Dosen : sutriyani
MAKALAH
Di susun oleh:
Kelompok IV
Kelas C
1. Hirnanti 6. Mirayanti
2. Sugiahyuni 7. Sohra
3. Aminah 8. Sri wahyuni
4. A sarwindah 9. Santi Inan M
5. Fitriah Idris
Kelompok IV
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB IPENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................6
A.PENGERTIAN.........................................................................................................6
1. Evidence Based.....................................................................................................6
2.Kontrasepsi............................................................................................................7
3.Kesehatan Reproduksi..........................................................................................7
B.Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan.........................8
C.Evidence Based Dalam Pelayanan Kebidanan.......................................................8
1. Lotus Birth............................................................................................................8
2. Gentle Birth........................................................................................................12
3. Water birth.........................................................................................................12
D. AlatKontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan Progestin / Intra Uterine
System (IUS) 12
BAB IIIPENUTUP.........................................................................................................17
A. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya
ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih
relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini
telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban
pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi
rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10
Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan
kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
Berdasarkan data dari SDKI 2002 – 2003, angka pemakaian
kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) mengalami peningkatan
dari 57,4% pada tahun 1997 menjadi 60,3% pada tahun 2003. Pada 2015
jumlah penduduk Indonesia hanya mencapai 255,5 juta jiwa. Namun, jika
terjadi penurunan angka satu persen saja, jumlah penduduk mencapai
264,4 juta jiwa atau lebih. Sedangkan jika pelayanan KB bisa ditingkatkan
dengan kenaikan CPR 1%, penduduk negeri ini sekitar 237,8 juta jiwa
(Kusumaningrum dalam Andy, 2011).
Pada awal tahun 70-an seorang wanita di Indonesia rata-rata
memiliki 5,6 anak selama masa reproduksinya. Hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan angka TFR (Total Fertility
Rate) pada periode 2002 sebesar 2,6 artinya potensi rata–rata kelahiran
oleh wanita usia subur berjumlah 2-3 anak. Pada tahun 2007, angka TFR
stagnan pada 2,6 anak. Sekarang ini di samping keluarga muda yang
ketat membatasi anak, banyak pula yang tidak mau menggunakan KB
dengan alasan masing-masing seperti anggapan banyak anak banyak
rezeki. Artinya ada dua pandangan yang berseberangan, yang akan
4
berpengaruh pada keturunan atau jumlah anak masing-masing
(Kusumaningrum dalam Andy, 2011).
Menurut SDKI 2002-2003 Pada tahun 2003, kontrasepsi yang
banyak digunakan adalah metode suntikan (49,1 %), pil (23,3 %),
IUD/spiral (10,9 %), implant (7,6 %), MOW (6,5 %), kondom (1,6 %), dan
MOP (0,7 %) (Kusumaningrum dalam Andy, 2011).
Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun
perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi
setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi
yang cocok untuk dirinya. Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah salah satu
jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar akseptor KB memilih
dan membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang
tersedia.
Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara
lain faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan,
pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan
(status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek
samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan
keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya
juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan
setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang
berbeda-beda.
5
B. Rumusan Masalah
1 Apakah pengertian Evidence Based ?
2 Apa Saja RuanglingkupKesehatanReproduksi ?
3 Bagaimana Evidance Based DalamPelayananKebidanan?
C. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Evidance Based
DalampelayananKesehatanreproduksidan KB
2) Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian Evidence Based
2. Mengetahui RuanglingkupKesehatanReproduksi
3. Memahami Evidance Based DalamPelayananKebidanan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
1. Evidence Based
Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak
lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua
harus berdasarkan bukti dan bukti inipun tidak sekedar
bukti.Tapi bukti ilmiah terkini yang bisa dipertanggungjawabkan.
Evidence Based Midwifery atau yang lebih dikenal dengan
EBM adalah penggunaan mutakhir terbaik yang ada secara
bersungguh sungguh, eksplisit dan bijaksana untuk
pengambilan keputusan dalam penanganan pasien
perseorangan (Sackett et al,1997).
Evidenced Based Midwifery (EBM) ini sangat penting
peranannya pada dunia kebidanan karena dengan adanya
EBM maka dapat mencegah tindaka – tindakan yang tidak
diperlukan/tidak bermanfaat bahkan merugikan bagi
pasien,terutama pada proses persalinan yang diharapkan
berjalan dengan lancar dan aman sehingga dapat menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
7
adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan
menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan klinis.
2. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah pencegaha terbuahinya sel telur oleh
sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur
yang telah dibuahi ke dinding rahim (Taufan Nugroho dkk,
2014) keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas (BKKBN, 2015).Pasangan usia subur berkisar
antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih
organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini
8
dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda
ataucerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat
menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan
angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk
meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang
akan datang (Manuaba.2015).
3. KesehatanReproduksi
9
C. Evidence Based Dalam Pelayanan Kebidanan
a. Lotus Birth
LotusBirth adalah metode persalinan tanpa memotong tali
pusat setelah bayi lahir dan membiarkan tali pusat keluar
secara utuh.
Lotus Birth, atau tali pusat yang tidak dipotong, adalah
praktek meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir
secara utuh, daripada ikut menghalangi proses fisiologis normal
dalam perubahan Wharton’s jelly yang menghasilkan
pengkleman internal alami dalam 10-20 menit pasca
persalinan.
Sementara didalam buku Gentle Birth (2011) Yesie
menyebutkan bahwa LotusBirth adalah metode melahirkan
tanpa memotong tali pusat setelah bayi lahir dan membiarkan
tali pusat keluar secara utuh.Plasenta dibiarkan dan menunggu
sampai tali pusat kering hingga akhirnya terlepas dari bayi
secara alami,umumnya akan terlepas antara 3-10 hari.
Dalam lotusbirth dibutuhkan sekitar 3-7 hari bagi tali pusat
untuk kering dan ini lebih cepat kering dibandingkan dengan tali
pusat yang dipotong segera setelah lahir. WHO :"Penundaan
pengkleman (atau tidak sama sekali diklem) adalah cara
fisiologis dalam perawatan tali pusat,dan pengkleman tali pusat
secara dini merupakan intervensi yang masih memerlukan
pembuktian lebih lanjut" (Aprilia,2011:269).
Dr.Sarah Bucley mengatakan bayi akan menerima
tambahan 50-100ml darah yang dikenal dengan transfuse
plasenta. Darah ini mengandung zat besi, sel darah merah sel
induk,sel batang dan bahan gizi lain, yang akan bermanfaat
bagi bayi dalam tahun pertama kehidupannya. Hilangnya 30ml
darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan hilangnya 600ml
darah untuk orang dewasa. LotusBirth jarang dilakukan
dirumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah
10
bersalin, sehingga proses bounding attachment antara ibu dan
bayi dapat dilakukan,hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan
bayi yang baru lahir
Menurut Yesie (2011) setiap ibu memiliki alasan sendiri.
Berikut ini adalah beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus
Birth:
11
plasenta, talipusat, dan bayi sehingga'tidak ada
luka terbuka);
11) Kemungkinan menurunkan waktu
penyembuhan luka pada perut (adanya luka
membutuhkan waktu untuk penyembuhan.
Sédangkan jika tidak ada luka, waktu
penyembuhan akan minimal).
A. Manfaat Lotus Birth
Manfaat dilakukannya Lotus Birth diantaranya:
1) Tali pusat dibiarkan sehingga memungkinkan
terjadinya perpanjangan aliran darah ibu kejanin;
2) Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat şampai ke
bayi sebelum bayi benar - benar dapat 'mulai
bernafas sendiri;
3) Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk
menangis segera setelah lahir;
4) Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran
sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang lebih
lama untuk bounding attachmént.
5) Rata - rata waktu yang dibutuhkan untuk terlepasnya
tali pusat bila tali pusat dipotong segera, 9,56 hari,
ketika berhenti berdenyut 7,16 hari, dan dibiarkan
3,75 hari (Frisca,2012).
B. Cara Pelaksanaan Lotus Birth
1) Bila bayi lahir, biarkan talipusat utuh.
2) Jika tali pusat berada sekitar leher bayi, cukup angkat tali
tersebut, letakkan bayi di perut ibu untuk bonding atachment
dan IMD.
3) Tunggu lahirnya plasenta secara alami.
4) Ketika plasenta lahir, tempatkan pada mangkuk di dekat ibu.
Tunggu transfuse penuh darah dari pusat kebayi sebelum
menangani plasenta.
12
5) Hati – hati dalam mencuci plasenta yaitu dengan
menggunakan air hangat dan tepuk – tepuk sampai kering.
Tempatkan plasenta ditempat yang kering
6) Letakkan plasenta pada bahan yang menyerap seperti
sebuah popok atau kain kemudian letakkan dalam tas
plasenta. Gendong bayi dan beri makan kebutuhannya.
7) Pakaikan bayi menggunakan pakaian yang longgar. Bayi
dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta
bersamanya.Meminimalisir pergerakan bayi(Febrina,2012).
