Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“FAKTOR DETERMINAN DALAM KESEHATAN DAN PELAYANAN KESEHATAN


PRIMER DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN”

Mata Kuliah Pelayanan Kebidanan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan

Dosen Pengampu : Naning Puji Suryantini, SST., Bd., M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Melati Putri Arridhany (202005009)


2. Musyarifah Nurul Ummah A. (202005015)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan begitu
banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal dari pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan sumbangan baik anggapan maupun materi yang
telah mereka kontribusikan.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta ilmu
bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki bentuk maupun
tingkatkan isikan makalah sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang luas dan lebih
baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang
membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 15 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I...............................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

2.1 Pengertian Determinan Kesehatan....................................................................................3

2.2 Teori Blum........................................................................................................................3

2.3 Determinan yang Mempengaruhi Status Kesehatan.........................................................6

2.4 Pelayanan Kesehatan Primer.............................................................................................8

BAB III..........................................................................................................................................16

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16

3.2 Saran................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu Negara.
Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa Negara tersebut memiliki masyarakat yang
juag makmur. Kemakmuran ini didukung oleh banyak factor. Salah satunya adalah kesehatan
lingkungan masyarakat di suatu Negara tersebut. Kesehatan masyarakat adalah ilmu yang
bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjanghidup, dan meningkatkan kesehatan
melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Salah satunya pengorganisasian
pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnose diri dan pengobatan. (IAKMI.
2012)

Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau mampu memiliki kesehatan yang
optimal karena berbagai masalah bersama secara global. Diantaranya adalah kesehatan
lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah, yang menyebabkan tidak terpenuhi
kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.Oleh karena itu
PHC merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi seluruh tahun
2000 sebagai tujuan pembangunan kesehatan semesta dlam mencapai derajat kesehatan yang
optimal.

Di Indonesia bentuk operasional PHC adalah PKMD dengan berlandaskan kepada


garis-garis besar haluan Negara (GBHN) yang merupakan ketetapan MPR untuk
dilaksanakan dengan melibatkan kerjasama lintas sektoral dan instansi-instasi berwenang
dalam mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu determinan kesehatan ?
2. Apa saja faktor-faktor determinan kesehatan?
3. Apa itu pelayanan kesehatan primer (PHC) ?
4. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan primer (pelayanan Ibu dan anak oleh Bidan dan
Dokter Umum)?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang determinan kesehatan.
2. Untuk mengetahui beberapa faktor determinan kesehatan.
3. Untuk mengetahui pengertian tentang pelayanan kesehatan primer (PHC).
4. Untuk mengetahui sistem pelayanan kesehatan primer (pelayanan Ibu dan anak oleh
Bidan dan Dokter Umum).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Determinan Kesehatan


Determinan Kesehatan adalah faktor-faktor yang menentukan dan mempengaruhi
(membentuk) status kesehatan dari individu atau masyarakat.

2.2 Teori Blum


Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan.
Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga
spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini
diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh H.L Blum menjelaskan
ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat
faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan. Keempat
faktor tersebut terdiri dari;

1. Faktor perilaku/gaya hidup (life style)


2. Faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya)
3. Faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya)
4. Faktor genetik (keturunan)

Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan


perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku
manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi,
disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih
dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga
sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.

Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing faktor
saling keterkaitan berikut penjelasannya :

1. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan
penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih
dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga
kesehatannya. Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu
misi Indonesia Sehat. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang memiliki
kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan
masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan
budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.

Beberapa kegiatan yang mungkin kita lakukan seperti: berolah raga, tidur,
merokok, minum, dll. Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang bagus dari sejak
awal, hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh. Sekali-kali atau
dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lama, kita bebas melakukan
kebiasaan-kebiasaan harian. Namun, bagaimanapun juga sikap yang tidak berlebihan
merupakan suatu keharusan agar benar-benar sehat. Tubuh kita memerlukan tidur,
olah raga, dan rutinitas yang sehat dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan
kesejahteraannya.

2. Lingkungan

Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi


fisik.Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber
berkembangnya penyakit. Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita.
Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara,
air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi
tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.

Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan.


Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi
individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan
sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.

