Anda di halaman 1dari 66

MATERI I - IV

KEBIJAKAN DAN KEBIDANAN


isti140074553@gmail.com
MATERI I
• Peran Gender dalam Konstruksi sosial akan
feminitas dan maskulinitas. Kekuasaan dam
konteks sosial politik (kebijakan) dalam siklus
reproduksi
APA ITU GENDER ?
• Gender merupakn perbedaan yang terlihat antara
laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan
tingkah laku.
• Gender berasal dari bahasa latin “GENUS” yang
berarti jenis atau tipe.
• Gender adalah sifat dan perlaku yang dilekatkan
pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara
sosial maupun budaya.
PENGERTIAN GENDER 1
• Perlu diketahui pengertian gender berbeda dengan
pengertian jenis kelamin. Gender dapat didefinisikan
sebagai “Keadaan dimana individu yang lahir secara
biologis sebagai laki-laki dan perempuan yang
kemudian memperoleh pencirian sosial sebagai laki-
laki dan perempuan melalui atribut-atribut
maskulinitas dan feminitas yang sering didukung oleh
nilai-nilai atau sistem dan simbol di masyarakat ybs”.
• Lebih singkatnya, gender dapat dapat diartikan
sebagai suatu konstruksi sosial atau seks, menjadi
peran dan perilaku sosial.
PENGERTIAN GENDER 2
• Menurut ilmu Sosiologi dan Antropologi, Gender itu
sendiri adalah perilaku atau pembagian peran antara
laki-laki dan perempuan yang sudah dikonstruksikan
atau dibentuk di masyarakat tertentu pada masa
waktu tertentu pula.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN KONSTRUKSI SOSIAL
• Didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan
dan interaksi dimana individu atau sekelompok
individu, menciptakan secara terus menerus suatu
realitas yg dimiliki dan dialami bersama secara
subjektif.
DEFINISI GENDER

• Adalah pandangan masyarakat tentang


perbedaan peran, fungsi & tanggung
jawab antara perempuan dan laki-laki
yang merupakan hasil konstruksi sosial
budaya dan dapat berubah dan atau
diubah sesuai dengan perkembangan
zaman.
PERAN GENDER
• Peran gender adalah peran sosial yang
tidak ditentukan oleh perbedaan
kelamin seperti halnya peran kodrati.
• Peran Kodrati bersifat statis sedangkan
peran gender bersifat dinamis.
PERAN KODRATI & PERAN GENDER
• Mencari nafkah
Wanita • Memasak
• Menstruasi
• Mengasuh anak
• Mengandung • Mencuci pakaian dan
• Melahirkan alat-alat rumah tangga
• Menyusui • Tolong-menolong antar
• Menopause tetangga dan gotong
Pria royong dalam
menyelesaikan
• Membuahi sel telur
pekerjaan milik bersama
wanita
DISKRIMINASI GENDER

• Diskriminasi gender adalah ketidakadilan gender yg


merupakan akibat dari adanya sistem (struktur)
sosial dimana salah satu jenis kelamin (laki-laki atau
perempuan) menjadi korban.
• Hal itu terjadi karena adanya keyakinan dan
pembenaran yang ditanamkan sepanjang peradaban
manusia dalam berbagai bentuk dan cara yang
menimpa kedua belah pihak, walaupun dalam
kehidupan sehari-hari lebih banyk dialami oleh
perempuan.
BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER

• Marginalisasi (peminggiran)
• Subordinasi (penomorduaan)
• Stereotip (citra buruk)
• Violence (kekerasan)
• Beban kerja berlebihan
ISU GENDER DALAM KESEHATAN
REPRODUKSI
• Keluarga Berencana (Kb)
• Kesehatan Ibu Dan Bayi Baru Lahir ( Safe
Motherhood)
• Penyakit Menular Seksual
• Kesehatan Reproduksi Remaja
• Kesehatan Reproduksi Lansia
KELUARGA BERENCANA (KB)
• KB dalam hal ini adalah penggunaan alat
kontrasepsi. Seperti diketahui selama ini ada
anggapan bahwa KB adalah identik dengan
urusan perempuan.
• Hal ini juga menunjukkan adanya budaya kuasa
dlm pengambilan keputusan utk ber-KB.
• Dari peserta KB aktif sebanyak 425.960 peserta,
peserta KB wanita sebanyak 402.017 (94,38%),
sedangkan peserta KB pria sebanyak 23.943
(5,62%)
FAKTOR PENYEBAB KESENJANGAN
• Lingkungan sosial budaya yg menganggap bahwa KB
urusan perempuan, bukan urusan pria/suami.
• Pelaksanaan program KB yg sasarannya cenderung
diarahkan kepada kaum perempuan.
• Terbatasnya tepat pelayanan KB pria.
• Rendahnya pengetahuan pria tentang KB.
• Terbatasnya informasi KB bagi pria serta informasi ttg
hak reproduksi bagi pria/suami dan perempuan/istri.
• Sangat terbatasnya jenis kontrasepsi pria.
• Kurang berminatnya penyedia pelayanan pada KB pria.
KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
(Safe Motherhood)
• Upaya peningkatan derajat kesehatan ibu, bayi
(kesehatan ibu dan bayi baru lahir) dan anak
dipengaruhi oleh kesadaran dalam perawatan dan
pengasuhan anak.
• Sebagaian besar kematian ibu disebabkan oleh faktor
kesehatan antara lain:
Perdarahan saat melahirkan; Eklamsia; Infeksi;
Persalinan macet; Keguguran.
• Sedangkan faktor non kesehatan antara lain kurangnya
pengetahuan ibu yang berkaitan dengan kesehatan
termasuk pola makan dan kebersihan diri.
FAKTOR PENYEBAB KESENJANGAN
• Budaya yg masih membedakan pemberian makanan
kepada anggota anggota keluarga
• Masih kurangnya pengetahuan suami dan anggota
keluarga ttg perencanaan kehamilan.
• Perempuan kurang memperoleh informasi dan
pelayanan yg memadai karena alasan ekonomi
mapun waktu.
• Status dan posisi perempuan yg masih dianggap
lebih rendah dan tidak mempunyai posisi tawar yang
kuat dalam pengambilan keputusan.
Next … faktor penyebab kesenjangan:

• Sementara pada th 2008, kasus gizi buruk


mencapai 0,94 % dan 2.254 berstatus kurang
gizi. Dari total tsb 56.39% berasal dari keluarga
miskin. 29,50% karena karena penyakit
penyerta dan 12,82% karena pola asuh orang
tua yang salah.
• Oleh karena itu untuk menekan tingginya
angka kematian ibu hamil dan balita gizi buruk ,
diperlukan langkah optimal dari berbagai pihak.
Next … faktor penyebab kesenjangan:
• Khusus masalah aborsi, walaupun pemerintah telah
melarang tapi pada kenyataannya masih banyak
aborsi yg dilakukan secara ilegal dan sedara diam-
diam dan tidak aman misalnya dengan menggunakan
jamu-jamuan atau pijat.
• Hal tsb akan berpengaruh dan berakibat pada
kesehatan ibu juga akan dapat menyebabkan
kematian ibu.
• Menurut SDKI 2004 ttg aborsi atau pengguguran
kandungan, tingkat aborsi di Indonesia sekitar 2
sampai 2,6 juta kasus per tahun.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

