MAKALAH
PENERAPAN EVIDENCE BASED DALAM PRAKTIK KEBIDANAN PADA
MASA NIFAS DAN MENYUSUI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis
dapatmenyelesaikan makalah dengan judul “Penerapan Evidence Based
Dalam Praktik Kebidanan Pada Masa Nifas Dan Menyusui” tepat pada
waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidak lah lain adalah
untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban pada matakuliah “Evidence
Based Dalam Praktik Kebidanan” serta merupakan bentuk tanggung jawab
langsung penulis pada tugas yang diberikan. Pada kesempatan ini, penulis
juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun
tidaklangsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun
sadar bawasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan dari para pembaca
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak
sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu
yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca,
ataupun seluruhnya. Amiin ya Rabbal ‘alamin.
Penulis
ii
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 4
C. Tujuan.......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Evidence Based Practice...........................................................5
B. Manfaat Evidence Based Practice .............................................................5
C. Karakteristik Evidence Based Practice ......................................................6
D. Etika Pemanfaatan Evidence Based Practice ...........................................6
E. Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan evidance based practic.......7
F. Based practice masa nifas berdasarkan kajian jurnal ...........................8
G. Konseling dan pendampingan suami selama pemberian ASI ..............9
H. Pijat oksitosin..........................................................................................10
iii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampi
pulihnya kembali alat-alat kandungan seperto sebelum hamil. Lamanya masa nifas
ini yaitu kirakira 6-8 minggu. (Abidin, 2011) Tahap-tahap masa nifas meliputi :
puerperium dini, puerperium intermedial, remot puerperium.
Tidak dapat dipungkiri bahwa periode nifas adalah masa yang beresiko
terhadap ibu dan bayi baru lahir, namun mendapat perhatian yang sangat sedikit
oleh petugas kesehatan, tidak sebesar pada masa hamil dan melahirkan. Hal yang
sama juga terjadi di Indonesia, dimana cakupan kunjungan nifas hanya mencapai
86,64%, sementara cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 90,88%
Fakta lain menyebutkan bahwa dari 30 negara sedang berkembang yang
disurvey sejak tahun 1999 – 2004, terdapat 40% ibu melahirkan yang tidak pernah
memperoleh perawatan nifas.Di antara ibu melahirkan di luar fasilitas kesehatan,
ratarata lebih dari 70% tidak menerima perawatan postpartum. Di antara semua
ibu yang menerima perawatan postpartum, 57% diperoleh dari tenaga kesehatan
dan sisanya menerima perawatan dari dukun bersalin tradisional (Traditional Birth
attendance / TBA) sebesar 36% dan dari sumber lainnya sebesar 7%.
Perdarahan dan infeksi setelah proses persalinan menjadi penyebab
banyak kematian ibu, sementara kelahiran prematur, asfiksia dan infeksi berat
berkontribusi pada dua pertiga dari semua kematian neonatal. Perawatan yang
tepat di jam-jam pertama dan hari-hari setelah melahirkan dapat mencegah
sebagian besar kematian ini. WHO merekomendasikan agar para ahli kesehatan
yang terampil menghadiri semua kelahiran, untuk memastikan hasil terbaik bagi
ibu dan bayi yang baru lahir
Namun, sebagian besar wanita masih kurang peduli. Rata-rata, penolong
kelahiran terampil mencakup 66% kelahiran di seluruh dunia, dan beberapa
bagian Afrika dan Asia memiliki tingkat cakupan yang jauh lebih rendah. Fakta
bahwa dua pertiga kematian ibu dan bayi baru lahir terjadi pada dua hari pertama
setelah kelahiran membuktikan kurangnya perawatan.
Karena permasalahan tersebut, pelayanan kesehatan harus lebih
ditingkatkan menjadi lebih baik. Cara yang dilakukan salah satunya dengan
menerapkan evidence based practice, dimana semua tindakan didasarkan pada
bukti penelitian yang telah dilakukan. Tujuan dari evidence base pada masa nifas
4
yaitu untuk mengetahui kesejahteraan ibu dan bayi, baik dari kesehatan,
kebersihan, nutrisi, pemberian ASI, tanda bahaya masa nifas dan perdarahan. Hal
ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dan ibu nifas
beserta bayi dapat sehat dan terhindar dari kematian.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya melakukan pelayanan kesehatan berdasarkan
evidence based practice.
2. Untuk mengetahui mengetahui kesejahteraan ibu dan bayi, baik dari
kesehatan, kebersihan, nutrisi, pemberian ASI, tanda bahaya masa nifas dan
perdarahan.
3. Untuk mengetahui menghasilkan praktik profesi yang optimal.
4. Agar masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang optimal. Untuk
mengetahui apa itu masa nifas
C. Manfaat
1. Memberikan pengetahuan pentingnya melakukan pelayanan kesehatan
berdasarkan evidence based practice.
2. Memberikan kesejahteraan ibu dan bayi, baik dari kesehatan,kebersihan,
nutrisi, pemberian ASI, tanda bahaya masa nifas dan perdarahan.
3. Menghasilkan praktik profesi yang optimal
4. Menjadikan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
optimal
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Postnatal artinya suatu periode yang tidak kurang dari 10 atau lebih dari 28
hari setelah persalinan. Dimana selama waktu itu kehadiran yang continue
dari bidan kepada ibu dan bayi sedang diperlukan bertujuan untuk mendeteksi
dini adanya komplikasi dan penyulit pada masa postnatal.
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan
sehat sempurna baik selama hamil ataupun sempurna berminggu-minggu,
berbulan-bulan atau tahunan.
c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
c. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut Fase
Letting Go. (hari ke 10-akhir masa nifas)
Senam nifas perlu dilakukan oleh ibu pasca melahirkan karena memiliki
manfaat untuk proses involusi uterus dan pengeluaran lokia yang normal.
c. Hasil penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di BPM Kota Cirebon pada
tanggal 01 November 2013 – 31 Desember 2013 dengan responder berjumlah
30 ibu hamil aterm dan ibu menyusui, menunjukan bahwa responder yang
diberi tindakan konseling dan pendampingan suami terdapat 14 orang
(93,30%) yang 17 memberikan kolostrum pada bayinya, sedangkan pada
responder yang tidak diberikan tindakan konseling dan pendampingan suami
10
H. Pijat Oksitosin
Jurnal : Efektifitas Pijat untuk Merangsang Hormon Oksitosin Pada Ibu Nifas
Primipara oleh Murti Ani, Novita Ika Wardani, Septalia Isharyanti 2014.
a. Apakah pijat untuk merangsang hormone oksitosin pada ibu nifas perlu
dilakukan? Perlu
ibu nifas? Karena penyebab kematian ibu pada waktu nifas diantaranya
adalah perdarahan post partum. Upaya untuk mengendalikan terjdinya
perdarahan di tempat plasenta yaitu dengan memperbaiki kontraksi dan
retraksi myometrium yang kuat dengan pijatan yang merangsang
pengeluaran oksitosin. Serta, pemberian ASI saat ini masih terhalang
dengan banyaknya kendala, diantaranya adalah produksi ASI yang kurang
lancar.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6-8 minggu. Tahap-tahap masa nifas meliputi : puerperium
dini, puerperium intermedial, remot puerperium. Tujuan dari evidence base pada
masa nifas yaitu untuk mengetahui kesejahteraan ibu dan bayi, baik dari
kesehatan, kebersihan, nutrisi, pemberian ASI, tanda bahaya masa nifas dan
perdarahan
Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan sebaagai asuhan kebidanan
berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang
sistematis. Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Based
antara lain:
1. Keamanan bagi tenaga kesehatan karena intervensi yang dilakukan
berdasarkan bukti ilmiah.
2. Meningkatkan kompetensi (kognitif).
3. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai professional dalam memberikan
asuhan yang bermutu.
4. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar sesuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Based practice dari kajian jurnal yang bisa diterapkan dalam pelayanan
asuhan kebidanan nifas dan menyusui, yaitu:
1. Analisis masukan dan proses asuhan pelayanan nifas oleh bidan pelaksana.
2. Konseling dan pendampingan Suami agar menemani ibu saat memberi ASI
pertama kalinya.
3. Pemberian KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) untuk persiapan persalinan
dan nifas.
4. Dianjurkannya pijat oksitosin pada ibu nifas primipara.
5. Melakukan senam nifas
6. Melakukan tujuh kontak konseling laktasi.
B. Saran
13
Dewasa ini penerapan asuhan pada ibu nifas sangat diperlukan karena
sangat membantu ibu dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu ketika
mengalami kesulitan dalam mengasuh bayinya. Serta, dengan adanya konseling
masa nifas ibu menjadi lebih memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan,
pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya kelainan-kelainan yang dapat
membahayakan ibu dan bayi. Sehingga diharapkan setiap bidan maupun tenaga
kesehatan yang lainnya dapat melakukan asuhan pada ibu nifas dan menyusui
dengan benar. Serta untuk mahasiswa kebidanan diharapkan dapat belajar
tentang betapa pentingnya asuhan kebidanan untuk ibu nifas dan menyusui.
14
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Yuri dan Risneni. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui,
Dilengkapi dengan Evidence Based Practice dan Daftar Tilik Asuhan Nifas. Jakarta:
TIM.