Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau
cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi
dan kualitas generasi yang akan datang.
Komunikasi pada pasangan usia suusbur ini dilakukan agar pasangan usia subur
tersebut dapat mengetahui informasi apa saja yang harus mereka siapkan dalam hal setelah
menikah. Mereka harus memahami bagaimana cara-cara agar kesuburan dari pasangan usia
subur dapat terus terjaga dan kesuburan menjadi lebih baik.
Mereka juga harus mengetahu abagaimana apabila ingin memiliki momongan lebih
cepat dan bagaimana persiapam mereka. Baik dari persiapan suami, psikis dan psikologi ibu,
serta materil yang harus disiapkan. Mereka juga harus diberikan informasi mengenai KB.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan
yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit.
Tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-
metode tersebut mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB,
kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena
terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut
mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih
suatu metode, wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka,
efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan,
besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai
kemampuan mempunyai anak.