Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Terapi Massage Plexus Sacralis………………………………..Mahmud Ady Yuwanto, Hal.

43 - 49

PENGARUH TERAPI MASSAGE PLEXUS SACRALIS TERHADAP


PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN POSTPARTUM NORMAL DI
RUANG NIFAS RSD DR. SOEBANDI JEMBER

Mahmud Ady Yuwanto*


*Dosen STIKES Bhakti Negara Jember

ABSTRACT

Pain is an integral part of labor. Untolerable pain may change normal labor into
pathological one. The use of Plexus Sacralis Massage technique can be an alternative of
non-pharmacological method to control labor pain during postpartum/puerpurium. The
objective of this study was to analyze the influence of Plexus Sacralis Massage technique
in change level pain during normal postpartum in primipara and multipara. This study
used quasi experiment with using interview and observation pretest and posttest design.
The population was primipara and multipara patiens at normal postpartum who reported
pain at Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember. Sample size was 34 responden of
experimental group who met the inclusion criteria. Data were analyzed by using Wilcoxon
Signed Rank with significance level <0,05. The result showed that before intervention,
mother who perceived medium pain were 76,5% and low pain were 23,5%. After
intervention, those who perceived low pain 73,5%, no pain pain were 26,5%. The result of
statistical test had significance level of p=0,0001. in conclution, Plexus sacralis Massage
technique is influence in helping the mother to decreasing of level pain during postpartum.

Key words : Level pain, Postpartum Pain, Plexus Sacralis Massage

PENDAHULUAN oleh Conggres of the United States (yang


Kebutuhan dasar manusia pertama adalah Decade of Brain pada
menurut Abraham Maslow dibagi tahun 1990an).
menjadi lima kategori yang harus Setelah pain decade dideklarasikan,
dipenuhi agar kestabilan fisiologis dan banyak masyarakat yang tertarik terhadap
psikologis tubuh bisa seimbang, salah masalah nyeri. Hal ini menimbulkan
satu diantaranya adalah kebutuhan rasa banyak penelitian, pendidikan, dan
nyaman. Kenyamanan sering terganggu penatalaksanaan klinis dalam penanganan
akibat adanya nyeri. Nyeri merupakan nyeri. Salah satu penelitian dalam
masalah kesehatan dan ekonomi penanganan nyeri ini telah dilakukan oleh
yang besar. Menurut Briston-Mayers Aidin pada tahun 2004.
(dalam Price dan Wilson, 2006) Penelitian yang telah dilakukan oleh
melakukan suatu studi besar pada tahun Aidin adalah tentang terapi teknik
1985 tentang prevalensi dan keparahan distraksi (pembayangan) terhadap
nyeri. Pada studi tersebut, yang diberi penurunan tingkat nyeri persalinan kala
judul ”The Nuprin Pain Report”, satu fase laten nullipara yang merupakan
mengisyaratkan bahwa nyeri telah penanganan nyeri secara
menelan biaya 55 milyar dolar Amerika nonfarmakologis. Berkaitan dengan pain
Serikat dan menyebabkan hilangnya 4 decade tersebut, selayaknya dapat
milyar hari kerja. Pada tanggal 1 Januari ditentukan lebih cermat tipe nyeri yang
2001 dilakukan pembahasan mengenai paling prevalen dan sangat mengganggu
”Decade of Pain Control and Research”. kenyamanan, salah satunya adalah nyeri
Dengan demikian, nyeri menjadi fokus postpartum (nyeri setelah ibu
dekade kesehatan kedua yang disahkan melahirkan). Nyeri postpartum ini bisa

