Disusun Oleh :
Nama : Putri Ulul Azmi
Nim : P07120421062
g. Efek samping
1) Perdarahan selama minggu2 pertama setelah pemasangan.
Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping
itu pada saat berhubungan (senggama terjadi expulsi (IUD
bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya
2) Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan
dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.
h. Waktu Penggunaan IUD
Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya
dilakukan pada saat:
1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak
tidak hamil
2) Hari pertama sampai ke-7 ssiklus haid
3) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama, atau setelah 4
minggu pasca persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan
metode apabila menggunakan metode menorea laktasi (MAL)
4) Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
apabila tidak ada gejala infeksi
5) Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindung
i. Waktu Kontrol IUD
Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol I Menurut Imbarwati
(2009), waktu kontrol IUd yang ha Ud yang harus diperhatika rus
diperhatikan adalah: n adalah:
1) 1 bulan pasca pemasangan
2) 3 bulan kemudian
3) Setiap 6 bulan berikutnya
4) Bila terlambat haid 1 minggu
5) Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
f. Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu
ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi
spotting atau anemia karena perdarahan yg kronis.
g. Waktu Mulai Menggunakan Implant
1) Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
2) Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
3) Saat menyusui 6 minggu bulan pasca persalinan
4) Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan
5) Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid
insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari
5. Kondom Pria
Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu
bersenggam.
a. Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
b. Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan
benar tiap kali berhubungan. Namun efektivitasnya kurang jika
dibandingkan metode pil, gkan metode pil, AKDR, suntika AKDR,
suntikan KB.
c. Keuntungan
1) Dapat dipakai sendiri
2) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
3) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
4) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
5) Tidak mengganggu kesehatan
6) Tidak ada efek samping sistemik
7) Tersedia secara luas
8) Tidak perlu resep atau penilaian medis
9) Tidak mahal (jangka pendek)
d. Baik untuk pasangan yang:
1) Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
2) Jarang bersenggama
3) Pasangan yang takut menularkan tertular penyakit kelamin
4) Wanita yang kemungkinan sudah hamil
e. Kontraindikasi
1) Alergi.
6. Kontrasepsi Mantap (Kontap)
Adalah pemotongan / pengikatan kedua saluran telur wanita
(tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi
tubektomi ada beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik,
Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang sering
diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
a. Cara Kerja
Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma
b. Efektivitas
Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%.
c. Keuntungan
1) Paling efektif
2) Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian
tidak bisa dijamin).
3) Tidak perlu perawatan khusus
d. Baik untuk pasangan yang:
1) Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi
2) Jika hamil akan membahayakan jiwanya
3) Ingin metode yang tidak mengganggu
e. Kontraindikasi
Tidak ada.
f. Efek Samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri,
dan infeksi luka operasi. Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi
pada 1-2% pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan
organ lain dan komplikasi karena anastesi dapat terjadi.
E. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetric
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
1) Nyeri akut
2) Deficit volume cairan
3) Perubahan body image
4) Ansietas
b. Kontrasepsi pil
1) Nyeri akut
2) Perubahan body image
c. IUD
1) Nyeri akut
2) Perubahan suhu tubuh
3) Ansietas
4) Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien
tidak mengalami klien tidak mengalami nyeri
Kriteria hasil :
1) Klien melaporkan nyeri berkurang
2) Klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
3) Klien mampu mengenali nyeri
Intervensi Rasional
1) Lakukan pengkajian nyeri 1) Memudahkan
secara komprehensif termasuk menentukan inetrvensi
lokasi nyeri, durasi, frekuensi, selanjutnya
kualitas dan faktor presipitasi
2) Observasi reaksi nonverbal 2) Mengidentifikasi
dari ketidaknyamanan adanya nyeri pada
klien
3) Kontrol tekanan darah klien 3) Perubahan tekanan
darah dapat
mengindikasikan
adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
4) Kontrol lingkungan yang 4) Mengurangi faktor
dapat mempengaruh nyeri seperti pencetus nyeri
suhu ruangan, pencahayaan, dan
kebisingan
5) Kurangi faktor presipitasi nyeri 5) Apabila faktor
pencetus berkurang
maka intensitas nyeri
akan berkurang
6) Bantu klien dan keluarga untuk 6) Dukungan dari
mencari dan menemukan keluarga dapat
dukungan membantu klien
mengatasi nyeri
7) Ajarkan tentang teknik non
7) Teknik non
farmakologi: napas dada,
farmakologi yang
relaksasi, distraksi, kompres
benar akan membuat
hangat/dingin
klien rileks dan nyaman
8) Tingkatkan istirahat 8) Istirahat akan
membuat klien merasa
nyaman, sehingga
nyeri dapat
berkurang
9) Kolaborasi analgetik untuk 9) Penggunaan agens-agens
mengurangi nyeri farmakologi untuk
mengurangi atau
menghilangkan nyeri
b. Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam 1x24
jam kecemasan klien teratasi
Kriteria hasil :
1) TTV klien dalam batas normal
2) Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan kecemasan
3) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
cemas
4) Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
Intervensi Rasional
1) Identifikasi tingkat 1) Membantu menentukan
kecemasan intervensi selanjutnya
2) Bantu klien mengenali 2) Mengidentifikasi sumber
situasi yang menimbulkan kecemasan klien
kecemasan
3) Dorong klien untuk 3) Mengungkapkan perasaan,
mengungkapkan perasaan, ketakutan, dan persepsi akan
ketakutan, persepsi mengurangi kecemasan klien
4) Dengarkan dengan penuh 4) Membuat klien merasa
perhatian tenang dan mengurangi
kekhawatiran klien
5) Temani klien untuk 5) Memberikan keamanan pada
memberikan keamanan dan anan pada klien dan
mengurangi takut mengurangi takut
c. Kurang Pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien
menunjukkan pengetahuan tentang kontrasepsi.
Kriteria hasil :
1) Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi,
jenis kontrasepsi, kelebihan & kekurangan, serta cara
menggunakannya
2) Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar
3) Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
Intervensi Rasional
1) Kaji tingkat tingkat 1) Membantu Membantu
pengetahua pengetahuan menentukan menentukan
klien jenis pengetahu
pengetahuan yang akan
diberikan pada klien
2) Jelaskan tentang kontrasepsi, 2) Meningkatkan pemahaman
jenis- jenis kontrasepsi, klien
kontrasepsi, kekurangan
kekurangan & kelebihan
masing2 kontrasepsi dan cara
penggunaannya
3) Jelaskan cara mengatasi 3) Meningkatkan pemahaman
masalah yang mungkin klien dan membantu klien
muncul setelah pemakaian mengatasi masalah yang
kontrasepsi muncul
4) Diskusikan pemilihan 4) Memilih kontrasepsi yang
kontrasepsi tepat dan sesuai dapat
mengurangi kecemasan
klien & memenuhi
kebutuhan klien
5) Dukung klien untuk 5) Memperluas pemahaman
mengeksplorasi atau klien
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
http://eprints.undip.ac.id/19194ip/1/Radita_Kusumaningrum.pdf.
Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD
pada Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter
%20II.pdf.