Anda di halaman 1dari 5

RELAKSASI DAN PAIN RELIEF DALAM PERSALINAN

1. Pengertian Relaksasi

Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri nonfarmakologi yang paling


sering digunakan di Inggris. Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri
kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf
simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit
dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut
dan setress (priharjo,2006).

Nyeri persalinan dapat mempengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi kadar


katekolamia dan kartisol yang menaikkan dan akibatnya mempengaruhi durasi
persalinan. Nyeri juga dapat memnyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi
yang akan mengakibatkan persalinan lam. Adapun nyeri persalinan yang berat dan
lama dapat mempengaruhi sverifikasi sirkulasi maupun metabolisme yang harus
segera diatasi karna dapat menyebabkan kematian gania (Rosemary Mander, 2005).

2. Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi bernapas merupakan teknik pereda nyeri yang banyak
memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat
mencegah kesalahan yangberlebihan pasca persalinan. Adapun relaksasi bernafas
selama proses persalinan dapat mmepertahankan komponen sistem saraf simpatis
(SSO) dalam keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah,
mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama
proses persalinan.
Teknik relaksasi, teknik pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi,
massage, hidroterapi, terapi panas/ dingin, musik, guided imagery, akupresur,
aromaterapi merupakan beberapa teknik nonfarmakologi yang dapat meningkatkan
kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh yang efektif terhadap
pengalaman persalinan.

3. Metode Relaksasi
a. Metode Nonfarmakologi
Dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat
mengontrol perasaan dan kekuatannya. Relaksasi, teknik pernapasan, pergerakan
dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/ dingin, musik, guided
imagery, akupresur, aromaterapi merupakan beberapa teknik nonfarmakologi
yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh
yang efektif terhadap pengalaman persalinan.
b. Farmakologi
Dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol
perasaan dan kekuatannya. Tetapi teknik ini kurang menjadikan pilihan bagi
pasien karena penggunaan obat atau zat kimia seperti obat obatan penenang.
Yang malah dapat berpengaruh pada keadaan ibu pada akhir persalinan dan
dapat berpengaruh pada keadaan ibu saat bersalin.

B. Pain Relief Dalam Persalinan/ Nyeri Dalam Persalinan


1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri pada setiap orang dalam hal
skala atau tingkatannya, dan hanyaorang tersebutlah yang dapat menjelaskan
atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2006)
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi
fisik yang terkait dengan kontraksi uterus dilatasi dan penipisan serviks serta
penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologi terhadap nyeri meliputi
peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasa, keringat, diameter pupil,
dan ketegangan otot (Arifin, 2008)

Nyeri Persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat


mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem syaraf simpatis. Nyeri yang hebat
pada persalinan dapat menyebabkan perubahan-perubahan fisiologi tubuh
seperti; tekanan darah menjadi naik, denyut jantung meningkat, laju
pernafasan meningkat, dan apabila tidak segera diatasi makaakan
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stres. Peningkatan konsumsi
glukosa tubuh pada ibu bersalin yang mengalami stres menyebabkan kelelahan
dan sekresi katekolamin yang menghambat kontraksi uterus, hal tersebut
menyebabkan persalinan lama yang akhirnya menyebabkan cemas pada ibu,
peningkatan nyeri dan stres berkepanjangan (Bobak, 2005).
Rasa takut menyebabkan pembuluh-pembuluh arteri yang mengarah ke
rahim berkontraksi dan menegang, sehingga menimbulkan rasa sakit (nyeri).
Kalau tanpa adanya rasa takut, otot-otot melemas dan melentur, servik (leher
rahim) dapat menipis serta membuka secara alami sewaktu tubuh berdenyut
secara berirama dan mendorong bayi dengan mudah sehingga membuat
persalinan berlangsung secara lancar relatif lebih cepat dengan keluhan nyeri
yang sangat minimal. Dengan terbiasanya ibu melakukan relaksasi, jalan lahir
untuk janin akan lebih mudah terbuka sehingga ibu tidak akan terlalu
kelelahan saat melahirkan. Jadi dengan latihan relaksasi yang rutin, ibu akan
terbiasa pada kondisi ini dan akan sangat terbantu dalam proses persalinannya
(Andriana, 2007)

2. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri secara umum dan nyeri dalam
persalinan sebagai berikut :
 Klasifikasi nyeri secara umum, antara lain adalah
a) Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah
penyembuhan.
b) Nyeri kronik yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun proses
penyembuhan sudah selesai (Setyohadi, dkk, 2007).

 Klasifikasi nyeri persalinan dibagi beberapa nyeri yaitu :


a) Nyeri Viseral bersifat lambat dalam yang tidak terlokalisir. Implus nyeri
selama kala I pada persalinan di trasmisi melalui T11-T12 segment saraf
spinal dan bagian bawah thorak dan bagian atas lumbal saraf simpatis, dimana
uterus dan serviks terjadi pada kala I akibat dari kontraksi uterus dan
pembukaan serviks. Lokasi nyeri ini meliputi bagian segmen abdomen dan
menjalar kedaerah lumbal bagian belakang dan turun sampai dengan paha.
b) Nyeri somatic bersifat lebih cepat dan tajam menusuk dan lokasi jelas. Implus
nyeri pada kala II ditransmisi melalui S1-S2 saraf spina dan parasimpatis dari
jaringan perinal. Nyeri ini pada akhirnya kala I dan selama kala II yang
merupakan akibat dari penurunan kepala janin yang menekan jaringan -
jaringan maternal dan tarikan perinium dan Utercocervical selama kontraksi.
c) After pain nyeri selama kala II dimana uterus mengecil, sobek dari hasil
distensi dan laserasi dari serviks, vagina dan jaringan perinal nyeri yang
dirasakan seperti awal kala I dan kala II (Regina, 2011)

4. Faktor - faktor yang mempengaruhi nyeri


Faktor yang mempengaruh nyeri ada 2 macam yaitu faktor nyeri secara umum dan
faktor nyeri dalam persalinan sebagai berikut :
 Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri sebagai berikut :
Arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak dan
lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis
kelamin, latar belakang sosial, kultural, lingkungan dan pengalaman.
 Persepsi nyeri merupakan panilaian yang sangat subjektif tepatnya pada
korteks (pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor
yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
 Toleransi nyeri erat dihubungkan dengan adanya intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi
adalah alkohol, obat-obatan, hipnosis, gesekan atau garukan, dan pengalihan
perhatian.
 Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri,
seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. (Hidayat, 2006).
5. Beberapa faktor mempengaruhi nyeri pesalinan adalah
a) Faktor fisiologi nyeri
 Pembukaan dan penipisan serviks
 Segmen bawah rahim tegang
 Ligamen uterus meregang
 Periotonium tertarik
 Kandung kemih tertekan
 Hipoksia
 Vagina tertekan
 Multi/primpara
b) Faktor Psikologis
 Ketakutan
 Panik
 Harga diri rendah
 Marah pada bayi
 Takut hamil ganguan aktifitas seksual

Anda mungkin juga menyukai