43
Pengaruh Terapi Massage Plexus Sacralis………………………………..Mahmud Ady Yuwanto, Hal. 43 - 49

terjadi pada ibu primipara maupun jaringan uterus, keadaan ini menimbulkan
multipara. Primipara adalah wanita yang nyeri pada saat memasuki postpartum.
telah mengalami satu kali persalinan pada Mengingat dampak nyeri
masa gestasi lebih dari minggu ke-20, postpartum yang mengganggu ibu setelah
mengesampingkan apakah bayi hidup melahirkan berupa gangguan tidur, maka
atau mati, sedangkan multipara adalah perlu upaya manajemen nyeri postpartum
wanita yang telah mengalami persalinan untuk menurunkan tingkat nyeri baik
dua kali atau lebih dari minggu ke-20 secara farmakologis maupun non-
(Olds, 1999). farmakologis. Di Ruang Nifas Rumah
Ibu primipara dalam mengatasi Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi Jember,
nyeri postpartum kurang pengetahuan manajemen nyeri postpartum yang
dan pengalaman, sehingga memung- digunakan selama ini berupa pemberian
kinkan terjadinya peningkatan kecemasan asam mefenamat yang merupakan
selama postpartum. Ibu multipara metode farmakologis. Sedangkan metode
cenderung lebih sering terjadi nyeri nonfarmakologis masih belum pernah
postpartum dibanding primipara diteliti dan dilakukan sebagai tindakan
(Mansjoer, 2001). Hal ini disebabkan keperawatan.
pada multipara, uterus sering mengalami Adapun intervensi keperawatan
relaksasi dan kontraksi secara periodik dalam upaya manajemen nyeri
dan menimbulkan nyeri yang bertahan postpartum yang merupakan nyeri
sepanjang masa postpartum. Adapun fisiologis mulai dari nyeri ringan hingga
pada primipara, tonus uterus tetap sedang, maka perlu upaya pemenuhan
meningkat sehingga fundus pada kebutuhan rasa nyaman secara
umumnya tetap kencang dan nonfarmakologis sesuai dengan
menimbulkan nyeri (Bobak, 2005). Nyeri Keputusan Menteri Kesehatan Republik
postpartum ini sangat mengganggu Indonesia (KepMenKes-RI) no 1239
selama dua sampai tiga hari setelah tahun 2001 salah satunya adalah
persalinan dan ditimbulkan akibat adanya melakukan massage. Massage
kontraksi uterus (Mansjoer, 2001). Bobak merupakan tindakan terarah dengan
(2005) menyatakan bahwa kontraksi menggesek, mengusap, menepuk,
uterus postpartum ini menimbulkan memijat badan atau anggota badan
tekanan cukup kuat, tekanan ini jauh (Laksman, 2003).
lebih besar dibanding intrapartum Price dan Wilson (2006)
(persalinan) dan dapat mencapai 150 menyatakan bahwa massage merupakan
mmHg atau lebih. Tekanan ini timbul salah satu strategi stimulasi kulit dan
dikarenakan cavum uteri volumenya paling sering digunakan sebagai terapi
dalam keadaan berkurang, hal ini dan modalitas fisik untuk meredakan
bertujuan untuk mengembalikan uterus nyeri. Dasar dari stimulasi kulit ini adalah
seperti sebelum hamil. Kontraksi yang pengendalian gerbang pada transmisi
terjadi pada saat postpartum nyeri. Stimulasi kulit juga dapat
menyebabkan penekanan jaringan dan menyebabkan tubuh mensekresikan
terjadinya vasokonstriksi (pengerutan endorfin dan neurotransmiter lain yang
pembuluh darah). Prawirohardjo (2008) menghambat atau meredakan nyeri.
menyatakan bahwa serabut saraf simpatis Tindakan terapi massage dalam
menimbulkan kontraksi uterus dan meredakan nyeri postpartum ini berada
vasokonstriksi saat postpartum. Keadaan pada daerah pinggang dan di fokuskan
ini menyebabkan terjadinya ischemia. pada area sacralis untuk merangsang
Menurut Laksman (2003) ischemia saraf parasimpatis. Prawirohardjo (2008)
adalah keadaan kekurangan darah dalam menyatakan bahwa sistem parasimpatis
berasal dari nervus sacralis 2, 3, dan 4

