Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI DAN


PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT
DI PUSKESMAS KAHURIPAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik (Stase 2)


Program Studi Pofesi Bidan

Dosen Pembimbing:
Dr. Yati Budiarti, SST,M.Keb

Disusun oleh:
VIKA ALVIANIKA
NIM. P2.06.24.8.23.039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah meridhai sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Masa
Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat. Laporan Pendahuluan ini
dipergunakan untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Kebidanan Stase 2 Program
Studi Profesi Jurusan Kebidanan Politeknik Kementerian Kesehatan Tasikmalaya.
Laporan Pendahuluan ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan. Untuk itu saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Nunung Mulyani, APP., M.Kes selaku ketua jurusan kebidanan
2. Dr. Meti WL, SST., M.Keb selalu ketua prodi sarjana terapan kebidanan
3. Dr. Yati Budiyarti, SST., M.Keb selaku dosen pembimbing
4. Tien Trisnawati, ST.Keb.,Bd selaku pembimbing lapangan
Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari masih banyak kekurangan
dan kelemahannya. Oleh karena itu saya sangat memerlukan kritik dan saran
untuk menyempurnakan laporan pendahuluan ini. Akhir kata, saya barharap
semoga laporan ini bemanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh
mahasiswa dan pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Tasikmalaya, September 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan, baik itu persiapan fisik
maupun mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan
sebelum masa kehamilan agar berdampak positif pada adaptasi fisik dan
psikologis ibu selama kehamilan serta kondisi janin yang baik. Berdasarkan
data WHO (2013) 4 dari 10 wanita mengalami kehamilan yang tidak
direncanakan, akibatnya wanita dan pasangannya terlambat mendapatkan
intervensi kesehatan esensial saat kehamilan hingga 40%.
Angka kematian ibu (AKI) salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data
World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun
2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah
kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di
negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di
negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di
negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara maju
hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015).
Secara global rasio mortality maternal yaitu 211/100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia (2019), AKI di Indonesia tahun
2019 adalah 205/100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) atau
Maternal Mortality Rate (MMR) berdasarkan pelaporan profil kesehatan
kabupaten/kota di Jawa Barat sebanyak 700 kasus atau 79,68 per 100.000
kelahiran hidup. Untuk menurunkan AKI dan AKB serta meningkatkan
kualitas kesehatan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah persiapan
kehamilan sehat.
Kehamilan merupakan suatu keadaan membahagiakan bagi seorang
wanita karena didalam kandungannya ada embrio yang dinantikan hingga
kelak lahirnya janin, yang diperkirakan sekitar 40 minggu kemudian
(Kuswanti, 2014). Ketika seorang wanita menginginkan kehamilan, disitulah
dimulainya sebuah komitmen untuk menjalani hidup sehat. Pola hidup sehat
ketika hamil menjadi perhatian serius karena akan berpengaruh terhadap
kelangsungan kesehatan ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin, proses
persalinan, serta mengurangi resiko kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan
yang sehat didukung dengan adanya pemeriksaan kesehatan sebelum
kehamilan. Pemeriksaan ini penting karena akan membantu mengatasi
kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada janin dalam kandungan
(Pujiastuti, 2014)
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi kesehatan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi
yang masih didalam rahim, sehingga selama masa prakonsepsi disarankan agar
calon ibu dapat menjaga pola hidup sehat (Johnson, 2016).
Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan
rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi
idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100
hari sebelum konsepsi bagi seorang ibu. Sangatlah penting untuk
mempersiapkan kehamilan, khususnya pengetahuan calon ibu terkait nutrisi,
kebiasaan yang dapat menganggu kehamilan seperti merokok, minuman keras,
polusi, lingkungan sehari-hari, pekerjaan ibu, olahraga yang dilakukan, dan
tingkat stress. Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat
untuk mencegah malnutrisi, menyiapkan tubuh pada perubahan-perubahan
pada saat hamil, mencegah obesitas, mencegah risiko keguguran, persalinan
premature, berat bayi lahir rendah, menghindari stress, kematian janin
mendadak, dan mencegah efek dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada
saat hamil (Chandranipapongse, Koren, 2013)
Berbagai dampak psikologis yang dapat muncul adalah adanya
ketidaktahuan akan pengalaman kehamilan yang dapat mengakibatkan
kecemasan yang terekspresi dalam berbagai bentuk seperti marah, menolak
atau apatis terhadap kegiatan keperawatan. Pasien yang cemas sering
mengalami ketakutan atau perasaan tidak tenang. Berbagai bentuk ketakutan
muncul seperti ketakutan akan hal yang tidak diketahui (Muttaqin A, 2009)
Kecemasan juga dapat berdampak pada sistem fisiologi seperti pada
kardiovaskuler, respirasi dan gastrointestinal. Dampak kardiovaskuler adalah
palpitasi, jantung berdebar-debar, peningkatan dan penurunan tekanan darah,
penurunan denyut nadi. Kecemasan yang berdampak pada respirasi adalah nadi
cepat, sesak nafas, pernafasan dangkal, terengah-engah sedangkan pada
gastrointestinal adalah perut tidak nyaman, nyeri perut, mual. Berdasarkan
uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat laporan pendahuluan mengenai
“Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat di Wilayah Kerja
Puskesmas Dayeuhluhur 1 Tahun 2021”

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum laporan pendahuluan ini adalah mahasiswa mampu
melakukan asuhan kebidanan Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan
Sehat yang Berpusat pada Perempuan secara komprehensif dan
berkesinambungan, menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampian dalam
memberikan asuhan kebidanan serta asuhan komplementernya.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan meliputi pengkajian, penegaka
diagnosis kebidanan, mengidentifikasi masalah potensial,
mengidentifikasi tindakan segera menyusun perencanaan,
mengimplementasikan dan melakukan evaluasi berdasara clinical
reasoning dan hasil kajian evidance based practice.
b. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan dan pelaporan kebidanan.
c. Mampu melakukan KIE, promosi kesehatan dan konseling Prakonsepsi
dan Perencanaan Kehamilan Sehat yang Berpusat pada Perempuan

C. Manfaat
1. Bagi penulis
a. Dengan melakukan asuhan kebidanan ini, diharapkan penulis dapat
mengaplikasikan manajemen pada prakonsepsi dan perencanaan
kehamilan sehat yang berpusat pada perempuan
b. Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman
dalam melakukan asuhan kebidanna prakonsepsi dan perencanaan
kehamilan sehat yang berpusat pada perempuan yang dapat dijadikan
bekal untuk mengembangkan profesi kebidanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan kesehatan reproduksi ini dapat
bermanfaat sebagai penambah bahan kepustakaan yang dapat dijadikan studi
banding bagi kasus selanjutnya.
3. Bagi Klien
Diharapkan klien mendapatkan asuhan sesuai dengan kebutuhannya,
klien mendapat pengetahuan atau informasi baru di bidang kesehatan dan
diharapkan klien tahu mengenai pentingnya asuhan yang dilakukan guna
mencegah dan mengetahui sejak dini bila terjadi komplikasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Perencanaan Kehamilan


Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang
optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan
merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian
maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi
dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi
keluarga Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan
setiap pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan finansial
adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010).
Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk
mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat
dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga
(Nurul, 2013).
B. Perawatan Prakonsepsi
Perawatan prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum
kehamilan dengan tujuan mempermudah seorang wanita mencapai tingkat
kesehatan yang optimal sebelum ia mengandung. Masalah umum dalam
perawatan prakonsepsi yaitu keluarga berencana, mencapai berat badan yang
optimal, skrining dan pengobatan untuk penyakit menular, memperbarui
imunisasi yang tepat, meninjau obat untuk efek teratogenik, konsumsi
suplemen asam folat, dan pengendalian penyakit kronis sangat penting untuk
mengoptimalkan hasil kehamilan (Farahi, Zolotor, 2013).
Ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan perawatan prakonsepsi
untuk kehamilan yang sehat yaitu riwayat imunisasi ibu harus terpenuhi, untuk
wanita usia subur suplementasi asam folat 600 mg setiap hari harus didorong,
wanita yang merencanakan kehamilan dalam waktu dekat juga dapat didorong
untuk memenuhi vitamin prenatal, mengkonsumsi obat dan suplemen tidak
dianjurkan secara berlebihan kecuali atas resep dokter, penyalahgunaan obat-
obatan merupakan masalah yang semakin meningkat dan perlu di evaluasi
secara khusus, kondisi kronis yang sering terjadi pada ibu seperti hipertensi dan
diabetes memiliki potensi dampak buruk yang signifikan pada ibu dan janin
jika tidak dikontrol sebelum dan selama kehamilan. Tingkat kesehatan, riwayat
keluarga, dan sosial budaya dapat menjadi faktor penting dalam perencanaan
kehamilan, lingkungan dan pekerjaan ibu sehari-hari juga harus di perhatikan
(Helen, dkk. 2015).
Perawatan prakonsepsi memiliki efek positif pada berbagai aspek
kesehatan antara lain adalah mengurangi angka kematian ibu dan anak,
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, mencegah terjadinya komplikasi
selama kehamilan dan persalinan, bayi lahir mati, lahir prematur dan berat bayi
lahir rendah, mencegah cacat lahir, mencegah infeksi neonatal, mencegah
stunting, mencegah penularan HIV/IMS, menurunkan risiko beberapa bentuk
kanker pada anak, menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan kardiovaskular
penyakit di kemudian hari (CDC, 2006)

C. Konseling Prakonsepsi
Konseling prakonsepsi memainkan peran utama dalam mempersiapkan
kehamilan yang bertujuan untuk mengidentifikasi, memodifikasi risiko yang
berhubungan dengan kesehatan dan hasil kehamilan ibu, serta sebelum ibu
hamil (Walfisch Koren, 2011).
Selama ini, banyak orang yang kurang memahami pentingnya kondisi-
kondisi pada masa sebelum terjadinya proses konsepsi, sehingga para calon ibu
hanya berkonsentrasi pada persiapan proses kehamilan dan persalinan saja. Hal
ini dapat dimengerti karena pengetahuan yang kurang tentang kondisikondisi
prakonsepsi disebabkan tidak adanya penyuluhan-penyuluhan terhadap
mereka. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG)
menyebutkan saat wanita menyadari bahwa mereka hamil 1 sampai 2 minggu
setelah terlambat haid maka medulla spinalis janin telah terbentuk dan jantung
telah berdenyut. Karena itu, banyak strategi pencegahan, misalnya asam folat
untuk mencagah cacat tabung saraf (neural-tube), diperkirakan hampir separuh
dari semua kehamilan yang tidak direncanakan, dan kehamilan inilah yang
mungkin berisiko paling besar. Kehamilan yang tidak diharapkan lebih besar
kemungkinannya terjadi pada wanita muda atau lajang, memiliki tingkat
pendidikan relatif rendah, merokok, minum alkohol, atau memakai obat-obatan
terlarang, dan tidak mendapatkan asam folat (Cunningham, 2015).
Sebanyak 456 wanita yang menjalani konseling prakonsepsi
memperlihatkan kemungkinan 50% lebih besar untuk melaporkan bahwa
kehamilan berikutnya adalah kehamilan yang direncanakan dibandingkan
dengan 309 wanita yang mendapat perawatan kesehatan tetapi tanpa konseling,
dan kemungkinan 65% lebih besar dibandingkan dengan wanita yang tidak
mendapat perawatan kesehatan sama sekali sebelum hamil.
Kementerian Kesehatan RI (2013) mendefinisikan bahwa Wanita Usia
Subur (WUS) adalah wanita yang berada dalam periode umur antara 15-49
tahun. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS perlu
mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu gizi yang
optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang janin,
kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses
melahirkan. Upaya peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan cara
memberikan pendidikan gizi (Supariasa, 2014).
Kategori lain mengenai wanita yang mungkin memerlukan konseling
nutrisi adalah wanita yang mengalami kehamilan dalam jarak yang dekat, masa
remaja dimana pengaruh utama pada hasil kehamilan adalah jumlah tahun
antara menarkean kehamilan. Semakin pendek interval antara menarke dan
kehamilan, semakin besar potensi untuk mengalami defisiensi nutrisi.
Defisiensi nutrisi juga lebih cenderung terjadi selama kehamilan karena untuk
memenuhi kebutuhan bayi yang sedang tumbuh, wanita yang memiliki
ekonomi rendah, mereka yang sudah memiliki penyakit misalnya, diabetes dan
epilepsi karena alergi makanan harus selalu didiagnosis secara medis dan
sindrom malabsorpsi, seperti penyakit Crohn, colitis ulseratif, atau fibrosis
kistik, memerlukan konsultasi diet, mereka yang mengalami gangguan makan
seperti anoreksia nervosa, bulimia, nervosa, atau makan berlebihan (binge
eating) (Medforth, 2011).
Dalam hal ini, peran tenaga kesehatan dalam perawatan prakonsepsi di
tingkat dasar antara lain pengkajian faktor risiko, promosi kesehatan, intervensi
klinikal, dan psikososial. Perawat harus memiliki akses, seperti informasi
tentang perawatan sebelum konsepsi untuk memberikan anjuran/nasihat kepada
calon ibu, mengevaluasi kehamilan dan bila menemukan suatu kelainan, dapat
merujuk ke dokter spesialis yang lebih kompeten sedini mungkin. Dari peran
perawat yang dilakukan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan sebuah
kehamilan yang sehat pada pasangan usia subur (Regina, 2011).

