Anda di halaman 1dari 20

1

PENERAPAN TEHNIK MASASE PUNGGUNG UNTUK


MENGURANNGI NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN PERSALINAN KALA 1
DI RSUD POSO

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH :
RAHMA SAFITRA KAHARU
P00220217036

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
DIII KEPERAWATAN POSO
TAHUN 2019
2

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari WHO
karena angka kematian ibu dan anak menentukan status kesehatan atau
kesejahteraan dari suatu Negara. Menurut WHO tahu 2009 memperkirakan
bahwa setiap tahun sejumlah 500.000 orang meninggal akibat kehamilan
dan persalinan, 99 % kematian disebut terjadi di Negara berkembang dan
50 % nya terjadi di Indonesia dan mesir (Tamsuri,2011.
Dari data yang terakhir diperoleh dari survey demografi dan kesehatan
Indonesia (SDKI) September 2013, diperoleh fakta yang mengejutkan
mengenai angka kematian ibu dan anak. Angka kematian ibu (AKI)
sebesar 117,02/100.000 ribu kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan AKI sebelumnya pada tahun 2008
sebesar 114,50/100.000 ribu kelahiran hidup.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Nyeri pada kala I persalinan adalah akibat
adanya dilatasi servik, segmen bawah rahim, adanya tahanan yang
berlawanan, tarikan serta perlukaan pada jaringan otot maupun ligamen-
ligamen yang menopang struktur diatasnya. Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik ibu. Persalinan merupakan suatu hal
fisiologis bagi seluruh wanita di dunia, walaupun sebagian besar ibu
inpartu merasa tegang, takut, dan menyakitkan menghadapi proses
persalinan (Depkes RI, 2007). Ada lima faktor essensial yang
mempengaruhi proses persalinan dan kelahiran. Passenger (penumpang,
yaitu janin dan plasenta), passage (jalan lahir), power (kekuatan), posisi
ibu dan psychologic (respons psikologis) (Yanti, 2009). Adapun kebutuhan
3

dasar ibu bersalin yaitu meliputi : kebutuhan nutrisi ibu bersalin,


kebutuhan eliminasi, kebutuhan pengaturan posisi, kebutuhan psikologis,
dan kebutuhan pengurangan rasa nyeri (Yanti, 2009).
Nyeri merupakan perasaan subyektif akibat timbulnya perubahan-
perubahan fungsi berbaga organ tubuh yang turut menentukan lancarnya
kelahiran bayi melalui jalan lahir (Tamsuri, 2006). Fisiologi rasa nyeri
sendiri terdiri dari jalur rasa nyeri, fisiologi nyeri persalinan, patofisiologi
nyeri, serta reseptor nyeri. Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan
oleh munculnya kontraksi otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot yang
mengalami kontraksi, peregangan serviks, iskemia korpus uteri, dan
peregangan segmen bawah rahim. Reseptor nyeri ditransmisikan melalui
sekmen saraf spinalis T11-12 dan saraf-saraf asesori torakal bawah serta
saraf simpatik lumbal atas. Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri
kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem
saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan
dengan warna kulit dan apabila tidak ditangani akan meningkatkan rasa
khawatir, tegang, takut, dan stres (Bobak, 2005).
Nyeri persalinan dapat memengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi
kadar katekolamin dan kortisol yang dapat memengaruhi durasi persalinan.
Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi
dan akan mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri persalinan yang
berat dan lama dapat memengaruhi verifikasi sirkulasi maupun
metabolisme yang harus segera ditangani karena dapat menyebabkan
kematian janin (Mander, 2004). Nyeri persalinan juga dapat menyebabkan
penderitaan bagi ibu dan kesehatannya. Hal tersebut dapat memiliki efek
negative terhadap hubungan ibu dan bayi. Lembar observasi yang
digunakan untuk menilai intensitas nyeri menggunakan skala analogi
visual (Visual Analog Scale, VAS) antara 1-10, kemudian dalam analisis
dikategorikan menjadi nilai 1−3 menggambarkan nyeri ringan, 4−6
menggambarkan nyeri sedang, dan 7−10 nyeri berat.
4