44
Pengaruh Terapi Massage Plexus Sacralis………………………………..Mahmud Ady Yuwanto, Hal. 43 - 49

sebagai plexus sacralis. Serabut menggunakan uji statistik berupa


parasimpatis mencegah kontraksi dan dependent t-test atau uji Wilcoxon.
menimbulkan vasodilatasi yang Sampel dalam penelitian ini
mengakibatkan peningkatan sirkulasi adalah seluruh pasien postpartum normal
darah (menurunkan ischemia) seiring yang mempunyai kriteria-kriteria yang
dengan peningkatan metabolisme sel telah ditetapkan sebagai sampel oleh
sehingga nyeri dapat mereda atau peneliti.
menurun. Sedangkan pertimbangan
peneliti mengapa terapi massage plexus HASIL DAN PEMBAHASAN
sacralis yang diteliti untuk menurunkan Hasil Penelitian
tingkat nyeri postpartum, bahwasanya Hasil selama penelitian, peneliti
teknik massage ini memiliki beberapa mendapatkan sampel sebanyak 34
kelebihan, yaitu sebagai pengganti terapi responden atau Ibu postpartum yang ada
farmakologis yang tidak menimbulkan di Ruang Nifas RSD. dr. Soebandi
efek samping yang merugikan, ekonomis, Jember. Ibu postpartum tersebut sebagian
mudah, dan dapat dilakukan secara besar berumur 20-30 tahun yaitu 24
mandiri. orang (70,6%), sedangkan usia <20 tahun
Berdasarkan hasil studi yaitu 5 orang (14,7%), dan usia >30
pendahuluan oleh peneliti di Ruang Nifas tahun yaitu 5 orang (14,7%). Adapun
RSD dr. Soebandi Jember, jumlah pasien paritas (banyaknya anak yang di lahirkan)
selama awal tahun 2012 sebanyak 151 yaitu sebagian besar pada Ibu primipara
pasien postpartum normal (Januari 36 (satu kali persalinan)
pasien, Februari 40 pasien, Maret 35 sebanyak 22 orang (64,7%), sedangkan
pasien dan April 40 pasien). 90% untuk multipara (lebih dari 1 kali
diantaranya pernah mengalami nyeri pesalinan) yaitu 12 orang (12%).
postpartum mulai dari yang ringan Tingkat pendidikan Ibu postpartum
sampai berat dengan karakteristik respon tersebut yaitu sebanyak 13 orang (38,2%)
nyeri yang bervariasi. adalah berpendidikan SMA, sedangkan
Dari beberapa hal di atas, maka peneliti untuk pendidikan SD, SMP, dan PT
sangat tertarik untuk melakukan masing-masing 9 orang (26,5%), 8 orang
serangkaian penelitian tentang terapi (23,5%), dan 4 orang (11,8%). Adapun
modalitas fisik berupa terapi untuk Suku, Ibu postpartum sebanyak 24
nonfarmakologis (massage plexus orang (70,6%) yaitu bersuku Jawa,
sacralis) pada pasien postpartum normal sedangkan Suku Madura yaitu 9 orang
di Ruang Nifas RSD dr. Soebandi (26,5 %), dan lain-lain (Suku Palembang)
Jember. yaitu 1 orang (2,9%). Untuk keyakinan
Ibu postpartum sebanyak 34 orang
BAHAN DAN METODE (100%) adalah beragama Islam.
Penelitian ini menggunakan
model desain eksperimen semu (quasi
eksperiment) dengan menggunakan
desain wawancara dan observasi validasi
data sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan. Hal ini bertujuan untuk
membandingkan keadaan sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan pada objek
sampel yang diteliti. Sedangkan untuk
mem-bandingkan hasil sebelum
perlakuan dan hasil sesudah perlakuan

45
Pengaruh Terapi Massage Plexus Sacralis………………………………..Mahmud Ady Yuwanto, Hal. 43 - 49

Tabel 1. Uji Normalitas Data Sebelum Perlakuan dan Data Sesudah Perlakuan
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
sebelum
.265 34 .000 .843 34 .000
perlakuan
sesudah
.239 34 .000 .862 34 .001
perlakuan
Sumber: Data primer, 2012

Tabel 1 menunjukkan hasil dari uji dapat diambil kesimpulan bahwa


normalitas data untuk mengetahui distribusi kedua kelompok data tidak
sebaran data normal atau tidak. Pada uji normal. Oleh karena syarat sebaran data
normalitas, karena jumlah sampel kecil harus normal tidak terpenuhi, maka uji
(n<50) maka menggunakan hasil uji hipotesis menggunakan dependent t-test
Shapiro-Wilk. Dengan melihat hasil test (uji parametrik) tidak digunakan, namun
of Shapiro-Wilk, diperoleh hasil nilai menggunakan uji alternatifnya yaitu uji
kemaknaan untuk kedua kelompok data Wilcoxon (uji non parametrik).
adalah <0,05. dengan demikian, data

Tabel 2. Wilcoxon Signed Ranks Test


N Mean rank Sum of ranks
sesudah perlakuan -
Negative Ranks 34 (a) 17.50 595.00
sebelum perlakuan
Positive Ranks 0 (b) .00 .00
Ties 0 (c)
Total 34
Sumber: Data primer, 2012
Keterangan:
a sesudah perlakuan < sebelum perlakuan
b sesudah perlakuan > sebelum perlakuan
c sesudah perlakuan = sebelum perlakuan
Tabel 5.7 menunjukkan perbandingan skala nyeri sebelum dan sesudah perlakuan,
terdapat 34 orang dengan hasil sesudah perlakuan lebih rendah daripada sebelum
perlakuan.

