Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PSIKOLOGI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

Tentang
KESEHATAN MENTAL PADA PERINATAL

Disusun Oleh:
1. Fitri Handayani
2. Nadia Rahman
3. Sinta Rahayu
4. Wilia Ningrum

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM


SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MERCUBAKTIJAYAPADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan fisik maupun kesehatan mental sama –sama penting

diperhatikan. Tiadanya perhatian yang serius pada pemeliharaan kesehatan

mental dimasyarakat ini menjadikan hambatan tersendiri bagi kesehatan secara

keseluruhan. Hanya saja karena faktor keadaan, dalam banyak hal kesehatan

secara fisik lebih di kedepankan dibandingkan kesehatan mental. Mengingat

pentingnya persoalan kesehatan mental ini, banyak bidang ilmu khusus yang

mempelajari persoalan perilaku manusia, berbagai bidang ilmu yang memberi

porsi tersendiri bagi studi kesehatan mental diantaranya dunia kedokteran,

pendidikan, psikologi, studi agama dan kesejahteraan sosial.

Kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal, yang termasuk faktor internal antara lain

kepribadian kondidsi fisik, perkembangan dan kematangan kondisi psikologi,

keberagaman, sikap, menghadapi problem hidup. Adapun yang termasuk faktor

eksternal antara lain: keadaan ekonomi, budaya, dan kondisi lingkungan, baik

lingkungan keluarga, masyarakat, maupaun lingkungan pendidikan. Oleh karena

itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai kesehatan mental dan segala

sesuatu yang terkait dengan kesehatan mental.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ruang lingkup kesehatan mental ?

2. Jelaskan kesehatan mental dalam perspektif agama,sosial, dan psikologi ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL

Sehat mental yaitu kemampuan individu untuk menyesuaikan diri

sendiri,orang lain, masyarakat dan lingkungan. Sebagai perwujudan keharmonisan

fungsi mental dan kesanggupannya menghadapi masalah yang bisa terjadi, individu

merasa puas dan mampu .

Kesehatan mental merupakan terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh

antara fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dirinya

dan lngkungan, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk

mencapai hidup yang bermakna dan bahagia didunia dan akhirat.

B. Pengertian

Kehamilan (gravidas) mulai dengan konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan

permulaan persalinan.

C. tumbuh Kembang Janin

suatu kehamilan matur biasanya akan berlangsung selama 280 hari atau 10

bulan Arab (Lunar monas) atau 40 pekan (minggu)yang dihitung dari hari pertama

mendapat haid terakhir.

Pada minggu pertama, hasil konsepsi masih merupakan perkembangan dari

ovum yang dibuahi, dari minggu ke-3 sampai minggu ke-6 disebut mudigah

(embrio), dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut fetus. Perubahan-perubahan dan

organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.

4
D. Masalah kesehatan mental yang mungkin terjadi saat hamil

1. Defenisi Kesehatan Mental Pada Perinatal

Kesehatan mental perinatal merupakan dimana ibu dan bayi sehat dimulai

pada saat umur gestasi 22 minggu lengkap (154hari) sampai 7 hari setelah

dilahirkan. Periode perinatal ini merupakan periode yang sangat penting dan

mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi periode selanjutnya. Masa

perinatal adalah rangkaian dari dua masa yang sangat berbeda bagi bayi, yaitu

masa sebelum lahir hingga sesudah lahir

2. Perubahan normal emosi selama kehamilan, persalinan dan nifas

a. Perubahan normal emosi selama kehamilan

Perubahan emosi pada ibu hamil yang tidak stabil umumnya muncul pada

usia kehamilan 6-10 minggu pertama. Gejalanya seperti mudah marah,

mencari perhatian orang terdekat. Kemudian kondisi ini akan membaik

menjelang trimester kedua dan muncul lagi pada saat menjelang

persalinan.