3. Pelayanan kesehatan
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat
membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya
untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama
untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat.
Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti
ditingkatkan.

Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat


sangat besar perananya.sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang
membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat
sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan
dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan.Utamanya program-
program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka
banyak yang jatuh sakit.

Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare,


demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti
jantung karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya. Penyakit itu dapat dengan
mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga
kondisi lingkungan dan kesehatannya.

4. Genetik

Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.Oleh sebab itu
kita harus terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu
berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.

Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa
inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang.Namun
masih banyak saja anak Indonesia yang status gizinya kurang bahkan buruk.Padahal
potensi alam Indonesia cukup mendukung.oleh sebab itulah program penanggulangan
kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan.
Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan
berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan
cepat dapat tertangani.

2.3 Determinan yang Mempengaruhi Status Kesehatan

Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya 4
determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau
masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap
kesehatan adalah: a). lingkungan, b). perilaku, c). pelayanan kesehatan, dan d).keturunan
atau herediter. Keempat determinan tersebut adalah determinan untuk kesehatan
kelompok atau komunitas yang kemungkinan sama di kalangan masyarakat. Akan tetapi
untuk kesehatan individu, disamping empat faktor tersebut,  faktor internal individu juga
berperan, misalnya : umur, gender, pendidikan, dan sebagainya, disamping faktor
herediter. Bila kita analisis lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya adalah
semua faktor diluar kehidupan manusia, baik secara individual, kelompok, maupun
komunitas yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan manusia
itu. Hal ini berarti, disamping determinan-determinan derajat kesehatan yang telah
dirumuskan oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi atau
menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.

1. Faktor makanan

Makanan merupakan faktor penting dalam kesehatan kita. Bayi lahir dari
seorang ibu yang telah siap dengan persediaan susu yang merupakan makanan
lengkap untuk seorang bayi. Mereka yang memelihara tubuhnya dengan makanan
yang cocok, menikmati tubuh yang benar-benar sehat. Kecocokan makanan ini
menurut waktu, jumlah, dan harga yang tepat. Hanya saat kita makan secara
berlebihan makanan yang tidak cocok dengan tubuh kita, maka tubuh akan bereaksi
sebaliknya. Sakit adalah salah satu reaksi tubuh, dan bila kemudian dicegah atau
dirawat dengan benar, tubuh kembali sehat. Penyakit merupakan peringatan untuk
mengubah kebiasaan kita. Perlu diingat selalu bahwa tubuh kita hanya memerlukan
makanan yang tepat dalam jumlah yang sesuai.
2. Pendidikan atau tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan


seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan
menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatannya. Pendidikan juga
secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam menjaga
kesehatannya. Biasanya, orang yang berpendidikan (dalam hal ini orang yang
menempuh pendidikan formal) mempunyai resiko lebih kecil terkena penyakit atau
masalah kesehatan lainnya dibandingkan dengan masyarakat yang awam dengan
kesehatan.

3. Faktor sosioekonomi

Faktor-faktor sosial dan ekonomi seperti lingkungan sosial, tingkat


pendapatan, pekerjaan, dan ketahanan pangan dalam keluarga merupakan faktor yang
berpengaruh besar pada penentuan derajat kesehatan seseorang. Dalam masalah gizi
buruk misalnya, masyarakat dengan tingkat ekonomi dan berpendapatan rendah
biasanya lebih rentan menderita gizi buruk. Hal tersebut bisa terjadi karena orang
dengan tingkat ekonomi rendah sulit untuk mendapatkan makanan dengan nilai gizi
yang bisa dibilang layak.

4. Latar belakang budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan


individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan
pribadi. Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki beribu-ribu
suku dengan adat istiadat yang berbeda-beda  pula. Sebagian dari adat istiadat
tersebut ada yang masih bisa dibilang “primitif” dan tidak mempedulikan aspek
kesehatan.Misalnya saja, pada suku Baduy yang tidak memperbolehkan masyarakat
menggunakan alas kaki.

5. Usia
Setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon yang
berbeda-beda terhadap perubahan kesehatan yang terjadi.