Tabel 3. Test Statistics


sesudah perlakuan - sebelum perlakuan
Z -5.182(a)
Sig. (2-tailed) .0001

Tabel 3. menunjukkan bahwa hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai significancy 0,0001
(p <0,05), dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh
pelaksanaan terapi massage plexus sacralis terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien
postpartum normal di Ruang Nifas RSD dr. Soebandi Jember.

PEMBAHASAN Dengan melihat hasil test of Shapiro-


Pada uji normalitas, karena Wilk, diperoleh hasil nilai kemaknaan
jumlah sampel kecil (n<50) maka untuk kedua kelompok data adalah <0,05.
menggunakan hasil uji Shapiro-Wilk. Berdasarkan hasil uji normalitas data

46
Pengaruh Terapi Massage Plexus Sacralis………………………………..Mahmud Ady Yuwanto, Hal. 43 - 49

sebelum perlakuan dan data sesudah penelitian yang telah dilakukan oleh
perlakuan tersebut digunakan untuk peneliti.
mengetahui sebaran data normal atau ketika sebelum diberikan terapi massage
tidak, ternyata sebaran data hasil uji plexus sacralis seluruhnya lebih tinggi
normalitas harus normal tidak terpenuhi. dibandingkan dengan skala nyeri yang
Dengan demikian, data dapat diambil dialami sesudah diberikan massage
kesimpulan bahwa distribusi kedua plexus sacralis.
kelompok data tersebut tidak normal. Adapun keterbatasan peneliti dalam
Oleh karena syarat sebaran data tidak meneliti pengaruh terapi massage plexus
normal, maka uji hipotesis menggunakan sacralis terhadap penurunan tingkat nyeri
dependent t-test (uji parametrik) tidak pada pasien postpartum normal ini,
digunakan, namun dapat menggunakan peneliti kurang terlalu memperhatikan
uji alternatifnya yaitu uji Wilcoxon (uji faktor-faktor yang mempengaruhi respon
non parametrik). nyeri terhadap nyeri postpartum yang
Uji Wilcoxon didapatkan tingkat dirasakan Ibu sesudah persalinan seperti
signifikansi (p-value) sebesar umur, kebudayaan, makna nyeri,
0,0001<0,05 (alpha). Dengan demikian, perhatian, ansietas, keletihan,
dalam uji tersebut menunjukkan untuk pengalaman sebelumnya, gaya koping,
hipotesa nol (H0) yang menyatakan serta dukungan keluarga dan sosial.
bahwa tidak ada pengaruh pelaksanaan
terapi massage plexus sacralis terhadap SIMPULAN DAN SARAN
penurunan tingkat nyeri pada pasien Simpulan
postpartum normal di Ruang Nifas RSD Berdasarkan hasil dan
dr. Soebandi Jember tidak dapat diterima pembahasan dari penelitian mengenai
alias ditolak. pengaruh terapi massage plexus sacralis
Sebaliknya, hipotesis alternatif terhadap penurunan tingkat nyeri pada
yang menyatakan bahwa ada pengaruh pasien postpartum normal di Ruang Nifas
pelaksanaan terapi massage plexus RSD. dr. Soebandi Jember, dapat
sacralis terhadap penurunan tingkat nyeri disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pada pasien postpartum normal di Ruang tingkat nyeri pasien postpartum sebelum
Nifas RSD dr. Soebandi Jember dapat dan sesudah diberikan terapi massage
diterima. Adapun tingkat kemaknaan plexus sacralis di Ruang Nifas RSD. dr.
pengaruh dari penelitian ini atas dasar Soebandi Jember, hal ini ditunjukkan
harga nilai p-value yang dibandingkan hasil uji Wilcoxon dengan p-value
dengan nilai kemaknaan. Nilai p-value = sebesar 0,0001<0,05 (alpha). Untuk
0,0001 <0,001 (kemaknaan), maka dapat tingkat kemaknaannya, dengan nilai p-
dinyatakan bahwa terdapat pengaruh value=0,0001<0,001 (kemaknaan), maka
yang amat sangat bermakna. dapat dinyatakan bahwa terdapat
Hasil tersebut dibuktikan adanya skala pengaruh yang amat sangat bermakna.
nyeri yang dialami oleh Ibu postpartum.
Dari penjelasan diatas, dengan adanya Saran
nyeri postpartum pada Ibu sesudah Peneliti dalam penelitian ini
persalinan selama masa nifas berlangsung masih ada keterbatasan-keterbatasan,
terdapat adanya pengaruh yang amat sehingga dihara-pkan perlu adanya
sangat signifikan dalam menurunkan penelitian lanjutan tentang manajemen
tingkat nyeri dan skala nyeri baik nyeri postpartum dengan variabel yang
sebelum dan sesudah terapi massage berbeda, sehingga mendapatkan
plexus sacralis, maka hal ini dapat intervensi keperawatan yang bervariasi
memperjelas hasil penyajian dari guna meningkatkan mutu pelayanan