D. Persiapan Kehamilan Sehat


Persiapan kehamilan sehat juga terkait bagaimana proses persalinan
yang baik dan sehat. Masa kehamilan yang tidak dijaga dan persiapkan akan
memberikan pengaruh pada proses persalinan atau melahirkan. Menurut
(BKKBN, 2014) persiapan untuk mendapat kehamilan sehat diantaranya:
1. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu sebelum hamil.
Masa ini disebut prakonsepsi. Waktunya adalah antara 3 – 6 bulan sebelum
hamil. Dengan demikian, insya Allah, calon ibu siap menerima kehadiran
janin dan sehat selama kehamilannya. Pemeriksaan kesehatan secara teratur
termasuk pengobatan penyakit yang diderita sebelum hamil sampai
dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam
pengawasan. Pemeriksaan kesehatan ini juga bisa meliputi diantaranya :
a. Pemeriksaan Penyakit dan Virus
1) Pemeriksaan virus rubella, sitomeglovirus, herpes, varicella zoster
untuk menghindari terjadinya kecacatan pada janin.
2) Pemeriksaan virus hepatitis dan virus HIV untuk menghindari
diturunkan penyakit akibat virus-virus tersebut kepada janin.
3) Pemeriksaan penyakit toksoplasmosis, karena penyakit ini dapat
menyebabkan kecacatan dan keguguran.
4) Pemeriksaan penyakit seksual menular, karena hal ini dapat
menyebabkan kematian ibu, janin, maupun bayi yang akan dilahirkan.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit yang sedang
diderita seperti asthma, diabetes mellitus dan jantung. Pada Wanita
hamil penyakit-penyakit seperti ini dapat, bertambah berat dan
membahayakan jika tidak dilakukan perawatan dan pengobatan yang
teratur. Untuk menghindari kondisi yang membahayakan, dokter
biasanya akan memantau pasiennya dan menentukan kapan waktu
yang paling tepat untuk hamil.
5) Pemeriksaan penyakit akibat kekurangan zat-zat tertentu seperti
kekurangan zat besi. kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia.
Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur dan keguguran.
b. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur yang
mempengaruhi antibodi yang terkandung di dalam sel darah merah) pada
pasangan suami isteri dilakukan untuk mengantisipasi perbedaan
golongan darah dan rhesus antara darah ibu dan bayinya. Perbedaan
golongan darah dan rhesus darah ini dapat mengancam janin dalam
kandungan
c. Pemeriksaan Faktor Genetika
Inti dari pemeriksaan atau tes genetika ini adalah untuk
mengetahui penyakit dan cacat bawaan yang mungkin akan dialami bayi
akibat secara genetis dari salah satu atau kedua orangtuanya. Khususnya
apabila pasangan suami isteri masih terkait hubungan persaudaraan. Tes
ini idealnya dilakukan sebelum kehamilan untuk mendapatkan informasi
yang selengkap-lengkapnya. Jikalau diperlukan, anda harus
mengumpulkan suluruh catatan-catatan medis yang dimiliki oleh pihak
suami maupun isteri, termasuk keluarga. Sehingga jika telah diketahui
data medis secara lengkap, dapat diketahui secara dini apabila memang
ada kelainan pada janin atau calon orang tua, sehingga bisa membuat
keputusan yang lebih bijak.
2. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga teratur.
Selama masa prakonsepsi, pastikan cukup berolahraga. Aktivitas fisik ini
tidak perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali dalam seminggu
selama 1 atau 2 jam, dan lakukan secara rutin. Olahraga selain
menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan berat badan.
Fisik seorang wanita sehat saat akan hamil dan pada waktu hamil
diharapkan tidak terlalu gemuk maupun tidak terlalu kurus alias normal.
Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas (kegemukan) dan
menambah berat badan bila terlalu kurus. Anda bisa berkonsultasi
dengan bidan dan dokter untuk dilakukan penilaian BMI atau indeks
massa tubuh. Untuk menemukan berat tubuh yang ideal juga harus
dengan memperhitungkan faktor tinggi badan. Berat badan ideal dapat
dihitung dengan menggunakan rumus 90% dikali dengan (tinggi badan
seseorang lalu dikurangi 100). Namun, apabila tinggi badan perempuan
tersebut kurang dari 150 sentimeter, maka rumusnya tinggi badannya
dikurangi 100.
Selain berat badan, hal lain dari persiapan fisik sang ibu adalah
soal Indeks Massa Tubuh (IMT). Pastikan IMT normal sebelum hamil
atau saat mempersiapkan kehamilan. Adapun cara yang digunakan untuk
menghitung IMT tersebut yakni berat badan dibagi dengan tinggi badan
dalam ukuran satuan meter2 (BMI = (BB) / TB2.
BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight); BMI 18.5 – 24
= normal; BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight); BMI > 30
= obesitas. Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan
membuat lebih nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-benar
dikontrol agar dapat aman selama kehamilan, terutama disarankan untuk
wanita yang mengalami kelebihan berat badan serius, tetapi harus disertai
dengan selalu berkonsultasi dengan dokter Anda yang mungkin
menyarankan rujukan ke ahli gizi.
Berat badan kurang bisa membuat Anda kurang subur, orang
terlalu kurus karena kekurangan lemak yang dapat mendukung.
Sementara kelebihan berat badan menempatkan Anda pada risiko lebih
besar untuk mengalami komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan
diabetes selama kehamilan. Ada juga risiko tinggi komplikasi selama
persalinan dan kelahiran dan orang yang terlalu gemuk akan mengalami
proses ovulasi tidak teratur.
3. Menghentikan kebiasaan buruk
Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat, morfinis,
pecandu narkotika dan obat terlarang lainnya, kecanduan alkohol, gaya
hidup dengan perilaku seks bebas. Kebiasaan merokok, minum alkohol,
atau bahkan menggunakan narkoba, dapat menyebabkan berbagai
masalah selama kehamilan, juga janin yang dikandung, Bayi dapat lahir
prematur, lahir dengan cacat bawaan hingga kematian janin.
Penelitian menyebutkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol akan
mengganggu kesuburan oleh karena itu mengkonsumsi alkohol sebelum
dan selama kehamilan akan memperburuk kondisi kesehatan ibu dan
janin. Perempuan yang minum alkohol memiliki kemungkinan rendah
untuk bisa hamil. Sedangkan untuk kaum pria, minum alkohol dapat
mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan tingkat testosteron
dan bisa menyebabkan testis layu.
Hentikan kebiasaan merokok secara total ketika merencanakan
kehamilan dan juga selama kehamilan. Perokok pasif sama bahayanya
dengan perokok aktif oleh karena itu sebaiknya minta suami anda untuk
menghentikan kebiasaan merokok. Perempuan merokok secara langsung
menurunkan kesuburan. Racun pada rokok sangat berbahaya bagi tuba
falopi, dapat mengakibatkan kerusakan kromosom pada telur, dan
melemahkan kemampuan untuk menghasilkan estrogen yang sangat
diperlukan untuk menyiapkan lapisan rahim menjelang kehamilan.
Sebuah studi di Finlandia menemukan, bahwa 41,9% pria perokok tidak
subur dibandingkan dengan 27,8% pria yang tidak merokok. Pria
perokok memiliki lebih sedikit sperma ketika ejakulasi. Dan secara
medis, merokok terbukti menyebabkan impotensi. Orang tua perokok
juga memiliki kemungkinan untuk menghasilkan anak cacat genetik dan
memiliki dua kali risiko lebih besar untuk mengidap kanker anak.