6. Faktor emosional

Setiap pemikiran positif akan sangat berpengaruh, pikiran yang sehat dan
bahagia semakin meningkatkan kesehatan tubuh kita. Tidak sulit memahami
pengaruh dari pikiran terhadap kesehatan kita.Yang diperlukan hanyalah usaha
mengembangkan sikap yang benar agar tercapai kesejahteraan.

7. Faktor agama dan keyakinan

Agama dan kepercayaan yang dianut oleh seorang individu secara tidak
langsung mempengaruhi perilaku kita dalam berperilaku sehat.Misalnya, pada agama
Islam.Islam mengajarkan bahwa “anna ghafatul minal iman” atau “kebersihan adalah
sebagian dari iman”. Sebagai umat muslim, tentu kita akan melaksanakan perintah
Allah SWT. untuk berperilaku bersih dan sehat.

2.4 Pelayanan Kesehatan Primer


2.4.1 Definisi

Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care) diterjemahkan sebagai


sejumlah “pelayanan kesehatan esensial yang secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan, dapat diterima secara social, dapat diakses oleh setiap
individu/keluarga, diselenggarakan dengan peran serta masyarakat, secara ekonomis
dapat ditanggung oleh masyarakat dan Negara, disertai dengan semangat kemandirian
(self reliance dan self-determintation)”. Primary health care merupakan tingkat pertama
kontak individu, keluarga, dan masyarakat dengan sistem kesehatan nasional sehingga
membawa pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan tempat tinggal maupun tempat
kerja. Jenis-jenis pelayanan tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Pengobatan penyakit-penyakit umum dan cedera


b. Pelayanan gigi
c. Penyediaan obat essensial
d. Laboratorium dasar dan radiologi
e. Vaksinasi: TBC, hepatitis-B, polio, difteri, tetanus, pertussis, dan campak
f. Antenatal Care (ANC)
g. Penimbangan balita dan penanganan kurang gizi
h. Pengobatan diare pada anak
i. Pengendalian penyakit menular

Batasan Definisi Layanan Primer :

a. Merupakan tempat bagi pasien dengan masalah kesehatan yang luas


b. Gate Keeper bagi pasien ketika memasuki sistem kesehatan
c. Memfasilitasi hubungan antara klinisi dan pasien/keluarga/komunitas/keterlibatab
dalam pengambilan keputusan
d. Pelayanan promotif dan preventif
e. Membutuhkan tim profesi kesehatan (dokter, perawat, asisten) yang memiliki
kemampuan biomedik dan kompetensi social
f. Membutuhkan sumberdaya dan investasi yang cukup

World Health Organization (Tecnival Brief,2008) menyatakan bahwa jenis-jenis


pelayanan primer diterapkan atas dasar kondisi epidemiologi suatu negara. Pendidikan
kesehatan :

a. Kesehatan lingkungan
b. Kesehatan makanan (Food Safety)

2.4.2 Prinsip Pelayananan Kesehatan Primer

Prinsip Pelayanan Primer (Primary Health Care-PHC) di Indonesia (2008) :

a. UKP (Usaha Kesehatan Perseorangan)


b. UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat)
c. UKW (Usaha Kesehatan Wilayah)

Selanjutnya ketiga prinsip PHC (Prinsip Pelayanan Primer) tersebut menitikberatkan


kepada 5 sektor pelayanan :

a. Pemerataan Upaya Kesehatan


Perawatan primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah
kesehatan utama dalam masyarakat harus diberikan sama bagi semua individu
tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau
pedesaan dan kelas social
b. Penekanan Pada Upaya Preventif

Upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan


memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta individu agar
berperilaku sehat serta mencegah terjangkitnya penyakit

c. Penggunaan Teknologi Tepat Guna Dalam Upaya Kesehatan

Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak


dan diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold
storage)

d. Peran Serta Masyarakat Dalam Semangat Kemandirian


- Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal
dari lokal, nasional, dan sumber daya yang tersedia lainnya
- Partisipasi masyarakat, individu, dan keluarga bertanggung jawab atas
kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka dan
mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam pembangunan
masyarakat
- Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuuhan atau selama
pelaksanaan. Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkunganm kabupaten
atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan
atau desa karena masalah heterogenitas yang minim
e. Kerjasama Lintas Sektoral Dalam Membangun Kesehatan

Kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam sektor


kesehatan formal, sektor lain yang sama pentingnya dalam mempromosikan
kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-
kurangnya; pertaniann(misalnya keamanan makanan), pendidikan, komunikasi
(misalnya menyangkut masalah kesehatan yang berlaku dan metode pencegahan
dan pengontrolan mereka), perumahan, pekerjaan umun (misalnya menjamin
pasukan yang cukup dari air bersih dan sanitasi dasar), pembangunan pedesaan,
industry, organisasi masyarakat (termasuk Panchayats atau pemerintah daerah,
organisasi-organisasi sukarela, dll).