47
Pengaruh Terapi Massage Plexus Sacralis………………………………..Mahmud Ady Yuwanto, Hal. 43 - 49

asuhan keperawatan berupa manajemen Keputusan Menteri Kesehatan


nyeri secara nonfarmakologis. No.1239/Menkes/SK/XI/2001
tentang Registrasi dan Praktek
DAFTAR PUSTAKA Perawat.
Aidin, Muhammad. 2004. Pengaruh Laksman, Hendra T. 2003. Kamus
Teknik Distraksi (Pemba- Kedokteran. Edisi Revisi,
yangan) terhadap Penurunan Cetakan Kedua Puluh Lima.
Tingkat Nyeri Persalinan Kala Jakarta: Djambatan.
Satu Fase Laten Nulipara di Mansjoer, Arif et al. 2001. Kapita Selekta
Ruang Bersalin RSI Unisma 50 Kedokteran. Jakarta: Media
Malang. Skripsi. Program Studi Aesculapius.
Ilmu Keperawatan Fakultas McCloskey, Joanne. C. et al. 1996.
Kedokteran Universitas Nursing Interventions
Brawijaya Malang. Classification (NIC) linked to
Badan Penerbit Universitas Jember. NANDA Diagnosis. Iowa City:
2006. Pedoman Penulisan Karya Mosby (Medicated of Publishing
Ilmiah, Edisi Kedua. Jember: Exellent).
Badan Penerbit Universitas Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Jember. Obstetri. Jilid Kesatu, Edisi
Bobak., Lowdermilk., dan Jensen. 2005. Kedua. Jakarta: EGC.
Buka Ajar Keperawatan NANDA International. 2005. Diagnoses:
Maternitas. Jakarta: EGC. Definitions & Classification
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar 2005-2006. Philadelphia:
Keperawatan Medikal Bedah, NANDA International.
Volume 1. Edisi Kedelapan, Olds, S. B., London, M. L., dan Ladewig,
Cetakan Pertama. Jakarta: EGC. P. W. 1999. Maternal-Newborn
Budiarto, E. 2002. Pengantar Nursing: Familly-Centered
Epidemiologi. Jakarta: EGC. approach (5th ed.). Redwood
Chandra, Budiman. 2008. Metodologi City, California: Cummings
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Publishing Company, Inc.
EGC. Potter & Perry. 2006. Fundamental
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku saku Keperawatan: Konsep, Proses,
Patofisiologi. Jakarta: EGC. dan Praktik. Edisi Keempat,
Cunningham F. G. 2006. 1995. Obstetri Volume 2. Jakarta: EGC.
Williams. Jakarta: EGC. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu
Dahlan, Sopiyudin. 2004. Statistika untuk Kandungan. Edisi Kedua,
Kedokteran dan Kesehatan. Cetakan Keenam. Jakarta:
Jakarta: Arkans Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Doengoes, Marilyn. E. 2001. Rencana Prawirohardjo.
Perawatan Maternal/Bayi, Edisi Price, S. A., dan Wilson, L. M. 2006.
2. Jakarta: EGC. Patofisiologi, Konsep Klinis
Guyton, Arthur C. 2006. Buku Ajar Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
EGC. Putz, R. V., dan Pabst R. 2005. Atlas
honson, Marion. 2000. Nursing Outcomes Anatomi Manusia Sobotta
Classification (NIC) linked to Batang Badan, Panggul, dan
NANDA Diagnosis. Iowa City: Ekstremitas Bawah. Jakarta:
Mosby (Medicated of Publishing EGC.
Exellent).

48
Pengaruh Terapi Massage Plexus Sacralis………………………………..Mahmud Ady Yuwanto, Hal. 43 - 49

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan


Riset Keperawatan.
Yogyakarata: Graha Ilmu.
Supadi, Suharyanto et al. 2001.Statistik
Kesehatan. Yogyakarta: Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada.
Syaifuddin et al. 2002. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wilkinson, Judith. M. 2002. Buku Saku
Diagnosa Keperawatan dengan
NIC dan NOC. Jakarta: EGC

49

Anda mungkin juga menyukai