TAHUN 2023
SKRIPSI
Gina Nuralia
2250347056
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami oleh ibu bersalin dan
sebagai proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam
rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks
yang dirasakan oleh ibu bersalin yaitu kontraksi uterus dimana kontraksi uterus
terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus dan penurunan hormone
Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani. Banyak
wanita yang berfikir bahwa nyeri yang akan dialami adalah bagian yang sangat
besar yang harus dihadapi dalam persalinan. Sebagian besar (90%) persalinan
disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri pada persalinan lazim terjadi dan
beberapa ibu sering merasa tidak akan mampu melewati proses persalinan
(Griffin, 2011).
1
2
Rasa nyeri dalam persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat
darah, denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera
ditangani akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut, dan stress (Maryunani,
2010). Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan, baik faktor internal
(Henderson, 2012). Seorang ibu yang sedang dalam proses persalinan pasti akan
nyeri pada 2700 ibu bersalin, diantaranya 15% mengalami nyeri ringan, 35%
dengan nyeri sedang, 30% dengan nyeri hebat dan 20% persalinan disertai nyeri
Efek nyeri pada persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat
darah, denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera di
atasi maka akan mengakibatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress
kala 1 fase aktif sangat penting, karena ini sebagai titik penentu apakah seorang
ibu bersalin dapat menjalani persalinan normal atau diakhiri dengan suatu
tindakan dikarenakan adanya penyulit yang diakibatkan nyeri yang sangat hebat
(Hermawati, 2009).
3
Upaya yang dilakukan bidan sesuai dengan KEPMENKES No. 320 Tahun
2020 tentang standar profesi bidan pada poin keterampilan klinis dalam praktik
manajemen nyeri pada masa persalinan dengan memberikan rasa nyaman kepada
ibu.
Secara fisiologi, nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase
laten dan fase aktif, timbulnya nyeri disebabkan oleh adanya kontraksi uterus
baik volume maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan
bertambah kuat dan puncak nyeri terjadi pada fase aktif. Sebagian besar nyeri
diakibatkan oleh dilatasi servik dan regangan segmen bawah rahim, kemudian
akibat distensi mekanik, regangan dan robekan selama kontraksi. Intensitas nyeri
proses persalinan. Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala I, jika sudah
lengkap). Kala I merupakan puncak nyeri yang terhebat, karena nyeri persalinan
merupakan sebuah pengalaman subjektif yang disebabkan oleh iskemik otot uteri,
penarikan dan traksi ligament uteri, traksi ovarium, tuba fallopii dan distensi
ringannya nyeri yang dirasakan ibu dan bagaimana ibu berespon dalam
Dampak yang dapat terjadi jika ibu tidak dapat menahan rasa nyeri yang terjadi
akan mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan
Selain itu nyeri persalinan juga dapat menimbulkan stres yang menyebabkan
pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini
banyak(Sumarah, 2009).
Nyeri persalinan yang dialami oleh setiap wanita yang pernah melahirkan
aktif sangat penting, karena ini sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin
dikarenakan adanya penyulit yang diakibatkan nyeri yang sangat hebat. Hal ini
5
langsung dapat menyebabkan post partum blues. Maka sangat penting bagi
seorang penolong persalinan untuk memenuhi kebutuhan ibu akan rasa nyaman
saat persalinan. Salah satu dari kebutuhan tersebut adalah pengontrolan nyeri
pinggang persalinan yang paling tepat dan efektif baginya dan membutuhkan
dukungan untuk menerapkan teknik tersebut pada saat proses persalinan. (Alfian,
dkk. 2018)
dapat mengurangi nyeri persalinan, selain lebih mahal juga berpotensi mempunyai
efek samping yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Efek obat yang diberikan
kepada ibu terhadap bayi dapat langsung menurunkan fetal heart rate (FHR) yang
bervariasi, dan yang tidak langsung seperti obat yang menyebabkan hipotensi
Salah satu untuk mengurangi nyeri persalinan yaitu dengan teknik non
merupakan asuhan yang efektif, aman, sederhana dan tidak menimbulkan efek
Hal ini secara tidak langsung akan membantu ibu bersalin dalam mengatasi nyeri
akibat persalinan yang terjadi dan menekan resiko terjadinya komplikasi akibat
persalinan yang terjadi. Prinsip metode ini adalah mengurangi ketegangan ibu
persalinan.
Pijat cara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks dan nyaman
selama persalinan. Dalam persalinan, massage juga membuat ibu merasa lebih
dekat dengan orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli dan ingin
menolong merupakan sumber kekuatan saat ibu sakit, lelah atau takut (Rahman,
dkk 2017).
perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan atau
dilakukan oleh Siti Fatimah dkk (2021) bahwa pemberian massage dalam
pemberian kompres air hangat. Sedangkan hasil penelitian Sri Rahayu (2019)
bahwa ada pengaruh pemberian massage effleurage terhadap intensitas nyeri pada
ibu bersalin kala l fase aktif. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian terapi
massage terhadap nyeri kala I fase aktif di Praktik Mandiri Bidan Nuriman Rafida
dan Praktik Bidan Mandiri Latifah Kota Jambi Tahun 2019 terdapat pengaruh
yang signifikan antara effleurage massage terhadap penurunan nyeri kala I fase
aktif di Praktik Mandiri Bidan Nuriman Rafida dan Praktik Bidan Mandiri Latifah
Kota Jambi Tahun 2019 dengan nilai P (value) 0.000 < 0.05 (Hernawati, dkk
2019).
B. Rumusan Masalah
adalah bagaimana pengaruh pijat effleurage terhadap pengurangan nyeri pada ibu
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
8
2. Tujuan Khusus
effleurage.
effleurage
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
selanjutnya.
2. Praktis
a. Bagi peneliti
c. Bagi instritusi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian persalinan
berada dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya plasenta dan selaput
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu
a. Lightening
b. Pollakisuria
epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya, dan
kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini
10
11
c. Kontraksi
tersebut terjadi tidak teratur dan berpola. Uterus akan menjadi keras ketika
dan dilatasi serviks yang progresif (Lockhart dan Saputra, 2014 dalam
Persari, 2018).
d. Perubahan serviks
bahwa serviks yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak. Namun
persalinan, yaitu :
a. Passage
Passage atau jalan lahir dibagi atas bagian keras dan bagian lunak. Bagian
dirinya terhadap jalan lahir yang relative kaku, oleh karena itu ukuran
b. Power
c. Passanger
Terdiri dari janin dan plasenta. Janin bergerak di sepanjang jalan lahir
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu masih dapat berjalan-
jalan. Proses pembukaan serviks akibat his dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
a. Fase laten
b. Fase aktif
Pada fase ini kontraksi menjadi lebih sering, dengan durasi yang lebih
panjang dan intensitas lebih kuat sehingga intensitas nyeri yang dirasakan
13
dari sedang hingga sangat berat (Fitriyanti, 2017). Fase aktif dibagi
menjadi :
dalam 2 jam.
psikologi ibu bersalin seperti emosi, rasa takut dan kecemasan yang bersifat
sangat subjektif dan berbeda – beda pada setiap fase pembukaan serviks
Pada fase laten banyak ibu merasa bergairah dan cemas disaat
merasakan kontraksi pertama. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati bahwa
sebentar lagi ia akan bertemu buah hatinya. Namun, disisi lain ibu juga
tentang apa yang sedang terjadi pada tubuhnya, sapa ibu secara positif lalu
sensasi pegal atau tekanan di perut bagian bawah dan punggung yang
merupakan kontraksi ringan. Pada fase ini kontraksi biasanya tidak teratur
yang merupakan cara alami tubuh untuk bersiap–siap jadi sarakan ibu
bersalin untuk tetap menikmati proses tersebut dan tetap aktif bergerak, tetap
makan, minum, tertawa dan mengobrol dengan riang diantara kontraksi atau
untuk makan atau mengobrol, ia juga menjadi lebih pendiam dan bertindak
Pada fase ini kontraksi menjadi semkin teratur dengan nyeri sedang
yang menyebabkan ibu bersalin terkadang panik dan tanpa sadar mencubit
ketegangan lain di tubuhnya. Ajak ibu untuk melakukan kegiatan yang aktif
melakukan pelvic rocking, dan membiarkan ibu tidur beberapa saat disela –
B. Nyeri Persalinan
rangsangan tidak enak yang menimbulkan rasa takut dan stres yang dapat
oksigen pada sirkulasi utero – plasenter kurang, maka timbul hipoksia janin.
a. Faktor Fisiologis
menimbulkan rasa nyeri karena saat itu otot-otot rahim memanjang dan
jalan lahir.
b. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas yang berlebihan akan memengaruhi rasa nyeri.