• Dari berbagai jenis PMS yang dikenal,


dampak yang sangat berat dirasakan
oleh perempuan, yaitu berupa rasa sakit
yang hebat pada kemaluan, panggul dan
vagina, sampai pada komplikasi dengan
akibat kemandulan, kehamilan di luar
kandungan serta kanker mulut rahim.
FAKTOR PENYEBAB KESENJANGN GENDER
• Pengetahuan suami/istri tentang PMS, HIV/AIDS
masih rendah
• Rendahnya kesadaran suami/pria akan perilaku
seksual sehat
• Adanya kecenderungan kelompok
masyarakat/budaya yang membolehkan suami
melakukan apa saja.
• Suami/pria sering tidak mau disalahkan, termasuk
dalam penularan PMS, HIV/AIDS karena sikap egois
dan dominan pria.
INFERTILITAS
• Adalah suatu keadaan dimana pasangan yang
telah menikah dan ingin punya anak tetapi
tidak dapat mewujudkannya karena ada
masalah kesehatan reproduksi, baik pada
suami maupun istri atau keduanya.
• Informasi menunjukkan penyebab infertilitas
adalah 40% pria, 40% wanita dan 20% kedua
belah pihak.
Next … lanjutan infertilitas -1
• Dalam kasus infertilitas, istri menjadi pihak pertama yg
disalahkan, ada kecenderungan orang yg diminta oleh
keluarga untuk memeriksakan diri adalah istri.
• Faktor kesenjangan gender dalam infertilitas:
- Norma dalam masyarakat bahwa ketidaksuburan
disebabkan oleh pihak istri.
- Superioritas suami (merasa “jantan”) sehingga
dianggap selalu mampu memberi keturunan.
- Infertilitas diidentik dengan mandul.
- Dominasi suami/pria (budaya kuasa) dalam
pengambilan keputusan keluarga, termasuk perintah,
memaksakan diri.
- Pengetahun suami tentang inferilitas terbatas
Next … lanjutan infertilitas -2
• Seringkali pihak suami/pria yg mengalami infertilitas, yg
disebabkan oleh perilaku sendiri antara lain:
- merokok
- minum minuman keras/beralkohol
- Adanya penyakit yg disebabkan karena sering
melakukan hubungan seks sebelum menikah.
• Hal-hal tersebut tanpa disadari sehingga sering
menyebabkan menurunnya kualitas dan kuantitas
sperma.
• Padahal seorang laki-laki secara normal akan
mengeluarkan sebanyak antara 2 – 6 cc sperma dan
setiap cc mengandung 20jt ekor spermatozoa.
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

• Menurut WHO batasna usia remaja


adalah 10 – 19 tahun.
• Berdasarkan UN (PBB) batasan usia
remaja 15 -24 tahun
• Sedangkan BKKBN menggunakan batasan
usia remaja 10 – 24 tahun
Hal-hal yang sering dianggap sebagai isu gender
adalah sebagai berikut -1

Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab.


Pada pergaulan yang terlalu bebas, remaja putri
selalu menjadi korban dan menanggung segala
akibatnya (misalnya KTD dan putus sekolah).
Ada kecenderungan pula untuk menyalahkan pihak
perempuan, sedangkan remaja putranya seolah-olah
terbebaskan dari segala permasalahan, walaupun
ikut andil dalam menciptakan permasalahan tersebut
Hal-hal yang sering dianggap sebagai isu gender
adalah sebagai berikut -2
Ketidakadilan dalam aspek hukum.
Dalam tindakan aborsi ilegal, yang diancam oleh
sanksi dan hukuman adalah perempuan yang
menginginkan tindakan aborsi tersebut.
Sedangkan laki-laki yang menyebabkan kehamilan
tidak tersentuh oleh hukum.
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA

WHO menggolongkan lanjut usia menjadi 4 (empat):


