Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA (KB)

Disusun Oleh :
Nama : Putri Ulul Azmi
Nim : P07120421062

Preceptor Klinik Preceptor Institusi

POLTEKES KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI NERS PALU
TAHUN 2021/2022
A. Pengertian
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval
kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, keluarga, mengontrol
mengontrol saat kelahiran kelahiran dalam hubungan hubungan dengan umur
suami istri.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat
yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran.
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan
yang membantu individu atau pasangan suami isteri yang membantu individu
atau pasangan suami isteri untuk:
1. Mendapatkan objektif tertentu
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval diantara kelahiran
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari
kata kontra berarti mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)
yang mengakibatkan kehamilan.
Jadi kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
B. Tujuan
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan
kelahiran, mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi
wanita. Serta mencapai keluarga yang sejahtera.
Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB)
bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha
penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha
pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan
keluarga.
C. Strategi Pelaksanaan Kb
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
a. Meneguhkan kembali program di daerah
b. Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
a. Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
b. Peningkatan kualitas program dan program prioritas
c. Penggalangan dan pemantapan komitmen
d. Dukungan regulasi dan kebijakan
e. Pemantauan, evaluasi, dan Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas
pelayanan
D. Jenis-Jenis
Menurut Kusumaningru Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat
beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
1. Kontrasepsi Pil
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone
sintetik disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone
sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestrin.
a. Cara Kerja
1) Menekan ovulasi
Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak
akan terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak
akan terjadi kehamilan.
2) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma
terganggu
3) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyul ngga
menyulitkan proses implantasi
4) Memperkental lender serviks (mencegah (mencegah penetrasi
sperma)
b. Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan
efektivitas praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika
tidak lupa meminum pil secara teratur.
c. Keuntungan
1) Mudah penggunaannya dan mudah didapat
2) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
3) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik
Terganggu) dan Kista Ovarium
4) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan Rahim
5) Pemulihan kesuburan hampir 100%
d. Baik untuk wanita yang:
1) Masih ingin punya anak
2) Punya jadwal harian yang rutin
e. Kontraindikasi
1) Menyusui (khusus pil kombinasi)
2) Pernah sakit jantung
3) Tumor/keganasan
4) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
5) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
6) Penyakit gondok
7) Gangguan fungsi hati si hati & ginjal
8) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
9) Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
f. Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan
efek samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala
(berkunangkunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini
dapat timbul berbulan bulan.
2. Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan yang
diberikan secara suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1 hormon, & ada
pula yg terdiri atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri atas d terdiri atas dua
hormone sebagai contoh jenis ua hormone sebagai contoh jenis suntikan
yg terdiri 1 hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston
& Noristerat. Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah
Cyclofem dan Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia
reproduksi yang menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan
belum bersedia untuk sterilisasi.
a. Cara Kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap
2 bulan. Wanita yang mendapat suntikan KB tidak mengalami
ovulasi.
b. Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%. 95-97%.
c. Keuntungan
1) Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
2) Dapat dipakai dalam waktu yang lama
3) Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu
d. Baik untuk Wanita yang:
1) Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
2) Lebih suka disuntik daripada makan pil
3) Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
4) Mungkin tidak ingin punya anak lagi
5) Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
e. Kontraindikasi
1) Hamil atau disangka hamil
2) Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
3) Tumor/keganasan
4) Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis penyakit
paru berat, varices
f. Efek Samping
Efek samping dari suntikan Cyclofem yg sering ditemukan
adalah mual, BB bertambah, sakit kepala, pusing2 dan kadang2
gejala dan kadang2 gejala tersebut hilang setelah beberapa bulan
atau setelah suntikan dihentikan. Sedang efek samping dari ing dari
suntikan Depo kan Depo Provera, Depo era, Depo Progestin, Depo
Geston, dan Noristeat yg sering dijumpai adalah menstruasi tidak
teratur, masa menstruasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan
bukan mungkin menjadi anemia pada beberapa klien.
3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat
yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg
ditempatkan di dalam Rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan
dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai anak.
a. Cara Kerja
AKDR ini bekerja bekerja dengan mencegah mencegah
pertemuan pertemuan sperma dengan sel telur. Imbarwati (2009),
menjelaskan cara kerja IUD Imbarwati (2009), menjelaskan cara
kerja IUD sebagai berikut: i berikut:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
2) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma
masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
sperma untuk fertilisasi
3) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
b. Efektivitas
Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah
pemakaian selama 1 tahun)
c. Keuntungan
1) Tidak terganggu faktor lupa
2) Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan
menggunakan tembaga T 380 A)
3) Mengurangi kunjungan ke klinik
4) Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
d. Baik untuk Wanita yang:
1) Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, &
jangka panjang
2) Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarang anak
e. Memberikan ASI
1) Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
2) Berada dalam masa pasca aborsi
3) Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
4) Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
5) Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau
yang memang tidak boleh menggunakannya
6) Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
f. Kontra indikasi
1) Hamil atau diduga hamil
2) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita
penyakit kelamin
3) Pernah menderita radang rongga panggul
4) Penderita perdarahan pervagina yg abnormal
5) Riwayat kehamilan ektopik
6) Penderita kanker alat kelamin

