Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Kebidanan Nifas

Manajemen Nifas Normal Pada Ibu dan Bayi

Disusun oleh :

Kelompok 2 (dua)

1. Inne delia Alniarti


2. Frilia Anggun Lestari
3. Karina Dwi Ratna
4. Lara Anggraini
5. Linda Alifia Yulianti
6. Lisa Meitia Arieti Putri
7. Natasya Vidia
8. Naurah Khansa Khairunnisa

DIV Kebidanan + Profesi (Tingkat 3)

Dosen Pembimbing : Wewet Savitri M.Keb

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEBIDANAN+PROFESI
TAHUN 2019/2020

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberi
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan besar kita nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh kecanggihan teknologi seperti yang kita rasakan
saat ini.
Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih, kepada Bunda Wewet Savitri
M.Keb selaku dosen Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas kebidanan poltekkes
kemenkes Bengkulu yang telah membimbing kami. Harapan kami semoga ada
manfaat dan berguna bagi kalangan mahasiswa.
Dengan mengambil pepatah tak ada gading yang retak maka dengan
kerendahan hati, kami mohon maaf apabila penulisan dan penyusunan makalah ini
jauh dari kesempurnaan yang kita harapkan.akhir kata kami, mengucapkan
terimakasih dan penghargaan kepada teman-teman dan dosen pembimbing atas
masukan saran, dan kritik untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Bengkulu, 26 Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Definisi nifas 2
B. Manajemen Nifas Normal pada Ibu dan Bayi 2

BAB III PENUTUP 9


A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah
plasenta keluar, masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat
kandungan akan kembali pulih seperti semula. Masa nifas merupakan masa ibu
untuk memulihkan kesehatan ibu yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu
(Nugroho, Nurrezki, Desi, & Wilis, 2014). Nifas adalah periode mulai dari 6 jam
sampai dengan 42 hari pasca persalinan (Kementrian Kesehatan, 2014).
Ketika masa nifas terjadi perubahan-perubahan penting, salah satunya yaitu
timbulnya laktasi. Laktasi adalah pembentukan dan pengeluaran air susu ibu.
Laktasi terjadi oleh karena pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang
merangsang kelenjar-kelenjar payudara ibu. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 ini sangat penting
diberikan kepada bayi sejak bayi dilahirkan hingga selama enam bulan, tanpa
menambahkan atau mengganti dengan makanan atau minuman. Pemberian ASI
eksklusif bertujuan untuk memenuhi asupan ASI pada bayi sejak dilahirkan
sampai dengan berusia enam bulan karena ASI mengandung kolostrum yang kaya
akan antibodi dan mengandung zat-zat penting seperti protein untuk daya tahan
tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI
eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi (Dinas Kesehatan Provinsi
Bali, 2016).

B. Tujuan
1. Agar dapat memahami dalam manajemen nifas normal pada ibu dan bayi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Nifas
Post partum adalah waktu yang diperlukan oleh ibu untuk memulihkan alat
kandungannya ke keadaan semula dari melahirkan bayi setelah 2 jam pertama
persalinan yang berlangsung antara 6 minggu (42 hari ) (Prawirohadjo, 2001)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung
selama 6 minggu (Saifuddin, 2007).
Masa Nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010).
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. (Saleha, 2009) - Masa nifas
adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003).