Teknik massage punggung salah satu metode untuk mengurangi rasa nyeri
persalinan, Pijatan digunakan untuk membantu relaksasi dan menurunkan
nyeri melalui peningkatan aliran darah pada daerah–daerah yang terpengaruh,
merangsang reseptor–reseptor raba kulit sehingga merilekskan otot–otot,
mengubah suhu kulit dan secara umum memberikan perasaan yang nyaman
yang berhubungan dengan keeratan hubungan manusia (Asrinah, 2010).
Manfaat penelitian untuk mengetahui bahwa penerapan tehnik massage
punggung memengaruhi nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin. Pemijatan
secara lembut akan membantu ibu merasa lebih segar, rileks dan nyaman
selama persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan ibu yang dipijat 20 menit
setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal
yang terjadi karena pijat merangsang tubuh melepas senyawa endorfin juga
dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak. Umumnya, ada dua teknik
pemijatan yang dilakukan dalam persalinan, yaitu effluerage dan
counterpressure. Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut,
lambat, dan panjang atau tidak putus-putus. Counterpressure adalah pijatan
tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari
tangan, atau juga menggunakan bola tenis (Pastuty, 2010) penggunaan
sentuhan dalam persalinan, menemukan bahwa sentuhan merupakan metode
yang digunakan secara umum dalam persalinan untuk membantu mengurangi
rasa nyeri (Asrinah, 2010).
Sentuhan yang dimaksud adalah massage, merupakan metode non-
farmalogik yaitu tanpa menggunakan obat-obatan, lebih aman, sederhana dan
tidak menimbulkan efek merugikan serta mengacu kepada asuhan sayang ibu
(Judha, 2012) . Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan
selama persalinan, karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya,
sehingga membantu ibu lebih rileks dan nyaman selama persalinan (Arifin,
2007). Masase pada punggung merangsang titik tertentu disepanjang meridian
medulla spinalis yang ditransmisikan melalui serabut saraf besar ke formatio
retikularis, thatalamus dan sistem limbic tubuh akan melepaskan endorfin.
Endorfin adalah neurotransmiter atau neuromodulator yang menghambat
5

pengiriman rangsang nyeri dengan menempel kebagian reseptor opiat pada


saraf dan sumsum tulang belakang sehingga dapat memblok pesan nyeri ke
pusat yang lebih tinggi dan dapat menurunkan sensasi nyeri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas maka penulis dapat
merumuskan masalah “bagaimana penerapan tehnik massage punggung untuk
mengurangi nyeri pada Asuhan Keperawatan pasien persalinan kala 1”

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menerapkan tindak keperawatan penerapan tehnik massage punggung untuk
mengurangi nyeri pada asuhan keperawatan pasien persalinan kala 1 di RSUD
POSO.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu untuk melakukan pengkajian nyeri pada pasien
persalinan
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan
d. Penulis mampu melakukan implementasi
e. Penulis mampu untuk melakukan evaluasi tindakan massage punggung
untuk mengurangi nyeri
f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian masase punggung untuk
mengurangi nyeri untuk kala 1

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi ibu
Dengan diterapkan pemberian tehnik massage punggung untuk
mengurangi nyeri pada asuhan keperawatan pasien persalinan kala 1,
diharapkan akan terjadi penurunan tingkat nyeri pada ibu yang akan
mengalami persalinan.
6

2. Manfaat bagi institusi


a. Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam menigkatkan asuhan keperawatan
berkaitan dengan pengurangan nyeri kala 1 pada asuhan intranatal.
b. Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi institusi keparawatan


khususnya keperawatan maternitas dalam penanganan kasus intranatal

3. Manfaat bagi penulis


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman belajar dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis khususnya dalam
pemberian masase punggung terhadap penurunan nyeri pada asuhan
keperawatan.
7