g. Efek samping
1) Perdarahan selama minggu2 pertama setelah pemasangan.
Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping
itu pada saat berhubungan (senggama terjadi expulsi (IUD
bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya
2) Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan
dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.
h. Waktu Penggunaan IUD
Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya
dilakukan pada saat:
1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak
tidak hamil
2) Hari pertama sampai ke-7 ssiklus haid
3) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama, atau setelah 4
minggu pasca persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan
metode apabila menggunakan metode menorea laktasi (MAL)
4) Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
apabila tidak ada gejala infeksi
5) Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindung
i. Waktu Kontrol IUD
Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol I Menurut Imbarwati
(2009), waktu kontrol IUd yang ha Ud yang harus diperhatika rus
diperhatikan adalah: n adalah:
1) 1 bulan pasca pemasangan
2) 3 bulan kemudian
3) Setiap 6 bulan berikutnya
4) Bila terlambat haid 1 minggu
5) Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

4. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)


Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat terbuat dari silicon berisi 75 gram
hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
a. Cara Kerja
AKBK atau sering disebut disebut dengan implant implant secara
tetap melepask melepaskan hormone tersebut dalam dosis kecil ke
dalam darah. Bekerja dengan cara:
1) Lendir serviks me viks menjadi kenta i kental
2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
3) Menekan ovulasi
b. Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
c. Keuntungan
1) Sekali pasang untuk 3 tahun
2) Tidak mempengaruhi produksi ASI
3) Tidak mempengaruhi tekanan darah
4) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
5) Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum
belum mantap untuk di tubektomi
d. Baik untuk wanita yang:
1) Ingin metode yang praktis
2) Mungkin tidak ingin punya anak lagi
3) Tinggal di daerah terpencil
4) Tak khawatir jika tak dapat haid
e. Kontraindikasi
1) Hamil atau disangka hamil
2) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
3) Tumor/keganasan
4) Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis

f. Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu
ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi
spotting atau anemia karena perdarahan yg kronis.
g. Waktu Mulai Menggunakan Implant
1) Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
2) Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
3) Saat menyusui 6 minggu bulan pasca persalinan
4) Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan
5) Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid
insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari
5. Kondom Pria
Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu
bersenggam.
a. Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
b. Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan
benar tiap kali berhubungan. Namun efektivitasnya kurang jika
dibandingkan metode pil, gkan metode pil, AKDR, suntika AKDR,
suntikan KB.
c. Keuntungan
1) Dapat dipakai sendiri
2) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
3) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
4) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
5) Tidak mengganggu kesehatan
6) Tidak ada efek samping sistemik
7) Tersedia secara luas
8) Tidak perlu resep atau penilaian medis
9) Tidak mahal (jangka pendek)
d. Baik untuk pasangan yang:
1) Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
2) Jarang bersenggama
3) Pasangan yang takut menularkan tertular penyakit kelamin
4) Wanita yang kemungkinan sudah hamil
e. Kontraindikasi
1) Alergi.
6. Kontrasepsi Mantap (Kontap)
Adalah pemotongan / pengikatan kedua saluran telur wanita
(tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi
tubektomi ada beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik,
Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang sering
diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
a. Cara Kerja
Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma
b. Efektivitas
Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%.
c. Keuntungan
1) Paling efektif
2) Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian
tidak bisa dijamin).
3) Tidak perlu perawatan khusus
d. Baik untuk pasangan yang:
1) Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi
2) Jika hamil akan membahayakan jiwanya
3) Ingin metode yang tidak mengganggu
e. Kontraindikasi
Tidak ada.
f. Efek Samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri,
dan infeksi luka operasi. Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi
pada 1-2% pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan
organ lain dan komplikasi karena anastesi dapat terjadi.
E. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetric
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
1) Nyeri akut
2) Deficit volume cairan
3) Perubahan body image
4) Ansietas
b. Kontrasepsi pil
1) Nyeri akut
2) Perubahan body image
c. IUD
1) Nyeri akut
2) Perubahan suhu tubuh
3) Ansietas
4) Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien
tidak mengalami klien tidak mengalami nyeri
Kriteria hasil :
1) Klien melaporkan nyeri berkurang
2) Klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
3) Klien mampu mengenali nyeri
Intervensi Rasional
1) Lakukan pengkajian nyeri 1) Memudahkan
secara komprehensif termasuk menentukan inetrvensi
lokasi nyeri, durasi, frekuensi, selanjutnya
kualitas dan faktor presipitasi
2) Observasi reaksi nonverbal 2) Mengidentifikasi
dari ketidaknyamanan adanya nyeri pada
klien
3) Kontrol tekanan darah klien 3) Perubahan tekanan
darah dapat
mengindikasikan
adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
4) Kontrol lingkungan yang 4) Mengurangi faktor
dapat mempengaruh nyeri seperti pencetus nyeri
suhu ruangan, pencahayaan, dan
kebisingan
5) Kurangi faktor presipitasi nyeri 5) Apabila faktor
pencetus berkurang
maka intensitas nyeri
akan berkurang
6) Bantu klien dan keluarga untuk 6) Dukungan dari
mencari dan menemukan keluarga dapat
dukungan membantu klien
mengatasi nyeri
7) Ajarkan tentang teknik non
7) Teknik non
farmakologi: napas dada,
farmakologi yang
relaksasi, distraksi, kompres
benar akan membuat
hangat/dingin
klien rileks dan nyaman
8) Tingkatkan istirahat 8) Istirahat akan
membuat klien merasa
nyaman, sehingga
nyeri dapat
berkurang
9) Kolaborasi analgetik untuk 9) Penggunaan agens-agens
mengurangi nyeri farmakologi untuk
mengurangi atau
menghilangkan nyeri

b. Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam 1x24
jam kecemasan klien teratasi
Kriteria hasil :
1) TTV klien dalam batas normal
2) Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan kecemasan
3) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
cemas
4) Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
Intervensi Rasional
1) Identifikasi tingkat 1) Membantu menentukan
kecemasan intervensi selanjutnya
2) Bantu klien mengenali 2) Mengidentifikasi sumber
situasi yang menimbulkan kecemasan klien
kecemasan
3) Dorong klien untuk 3) Mengungkapkan perasaan,
mengungkapkan perasaan, ketakutan, dan persepsi akan
ketakutan, persepsi mengurangi kecemasan klien
4) Dengarkan dengan penuh 4) Membuat klien merasa
perhatian tenang dan mengurangi
kekhawatiran klien
5) Temani klien untuk 5) Memberikan keamanan pada
memberikan keamanan dan anan pada klien dan
mengurangi takut mengurangi takut

6) Jelaskan semua prosedur 6) Mengurangi kecemasan


dan apa yang dirasakan klien, meningkatkan
selama prosedur pemahaman klien mengenai
prosedur tindakan yang akan
dilakukan
7) Libatkan keluarga untuk
7) Keluarga dapat memberi
mendampingi klien
dukungan positif  kepada
klien
8) Instruksikan pada klien
8) Untuk mengurangi
untuk menggunakan teknik
kecemasan yang dirasakan
relaksasi
klien
9) Kolaborasi: Berikan obat
9) Pemberian obat anti cemas
anti cemas
sesuai dengan kebutuhan
klien dapat mengurangi
kecemasan klien

c. Kurang Pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien
menunjukkan pengetahuan tentang kontrasepsi.
Kriteria hasil :
1) Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi,
jenis kontrasepsi, kelebihan & kekurangan, serta cara
menggunakannya
2) Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar
3) Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya

Intervensi Rasional
1) Kaji tingkat tingkat 1) Membantu Membantu
pengetahua pengetahuan menentukan menentukan
klien jenis pengetahu
pengetahuan yang akan
diberikan pada klien
2) Jelaskan tentang kontrasepsi, 2) Meningkatkan pemahaman
jenis-  jenis kontrasepsi, klien
kontrasepsi, kekurangan
kekurangan & kelebihan
masing2 kontrasepsi dan cara
penggunaannya
3) Jelaskan cara mengatasi 3) Meningkatkan pemahaman
masalah yang mungkin klien dan membantu klien
muncul setelah pemakaian mengatasi masalah yang
kontrasepsi muncul
4) Diskusikan pemilihan 4) Memilih kontrasepsi yang
kontrasepsi tepat dan sesuai dapat
mengurangi kecemasan
klien & memenuhi
kebutuhan klien
5) Dukung klien untuk 5) Memperluas pemahaman
mengeksplorasi atau klien
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat

DAFTAR PUSTAKA
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
http://eprints.undip.ac.id/19194ip/1/Radita_Kusumaningrum.pdf.
Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD
pada Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter
%20II.pdf.

Anda mungkin juga menyukai