B. Manajemen Nifas Normal pada Ibu dan Bayi


a) Pengkajian Data Fisik dan Psikososial
1. Pengkajian data fisik
 Melakukan pemeriksaan fisik, keadaan umum dan
pengkajian psikososial terhadap ibu, ayah dan anggota
keluarga.
 Mendeteksi adanya penyimpangan dari kondisi yang
normal.
 Dari masa prenatal, kaji masalah kesehatan selama
kehamilan yang pernah timbul, seperti: anemia,
hipertensi dalam kehamilan dan diabetes.
 Kaji proses persalinan, lama dan jenis persalinan,
kondisi selaput dan cairan ketuban, respon bayi
terhadap persalinan, obat-obatan yang digunakan,
respon keluarga khususnya ayah pada persalinan dan
kelahiran.
 Dilakukan segera pada masa immediate postpartum,
seperti: observasi tanda vital, keseimbangan cairan,
pencegahan kehilangan darah yang abnormal, eliminasi
urin, kontraksi uterus, Tinggi fundus uteri, perdarahan,
produksi ASI, ambulasi dini dan istirahat.
2. Pengkajian data psikososial
Respons ibu dan suami terhadap kelahiran bayi, pola
hubungan ibu, suami dan keluarga Kehidupan spiritual dan
ekonomi keluarga Kepercayaandan adat istiadat.Adaptasi
psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang
melahirkan, apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalem.
Pola koping (pertahanan diri), hubungan dengan suami,
hubungan dengan bayi, hubungan dengan anggota keluarga
lain, dukungan social dan pola komunikasi termasuk potensi
keluarga untuk memberikan perawatan kepada klien.Adakah
masalah perkawinan, ketidak mampuan merawat bayi baru
lahir, krisis keluarga.
Post partum blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan,
bingung dan mudah menangis. Depresi : Konsentrasi, minat,
perasaan kesepian, ketidakamanan, berpikir obsesif, rendahnya
emosi yang positif, perasaan tidak berguna, kecemasan yang
berlebihan pada dirinya atau bayinya, sering cemas saat hamil,
bayi rewel, perkawinan yang tidak bahagia, suasana hati yang
tidak bahagia, kehilangan kontrol, perasaan bersalah,
merenungkan tentang kematian, kesedihan yang berlebihan,
kehilangan nafsu makan, insomnia, sulit berkonsentrasi.
Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang
berhubungan dengan budaya pada perawatan post partum,
makanan atau minuman, menyendiri bila menyusui, pola
seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-cita. 3.
Riwayat Kesehatan Ibu Setelah Anda mengkaji data fisik dan
psikososial, maka sebelum melakukan pemeriksaan fisik, kaji
riwayat kesehatan ibu yang meliputi :

 Riwayat kesehatan yang lalu


Kaji apakah ibu pernah atau sedang menderita
penyakit yang dianggap berpengaruh pada kondisi
kesehatan saat ini.Misalnya penyakit-penyakit
degeneratif (jantung DM, dll), infeksi saluran kencing.
 Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga
Kaji apakah didalam silsilah keluarga Ibu mempunyai
penyakit keturunan.Misalnya penyakit ashma, Diabetes
Melitus dan penyakit keturunan lainnya.
 Riwayat penyakit menular dalam keluarga
Kaji apakah keluarga ibu mempunyai riwayat
penyakit menular. Misalnya TBC, hepatitis
danHIV/AIDS.
 Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang
kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah digunakan,
kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana
penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
 Kebiasaan Sehari-Hari
- Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi,
jumlah, jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi
serat), frekuensi, konsumsi snack (makanan ringan),
nafsu makan, pola minum, jumlah, dan frekuensi.
- Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang),
rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat,
penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau
gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara,
posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
- Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah
melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya infolunter
pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over
distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa
talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK.
Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena
luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
- Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan
gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia,
pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah.
- Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah
melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan
eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui.
- Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang
menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks.

b) Pemeriksaan Fisik :
1. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah
Segera setelah melahirkan, banyak wanita
mengalami peningkatan sementaratekanan darah
sistolik dan diastolik, yang kembali secara spontan
kanan darah sebelum hamil selama beberapa hari bidan
bertanggung jawab mengkaji resiko preeklamsi
pascapartum, komplikasi yang relatif jarang, tetapi
serius, jika peningkatan tekanan darah signifikan.
 Suhu
Suhu maternal kembali dari suhu yang sedikit
meningkat selama periode intrapartum dan stabil dalam
24 jam pertama pascapartum. Perhatikan adanya
kenaikan suhu samapi 38 derajat pada hari kedua
sampai hari kesepuluh yang menunjukkan adanya
morbiditas puerperalis.
 Nadi
Denyut nadi yang meningkat selama persalinan
akhir, kembali normal selama beberapa jam pertama
pascapartum. Hemoragi, demam selama persalinan, dan
nyeri akut atau persisten dapat mempengaruhi proses
ini. Apabila denyut nadi diatas 100 selama puerperium,
hal tersebut abnormal dan mungkin menunjukkan
adanya infeksi atau hemoragi pascapartum lambat.
 Pernapasan
Fungsi pernafasan kembali pada rentang normal
wanita selama jam pertama pascapartum. Nafas pendek,
cepat, atau perubahan lain memerlukan evaluasi adanya
kondisi – kondisi seperti kelebihan cairan, seperti
eksaserbasi asma, dan emboli paru.
2. Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat
kesadaran.
3. Kepala,wajah dan leher Periksa ekspresi wajah, adaya oedema,
sclera dan konjuctiva mata, mukosa mulut, adanya pembesaran
limfe, pembesaran kelenjar thiroid dan bendungan vena
jugolaris.

 Dada dan payudara


Auskultasi jantung dan paru-paru sesuai ondikasi
keluhan ibu, atau perubahan nyata pada penampilan
atau tanda-tanda vital. Pengakajian payudara pada
periode awal pascapartum meliputi penampilan,
Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan
areola dan integritasi puting, posisi bayi pada payudara,
stimulation nepple erexi adanya kolostrum, apakah
payudara terisi susu, Kepenuhan atau pembengkakan,
benjolan, nyeri, dan adanya sumbatan ductus, kongesti,
dan tanda – tanda mastitis potensial. Perabaan
pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
4. Abdomen dan uterus
Evaluasi abdomen terhadap involusi uterus, teraba lembut ,
tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal utuh
(intact) atau terdapat diastasis recti dan kandung kemih,
distensi, striae. Untuk involusi uterus periksa kontraksi uterus,
konsistensi (keras, lunak, boggy), perabaan distensi kandung
kemih, posisi dan tinggi fundus uteri. : Tinggi fundus uterus,
lokasi, kontraksi uterus, dan nyeri.

5. Genitalia
Pengkajian perineum terhadap memar, oedema, hematoma,
penyembuhan setiap jahitan, inflamasi.Pemeriksaan type,
kuantitas dan bau lokea.Pemeriksaan anus terhadap adanya
hemoroid.
6. Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas terhadap adanya oedema, nyeri
tekan atau panas pada betis adanya tanda homan, refleks.Tanda
Homan didapatkan dengan meletakkan satu tangan pada lutut
ibu, dan lakukan tekanan ringan untuk menjaga tungkai tetap
lurus.Dorsifleksi kaki tersebut jika terdapat nyeri pada betis
maka tanda homan positif.
7. Perubahan psikologis
Setelah proses persalinan, terjadi perubahan yang dramatis
bagi seorang ibu dimana ia kini mempunyai bayi yang harus
dilindungi dan dipenuhi kebutuhannya. Dalam perubahan
psikologis terdapat beberapa periode yaitu periode Taking In,
Periode Taking Hold dan Periode Letting Go
8. Data pengetahuan/perilaku ibu
Kaji pengetahuan ibu yang berhubungan dengan perawatan
bayi, perawatan nifas, asi ekslusif cara menyusui, KB,
hubungan seks serta halhal lain yang penting diketahui ibu
dalam masa nifas dan menyusui.Pengetahuan ibu dan keluarga
tentang peran menjadi orang tua dan tugas-tugas perkembangan
kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus,
perubahan fungsi blass dan bowel.
Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda vital bayi,
perubahan karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan
kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit. Keterampilan
melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal hyhiene,
payudara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi
(perawatan tali pusat, menyusui, memandikan dan mengganti
baju/popok bayi, membina hubungan tali kasih, cara
memfasilitasi hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan
kakak/nenek). Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan,
mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau
mengalami gangguan ringan.Pencegahan infeksi dan jadwal
imunisasi.
c) Menentukan Diagnosa, Masalah, dan Kebutuhan Segera
Pada saat kita memberikan asuhan kebidanan, diagnosa yang
ditetapkan oleh bidan merujuk pada temuan data subyektif dan data
obyektif.Diagnosa kebidanan dituliskan berdasarkan nomenklatur
kebidanan.Apabila didapatkan hal hal yang mengganggu dan
menjadikan ibu tidak dapat beraktifitas dengan baik, tetapi tidak
tercantum dalam nomenklatur kebidanan, maka hal tersebut
dimasukkan dalam masalah dan perlu mendapatkan penanganan
yang terfokus.
Penanganan terfokus itu merupakan kebutuhan segera yang
harus diberikan, sehingga penyuluhan yang akan diberikan
diurutkan berdasarkan tingkat kebutuhan ibu. Tindakan segera
akan muncul, jika terdapat diagnosa potensial yang mengacu pada
keselamatan ibu. Misalnya pada kasus ibu nifas dengan perdarahan
post partum akibat atonia uteri pada 6 jam post partum, maka
potensial diagnosanya menjadi syok hipovolemik, sehingga
membutuhkan tindakan segera pemasangan infus dan pemberian
uterotonika.
d) Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Tindakan yang dilakukan terhadap ibu nifas, dapat dibedakan
menjadi : tindakan mandiri, kolaborasi danpengawasan. Dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas harus
memperhatikan wewenang dan tanggung jawab bidan terhadap
klien.
Jika ibu memiliki komplikasi, maka bidan harus berkolaborasi
baik dengan keluarga atau dengan tenaga kesehatan lain seperti
dokter atau bilamana perlu melakukan rujukan.

