Makalah berjudul :
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Peran Bidan Sebagai
Advokator”. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih sedalam-
dalamnya kepada:
Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dalam segi pembahasan, penulisan dan penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritk dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan PJMK mata kuliah Promosi
Kesehatan untuk menyempurkan makalah ini.
Tim Penyusun,
II
DAFTAR ISI
III
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Definisi Peran Bidan Sebagai Advokator...............................................................................3
2.2 Peran Bidan Sebagai Advokator............................................................................................3
2.3 Persyaratan Advokasi :..........................................................................................................4
2.4 Tujuan Advokator..................................................................................................................5
2.5 Sasaran dan Pelaku Advokasi Kesehatan...............................................................................6
2.6 Prinsip-Prinsip Advokasi.......................................................................................................6
2.7 Tugas Bidan sebagai Advokator............................................................................................7
2.8 Kegiatan – Kegiatan Advokasi..............................................................................................7
2.9 Strategi Pendekatan Utama Advokasi....................................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................10
3.1 kesimpulan...........................................................................................................................10
3.2 Saran....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
IV
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui Definisi Peran Bidan Sebagai Advokator
2. Dapat mengetahui Peran Bidan Sebagai Advokator
3. Dapat mengetahui Persyaratan Advokasi
1
4. Dapat mengetahui Tujuan Advokator
5. Dapat mengetahui Sasaran dan Pelaku Advokasi Kesehatan
6. Dapat mengetahui Prinsip-Prinsip Advokasi
7. Dapat mengetahui Tugas Bidan sebagai Advokator
8. Dapat mengetahui Kegiatan – Kegiatan Advokasi
9. Dapat mengetahui Strategi Pendekatan Utama Advokasi
2
BAB II
PEMAHASAN
Advokasi merupakan segenap aktifitas pengerahan sumber daya yang ada untuk
membela, memajukan, bahkan merubah tatanan untuk mencapai tujuan yang lebih
baik sesuai keadaan yang diharapkan. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita
dalam mempromosikan hak haknya yang diperlukan untuk mencapai kesehatan yang
optimal (kesetaraan dalam memperoleh pelayanan kebidanan).
3
dan pemerintah memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi di lapangan
menggunakan alat-alat yang tidak steril.
4
jumlah anak-anak tersebut belum pernah melebihi 60-65 juta. Tetapi, sebaliknya,
anak-anak usia remaja, yaitu 15-29 tahun, bahkan usia 30-60 atau 15-65 tahun
jumlahnya meningkat dalam kelipatan yang berada di luar perhitungan banyak pihak.
Phenomena tersebut, biarpun bisa dilihat secara nyata setiap hari, belum banyak
menggugah perhatian, kecuali kalau terjadi kecelakaan dalam proses kehidupan anak
muda itu.
Kesempatan hamil dan melahirkan bertambah jarang, pengalaman keluarga
merawat ibu hamil, ibu melahirkan, dan anak balita, atau anak usia tiga tahun, dalam
suatu keluarga, juga bertambah jarang. Kalau terjadi peristiwa kehamilan atau
kelahiran dalam suatu keluarga, hampir pasti kemampuan dan mutu anggota keluarga
merawat anggotanya yang sedang hamil atau melahirkan juga menjadi kurang cekatan
dan mutunya rendah. Padahal keluarga masa kini, yang bertambah modern dan urban,
menuntut kualitas pelayanan yang bermutu tinggi. Keluarga masa kini juga menuntut
hidup tetap sehat dalam waktu yang sangat lama karena usia harapan hidup yang
bertambah tinggi. Karena itu, sebagai ujung tombak dalam bidang kesehatan
Secara umum tujuan advokasi adalah untuk mewujudkan berbagai hak dan
kebutuhan kelompok masyarakat yang oleh karena keterbatasannya untuk
memperoleh akses di bidang sosial, kesehatan, politik, ekonomi, hukum, budaya,
5
mengalami hambatan secara struktural akibat tidak adanya kebijakan publik yang
bepihak kepada mereka. Pada intinya tujuan utama advokasi adalah untuk
mendorong kebijakan publik seperti dukungan tentang kesehatan.
6
2.7 Tugas Bidan sebagai Advokator
a. Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan
kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan
mereka sendiri.
b. Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan
informasi kesehatan dan memberikan dukungan sosial.
c. Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan, berbagai
program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
d. Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut meyakini atau
mempercayai bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung
melalui kebijakan atau keputusan politik dalam bentuk peraturan, Undang-
Undang, instruksi yang menguntungkan kesehatan public dengan sasaran
yaitu pejabat legislatif dan eksekutif, para pemimpin pengusaha, organisasi
politik dan organisasi masyarakat baik tingkat pusat, propinsi, kabupaten,
keccamatan desa kelurahan.
7
diperoleh komitmen atau dukungan tterhadap program yang akan
dilaksanakan tersebut.
c. Media Advokasi
Media (media advocasy) adalah melakukan kegiatan advokasi
dengan menggunakan media khususnya media massa baik melalui media
cetak maupun media elektronik. Permasalahan kesehatan yang dialami
disajikan baik dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampaian
pendapat dan lainnya. Media mempunyai kemampuan yang kuat untuk
membentuk opini publik yang dapat memepengaruhi bahkan merupakan
tekanan terhadap para penentu kebijakan dan para pengambil keputusan.
d. Perkumpulan (asosiasi)
Peminat Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai
minat atau keterkaitan terhadap masalah tertentu atau perkumpulan
profesi adalah merupakan bentuk kegiatan advokasi.
8
Promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang
konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat keputusan,
merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai
kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan
komunitas dan kontrol akan usaha dan nasib mereka.
Pengembangan komunitas menekankan pengadaan sumber daya
manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan
kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem
yang fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah
kesehatan. Contoh gerakan Jum’at bersih.
4. Bergerak ke Masa Depan (moving into the future)
Kesehatan diciptakan dan dijalani oleh manusia di antara
pengaturan dari kehidupan mereka sehari-hari di mana mereka
belajar, bekerja, bermain, dan mencintai. Kesehatan diciptakan
dengan memelihara satu sama lain dengan kemampuan untuk
membuat keputusan dan membuat kontrol terhadap kondisi kehidupan
seseorang, dan dengan memastikan bahwa masyarakat yang didiami
seseorang menciptakan kondisi yang memungkinkan pencapaian
kesehatan oleh semua anggotanya.
5. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lebih
kepada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang
kesehatan. Jadi sifatnya bottom-up (dari bawah ke atas). Partisipasi
masyarakat adalah kegiatan pelibatan masyarakat dalam suatu
program. Diharapkan dengan tingginya partisipasi dari masyarakat
maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat sasaran dan memiliki
daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilaku karena dapat
menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat bahwa kegiatan-
kegiatan kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk kita. Partisipasi
dapat terwujud dengan syarat :
a. Adanya saling percaya antaranggota masyarakat.
b. Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif.
c. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh
masyarakat
9
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan
3.2 Saran
Sebaiknya bidan dalam melakukan perannya sebagai advokasi mampu membela,
memajukan, bahkan merubah tatanan untuk mencapai tujuan yang lebih baik sesuai
keadaan yang diharapkan serta mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-
orang dalam pelayanan kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu melindungi
kepentingan mereka sendiri.
10
DAFTAR PUSTAKA
11