2.4.3 Pelayanan kesehatan primer dalam Sistem Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan primer dalam Sistem Pelayanan Kesehatan Nasional disebut


juga dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Dalam konteks ini lebih banyak
dibahas dari fayankes primer yang dimiliki pemerintah, yaitu puskesmas yang diatur
didalam Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. Selain Puskesmas
pelayanan fasyankes primer didalam sistem pelayanan kesehatan juga meliputi klinik,
praktek dokter/dokter gigi, apotik, dan laboratorium (milik swasta).

Pelayanan kesehatan dasar oleh Puskesmas mengalangi perkembangan yang


dinamis dari waktu ke waktu.

1. Pertama adalah “18 program pokok” yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas.
Kedelapan belas program pokok tersebut adalah sebagai berikut :
a) Program kesehatan ibu dan anak (KIA)
b) Program keluarga berencana (KB)
c) Program gizi
d) Program pengobatan
e) Program pemberantasan penyakit
f) Program kesehatan lingkungan
g) Program perawatan kesehatan masyarakat
h) Program usaha kesehatan sekolah (UKS)
i) Program usia lanjut
j) Program kesehatan kerja
k) Program kesehatan gigi dan mulut
l) Program kesehatan jiwa
m) Program kesehatan mata
n) Program penyukuhan kesehatan masyarakat
o) Program penanganan gawat darurat
p) Program kesehatan olahraga
q) Program laboratorium sederhana
r) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).

Ke-18 pelayanan tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

(1) Pelayanan pengobatan


(2) Pelayanan kesehatan masyarakat
(3) Sistem informasi untuk menunjang pelayanan

2. Kedua, adalah lima jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh Puskesmas secara
terpadu dalam mendukung kegiatan Posyandu.
Lima pelayanan tersebut, yaitu :
(1) KB
(2) KIA (antenatal care, imunisasi tetanus toksoid (TT), pil besi dan nasihat gizi)
(3) Imunisasi bayi/balita
(4) Gizi (distribusi kartu menuju sehat (KMS)), penimbangan, pemberian makanan
tambahan (PMT) penyuluhan dan PMT pengobatan
(5) Pengobatan diare, utamanya pemberian oralit
3. Ketiga, dalam Permenkes No.75/2014 ditetapkan 23 jenis pelayanan yang dilakukan
oleh Puskesmas, terdiri dari 6 pelayanan kesehatan masyarakat (PKM) essensial, 8
PKM pengembangan dan 9 pelayanan kesehatan perorangan (PKP). Tidak semua
jenis pelayanan tersebut bersifat esensial dasar.
4. Keempat, dalam UU No.23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, sitetapkan bahwa
daerah bertanggung jawab melaksanakan sejumlah pelayanan dasar yang disebut
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Standar Pelayanan Minimal meliputi 6 bidang
dan untyk bidang kesehatan ada 12 pelayananyang dimasukkan sebagai SPM
kesehatan. Sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.2/2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal, SPM bidang kesehatan tersebut ditetapkan dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 43/016 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang
kesehatan. Sebagian besar kegiatan dalam SPM adalah upaya kesehatan masyarakat
yang dilaksanakan di luar gedung dan memerlukan keterlibatan aparat kecamaatan
dan desa, serta keterlibatan masyarakat.
5. Kelima, dalam rangka menerapkan paradigm pendekatan keluarga, Kemenkes
menetapkan kebijakan Program Indonesia Sehat melalui Pendekaran Keluarga
(PISPK). Bentuk pelaksanaan program ini adalah kunjungan rumah oleh staf
Puskesmas dan melakukan pencatatan tentang beberapa masalah kesehatan penting
yang terdiri dari 12 indikator sebagai berikut :
a) PUS dalam rumah tangga tersebut sudah menjadi akseptor KB
b) Persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan
c) Balita sudah mendapat imunisasi lengkap
d) Bayi diberikan ASI eksklusif
e) Anak balita ditimbang untuk pemantauan gizi dan pertumbuhannya
f) Penderita TBC diobati
g) Penderira hipertensi diobati
h) Penderita gangguan jiwa dipelihara oleh keluarga tersebut
i) Tidak ada anggota keluarga yang merokok
j) Mempunyai akses terhadap air bersih
k) Memiliki jambam
l) Menjadi peserta JKN