Hal ini karena ambang batas rasa nyeri setiap orang berlainan dan
subjektif.
a. persalinan kala I
rahim (serviks) dan rahim/uterus bagian bawah. Nyeri ini berasal dari
Tabel 2.1 Perbedaan kontraksi pada persalinan sejati dan kontraksi persalinan
palsu
nyeri ini berasal dari kontraksi uterus (gerakan otot-otot polos uterus yang
ligamentum pelvis. Nyeri akibat dilatasi serviks dan iskemia pada uterus ini
adalah nyeri viseral yang dirasakan oleh ibu pada bagian bawah abdomen
merambat ke serabut saraf bermeilin kecil (A delta) dan serabut saraf tak
spinalis lumbal atas (L1) dan segmen bawah (T10, T11, T12). Transmisi
18
impuls nyeri dari medulla spinalis ke batang otak dan thalamus melalui
motorik yang ada di otak besar, tempat nyeri dipersepsikan. Setelah sampai
Pada akhir persalinan kala I dan persalinan kala II, nyeri yang
dirasakan ibu adalah nyeri somatik yang dirasakan pada daerah perineum
struktur sensitif panggul oleh bagian terendah janin. Sumber nyeri pada
akhir kala I dan kala II berasal dari saluran genital bawah, antara lain
perineum, anus, vulva dan klitoris. Melalui serat saraf aferen somatik
impuls nyeri ditransmisikan ke saraf pudendal menuju S4, S3 dan S2. Nyeri
yang dirasakan terutama pada daerah vulva dan sekitarnya serta daerah
Gambar 2.3 Lokasi penyebaran rasa nyeri persalinan (Sumber: Rukiyah dkk,
2009)
20
a. Nyeri Viseral
Rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia
uterus pada persalinan kala I. Pada kala I fase laten lebih banyak
terendah janin terjadi pada fase aktif dan transisi. Ibu merasakan nyeri
hanya selama kontraksi dan bebas rasa nyeri pada interval antar
kontraksi.
b. Nyeri Somatik
Nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dan kala II persalinan.
1. Pada ibu
21
Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
2. Pada janin
terjadi gawat janin asfiksia dengan denyut jantung janin diatas 160 per
persalinan, yaitu :
a. Fakor internal
2) Usia
dirasakan menjadi lebih akurat. Usia juga dipakai sebagai salah satu
3) Aktivitas fisik
latihan yang terlalu keras dan berat, serta menimbulkan keletihan pada
wanitakarena hal ini justru akan memicu nyeri yang lebih berat.
4) Kondisi psikologis
dalam memunculkan keletihan pada wanita karena hal ini justru akan
b. Faktor eksternal
1) Agama
2) Lingkungan fisik
3) Budaya
nyeri.
4) Support system
24
5) Sosial ekonomi
6) Komunikasi
persalinan.
beeda pula tergantung siapa yang akan kita kaji, berapa umur, apa ras dan
d. Self-report measure
Numeric Rating Scale dan Wong Baker Pain Rating Scale . Dianggap
dan perbedaan etnis. Lebih baik dari pada VAS terutama untuk menilai
tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak yang sama
dengan baik.
menyeringai,
4) Nyeri Berat Skala (7-9) : Secara objektif klien terkadang tidak dapat
dengan baik.
5) Nyeri Sangat berat Skala (10) : Klien sudah tidak mampu lagi
Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak
(Gambar 4).
27
a. Self-report measure
adalah dengan cara pasien diminta untuk menilai sendiri rasa nyeri
yang dirasakan apakan nyeri yang berat (sangat nyeri), kurang nyeri &
tetap menerus atau menetap atau kronik. Cara ini amat sangat
emosional atau kondisi affektif nyeri juga dapat dicatat (Loretz, 2005).
biaya yang agak besar karena memerlukan waktu yang agak lama.
28
c. Pengukuran fisiologis
awal migrain apabila terjadi serangan yang tiba-tiba dan keras, tetapi
8. Penatalaksanaan Nyeri
a. Cara farmakologi
nyeri.
29
b. Metode Nonfarmakologi
1) Ditraksi
afektif lainnya.
2) Relaksasi
Seluruh sistem saraf, organ tubuh dan panca indra dapat beristirahat,
3) Pemijatan/Massage
4) Hypnosis
Efek untuk menurunkan nyeri akut dan kronis. teknik ini mungkin
E. Massage Effleurage
1. Pengertian
tubuh dengan arah sirkular secara berulang). Massage Effleurage yaitu usapan
di punggung atau abdomen dengan lembut (Ina, Fitri, 2017) dalam (Putri,
2018).
dan panjang tidak putus-putus. Bisa dilakukan dengan posisi miring, tehnik
dapat menurunkan tingkat nyeri, hal ini sesuai dengan teori gate control yang
mekanisme produksi bagi tubuh, timbul bila mana terdapat jaringan yang
gerbang sehingga cortex cerebri tidak menerima pesan 'nyeri karena sudah
serabut saraf yang berdiameter luas. Teknik ini juga memfasilitasi distraksi dan
mengurangi ketidak nyamanan pada area yang sakit. Sebagai teknik relaksasi
lotion.