• Usia pertengahan (middle age): 45 – 59 tahun
• Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun
• Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
• Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
MENOPAUSE
• Menopause adalah salah satu fase dalam kehidupan
normal seorang wanita.
• Masa menopause ditandai oleh berhentinya
kapasitas reproduksi seorang wanita.
• Ovarium tidak berfungsi dan produksi hormon
steroid serta peptida berangsur-angsur hilang.
• Sementara itu sejumlah perubahan fisiologipun
terjadi. Hal itu terjadi sebagian disebabkan oleh
berhentinya fungsi ovarium dan sebagian lagi
disebabkan oleh proses penuaan.
MENOPAUSE
Keluhan-keluhan: Gangguan psikis:
• Gejolak panas • Sulit tidur
• Sakit kepala • Mudah cemburu
• Panas dari dada ke atas • Sulit konsentrasi
• Sukar tidur
• Mudah marah
• Rasa ditusuk di punggung
• Mudah tersinggung
• Jantung berdebar
• Pegal linu
• Libido menurun
• Keringat dingin
MENOPAUSE
• Banyak masyarakat yang belum siap menghadapi
menopause sehingga sering mengalami depresi,
marah-marah, uring-uringan dan tidak mau lagi
melayani suami.
• Ada anggapan di masyarakat, perempuan kalau
sudah menopause menganggap tugas sebagai istri
sudah selesai.
• Sementara di pihak laki-laki masih menginginkan
adanya hubungan seks, sebagai akibatnya penyaluran
hasrat seksual tersebut dilakukan di luar rumah.
Pentingnya Penanganan Isu Gender dalam
Kesehatan Reproduksi
• Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang
siklus hidup manusia.
• Perempuan lebih rentan dalam menghadapi risiko
kesehatan reproduksi.
• Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dari
hubungan laki-laki dan perempuan.
• Laki-laki mempunyai masalah kesehatan reproduksi
• Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah
tangga.
• Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan
“urusan perempuan”
Kebijakan Kesehatan dlm Kesenjangan Gender
• Peningkatan kondisi kesehatan perempuan dan
peningkatan kesempatan kerja.
• Pendekatan target pada program KB harus disertai dgn
adanya tenaga dan peralatan medis yg cukup.
• Peningkatan partisipasi laki-laki dalam menurunkan
angka kelahiran.
• Penyadaran akan kesetaraan dalam menentukan
hubungan seksual dengan laki-laki.
• Penyuluhan ttg jenis, guna, dan risiko penggunaan alat
kontrasepsi.
• Penyuluhan ttg HIV/AIDS dan PMS.
• Pendidikan seks pada remaja perempuan dan laki-laki.
MATERI II
EVALUASI PELAYANAN
KEBIDANAN DALAM
MULTI PERSPEKTIF
PELAYANAN KEBIDANAN DALAM MULTI
PERSPEKTIF 1
Pelayanan Kebidanan dari Multi Perspektif
Setiap orang akan menilai mutu pelayanan kebidanan
berdasarkan standar atau karakteristik yg berbeda-
beda, hal ini karena dipengaruhi oleh subjektivitas
orang-orang yg berkepentingan dalam pelayanan
kebidaan (Anggoro, Bagous. 2016).
1. Bagi pemakai jasa pelayanan kebidanan
Klien/masyarakat (konsumen) melihat pelayanan
kebidanan yg bermutu sebagai suatu pelayanan yg
dapat memenuhi kebutuhan dan diselenggarakan …
next
PELAYANAN KEBIDANAN DALAM MULTI
PERSPEKTIF 2
• … dengan cara yg sopan dan santun, tepat waktu,
tanggap dan mampu mengatasi permasalahan.
Persepsi klien/masyarakat yg merasa puas akan
berpengaruh dalam kepatuhan dan kunjungan ulang
dlm pelayanan kebidanan. Provider harus memahami
status dan kebutuhan pelayanan kebidanan klien,
mendidik dan melibatkan masyarakat dalam
menentukan cara efektif penyelenggaraan pelayanan
kebidanan, sehingga diperlukan suatu hubungan yg
saling percaya antara provider dengan klien
/masyarakat.
PELAYANAN KEBIDANAN DALAM MULTI
PERSPEKTIF 3
2. Bagi pemberi pelayanan kebidanan
Pemberi layanan kebidanan (provider) mengaitkan
pelayanan kebidanan yg bermutu dengan ketersediaan
peralatan, prosedur kerja atau protokol, kebebasan
profesi dlm melakukan setiap pelayanan kebidanan
sesuai dgn teknologi kesehatan mutakhir, dan
bagaimana keluaran (outcome) atau hasil pelayanan
kebidanan tersebut. Komitmen dan motivasi provider
bergantung pada kemampuannya daalm
melaksanakan tugas dengan cara yg optimal.
3. Next …
PELAYANAN KEBIDANAN DALAM MULTI
PERSPEKTIF 4
3. Bagi penyandang dana pelayanan kebidanan
Penyandang dana atau asuransi kesehatan
menganggap bahwa layanan kebidanan yg bermutu
sbagai suatu layanan kesehatan yg efektif dan
efisien.Klien diharapkan dapat pulih dalamwaktu yg
sesingkat mungkin sehingga biaya pengobatan dapat
menjadi efisien. Upaya promosi dan preventif lebih
ditingkatkan agar layanan kesehatan penyembuhan
semakin berkurang.
4. Bagi pemilik sarana pelayanan kebidanan Pelayanan
kebidanan yg bermutu merupakan …next
PELAYANAN KEBIDANAN DALAM MULTI
PERSPEKTIF 5
• … pelayanan yang menghasilkan pendapatan yang
mampu menutupi biaya operasional dan
pemeliharaan, tetapi dengan tarif yg masih
terjangkau oleh klien/masyarakat, yaitu pada tingkat
