampak merata dan
tekstur rambut tampak lembut (Priharjo, 2006).
b. Wajah :
Wajah simetris, tidak pucat, tidak oedema
(Saifuddin, 2011).
c. Mata :
Sklera berwarna putih, konjungtiva berwarna
merah muda, dan palpebra tidak oedema (Saifuddin,
2011).
d. Hidung :
Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan (Tambunan
dkk, 2011).
e. Mulut :
Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak
tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,
geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih, tidak
tampak pembesaran tonsil. (Tambunan dkk,2011 &
Uliyah dkk,2008).
f. Telinga :
Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret
(Tambunan dkk 2011 & Uliyah dkk,2008).
g. Leher :
Tidak tampak pembesaran tonsil, tidak tampak
peradangan faring, tidak tampak pembesaran vena
jugularis, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid,
dan kelenjar getah bening (Priharjo, 2006 &
Tambunan dkk,2011).
h. Dada :
Tidak terdapat retraksi idnding dada saat
bernafas, nafas terdengar vesikuler, tidak terdengar
suara nafas tambahan, bising usus 5-35 x/menit.
(Saifuddin, 2011).
i. Payudara :
Payudara simetris, tidak teraba benjolan atau massa
abnormal dan tidak terdapat pembesaran kelenjar
limfe. Pada akseptor kondom, tidak mempengaruhi
dan mengganggu pengeluaran ASI (Saifuddin,
2011)

j. Abdomen :
Tidak teraba pembesaran pada abdomen atau
benjolan/massa abnormal pada abdomen (Saifuddin,
2011).
k. Genitalia :
Pada penggunaan kontrasepsi kondom, tidak
terjadi perdarahan atau spotting karena penggunaan
kondom tidak mempengahuri hormon (Saifuddin,
2010).

l. Ekstermitas :
Tidak ad avarices, tidak terdapat oedema pada
ekstremitas klien
a. Refleks ekstremitas atas: refleks bisep (+),
refleks trisep (+)
b. Refleks ekstremitas bawah : patella (+), cavillary
refill kembali dalam waktu < 2 detik, homan sign
(-)

3. Pemeriksaan Penunjang
Pada klien atau akseptor kondom tidak memerlukan atau
membutuhkan anamnesis atu pemeriksaan khusus untuk pemakaian
kondom (Saifuddin, 2011).

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat


merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik
Diagnosis : PAPAH usia ……. dengan Akseptor Kontrasepsi
Kondom

Masalah :
Ketidaknyamanan pada saat berhubungan seksual
merupakan masalah yang biasa terjadi pada akseptor
kondom (Saifunddin, 2011).

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL


Diagnosis potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
Rasional : penjelasan mengenai pemeriksaan fisik postpartum
merupakan hak klien (Varney, 2008).
2. Melakukan penapisan awal sebelum memberikan kontrasepsi
kondom.
Rasional : penapisan dilakukan untuk mengetahui kontraindikasi dari
pemberian metode kontrasepsi kondom (Varney, 2008).

3. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu


Rasional : ibu mengetahui keadaan dirinya sehingga lebih mampu
mengambil keputusan. (Carpenito, 2006)
4. Jelaskan cara penggunaan kontrasepsi kondom
Rasional : ibu mengerti bagaimana cara penggunaan kontrasepsi
kondom yang tepat. (Carpenito, 2006)
5. Berikan konseling proses : efek samping dan jadwal datang lagi
Rasional : ibu merasakan pentingnya control ulang. (Carpenito,
2006)
6. Jelaskan tentang kunjungan ulang
Rasional : kunjungan ulang harus ditanyakan kalau ada masalah
dalam penggunaan kondom dan kepuasan klien dalam
menggunakannya (Saifuddin, 2011).

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Carpenito, L. J. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Cunningham, F. G. 2005. Obstetri Williams Volume I. Jakarta: EGC.

Departemen Pendidikan dan Budaya. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia


Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007. Jakarta:
Kemendikbud RI.

Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka


Sinar Harapan.

Mansjoer. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Mulyani, Siti Nina. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Jakarta:
Nuha Medika.

PB PAPDI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4 Jilid 1. Jakarta: FKUI.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Priharjo, Robert. 2009. Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Riwidikdo, Handoko. 2007. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia


Press.

Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo.

Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba


Medika

Tambunan, Eviana S., dkk. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bayi Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Uliyah, Muslifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keperawatan Dasar


Praktek Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai