Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS

PADA NY. K.S. P1A0 USIA 22 TAHUN 7 JAM POST PARTUM NORMAL

DI PUSKESMAS GUBUG I KABUPATEN GROBOGAN

Disusun oleh :

AIDA AMALIA NUR RAMADHIAN

P1337424414025

PRODI D-IV KEBIDANAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas terselesaikannya laporan asuhan nifas fisiologis
ini. Shalawat serta salam tidak lupa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. karena Beliaulah
yang mengantarkan umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh rahmat ini.
Aamiin.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ida Aryanti, S.SiT, M.Kes. selaku
pembimbing akademik dan Sri Yati, Amd.Keb. selaku pembimbing lahan praktik, serta dosen dan
teman-teman yang turut membantu.

Laporan ini berisi informasi seputar fisiologis dan patologis masa nifas beserta
pengetahuan mengenai teknik menyusui sebagai kebutuhan pasien. Laporan ini juga memuat hasil
laporan kasus dari pasien yang dikaji.

Laporan ini menggunakan bahasa yang komunikatif dan informatif sehingga memudahkan
pembaca dalam memahami isi laporan. Laporan ini mengambil informasi dari berbagai sumber.

Penulis mengaharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan penulisan laporan


praktikum di kemudian JAM.

Grobogan, Nopember 2016

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ilmiah ini disusun oleh,

Nama : Aida Amalia Nur Ramadhian

NIM : P1337424414025

Prodi : D-IV Kebidanan Semarang

Judul laporan ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS PADA NY. K.S. P1A0 USIA 22
TAHUN 7 JAM POST PARTUM NORMAL DI PUSKESMAS GUBUG I KABUPATEN
GROBOGAN. Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhan Laporan Praktik Klinik semester 5.