biaya yg tidak mendapatkan keluhan dari pasien dan
masyarakat.
5. Bagi Administrator pelayanan kebidanan
Administrator dapat menyusun prioritas dalam
menyediakan apa yg menjadi kebutuhan dan harapan
klien/masyarakat serta pemberi layanan kebidanan.
EVALUASI PELAYANAN KEBIDANAN DALAM
MULTI PERSPEKTIF
EVALUASI PELAYANAN KEBIDANAN DALAM
MULTI PERSPEKTIF 1
Mutu pelayanan kebidanan adalah mutu jasa yang bersifat
multidimensi. Dimensi mutu pelayanan kebidanan
berdasarkan L.D. Brown (Wiyono DJ 2012) meliput:
1.Kompetensi teknis
Kompetensi teknis pelayanan kebidanan meliputi
ketrampilan, kemampuan dan penampilan atau kinerja
provider. Dimensi ini menitkberatkan pada kepatuhan
provider dalam melaksanakan kinerja berdasarkan standar
pelayanan kebidanan yg telah ditentukan profesi. Tidak
sepenuhnya dimensi ini akan berakibat terhadap mutu
pelayanan kebidanan.
EVALUASI PELAYANAN KEBIDANAN DALAM
MULTI PERSPEKTIF 2
2. Keterjangkauan atau akses
Ini mempunyai arti bahwa pelayanan kebidanan harus
dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
tanpa terhambat faktor geografi, ekonomi dan sosial.
Pelayanan kebidanan saat ini sudah mencapai tempat
terdekat dengan masyarakat yaitu dengan
penempatan bidan di desa semenjak tahun 1998 dan
adanya program pemerintah dalam jaminan
kehamilan, persalinan dan keluarga berencana (KB).
3. Efektivitas …
EVALUASI PELAYANAN KEBIDANAN DALAM
MULTI PERSPEKTIF 3
3. Efektifitas
Pelayanan kebidanan harus efektif, artinya asuhan
kebidanan yg diberikan harus mampu menangani
kasus fisiologis kebidanan dan mampu mendeteksi
gejala patologis kebidanan dengan tepat. Efektifitas
pelayanan kebidanan ini tergantung dari penggunaan
standar pelayanan kebidanan dengan tepat, konsisten
dan sesuai dengan situasi setempat.
4. Efisiensi
Pelayanan kebidanan yg efisien dapat melayani lebih
banyak klien. Pelayanan kebidanan yang …next
EVALUASI PELAYANAN KEBIDANAN DALAM
MULTI PERSPEKTIF 4
… memenuhi standar pelayanan umumnya tidak mahal
nyaman bagi klien, waktu efektif dan menimbulkan
risiko minimal bagi klien.
5. Kesinambungan
Kesinambungan pelayanan kebidanan artinya klien
dapat dilayani sesuai kebutuhannya, termasuk
kebutuhan rujukan jika diperlukan. Klien mempunyai
akses ke pelayanan lanjutan jika diperlukan,
termasuk riwayat pelayanan kebidanan sebagai
rujukan untuk pelayanan lanjutan.
EVALUASI PELAYANAN KEBIDANAN DALAM
MULTI PERSPEKTIF 5
6. Keamanan
Keamanan artinya pelayanan kebidanan harus aman,
baik bagi provider maupun klien dan masyarakat
sekitarnya. Pelayanan kebidanan yg bermutu harus
aman dari risiko cedera, infeksi, efek samping atau
bahaya lain. Misalnya asuhan persalinan, pasien
maupun provider harus aman dari asuhan yang
dilaksanakan. Bagi klien harus aman ketika melahirkan
baik ibu maupun bayinya, sedangkan provider juga
harus aman dari risiko yg diakibatkan oleh karena
pelayanan kebidanan.
EVALUASI PELAYANAN KEBIDANAN DALAM
MULTI PERSPEKTIF 6
7. Kenyamanan
Ini berhubungan dengan kepuasan klien sehingga
mendorong klien datang kembali ke tempat
pelayanan kebidanan tersebut. Kenyamanan atau
kenikmatan dapat menimbulkan kepercayaan klien.
Kenyamanan juga terkait dengan penampilan fisik
pelayanan kebidanan kebidanan, provider, peralatan
medis dan nonmedis. Misalnya tersedianya tempat
tertutup pada saat pemeriksaan, AC, kebersihan
dapat menimbulkan kenyamanan bagi klien.
EVALUASI PELAYANAN KEBIDANAN DALAM
MULTI PERSPEKTIF 7
8. Informasi
Pelayanan kebidanan yg bermutu harus dapat
memberikan informasi yg jelas tentang apa, siapa,
kapan, dimana, dan bagaimana pelayanan kebidanan
itu akan /telah dilaksanakan.
9. Ketepatan waktu
Pelayanam kebidanan yg bermutu harus
memperhatikan ketepatan waktu dalam pelayanan
serta efektif dan efisien.
10. Hubungan antar manusia … next
EVALUASI PELAYANAN KEBIDANAN DALAM
MULTI PERSPEKTIF 8
10. Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia yg baik akan menimbulkan
kepercayaan atau kredibilitas dengan cara saling
menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati,
responsif, memberiperhatian dan lain-lain. Hubungan
antar manusia ini merupakan interaksi yg positif antara
provider dan klien. Dimensi pelayanan kebidanan
merupakan suatu kerangka pikir yg dapat digunakan
dalam menganalisis masalah mutu pelayanan
kebidanan yg sedang dihadapi dan kemudian mencari
solusi yg diperlukan untuk …next
EVALUASI PELAYANAN KEBIDANAN DALAM
MULTI PERSPEKTIF 9
….. dapat mengatasinya. Jika terdapat ketidakpuasan
klien, maka analisis dilakukan pada setiap dimensi
pelayanan kebidanan. Peran utama sistem pelayanan
kebidanan adalah selalu menjamin mutu pelayanan
dan selalu meningkatkan mutu pelayanan yang
diberikan. Semakin meningkatnya perhatian
terhadap peningkatan mutu pelayanan kebidanan,
pemahaman pendekatan jaminan mutu pelayanan
menjadi semakin penting
MATERI III

IDENTIFIKASI ISU-ISU MENGENAI PERMASALAHAN


GENDER DI MASA LALU DAN SAAT INI YANG
MEMPENGARUHI ROFESIONALITAS BIDAN DAN
SIKLUS KEHUDUPAN PEREMPUAN
ISU GENDER ITU APA SAJA
• Isu-isu dan permasalahan yang
disebabkan oleh ketimpangan gender.
• Bagian dari permasalahan adalah
diskriminasi terhadap perempuan,
terutama dalam hal akses & penguasaan
atas sumber-sumber kehidupan,
kesempatan, status, peran, hak, dan
penghargaan
APA FAKTOR YANG MENYEBABKAN
PERMASALAHAN GENDER
Faktor Penyebab:
• Pelabelan sifat-sifat tertentu (stereotipe)
• Pemiskinan ekonomi terhadap perempuan
• Subordinasi pada salah satu jenis kelamin yaitu
perlakuan menomorduakan perempuan.
• Tindak kekerasan (violence) terhadap
perempuan
• Budaya patriarkhi yg berkembang di masyarakat
CONTOH KETIMPANGAN GENDER 1
1. Bidang Politik
Adanya pandangan bahwa politik itu keras, penuh debat,
serta pikiran yang cerdas yang kesemuanya itu
diasumsikan sebagai dunia laki-laki bukan milik
perempuan.
2. Bidang Ekonomi
Masih sedikit pengakuan pada perempuansyarakat
menganggap ketika mereka sukses dan berhasil menjadi
pelaku ekonomi karena masyarakat menganggp aktivitas
ekonomi yg dijalani perempuan sekedar sampingan
bukan kerja yang prestisius seperti yang dilakukan laki-
laki.
CONTOH KETIMPANGAN GENDER 2
3. Bidang Dunia Kerja
Sektor publik belum disiapkan menerima kehadiran
perempuan sebagai leader (pemimpin) sehingga harus
bersaing dan mampu menunjukkan bahwa perempuan
tidak hanya pantas sebagai istri dan ibu tetapi bisa
menjadi pekerja profesional
4. Bidang Pendidikan
Di desa perempuan bersekolah hanya untuk dapat
membaca dan menulis saja karena pada akhirnya
perempuan hanya akan menjadi ibu rumah tangga. Hal
tersebut sangat menghambat kesempatan perempuan
desa untuk berpendidikan tinggi
Identifikasikan apa saja upaya penyelesaian
permasalahan gender?