Alkohol dan rokok tidak bisa digantikan dengan ganja atau
kokain. Karena narkoba jauh lebih berbahaya dampaknya bagi pemakai
dan janin yang akan dikandungnya kelak.
Yang tidak kalah penting adalah biasakan berhubungan seks.
Selalu melakukan seks aman. Kecuali jika yakin bahwa pasangan
terhindar dari penyakit menular seksual, kondom adalah alat pengaman
yang baik untuk mencegah ancaman pada kesuburan, seperti
Chlamydia/jamur yang dapat menyebabkan kemandulan.
Selain itu lakukanlah hubungan seks di saat yang tepat. Tentu saja
ini sudah jelas, akan tetapi yang perlu dicatat adalah bahwa seks yang
teratur meningkatkan kesempatan untuk hamil. Manfaatkan waktu yang
paling subur dan pastikan Anda bercinta secara teratur sekitar tanggal
tersebut. Wanita kebanyakan berovulasi satu kali selama setiap siklus,
dan waktu yang paling mungkin untuk konsepsi/pembuahan adalah 14
hari sebelum menstruasi berikutnya. Juga periksa cairan vagina/kemaluan
Anda, ia akan memiliki konsistensi yang berbeda ketika berada di masa
paling subur. Anda akan mengetahui apa yang terlihat dan terasa normal
bagi Anda, dan bisa melihat perubahannya, jika Anda melakukan ini
secara teratur.
4. Meningkatkan asupan makanan bergizi
Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan
makanan dan nutrisi yang Anda konsumsi. Memperbanyak konsumsi
buah dan sayuran merupakan salah satu solusi. Sebaliknya, hindari
makanan yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet,
pewarna dan sejenisnya. Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut
dapat memicu terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga
menyebabkan kelainan fisik, cacat dan sejenisnya.
Pastikan pada saat hamil Anda mengkonsumsi makanan yang
sehat dan tidak berlebihan pada satu gizi tertentu saja. Misalnya jika
Anda mengkonsumi protein terlalu tinggi pada masa kehamilan, maka
akan menyebabkan janin di dalam kandungan akan tumbuh terlalu besar,
badan Anda menjadi bengkak di bagian kaki dan sebagainya. Maka
proporsional lah dalam mengkonsumsi suatu menu dan gizi tertentu.
Untuk makanan ibu hamil biasanya disesuaikan dengan usia kehamilan.
Ini akan berpengaruh terhadap faktor perkembangan janin.
Saat terjadi pembuahan, janin sudah terekpos apa yang dimakan
ibu sejak dua mingu sebelumnya. Pilih makanan sehat, dan
memperhatikan asupan makanan yang mendukung pembentukan janin
sehat. Sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung :
a. Protein, meningkatkan produksi sperma. Makanlah telur, ikan, daging,
tahu dan tempe.
b. Asam folat, penting bagi calon bunda sejak prakonsepsi sampai
kehamilan trimester pertama. Berperan dalam perkembangan system
saraf pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi
lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. Makanlah sayuran
hijau tua, jeruk, avokad, hati sapi, kedelai, tempe, dan serealia. Minum
400 mikrogram asam folat setiap hari, jika seorang wanita memiliki
kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama
kehamilan, dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang
belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh melalui makanan, seperti
sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim mini),
asparagus, brokoli, papaya, jeruk, stroberi, rasberi, kacang-kacangan,
alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel, buah bit, dan jagung.
Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung asam folat cukup
tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan Ibu. Ibu dapat
memilih susu untuk ibu hamil yang rasanya enak untuk mengurangi
rasa mual, serta tentu merupakan produk yang berkualitas tinggi.
c. Konsumsi berbagai Vitamin
1) Vitamin A. Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang
sehat. Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan
berlemak, brokoli, wortel, bayam, dan tomat.
2) Vitamin D. Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat
kesuburan hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam
tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat pula
diperoleh dari telur, susu, hati, minyak ikan, ikan tuna, margarin,
dan ikan salmon.
3) Vitamin E. Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma
membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena perannya
dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak
terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, dan
kecambah atau tauge.
4) Vitamin B6. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormon, padahal keseimbangan hormon
estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan.
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, beras merah, kacang
kedelai, kacang tanah, pisang, dan sayur kol.
5) Vitamin C. Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi
indung telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai
antioksidan (bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten)
vitamin C berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan
radikal bebas (oksidan) yang mempengaruhi kesehatan sistem
reproduksi . Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk,
stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat, dan cabai merah.
d. Cukupi zat seng. Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan
juga pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon Bunda, seng
membantu produksi materi generatik ketika pembuahan terjadi. Bagi
calon ayah, melancarkan pembentukan sperma. Sumber seng antara
lain makanan hasil laut/seafood (seperti lobster, ikan, daging kepiting,
dll.), daging, kacang-kacangan (kacang mete dan almond), biji-bijian
(biji labu dan bunga matahari, ed), serta produk olahan susu.
e. Cukupi zat besi. Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi
(pelepasan sel telur) bunda tergangu. Makanan atau multivitamin yang
mengandung zat besi akan membantu dalam persiapan kehamilan dan
menghindari anemia yang sering kali dikeluhkan oleh ibu hamil.
Sumbernya: hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan
serealia yang diperkaya zat besi.
f. Fosfor. Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah.
Ada di susu, dan ikan teri.
g. Selenium (Se). Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat.
Gejala kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi,
disfungsi seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara lain
adalah beras, bawang putih, kuning telur, seafood, jamur, dan
semangka.
h. Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak. Sebaiknya
anda menggantinya dengan minyak zaitun. Kandungan asam lemak
yang terkandung di dalam minyak zaitun bermanfaat untuk kesehatan
jantung, tubuh, serta level kolestrol sehingga menyeimbangkan
endokrin yang sehat.
i. Kalori Ekstra. Perhatikan pula kebutuhan kalori ekstra yang dapat
menunjang kehamilan anda.Anda dapat mempersiapkannya sebelum
kehamilan dengan mendapatkannya dari berbagai jenis makanan
seperti sereal, nasi, roti dan pasta. Kalori bermanfaat untuk
menyokong perubahan tubuh ibu selama kehamilan.
j. Membatasi Kafein. Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan
mengandung kafein yang dapat memperburuk kesehatan menjelang
persiapan kehamilan. Rekomendasi dari pakar kesehatan bahwa