BAB II

TUJUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Persalinan

a. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,
2005). Menurut Winknjosatro (2006), Persalinan adalah proses membuka
dan menipisnya servik dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran
adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan
lahir. Sedangkan menurut Mansjoer (2005), Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (saifuddin, 2006).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Winkjosastro, 2006).
Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan
yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan
presentasi kepala (posisi belakang kepala), dari rahim ibu melalui jalan
lahir (baik jalan lahir lunak maupun kasar), dengan tenaga ibu sendiri
(tidak ada intervensi dari luar). Pengukuran nyeri dilakukan sebelum dan
8

setelah dilakukan masase pada ibu bersalin. Perlakuan yang dilakukan


pada subjek penelitian adalah masase pada punggung selama 30 menit.
Terdapat berbagai tehnik persalinan diantaranya persalinan
spontan, yaitu persalinan berlagsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir. Persalinan buatan yaitu persalinan dengan tangan dari
luar dengan ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan sectiocaesarea.
Persalinan anjuran adalah persalinan tidak dimulai dengan sendirinya
tetapi baru berlangsung setelah pecahnya ketuban, pemberian pitocin
aprostalgandin (Rukiyah, dkk,2009).

Nyeri persalinan adalah sutu hal yang membuat wanita cemas


banyak wanita menganggap bahwa nyeri merupakan bagian besar dari
proses kelahiran. Nyeri saat persalinan merupakan proses yang fisiologis
meskipun [ada tipe nyeri yang lain selalu disebabkan oleh suatu
kecelakaan atau penyakit (kinney, 2002). Nyeri persalinan ditandai dengan
adanya kontraksi rahim, kontraksi sebenarnya telah terjadi pada minggu
ke-30 kehamilan yang disebut kontraksi Braxton hicks akibat perubahan-
perubahan dari hormon estrogen dan progesterone tetapi sifatnya tidak
teratur. Menurut Bobak (2004) dalam handayani & kiswoyo (2012) nyeri
persalinan adalah nyeri kontkasi uterus yang dapat mengakibatkan
peningkatan aktivitas sistem-sitem saraf simpatis, perubahan tekanan
darah, denyut jantung, pernapasan, dan apabila tidak segera diatasi maka
akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress.

Masase pada punggung yang dimaksud adalah memberikan usapan


dengan ringan dan tanpa tekanan kuat dengan cara menggosokan lembut
dengan kedua telapak tangan dan jari pada punggung ibu bersalin setinggi
servikal 7 kearah luar menuju sisi tulang rusuk selama 30 menit dengan
frekuensi 40 kali gosokan/menit, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari
permukaan kulit. Sedangkan data sekunder diambil dari data primipara dan
multipara di BPS Tri Handayani Gebog Kudus. Menurut mander (2003)
9

dalam Handayani & kiswoyo (2012) masase adalah melakukan tekanan


tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum tanpa
menyebabkan getaran atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri,
menghasilkan relaksasi atau memperbaiki sirkulasi.
Gerakan-gerakan dasar masase meliputi : gerakan memutar yang
dilakukan oleh telapak tangan, gerakan menekan dan mendorong ke depan
dan kebelakang menggunakan tenaga, menepuk-nepuk, memotong-
motong, meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk. Setiap gerakan
menghasilkan tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan yang
berbeda-beda untuk menghasilkan efek yang diinginkan pada jaringan di
bawahnya (Henderson,2006).

b. Etiologi persalinan
Sebab-sebab persalinan sampai saat ini merupakan teori yang
komplek, antara lain :
a. Teori Penurunan Hormon
Pada 1 sampai 2 minggu sebelum persalinan di mulai, kadar
estrogen dan progesteron menurun. Sebagaimana telah diketahui
bahwa progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus dan
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga akan
menimbulkan HIS bila kadar progesteron turun.
b. Teori Plasenta Menjadi Tua
Dengan bertambahnya usia kehamilan plasenta menjadi tua dan
menyebabkan vili corialis mengalami perubahan. Sehingga kadar
estrogen dan progesteron menurun. Hal ini akan menimbulkan
kekejangan pembuluh darah dan menyebabkan kontraksi uterus
(Wiknjosastro, 2006).
c. Teori Ketegangan (distensi rahim)
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai (Manuaba, 2005).
10