Grobogan, Nopember 2016

Pembimbing Klinik, Praktikan,

SRI YATI, Amd.Keb. AIDA AMALIA NUR RAMADHIAN

Mengetahui

Pembimbing Institusi,

IDA ARYANTI, S.SiT., M.Kes.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan estimasi yang dibuat dari hasil SDKI tahun 1990 sampai 2007,
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 baru mencapai 161/100.000
kelahiran hidup,sementara target MDG Indonesia adalah 102/ 100.000 kelahiran hidup.
(Depkes, 2007).
Hasil survei dan penelitian selama lima tahun terakhir menunjukkan
kecenderungan bahwa AKI tidak mencapai target pada waktu yang diharapkan, meskipun
setiap tahunnya target indikator- antara untuk AKI telah tercapai. Oleh karena itu, upaya
yang dilakukan harus benar-benar cost effective dan evidence based. Selanjutnya, karena
Total Fertility Rate berada dalam posisi stagnan selama 10 tahun terakhir, maka Program
Kesehatan Reproduksi dan Program Keluarga Berencana harus diberi perhatian khusus.
Sebab, kematian ibu lebih sering terjadi pada ibu usia kurang dari 20 tahun, lebih dari 35
tahun, dan yang mempunyai anak lebih dari tiga orang dengan jarak kehamilan pendek
(Depkes, 2013)
Angka kematian ibu 60% terjadi pada kehamilan dan komplikasi persalinan,
sedangkan 50% terjadi pada masa nifas yaitu 24 jam pertama. Adapun penyebab
kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, toxemia gravidarum, infeksi, partus lama,
komplikasi abortus, dan penyebab lainnya (Saifuddin, 2002, hlm. 122).
Menurut Wheeler, 2003. Morbiditas pada minggu pertama pospartum biasanya
disebabkan karena endrometritis, mastitis, infeksi pada episiotomi atau laserasi, infeksi
traktus urinerius, dan penyakit lain.
Salah satu strategi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu adalah peningkatan kualitas pelayanan kebidanan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan, termasuk bidan (Direktorat Bina Kesehatan Ibu, 2013).
Bidan berperan penting dalam pemberian pelayanan pada masa nifas untuk mendeteksi
dini masalah yang mungkin terjadi sehingga dapat mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi, seperti perdarahan dan infeksi (Sulistyawati, 2009).
1.2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan kebidanan sesuai pada NY. K.S. P1A0 USIA 22 TAHUN 7 JAM
POST PARTUM NORMAL ?
1.3. TUJUAN PENULISAN LAPORAN ILMIAH
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan kebidanan yang sesuai pada NY. K.S. P1A0 USIA 22
TAHUN 7 JAM POST PARTUM NORMAL
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Sebagai hasil dari pengkajian sesuai pada NY. K.S. P1A0 USIA 22
TAHUN 7 JAM POST PARTUM NORMAL
b. Untuk mengetahui intervensi yang akan dan telah dilakukan sesuai
pada NY. K.S. P1A0 USIA 22 TAHUN 7 JAM POST PARTUM NORMAL
c. Untuk mengetahui indikasi dilakukannya tindakan segera dan
kolaborasi pada NY. K.S. P1A0 USIA 22 TAHUN 7 JAM POST
PARTUM NORMAL
d. Untuk mengetahui tanda dan sesuai pada NY. K.S. P1A0 USIA 22
TAHUN 7 JAM POST PARTUM NORMAL
e. Untuk melakukan asuhan kebidanan yang sesuai kebutuhan sesuai
pada NY. K.S. P1A0 USIA 22 TAHUN 7 JAM POST PARTUM NORMAL
f. Untuk mengevaluasi penerapan asuhan kebidanan sesuai pada NY.
K.S. P1A0 USIA 22 TAHUN 7 JAM POST PARTUM NORMAL
1.4. MANFAAT PENULISAN LAPORAN ILMIAH
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumentasi penelitian
b. Bagi Lahan Praktik
Sebagai alat untuk studi kasus dan mengevaluasi serta meningkatkan
pelayanan kesehatan
c. Bagi Masyarakat
Sebagai sarana pendidikan bahwa ibu nifas memiliki risiko di setiap fase masa
nifasnya, dan informasi untuk meningkatkan kewaspadaan, serta informasi
mengenai teknik menyusui yang benar
d. Bagi Penulis
Sebagai tanggungan sks semester 5 program studi D-IV Kebidanan Semarang,
penerapan dari teori yang sudah dipelajari, dan sebagai pelatihan untuk
menjadi bidan berkualitas
e. Bagi Tenaga Kesehatan
Agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan menambah ilmu
pengetahuan, juga menambah kewaspadaan
f. Bagi Pemerintah
Sebagai data statistik dan pengevaluasian pemerataan pelayanan kesehatan di
berbagai daerah.

1.5. TEKNIK MEMPEROLEH DATA

a. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumulkan data, di mana
penelitian dilakukan dengan cara menanyakan sejumlah pertanyaan yang berkaitan
dengan keadaan ibu saat dilakukan pengkajian dan kegiatan ibu sehari-hari.
(Notoatmojo,2005. Dengan pengubahan)
b. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik adalah tahap pemeriksaan klinis sistem pelayanan terintegrasi, yang
prinsipnya menggunakan cara-cara yang sama dengan pengkajian fisik kedokteran, yaitu
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (Prihardjo, 2007. Dengan pengubahan)
c. Studi Pustaka
Studi pustaka menunjang latar belakang teoritis suatu penelitian. Studi pustaka dapat
didapatkan melalui buku-buku, laporan-laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal, yang
dapat diambil intisarinya berupa informasi. (Notoatmojo,2005. Dengan pengubahan)
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. DEFINISI
Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Wiknjosastro, 2008). Pada masa nifas ini terjadi
perubahan-perubahan fisiologis maupun psikologis, yakni : perubahan fisik, involusi
uterus dan pengeluaran lokhia, laktasi atau pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem
tubuh lainnya untuk kembali ke kondisi sebelum hamil serta perubahan psikis
(Maryunani, 2009).
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada
ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini
komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dan
meningkatkan cakupan keluarga berencana pasca persalinan dengan melakukan
kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu yaitu : Kunjungan nifas
pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan, kunjungan nifas ke
dua dalam waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan, dan kunjungan
nifas ke tiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan
(Kemenkes, 2010).
Tujuan asuhan masa nifas adalah :
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
Melaksanakan skrining secara komperehensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan dengan: gizi, menyusui,
pemberian imunisasi pada bayinya, dan perawatan bayi sehat.
Memberikan pelayanan KB3

