MATERI 1
LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA
I. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini membahas tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga dengan
yang meliputi konsep dasar keluarga yang meliputi definisi, karakteristik, tipe, fungsi,
tahap siklus kehidupan, masalah-masalah yang sering muncul dalam tahap
perkembangan, dasar struktur, keluarga sebagai sentral pelayanan, interaksi sehat-
sakit dan keluarga, karakteristik keluarga sehat dan tiga level prevensi keluarga.
Selain itu, dibahas juga tentang konsep dasar perawatan keluarga dan langkah-
langkah asuhan kebidanan komunitas pada keluarga.
V. URAIAN MATERI
e. Logans, 1979
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen
yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
f. Duvall (1986)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap
anggota keluarga.
g. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
h. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan
darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus
yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
2. Karakteristik Keluarga
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.
d. Mempunyai tujuan :
1) Menciptakan dan mempertahankan budaya
2) Meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota.
3. Tipe Keluarga
a. Keluarga Tradisional (Sussman (1970)
Keluarga yang terbentuk karena sesuai/tidak melanggar norma-norma
kehidupan masyarakat yang secara tradisonal dihormati bersama-sama, yang
terpenting adalah keabsahan ikatan perkawianan.
1) The Nuclear Family (Keluarga Inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami
istri dan anak (kandung atau angkat) yang hidup bersama-sama dalam satu
rumah.
2) The Nuclear Dyad Family, keluarga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak atau anak-anak mereka telah tidak tinggal bersama.
3) Single Parent Family, yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian).
4) Keluarga orang dewasa bujangan (Single Adult Living Alone), keluarga
yang terdiri dari satu orang dewasa laki-laki atau wanita yang hidup secara
membujang.
5) Keluarga tiga generasi (Three Generation Family), keluarga inti ditambah
dengan anak yang dilahirkan oleh anak-anak mereka.
6) Keluarga Usila, keluarga terdiri dari suami istri yang sudah usia lanjut
sedangkan anak sudah memisahkan diri.
7) Kin Network Family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang pelayanan seperti dapur, sumur yang
sama.
8) Keluarga karier kedua (Second Carrier Family), keluarga inti died, yang
anak-anaknya telah meninggalkan keluarga, suami atau istri aktif kerja.
9) The Childness, keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa
disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
10) The Extended Family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
keluarga lain seperti paman, bibi, kakek, nenek.
11) Commuter Family, kedua orang tua bekerja diluar kota dan bisa berkumpul
pada hari minggu atau libur saja.
12) Multigeneration Family, beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
13) Blended Family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai wahana persemian nilai-nilai agama dan nilai-nilai
luhur budaya bangsa untuk menjadi insani agamis yang penuh iman dan takwa
(Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
b. Fungsi Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka
ragam dalam satu kesatuan (Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
c. Fungsi Cinta Kasih
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan
anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya
(Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
d. Fungsi Melindungi
Fungsi keluarga untuk menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi segenap
anggota keluarganya (Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
e. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia (Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik
keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan di masa
depan (Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
g. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosial (Friedman, 1986).
h. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua anggota
keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya
(pangan-sandang-papan).
i. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Fungsi keluarga yang memberikan kemampuan pada setiap keluarga dapat
menempatkan diri secara serasi, selaras dan seimbang sesuai daya lingkungan
alam dan lingkungan yang telah berubah secara dinamis (Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 1994).
j. Fungsi Afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif (Friedman, 1998)
k. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga
yang sakit (Friedman, 1998)
Tugas kesehatan keluarga (Friedman, 1998) adalah sebagai berikut :
1) Mengenal masalah
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
2) Mensosialisasikan anak
3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan
yang lain
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan, orangtua dan anak) dan di luar keluarga
d. Tahap IV Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (Anak Tertua Usia 6 – 13 Tahun)
1) Mensosialisasikan anak-anak, meningkatkan prestasi sekolah,
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
e. Tahap V Keluarga dengan Anak Remaja (Anak Tertua 13 – 20 Tahun)
1) Menyeimbangkan kebebasan dan tanggungjawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
f. Tahap VI Keluarga Melepas Anak Usia Deawasa Muda
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami/ istri
g. Tahap VII Orangtua Usia Pertengahan (Tanpa Jabatan/Pensiun)
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan orang
tua lansia dan anak-anak
3) Memperkokoh hubungan perkawinan
h. Tahap VIII Keluarga Dalam Masa Pensiun dan Lansia
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawianan
4) Menyesuaiakan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan integrasi
hidup)
a. Tahap I
1) Penyesuaian dan peran perkawinan
2) Kurangnya informasi (masalah seksual, emosional, ketakutan rasa
bersalah)
3) Kehamilan yang tidak direncanakan
b. Tahap II
1) Suami merasa diabaikan
2) Terdapat peningkatan perselisihan dan argument antara suami istri
3) Masalah-masalah hubungan perkawinan
4) Interupsi dalam jadwal yang kontinyu
5) Kehidupan seksual yang terganggu dan menurun
c. Tahap III
1) Masalah kesehatan fisik, penyakit menular yang lazim pada anak, luka
bakar, keracunan, kecelakaan pada anak-anak prasekolah
2) Hubungan perkawinan (menurunnya kepuasan antar pasangan)
3) Persaingan kakak beradik
4) Kebutuhan tumbuh kembang
5) Masalah pengasuhan anak, penganiayaan, menelantarkan anak dan
keamanan di rumah
6) Komunikasi keluarga
d. Tahap IV
1) Tekanan dari komunitas luar (anak harus menyesuaikan dengan standar-
standar komunitas bagi anak)
2) Masalah-masalah hubungan perkawinan
3) Terdeteksi adanya kecacatan, epilepsi, kanker, kondisi ortopedi
e. Tahap V
1) Kenakalan remaja
2) Hubungan perkawinan
3) Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol
f. Tahap VI
1) Komunikasi kaum dewasa muda dan orangtua
2) Transisi peran
3) Orangtua memberikan pearawatan kepada orangtua lansia
4) Kondidi keehatan yang kronis
5) Menopause bagi wanita (masalah hubungan perkawinan).
g. Tahap VII
d. Nilai-nilai Keluarga
2) Analisa Data : dalam menganalisa data, ada tiga norma yang perlu
diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu
keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, keadaan
rumah dan sanitasi lingkungan, serta karakteristik keluarga (Effendy,
1998)
3) Perumusan Masalah : harus mengacu pada tipologi masalah kesehatan
(Effendy, 1998)
1 Sifat masalah 1
Skala : Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan Masalah Dapat Diubah 2
Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah 1
Skala : Masalah berat/harus segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan 1
0
Skoring :
a) Tentukan skor untuk setiap kriteria
b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
c) Jumlahkan skor untuk setiap criteria
Skore X Bobot
Angka Tertinggi
b. Rencana intervensi
Perencanaan disusun dengan menyususn prioritas, menetapkan tujuan,
identifikasi sumber daya keluarga, masyarakat dan pemerintah.
c. Intervensi
Rencana intervensi yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi
sumber daya yang ada di keluarga (keuangan, latar belakang pendidikan), adat
istiadat, respon dan penerimaan keluarga serta sarana dan prasarana yang ada
dalam keluarga.
d. Evaluasi
Sesuai dengan intervensi/tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian
untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun
rencana baru yang sesuai. Semua tindakan perawatan mungkin tidak dapat
dilaksanakan dalam waktu kali pertama kunjungan keluarga.
(Setiadi, 2008) :
1. TUJUAN UMUM
Untuk menigkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah, dan memelihara kesehatan mereka sehingga status
kesehatannya semakin meningkat serta mampu melaksanakan tugas-tugas
mereka secara produktif.
2. TUJUAN KHUSUS
Secara khusus, Asuhan Kebidanan Keluarga ditujukan untuk :
a) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi khusunya yang berkaitan dengan kesehatan ibu,
bayi baru lahir dan anak (KIBBLA).
b) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar dalam keluarga.
c) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat.
d) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan pelayanan
terhadap anggota keluarga yang sakit.
e) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam rangka meningkatkan mutu
hidup keluarga.
5) Alasan Keluarga Sebagai Unit Asuhan Kebidanan
Menurut Ruth B Freeman (1981), alas an Keluarga dijadikan sebagai unit
pelayanan kesehatan antara lain :
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompok.
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila
salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
4. Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil
keputusan terhadap pemeliharaan kesehatan para anggotanya.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat.
Terdapat beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan oleh Bidan dalam
memberikan Asuhan Kebidanan/Pelayanan Kesehatan, diantaranya adalah :
1. Keluarga sebagai Unit atau Satu Kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
Dalam konteks ini, keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai focus
utama pengkajian dalam pelayanan/asuhan kebidanan. Keluarga dipandang
sebagai system yang saling berinteraksi dengan memperhatikan dinamika
dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga dan saling
ketergantungan keluarga dengan pelayanan kesehatan serta dengan
lingkungannya.
2. Dalam memberikan asuhan/pelayanan kebidanan keluarga, status sehat
adalah menjadi tujuan utamanya melalui peningkatan status kesehatan
keluarga khususnya dengan program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan
Anak (KIBBLA) agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan
kesejahteraannya.
3. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai penngkatan
kesehatan keluarga.
4. Dalam meberikan asuhan kebidanan keluarga, bidan harus mampu
melibatkan peran aktif dari semua anggota keluarga mulai dari
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga
dalam rangka mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.
5. Diupayakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat Promotif dan
Preventif dengan tanpa mengabaikan upaya Kuratif dan Rehabilitatif.
6. Dalam memberikan asuhan kebidanan hendaknya selalu memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin.
7. Sasaran pelayanan asuhan Kebidanan Keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan asuhan kebidanan keluarga
adalah Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving Approach) dengan
menggunakan Proses Asuhan Kebidanan Keluarga.
9. Kegiatan esensial dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga adalah
penyluhan/pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan dasar/home care.
10. Pemberian Pelayanan/Asuhan diutamakan kepada keluarga yang mempunyai
resiko tinggi terhadap masalah kesehatan terutama masalah kesehatan Ibu,
Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA).
Hal ini disebabkan, keluarga yang beresiko tinggi berkaitan erat dengan
berbagai masaah kesehatan yang mereka hadapi, baik masalah kesehatan
secara umum maupun masalah kesehatan yang khususnya terkait dengan
ksehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA) yang kemungkinan dapat
disebabkan oleh karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam
mengatasi berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Oleh karena itulah, maka dalam memberikan pelayanan/asuhan kebidanan
keluarga lebih diutamakan atau diprioritaskan pada keluarga yang mempunyai
resiko tinggi terhadap suatu masalah kesehatan.
7) Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Keluarga.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Bidan dalam memberikan Asuhan
Kebidanan Keluarga antara lain :
1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga, dengan
cara :
a) Mengadakan kontak dengan keluarga.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara kontak sosial yang memandang
keluarga sebagai system, dimana mereka hidup di masyarakat yang
mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan tersendiri. Sehingga
sebelum melakukan kontak dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan
dan menjelaskan maksud dan tujuan terlebih dahulu kepada struktur
kemasyarakatan yang ada.
b). Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
c) Menytakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan
yang dirasakan oleh keluarga.
d) Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga.
3. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga, dengan
melakukan pengelompokan data.
4. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan mengacu
kepada tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga dengan kriteria :
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan Skala Priotitas Masalah kesehatan keluarga
7. Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan Keluarga sesuai dengan urutan
prioritas masalah yang telah disusun dengan langkah-langkah :
8. Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
9. Melaksanakan Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
VI. RANGKUMAN
VII.EVALUASI
1. Siapakah yang dikaji oleh bidan baik data subyektif dan obyektif ketika akan
melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga?
2. Bagaimana cara membuat proritas masalah dalam asuhan kebidanan komunitas pada
keluarga?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam bidan melakukan asuhan kebidanan komunitas
pada keluarga?
1. Anderson, E.T. & J. McFarlane, 2000. Community as Partner Theory and Practice in
Nursing 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
2. Bracht, N. (Ed.). 1990. Health promotion at the community level. Newbury Park, CA:
Sage.
3. Departemen kesehatan RI, Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
1989
4. Departemen kesehatan RI, Pedoman Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 1988
5. Departemen kesehatan RI, Konsep Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 1988
6. Muhyidin D, Konsep Ilmu Perawatan Kesehatan Masyarakat kaitannya dengan
Program Kesehatan Masyarkat, Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun XV,
No 1 1 Agustus 1984
7. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, oleh : Setiadi, Cetakan pertama Tahun
2008 ; Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
8. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, oleh : Nasrul Effendi, Edisi
kedua, Tahun 1998 ; Penerbit EGC, Jakarta
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Bidan.
10. http://www.depkes.go.id
LAMPIRAN
Contoh: keluarga Tn. K di dusun Merah Jaya, desa Makmur (memiliki balita di
keluarganya)
3. Kegiatan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
b. Kebiasaan makan
c. Pola eliminasi
d. Kebersihan perorangan/ personel higiene
e. Pola kebiasaan kesehatan
f. Penggunaan waktu senggang
g. Rekreasi keluarga
h. Keadaan sosial ekonomi
4. Situasi lingkungan
6. Riwayat KB
7. Fungsi keluarga
8. Strees dan koping
a. strees jangka pendek
b. strees jangk panjang
9. Komunikasi
10. Transportasi
Pemeriksaan fisik
a. Tn ............
Kepala :
Wajah :
Mata :
Hidung :
Telinga :
Mulut & gigi :
Leher :
Ketiak :
Dada :
Perut :
Punggung :
Genetalia :
Ekstremitas :
Postur tubuh :
TTV :
b. Anggota keluarga yang lain (istri, anak, mertua dan semua yang ada dikeluarga)
sama dengan di atas
c. Anggota keluarga yang lain (istri, anak, mertua dan semua yang ada dikeluarga)
sama dengan di atas
B. Analisis data
(berisi narasi analisa dari keseluruhan permasalahan yang terjadi, baik sebab maupun
akibatnya da cara pemecahan masalahnya secara garis besar).
C. Perumusan masalah
a. ................................................................................................................................
b. ................................................................................................................................
c. ................................................................................................................................
D. Prioritas masalah
a. Prioritas
1: ....................................................................................................................
b. Prioritas
2: ....................................................................................................................
c. Prioritas
3: ....................................................................................................................
E. Asuhan kebidanan
b. Genogram
3. Kegiatan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
1. Tn. K tidak pernah tidur siang, tidur malam 6 jam/ hari
2. Ny. G tidur siang kadang-kadang, tidur malam 7 jam/hari
3. Ny. O tidak pernah tidur siang, tidur malam 7 jam/hari
4. Nn. A tidak pernah tidur siang, tidur malam 8 jam/ hari
5. Nn. T tidur siang 2 jam, tidur malam 8 jam/ hari
b. Kebiasaan makan
Semua anggoata keluarga makan 3 x sehari dengan semua makanan
pokok beras, lauk pauk sesuai kemampuan keluarga (tahu, tempe, daging dan
telur kadang-kadang), namun dalam keluarga tidak perna makan secara
bersama-sama, karena kesibukan masing-masing. Tn. K makan dirumah hanya
sarapan pagi saja sedangkan untuk makan siang dan makan malam biasanya di
warung tempat ia bekerja. Demikian juga anggoata keluarga yang lain. Ny. O
menyatakan kedua anaknya sulit makan dengan alasan anak yang pertama takut
gemuk, sedang anak yang kedua lebih suka makan jajanan di warung (snack
anak-anak)
c. Pola eliminasi
Seluruh anggota keluarga menyatakan BAB + 1 X/hari dan BAK + 5x/hari
d. Kebersihan perorangan/personal higiene
Seluruh keluarga mandi, gosok gigi dan ganti baju 2x/ hari, ganti pakaian dalam
(wanita)………..
e. Pola kebiasaan kesehatan
1. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
2. Tidak ada waktu khusus untuk berolahraga
3. makanan luar ruamh??
f. Penggunaan waktu senggang
Keluarga jarang sekali menggunakan waktu senggang bersam karena Tn. K bekerja
sampai sore dan biasanya anak (Nn A) melakukan aktivitasnya sendiri. Ny. G dan
Ny O tidak beraktivitas diluar rumah sehingga biasanya mereka berdua beserta anak
terkecil (Nn. T) yang sering bersama baik untukmengerjakan pekerjaan sehari-hari
maupun bersantai dengan tetangga. Tetapi Ny G dan Ny O tidak pernah mengikuti
kegiatan masyarakat sepert PKK dll.
g. Rekreasi keluarga
Penghasilan Tn. K ± Rp. 400.000,00/ bulan dan Ny. O dengan home industri
(pembuatan keripik singkong) ± Rp. 300.000,00. Jumlah tersebut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keluarga menyatakan tidak pernah
menabung, arisan ataupun menyisihkan uang dalam bentuk yang lain untuk
keperluan mendadak, sehingga Ny. O sering berhutang kepada tetangga.
4. Situasi lingkungan
m. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : bila ada anggota keluarga yang sakit diperiksakan
ke puskesmas
n. Asuransi kesehatan : keluarga memiliki asuransi kesehatan keluarga miskin atas
nama Tn K dan Ny O.
5. Keadaan kesehatan keluarga
a. Riwayat perkawinan : lamanya 8 tahun dan merupakan pernikahan pertama bagi
Tn. K dan pernikahan kedua bagi Ny. O. Nn A adalah hasil perkawinan pertama
Ny. O, sedangkan Nn. T adalah hasil perkawinan Ny. O dan Tn. K
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas lalu : Ny. O menyatakan kedua anaknya
dilahirkan dengan pertolongan dukun dengan usia kehamilan 9 bulan dan
persalinan berjalan lancar. Ibu meneteki bayinya sampai umur 2 th.
c. Tiga bulan terakhir ada anggota keluarga yang sakit : 3 bulan terakhir tidak ada
anggota keluarga yang sakit.
6. Riwayat KB
a. Setelah melahirkan Nn. T, Ny. O menggunakan KB suntik 3 bulanan, jadwal
kunjungan ulang tgl 25 januari 2006 di bidan desa.
b. Ibu mengeluhkan menstruasi tidak lancar dan taratur
c. Ibu menyatakan ketdaktahuannya tentang efek samping dan cara kerja KB suntik
karena selama ini ibu hanya mengikuti saran tetangga.
7. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga berjalan baik meskipun masih kurangnya kebersamaan dalam keluarga,
namun hal tersebut dapat dipahami mengingat aktivitas mereka yang berbeda-beda.
Khusus untuk fungsi pendidikan masih sangat kurang terutama pendidikan tentang
kesehatan reproduksi remaja oleh orang tua, nampak dari pernyataan anak yang
mengatakan bahwa masih dianggap tabu jika membicarakan hal-hal yang berhubungan
dengan kesehatan reproduksi padahal anak menyatakan belum begitu paham tentang
Kesrep. Fungsi keluarga harus mencakup 12 fungsi?
9. Komunikasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa, hubungan antara keluarga cukup
harmonis, juga dengan tetangga. Sarana komunikasi dalam keluarga adalah radio dan
televisi.
10. Transportasi
Untuk kegiatan sehari-hari keluarga Tn. K menggunakan transportasi angkutan umum
karena tidak punya kendaraan pribadi.
Pemeriksaan fisik
a. Tn. K
B. Analisis Data
(berisi narasi analisa dari keseluruhan permasalahan yang terjadi, baik sebab maupun
akibatnya dan cara pemecahan masalahnya secara garis besar)
C. Perumusan masalah
a. SPAL terbuka
b. Jarak pembuangan limbah maupun jamban kurang dari 10 m
c. Kurangnya ventilasi
d. Lantai tanah
D. Prioritas masalah
(setelah itu, masalah di atasi dengan cara membuat asuhan kebidanan sesuai prioritas
masalah), tersaji pada tabel di bawah ini:
E. Asuhan kebidanan
kesehatan
(sesuai
prioritas)
1. Anak Anak terkecil Setelah diberi 1. Berikan 1. Memberikan 1. Keluarga
terkecil BGM penkes dan penkes penkes tentang sudah tahu
BGM PMT anak tentang gizi gizi balita tentang
terkecil akan balita 2. Memberikan penkes gizi
mengalami 2. Berikan PMT PMT balita
perbaikan 2. PMT sudah
berat badan diberikan
2. Ny. O Kurangnya Setelah diberi 1. Berikan 1. Memberikan 1. Ibu dapat
menyat pengetahuan penkes, Tn. K penkes penkes tentang menjelaskan
akan Ny. O tentang dan Ny. O tentang efek efek samping efek samping
kurang KB tahu tentang samping dan dan cara kerja dan cara
memah efek samping cara kerja KB KB suntik kerja KB
ami dan cara kerja suntik suntik
tentang KB suntik
efek
sampin
g dan
cara
kerja
KB
suntik
3. Dst.