d. Teori Sirkulasi mekanik


Dibelakang servik terletak ganglion servikalis dari fleksus
frankenhauser dan apabila ganglion tersebut tertekan misalnya oleh
karena kepala janin maka akan menimbulkan kontraksi.
 Faktor yang berperan dalam Persalinan
Menurut Kuswnowardhani (2003), faktor yang berperan dalam
persalinan antara lain:
a) Power (tenaga)
Faktor tenaga dapat berasal dari : his (kontraksi uterus),
kontraksi otot-otot rahim, kontraksi diagfragma, kontraksi
lagamentum rotundum, dan tenaga mengejan ibu.
b) Passege (jalan lahir)
Faktor jalan lahir dipengaruhi oleh : keadaan panggul dan
kesesuaian kepala dengan panggul.
c) Passeger (janin)
Faktor janin ditentukan oleh : letak dan presentasi janin
serta besar janin.
d) Position
Tujuan merubah posisi adalah membuat rasa letih hilang,
memberi rasa nyaman da memperbaiki sirkulasi.
e) Psychologic
Merujuk pada faktor fisiologis atau perasaan yang
membawa wanita terlibat didalam persalinan. Kebanyakaan
wanita mengalami perasaan ketakutan atau kecemasan dan
juga hampir setiap orang mengalami kegembiraan. Wanita
yang mengalami persalinannya berlangsung dengan baik
adalah mereka yang mempunyai harga diri yang kuat dan
dukungan orang-orang yang berarti. Saat persalinan akan
berjalan dengan baik, jika ibu hamil merasa mendapat
dukungan dari lingkungan terdekatnya, misalnya anggota
keluarga atau suami. Adanya dukungan tersebut akan
11

menimbulkan rasa aman, nyaman dan mengurangi


kecemasan. Pendampingan psikologis lebih dibutuhkan
datang dari suami.

 Proses Persalinan
Winkjosastro (2006) menyatakan bahwa proses persalinan terdiri
dari 4 kala, yaitu :
a. Kala I
Kala I berlangsung dari permulaan persalinan sesungguhnya
sampai pembukaan lengkap. Kontraksi timbul dan di rasakan nyeri, dan
melalui dinding perut tangan pemeriksa dapat dengan mudah meraba
uterus yang menjadi keras. Dengan demikian his pada persalinan menjadi
lebih teratur dan kuat. Mula-mula dirasakan nyeri di belakang dan
mengajar ke depan abdomen dan paha atas (Winkjosastro, 2006).
Kala I dimulai sejak terjadinya his adekuat dan servik mulai
membuka sehingga pembukaan lengkap (10 cm), pada primigravida
lamanya 6 sampai 8 jam dan pada multipara 2 sampai 10 jam (Oxorn,
2003) atau pada primigravida kira – kira 13 jam dan multipara kira–kira 7
jam (Wiknjosastro, 2006). Kala pembukaan dibagi 2 fase , yaitu :
1) Fase laten
Fase laten dimulai dari permulaan kontraksi uterus yang reguler
sampai terjadinya dilatasi servik yang mencapai ukuran dimeter 3 cm.
kontraksi. uterus selam fase ini lebih pendek dan ringan, lama kontraksi
20-40 detik. Fase ini berlangsung 6 jam pada primipara dan 4,5 jam pada
multipara. Pada fase ini dapat terjadi perpanjangan bila ada cephalopelvic
disproportional dan wanita selama persalinan mendapatkan analgesia atau
sedasi berat (Martin, 2002).
Secara psikologis, pada wanita yang telah siap menghadapi
persalinan pada fase ini, kontraksi uterus menyebabkan ketidaknyamanan
yang minimal karena sensasi akibat ketegangan pada perut masih ringan.
Oleh karena itu pada fase ini wanita masih dapat berjalan-jalan.
12