E. Hal-hal Berisiko Mempengaruhi Kesehatan Mental

:Kekerasan Terhadap Perempuan, Pengawasan Terhadap

perempuan, Penyalahgunaan Obat dan Kelemahan-

kelemahan, Kabar Duka

1. Kekerasan terhadap perempuan

Angka kekerasan terhadap perempuan terus meningkat

dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu 12 tahun kasus

kekerasan terhadap perempuan meningkat 792 persen. Angka

kasus kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena

5
gunung es, artinya ada banyak kasus kekerasan seksual yang

tidak terungkap dan tidak dilaporkan oleh korban. Meskipun

telah banyak laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan

pencapaian keadilan atas kasus yang dil orkan belum maksimal.

2. Pengawasan Terhadap perempuan

Pelayanan publik secara umum diamanatkan oleh UU

Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang

mengamanatkan organisasi penyelenggara termasuk yang

berkewajiban menyelenggarakan pelayanan publik untuk

perempuan agar dapat memberikan perlindungan dan kepastian

hukum. Selanjutnya dijelaskan pula dalam Peraturan Presiden

Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan

Pelayanan Publik yang mengamanatkan bahwa masyarakat

berhak menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara

Negara layanan secara cepat, tepat, tertib, tuntas, dan dapat

dipertanggungjawabkan .

3. Penyalagunaan Obat dan Kelemahan-kelemahan

Berdasarkan data yang diunggah dilaman rnilik

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak Republik Indonesia di tahun 2016, prevalensi warga

negara Indonesia yang terlibat penyalahgunaan narkoba tahun

2010 diperkirakan sebesar 12%. Atau berjumlah sekitar 30 juta

jiwa yang terlibat penyalahgunaan dan peredaran narkoba di

6
Indonesia, dimana angka ini terlibat juga wanita. Hal ini

menggambarkan bahwa wanita sangatlah rawan terjerat

dalam kasus penyalahgunaan narkoba, padahal

penggunaan narkoba pada wanita bukanlah tanpa risiko.

Mengutip dari laman National lnstitutes on Drug Abuse,

wanita yang menggunakan obat-obatan dapat memiliki

berbagai masalah kesehatan, seperti masalah honnon, siklus

menstruasi, kesuburan, kehamilan, menyusui,dan menopause.

4. Kabar Duka

Dalam kurun 12 tahun terakhir, hampir setengah juta jiwa

atau tepatnya

400.939 perempuan di Indonesia jadi korban kekerasan. Dari

jumlah tersebut,

93.960 perempuan mengalami kekerasan seksual seperti

pemerkosaan, pelecehan seksual hingga tindak asusila lain.

Ini menunjukan pola kejahatan yang berulang. Dan posisi

perempuan menjadi target dalam masyarakat untuk

menundukkan komunitas seperti dalam daerah konflik.

7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara fisiologis selama kehamilan terjadi perubahan sistim endokrin

perubahan berat badan, uterus, vagina, payudara, sistim perkemihan, sistim

pernafasan, kulit, sistim musklus skeletal sistim kardiofaskuler, sistim

gastrointestinal, serfiks. Di samping itu terjadi pula perubahan psikologis baik

yang terjadi pada klien sendiri yang berasal dari lingkungan internal, misalnya

suami, anak, orang tua, dan anak sanak famili. Hal ini akan mempengaruhi

perubahan peran.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, M.I. Perawatan Maternitas dan Ginekolog. Yayasan Ikatan Alumni

Pendidikan Keperwatan Padjajaran. Bandung 2000

Doenges. M.E & Moorhouse M.F. Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta, EGC. 2001

Hamilton, P.M. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta, EGC.

1995

Kumpulan Materi Kuliah Keperawatan Maternitas. PSIK-FKUI. Surabaya 2001

Mansjoer, A. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculapius. EGC. 1999

Moehtar, R. Sonopsis Obstri Jilid I. Jakarta. EGC. 1998

9
1
0

Anda mungkin juga menyukai