mengawali kehamilan dapat dilakukan dengan batas mengkonsumsi
kafein sebanyak 200 miligram, hal ini juga dapat dibatasi sampai
kehamilan.
Hindari konsumsi:
a. Daging mentah, karena mengandung Toksoplasma, parasit
penyebab infeksi janin, dan bakteri E.coli yang berbahaya bagi
kehamilan dan janin.
b. Sayuran mentah (lalap dan salad). Bila proses pencucian kurang
baik, dapat mengandung toksoplasma.
c. Daging ayam dan telur ½ matang atau mentah, kemungkinan ada
bakteri salmonella penyebab diare berat.
d. Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi dan tertinggal di darah
akan memengaruhi sistem saraf janin. Waspada makan ikan tuna
kalengan, tuna beku, kakap putih, bawal hitam, marlin, tongkol,
dan hiu. Meski kaya omega 3 dan 6, ikan dari sebagian perairan
Indonesia diduga tercemar merkuri melalui penurunan kualitas air
maupun rantai makanan.
e. Keju lunak (brie, camembert, blueveined cheese, keju dari susu
kambing dan domba). Berisiko membawa bakteri listeria.
f. Kafein, menghambat kehamilan dan mengurangi penyerapan zat
besi. Sebuah studi di Amerika menemukan bahwa minum kopi tiga
cangkir sehari dengan kandungan cafein sekitar 300 mg, dapat
menurunkan kemungkinan wanita hamil sekitar 27% dibanding
mereka yang bukan peminum kopi.
5. Persiapan secara psikologis dan mental
Ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan
tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai
tujuan ini. Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya
bila Ibu berpikir ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang
sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil,
sangatlah penting untuk mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat
hamil sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula.
Ibu dapat memperkaya pengetahuan seputar kehamilan yang
berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama kehamilan,
menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari
berbagai sumber yang terpercaya. Apabila diperlukan anda langsung
dapat bertanya dengan ahlinya sehingga anda dapat mempersiapkan
langsung kehamilan anda secara sehat.
Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan
ketegangan. Hindari hal-hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam
keseimbangan hormonal. Stres dapat merusak siklus bulanan, dan
mencegah proses ovulasi. Sebuah studi membuktikan, wanita dengan
tingkat stres tinggi umumnya sulit hamil. Jadi sangat baik jika Anda
mulai belajar mengatasi stres sehingga tidak mempengaruhi siklus Anda.
Ibu dapat menyiapkan kesiapan secara psikis termasuk perubahan
yang akan terjadi pada saat kehamilan anda akan berlangsung. Anda
dapat mendapatkan dukungan selama kehamilan dari orang terdekat
seperti dari suami dan keluarga besar sehingga kesiapan anda dalam
menjadi ibu baru semakin siap.
Selain itu, kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi
kandungan, oleh karena itu orang tua harus mempersiapkan diri secara
mental untuk menghadapi proses ini. Selama sembilan bulan masa
kehamilan, biasanya terjadi perubahan-perubahan psikologis tidak hanya
pada ibu tetapi juga pada ayah calon bayi. Selama sembilan bulan, emosi
kita dapat terperas olehnya.
Usahakan untuk mengkondisikan pikiran dan bathin kedua orang
tua agar jauh dari pikiran-pikiran negatif. Selalu ingatlah bahwa
segalanya dikendalikan oleh pikiran anda. Terimalah kenyataan yang
ada, yang terbaik adalah selalu bersyukur dan memasrahkan segalanya
pada Tuhan. Selain itu, selalu komunikasin segala sesuatunya,
berusahalah untuk selalu terbuka dan membicarakan perasaan
masingmasing sehingga dapat mencari solusi sehingga kesulitan-
kesulitan yang timbul dapat teratasi.
Lengkapi diri anda dengan berbagai informasi dan sumber
mengenai kehamilan, termasuk mencari tahu dari pengalaman-
pengalaman teman atau orang dekat yang sudah mengalami kehamilan.
Dan yang tak kalah penting adalah dukungan suami kepada isteri sangat
dibutuhkan. Usahakan untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada isteri,
sehingga mentalnya cukup kuat dalam menghadapi proses kehamilan.
Membantu isteri dalam menyiapkan kebutuhan bayi, dan memperhaitkan
secara detil kebutuhan sang isteri ketika hamil akan menumbuhkan rasa
percaya diri dan rasa aman pada diri sang istri.
6. Perencanaan financial/keuangan
Persiapan financial/keuangan yang matang untuk persiapan
pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan
persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting karena
timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi
yang baik pada saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan
pasangan dalam hal financial/keuangan.
Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk
biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan
isteri. Biaya kehamilan merupakan bagian dari biaya kehidupan berumah
tangga. Anda tentunya menginginkan anak anda mendapatkan sesuatu
yang terbaik dalam bidang apapun.
Adapun biaya yang perlu diperhatikan guna persiapan kehamilan
ini, diantaranya mencakup biaya kesehatan (biaya konsultasi,
pemeriksaan, obat dan melahirkan), biaya-biaya pasca melahirkan
(tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan persiapkan pula
biaya untuk hal-hal yang tak terduga.
7. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi
Berkonsultasilah dengan dokter/bidan/tenaga keshatan lain nya
mengenai kesehatan reproduksi Ibu. Diskusikan mengenai riwayat dan
kondisi medis saat ini yang mungkin dapat memengaruhi masa
kehamilan nantinya. Dokter / bidan juga dapat memberikan saran
mengenai masalah dalam kehamilan sebelumnya, obat apa yang saat ini
sedang dikonsumsi Ibu, serta menganjurkan vaksinasi yang diperlukan
dan beberapa langkah sehat yang dapat dilakukan sebelum masuk masa
kehamilan guna mencegah kecacatan pada bayi. Buat daftar pertanyaan
yang akan didiskusikan dengan dokter / bidan.
Konsultasikan pada dokter mengenai riwayat kesehatan keluarga
yang perlu mendapat perhatian. Mungkin dokter akan menyarankan
untuk konsultasi lebih lanjut dengan ahli genetik, sehingga dapat
mengurangi risiko keguguran, kematian janin, ketidaksuburan atau
kesulitan mendapat keturunan atau kondisi lain/cacat lahir yang
diturunkan secara genetik. Selain itu, konsultasi tersebut dapat menjadi
panduan untuk mempersiapkan kehamilan yang akan dijalani oleh Ibu.
Mintalah bantuan bila terjadi kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT). KDRT dapat menyebabkan cedera hingga kematian, termasuk
selama kehamilan. Banyak wanita yang bertahan dari KDRT mengalami
trauma fisik dan mental. Mintalah bantuan bila Ibu mengalami KDRT,
karena kekerasan dapat menghancurkan hubungan dalam keluarga.
Tak hanya calon ibu yang harus mempersiapkan kehamilan, calon
ayah juga harus ikut andil didalamnya. Karena keberhasilan kehamilan
yang sehat merupakan kerjasama dan tanggung jawab bersama antar sang
calon ibu dan calon ayah berikut persiapan kehamilan bagi calon ayah :
1. Berhenti merokok
2. Berhenti meminum minuman beralkohol
3. Minimalisir stress
4. Jaga suhu tubuh
5. Makan makanan yang bergizi
6. Tunjukkan dukungan untuk istri Anda.

