Anda di halaman 1dari 32

MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

MATERI 1
LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

Konsep perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai sistematik yang sedikit


diterapkan di dalam keluarga. Anderson dan Tomlison mengatakan bahwa sistem kesehatan
keluarga adalah merupakan paradigma baru. Mereka (Anderson & Timlinson)
mendefinisikan kesehatan keluarga sebagai suatu hubungan, struktur dan beberapa variabel
kesehatan lainnya, gabungan psikososial dan termasuk sistem dari aspek perawatan,
pandangan spesifik paradigma, dan level interaksi dalam keluarga.
Proses perawatan keluarga dimulai ketika bidan dan keluarga ingin memecahkan
suatu masalah atau potensial masalah yang ada di dalam keluarga untuk menjadi lebih baik.
Bidan dapat melihat keseluruhan keluarga sebagai sebuah unit, melihat waktu makan,
aturan dari anggota keluarga dan interaksi interpersonal.

I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini membahas tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga dengan
yang meliputi konsep dasar keluarga yang meliputi definisi, karakteristik, tipe, fungsi,
tahap siklus kehidupan, masalah-masalah yang sering muncul dalam tahap
perkembangan, dasar struktur, keluarga sebagai sentral pelayanan, interaksi sehat-
sakit dan keluarga, karakteristik keluarga sehat dan tiga level prevensi keluarga.
Selain itu, dibahas juga tentang konsep dasar perawatan keluarga dan langkah-
langkah asuhan kebidanan komunitas pada keluarga.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mampu melaksanakan asuhan
kebidanan komunitas pada keluarga.
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar keluarga yang meliputi definisi, karakteristik, tipe,
fungsi, tahap siklus kehidupan, masalah-masalah yang sering muncul dalam
tahap perkembangan, dasar struktur, keluarga sebagai sentral pelayanan,
interaksi sehat-sakit dan keluarga, karakteristik keluarga sehat dan tiga level
prevensi keluarga.
2. Memahami konsep dasar perawatan keluarga
3. Menjelaskan konsep asuhan kebidanan keluarga

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 1


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

4. Melaksanakan langkah-langkah asuhan kebidanan komunitas pada keluarga.

III. POKOK BAHASAN


Dalam modul ini pokok bahasan yang akan dibahas sebagai berikut:
A. Konsep Dasar Keluarga:
1. Definisi keluarga
2. Karakteristik keluarga
3. Tipe keluarga
4. Fungsi keluarga
5. Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
6. Masalah-Masalah yang Sering Muncul dalam Tahap Perkembangan Keluarga
7. Dasar struktur keluarga
8. Keluarga sebagai sentral pelayanan
9. Interaksi Sehat-Sakit dan Keluarga
10. Karakteristik keluarga sehat
11. Tiga level prevensi keluarga
B. Konsep Dasar Proses Keperawatan Keluarga
C. Konsep Asuhan Kebidanan Keluarga

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah 1. Persiapan Proses Pembelajaran.


1. Melakukan apersepsi tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga.
2. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang asuhan
kebidanan komunitas pada keluarga.
Langkah 2. Review Pokok Bahasan
1. Menyampaikan pokok bahasan dan sub pokok bahasan secara garis besar dalam
waktu singkat
2. Menyampaikan materi tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menanyakan hal-hal yang belum
jelas.
4. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan mahasiswa
Langkah 3. Pendalaman Pokok Bahasan
1. Meminta mahasiswa dibagi menjadi 10 kelompok dan setiap kelompok akan
diberikan format pengkajian asuhan kebidanan komunitas pada keluarga yang akan
didiskusikan.
2. Menugaskan kelompok untuk membagi peran, satu orang sebagai bidan dan anggota
kelompok yang lainnya sebagai satu keluarga binaan.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 2


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

3. Meminta masing-masing kelompok agar melakukan role play bidan melakukan


asuhan kebidanan pada satu keluarga dengan bidan mulai dari pengkajian sampai
evaluasi hasil asuhan.
4. Meminta kelompok untuk menuliskan hasil roleplay untuk disajikan.
5. Memberikan bimbingan selama proses roleplay dan diskusi kelompok.
6. Memberikan umpan balik terhadap penampilan mahasiswa
Langkah 4. Penyajian dan Pembahasan Hasil Pendalaman Pokok Bahasan
1. Meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan
roleplay.
2. Memimpin proses tanggapan (tanya jawab)
3. Memberikan masukan terhadap hasil diskusi
4. Merangkum hasil diskusi
Langkah 5. Rangkuman dan Evaluasi Hasil Belajar
1. Mengadakan evaluasi dengan mengajukan 3 (tiga) buah pertanyaan sesuai dengan
pokok bahasan
2. Memperjelas jawaban mahasiswa terhadap masing-masing pertanyaan
3. Membuat kesimpulan.

V. URAIAN MATERI

A. KONSEP DASAR KELUARGA


1. Definisi Keluarga
a. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri atau
suami dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
b. Friedman, 1998
Keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau lebih, satu sama lain saling
terkait secara emosional serta bertempat tinggal sama dalam satu daerah yang
berkaitan.
c. Gillis, 1983
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut
yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai sebagaimana individu
d. Raisner, 1980
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak dan nenek.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 3


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

e. Logans, 1979
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen
yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
f. Duvall (1986)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap
anggota keluarga.
g. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
h. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan
darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus
yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan lainnya.

2. Karakteristik Keluarga
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.
d. Mempunyai tujuan :
1) Menciptakan dan mempertahankan budaya
2) Meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 4


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

3. Tipe Keluarga
a. Keluarga Tradisional (Sussman (1970)
Keluarga yang terbentuk karena sesuai/tidak melanggar norma-norma
kehidupan masyarakat yang secara tradisonal dihormati bersama-sama, yang
terpenting adalah keabsahan ikatan perkawianan.
1) The Nuclear Family (Keluarga Inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami
istri dan anak (kandung atau angkat) yang hidup bersama-sama dalam satu
rumah.
2) The Nuclear Dyad Family, keluarga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak atau anak-anak mereka telah tidak tinggal bersama.
3) Single Parent Family, yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian).
4) Keluarga orang dewasa bujangan (Single Adult Living Alone), keluarga
yang terdiri dari satu orang dewasa laki-laki atau wanita yang hidup secara
membujang.
5) Keluarga tiga generasi (Three Generation Family), keluarga inti ditambah
dengan anak yang dilahirkan oleh anak-anak mereka.
6) Keluarga Usila, keluarga terdiri dari suami istri yang sudah usia lanjut
sedangkan anak sudah memisahkan diri.
7) Kin Network Family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang pelayanan seperti dapur, sumur yang
sama.
8) Keluarga karier kedua (Second Carrier Family), keluarga inti died, yang
anak-anaknya telah meninggalkan keluarga, suami atau istri aktif kerja.
9) The Childness, keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa
disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
10) The Extended Family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
keluarga lain seperti paman, bibi, kakek, nenek.
11) Commuter Family, kedua orang tua bekerja diluar kota dan bisa berkumpul
pada hari minggu atau libur saja.
12) Multigeneration Family, beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
13) Blended Family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 5


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

b. Keluarga Non Tradisional (Sussman (1970)


Keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau dianggap melanggar norma-
norma kehidupan tradisional yang dihormati bersama, yang terpenting adalah
keabsahan ikatan perkawinan antara suami istri. Dibedakan menjadi:
1) Commune Family, yaitu keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-
anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan tanggung jawab bersama serta
memiliki kekayaan yang sama.
2) Keluarga dengan orang tua tidak menikah, dengan anak pria atau wanita
yang tidak pernah menikah tetapi tinggal bersama dengan anak yang
dilahirkan. (Unmarried Parent and Children Family),
3) Keluarga pasangan tidak menikah (The Unmarried Couple with Children
Familyr), keluarga inti yang berhubungan suami istri tidak terikat
perkawianan sah.
4) Keluarga pasangan tinggal bersama (Cohabitating Couple), keluarga yang
terdiri dari pria dan wanita hidup bersama tanpa ikatan perkawinan sah.
5) Keluarga homoseksual (Homosexual Union), keluarga yang terdiri dari
dua orang dengan jenis kelamin yang sama dan hidup bersama sebagai
suami istri.
6) The Step Parent Family, keluarga dengan orang tua tiri.
7) The Non Marrital Heterosexual Cohabiting Family, keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa menikah.
8) Gay and Lesbian Family, seseorang yang mempunyai persamaan sex
tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
9) Group Marriage Family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling
berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
10) Group Network Family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma
dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama
dan bertanggungjawab membesarkan anak.
11) Foster Famaly, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
saudara untuk waktu sementara.
12) Homeless Family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang
permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
13) Gang, keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 6


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai wahana persemian nilai-nilai agama dan nilai-nilai
luhur budaya bangsa untuk menjadi insani agamis yang penuh iman dan takwa
(Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
b. Fungsi Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka
ragam dalam satu kesatuan (Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
c. Fungsi Cinta Kasih
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan
anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya
(Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
d. Fungsi Melindungi
Fungsi keluarga untuk menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi segenap
anggota keluarganya (Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
e. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia (Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik
keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan di masa
depan (Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994)
g. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosial (Friedman, 1986).
h. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua anggota
keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya
(pangan-sandang-papan).
i. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Fungsi keluarga yang memberikan kemampuan pada setiap keluarga dapat
menempatkan diri secara serasi, selaras dan seimbang sesuai daya lingkungan
alam dan lingkungan yang telah berubah secara dinamis (Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 1994).

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 7


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

j. Fungsi Afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif (Friedman, 1998)
k. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga
yang sakit (Friedman, 1998)
Tugas kesehatan keluarga (Friedman, 1998) adalah sebagai berikut :
1) Mengenal masalah
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

5. Tahap Siklus Kehidupan Keluarga


Menurut Duval dan Miller 1985, tahap siklus kehidupan keluarga terbagi menjdi 8
tahap yaitu :
a. Tahap I Keluarga Pemula (Tahap Pernikahan)
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
3) Keluarga berencana (keputusan ttg kedudukan sebagai orang tua)
b. Tahap II Keluarga Sedang Mengasuh Anak (Anak Tertua Sampai dengan Usia
30 Bulan)
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru lahir ke dalam keluarga)
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan
kebutuhan anggota keluarga
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambah peran
orang tua, kakek, dan nenek.
c. Tahap III Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah (Anak Tertua Usia 2 – 6
Tahun)
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga (rumah, tempat bermain,
keamanan)

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 8


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

2) Mensosialisasikan anak
3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan
yang lain
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan, orangtua dan anak) dan di luar keluarga
d. Tahap IV Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (Anak Tertua Usia 6 – 13 Tahun)
1) Mensosialisasikan anak-anak, meningkatkan prestasi sekolah,
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
e. Tahap V Keluarga dengan Anak Remaja (Anak Tertua 13 – 20 Tahun)
1) Menyeimbangkan kebebasan dan tanggungjawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
f. Tahap VI Keluarga Melepas Anak Usia Deawasa Muda
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami/ istri
g. Tahap VII Orangtua Usia Pertengahan (Tanpa Jabatan/Pensiun)
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan orang
tua lansia dan anak-anak
3) Memperkokoh hubungan perkawinan
h. Tahap VIII Keluarga Dalam Masa Pensiun dan Lansia
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawianan
4) Menyesuaiakan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan integrasi
hidup)

6. Masalah-Masalah yang Sering Muncul dalam Tahap Perkembangan Keluarga

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 9


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

a. Tahap I
1) Penyesuaian dan peran perkawinan
2) Kurangnya informasi (masalah seksual, emosional, ketakutan rasa
bersalah)
3) Kehamilan yang tidak direncanakan
b. Tahap II
1) Suami merasa diabaikan
2) Terdapat peningkatan perselisihan dan argument antara suami istri
3) Masalah-masalah hubungan perkawinan
4) Interupsi dalam jadwal yang kontinyu
5) Kehidupan seksual yang terganggu dan menurun
c. Tahap III
1) Masalah kesehatan fisik, penyakit menular yang lazim pada anak, luka
bakar, keracunan, kecelakaan pada anak-anak prasekolah
2) Hubungan perkawinan (menurunnya kepuasan antar pasangan)
3) Persaingan kakak beradik
4) Kebutuhan tumbuh kembang
5) Masalah pengasuhan anak, penganiayaan, menelantarkan anak dan
keamanan di rumah
6) Komunikasi keluarga
d. Tahap IV
1) Tekanan dari komunitas luar (anak harus menyesuaikan dengan standar-
standar komunitas bagi anak)
2) Masalah-masalah hubungan perkawinan
3) Terdeteksi adanya kecacatan, epilepsi, kanker, kondisi ortopedi
e. Tahap V
1) Kenakalan remaja
2) Hubungan perkawinan
3) Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol
f. Tahap VI
1) Komunikasi kaum dewasa muda dan orangtua
2) Transisi peran
3) Orangtua memberikan pearawatan kepada orangtua lansia
4) Kondidi keehatan yang kronis
5) Menopause bagi wanita (masalah hubungan perkawinan).

g. Tahap VII

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 10


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

1) Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan waktu luang


dan tidur, nutrisi yang baik, program olah raga, berhenti merokok, alkohol,
pemeriksaan skrining kesehatan preventif
2) Masalah-masalah hubungan perkawinan
3) Komunikasi dan hubungan dengan anak, ipar, cucu dan orangtua yang
lansia
4) Merawat orangtua yang lansia / tidak mampu merawat diri.
h. Tahap VIII
1) Kehilangan atau menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber
finansial
2) Isolasi sosial, kesepian, kematian pasangan, kawan, saudara dan
sebagainya
3) Masalah-masalah hubungan perkawinan

7. Dasar Struktur Keluarga


Menurut Friedman (1998), struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan Proses Komunikasi
1) Bersifat terbuka dan jujur
2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) Berpikiran positif
4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan psosisi/status individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau anak.
c. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
positif.
Tipe struktur kekuatan :
1) Legitimate Power Authority, hak untuk mengatur, seperti orang tua
mengatur anaknya.
2) Referent Power, seseorang yang ditiru.
3) Reword Power, pendapat ahli
4) Coercive power, dipaksakan sesuai keinginan
5) Information power, pengaruh melalui persuasif
6) Affectif power, pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 11


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

d. Nilai-nilai Keluarga

8. Keluarga Sebagai Sentral Pelayanan


a. Keluarga sebagai sumber kritikal untuk pemberian pelayanan
b. Disfungsi apapun (sakit, cedera atau perpisahan) berdampak terhadap satu atau
lebih anggota keluarga atau keseleruhan keluarga.
c. Hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan setiap anggota
keluarga, peran keluarga penting pada saat menghadapi masalah anggota
keluarga.
d. Penemuan kasus merupakan salah satu alasan pemberian pelayanan kesehatan.
e. Pemahaman yang jelas dari individu-individu dan fungsinya dalam konteks
keluarga.
f. Keluarga merupakan sistem pendukung yang vital untuk individu di dalam
keluarga dengan mengkaji setiap sumber yang tersedia di dalam keluarga.

9. Interaksi Sehat-Sakit dan Keluarga


a. Upaya keluarga terkait promosi kesehatan
b. Respon keluarga terhadap tanda dan gejala
c. Mencari tempat pelayanan kesehatan
d. Rujukan dan mendapatkan pelayanan kesehatan
e. Berespon segera terhadap masalah kesehatan
f. Adaptasi atau penyembuhan.

10. Karakteristik Keluarga Sehat


Keluarga berfungsi secara optimal ditandai dengan :
a. Mendemostrasikan kemampuan/ ketrampilan negosiasi di dalam mengatasi
masalah kesehatannya.
b. Mengekspresikan secara spontan terbuka dan jelas perasaan, keyakinan dan
perbedaan.
c. Menghargai perasaan anggota keluarga.
d. Memotivasi otonomi anggotanya.
e. Mengharapkan anggota keluarga untuk mengambil tangung jawab personal
untuk tindakannya.

11. Tiga level prevensi keluarga:

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 12


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

a. Prevensi Primer : promosi kesehatan dan proteksi spesifik untuk


mempertahankan kesehatan seseorang bebas dari penyakit dan cedera.
b. Prevensi Sekunder : deteksi dini, diagnosis dan terapi (akut).
c. Prevensi Tersier : tahap penyembuhan dan rehabilitasi, untuk meminimalkan
kecacatan dan memaksimalkan fungsi tubuh.

B. KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN KELUARGA


1. Definisi Perawatan Kesehatan Keluarga
Suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada
keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (Depkes cit Effendy, 1998)
Sedangkan menurut Bailon dan Maglaya (cit.Effendy,1998) perawatan kesehatan
keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat
sebagai tujuan melalui perawat sebagai sarana atau penyalur.
2. Tujuan
Tujuan utama dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga menurut Effendy
(1998) adalah:
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan
keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya
secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam :
1. Mengidentifikasi atau mengenal masalah kesehatan yang ada di
keluarganya.
2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarganya
3. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarganya
yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan atau membutuhkan
bantuan
4. Memelihara lingkungan (fisik, psikis, dan sosial) sehingga dapat
menunjang peningkatan kesehatan keluarganya
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat misalnya :
puskesmas, puskesmas pembantu, kartu sehat dan posyandu untuk
memperoleh pelayanan kesehatan.
3. Sasaran

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 13


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

Menurut Effendy (1998) sasaran dari keluarga adalah keluarga-keluarga yang


rawan kesehatan yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang
berisiko terhadap timbulnya masalah kesehatan.
4. Langkah Awal dalam Perawatan Kesehatan Keluarga
Menurut Effendy (1998) dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga ada
beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu membina hubungan kerjasama yang
baik dengan keluarga melalui cara :
a. Mengadakan kontak dengan keluarga yang menjadi sasaran pemberian asuhan
keperawatan.
b. Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga
dalam masalah kesehatan mereka.
c. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan
kesehatan yang dirasakan keluarga.
d. Membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
5. Tahap-tahap dalam Proses Keparawatan
a. Pengkajian (Assessment)
1) Pengumpulan Data : dapat dilakukan dengan wawancara,
observasi/pengamatan, studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik. Data
yang dikumpulkan meliputi identitas keluarga, riwayat kesehatan
keluarga, anggota keluarga, jarak lokasi dengan fasilitas kesehatan
masyarakat yang ada dan keadaan keluarga dan geogram (Effendy,
1998).

2) Analisa Data : dalam menganalisa data, ada tiga norma yang perlu
diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu
keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, keadaan
rumah dan sanitasi lingkungan, serta karakteristik keluarga (Effendy,
1998)
3) Perumusan Masalah : harus mengacu pada tipologi masalah kesehatan
(Effendy, 1998)

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 14


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

a) Kurang/tidak sehat. Yaitu kegagalan dalam memantapkan


kesehatan. Yang termasuk didalamnya adalah keadaan sakit dan
kegagalan dalam pertumbuhan dan perkem-bangan yang tidak
sesuai dengan pertumbuhan normal.
b) Ancaman kesehatan. Yaitu keadaan-keadaan yang dapat
memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan
dalam mencapai potensi kesehatan. Misalnya adanya penyakit
keturunan, penyakit menular, risiko terjadinya kecelakaan dalam
keluarga, sanitasi lingkungan buruk dan kebiasaan-kebiasaan yang
merugikan.
c) Situasi krisis. Yaitu saat-saat yang banyak menuntut individu atau
keluarga dalam menyesuaikan diri temasuk dalam sumber daya
keluarga, yang termasuk didalamnya antar lain perkawinan,
kehamilan, persalinan, masa nifas, menjadi orang tua, penambahan
anggota keluarga, abortus, anak masuk sekolah, anak remaja,
kehilangan pekerjaan, kematian anggota keluarga dan pindah
rumah.
4) Pendekatan Diagnosis : ditetapkan berdasarkan faktor risiko dan faktor
potensial terjadinya penyakit atau masalah kesehatan keluarga serta
mempertimbangkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya. Ditegakan dengan menggunakan formulasi PES (Problem,
Etiology and Sign) (Effendy, 1998). Diagnose keperawatan keluarga
dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian.
Pendekatan diagnosis keperawatan keluarga mengacu pada tiga tipologi
kesehatan yaitu :
(a) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan). Dari hasil pengkajian
didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan
(b) Risiko (ancaman keehatan). Sudah ada data yang menunjang namun
belum terjadi gangguan misalnya : lingkungan rumah yang kurang
bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang
yang tidak adekuat.
(c) Potensial (keadaan sejahtera/wellness). Suatu keadaan dimana
keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
5) Prioritas masalah : dilakukan perhitungan skoring menggunakan skala
prioritas (Effendy, 1998) sebagai berikut :
NO KRITERIA SKOR BOBOT

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 15


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

1 Sifat masalah 1
Skala : Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan Masalah Dapat Diubah 2
Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah 1
Skala : Masalah berat/harus segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan 1
0

Skoring :
a) Tentukan skor untuk setiap kriteria
b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
c) Jumlahkan skor untuk setiap criteria
Skore X Bobot
Angka Tertinggi

b. Rencana intervensi
Perencanaan disusun dengan menyususn prioritas, menetapkan tujuan,
identifikasi sumber daya keluarga, masyarakat dan pemerintah.
c. Intervensi
Rencana intervensi yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi
sumber daya yang ada di keluarga (keuangan, latar belakang pendidikan), adat
istiadat, respon dan penerimaan keluarga serta sarana dan prasarana yang ada
dalam keluarga.
d. Evaluasi
Sesuai dengan intervensi/tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian
untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun
rencana baru yang sesuai. Semua tindakan perawatan mungkin tidak dapat
dilaksanakan dalam waktu kali pertama kunjungan keluarga.

C. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA


1) Asuhan Kebidanan Keluarga
Asuhan Kebidanan Keluarga adalah serangkaian kegiatan yang merupakan
implementasi dari ilmu kebidanan yang diberikan melalui praktik kebidanan
dengan sasaran keluarga dan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami keluarga dengan pendekatan asuhan kebidanan.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 16


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

2) Peran Bidan dalam Asuhan Kebidanan Keluarga


Dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga, terdapat beberapa peranan
yang dapat dilakukan oleh bidan, diantaranya adalah :
1. Health Monitor
Bidan dapat membantu keluarga untuk mengenal masalah kesehatan
terutama yang terkait dengan ilmu kebidanan dengan menganalisa data
secara obyektif, serta berperan untuk membuat keluarga sadar akan akibat
masalah tersebut dalam perkembangan keluarga.
2. Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit dengan memberikan
asuhan kebidanan kepada anggota keluarga yang memerlukan.
3. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga khususnya masalah kesehatan
yang terkait dengan praktik kebidanan.
Dalam hal ini, Bidan berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan
keluarga khususnya terkait dengan praktik kebidanan, baik secara
berkelompok maupun individual.
4. Sebagai Fasilitator, yaitu mampu menjadikan pelayanan kesehatan
khususnya dalam lingkup kebidanan itu mudah dijangkau oleh keluarga serta
mampu mencarikan cara pemecahan masalahnya.
5. Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku
yang kurang/tidak sehat menjadi perilaku sehat.
6. Sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam memberikan petunjuk
tentang asuhan kebidanan dasar dalam keluarga.
Dalam melaksanakan perannya ini, seorang Bidan tidak dapat bekerja sendiri,
melainkan perlu berkolaburasi atau bekerja sama dengan profesi lain dalam
rangka mencapai asuhan kebidanan keluarga yang komprehensif, efektif dan
efisien. (Setiadi, 2008)
3) Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Kebidanan Keluarga
Bidan sebagai bagian utama dalam pelayanan Asuhan Kebidanan Keluarga
mempunyai tanggung jawab yang besar, diantaranya adalah :
1. Memberikan Asuhan/Pelayanan secara Langsung.
Pelayanan secara langsung harus diberikan secara intermiten khususnya
yang terkait dengan praktik kebidanan sesuai dengan tugas dan kewenangan
Bidan. Namun demikian, pelayanan yang diberikan di rumah (dalam konteks
keluarga) hendaknya lebih melibatkan anggota keluarga tersebut dalam
upaya memberikan kesadaran bahwa semua anggota keluarga mempunyai
tanggung jawab yang sama terhadap kesehatan. Dengan demikian,
pendidikan kesehatan menjadi intervensi utama dalam pelayanan

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 17


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

kesehatan/asuhan kebidanan pada keluarga.


2. Pendokumentasian Proses Asuhan Kebidanan.
Pendokumentasian terhadap proses pelayanan/asuhan kebidanan selama
dalam keluarga sangat penting terutama untuk melihat kemajuan status
kesehatan keluarga khususnya dan kemajuan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan yang sedang dialami pada umumnya. Dokumentasi yang
jelas dan komprehensif dari pengkajian hingga evaluasi, disamping mampu
memberikan gambaran tentang perkembangan status kesehatan keluarga
juga dapat membantu keluarga sebagai klien untuk menentukan kerangka
waktu dalam menyelesaikan masalah secara realistic.

