Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI

“SKRENING PRAKONSEPSI”

Dosen Pembimbing : Afrina Mizawati,SKM,MPH


Disusun Oleh : kelompok 4
1. Linda Alifia Yuliarti
2. Putri Tuti Olvi
3. Shalsabililla Defia Putri
4. Siska Nurhaliza
Kelas: D4 Kebidanan+profesi tingkat 2

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“SKRENING PRAKONSEPSI”

Adapun makalah “SKRENING PRAKONSEPSI” ini telah kami usahakan


semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Dengan dibuatnya makalah ini penyusun berharap semoga makalah ini dapat diambil
manfaatnya sehingga dapat memberikan wawasan yang lebih terhadap pembaca.

Bengkulu, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN i
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan pembuatan makalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Skrining Prakonsepsi 3
B. Manfaat skrining pra konsepsi 3
C. Tahapan Skrining Prakonsepsi 3

BAB III PENUTUP 6

A. KESIMPULAN 6
B. SARAN 6

DAFTAR PUSTAKA 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan yang baik adalah salah satu faktor yang paling penting dalam
kehamilan. Kesehatan prakonsepsi adalah cara untuk meningkatkan hasil kehamilan
yang positif dengan mendorong perempuan untuk terlibat dalam gaya hidup yang
sehat sebelum mereka hamil (Williams & Wilkins, 2012). Keadaan yang kurang
mendukung kondisi-kondisi prakonsepsi akan berdampak kurang baik pula terhadap
pembentukan terjadinya proses konsepsi (Sujiono, 2004).
Perawatan kesehatan yang baik, penting untuk perkembangan dan
kesejahteraan janin, sehingga berada dalam kondisi kesehatan yang prima sebelum
kehamilan menjadi hal yang penting (Curtis, 1999). Perawatan prakonsepsi yang
dimulai sebelum kehamilan dapat menjadi strategi efektif untuk mengurangi
gangguan bawaan dan meningkatkan kesehatan wanita usia subur (Shanon et al,
2013). American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) (2006)
merekomendasikan bahwa selama periode reproduktif wanita, terutama mereka yang
merupakan bagian dari perawatan prakonsepsi, seharusnya mencakup konseling
tentang perawatan kesehatan dan perilaku untuk mengoptimalkan hasil kehamilan.
Pada wanita yang menerima perawatan prakonsepsi lebih cenderung mengadopsi
perilaku sehat, sehingga memiliki hasil kehamilan yang baik (Dean et al, 2013).
Perawatan prakonsepsi tidak hanya untuk wanita, tetapi juga untuk pria.
Perawatan prakonsepsi untuk pria juga penting yaitu untuk meningkatkan hasil
kehamilan yang sehat (Regina VT, 2011). Masalah umum dalam perawatan
prakonsepsi yaitu keluarga berencana, mencapai berat badan yang sehat, skrining dan
pengobatan untuk penyakit menular, memperbarui imunisasi yang tepat, meninjau
obat untuk efek teratogenik, konsumsi suplemen asam folat untuk mengurangi risiko
cacat tabung saraf bagi wanita yang ingin hamil, dan pengendalian penyakit kronis
sangat penting untuk mengoptimalkan hasil kehamilan (Farahi dan Zolotor, 2013).
Preconception Counseling adalah komponen penting dari perawatan prakonsepsi
(Williams et al, 2012). Preconception Counseling merupakan skrining dan
memberikan informasi serta dukungan kepada individu usia subur sebelum hamil
untuk promosi kesehatan dan mengurangi risiko (Bulechek, Butcher, & Dochterman,
2008).
Preconception Counseling memainkan peran utama dalam mempersiapkan
kehamilan. Preconception Counseling bertujuan untuk mengidentifikasi dan
memodifikasi risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan hasil kehamilan ibu,
serta sebelum kehamilan (Walfisch dan Koren, 2011). Kunjungan konseling
prakonsepsi adalah waktu yang ideal untuk mengevaluasi pasien dan kehamilan
(Lanik, 2012). Public Health Service Expert Panel on the Content of Prenatal Care
menyatakan bahwa kunjungan prakonsepsi mungkin merupakan satu-satunya
kunjungan perawatan kesehatan terpenting. Hal tersebut dilihat dari konteks
dampaknya terhadap kehamilan (Cunningham, Gary, & Gant, 2006).
B. Rumusan masalah
1. Pengertian Skrining Prakonsepsi
2. Manfaat skrining pra konsepsi
3. Tahapan Skrining Prakonsepsi
C. Tujuan pembuatan makalah
1. Pengertian Skrining Prakonsepsi
2. Manfaat skrining pra konsepsi
3. Tahapan Skrining Prakonsepsi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Skrining Prakonsepsi
Skrining pra konsepsi atau disebut juga perawatan prakonsepsi adalah
serangkaian intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi risiko
biomedis, perilaku, dan sosial yang berkaitan dengan kesehatan wanita serta hasil
kehamilan nantinya. Skrining prakonsepsi dilakukan sebagai langkah pertama untuk
memastikan kesehatan calon ibu serta calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum
proses pembuahan terjadi.(CDC,2006) Yang termasuk dalam Perawatan masa
prakonsepsi yaitu pada masa sebelum konsepsi dan masa anatara konsepsi yang dapat
dimulai dalam jangka waktu dua tahun sebelum konsepsi. (WHO, 2013)
B. Manfaat skrining pra konsepsi
1. Bagi seorang wanita. skriining para nikah tidak hanya sekedar untuk
merencanakan kehamilan, tetapi untuk menjaga dan memilih kebiasaaan untuk
hidup sehat
2. Bagi seorang laki laki. skrining pra nikah berguna untuk memilih untuk menjaga
tetap sehat dan membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama, dan sebagai
mitra wanita berarti mendorong dan mendukung kesehatan pasangannya dan jika
menjadi seorang ayah, ia akan melindungi anak-anaknya. Jadi kesehatan
prakonsepsi adalah tentang menyediakan diri sendiri dan orang yang Anda cintai
dengan masa depan yang cerah dan sehat.
3. Bagi bayi. skrining pra nikah akan membuat orang tua melaksankan hidup sehat
sebelum dan selama kehamilan sehingga akan melahirkan bayi tanpa cacat atau
keadaaan yang tidak normal lainnya dan memeberi kesempatan pada bayi
terhadap bayi untuk memulai kehidupannya dnegan sehat.
4. Bagi keluarga. skrining pra nikah akan menciptakan keluarga yang sehat dan akan
menciptakan kualitas keluarga yang lebig baik dimasa yang akan datang. (CDC,
2006)
C. Tahapan Skrining Prakonsepsi
1. Anamnesa
Anamnesa merupakan sebuah komunikasi atau dialogis yang aktif antara
dokter dan tenaga medis dengan pasien, sehingga komunikasi yang aktif tersebut
adalah bentuk komunikasi yang bersifat tetapi lebih dari itu komunikasi yang
empati. Anamnesa dapat membantu tenaga medis mediagnosa dan menyusun
perencanaan yang baik untuk pasien dalam melakukan rencana prakonsepsi.
Tujuan anamnesa adalah mendapatkan data atau informasi tentang keluhan
yang sedang dialami atau diderita oleh pasien. Anamnesa yang tepat dapat
membantu penegakan assesment dan diagnosa dan membangun komunikasi yang
baik antara seorang petugas medis dengan pasiennya.
Anamnesa yang tepat dapat membuka hubungan dan kerjasama yang baik
yang bermanfaat untuk pemeriksaan selanjutnya. Anamnesa dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu Autoanamnesa, ialah anamnesa yang dilakukan secara
langsung kepada pasien. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dan
menceritakan kondisinya. Allonamnesa, ialah anamnesa yang dilakukan dengan
orang lain seperti keluarga pasien atau sahabat pasien guna memperoleh informasi
yang tepat tentang keadaan pasien. Biasanya pada pasien yang tidak sadarkan diri,
bayi, anak-anak. Pada anamnesa jenis ini petugas medis harus memastikan bahwa
sumber informasi berasal dari orang yang tepat.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan kesehatan selama masa prakonsepsi perlu dilakukan. Dengan
alasan pemeriksaan ini bisa mendeteksi gangguan yang mengancam selama
dalam tahap prakonsepsi. Hal tersebut guna untuk mempersiapkan kesehatan saat
hamil. Yang perlu diperiksa di masa prakonsepsi seperti riwayat penyakit dan
genetik (jika usia calon ibu di atas 36 tahun) siklus haid, dan alat kontrasepsi.
Pemeriksaan fisik ini meliputi analisis urine, pemeriksaan tekanan darah, dan
analisis darah. Pemeriksaan urin diperlukan untuk melihat apakah terdapat sel-sel
normal atau abnormal yang terkandung dalam tubuh yang dapat mempengaruhi