2.3.5 Sistem pelayanan kesehatan primer (pelayanan Ibu dan anak oleh Bidan dan
Dokter Umum)
A. Sistem PHC oleh Bidan
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mengembangan dan
mengimplementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan
2. Kerjasama dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan
derajat kesehatan
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasardan tknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat
B. Sistem PHC oleh Dokter Umum
1. Harus dapat melayani agar terjamin keadilan dalam bidang kesehatan:
 Mengobati sesuai dengan masalah kesehatannya
 Menjawab apa yang menjadi kebutuhan pasien
 Memberi perhatian lebih banyak pada pasien yang pertama kali mengunjungi
PHC untuk menggali risiko kesehatan lainnya
 Mencatat risiko kesehatan yang ada dan menatalaksana sedini dan setepat
mungkin
 Pelayanan kesehatan terjangkau oleh masyarakat
 Bekerjasama dengan lintas sektoral dan sumber daya
2. Harus dapat melaksanakan pelayanan kesehatan dengan prinsip ‘patientcentered’:
 Menyadari bahwa setiap orang berbeda secara bio-psiko-sosio-cultural
 Menitik beratkan pada kebutuhan kesehatan
 Pelayanan yang komprehensif, bersinambung dan individu
 Memahami determinan kesehatan yang terjadi pada pasien
 Menguasai ketrampilan komunikasi efektif dalam suasana lintas budaya
sekalipun
 Menghargai perbedaan persepsi mengenai kesehatan, namun mampu
menyamakan persepsi mengenai penatalaksanaan
 Bertanggung jawab pada kesehatan semua siklus kehidupan
 Mengajak masyarakat untuk menatalaksana kesehatan dirinya dan
komunitasnya
3. Harus dapat melaksanakan pelayanan pencegahan dalam semua tingkat
 Mengidentifikasi dan melaksanakan kegiatan pelayanan pencegahan primer
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
 Melaksanakan pelayanan pencegahan sekunder pada gejala yang timbul
 Melaksanakan pelayanan pencegahan tersier pada penyakit yang telah ada
 Melaksanakan pelayanan pencegahan kuartier pada pasien yang telah terbebas
dari penyakit
4. Harus dapat membangun jaringan kerja demi kepentingan pelayanan kesehatan:
 Membangun relasi dengan kader kesehatan di komunitasnya
 Memiliki hubungan dengan Rumah Sakit, terutama fasilitas pasien untuk
konsultasi dan rujukan
 Memiliki hubungan baik dengan Dinas Kesehatan setempat , terutama dalam
pengadaan obat, bahan habis pakai, dsb.
 Membangun relasi dengan yayasan atau insitusi lain yang memiliki kegiatan
untuk peningkatan derajat kesehatan
 Merupakan bagian dari kegiatan pengembangan profesional tenaga medik dan
kesehatan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap
aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi keadaan
lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari,
bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positifyang menekankan
pada sumber-sumber sosial dan personal. Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki
kondisi lingkungan yang buruk, dan juga hal-hal yang dapat mempengaruhi status
kesehatan. Seperti dengan cara memperbaiki 4 aspek utama determinan kesehatan, yaitu
genetik, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.

Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka
sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri
(self reliance) dan menentukan nasib sendiri (Self determination).

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi
pembaca pada umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI., (2009) Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2,
Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia; dr Suryani Yulianti, M.Kes,


https://pspk.fkunissula.ac.id 2019

Kajian Sektor Kesehatan Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan; Kementrian Perencanaan


Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2019.

Anda mungkin juga menyukai