E. Konsep Wanita Usia Subur


1. Pengertian Wanita Usia Subur
Wanita Usia Subur (WUS) merupakan wanita usia reproduktif atau
sejak mendapat haid pertama dan sampai berhentinya haid (antara umur 15-
49 tahun). Dengan status belum menikah, menikah, atau janda, yang masih
berpotensi untuk memiliki keturunan (Novitasari & Maluyu, 2013).
Wanita perlu mengatur siklus reroduksinya dengan menggunakan
alat kontrasepsi. Wanita Usia Subur merupakan masa yang paling unggul
dalam proses kehamilan. Maka dari itu penting buat wanita yang ingin
kehamilan itu terjadi. Wanita harus memahami hal tersebut, apalagi yang
ingin program kehamilan. Fertilisasi ini mempunyai banyak kesempatan
yang banyak untuk kehamilan. Waktu pembuahan adalah atas dari masa
subur ketika sel telur sudah matang dan diisi, sebab sel telur menetap
sewaktu 12-48 jam sehabis pembuahan (Puspita, 2016). Kebanyakan wanita
menggunakan metode hormonal disebabkan terpercaya, cepat kembali
suburnya (reversible), harga yang terjangkau, mudah digunakan semua
wanita dan wanita mempunyai pengetahuan yang banyak terkait jenis
ataupun merek yang tersaji (Sukarni & Wahyu, 2013).
2. Fisiologi Wanita Usia Subur
a. Sistem Kardiovascular
Denyut nadi istirahat memuncak hingga 10-15 denyut permenit.
dikarenakan saat kehamilan denyut nadi semakin bertambah, Jantung
akan berpindah-pindah. Organ tersebut akan berputar menurut sumbuh
panjangnya tersebut. Dampaknya apeks jantung akan kebagian lateral
tidak seperti ditempat seharusnya, dan membesar bentuk jantung di
radiogram (Jannah, 2012).
Jantung menjalani hipertrofi (Pembesaran) dilatasi ringkas karena
peningkatan volume darah dan curah jantung. Pembesaran uterus
berdekatan dengan diafragma atas, sehingga jantung muncul keatas
dan berotasi kedepan. Peningkatan volume ialah mekanisme protektif.
Bentuk ini harus diperhatikan untuk sistem vaskular hipertrofi sebab
pembesaran uterus, hidrasi jaringan janin dan ibu adekuat saat akan
berdiri atau terlentang. Cadangan ini lah yang akan menggantikan
darah ibu saat melahirkan dan puerperium. Vasodilatasi perifer ini
menjaga tekanan darah tetaps stabil meskipun volume darah ibu hamil
memuncak (Kamariyah, 2014).
b. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pada tingkat kesuburan wanita mencapai
puncaknya dan menurut seksualitas siap untuk dibuahi. Reproduksi ini
dilakukan saat pengeluaran sel telur yang sudah mengalami
pematangan atau bisa disebut ovulasi, yaitu terjadi saat datang bulan.
Saat usia lebih dari 40 maka reproduksi ini semakin menurun
(Proverawati, 2010). Hormon yang terdapat didalam pil KB mengubah
produksi alami esterogen dan progesteron pada indung telur. Hormon
tersebut yang mencegah mekanisme diotak yang memicu pelepasan
folikel yang merangsang hormon HPF dan HL saat itu juga
menghambat ovulasi (Nurcholish & Fathuri, 2015).
c. Sistem Muskulo Skeletal
Keseimbangan kadar kalsium saat kehamilan wajar saja. Ketika
asupan nutrisi wajibnya buatan susu terlaksana. Tulang dan gigi
terkadang tidak berubah saat kehamilan yang normal. Dikarenakan
adanya hormon estrogen dan progesteron, berlangsung relaksasi dari
ligamen-ligamen dalam tubuh dikarenakan bertambahnya mobilitas
dari lanjutan/otot pada pelvis. Bergandengan dan bertambahnya ukuran
uterus dikarenakan adanya perubahan yang tajam pada kurva tulang
belakang dan sering kebanyakan menjadi ciri pada kehamilan (Jannah,
2012). Sewaktu kehamilan, relaksin dan progesteron berproses
terhadap kartilago dan jaringan ikat terhadap sendi yang mungkin
bergerak dengan bebas. Hormon tersebut berguna pada panggul karena
akibatnya lumayan melebarkan jalan lahir sehingga membuat rasa
nyeri pada ibu tersebut, lebih-lebih akhir dari kehamilan saat kadar
hormon meningkat secara drastis. Akibat dari hormon kedua ini yang
melakukan perubahan pusat keseimbangan saat ibu berjalan
(Kamariyah, 2014).
d. Sistem Eliminasi
Pergantian struktur ginjal ialah disebabkan oleh kegiatan hormonal
esterogen dan progesteron, desakan yang muncul disebabkan
bertambahnya ukuran pada uterus, dan meningkatnya volume darah.
Pada minggu ke-10 gestasi, pelvis ginjal dan ureter berdilatasi. Dilatasi
ureter kelihatan lebih jelas di PAP (Pintu Atas Panggul). Dinding otot
polos ureter mengalami hiperplasia, hipertrofi, dan relaksasi tonus otot.
Peralihan iniyang mengakibatkan ibu hamil sensitif pada infeksi
saluran kemih (Kamariyah, 2014). Adanya perubahan fungsi ginjal
yang disebabkan oleh Adreno cortico tropic hormon (ACTH), anti
diuretic hormon (ADH), kortisol, dan aldosteron. Panjang dan berat
ginjal bertambah hingga 1-1,5 cm. Glomerular filtration rate (GFR)
meningkat hingga 50%. Aliran plasma ginjal meningat hingga 25-50%.
Peningkatan ini terkadang tidak dibarengi dengan kemampuan tubulus
menyerap glukosa yang tersaring hingga menyebabkan glukosuria.
Maka harus diperhatikan terjadinya tanda awal dari diabetes
kehamilan, sekalipun glukosuria dalam kehamilan bukan berarti
patologis namun sebab adanya peningkatan GFR (Badriyah, 2014).
e. Sistem Syaraf
Sistem saraf berasal dari kata ektodern pada umur 18 hari sesudah
fertilisasi, tabung neural terbuka terbentuk selama minggu ke-4.
Sebelumnya tabung ini tertutup tempat dimana akan bertemu antara
otak dan medula spinalis, maka kedua ujungnya akan terbuka (Fauziah,
2012). Bertambahnya dewasa umur wanita kian besar rangsangan dan
emosi pada hipotalamus maka keluarkan secret (cairan) neurohormonal
menuju hipofisis melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus
anterior hipofisis (Lia Dewi, 2011).
Neuro berarti sel syaraf otak. Dalam hal tersebut, bagaimana sel-sel
tersebut mencatat atau merekam informasi disekitar kita setelah
mendapatkan stimulus. Menurut para ahli neuroscience, sel saraf otak
kita menerima 4 juta item notifikasi perdetiknya. Notifikasi tersebut
masuk kedalam alam pikiran kita melalui peran sel-sel syaraf atau
akson. Dalam otak seseorang terdapat akson yang berguna untuk
pemberi pesan dalam tubuh kita. Akson sesudah mendapatkan stimulus
dari luar dan diproses melalui dua cara yaitu sinyal listrik dan sinyal
kimiawi (neurotransmitter). Dengan proses listrik dan biokimiawi
inilah informasi yang jumlahnya jutaan itu dicatat dan direkam.
Sangat komplek yang kita rekam, dari apa yang kita lihat, dengar dan
raba atau pegang hingga apa yang kita hirup dan kita rasakan melalui
panca indera (Lampung, 2016).
3. Fisiologis Ketidaksuburan Wanita
a. Sumbatan saluran telur
Disebabkan karena perlengketan sekitar saluran telur, kista ovarium,
seperti dampak yang terkena IMS (Infeksi Menular Seksual) dan radang
panggul akhirnya mengakibatkan melambatnya bertemu sel telur dan
sperma (Irianto K. , 2015). Menurut Mohd Rushdan Md.Noor et al.
(2010) didalam jurnal (Mat Rohani & Ismail, 2017) mengatakan
kelainan genetik menyebabkan ovum yang dihasilkan tidak berkualitas
dan tidak berlaku proses persenyawaan dengan sperma adapun yang
boleh berlaku persenyawaan tetapi embrio yang dihasilkan tidak dapat
bertahan dan akan mengalami keguguran.
b. Endometriosis
Endometriosis dapat diartikan sebagai jaringan endometrium (jaringan
yang sama yang menciptakan lapisan rahim) yang ada ditempat lain dari
interior rahim. Jaringan yang merespon siklus hormonal bulanan wanita,
yang berakibat timbulnya rasa sakit dan mengganggu. Ikatan antara
endometriosis dan ketidaksuburan sangat berpengaruh sekitar 30-40%
wanita yang mengalami endometriosis akan berpengaruh saat
kehamilan. Endometriosis menjadi salah satu masalah yang dapat
menyebabkan kerusakan organ, minimnya tingkat molekul spesifik
dalam meningkatkan pembuahan, bertambahnya sel darah putih
peritoneum, tidak berperan dalam sistem kekuatan tubuh (Lestari, 2011).
c. Berat badan tidak seimbang
Berat badan tidak seimbang menghalangi kesuburan selama siklus
menstruasi wanita, karena fisik kita membutuhkan 17% dari lemak dari
tubuh saat pertama menstruasi, dan 22% buatan sepanjang menstruasi
(Irianto K. , 2015). Didalam jurnal (Mat Rohani & Ismail, 2017). Mohd
Rushdan Md. Noor et al (2010) mengatakan bahwa berat badan yang
berlebihan menyebabkan ketidaksuburan dan berat badan yang terlalu
kurus juga dikaitkan dengan kesukaran untuk memperoleh anak. Hal ini
kerana faktor hormon sama ada hormon yang dikeluarkan dari ovarium
atau hormon yang mengawal peranan ovari tersebut di kenali sebagai
hipotalamus.
d. aktor usia berakibat pada masa reproduksi
Faktor usia brakibat pada masa reproduksi adalah wanita masih ada
kemungkinan hamil. Ilmuwan memberikan kekuatan wanita untuk hamil
rendah seusai umur 25 tahun dan menurun drastis pada usia diatas 38
tahun (Irianto K. , 2015). Menurut (Mohd Rushdan Md.Noor et al. 2010)
didalam jurnal (Mat Rohani & Ismail, 2017). Usia merupakan salah satu
faktor yang sangat berkait rapat dengan tahap atau kadar kesuburan
seseorang wanita itu. Usia wanita yang paling tinggi kesuburannya
adalah ketika usia dalam lingkungan di awal 20-an. Manakala wanita
yang berumur 30 tahun ke atas kadar kesuburannya semakin menurun.
e. Gaya hidup yang penuh stress
Gaya hidup yang supercepat kompetitif dewasa rentan mengalami
stress. Sementara keadaan jiwa penuh dengan gerakan yang bisa
menyebabkan gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme
tuba falopi, dan menyusut dan frekuensi (Irianto K. , 2015). Dalam
artikel Nurul Hidayah (2005) didalam jurnal (Mat Rohani & Ismail,
2017) yang menjelaskan bahwa saja suami isteri yang menghadapi
ketidaksuburan ini dalam masalah yang besar sebab mereka merasakan
ketidaksuburan ini akan menyebabkan kehidupan mereka gagal. Hal
ini menyebabkan pasangan menghadapi tekanan perasaan. Dalam kajian
Salasiah Hanin Hamjah & A’dawiyah Ismail (2012) dalam artikelnya
yang menyatakan bahwa tekanan sering terjadi terhadap kaum wanita
dikarenakan wanita berkerja perlu melakukan tanggung jawabnya bukan
hanya sebagai seorang isteri malahan juga sebagai seorang pekerja
dalam bidang pekerjaan. Tambahan pula, tekanan dari pihak keluarga
menjadi faktor terjadinya ketidaksuburan. Maka kebanyakan mertua
akan menyalahkan kaum wanita atau isteri dalam masalah tidak
memperoleh anak.
4. Psikologis Wanita Usia Subur
a. Faktor yang menyebabkan ketidak suburban Wanita

Pemicu ketidakkesuburan wanita ialah masalah dalam pembuahan.