keturunan. Pemeriksaan tekanan darah sama pentingnya. Menurut Mayo Clinic,
risiko gangguan kehamilan dan melahirkan akan lebih tinggi pada wanita yang
memiliki tekanan darah tinggi, salah satunya pre-eklampsia. Selain itu akan ada
tes golongan darah (ABO-RH) untuk mengetahui apakah calon istri memiliki Rh-
negatif. Jika ada, dokter akan memberitahu mereka tentang risiko dalam
kehamilan istri dengan Rh-negatif.
3. Pemeriksaan laboratorium
pada suami istri Pemerikaaan laboratorium penting dilakukan pada suami istri
yang sedang dalam prakonsepsi. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk
mengetahui apakah ada virus atau penyakit-penyakit yang pada suami istri
tersebut yang akan mempengaruhi kesehatan calon janin. Seperti penyakit
hepatitis, HIV, urinalisa, dan virus-virus lainnya (Sutriyanto, 2019).
Pemeriksaan ini mempunyai banyak sekali manfaat, diantaranya untuk
mengetahui kesehatan reproduksi dari suami istri, mengetahui kesiapan masing-
masing untuk memiliki anak ( baik secara fisik, psikologis, maupun bekal
pengetahuan terkait). Banyak kelainan atau penyakit yang dapat di deteksi
melalui pemeriksaan laboratoriu antara lain penyakit hereditas atau yang
diturunkan orang tua ( thalassemia, hemophilia, sickle cell disease), penyakit
menular (hepatitis B, hepatitis C, HIV/AIDS, penyakit menular seksual, infeksi
TORCH, dan penyakit menahun.
4. Konseling persiapan kehamilan
Konseling merupakan bentuk cara penyampaian informasi yang dilakukan
dengan berusaha menggali permasalahan seseorang secara individual dan
mendalam. Informasi yang diberikan melalui konseling tidak bersifat instruktif
atau memaksakan seseorang untuk melakuakan apa yang di informasikan
kepadanya, karena hal tersebut tidak akan merubah perilaku seseorang bahkan
lebih kepada memaksakan Bandiyah (2009)
Dalam praktik petugas kesehatan, peran konseling begitu banyak ditawarkan
dalam konteks hubungan dan fokus utamanya untuk pemecahan masalah. Dalam
konseling klien dapat mengemukakan pikirannya, perasaan, sikap, harapan dan
keinginannya. Bila klien telah menaruh kepercayaan kepada seorang bidan, maka
klien akan membicarakan segala masalahnya, baik yang disadari maupun yang
tidak disadarinya (Pieter, 2012).
Tari (2015) mengatakan pasangan subur yang mendambakan kehamilan
sangan dianjurkan untuk dapat mengikuti konseling prakehamilan. Pasangan bisa
menghubungi dokter atau tenaga medis lainnya untuk berkonsultasi. Banyak
informasi dan hal-hal penting yang harus pasangan suami istri ketahui sebagai
persiapan untuk mendapatkan kehamilan yang sehat. Perencanaan yang matang
menjadi modal utama untuk keberhasilan kehamilan yang sehat. Informasi yang
diperlukan dan konseling pra kehamilan yaitu data biografi secara lengkap,
riwayat kesehatan, riwayat genetika, perilaku hidup, dan beberapa pertanyaan
lainnya
5. Evidance based terkait asuhan prakonsepsi
Selama ini, banyak orang yang kurang memahami pentingnya kondisi-kondisi
pada masa-masa sebelum terjadinya proses konsepsi, sehingga para calon bapak
dan ibu hanya berkonsentrasi pada persiapan proses kehamilan dan persalinan
saja. Hal ini dapat dimengerti karena pengetahuan yang kurang tentang kondisi-
kondisi prakonsepsi disebabkan tidak adanya penyuluhan-penyuluhan terhadap
mereka (Sujiono, 2004). Pengetahuan, kesadaran, dan keyakinan tentang
perawatan prakonsepsi tidak mendorong wanita untuk datang pada pada praktik
kesehatan prakonsepsi. Wanita prakonsepsi muda dan wanita yang sudah
mempunyai anak kurang terlibat dalam perilaku kesehatan prakonsepsi.
Evidance based yang terdapat dalam asuhan prakonsepsi yaitu berguna untuk
pasien, suami dan dokter atau petugas kesehatan lainnya dalam merencanakan
program kesehatan reproduksi dan mempersiapkannya dengan baik sesuai
kebutuhan dan keadaan masing-masing individu. Ibu yang ingin hamil dievaluasi
kesehatan alat reproduksi dan pendukungnya, sementara ibu yang belum ingin
hamil tetap harus dijaga kesehatan reproduksinya dan ditawari metode keluarga
berencana yang sesuai (Krisnadi,2015).