1. Memberikan kesempatan kepada


perempuan.
2. Melakukan upaya pencegahan pernikahan
dini yang kerap terjadi pada perempuan.
3. Mendukung dan meningkatkan kesetaraan
gender dalam masyarakat.
4. Meningkatkan perlindungan kepada
perempuan
CONTOH KETIDAKADILAN GENDER
BIDANG KESEHATAN/KEBIDANAN 1
1. Ketidakadilan dalam hal penyakit dan kematian
dibeberapa wilayah dunia, ketidak adilan antara
perempuan dan laki-laki berkaitan langsung dengan
perkara hidup dan mati. Terutama bagi kaum
perempuan. Misalnya tergambarkan dari tingginya
angka kesakitan dan kematian perempuan. Hal ini terjadi
karena berbagai bentuk pengabdian terhadap
kesehatan, gizi dan kebutuhan perempuan secara
langsung perpengaru terhadap kualitas bayi.
2. Ketidakadilan dalam kelahiran bayi anak laki-laki lebih
diinginkan kehadirannya dari pada anak perempuan
3. Next …
CONTOH KETIDAKADILAN GENDER
BIDANG KESEHATAN/KEBIDANAN 2
3. Ketidakadilan dalam rumah tangga seringkali
terdapat ketidakadilan gender yg mendasar di
dalam rumah tangga dalam bentuk bermacam
macam. Misalnya dalam pembagian tugas
mengurus rumah tangga dan anak.
4. Masalah kesehatan reproduksi remaja.
Permasalahannya a.l kehamilan yg tidak
dikehendaki yg sering menjurus ke aborsi yg
tidak aman serta komplikasinya.
CONTOH KETIDAKADILAN GENDER
BIDANG KESEHATAN/KEBIDANAN 2
5. Kehamilan dan persalinan usia muda yang
menambah risiko kesakitan dan kematian ibu dan
bayi. Kehamilan remaja kurang dari 20 tahun
menyumbangkan risiko kematian ibu dan bayi 2-4
kali lebih tinggi dibanding kehamilan pada ibu
berusia 20-35 tahun.
6. Masalah penyakit menular seksual termasuk infeksi
HIV/AIDS.
7. Tindak kekerasan seksual, seperti pemperkosaan,
pelecehan seksual dan transaksi seks komersial.
MATERI IV