3. Koordinasi dengan Tim Pelayanan Kesehatan lain dan Manajemen Kasus.


Bidan mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan atau
berkolaburasi dengan profesi kesehatan lain dalam memberikan pelayanan
kepada keluarga, sehingga masalah kesehatan yang dihadapi kleuarga
tersebut dapat diatasi secara komprehensif. Sedangkan tanggung jawab
Bidan dalam Manajemen Kasus adalah kemampuan untuk mengkaji
masalah, menemukan masalah, menentukan prioritas masalah,
mengidentifikasi cara mengatasi masalah dengan penyusunan rencana dan
mengimplementasikan rencana tersebut secara sistematis
4. Menentukan Frekuensi dan Lamanya Asuhan/Pelayanan Kebidanan
Frekuensi asuhan/pelayanan kebidanan yang dimaksud adalah kekerapan
kunjungan yang dilakukan selama periode waktu tertentu dalam proses
asuhan kebidanan yang diberikan. Sedangkan lamanya Asuhan/Pelayanan
Kebidanan adalah lamanya waktu asuhan/pelayanan kebidanan yang
dilakukan di rumah atau di dalam keluarga. Selama proses ini, keluarga
senantiasa dilibatkan dalam dari perencanaan sampai menentukan prioritas
rencana tindakan yang akan diimplementasikan. Bidan juga harus
memperkirakan alokasi waktu dan frekuensi yang kemungkinan berbeda
ketika harus berkolaburasi dengan tenaga kesehatan/profesi lain.
4) Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga
Peningkatan status kesehatan keluarga tentunya akan merupakan tujuan akhir
yang diharapkan dapat dicapai dari pelayanan/asuhan kebidanan keluarga yang
diberikan. Karena dengan meningkatnya status kesehatan seluruh anggota
keluarga pasti akan meningkatkan pula produktivitas keluarga tersebut dan
dengan meningkatnya produktivitas keluarga, maka kesejahteraan keluarga juga
akan semakin meningkat.
Secara lebih rinci Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga adalah sebagai berikut

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 18


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

(Setiadi, 2008) :
1. TUJUAN UMUM
Untuk menigkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah, dan memelihara kesehatan mereka sehingga status
kesehatannya semakin meningkat serta mampu melaksanakan tugas-tugas
mereka secara produktif.
2. TUJUAN KHUSUS
Secara khusus, Asuhan Kebidanan Keluarga ditujukan untuk :
a) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi khusunya yang berkaitan dengan kesehatan ibu,
bayi baru lahir dan anak (KIBBLA).
b) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar dalam keluarga.
c) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat.
d) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan pelayanan
terhadap anggota keluarga yang sakit.
e) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam rangka meningkatkan mutu
hidup keluarga.
5) Alasan Keluarga Sebagai Unit Asuhan Kebidanan
Menurut Ruth B Freeman (1981), alas an Keluarga dijadikan sebagai unit
pelayanan kesehatan antara lain :
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompok.
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila
salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
4. Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil
keputusan terhadap pemeliharaan kesehatan para anggotanya.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat.

6) Prinsip-Prinsip Asuhan Kebidanan Keluarga

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 19


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

Terdapat beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan oleh Bidan dalam
memberikan Asuhan Kebidanan/Pelayanan Kesehatan, diantaranya adalah :
1. Keluarga sebagai Unit atau Satu Kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
Dalam konteks ini, keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai focus
utama pengkajian dalam pelayanan/asuhan kebidanan. Keluarga dipandang
sebagai system yang saling berinteraksi dengan memperhatikan dinamika
dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga dan saling
ketergantungan keluarga dengan pelayanan kesehatan serta dengan
lingkungannya.
2. Dalam memberikan asuhan/pelayanan kebidanan keluarga, status sehat
adalah menjadi tujuan utamanya melalui peningkatan status kesehatan
keluarga khususnya dengan program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan
Anak (KIBBLA) agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan
kesejahteraannya.
3. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai penngkatan
kesehatan keluarga.
4. Dalam meberikan asuhan kebidanan keluarga, bidan harus mampu
melibatkan peran aktif dari semua anggota keluarga mulai dari
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga
dalam rangka mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.
5. Diupayakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat Promotif dan
Preventif dengan tanpa mengabaikan upaya Kuratif dan Rehabilitatif.
6. Dalam memberikan asuhan kebidanan hendaknya selalu memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin.
7. Sasaran pelayanan asuhan Kebidanan Keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan asuhan kebidanan keluarga
adalah Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving Approach) dengan
menggunakan Proses Asuhan Kebidanan Keluarga.
9. Kegiatan esensial dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga adalah
penyluhan/pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan dasar/home care.
10. Pemberian Pelayanan/Asuhan diutamakan kepada keluarga yang mempunyai
resiko tinggi terhadap masalah kesehatan terutama masalah kesehatan Ibu,
Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA).
Hal ini disebabkan, keluarga yang beresiko tinggi berkaitan erat dengan
berbagai masaah kesehatan yang mereka hadapi, baik masalah kesehatan
secara umum maupun masalah kesehatan yang khususnya terkait dengan

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 20


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

ksehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA) yang kemungkinan dapat
disebabkan oleh karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam
mengatasi berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Oleh karena itulah, maka dalam memberikan pelayanan/asuhan kebidanan
keluarga lebih diutamakan atau diprioritaskan pada keluarga yang mempunyai
resiko tinggi terhadap suatu masalah kesehatan.
7) Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Keluarga.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Bidan dalam memberikan Asuhan
Kebidanan Keluarga antara lain :
1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga, dengan
cara :
a) Mengadakan kontak dengan keluarga.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara kontak sosial yang memandang
keluarga sebagai system, dimana mereka hidup di masyarakat yang
mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan tersendiri. Sehingga
sebelum melakukan kontak dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan
dan menjelaskan maksud dan tujuan terlebih dahulu kepada struktur
kemasyarakatan yang ada.
b). Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
c) Menytakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan
yang dirasakan oleh keluarga.
d) Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga.
3. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga, dengan
melakukan pengelompokan data.
4. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan mengacu
kepada tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga dengan kriteria :
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan Skala Priotitas Masalah kesehatan keluarga
7. Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan Keluarga sesuai dengan urutan
prioritas masalah yang telah disusun dengan langkah-langkah :
8. Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
9. Melaksanakan Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 21


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

10.Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan


merumuskan kembali Rencana Asuhan Kebidanan yang baru.
8) Implikasi dari Pelayanan Kesehatan yang dipusatkan kepada Keluarga
Terdapat beberapa Implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan (Asuhan
Kebidanan) yang dipusatkan atau berorientasi kepada keluarga, diantaranya
adalah :
1. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan diarahkan untuk membantu
seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan cara-cara hidup sehat
sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan keluarga.
2. Cakupan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan menjadi lebih luas
karena banyak anggota keluarga yang bisa dicakup dan sumber-sumber
keluarga yang ada dapat diarahkan untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
3. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan dipusatkan kepada keluarga
sebagai satu kesatuan yang utuh.
4. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan lebih ditekankan pada waktu-
waktu rawan dalam kehidupan keluarga, terutama pada keluarga-keluarga
dengan risiko tinggi.
5. Diperlukan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan secara kontinyu dan
sistematis agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
terutama pada keluarga-keluarga yang rawan terhadap masalah
kesehatan/kebidanan.
6. Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada dalam
masyarakat untuk menunjang keberhasilan pelayanan kesehatan dan asuhan
kebidanan keluarga yang diberikan.
7. Perlu mepersiapkan tenaga kesehatan keluarga/Bidan Keluarga yang
mempunyai kemampuan memberikan pelayanan kesehatan keluarga.

