PEMBAHASAN
1. Wewenang Bidan
Wewenang bidan diatur dalam Permenkes RI No. 28 tahun 2017 bagian kedua
tercantum pada pasal 18 bahwa dalam penyelenggaraan praktik kebidanan, bidan
memiliki kewenangan untuk memberikan :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak, dan
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pasal 19 ayat (2) dan (3) Permenkes RI No. 28 Tahun 2017 menjelaskan bahwa
kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 diberikan pada
1. Masa sebelum hamil
2. Masa hamil
3. Masa persalinan
4. Masa nifas
5. Masa Menyusui, dan
6. Masa antara dua kehamilan
Adapun pelayanan kesehatan ibu meliputi :
a. Konseling pada masa sebelum hamil
b. Antenatal pada kehamilan normal
c. Persalinan normal
d. Pelayanan kesehatan ibu nifas normal
e. Pelayanan kesehatan pada ibu menyusui
f. Konseling pada masa antara dua kehamilan
Kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dijelaskan pada
pada Pasal 19 ayat (3), bidan berwenang melakukan:
a. Efisiotomi dan pertolongan persalinan normal
b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c. Memberikan penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
d. Memberikan tablet darah pada ibu hamil
e. Memberikan vit A dosis tinggi pada ibu nifas
f. Memfasilitasi dan membimbing dalam Inisiasi Menyusu Dini dan promosi ASI
eksklusif
g. Memberikan uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
h. Memberikan penyuluhan dan konseling
i. Memberikan bimbingan pada kelompok ibu hamil, serta berwenang memberikan
keterangan hamil dan kelahiran
Bidan juga berwenang memberikan pelayanan kesehatan anak yang dijelaskan
pada Pasal 20, meliputi:
a. Memberikan pelayanan neonatal esensial
b. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
c. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak prasekolah
d. Memberikan konseling dan penyuluhan
Pelayanan neonatal esensial meliputi
a. Inisiasi menyusui dini
b. Pemotongan dan perawatan tali pusat
c. Pemberian suntikan vitamin K1
d. Pemberian imunisasi HB0
e. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
f. Pemantauan tanda bahaya
g. Pemberian tanda identitas diri, dan
h. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
Sedangkan penanganan kegawatdaruratan meliputi:
a. Penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan jalan nafas,
ventilasi tekanan positif dan/atau kompresi jantung
b. Penanganan hipotermia pada bayi baru lahir dengan BBLR melalui penggunaan
selimut atau fasilitasi dengan cara menghangatkan tubuh bayi dengan metode
kangguru
c. Penanganan infeksi tali pusat dengan mengoleskan alcohol dan povidone iodine
serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering
d. Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak prasekolah meliputi:
a. Penimbangan berat badan
b. Pengukuran lingkar Kepala
c. Pengukuran tinggi badan
d. Stimulasi deteksi dini dan Intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita
dengan menggunakan KPSP
2. Pelimpahan Kewenangan
Selain wewenang yang telah dijelaskan pada Pasal 18, bidan juga memiliki
kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan
a. Penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan, dan/atau
b. Pelimpahan wewenang melakukan tindakan pelayanan kesehatan secara
mandat dari dokter.
(Pasal 22)
Daftar pustaka
https://peraturan.bpk.go.id/Details/112080/permenkes-no-28-tahun-2017