Gambar 2.6
gosokan menuju arah jantung dan dilakukan secara berirama dan kontinyu.
33
dan sistem limbic tubuh akan melepaskan endorfin. Massage Effleurage pada
area punggung menstimulasi serabut taktil kulit sehingga sinyal nyeri dapat
dihambat dan korteks serebri tidak menerima sinyal nyeri tersebut, nyeri
Massage Effleurage ini dilakukan selama ±10 menit pada saat terjadinya
kontraksi dan berikan lotion atau minyak/baby oil tambahan jika dibutuhkan
tidak memerlukan banyak alat, tidak memerlukan biaya yang banyak, tidak
memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri ataupun dengan bantuan
Dalam jurnal hernawati dkk pada tahun 2019 terdapat beberapa pola
Pola teknik effleurage yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan
Teknik ini bisa dilakukan oleh ibu inpartu sendiri dengan menggunakan
kedua telapak jari-jari tangan melakukan usapan ringan, tegas dan konstan
Gambar 3. Teknik pijat Effleurage dengan dua tangan oleh ibu inpartu
Teknik ini dapat dilakukan oleh orang lain (suami, keluarga atau petugas
usapan pada abdomen secara ringan, tegas, konstan dan lambat dengan
punggung
titik tekanan.
a. Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur telentang rileks dengan
b. Pada waktu timbulnya kontraksi, kaji respon fisiologis dan psikososial ibu
ujung jari tangan diatas simpisis pubis bersama inspirasi pelan, usapkan
kedua ujungujung jari tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan
37
kearah fundus uteri, setelah sampai fundus uteri seiring dengan ekspirasi
a. Pijatan yang kuat tidak boleh diterapkan pada pasien dengan gangguan
perdarahan atau jumlah trombosit darah yang rendah. Selain itu pemijatan
pengencer darah.
b. Terapi pijat tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh manapun yang
c. Secara umum terapi pijat aman untuk pasien kanker, walau demikian
terapi pijatan, khususnya yang melibatkan tekanan yang dalam atau intens.
menghilangkan rasa sakit secara ilmiah yang di dukung oleh teori Melzack and
Wall (1965) dalam Andarie (2018) tentang Gate Control Theory. Teori ini
menjelaskan tentang dua macam serabut saraf berdiameter kecil dan serabut
saraf berdiamter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda. Impuls rasa sakit
yang dibawa oleh saraf yang berdiameter kecil menyebabkan gate control
rangsangan pada saraf yang berdiameter besar yang menyebabkan gate control
akan tertutup dan rangsangan berupa usapan pada saraf yang berdiameter besar
yang banyak pada kulit, harus dilakukan awal rasa sakit atau sebelum impuls
rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang berdiameter kecil mencapai kortekks
kontraksi uterus, karena pada saat itu serabut Delta A akan menutup gerbang
sehingga cortex cerebri tidak menerima pesan nyeri yang sudah diblokir oleh
39
counter stimulusi masase ini sehingga persepsi nyeri dapat berubah (Parulin
F. Penelitian Terkait
penatalaksanaan
Faktor Faktor
fisiologis psikologis
Dilatasi Peregangan
perineum
serviks Massage
dan vulva
Iskemia Tekanan Effleurage
uterus servikal
Terjadi hambatan
nyeri kontraksi uterus
Penurunan tingkat
nyeri ibu bersalin
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
aktif sangat penting, karena ini sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin
Pengontrolan nyeri persalinan yang paling tepat dan efektif dan membutuhkan
dukungan untuk menerapkan teknik tersebut pada saat proses persalinan. (Alfian,
dkk. 2018)
disamping itu masase merupakan asuhan yang efektif, aman, sederhana dan tidak
menimbulkan efek yang merugikan baik pada ibu maupun janin (Mander, 2012).
Hal ini secara tidak langsung akan membantu ibu bersalin dalam mengatasi nyeri
akibat persalinan yang terjadi dan menekan resiko terjadinya komplikasi akibat
penelitian
O1 X O2
46
Keterangan:
B. Rancangan Penelitian
rancangan yang digunakan adalah pretest post test one grup. Desain ini terdapat
bersalin fase aktif dan pada saat di akhir penelitian sampel dilakukan pengukuran
tingkat nyeri fase aktif sesudah dilakukan massage effleurage. Selanjutnya, hasil
intervensi.