VI. RANGKUMAN

Beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian / tingkatan proses perawatan :


persepsi bidan tentang bagaimana menyusun sebuah keluarga, pengetahuan dari teori,
norma, dan kemampuan keluarga sebagai kemudahan dalam kunjungan rumah. Di
dalam faktor addition termasuk bidan, faktor yang berhubungan dengan keluarga juga
mempengaruhi tingkatan fase : kerjasama anggota keluarga, hubungan timbal balik
untuk saling bekerjasama untuk mencapai tujuan dan kemampuan keluarga untuk
melihat relevansi dari tindakan perawat tentang kebutuhan mereka.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 22


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

Fase penilaian dari proses perawatan adalah mengidentifikasi dan mencari


informasi dari keluarga tentang aktivitas didalam promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit. Untuk memperoleh informasi tersebut, bidan harus tahu kemajuan keluarga
lewat tugas perkembangan keluarga.

VII.EVALUASI

1. Siapakah yang dikaji oleh bidan baik data subyektif dan obyektif ketika akan
melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga?
2. Bagaimana cara membuat proritas masalah dalam asuhan kebidanan komunitas pada
keluarga?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam bidan melakukan asuhan kebidanan komunitas
pada keluarga?

VIII. DAFTAR PUSTAKA

1. Anderson, E.T. & J. McFarlane, 2000. Community as Partner Theory and Practice in
Nursing 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
2. Bracht, N. (Ed.). 1990. Health promotion at the community level. Newbury Park, CA:
Sage.
3. Departemen kesehatan RI, Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
1989
4. Departemen kesehatan RI, Pedoman Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 1988
5. Departemen kesehatan RI, Konsep Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 1988
6. Muhyidin D, Konsep Ilmu Perawatan Kesehatan Masyarakat kaitannya dengan
Program Kesehatan Masyarkat, Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun XV,
No 1 1 Agustus 1984
7. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, oleh : Setiadi, Cetakan pertama Tahun
2008 ; Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
8. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, oleh : Nasrul Effendi, Edisi
kedua, Tahun 1998 ; Penerbit EGC, Jakarta
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Bidan.
10. http://www.depkes.go.id

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 23


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

LAMPIRAN

Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga-Kerja Kelompok

Lembar Kerja Mahasiswa

1. Roleplay asuhan kebidanan komunitas pada keluarga dengan berbagi peran:


a. Bidan
b. KK Binaan: Kepala keluarga, istri, anak-anak, kakek/nenek.
2. Lakukan pengkajian dan diskusikan asuhan yang akan diberikan oleh bidan
keluarga dengan menggunakan format pengkajian yang telah dibagikan dan
gunakan contoh kasus yang telah ada sebagai panduan.

Asuhan kebidanan pada ..........

(kehamilan/ persalinan/ nfas/ neontus/ bayi/balita, remaja.PUS, Lansia) dalam


konteks keluarga di komunitas

Contoh: keluarga Tn. K di dusun Merah Jaya, desa Makmur (memiliki balita di
keluarganya)

A. Data dan Identifikasi


Anamnesis
1. Biodata
Nama KK :
Umur :
Agama :
Pndidikan :
Pekerjaan :
Suku bangsa :
Alamat :
2. Nama anggota kelarga dan genogram
a. Nama anggota keluarga

No Nama Umur L/P Status Pendd. Pekerjaa Agama Ket


n .
1.
2.
3.
4.
b. Genogram:

3. Kegiatan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
b. Kebiasaan makan
c. Pola eliminasi
d. Kebersihan perorangan/ personel higiene
e. Pola kebiasaan kesehatan
f. Penggunaan waktu senggang
g. Rekreasi keluarga
h. Keadaan sosial ekonomi
4. Situasi lingkungan

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 24


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

a. Rumah milik sendiri


Denah rumah
b. Jenis rumah
c. Atap rumah
d. Lantai rumah
e. Ventilasi
f. Kebersihan dan kerapian
g. Pembuangan sampah
h. Sumber air
1. Penggunaan air
2. Tempat penyimpanan air
3. Pengurasan tempat air minum
4. Kualitas air
i. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
1. Jarak sumber pembuangan limbah
2. keadaan
j. jamban
1. kondisi
2. jarak jamban dengan sumber air
k. kandang ternak
l. pemanfaatan pekarangan
m. pemanfaatan fasilitas kesehatan
n. asuransi kesehatan

5. keadaan kesehatan keluarga


a. riwayat perkawinan
b. riwayat kehamilan, persalinan, nifas lalu
c. tiga bulan terakhir ada anggota keluarga yang sakit

6. Riwayat KB
7. Fungsi keluarga
8. Strees dan koping
a. strees jangka pendek
b. strees jangk panjang

9. Komunikasi
10. Transportasi

Pemeriksaan fisik

a. Tn ............
Kepala :
Wajah :
Mata :
Hidung :
Telinga :
Mulut & gigi :
Leher :
Ketiak :
Dada :
Perut :
Punggung :
Genetalia :

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 25


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

Ekstremitas :
Postur tubuh :
TTV :

b. Anggota keluarga yang lain (istri, anak, mertua dan semua yang ada dikeluarga)
sama dengan di atas
c. Anggota keluarga yang lain (istri, anak, mertua dan semua yang ada dikeluarga)
sama dengan di atas

B. Analisis data
(berisi narasi analisa dari keseluruhan permasalahan yang terjadi, baik sebab maupun
akibatnya da cara pemecahan masalahnya secara garis besar).
C. Perumusan masalah
a. ................................................................................................................................
b. ................................................................................................................................
c. ................................................................................................................................

(berisi kesimpulan permasalahan yang dihadapi klien dan keluarga)

D. Prioritas masalah
a. Prioritas
1: ....................................................................................................................
b. Prioritas
2: ....................................................................................................................
c. Prioritas
3: ....................................................................................................................

(perumusan masalah diprioritaskan dengan cara menghitung skala prioritas terlebih


dahulu. Setelah itu, masalah di atasi dengan cara membuat asuhan kebidanan sesuai
prioritas masalah), tersaji pada tabel dibawah ini :

E. Asuhan kebidanan

N Data Masalah Tujuan Perencanaan Penatalaksanaa Evaluasi


o kesehatan n
(sesuai
prioritas)
1.
2.
3.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 26


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

CONTOH FORMAT (yang telah diisi)

Asuhan kebidanan pada balita dalam konteks keluarga di komunitas.