Pembuahan ialah metode lepasnya sel telur sudah mateng dalam rahim,
akhirnya ditempat tuba falopi untuk pembuahan yaitu:
1) Menolak Kehamilan Dalam Jangka Panjang
Wanita pekerja menolak kehamilan dalam jangka panjang
karena hal pekerjaannya. Sementara itu, umr 30-40 tahun, susah
terutama wanita pekerja seperti itu untuk mendapatkan kehamilan.
Bertambahnya usia total sel telur makin sedikit untuk
mendapatkan kehamilan (Triyana, 2013). Wanita pekerja yang
bergelar isteri sudah pasti menginginkan ikatan dalam rumah
tangga mereka. Anak merupakan penyambung keturunan kepada
ikatan perkahwinan dan mengeratkan lagi hubungan antara suami
dan isteri. Oleh itu, wanita Pekerja perlu menyadari tentang faktor-
faktor yang menyebabkan berlakunya masalah ketidaksuburan
seseorang wanita. Di samping itu, seseorang wanita yang pekerja
juga perlu bijak dalam menguruskan urusan rumah tangga dan
juga urusan kerja agar dapat menghindari faktor yang
menyebabkan ketidaksuburan (Mat Rohani & Ismail, 2017).
2) Menopause Dini
Menopause dini didefinisikan sebagai berkurangnya atau
hilangnya menstruasi dan tanda awal akhirnya folikel ovarium
sebelum wanita berusia 40 tahun. Wanita dikatakan menopause
dini jika indung telur dan menstruasinya telah usai. Penyakit dan
kekebalan atau radiasi yang menyebabkan terjadinya menopause
dini pada wanita (Molika Sitompul, 2015). Menurut Mayo Clinic
menopause adalah berkurangnya maupun terhentinya menstruasi,
dan berkurangnya folikel ovarium dini sampai umur 40 tahun
(Triyana, 2013). Rata-rata umur wanita untuk mencapai
menopause atau berhentinya menstruasi pada umur ke-50 tahun.
Akan tetapi, separuh wanita sudah mengalaminya dalam usia 40
tahun, separuhnya lagi malahan dalam umur yang lebih mudah,
ialah 20-30 tahun (Suparni & Astutik, 2016).
3) Kerusakan Saluran Telur
Infeksi tuba falupi disebabkan kehancuran, dan sumbat
pada jejaring perut, sehingga menyebabkan ketidaksuburan
(Triyana, 2013). Kerusakan saluran telur meradang, hal ini yang
menyebabkan karena adanya penyumbatan, yang pada gilirannya
menyebabkan infertilitas. Kerusakan tersebut dikarenakan adanya
infeksi penyakit menular seksual, terutama klamidia. Kasus-kasus
lain yang dapat menyebabkan penyumbatan pada tuba termasuk
penyakit radang panggul, atau bekas operasi akibat kehamilan
ektopik (Molika Sitompul, 2015).
4) Rintangan tiroid
Keadaan dikarenakan tiroid. Ada hipertiroidisme dan
hipotiridisme. Jadi hipertiroidisme ialah suatu keadaan yang
diakibatkan tiroid bergerak, sedangkan hipotiridisme adalah
keadaan yang tiroidnya tidak bergerak (Triyana, 2013). Kelenjar
tiroid berisi atas 2 lobus, yakni terletak disebelah kanan dari trakea
diikat bersama oleh jaringan tiroid dan menjaga trakea disebelah
depan. Kelenjar ini terdapat dalam leher dibagian depan,
menempel pada dinding laring. Struktur kelenjar tiroid berisi
sejumlah besar vesikel- vesikel yang dipisahkan oleh epitelium
silinder dan dikumpulkan pada jaringan ikat. Hasil sel tersebut
mengeluarkan cairan yang sifatnya ketat ialah koloidea tiroid yang
birisi didalamnya zat senyawa yodium yang disebut hormon
tiroksin (Lia Dewi, 2011).
5) Total Sperma tidak optimal
Fertilisasi tidak hanya wanita saja, Tetapi jika pria
menghasilkan sperma tidak optimal dari 20 juta per ml air mani
tidk akan terjadi pembuahan (Triyana, 2013). Sperma dikatakan
normal saat memiliki gerakan normal dengan kategori a lebih
besar atau sama dengan 25% atau kategori b lebih besar atau
sama besar 50%. Spermatozoa yang normal adalah ketika satu
sama lain terpisah dan bergerak kearah masing-masing (Molika
Sitompul, 2015).
6) Umur
Umur juga mempengaruhi faktor kesuburan ini. Wanita
yang berumur lebih 40 tahun memiliki telur yang tidak produktif.
Pada umur ini lebih tinggi kemungkinan untuk terjadinya
keguguran (Triyana, 2013). Wanita yang yang sering bekerja
sering menunda kehamilannya sampai usia 30-an tahun dan
bahkan punya banyak alasan menikah terlambat sehingga sampai
usia 35 tahun keatas baru hamil pertama. Sebenarnya itu tidak
masalah selama keadaan anda masih kuat dan sehat. Beberapa
masalah seperti infertil, kelainan kromosom, yang berakibat bayi
dengan sindroma down lebih besar kejadiannya dengan
bertambahnya usia (Rahmatullah, 2019).
7) Keputihan
Gejala seperti ini sangat normal jika wanita sering
mengalaminya. Gejala ini sering disebut bakteri (Triyana, 2013).
Keputihan atau yang sering disebut flor albus merupakan cairan
yang keluar dari vagina disertai proses infeksi. Disertai gatal
didalam vagina dan sekitar vagina dalam dan luar vagina, Bau
yang sangat menyengat, dan berwarna putih atau kekuningan. Hal
ini dikarenakan adanya bakteri,virus, jamur atau parasit
(Rahmatullah, 2019).
5. Cara Mengetahui Masa Subur
a. Sistem Kalender
Cara Konvensional (khusus bagi wanita dengan siklus menstruasi yang
teratur) dengan cara sistem kalender. Kelemahan dengan menggunakan
cara ini ialah hasil tidak akurat bila digunakan pada wanita yang
menstruasinya tidak teratur (Budi & Novaria, 2009). Cara ini
berdasarkan perhitungan mundur siklus datang bulan wanita selama 6-
12 bulan yang tercatat. Cara tersebut efektif jika dibuat secara baik dan
akurat. Dan cara ini setiap pasangan mungkin boleh membuat agenda
setiap kehamilannya (Setiyaningrum, 2015). Memastikan waktu
ovaluasi pada sistem kalender. Ilmuan melaksanakan penelitian secara
mandiri dengan mempelajari siklus menstruasi semasa 6-12 bulan akhir.
Kesulitan terbanyak dengan sistem ini ialah setiap wanita tidak
memegang siklus secara teratur dalam 28 hari berlalu. Maka dengan cara
sistem kalender tersebut merupakan suatu cara agar kita mengetahui
masa subur atau kontrasepsi sederhana yang bisa kita lakukan secara
mandiri dengan pasangan kita, ataupun melakukan senggama pada saat
subur tersebut. Cara ini berhasil jika dilakukan dengan baik dan benar
(Lestari, 2011).
b. Modifikasi lender leher Rahim