2) Fase aktif
Selama fase aktif persalinan, dilatasi servik terjadi lebih cepat.
Dimulai dari akhir fase laten dan berakhir dengan dilatasi servik 4 cm
sampai 10 cm. persalinan efektif di mulai pada fase ini. Rata-rata dilatasi
servik untuk primipara 1,2 cm atau lebih tiap jam dan multipara 1,5 jam
atau tiap jam (Martin, 2002). Literatur lain menyebutkan dilatasi servik 1
cm tiap jam untuk multipara (saifuddin, 2001). Fase aktif dibagi lagi
dalam 3 fase yaitu fase akselerasi : dilatasi servik 3cm menjadi 4 cm,
dilatasi maksimal : terjadi dilatasi servik yang sangat cepat dari 4 cm
menjadi 9cm, fase deselerasi: dilatasi servik menjadi lambat dari 9 cm
menjadi 10 cm atau penuh. Masing-masing fase tersebut berlangsung 2
jam untuk primipara.
Kontraksi uterus pada fase aktif lebih kuat dan lebih lama dibanding
dengan fase laten, lama kontraksi 40-60 detik, frekuensi tiap 3-5 menit.
Terjadi peningkatan sekresi dari vagina serta kemungkinan pecahnya
selaput ketuban secara spontan. Kondisi ini merupakan keadaan yang sulit
bagi kebanyakan wanita karena mulai merasakan ketidaknyamanan.

C. Manifestasi klinik
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,
pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).
1) Teori penurun hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesterone turun.
2) Teori placenta menjadi tua
Turunya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
13

3) Teori distensi Rahim


Rahim yang menjadi besar dan merengganng menyebabkan
iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4) Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terlihat ganglion servikale (fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh
kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
14

D. Patofisiologi / pathway
Persalinan kala 1 :
penurunan kadar progesteron, peningkatan kadar
oxytocin, keregangan otot-otot rahim, pengaruh
janin, prostaglandin yang diberikan secara
intravena, plasenta tua

kontraksi uterus

Dilatasi, penipisan
Serviks, iskemik rahim
penurunan O2 ke
dalam plasenta
Saraf Spinal T XI dan T XII

Korteks serebri
RS.Ganggua
pertukaran gas
janin
Nyeri perut bagian bawah,
menyebar ke daerah
punggung dan paha
peningkatan
metabolisme
kurang informasi
mengenai berapa lama Nyeri Resiko kelelahan
nyeri, cara mengatasi
dan cemas ibu
15

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen. Menggunakan
desain non equivalent control group dan pendekatan penelitian menggunakan
eksperimen semu atau quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu
semua ibu inpartu kala I baik primipara maupun multipara di BPS Tri
Handayani Gebog Kabupaten Kudus pada bulan Juni Tahun 2017 sebanyak
21 orang. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
consecutive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin normal baik primipara
maupun multipara yang memenuhi syarat untuk persalinan pervaginam,
mengalami pembukaan 4-5 cm dan bersedia menjadi subjek penelitian.
Kriteria eksklusi adalah ibu bersalin dengan komplikasi. Data yang
dikumpulkan berasal dari data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui pengumpulan data wawancara dengan
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan untuk
menilai intensitas nyeri menggunakan skala analogi visual (Visual Analog
Scale, VAS) antara 1-10, kemudian dalam analisis dikategorikan menjadi nilai
1−3 menggambarkan nyeri ringan, 4−6 menggambarkan nyeri sedang, dan
7−10 nyeri berat. Pengukuran nyeri dilakukan sebelum dan setelah dilakukan
masase pada ibu bersalin.

b. Lokasi dan waktu penelitian


Penelitian Ini Akan Dilakukan Di Rsud Poso Pada Bulan Agustus 2019
Dengan Menerapkan Penerapan tehnik masase punggung untuk
mengurangi nyeri pada Asuhan Keperawatan pasien persalinan kala 1.
16

c. Subjek studi kasus


Subyek penelitian tentang penerapan tehnik masase punggung untuk
mengurangi nyeri pada Asuhan Keperawatan pasien persalinan kala 1
adalah ibu yang akan melakukan persalinan dan akan dilakukan masase
punggung untuk mengurangi nyeri.