Tindakan mandiri yang dapat dilakukan bidan terkait asuhan pada ibu nifas :
1. Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan
dan keluarganya selama persalinan dan setelah kelahiran bayi
2. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula
alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan
harus steril.
3. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan melibatkan klien
4. Memberikan asuhan bagaimana merawat bayi dengan baik
5. Memberikan dukungan pada klien yang cemas

Tindakan kolaborasi yang dilakukan bidan adalah :


1. Memberi asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan resiko tinggi dan
pertolongan pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
2. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
3. Memberi dukungan kepada pasien pada saat cemas dan melibatkan
keluarga.
4. Merujuk segera, bila ada tanda bahaya pada pasien
5. Memberi asuhan bagaimana cara merawat bayi dan melibatkan keluarga.
Tindakan pengawasan yang dilakukan bidan :
1. Memantau keadaan klien pada masa nifas
2. Mengawasi perkembangan yang terjadi pada klien
3. Mengawasi tanda bahaya yang dialami klien
Pendidikan / penyuluhan yang diberikan bidan kepada ibu nifas adalah :
1. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien
2. Meberikan pendidikan perawatan bayi sehari-hari
3. Memberikan pendidikan perawatan perineum
4. Memberikan dukungan penuh pada pasien

e) Evaluasi Asuhan Kebidanan


Dasar tujuan evaluasi adalah untuk lebih memahami suatu
program atau kejadian.Evaluasi program dilaksanakan untuk
memperbaiki usaha-usaha yang telah dilakukan, untuk
pertanggungjawaban, meneruskan, memperbaiki atau
memberhentikan program.
Tujuan Evaluasi Asuhan Kebidanan Pada Nifas :
1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan Ibu selama nifas
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan kebidanan yang
diberikan
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan kebidanan
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam
proses asuhan kebidanan
5. Menunjang tanggung jawab dalam pelaksanaan asuhan kebidanan untukibu
nifas.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif
(dilakukan selama proses asuhan kebidanan) dan formatif (dengan proses dan
evaluasi akhir). Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
 Evaluasi berjalan (sumatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan
perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP.
 Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan
yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin
semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar
didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Post partum adalah waktu yang diperlukan oleh ibu untuk memulihkan alat
kandungannya ke keadaan semula dari melahirkan bayi setelah 2 jam pertama
persalinan yang berlangsung antara 6 minggu (42 hari ) (Prawirohadjo, 2001)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung
selama 6 minggu (Saifuddin, 2007).
Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah
plasenta keluar, masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat
kandungan akan kembali pulih seperti semula.

B. Saran

Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat dijadikan
pedoman kita dalam pembelajaran. Apabila ada kekurangan dalam penulisan
makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
 http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/5167/1/4_Asuhan%20Kebidanan
%20Nifas%20dan%20Menyusui_4.%20Modul%203%20Asuhan
%20Kebidanan%20Masa%20Nifas.pdf

Anda mungkin juga menyukai