1.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa kehamilan merupakan masa yang dinantikan oleh pasangan suami istri
setelah pernikahan. Namun banyak pasangan suami istri yang tidak mempersiapkan
kesehatan diri dalam kesehatan reproduksinya. Mereka mengagap kehamilan dan
mempunyai anak adalah hal yang alami yang tidak perlu persiapan kesehatan secara
khusus. Kesehatan prakonsepsi dapat berubah dan meningkat maka membutuhkan
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku individu, tenaga kesehatan dan pembuat
kebijakan. Padahal kualitas kesehatan suatu bangsa dimulai pada saat masa
prakonsepsi. Kegiatan skrining prakonsepsi ini merupakan kegiatan yang terus
dikembangkan untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi dan perawatan kesehatan
sebagai pendekatan baru untuk meningkatkan hasil kehamilan untuk ibu dan bayi.

Skrining pra konsepsi atau disebut juga perawatan prakonsepsi adalah


serangkaian intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi risiko
biomedis, perilaku, dan sosial yang berkaitan dengan kesehatan wanita serta hasil
kehamilan nantinya. Skrining prakonsepsi dilakukan sebagai langkah pertama untuk
memastikan kesehatan calon ibu serta calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum
proses pembuahan terjadi

B. Saran
Alangkah baiknya jika melakukan skrening prakonsepsi terlebih dahulu untuk
menentukan alat kontrasepsi apa yang akan digunakan. Mungkin hanya ini makalah
yang dapat kami buat, apabilah terdapat kesalahan di sana sini kami pihak penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya, terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
- Sinta B. dkk. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan MetodePeer Education
Mengenai Skrining Prakonsepsi Terhadap Sikap dan Motivasi Wanita Usia
Subur.Jurnal Elektronik. 2.2, 62-66
- https://www.ayahbunda.co.id/prakonsepsi-gizi-kesehatan/cek-kesehatan-di-masa-
prakonsepsi. 11 november 2019
- Kawareng dkk. (2014).Pengaruh dan Harapan Wanita Prakonsepsi Terhadap
Pelayanan Prakonsepsi Sebelum dan Sesudah Edukasi Di Kecamatan Ujung Tanah
Kota Makasari. Jurnal Skripsi. 1-12
- Krisnadi, Sofie R. (2015).Persiapan-Prakehamilan
https://www.researchgate.net/publication/282295367_Persiapan_-_prakehamilan.
Diakses 13 November 2019
- Nancy. (2019). https://majalahpendidikan.com/anamnesisanamnesa-pengertian-
tujuan-cara-dan-persiapan/. Diakses pada 15 november 2019
- Noviyana & Purwati (2018). Kesehatan Reproduksi untuk Prakonsepsi pada Remaja
di Panti Asuhan Muhammadiyah Purwokerto. University Research Colloquium. 639-
643
- Putri, Hanasa. (2015). Pengaruh Konseling Terhadap Pengetahuan, Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi Ibu Hamil Beresiko di Puskesmas Pundong
Bantul Tahun 2015. Jurnal Skripsi, 1-12
- Sandi, Ayyu. (2015).
https://www.kompasiana.com/ayyusandhi/54f72966a3331154758b458c/wedding-
series-3-pemeriksaan-kesehatan-calon-pengantin. Diakses pada 15 November 2019
- Septiani, Niken. (2014). Perbedaan Pengetahuan dan Sikap tentang Prakonsepsi
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Preconspetion Counseling pada Pasangan Usia
Subur (PUS). Other thesis, University of Muhammadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai