Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

 Danita Hadi Aprilia (P3.73.24. 1.14.0 )


 Deak Patujar T.S (P3.73.24. 1.14.0 )
 Diana Permata Sari (P3.73.24. 1.14.0 )
 Dias Lestari (P3.73.24. 1.14.0 )
 Rara Oktavianasa (P3.73.24. 1.14.029)
 Retno Murtyandari (P3.73.24. 1.14.030)
 Rifka Jehani (P3.73.24. 1.14.031)
 Rifna Sulistyani (P3.73.24. 1.14.032)

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

JURUSAN KEBIDANAN PRODI D3 KEBIDANAN TAHUN


AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua
pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini yang masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini
menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.

Bekasi, Oktober 2015

Tim Penulis
PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS MASA NIFAS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil).
Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.
Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Tidak heran bila ibu mengalami
sedikit perubahan perilaku dan sesekali merasa kerepotan. Masa ini adalah masa rentan dan
terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Peran bidan sangat lah dibutuhkan ibu sebagai pembimbing dan pemberi nasehat demi
kesehatan ibu dan anaknya. Ibu biasanya akan mengalami atau merasakan hal-hal yang baru
setelah melahirkan. Beberapa ibu setelah melahirkan akan mengalami masa –masa sulit ibu
akan terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya. Ibu akan mulai beradaptasi dengan hal yang
baru seperti adanya bayi.
Tidak sedikit bayi tidak terselamatkan, baik dalam waktu kehamilan, persalinan
maupun waktu setelah dilahirkan. Ibu yang bayinya tidak terselamatkan akan mengalami
kesedihan yang mendalam. Maka dari itu bidan sangat berperan dalam masalah ini untuk
memberikan asuhan kepada ibu.

1.2 Tujuan

Penulis menulis makalah ini agar bisa menambah wawasan penulis tentang proses
adaptasi psikologi ibu masa nifas.

1.3 Rumusan Masalah


a. Bagaimanakah adaptasi psikologis ibu masa nifas ?
b. Apakah yang dimaksud dengan post partum blues ?
c. Bagaimanakah cara mengatasi gangguan psikologis pada ibu masa nifas ?
d. Apakah yang dimaksud dengan kesedihan dan duka cita ?
e. Bagaimanakah cara menghadapi ibu masa nifas yang sedang mengalami kesedihan
dan duka ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS

Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Tidak heran bila ibu mengalami
sedikit perubahan perilaku dan sesekali merasa kerepotan. Masa ini adalah masa rentan dan
terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Reva Rubin membagi peiode ini menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Periode taking in
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu biasanya masih pasif dan
hanya memperhatikan tubuhnya.
b. Ibu mungkin akan mengulang-ulang menceritakan pengalamannya waktu
melahirkan
c. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan kesehatan
akibat kurang istirahat.
d. Peningkatan nutrisi juga sangat dibutuhkan ibu untuk pemulihan dan persiapan
proses laktasi.
e. Dalam memberikan asuhan, bidan harus menjadi pendengar yang baik bagi ibu
untuk memfasilitasi kebutuhan psikologis ibu.

2. Periode taking hold


a) Preiode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum
b) Ibu berubah menjadi perhatian dan bertangguang jawab terhadap bayinya.
c) Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB, BAK, serta
kesehatan dan ketahanan tubuhnya.
d) Ibu akan berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi.
e) Ibu biasanya sensitive dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tersebut.
f) Bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan yang terjadi.
g) Tahap ini merupakan tahapan yang baik bagi bidan untuk memberikan asuhan.
3. Periode letting go
a. periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Periode ini pun sangat
berpengaruh terhadap waktu dan perhatihan yang diberikan oleh keluarga
b. ibu akan mengambil alih tanggung jawab pada perawatan bayi.
c. Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.

Factor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada
saat post partum, antara lain :

 Respon dan dukungan keluarga dan teman


Ibu yang baru melahirkan terutama baru pertama kali melahirkan akan sangat
membutuhkan dukungan atau respon yang positif dari keluarga dan teman . karena akan
mempercepat proses adaptasi terhadap peran baru sebagai ibu.

 Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirsasi


Melahirkan adalah suatu hal yang sangat mewarnai perasaan ibu. Ia dapat merasakan
bagaimana rasanya menjadi seorang ibu. Sehingga akan memperdekat hubungan ibu
dengan ibunya.

 Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu


Walaupun bukan lagi pengalaman pertamanya lagi, namun kebutuhan untuk
mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya.

 Pengaruh budaya
Adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga sedikit banyak akan
mempengaruhi keberhasilan ibu dalam melewati saat transisi ini.

2.2 POST PARTUM BLUES

Post partum blues sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues
dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu
pertama pascapersalinan. Atau merupakan kesedihan atau kemurungan pascapersalinan, yang
biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar 2 hari – 2 minggu sejak kelahiran
bayi. Disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit
menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa
lelah yang dirasakan. Selain itu, juga karena semua perubahan fisik dan emosional selama
beberapa bulan kehamilan.
Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan sekuel umum kelahiran bayi
yang biasanya terjadi pada 70 % wanita. Hal ini disebabkan karena lingkungan tempat
melahirkan yang kurang mendukung, perubahan hormone yang cepat, dan keraguan terhadap
peran yang baru.

Post partum blues biasanya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan berakhir
setelah 10-14 hari. Karakteristiknya merupakan menangis, merasa letih karena melahirkan,
gelisah, perubahan alam perasaan, menarik diri, serta reaksi negative terhadap bayi dan
keluarga. Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini yaitu dengan
memberikan perhatian dan dukungan yang baik baginya, serta meyakinkan bahwa ia adalah
orang yang sangat berarti bagi keluarga dan suaminya. Dan juga memberikan kesempatan
beristirahat yang cukup.
Gejala-gejalanya sebagai berikut:
Cemas tanpa sebab
Menangis tanpa sebab
Tidak sabar
Tidak percaya diri
Sensitif mudah tersinggung
Merasa kurang menyayangi bayinya

Penyebabnya :
Kekecewaan emosional (hamil, persalinan)
Rasa sakit pada masa nifas awal.
Kelelahan, kurang tidur
Cemas terhadap kemampuan merawat bayi
Takut tidak menarik lagi bagi suami.

Banyak faktor yang dianggap mendukung pada sindroma ini, yaitu :


a.Faktor hormonal yang terlalu rendah
b.Faktor demografik yaitu umur dan parietas.
c.Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan
d.Latar belakang psikososial yang bersangkutan.

Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas


Depresi pascapersalinan (Post Partum Blues)

1. Mempersiapkan persalinan dengan lebih baik yaitu tidak hanya menekankan pada
materi, tapi yang lebih penting dari segi psikologis dan mental ibu.

2. Dengan cara pendekatan terapeutik. Ini bertujuan menciptakan hubungan baik antara
bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
b. Dapat memahami dirinya
c. Dapat mendukung tindakan konstruktif

3. Dengan cara peningkatan suport mental/dukungan keluarga.


a.Minta bantuan suami atau keluarga yang lain jika membutuhkan istirahat untuk
menghilangkan kelelahan
b.Beritahu suami mengenai apa yang sedang dirasakn ibu, mintalah dukungan dan
pertolongannya.
c.Menyarankan ibu untuk membuang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan
merawat bayi karena semakin sering merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan
percaya diri.
d.Menyarankan ibu untuk mencari hiburan dan meluangkan waktu untuk diri sendiri
2.3 KESEDIHAN DAN DUKA CITA

Berduka diartikan sebagai respon psikologis terhadap kehilangan. Derajat kehialangan


pada individu direflesikan dalam respon terhadap kehilangan. Contohnya kematian dapat
menimbulkan respon berduka yang ringan hingga berat. Hal ini tergantung dari hubungan dan
kedekatan orang yang meninggal tersebut.