Contoh : keluarga Tn. K di dusun Merah Jaya, desa Makmur

A. DATA dan IDENTIFIKASI


1. Biodata
Nama KK : Tn. K
Umur : 43 th
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : swasta
Suku bangsa : jawa
Alamat : dusun merah jaya, desa makmur

2. Nama anggota keluarga dan genogram


a. Nama anggota keluarga

No Nama Umur L/ Status Pendd. Pekerjaa Agama Ket.


P n
1. Ny. G 61 th P Janda - - Islam ibu
2. Ny. O 39 th P Kawin SD Swasta Islam istri
3. Nn. A 15 th P Blm SMP - Islam anak
kawin
4. Nn. T 4,5 th P Blm - - Islam anak
kawin

b. Genogram

(berisi anggota/ silsilah keluarga yang dibuat secara graph)

3. Kegiatan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
1. Tn. K tidak pernah tidur siang, tidur malam 6 jam/ hari
2. Ny. G tidur siang kadang-kadang, tidur malam 7 jam/hari
3. Ny. O tidak pernah tidur siang, tidur malam 7 jam/hari
4. Nn. A tidak pernah tidur siang, tidur malam 8 jam/ hari
5. Nn. T tidur siang 2 jam, tidur malam 8 jam/ hari

b. Kebiasaan makan
Semua anggoata keluarga makan 3 x sehari dengan semua makanan
pokok beras, lauk pauk sesuai kemampuan keluarga (tahu, tempe, daging dan
telur kadang-kadang), namun dalam keluarga tidak perna makan secara
bersama-sama, karena kesibukan masing-masing. Tn. K makan dirumah hanya
sarapan pagi saja sedangkan untuk makan siang dan makan malam biasanya di
warung tempat ia bekerja. Demikian juga anggoata keluarga yang lain. Ny. O
menyatakan kedua anaknya sulit makan dengan alasan anak yang pertama takut
gemuk, sedang anak yang kedua lebih suka makan jajanan di warung (snack
anak-anak)
c. Pola eliminasi
Seluruh anggota keluarga menyatakan BAB + 1 X/hari dan BAK + 5x/hari
d. Kebersihan perorangan/personal higiene

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 27


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

Seluruh keluarga mandi, gosok gigi dan ganti baju 2x/ hari, ganti pakaian dalam
(wanita)………..
e. Pola kebiasaan kesehatan
1. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
2. Tidak ada waktu khusus untuk berolahraga
3. makanan luar ruamh??
f. Penggunaan waktu senggang
Keluarga jarang sekali menggunakan waktu senggang bersam karena Tn. K bekerja
sampai sore dan biasanya anak (Nn A) melakukan aktivitasnya sendiri. Ny. G dan
Ny O tidak beraktivitas diluar rumah sehingga biasanya mereka berdua beserta anak
terkecil (Nn. T) yang sering bersama baik untukmengerjakan pekerjaan sehari-hari
maupun bersantai dengan tetangga. Tetapi Ny G dan Ny O tidak pernah mengikuti
kegiatan masyarakat sepert PKK dll.

g. Rekreasi keluarga

Dapatdikatakan bahwa keluarga ini tidak pernah berekreasi bersama, karena


keluarga merasa tidak punya alokasi dana untuk berekreasi

h. Keadaan sosial ekonomi

Penghasilan Tn. K ± Rp. 400.000,00/ bulan dan Ny. O dengan home industri
(pembuatan keripik singkong) ± Rp. 300.000,00. Jumlah tersebut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keluarga menyatakan tidak pernah
menabung, arisan ataupun menyisihkan uang dalam bentuk yang lain untuk
keperluan mendadak, sehingga Ny. O sering berhutang kepada tetangga.

4. Situasi lingkungan

a. Rumah milik sendiri : ya


Denah rumah:
Rumah jauh dari jalan desa, luas 60 m2 dan luas rumah ± 48 m2 (8x6) yang terdiri
dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar tidur dan 1 dapur.
b. Jenis rumah: papan
c. Atap rumah: genting
d. Lantai rumah: tanah
e. Ventilasi: kurang dari 10% dari luas rumah, tidak ada jendela. Pintu dibuka pada
siang hari.
f. Kebersihan dan kerapian: kurang
g. Pembuangan sampah: terbuka dibelakang rumah, dibakar 1 minggu sekali.
h. Sumber air:
1. Penggunaan air: dimasak
2. Tempat penyimpanan air : tertutup
3. Pengurasan tempat air minum: 1 minggu sekali
4. Kualitas air: tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa
i. Saluran pembuangan air limbah (SPAL): terbuka
1. Jarak sumber pembuangan limbah: kurang dari 10 m dari sumur (± 7 m)
2. Keadaan : tidak terpelihara
j. Jamban
1. Kondisi : kurang terpelihara
2. Jarak jamban dengan sumur air : ±7 m
k. Kandang ternak : tidak ada
l. Pemanfaatan pekarangan : untuk jemuran pakaian

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 28


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

m. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : bila ada anggota keluarga yang sakit diperiksakan
ke puskesmas
n. Asuransi kesehatan : keluarga memiliki asuransi kesehatan keluarga miskin atas
nama Tn K dan Ny O.
5. Keadaan kesehatan keluarga
a. Riwayat perkawinan : lamanya 8 tahun dan merupakan pernikahan pertama bagi
Tn. K dan pernikahan kedua bagi Ny. O. Nn A adalah hasil perkawinan pertama
Ny. O, sedangkan Nn. T adalah hasil perkawinan Ny. O dan Tn. K
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas lalu : Ny. O menyatakan kedua anaknya
dilahirkan dengan pertolongan dukun dengan usia kehamilan 9 bulan dan
persalinan berjalan lancar. Ibu meneteki bayinya sampai umur 2 th.
c. Tiga bulan terakhir ada anggota keluarga yang sakit : 3 bulan terakhir tidak ada
anggota keluarga yang sakit.
6. Riwayat KB
a. Setelah melahirkan Nn. T, Ny. O menggunakan KB suntik 3 bulanan, jadwal
kunjungan ulang tgl 25 januari 2006 di bidan desa.
b. Ibu mengeluhkan menstruasi tidak lancar dan taratur
c. Ibu menyatakan ketdaktahuannya tentang efek samping dan cara kerja KB suntik
karena selama ini ibu hanya mengikuti saran tetangga.
7. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga berjalan baik meskipun masih kurangnya kebersamaan dalam keluarga,
namun hal tersebut dapat dipahami mengingat aktivitas mereka yang berbeda-beda.
Khusus untuk fungsi pendidikan masih sangat kurang terutama pendidikan tentang
kesehatan reproduksi remaja oleh orang tua, nampak dari pernyataan anak yang
mengatakan bahwa masih dianggap tabu jika membicarakan hal-hal yang berhubungan
dengan kesehatan reproduksi padahal anak menyatakan belum begitu paham tentang
Kesrep. Fungsi keluarga harus mencakup 12 fungsi?

8. Strees dan koping


a. Strees jangka pendek:
1. Ny. O terhadap keluhan tidak teraturna siklus menstruasi (kebutuhan konseling
KB) dan anak BGM.
2. Kurangnya pengetahuan tentang kesrep khususnya pada anak remaja (Nn. A)
b. Strees jangka panjang:
SPAL, Plesterisasi, pembuatan jendela untuk ventilasi dan pembuatan rumah
permanen. Dibutuhkan kemampuan keluarga untuk merespon adanya masalah serta
meneima maslah tersebut sehingga keluarga diharap dapat menciptakan strategi untuk
memecahkan masalah keluarga ( mufakat keluarga)

9. Komunikasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa, hubungan antara keluarga cukup
harmonis, juga dengan tetangga. Sarana komunikasi dalam keluarga adalah radio dan
televisi.
10. Transportasi
Untuk kegiatan sehari-hari keluarga Tn. K menggunakan transportasi angkutan umum
karena tidak punya kendaraan pribadi.

Pemeriksaan fisik

a. Tn. K

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 29


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

Kepala : mesochepal, rambut hitam, ikal, rambut bersih


Wajah : oval, tidak pucat
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, skelra putih
Hidung : bersih, tidak ada benjolan
Telinga : bersih
Mulut & gigi : bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris
Perut : datar, hati dan limfa tidak teraba
Punggung : sedikit lordosis
Genetalia : tidak diperiksa
Ekstremitas : tidak odema, tidak sianosis
Postur tubuh : pendek, tegap
TTV : T: 130/90 mmHg
N: 76 x/m
S: 37 c
R: 20 x/m
b. Ny. G
s.d.a
c. Ny. O
s.d.a
d. Nn. A
s.d.a
e. Nn. T
s.d.a

B. Analisis Data

(berisi narasi analisa dari keseluruhan permasalahan yang terjadi, baik sebab maupun
akibatnya dan cara pemecahan masalahnya secara garis besar)

Masalah kesehatan yang ada di keluarga Tn. K disebabkan karena keterbatasan


pengetahuan seluruh keluarga serta kemampuan secara ekonomi. Masalah yang muncul
antara lain: kurangnya pengetahuan ibu tentang efek samping KB suntik 3 bulanan,
kurangnya pengetahuan tentang kesrep remaja pada anaknya dan anak terkecil BGM. Dari
segi lingkungan dapat disimpulkan kurangnya pengetahuan dan perhatian keluarga tentang
kriteria rumah sakit. Dalam pelaksanaan pembinaan terhadap keluarga Tn. K, bidan harus
bekerjasama dengan keluarga untuk membahas masalah yang timbul dan memikirkan
alternatif pemecahan masalahnya. Intervensi awal yang bisa diberikan adalah pemberian
penkes sehingga keluarga dapat menyelesaikan masalah secara tepat dan mandiri.

C. Perumusan masalah

1. Kurangnya pengetahuan tentang KB


Data subjektif: ibu menyatakan tidak mengetahui tentang efek samping dari KB dan
cara kerjanya.
2. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
Data subjektif: keluarga tidak pernah memberikan penkes reproduksi remaja
padahal usia ini sangat rentan karena sedang mencari identitas dan adanya krisis
pergantian peran dari anak menuju dewasa.
3. Kesehatan lingkungan:

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 30


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

a. SPAL terbuka
b. Jarak pembuangan limbah maupun jamban kurang dari 10 m
c. Kurangnya ventilasi
d. Lantai tanah

(berisi kesimpulan permasalahan yang dihadapi klien dan keluarga).

D. Prioritas masalah

1. Kurangnya pengetahuan Ny. O tentang KB

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman terhadap kegagalan
penerimaan keadaan yang
berhubungan dengan efek samping
KB
1
2. Kemungkinan /2x2 1 Masalah sebenarnya dirubah tapi
di rubah secara bertahap (sebagian) sesuai
dengan pemahaman keluarga dan
sumber dana yang ada
3. Potensial 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah dengan
dicegah penkes.
4. Penonjolan ½x1 ½ Ibu merasakan sebagai masalah dan
masalah perlu untuk segera ditangani
Jumlah 2,8
(dst)
2. Anak terkecil BGM

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 1/3 x 1 1/3 Ancaman terhadap kegagalan
penerimaan keadaan yang
berhubungan dengan efek samping KB
1
2. Kemungkinan /2x2 1 Masalah sebenarnya dirubah tapi
di rubah secara bertahap (sebagian) sesuai
dengan pemahaman keluarga dan
sumber dana yang ada
3. Potensial 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah dengan penkes.
dicegah
4. Penonjolan 2/2 x 1 1 Tidak berakibat buruk pada tumbang
masalah anak selanjutnya
Jumlah 3

(perumusan masalah diprioritaskan dengan cara menghitung skala prioritas terlebih


dahulu).

a. Prioritas 1: anak terkecil BGM


b. Prioritas 2: kurangnya pengetahuan Ny. O tentang KB
c. Proritas 3: dst.

(setelah itu, masalah di atasi dengan cara membuat asuhan kebidanan sesuai prioritas
masalah), tersaji pada tabel di bawah ini:

E. Asuhan kebidanan

No Data Masalah Tujuan Penatalaksanaan Evaluasi

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 31


MATERI 1: LANGKAH-LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

kesehatan
(sesuai
prioritas)
1. Anak Anak terkecil Setelah diberi 1. Berikan 1. Memberikan 1. Keluarga
terkecil BGM penkes dan penkes penkes tentang sudah tahu
BGM PMT anak tentang gizi gizi balita tentang
terkecil akan balita 2. Memberikan penkes gizi
mengalami 2. Berikan PMT PMT balita
perbaikan 2. PMT sudah
berat badan diberikan
2. Ny. O Kurangnya Setelah diberi 1. Berikan 1. Memberikan 1. Ibu dapat
menyat pengetahuan penkes, Tn. K penkes penkes tentang menjelaskan
akan Ny. O tentang dan Ny. O tentang efek efek samping efek samping
kurang KB tahu tentang samping dan dan cara kerja dan cara
memah efek samping cara kerja KB KB suntik kerja KB
ami dan cara kerja suntik suntik
tentang KB suntik
efek
sampin
g dan
cara
kerja
KB
suntik
3. Dst.

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS | 32

Anda mungkin juga menyukai