Normalnya bersih, licin dan elastis ialah tanda masa subur. Pada hormon
progesterone bertambah, jadi bagian lendir diperolehkan akan meningkat.
Lendir tersebut sangat membantu kelonggaran sperma berjumpa pada sel
telur. Umumnya saat akan mengalami masa subur atau bisa disebut
ovulasi,lendir rahim sedikit encer, saat dipegang memakai dua jari akan
seperti berwarna bening (Puspita, 2016). Dalam cara ini, dinilai sifat dari
lendir atau cairan yang dihasilkan oleh leher rahim atau serviks. Pada hal
ini ovulasiatau masa subur, lendir serviks akan semakin banyak jumlah
dengan warna yang jernih dan elastis. Dan wanita akan merasa basah
disaluran kelaminnya tersebut (Maulana, 2010).
Lendir serviks dapat dilihat oleh seorang wanita setiap harinya,
sesudah datang bulan lendir serviks mengeluarkan sangat minim sering
dibilang masa “kering”. Dimana masa itu esterogen dan progesteron
sangat minim, dan lendir ini ialah lendir yang tidak subur. Terkadang
terlihat minim lendirnya yang amat lekat dan jika diregangkan dua jari
hendak putus (Setiyaningrum, 2015).
c. Mengukur suhu basal tubuh
Suhu tubuh basal ialah suhu paling rendah yang diperoleh oleh tubuh
sewaktu rehat atau dalam sewaktu rehat (tidur). Cara ini dilakukan saat
pagi hari pas setelah bangun tidur dan sebelum aktif untuk melakukan
kegiatan lainnya. Dan cara ini sering digunakan oleh wanita untuk
mengukur suhu tubuhnya setiap hari, dalam hal mengetahui suhu
basalnya (Setiyaningrum, 2015). Menulis suhu setiap hari hingga
berbulan-bulan. Dengan alat termometer bisa memudahkan anda untuk
mengetahui suhu anda, dan kerjakan grafik tujuannya agar memahami
berlangsungnya ovulasi. Ketika berjalannya ovulasi, suhu basal tubuh
akan memuncak dan menyusut saat akan datang bulan. Karena
didalamnya terdapat progesteron menyusut. Jika suhu tidak meningkat
dimasa subur dan ovulasi, kesempatan pembuahan sangat rendah. Sama
seperti kebalikannya jika mengalami meningkatnya suhu tubuh maka
sangat besar peluang kehamilan (Puspita, 2016).
Dengan cara temperatur ini, bahwa suhu badan wanita dapat
memberitahukan tingkat kesuburannya. Ukurlah suhu pada jam yang
sama setiap pagi (sebelum bangkit dari tempat tidur) catat dan buatlah
grafik. Pakailah grafik nilai suhu dalam 10 hari pertama siklus menstrusi
manfaatnya ialah untuk pengenalan suhu puncak tidak normal atau
normal (Budi & Novaria, 2009).
F. Buah Kurma Muda
Kurma mempunyai kandungan yang dapat membantu kesuburan pria
dan wanita. Kurma matang mengandung gula sekitar 80%, selebihnya
terdiri dari lemak, protein, dan mineral (besi, magnesium, tembaga, dan
asam folat). Kurma merupakan sumber kalium yang sangat baik dan kaya
dengan serat. 5 butir kurma (sekitar 45 gram) mengandung sekitar 115
kalori, dan hampir semuanya dari karbohidrat.
a. Manfaat buah kurma muda untuk kesehatan
1) Kurma bermanfaat untuk meningkatkan produksi sperma
Beberapa kesalahan bagi pasangan suami isteri dalam
mendapatkan keturunan yaitu menyalahkan pihak wanita atau
istri. Namun, kesuburan dari sang pria juga sangat
mempengaruhi proses kehamilan sang wanita. Oleh karena itu,
buah kurma sangat dianjurkan untuk meningkatkan kualitas
dan jumlah sperma bagi suami.
2) Kurma bermanfaat untuk menyehatkan sperma
Buah kurma selain berkhasiat untuk meningkatkan produksi
sperma, kurma juga dapat membuat sperma menjadi lebih
sehat. Buah kurma dapat menyehatkan sperma melalui
kandungan zat besi yang ada di dalamnya.
3) Kurma membantu memicu kesuburan Wanita
Manfaat buah kurma untuk kesuburan wanita dikarenakan
adanya reaksi hormone botosin. Selain itu, buah kurma sangat
bermanfaat bagi ibu yang sedang menyusui untuk
meningkatkan jumlah ASI yang keluar.
4) Buah kurma membantu menguatkan serta menyuburkan Rahim
Buah Kurma mempuntai kandungan yang bermanfaat untuk
memperkuat rahim wanita, sehingga peluang untuk
memperoleh keturunan menjadi semakin lebih besar. Selain
membuat rahim yang kuat, janin di dalam rahim juga lebih
sehat.
5) Buah kurma bertindak sebagai infus
Ketika dikonsumsi, buah kurma memiliki efek yang
menyegarkan. Efek yang diperoleh misalnya menyegarkan dan
menguatkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kurma juga
berfungsi seperti infus.
6) Kurma dapat mencegah pendarahan pada Rahim
Buah kurma mempunyai senyawa yaitu hormone biostin.
Hormone ini berfungsi sebagai katalis peredaran jaringan
darah, sehingga aliran rahim tetap terjaga. Apabila sirkulasi
darah normal, maka kesehatan rahim akan terjaga.
7) Memudahkan kelahiran
Selain menjadi katalis, hormone biostin yang dimiliki biah
kurma juga bermanfaat dalam peregangan otot pada dinding
vagina. Cara kerja hormon biostin adalah merangsang kontraksi
otot Rahim. Selain itu, hormon biostin ini juga dapat memicu
ASI keluar.
8) Mengembalikan kondisi tubuh
Ketika wanita melahirkan, tubuh akan kekurangan energi
dan protein. Hormone oksitosin yang terkandung dalam buah
kurma dapat membantu kondisi tubuh tetap ternutrisi setelah
proses melahirkan.

G. Komplementer Persiapan Kehamilan Sehat


Komplementer non farmakologis yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kesuburan dan memersiapkan kehamilan sehat salah satunya
dengan mengkonsumsi kurma muda. Buah kurma mengandung banyak
senyawa yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Senyawa nutrisi yang terkandung
memiliki peran penting dalam pengembangan dan fungsi sistem reproduksi.
Buah kurma memiliki efek pada kualitas oosit, interaksi sperma dan sel telur,
implantasi dan perkembangan embrionik awal melalui mekanisme antioksidan.
Antioksidan buah kurma juga dapat bermanfaat untuk perbaikan DNA dari
kerusakan prooksidan. Komponen fitoestrogen dalam buah kurma dapat
mengatur hormon reproduksi (Saryono et al., 2016)
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2014. Modul Pengajaran Mempersiapkan Kehamilan Sehat. Jakarta:


BKKBN
CDC. 2006. Recommendation to improve preconception health and health care
United States :A report of the CDC/ATSDR preconception care work group
and the select panel on preconception care. MMWR Recomm Rep. 55
(No.RR-6), 1-23
Chandranipapongse, W., Koren, G. 2013. Preconception counseling for
preventable risks. Canadian Family Physician, 59, pp.737–739.
Cunningham, dkk. (2015). Obstetri Williams, Ed. 23 Vol 2. Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Profil Kesehatan Jawa Barat 2018.
Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat; 2019.
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Kesehatan. Jumlah PUS dan Peserta KB Aktif
Tahun 2020. [diunduh 28 September 2021]. Tersedia dari:
https://data.tasikmalayakota.go.id/dinas-pengendalian-penduduk-keluarga-
berencana-pemberdayaan-perempuan-dan-perlindungan-anak/jumlah-pus-
dan-peserta-kb-aktif-tahun-2020/
Farahi., Zolotor. Recommendations For Preconception Counseling and Care.
Family Physician. 2013; 88(8): 499-506
Handayani, Ririn. Dkk. Green Tea Extract Increase Er-Α Expression On
Endometrium And Fallopian Tube Of Female Rat (Rattus norvegicus)
Exposed Bycypermethrin. Jurnal Kebidanan. 2018; 7(2): 1-8
Helen, M. dkk. Perawatan Prakonsepsi: Perencanaan untukmasa depan. Jurnal
untuk Praktisi Perawat. 2015; JNP 335
Johnson, J.Y. (2016). Keperawatan Maternitas Buku Wajib Bagi Praktisi dan
Mahasiswa Keperawatan. Yogyakarta: Rapha Publishing
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2019.
Jakarta: Kemenkes; 2020.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta.
Kuswanti, I. 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Pujiastuti, A. 2014. Konsep Kehamilan Sehat: Upaya Mencetak Generasi Cerdas
Regina, Novita. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas. Bogor: Ghalia
Indonesia
Supariasa, dkk. 2014. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Walfisch., Koren. 2011. Preconception Counseling:Rational, Practice and
Challenges.
WHO. Maternal Mortalily Ratio. Geneva: World Health Organization; 2017
[diunduh 16 Desember 2020]. Tersedia dari
https://www.who.int/data/gho/indicator-metadata-registry/imr-details/26

Anda mungkin juga menyukai