Setelah ibu melahirkan tidak hanya perasaan gembira yang dirasakan ibu, akan tetapi
ibu juga akan mengalami kesedihan dan duka cita, adapun kesedihan dan duka cita ibu seperti
Kemurungan masa nifas. Kemurungan masa nifas normal saja dan disebabkan perubahan
dalam diri seorang wanita selama kehamilan serta perubahan irama/cara kehidupannya
setelah bayi lahir. Seorang ibu lebih beresiko mengalami kemurungan pasca
persalinan,karena ia masih mudah mempunyai mempunyai masalah dalam menyusui bayinya.
Kemurungan pada masa nifas adalah hal yang umum dan perasaan-perasaan demikian
biasanya hilang sendiri dalam dua minggu sesudah melahirkan. Terciptanya ikatan ibu dan
bayi. Menciptakan terjadinya ikatan ibu dan bayi dalam jam pertama setelah kelahiran adalah
dengan cara mendorong pasangan untuk memegang dan memeriksa bayinya, memberi
komentar positif tentang bayinya, meletakkan bayinya disamping ibunya. Berikan privasi
pada pasangan tersebut untuk sendiri saja bersama bayinya kemudian redupkan lampu lampu
ruangan agar bayi membuka matanya. Perilaku normal orangtua untuk menyentuh bayinya
ketika mereka pertama kali melihat bayinya yaitu dengan meraba atau menyentuh anggota
badan bayi dengan telapak tangan dan menggendongnya dilengan dan memposisikannya
sedemikian rupa sehingga matanya bertatapan langsung dengan mata bayi. Tanda dan gejala
kemurungan masa nifas yaitu sangat emosional sedih khawatir, mudah terisnggung, cemas,
merasa hilang semngat, mudah marah, sedih tanpa sebab dan menangis berulang kali.
Berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan dan perubahan dalam
cara hidupnya sesudah mempunyai bayi. Perubahan hormonal yang cepat sementara tubuh
kembali pada keadaan tidak hamil dan smentara proses menyusui telah terjadi. Kemurungan
dapat terjadi semakin parah oleh adanya ketidaknyamana jasmani, rasa letih, stress, atau
kecemasan yang tidak diharapkan karena adanya ketegangan dalam keluarga atau adatnya
cara penanganan yang tidak peka oleh para petugas.
Berduka dibagi menjadi 3 tahap, antara lain :

1. Tahap syok
Tahap ini merupakan tahap awal dari kehilangan. Manifrestasi perilaku meliputi :
menyamngkal, ketidakpercayaan, marah, jengkel, ketakutan, kecemasan, rasa bersalah,
kekosongan, kesendirian, kesedihan, isolasi, mati rasa, menangis, tidak rasional, bermusuhan,
kebencian, kegentiran, kewaspadaan akut, kurang inisiatif, dan kurang konsentrasi.
Manifrestasi fisik meliputi : menghela nafas, penurunan berat badan, tidur tidak tenang,
keletihan, lesu dan lemah.

2. Tahap penderitaan (fase realitas)


Tahap ini dimana terjadi penerimaan terhadap fakta kehilangan dan upaya penyesuaian
terhadap realitas yang harus ia lakukan. Selama masa ini, kehidupan orang yang berduka
akan terus berlanjut. Saat individu terus melanjutkan tugasnya untuk berduka, dominasi
kehilangannya secara bertahap berubah menjadi kecemasan terhadap masa depan.

3. Tahap resolusi (fase menentukan hubungan yang bermakna)


Selama periode ini, orang yang berduka menerima kehilangan, penyesuaian telah komplet,
dan individu kembali pada fungsinya secara sepenuh. Bidan dapat membantu dalam melewati
proses berduka.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Tidak heran bila ibu mengalami
sedikit perubahan perilaku dan sesekali merasa kerepotan. Masa ini adalah masa rentan dan
terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Dalam teori Reva Rubin membagi peiode ini menjadi 3 bagian, yaitu : Periode taking
in, periode talking hold dan teori letting go. Adapun Factor-faktor yang mempengaruhi
suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada saat post partum, antara lain : respon
dan dukungan keluarga dan teman, hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan
dan aspirsasi, pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu dan pengaruh
budaya.
Berduka diartikan sebagai respon psikologis terhadap kehilangan Berduka dibagi
menjadi 3 tahap, antara lain : tahap syok, tahap penderitaan (fase realitas), tahap resolusi
(fase menentukan hubungan yang bermakna)

3.2 Saran
Masa nifas adalah masa yang sangat rentan bagi ibu, maka dari itu ibu harus sangat
diperhatikan, baik keluarga maupun bidan. Karena ibu pada masa ini akan banyak
mengalami perubahan baik fisik maupun pskologis.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan penulis.
Bila dalam pembuatan Makalah ini ada kekurangan, penulis mengharapkan kritikan dan saran
dari pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta.
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia.
http://www.scrib.com./mobile/doc/97695190/device_features
http://novitasarisobri.blogspot.com/2012/02/proses-adaptasi-psikologis-ibu-pada.html

Anda mungkin juga menyukai