d. Fokus studi
Fokus studi yang digunakan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini
adalah berfokus pada penerapan teknik menajemen nyeri yaitu tehnik non
farmakologis dengan menggunakan masase punggung untuk mengurangi
nyeri pada Asuhan Keperawatan pasien persalinan kala 1.

e. Definisi operasional
Studi kasus penerapan prosedur keperawatan:
- Proses penerapan teknik menajemen nyeri yaitu penggunaan teknik
non- farmakologis dengan menggunakan tehnik masase punggung
pada area yang nyeri sehingga dapat mengurangi rasa nyeri pada
punggung ibu.

f. Pengumpulan data
Metode yang digunakan dalam pengempulan data yaitu :
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi, studi dokumentasi dan angket.

1. Wawancara
Data yang diperoleh dalam wawancara yaitu hasil anamnesa
identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga.Wawancara
biasa antara pasien, keluarga dengan perawat.
17

2. Observasi
Data yang diperoleh melalui observasi yaitu dengan
melihat keadaan pasie dengan menggnakan pemeriksaan fisik
yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi pada sistem tubuh

3. Studi Dokumentasi dan Angket


Memperoleh data tidak hanya melalui wawancara,
observasi dan pemeriksaan fisik saja.Tapi juga melalui hasil
pemeriksaan diagnosa.

g. Etika penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memahami prinsip-
prinsip etika dalam penelitian karena penelitian yang digunakan adalah
subjek manusia, dimana setiap manusia memiliki hak masing-masing yang
tidak bisa dipaksakan. Adapun etika dalam penelitian, sebagai berikut:
1. Informed consent
Sebelum melakukan tindakan yang akan diberikan maka pasien
harus menandatangani surat persetujuan. Dimana dalam surat
persetujuan tersebut sudah dijelaskan maksud dan tujuan dari tindakan
yang akan diberikan.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Salah satu etika keperawatan yang harus dilakukan oleh perawat
adalah menjaga kerahasian pasien. Maka dari itu dalam melakukan
penelitian perawat harus menjaga kerahasian pasien dengan tidak
mencantumkan nama responden. Data yang tampilkan menggunakan
inisial untuk menjaga privasi pasien.
3. Prinsip autonomy
18

Prinsip autonomy didasarkan pada keyakinan bahwa individu


mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.Dalam
melakukan tindakan perawat harus jujur dan menggungkapakan sesuai
dengan kenyataan yang ada.
4. Prinsip confidientiality(Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannyaoleh peneliti, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya, data yang telah didapatkan harus dijaga kerahasiannya.
5. Prinsip Beneficence andNonmaleficence
Dalam memberikan tindakan perawat harus berbuat artinya
dalam melakukan tindakan harus mempertimbangkan apakah tindakan
tersebut berbahaya atau tidak kepada pasien serta tidak merugikan
pasien.
6. Prinsip Justice
Prinsip ini menekankan pada aspek keadilan, dimana dalam
melakukan penelitian perawat tidak memandang dari segi ras, suku,
agama, ekonomi dan lain-lain.
19

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, L. (2007). Teknik akupresur pada nyeri persalinan. Terdapat pada:


http://www.blogger.com/profile/13484698 624992568731.

Aryani, Yeni, Masrul, Lisma Evareny.(2015). Pengaruh Masase Pada Punggung


Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase.

Asri dwi, dkk. (2010). Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika.

Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:


Graha Ilmu
Bobak, dkk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC

Budiarti KD. (2011). Hubungan Akupresur dengan Tingkat Nyeri dan Lama
Persalinan kala I pada Ibu Primipara di Garut. Jakarta: Universitas
Indonesia
Andermoyo, Sulistyo, 2003. Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri.
Ar-Ruzz media. Yogyakarta.
Handayani R. 2011. Pengaruh masase Effleurage Terhadap
Pengurangan Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif pada Primipara
Di RSIA Bunda Arif Purwakerto.
http:/jurnal.abdihusada.com/index.php/jdk/article/view/5/5. Diakses
tanggal 18 April 2014.
20

Anda mungkin juga menyukai