2.2. PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS


2.2.1. SISTEM REPRODUKSI
Involusi Uterus
Pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi normal setelah kelahiran bayi
diketahui sebagai involusi. Pada akhir kala 3 dari persalinan uterus berada
pada garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilicus; dengan fundus
menetap pada sacral promontorium, ukuran uterus kurang lebih sama
dengan umur kehamilan 16 minggu. Uterus mempunyai panjang kira-kira
14 cm, lebar 12 cm, dan tebal 10 cm, serta berat 1000 gr.
Dalam 12 jam persalinan, fundus berada kurang lebih 1 cm di atas
umbilicus. Dari waktu ini, involusi berlangsung sangat cepat. Dalam 3 hari
post partum TFU kira-kira 3 jari di bawah umbilicus. Setelah 9 hari post
partum uterus harus sudah tidak teraba pada abdominal dengan berat
500 gr. Pada minggu ke-6 tidak teraba lagi dan beratnya 50/60 gr.

Tabel tinggi fundus uterus dan berat uterus selama involusi uteri :
INVOLUSI TFU BERAT UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat dan simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram

Kontraksi Uterus
Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir yang
merupakan respon untuk segera mengurangi jumlah volume intra uterus.
Kontraksi uterus mempunyai peran untuk keseimbangan oleh penekanan
intra mural pembuluh-pembuluh darah pada waktu pertama keadaan ibu
ditinggikan sehingga fundus meetap dengan tega. Periode relaksasi dan
kontraksi dengan kuat adalah lebih umum ada pada kehamilan dan
menyebabkan nyeri pada perut yang disebut afterpain yang terus
berlangsung selama masa nifas.
Tempat Pelepasan Plasenta
Setelah plasenta dan membran-membran dikeluarkan terjadi konstriksi
vaskular dan trombus untuk menutupi tempat tumbuhnya plasenta dengan
suatu nodul-nodul yang irregular dan area elevasi. Pelepasan jaringan-
jaringan yang nekrose diikuti dengan pertumbuhan endometrium untuk
mencegah terjadinyascar. Proses yang unik ini adalah karakteristik
penyembuhan luka yang normal. Itu memungkinkan endometrium untuk
segera memulai siklus perubahan dan untuk mempersiapkan tempat
tumbuhnya dan pembentukan plasenta pada kehamilan yang akan datang.
Regenerasi endometrium sempurna pada akhir minggu ketiga post partum
kecuali pada tempat pelepasan plasenta. Regenerasi tempat pelepasan
plasenta seringkali tidak sempurna hingga minggu ke-6 setelah persalinan.
Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas.
1. Lochea rubra (1-3 hari post partum)
Jumlahnya sedang, berwarna merah dan hitam.
2. Lochea sanguinolenta (4-7 hari post partum)
Jumlahnya berkurang, berwarna putih bercampur merah.
3. Lochea serosa (8-14 hari post partum)
Jumlahnya sedikit, berwarna kekuningan.
4. Lochea alba (15-42 hari post partum)
Berwarna putih
Serviks
Setelah kala III dan segmen uterus merupakan struktur tipis, kolap, dan
lembek. Pada ekstroserviks akan mendapat luka kecil dan memar, yang
merupakan kondisi optimal untuk terjadinya infeksi setelah melahirkan,
lubang serviks akan dilatasi hingga 10 cm dan berangsur-angsur menutup
tetapi ostium eksternum akan kembali dan akan terbentuk seperti mulut
ikan.
Vagina dan Perineum
Awalnya introitus vagina eritema dan edema pada area episiotomi.
Melakukan perawatan dengan hati-hati pada area tersebut, mencegah dan
mengobati segera hematom dan menjaga kebersihan dengan baik selama
2 minggu pertama.
Payudara
Payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas. Payudara
menjadi lebih besar, lebih kencang, dan mula-mula lebih nyeri tekan
sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya
laktasi.
2.2.2. SISTEM GASTRO INTESTINAL
Rasa sering timbul segera setelah persalinan karena banyaknya energi yang
dikeluarkan selama proses persalinan :
1. Haus dan ingin banyak minum, akibat banyaknya cairan yang keluar selama
proses persalinan, baik berupa darah, keringat, kemih, dan pernafasan.
2. Buang air besar sering kurang lancar karena tonus otot menurun, tekanan
intra abdominal menurun dan nyeri akibat uka perineum, serta kadang-
kadang oleh hemoroid.

2.2.3. SISTEM KARDIOVASKULER


Tanda-tanda vital :
Suhu dalam 24 jam pertama mungkin akan meningkat menjadi 380C
disebabkan oleh kelelahan dan dehidrasi. Bila lebih dari 380C setelah 24
jam pertama sampai dengan hari kesepuluh, kemungkinan terjadi infeksi.
Tekanan darah harus stabil, bila terjadi penurunan sedikit, ini normal
karena adanya proses adaptasi terhadap penurunan rongga panggul dan
perdarahan. Tetapi bila ada peningkatan dan keluhan pusing, perlu
diawasi lebih lanjut.
Bradikardi dengan frekuensi 50-70 x/menit adalah normal untuk 6-10 jam
pertama karena penurunan aliran darah dari jantung.

2.2.4. SISTEM ENDOKRIN


Hormon estrogen dan progesteron menurun. Hormon prolaktin meningkat sehingga
merangsang untuk mengeluarkan air susu. Bila ibu tidak menyusui maka akan lebih
cepat menstruasi 12 minggu post partum dan hormon estrogen akan meningkat
dan akan terjadi ovulasi. Bila ibu menyusui bayinya, menstruasi 36 post partum
dan tidak terjadi ovulasi.

2.2.5. SISTEM HEMATOLOGI


Pada akhir periode post partum, darah harus sudah mulai kembali ke
keadaan semula.
Leukositosis normal pada kehamilan rata-rata sekitar 12.000/mm3. Selama
10 sampai 12 JAM pertama setelah bayi lahir, nilai leukosit antara 20.000
dan 25.000/ mm3 (Bobak, 2001)
Kehilangan darah yang normal (250-500 cc) pada persalinan normal
Haemoglobin dan nilai eritrosit bervariasi selama masa nifas dini, tetapi
harus kembali normal dalam 2-6 minggu post partum.

2.2.6. SISTEM INTEGUMEN


Kloasma akibat kehamilan biasanya akan hilang sampai masa kehamilan berlalu.
Terjadi hiperpigmentasi pada areola dan linea nigra mungkin akan hilang setelah
melahirkan. Namun pada beberapa wanita ada yang menetap pada daerah
tersebut. Perubahan daerah vaskuler yang abnormal akan menimbulkan nyeri,
kemerahan, dan epulis, yang merupakan respon dari penurunan estrogen setelah
melahirkan.

2.2.7. SISTEM IMUNOLOGI


Imunologi A merupakan suatu antibodi yang terdapat pada colostrum dan ASI yang
berfungsi untuk mencegah menempelnya bakteri permukaan mukosa terutama
pada traktus gastrointestinal.

2.3. TEKNIK MENYUSUI

1. Pastikan ibu dan bayi berada dalam kondisi rileks dan nyaman. Posisi kepala bayi
harus lebih tinggi dibandingkan tubuhnya, hal ini dimaksudkan agar bayi lebih mudah
menelan. Ibu dapat menyangga dengan tangan ataupun mengganjal dengan bantal.
Kemudian, tempatkan hidung bayi sejajar dengan puting. Hal ini akan mendorong
bayi membuka mulutnya.

2. Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan ingin menyusu, maka dekatkan bayi ke
payudara ibu. Tunggu hingga mulutnya terbuka dengan lebar dengan posisi lidah ke
arah bawah. Jika bayi belum melakukannya, ibu dapat membantu bayi dengan
dengan menyentuh lembut bagian atas bibir bayi.

3. Tanda bahwa perlekatan sudah baik yaitu ketika ibu tidak merasakan nyeri saat bayi
menyusu dan bayi memperoleh ASI yang mencukupi. Ibu dapat mendengarkan saat
bayi menelan ASI.

4. Jika ibu merasa nyeri, lepas perlekatan dengan memasukan jari kelingking ke arah
gusi dan puting. Kemudian, coba lagi untuk perlekatan yang lebih baik. Setelah
perlekatan sudah benar, umumnya bayi akan dapat menyusu dengan baik.
2.4.1. POSISI CROSS CRADLE

Sebagai contoh, bayi akan disusui pada payudara kiri. Posisikan kepala bayi pada
payudara kiri, dengan tangan kanan menopang tubuh bayi dan leher bayi. Tangan
kiri memegang payudara, sambil sering memijatnya ke arah puting agar ASI lebih
mengalir dengan baik.
Posisi ini bagus digunakan bila :

Baru mulai belajar menyusui


Bila ukuran bayi kecil (bayi baru lahir)

2.4.2. POSISI CRADLE


Jika bayi akan disusui pada payudara kiri. Pada posisi ini, tangan kiri menopang
seluruh tubuh bayi. Posisi ini digunakan bila ibu sudah terbiasa menyusui dengan
baik.

2.4.3. POSISI TIDUR MIRING


Bayi dan ibu bersama-sama dalam posisi tidur miring.
Posisi ini digunakan bila :
Merasa terlalu sakit untuk duduk
Ingin sambil beristirahat
Memiliki payudara yang besar
Sesuai untuk ibu post SC, sehingga luka jahitan tidak tergesek oleh bayi

2.4.4. POSISI SEPAKBOLA

Misalnya bayi akan disusui pada payudara kiri. Maka posisikan kaki bayi di samping
kiri pinggang kita dan kepalanya pada payudara kiri. Gunakan tangan kiri untuk
menopang tubuh dan leher bayi. Tangan kanan dapat memijat payudara agar aliran
lancar.
Posisi ini digunakan bila :
sesuai untuk ibu yang baru belajar menyusui
bila ukuran bayi kecil
bila ukuran payudara besar
bila puting sakit
bila puting datar

cocok untuk ibu yang melahirkan secara caesar


2.4.5. POSISI LAIN

LAID-BACK BREASTFEEDING

TWINS HOLD KOALA HOLD


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL

1. PENGKAJIAN

Tanggal : 9 Nopember 2016

Waktu : 15.15 WIB

Tempat : Puskesmas Gubug I

Biodata :

1. Nama ibu : Ny. K.S. 1. Nama suami : Tn. I.M.

2. Umur : 22 tahun 2. Umur : 24 tahun

3. Suku bangsa : Jawa 3. Suku bangsa : Jawa

4. Agama : Islam 4. Agama : Islam

5. Pendidikan : SMP 5. Pendidikan : SMA

6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Swasta

7. Alamat : Kuwaron 1/1 7. Alamat: : Kuwaron 1/1

2. DATA SUBYEKTIF

1. ALASAN DATANG:
Praktikan melakukan kunjungan nifas pertama
2. KELUHAN UTAMA:
Nyeri puting
Uraian Keluhan Utama :
Nyeri saat menyusui bayinya karena posisi menyusui yang keliru
3. Riwayat obstetri:
a. Riwayat Haid:
Menarche : 12 tahun . Nyeri Haid :-
Siklus : 28 JAM Lama : 4-5 JAM
Warna darah : merah Leukhorea :-
Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut
b. Riwayat Persalinan dan Nifas yang lalu
Persalinan Nifas
Kead anak
Tahun Asi
UK Jenis Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit sekarang
eksklusif

c. Riwayat persalinan Sekarang


Paritas : 1 Abortus : 0

Tempat persalinan : PUSKESMAS GUBUG I Ditolong oleh : bidan

Jenis persalinan : normal

Masalah dalam persalinan : -

Keadaan Plasenta : baik, lengkap

Kedaan tali pusat : baik

Keadaan bayi : baik, normal Jenis kelamin : laki-laki

Tanggal/ jam lahir : 9 Nopember 2016/ 02.35 Apgar score : 8-9-9

BB : 2800 gr, PB :49 cm LK:34 cm, LD:33 cm

Kelainan bawaan :-

d. Riwayat Kesehatan :
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak sedang atau tidak pernah mengalami tanda dan gejala penyakit
menular seperti hepatitis B; kehilangan nafsu makan, berat badan turun, mual muntah,
lelah lemas; TBC; batuk berdahak lebih dari satu bulan, berkeringat di malam JAM, berat
badan turun; HIV/AIDS; diare berkepanjangan, sariawan di sekitar mulut, berat badan
turun, mudah terserang penyakit; DM; rasa has dan lapar berkepanjangan, luka yang tak
kunjung sembuh; jantung; mudah lelah saat beraktivitas, sakit di dada kiri; hipertensi; sakit
kepala terus menerus; asthma; ISK; nyeri berkemih; dan PMS; cairan vagina berbau
busuk dan bernanah.

Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :


Ibu mengatakan tidak sedang atau tidak pernah mengalami tanda dan gejala penyakit
menular seperti hepatitis B; TBC; HIV/AIDS; dan IMS. Ibu mengatakan tidak sedang atau
tidak pernah mengalami tanda dan gejala penyakit menurun seperti diabetes; hipertensi;
asthma; dan penyakit jantung.

Riwayat KB : belum pernah

Lama
Jenis KB Keluhan Alasan Berhenti
Penggunaan

Rencana KB : suntik
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari:
1) Nutrisi
a) Makan
Frekuensi makan pokok : 2 x perhari
Komposisi :
Nasi : 2 x @ 1 piring (sedang)
Lauk : 2 x @ 1 potong (besar), jenisnya ayam, tempe, tahu
Sayuran : 32x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran kangkung, daun
singkong
Buah :-
Camilan : 1 x sehari; jenis roti
Pantangan : - alasan..........................
b) Minum
Jumlah total 8 .gelas perhari; jenis : air putih
Susu -
2) Eliminasi
a) Buang Air Kecil : pukul 15.00 warna kuning jernih bercamppur lokhea
Frekuensi perhari
Keluhan/masalah : -
b) Buang Air Besar : setelah bersalin, ibu belum BAB
Frekuensi perhari : -
Keluhan/masalah : -
3) Personal hygiene : setelah bersalin ibu belum mandi, ganti celana dalam dan pakaian
pukul 08.30 WIB
Mandi :
Keramas :
Gosok gigi :
Ganti pakaian:
Kebiasaan memakai alas kaki :
4) Hubungan seksual : setelah bersalin ibu belum melakukan hubngan seksual
Frekuensi :-
Keluhan lain :-
5) Istirahat/tidur : setelah bersalin, ibu tidur selama 3 jam
Tidur malam -
Tidur siang -
Keluhan/masalah : -
6) Aktivitas fisik dan olah raga : ibu sudah bisa berjalan
Aktivitas fisik (beban pekerjaan) -
Olah raga : -
7) Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
Merokok :-
Minuman beralkohol :-
Obat-obatan :-
Jamu :-
8) Pola menyusui : 1 jam sekali dan on demand
9) Riwayat Psikososial-spiritual
a) Riwayat perkawinan :
Status perkawinan : menikah umur waktu menikah : 20 th.
Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 2 th
Hubungan dengan suami : baik
b) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap nifas ini : suami dan keluarga
memberikan fasilitas yang terbaik bagi ibu dan bayi
c) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : ibu bercerita kepada suami
d) Ibu tinggal serumah dengan : suami dan anak
e) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
f) Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
g) Orang terdekat ibu : ibu pasien
h) Yang menemani ibu untuk kunjungan PNC : orang tua ibu
i) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan Nifas : -
j) Penghasilan perbulan: Rp 2.500.000,00 Cukup
k) Praktik agama yang berhubungan dengan nifas : tidak boleh berhubungan
sekual selama nifas
l) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
....................................................................
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
nakes wanita maupun pria;
tidak boleh menerima transfusi darah;
tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
lainnya : ..................................................................................
m) Tingkat Pengetahuan Ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : tanda bahaya masa nifas
Hal-hal yang belum diketahui ibu : teknik menyusui yang benar, perawatan luka
perineum.
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : penkes tentang teknik menyusui yang benar

3. DATA OBYEKTIF

1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tensi :100/70 mmHg
4) Suhu /T : 36, 6 0C
5) Nadi : 80 x/menit
6) RR : 22 x/menit

b. Status present
Kepala : mesosefali, tidak ada benjolan, tidak ada tanda kekurangan gizi
Muka : tidak ada edema
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : bersih, tidak ada sekret, concha lurus
Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada karies
Telinga : bersih, tidak ada sekret, tidak ada gangguan pendengaran
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid, dan vena jugularis
Ketiak : tidak ada benjolan, bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : dada simetris, gerakan dada sejajar, tidak ada tarikan dinding dada
Perut : tidak ada luka bekas operasi
Lipat paha : tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar limfa
Vulva : tidak ada varises, tidak ada tanda-tanda infeksi
Ekstremitas : baik, tidak ada edema
Refleks patella :+ / +
Punggung : vertebra lurus, tidak ada kelainan tulang belakang
Anus : tidak ada hemoroid

c. Status Obstetrik
Muka : tidak ada edema
Mamae : hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol, ASI sudah keluar
Abdomen : TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi baik, uterus keras
Genetalia : Lokea rubra
Luka perineum : baik, tidak ada tanda-tanda infeksi

Pemeriksaan penunjang : -

4. ANALISA

Ny. K.S. P1A0 usia 22 tahun 18 jam post partum normal


Masalah : nyeri puting
Kebutuhan : pendidikan kesehatan teknik menyusui
5. PELAKSANAAN Tanggal 9 Nopember 2016 Jam 15.30 WIB

a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien


Hasil : ibu mengerti kondisi saat masa nifasnya baik
b. Memastikan proses involusi uteri berjalan dengan baik
Hasil : Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras, TFU 3 jari di bawah pusat
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui.
Hasil : Pasien mengerti dan dapat mengulangi kembali penkes yang telah disampaikan
d. Memberitahukan jadwal kunjungan nifas ulang
Hasil : Pasien bersedia melakukan kunjungan nifas ulang
BAB IV

PEMBAHASAN

Laporan ini memuat asuhan kebidanan pada Ny. K.S. P1A0 usia 22 tahun 7 jam post
partum normal di Puskesmas Gubug I Kabupaten Grobogan. Laporan ini membahas setiap detail
asuhan dari pengkajian hingga evaluasi juga mencari kesenjangan antara teori dengan praktik
menggunakan sumber-sumber informasi yang relevan.

1. Pengkajian

Laporan ini dibuat pada tanggal 16 Nopember 2016 di Puskesmas Gubug I


Kabupaten Grobogan. Pengkajian dimulai dari biodata pasien, biodata penanggung
jawab, data subyektif, data objektif, serta riwayat kesehatan lainnya. Hal ini dilakukan
untuk men -screening- setiap kemungkinan kegawat daruratan yang terjadi.

Pengkajian data subjektif dilakukan melalui wawancara langsung dengan pasien.


Data ini memuat alasan datang; keluhan utama; riwayat kesehatan, baik pribadi maupun
keluarga; riwayat obstetri; pola pemenuhan kebutuhan seJAM-JAM; dan riwayat
psikososial-spiritual. Pengkajian ini memusatkan pada informasi riwayat kesehatan ibu
yang berpotensi membahayakan masa nifas dan dapat dengan segera dilakukan
pencegahan.

Pengkajian data objektif dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik pasien. Pasien
diukur BB dan TB, diperiksa nilai tanda-tanda vitalnya, dan dipersilahkan untuk berbaring
di tempat tidur agar dapat dilakukan pemeriksaan head to toe. Pengkajian ini memusatkan
tanda-tanda yang berpotensi pada masa nifas yang patologis.

Setelah pemeriksaan dilakukan, bidan mencatatnya dalam buku KIA yang


dibawa pasien setiap kali periksa.

Pada tahap pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

2. Diagnosa

Diagnosa didapat dari hasil pemeriksaan dan anamnesa. Dari identifikasi ini
didapatkan hasil pengkajian, masalah, dan kebutuhan klien. Ibu membutuhkan beberapa
konseling dan anjuran tindakan medis yang jika tidak dilakukan berpotensi menjadi nifas
patologis.

Pada tahap diagnosa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

3. Antisipasi masalah potensial

Antisipasi masalah potensial merupakan tindak lanjut dari diagnosa. Antisipasi


masalah potensial berupa konseling dan anjuran tindakan medis sudah dilakukan bidan
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik pada tahap antisipasi masalah
potensial.

4. Rencana tindakan

Rencana tindakan pada laporan kali ini sudah dilakukan. Rencana tersebut
disimpulkan dari hasil pemeriksaan, masalah, dan keluhan pasien. Tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik pada tahap ini.

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. Dalam laporan ini


terdapat penatalaksanaan berupa :

a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien


Hasil : ibu mengerti kondisi saat masa nifasnya baik
b. Memastikan proses involusi uteri berjalan dengan baik
Hasil : Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras, TFU 3 jari di bawah pusat
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui.
Hasil : Pasien mengerti dan dapat mengulangi kembali penkes yang telah
disampaikan
d. Memberitahukan jadwal kunjungan nifas ulang
Hasil : Pasien bersedia melakukan kunjungan nifas ulang

6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan di akhir asuhan. Evaluasi merupakan reaksi dan respon
pasien terhadap setiap asuhan yang telah diberikan oleh bidan. Pendokumentasian
evaluasi dijadikan satu dengan penatalaksanaan, yaitu hasil penatalaksanaan. Pada
tahap evaluasi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN
Pengkajian data subjektif berpusat pada informasi riwayat kesehatan ibu yang
berpotensi membahayakan masa nifas
Pengkajian data objektif berpusat pada tanda-tanda yang berpotensi pada masa
nifas patologis.
Diagnosa merupakan simpulan dari pemeriksaan dan anamnesa
Antisipasi merupakan anjuran sesuai kebutuhan ibu pada masa nifas
Rencana tindakan dibuat sesuai hasil diagnosa
Penatalaksanaan merupakan pengaplikasian dari rencana tindakan.
Evaluasi merupakan hasil antisipasi.

B. SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan laporan serta tambahan referensi mengenai teknik menyusui.
2. Bagi Keluarga
Keluarga dapat lebih waspada. Memonitor selalu kesehatan ibu dan bayi.
Apabila terdapat tanda dan gejala bahaya ibu nifas, maka keluarga dapat
langsung merujuk ke pelayanan kesehatan terdekat untuk ditangani.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mamp menambah referensi dan pengetahuan serta pengaplikasian
teori yang sudah dipelajari. Mengantisipasi setiap tanda dan gejala yang muncul
pada ibu nifas dan mengerti penatalaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24253/5/Chapter%20I.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41892/5/Chapter%20I.pdf

http://eprints.undip.ac.id/43152/3/BAB_II_bendungan.pdf

http://library.upnvj.ac.id/pdf/3d3keperawatanpdf/0910703019/bab2.pdf

http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/4/jtstikesmuhgo-gdl-dyahastuti-161-1-giziibu-m.pdf

http://www.journal.stikesmuh-pkj.ac.id/journal/index.php/jik/article/view/17/15

Anda mungkin juga menyukai