C. Hipotesis Penelitian
Ha: Ada pengaruh massage effleurage terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu
bersalin kala 1 fase aktif di PMB Wilayah Kerja Puskesmas Rongga Tahun 2023.
Ho: Tidak ada pengaruh massage effleurage terhadap penurunan tingkat nyeri
pada ibu bersalin kala 1 fase aktif di PMB Wilayah Kerja Puskesmas Rongga
Tahun 2023.
D. Variabel Penelitian
Nyeri Persalinan
Massage effleurage
E. Definisi Operasional
Definisi
Variabel Definisi konseptual Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
dihitung
ketika sedang
ada kontraksi
perlahan, memberikan
fase aktif.
1. Populasi
bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
bersalin di wilayah kerja Puskesmas Rongga dari bulan April – Juni 2023.
2. Sampel
a. Pengertian sampel
tahun 2023.
Fase Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Rongga tahun 2023. pada saat
penelitian dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan rumus slovin. Adapun rumus slovin adalah
sebagai berikut:
N
n=
1 + N (e) 2
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
sebagai berikut :
62
n=
1+62 (0.1)2
62
n=
1+0.62
62
n=
1.62
n= 38
c. Kriteria Inklusi
d. Kriteria eksklusi
51
3) TFU >36 cm
G. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah SOP dan lembar
Puskesmas Rongga dan dilaksanakan pada bulan April sampai Juni tahun 2023.
I. Pembantu Peneliti
1. Pengumpulan Data
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan pengambilan data primer
52
observasi.
2. Pengolahan Data
berikut.
a. Editing
checklist apakah sudah lengkap dan jelas terbaca, sehingga dapat diproses
b. Coding
Yaitu memberikan kode terhadap hasil yang diperoleh dari data yang ada
c. Tabulating
53
d. Cleaning
yang sudah diproses apakah ada kesalahan atau tidak pada masing-masing
3. Analisis data
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa data yang dilakukan pada dua variabel yang
tangan
hingga hangat
58
INFORMED CONSENT
Setelah mendapatkan penjelasan secara rinci dan memahami intervensi yang akan
dilakukan penelitian ini, maka saya bersedia berpartisipasi menjadi responden
dalam penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : Gina Nuralia
NIM : 2250347056
Prodi : S1 Kebidanan Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
Selanjutnya saya tidak akan menuntut jika terjadi sesuatu hal dikemudian hari.
Berikut adalah identitas saya:
Tanggal pengukuran :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
GPA :
Pembukaan serviks :
Alamat :
No. Telepon/HP :
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaan dari siapapun.
Rongga , 2023
Responden
( )
62
Rongga, 2023
Yang membuat pernyataan,
( )
63
Berilah lingkaran pada salah satu angka dibawah ini yang menggambarkan
tingkat nyeri yang Anda rasakan pada saat mengalami nyeri bersalin kala I fase
aktif. Semakin besar angka maka semakin besar nyeri yang Anda rasakan.
A. Sebelum melakukan intervensi (pre-test)
Hasilnya :
Skala Nyeri
Keterangan :
0 : Tidak Nyeri
1-3 : Nyeri Ringan
4-6 : Nyeri Sedang
7-9 : Nyeri Berat
10 : Nyeri Sangat Berat
B. Setelah dilakukan intervensi (post-test)
Hasilnya :
Skala Nyeri
Keterangan :
0 : Tidak Nyeri
1-3 : Nyeri Ringan
4-6 : Nyeri Sedang
7-9 : Nyeri Berat
10 : Nyeri Sangat Berat
Keterangan :
Tidak nyeri Skala (0) : Tidak Nyeri.
Nyeri Ringan Skala (1-3) : Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan
baik.
Nyeri Sedang Skala (4-6) : Secara objektif klien mendesis, menyeringai,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, dan dapat
mengikuti perintah dengan baik.
Nyeri Berat Skala (7-9) : Secara objektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap
tindakan, dapat menunjukkan dengan baik.
Nyeri Sangat Berat Skala (10) : Klien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi
atau memukul.
65
Herinawati, H., Hindriati, T., & Novilda, A. (2019). Pengaruh Effleurage Massage
Nuriman Rafida dan Praktik Mandiri Bidan Latifah Kota Jambi Tahun 2019.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i3.764
Herinawati, H., Hindriati, T., & Novilda, A. (2019). Pengaruh Effleurage Massage
Nuriman Rafida dan Praktik Mandiri Bidan Latifah Kota Jambi Tahun 2019.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i3.764
Rejeki, Sri. 2020. Buku Ajar Manajemen Nyeri Dalam Proses Persalinan (Non
Farmaka). Semarang : Unimus Press.
66