C. Kendala Lotus Birth
1) Bidan yang masih sangat kurang pengetahuan tentang
lotus birth,
2) Keadaan ibu yang masih lemas, ibu capek dengan proses
persalinan,
3) Ibu takut dan keadaan bayi yang tidak memungkinkan.
4) Pengetahuan keluarga tentang lotus Birth dan perawatan
plasenta
b. Gentle Birth
Getntle birth adalah konsep persalinan yag santun,
tenang, dan alami yang bertujuan untuk mempersiapkan ibu
hamil agar tetap tenang dan rileks saat melahirkan. Konsep ini
melibatkan praktik senam hamil, olah pernapasan, serta self
hypnosis yang rutin dilakukan sjak awal masa kehamilan
hingga menuju persalinan.
c. Water birth
Persalinan di air (Inggris: waterbirth) adalah proses
persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air
hangat. Melahirkan dalam air (water birth), adalah suatu
metode melahirkan secara normal melalui vagina di dalam air.
Secara prinsip, persalinan dengan metode water birth tidaklah
13
jauh berbeda dengan metode persalinan normal di atas tempat
tidur, hanya saja pada metode water birth persalinan dilakukan
di dalam air sedangkan pada persalinan biasa dilakukan di atas
tempat tidur. Perbedaan lainnya adalah pada persalinan di atas
tempat tidur, calon ibu akan merasakan jauh lebih sakit jika
dibandingkan dengan persalinan menggunakan metode water
birth. Ada yang mengatakan persalinan dengan water birth
dapat mengurangi rasa sakit hingga mencapai 40-70%.
B. Efektifitas
Sangat efektif, yaitu 0,5 – 1 kehamilan per100 perempuan
selama 1 tahun pertama penggunaan.
C. Keuntungan Kontrasepsi
1) Efektif dengan proteksi jangka panjang(satu tahun)
2) Tidak mengganggu hubunagn suami istri
3) Tidak berpengaruh terhadap ASI
4) Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat
5) Efek sampingnya sangat kecil
6) Memiliki efek sistemik yang sangat kecil
14
D. Keuntungan Nonkontrasepsi
1) Mengurangi nyeri haid
2) Dapat diberikan pada usia perimenopause bersamaan
dengan pemberian estrogen, untuk pencegahan hyperplasia
endometrium
3) Mengurangi jumlah darah haid
4) Sebagai pengobatan alternative penggani operasi pada
perdarahan uterus disfungsional dan adenomiosis
5) Merupakan kontrasepsi pilihan utama pada perempuan
perimenopause
6) Tidak mengurangi kerja obat Tuberculosis ataupun obate
pilepsi, karena ÁKDR yang mengandung progestin kerjanya
terutamá local pada endometrium
E. Keterbatasan
1) Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi
genėtalia sebelum pemasangan AKDŘ
2) Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan
pencabutan AKĎR
3) Klien tidak dapat menghentikan sendiri sețiap saat,
sehingga sangat tergantung pada tenaga kesehatan
4) Pada penggunaan jangka panjang dapat menjadi
amenorea
5) Dapat terjadi perforasi uterus padasaat insersi1/1000
kasus)
6) Kejadian kehamilan ektopik relative tinggi
7) Bertambahnya risiko mendapat penyakit radang panggul
sehíngga dapat menyebabkan infertilitas
8) Mahal
9) Progestin sedikit meningkatkan risiko thrombosis sehingga
perlu hati-hati pada perempuan perimenopause. Risiko ini
lebih rendah bila dibandingkan dengan pilkombinasi
15
10)Progestin dapat menurunkan kadar HDL-Kolesterol pada
pemberian jangka panjang sehingga perlu hati-hati pada
perempuan dengan penyakit kardiovaskular
11)Memperburuk perjalanan penyakit kanker payudara
12)Progesti dapat mempengaruhi jenis-jenister
tentuhiperlipidemia
13)Progestin dapat memicu pertumbuhan miom uterus
16
7) Rahim yang sulit digerakkan
8) Riwayat kehamilan ektopik
9) Penyakit trofoblas ganas
10)Terbukti menderita penyakit tuberculosis panggul
11)Kanker genitalia/payudara
12)Sering ganti pasangan
13)Gangguan toleransi glukosa. Progestin menyebabkan
sedikit peningkatan kadargula dan kadar insulin
17
Bila terjadi ekspulsi AKDR, atau keluar cairan yang
berlebihan dari kemaluan, lihat terjadi infeksi atau tidak
Muncul keluhan sakit kepala atausakit kepala makin
parah
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
19
20
DAFTAR PUSTAKA
21