SEJARAH PRAKTIK MEDIKALISASI DAN


PENGARUH TEKNOLOGI PADA MASA KINI DALAM
KAITANNYA DENGAN POSISI PEREMPUAN DALAM
KEHIDUPAN SOSIAL.
PRAKTIK MEDIKALISASI 1
A. Definisi Medikalisasi
• Medikalisasi adalah proses sosial dimana
pengalaman atau kondisi manusia secara budaya
didefinisikan sebagai patologis dan karena itu dapat
diobati sebagai kondisi medis, dan dengan demikian
menjadi subyek studi medis, diagnosis, pencegahan
atau pengobatan .
• Medikalisasi dapat didorong oleh bukti atau hipotesis
baru tentang kondisi; dengan mengubah sikap sosial
atau pertimbangan ekonomi ; atau dengan .… next
PRAKTIK MEDIKALISASI 2
• …. Pengembangan pengobatan atau perawatan baru.
• Medikalisasi dipelajari dari perspektif sosiologis dalam
hal peran dan kekuatan profesional, pasien, dan
perusahaan juga implikasinya bagi orang biasa yg
identitas diri dan keputusan hidupnya mungkin
bergantung pada konsep kesehatan dan penyakit yg
berlaku.
• Karena medikalisasi adalah proses sosial dimana suatu
kondisi menjadi penyakit medis yg butuh pengobatan,
medikalisasi dapat dipandang sebagai manfaat bagi
masyarakat manusia. Next …
PRAKTIK MEDIKALISASI 3
• Karena medikalisasi adalah proses sosial dimana
suatu kondisi menjadi penyakit medis yang butuh
pengobatan, medikalisasi dapat dipandang sebagai
manfaat bagi masyarakat manusia. Menurut
pandangan ini, identifikasi suatu kondisi sebagai
penyakit akan mengarah pada pengobatan, gejala
dan kondisi tertentu, yang akan meningkatkan
kualitas hidup secara keseluruhan.
B. Tinjauan Sejarah
• Pada 1970an, Thomas Szasz, Peter Conrad, dan Irving
Zola memelopori istilah medikalisasi untuk … next
PRAKTIK MEDIKALISASI 4
• … menggambarkan fenomena penggunaan obat-obatan
untuk mengobati cacat mental yg ternyata tidak
bersifat medis maupun biologis.
• Para sosiologi ini percaya bahwa medikalisasi adalah
upaya oleh kekuatan pemerintahan yg lebih tinggi untuk
campur tangan lebih lanjut dalam kehidupan warga
negara biasa. Mereka percaya medikalisasi menjadi alat
dari masyarakat kapitalis yg menindas yg bertekad
untuk memajukan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi
dengan menyamarkan penyebab penyakit sebagai
semacam racun yg dapat dilawan secara kimiawi.
Medikalisasi Tubuh Perempuan dalam
Kebijakan Kesehatan Reproduksi 1
• Kebijakan kesehatan reproduksi dalam UU No. 36
tahun 2009 tentang Kesehatan ditemukan adanya
tekanan yg berlebihan pada wacana tubuh
perempuan sebagai tubuh medis.
• Perempuan dimaknai sebagai tubuh, itu pun hanya
sebatas tubuh medis. Perempuan dimaknai sebagai
tubuh, itupun hanya sebatas tubuh biologis, dan
secara lebih spesifik adalah kandungan.
• Next …
Medikalisasi Tubuh Perempuan dalam
Kebijakan Kesehatan Reproduksi 2
• Mengacu pada pemikiran Simone de Beauvior, hal ini
menunjukan bahwa perempuan diposisikan sebagai
“liyan” (the other) dalam kebijakan kesehatan
reproduksi. Ke-liyan-an perempuan terkait dengan
tubuh biologis sebagai produk pemusatan dari
pengetahuan dan kebenaran yg dibangun oleh
dominasi ideologi medis dan patriarki yg sangat
maskulin, tidak memberi ruang dan peluang bagi
perempuan untuk melakukan proses transidensi bagi
tubuh dan seksualitas mereka.
Medikalisasi Tubuh Perempuan dalam
Kebijakan Kesehatan Reproduksi 3
• Perempuan sebagai tubuh medis bagi Ivan Illich
merupakan bagian dari medikalisasi tubuh, dalam hal
ini adalah medikalisasi tubuh perempuan, dimana
perempuan tidak memiliki otonomi, kontrol dan
kendali atas tubuh, seksualitas dan kesehatan
reproduksinya.
• Sebaliknya perempuan dikondisikan untuk
tergantung, ditentukan serta dikontrol pihak lain yg
dianggap berwenang.
• Pencantuman “ijin suami”, atau dengan …. next
Medikalisasi Tubuh Perempuan dalam
Kebijakan Kesehatan Reproduksi 3
• “pasangan yg sah” dalam pasal=pasal yg mengatur
kesehatan reproduksi dalam UU Kesehatan merupakan
“tacit knowledge” yg berlatar belakang kuatnya dominasi
ideologi patriarki.
• Pemikiran Simone de Beauvoir dan Ivan Illich serta
beberapa pemikir lainnya, digunakan untuk menganalisis
secara kritis sekaligus mendekonstruksi pola pikir
(mindset), paradigma dan perspektif kebijakan
pembangunan kesehatan reproduksi yang mempengaruhi
upaya peningkatan kualitas kesehatan reproduksi
perempuan serta penurunan Angka Kematian Ibu (AKI).
TERIMAKASIH
SELAMAT BELAJAR
isti140074553@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai