Dosen Pembimbing:
Dr. Yati Budiarti, SST,M.Keb
Disusun oleh:
VIKA ALVIANIKA
NIM. P2.06.24.8.23.039
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah meridhai sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Masa
Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat. Laporan Pendahuluan ini
dipergunakan untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Kebidanan Stase 2 Program
Studi Profesi Jurusan Kebidanan Politeknik Kementerian Kesehatan Tasikmalaya.
Laporan Pendahuluan ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan. Untuk itu saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Nunung Mulyani, APP., M.Kes selaku ketua jurusan kebidanan
2. Dr. Meti WL, SST., M.Keb selalu ketua prodi sarjana terapan kebidanan
3. Dr. Yati Budiyarti, SST., M.Keb selaku dosen pembimbing
4. Tien Trisnawati, ST.Keb.,Bd selaku pembimbing lapangan
Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari masih banyak kekurangan
dan kelemahannya. Oleh karena itu saya sangat memerlukan kritik dan saran
untuk menyempurnakan laporan pendahuluan ini. Akhir kata, saya barharap
semoga laporan ini bemanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh
mahasiswa dan pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Tasikmalaya, September 2023
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan, baik itu persiapan fisik
maupun mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan
sebelum masa kehamilan agar berdampak positif pada adaptasi fisik dan
psikologis ibu selama kehamilan serta kondisi janin yang baik. Berdasarkan
data WHO (2013) 4 dari 10 wanita mengalami kehamilan yang tidak
direncanakan, akibatnya wanita dan pasangannya terlambat mendapatkan
intervensi kesehatan esensial saat kehamilan hingga 40%.
Angka kematian ibu (AKI) salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data
World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun
2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah
kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di
negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di
negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di
negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara maju
hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015).
Secara global rasio mortality maternal yaitu 211/100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia (2019), AKI di Indonesia tahun
2019 adalah 205/100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) atau
Maternal Mortality Rate (MMR) berdasarkan pelaporan profil kesehatan
kabupaten/kota di Jawa Barat sebanyak 700 kasus atau 79,68 per 100.000
kelahiran hidup. Untuk menurunkan AKI dan AKB serta meningkatkan
kualitas kesehatan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah persiapan
kehamilan sehat.
Kehamilan merupakan suatu keadaan membahagiakan bagi seorang
wanita karena didalam kandungannya ada embrio yang dinantikan hingga
kelak lahirnya janin, yang diperkirakan sekitar 40 minggu kemudian
(Kuswanti, 2014). Ketika seorang wanita menginginkan kehamilan, disitulah
dimulainya sebuah komitmen untuk menjalani hidup sehat. Pola hidup sehat
ketika hamil menjadi perhatian serius karena akan berpengaruh terhadap
kelangsungan kesehatan ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin, proses
persalinan, serta mengurangi resiko kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan
yang sehat didukung dengan adanya pemeriksaan kesehatan sebelum
kehamilan. Pemeriksaan ini penting karena akan membantu mengatasi
kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada janin dalam kandungan
(Pujiastuti, 2014)
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi kesehatan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi
yang masih didalam rahim, sehingga selama masa prakonsepsi disarankan agar
calon ibu dapat menjaga pola hidup sehat (Johnson, 2016).
Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan
rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi
idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100
hari sebelum konsepsi bagi seorang ibu. Sangatlah penting untuk
mempersiapkan kehamilan, khususnya pengetahuan calon ibu terkait nutrisi,
kebiasaan yang dapat menganggu kehamilan seperti merokok, minuman keras,
polusi, lingkungan sehari-hari, pekerjaan ibu, olahraga yang dilakukan, dan
tingkat stress. Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat
untuk mencegah malnutrisi, menyiapkan tubuh pada perubahan-perubahan
pada saat hamil, mencegah obesitas, mencegah risiko keguguran, persalinan
premature, berat bayi lahir rendah, menghindari stress, kematian janin
mendadak, dan mencegah efek dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada
saat hamil (Chandranipapongse, Koren, 2013)
Berbagai dampak psikologis yang dapat muncul adalah adanya
ketidaktahuan akan pengalaman kehamilan yang dapat mengakibatkan
kecemasan yang terekspresi dalam berbagai bentuk seperti marah, menolak
atau apatis terhadap kegiatan keperawatan. Pasien yang cemas sering
mengalami ketakutan atau perasaan tidak tenang. Berbagai bentuk ketakutan
muncul seperti ketakutan akan hal yang tidak diketahui (Muttaqin A, 2009)
Kecemasan juga dapat berdampak pada sistem fisiologi seperti pada
kardiovaskuler, respirasi dan gastrointestinal. Dampak kardiovaskuler adalah
palpitasi, jantung berdebar-debar, peningkatan dan penurunan tekanan darah,
penurunan denyut nadi. Kecemasan yang berdampak pada respirasi adalah nadi
cepat, sesak nafas, pernafasan dangkal, terengah-engah sedangkan pada
gastrointestinal adalah perut tidak nyaman, nyeri perut, mual. Berdasarkan
uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat laporan pendahuluan mengenai
“Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat di Wilayah Kerja
Puskesmas Dayeuhluhur 1 Tahun 2021”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum laporan pendahuluan ini adalah mahasiswa mampu
melakukan asuhan kebidanan Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan
Sehat yang Berpusat pada Perempuan secara komprehensif dan
berkesinambungan, menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampian dalam
memberikan asuhan kebidanan serta asuhan komplementernya.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan meliputi pengkajian, penegaka
diagnosis kebidanan, mengidentifikasi masalah potensial,
mengidentifikasi tindakan segera menyusun perencanaan,
mengimplementasikan dan melakukan evaluasi berdasara clinical
reasoning dan hasil kajian evidance based practice.
b. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan dan pelaporan kebidanan.
c. Mampu melakukan KIE, promosi kesehatan dan konseling Prakonsepsi
dan Perencanaan Kehamilan Sehat yang Berpusat pada Perempuan
C. Manfaat
1. Bagi penulis
a. Dengan melakukan asuhan kebidanan ini, diharapkan penulis dapat
mengaplikasikan manajemen pada prakonsepsi dan perencanaan
kehamilan sehat yang berpusat pada perempuan
b. Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman
dalam melakukan asuhan kebidanna prakonsepsi dan perencanaan
kehamilan sehat yang berpusat pada perempuan yang dapat dijadikan
bekal untuk mengembangkan profesi kebidanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan kesehatan reproduksi ini dapat
bermanfaat sebagai penambah bahan kepustakaan yang dapat dijadikan studi
banding bagi kasus selanjutnya.
3. Bagi Klien
Diharapkan klien mendapatkan asuhan sesuai dengan kebutuhannya,
klien mendapat pengetahuan atau informasi baru di bidang kesehatan dan
diharapkan klien tahu mengenai pentingnya asuhan yang dilakukan guna
mencegah dan mengetahui sejak dini bila terjadi komplikasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
C. Konseling Prakonsepsi
Konseling prakonsepsi memainkan peran utama dalam mempersiapkan
kehamilan yang bertujuan untuk mengidentifikasi, memodifikasi risiko yang
berhubungan dengan kesehatan dan hasil kehamilan ibu, serta sebelum ibu
hamil (Walfisch Koren, 2011).
Selama ini, banyak orang yang kurang memahami pentingnya kondisi-
kondisi pada masa sebelum terjadinya proses konsepsi, sehingga para calon ibu
hanya berkonsentrasi pada persiapan proses kehamilan dan persalinan saja. Hal
ini dapat dimengerti karena pengetahuan yang kurang tentang kondisikondisi
prakonsepsi disebabkan tidak adanya penyuluhan-penyuluhan terhadap
mereka. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG)
menyebutkan saat wanita menyadari bahwa mereka hamil 1 sampai 2 minggu
setelah terlambat haid maka medulla spinalis janin telah terbentuk dan jantung
telah berdenyut. Karena itu, banyak strategi pencegahan, misalnya asam folat
untuk mencagah cacat tabung saraf (neural-tube), diperkirakan hampir separuh
dari semua kehamilan yang tidak direncanakan, dan kehamilan inilah yang
mungkin berisiko paling besar. Kehamilan yang tidak diharapkan lebih besar
kemungkinannya terjadi pada wanita muda atau lajang, memiliki tingkat
pendidikan relatif rendah, merokok, minum alkohol, atau memakai obat-obatan
terlarang, dan tidak mendapatkan asam folat (Cunningham, 2015).
Sebanyak 456 wanita yang menjalani konseling prakonsepsi
memperlihatkan kemungkinan 50% lebih besar untuk melaporkan bahwa
kehamilan berikutnya adalah kehamilan yang direncanakan dibandingkan
dengan 309 wanita yang mendapat perawatan kesehatan tetapi tanpa konseling,
dan kemungkinan 65% lebih besar dibandingkan dengan wanita yang tidak
mendapat perawatan kesehatan sama sekali sebelum hamil.
Kementerian Kesehatan RI (2013) mendefinisikan bahwa Wanita Usia
Subur (WUS) adalah wanita yang berada dalam periode umur antara 15-49
tahun. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS perlu
mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu gizi yang
optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang janin,
kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses
melahirkan. Upaya peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan cara
memberikan pendidikan gizi (Supariasa, 2014).
Kategori lain mengenai wanita yang mungkin memerlukan konseling
nutrisi adalah wanita yang mengalami kehamilan dalam jarak yang dekat, masa
remaja dimana pengaruh utama pada hasil kehamilan adalah jumlah tahun
antara menarkean kehamilan. Semakin pendek interval antara menarke dan
kehamilan, semakin besar potensi untuk mengalami defisiensi nutrisi.
Defisiensi nutrisi juga lebih cenderung terjadi selama kehamilan karena untuk
memenuhi kebutuhan bayi yang sedang tumbuh, wanita yang memiliki
ekonomi rendah, mereka yang sudah memiliki penyakit misalnya, diabetes dan
epilepsi karena alergi makanan harus selalu didiagnosis secara medis dan
sindrom malabsorpsi, seperti penyakit Crohn, colitis ulseratif, atau fibrosis
kistik, memerlukan konsultasi diet, mereka yang mengalami gangguan makan
seperti anoreksia nervosa, bulimia, nervosa, atau makan berlebihan (binge
eating) (Medforth, 2011).
Dalam hal ini, peran tenaga kesehatan dalam perawatan prakonsepsi di
tingkat dasar antara lain pengkajian faktor risiko, promosi kesehatan, intervensi
klinikal, dan psikososial. Perawat harus memiliki akses, seperti informasi
tentang perawatan sebelum konsepsi untuk memberikan anjuran/nasihat kepada
calon ibu, mengevaluasi kehamilan dan bila menemukan suatu kelainan, dapat
merujuk ke dokter spesialis yang lebih kompeten sedini mungkin. Dari peran
perawat yang dilakukan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan sebuah
kehamilan yang sehat pada pasangan usia subur (Regina, 2011).
Normalnya bersih, licin dan elastis ialah tanda masa subur. Pada hormon
progesterone bertambah, jadi bagian lendir diperolehkan akan meningkat.
Lendir tersebut sangat membantu kelonggaran sperma berjumpa pada sel
telur. Umumnya saat akan mengalami masa subur atau bisa disebut
ovulasi,lendir rahim sedikit encer, saat dipegang memakai dua jari akan
seperti berwarna bening (Puspita, 2016). Dalam cara ini, dinilai sifat dari
lendir atau cairan yang dihasilkan oleh leher rahim atau serviks. Pada hal
ini ovulasiatau masa subur, lendir serviks akan semakin banyak jumlah
dengan warna yang jernih dan elastis. Dan wanita akan merasa basah
disaluran kelaminnya tersebut (Maulana, 2010).
Lendir serviks dapat dilihat oleh seorang wanita setiap harinya,
sesudah datang bulan lendir serviks mengeluarkan sangat minim sering
dibilang masa “kering”. Dimana masa itu esterogen dan progesteron
sangat minim, dan lendir ini ialah lendir yang tidak subur. Terkadang
terlihat minim lendirnya yang amat lekat dan jika diregangkan dua jari
hendak putus (Setiyaningrum, 2015).
c. Mengukur suhu basal tubuh
Suhu tubuh basal ialah suhu paling rendah yang diperoleh oleh tubuh
sewaktu rehat atau dalam sewaktu rehat (tidur). Cara ini dilakukan saat
pagi hari pas setelah bangun tidur dan sebelum aktif untuk melakukan
kegiatan lainnya. Dan cara ini sering digunakan oleh wanita untuk
mengukur suhu tubuhnya setiap hari, dalam hal mengetahui suhu
basalnya (Setiyaningrum, 2015). Menulis suhu setiap hari hingga
berbulan-bulan. Dengan alat termometer bisa memudahkan anda untuk
mengetahui suhu anda, dan kerjakan grafik tujuannya agar memahami
berlangsungnya ovulasi. Ketika berjalannya ovulasi, suhu basal tubuh
akan memuncak dan menyusut saat akan datang bulan. Karena
didalamnya terdapat progesteron menyusut. Jika suhu tidak meningkat
dimasa subur dan ovulasi, kesempatan pembuahan sangat rendah. Sama
seperti kebalikannya jika mengalami meningkatnya suhu tubuh maka
sangat besar peluang kehamilan (Puspita, 2016).
Dengan cara temperatur ini, bahwa suhu badan wanita dapat
memberitahukan tingkat kesuburannya. Ukurlah suhu pada jam yang
sama setiap pagi (sebelum bangkit dari tempat tidur) catat dan buatlah
grafik. Pakailah grafik nilai suhu dalam 10 hari pertama siklus menstrusi
manfaatnya ialah untuk pengenalan suhu puncak tidak normal atau
normal (Budi & Novaria, 2009).
F. Buah Kurma Muda
Kurma mempunyai kandungan yang dapat membantu kesuburan pria
dan wanita. Kurma matang mengandung gula sekitar 80%, selebihnya
terdiri dari lemak, protein, dan mineral (besi, magnesium, tembaga, dan
asam folat). Kurma merupakan sumber kalium yang sangat baik dan kaya
dengan serat. 5 butir kurma (sekitar 45 gram) mengandung sekitar 115
kalori, dan hampir semuanya dari karbohidrat.
a. Manfaat buah kurma muda untuk kesehatan
1) Kurma bermanfaat untuk meningkatkan produksi sperma
Beberapa kesalahan bagi pasangan suami isteri dalam
mendapatkan keturunan yaitu menyalahkan pihak wanita atau
istri. Namun, kesuburan dari sang pria juga sangat
mempengaruhi proses kehamilan sang wanita. Oleh karena itu,
buah kurma sangat dianjurkan untuk meningkatkan kualitas
dan jumlah sperma bagi suami.
2) Kurma bermanfaat untuk menyehatkan sperma
Buah kurma selain berkhasiat untuk meningkatkan produksi
sperma, kurma juga dapat membuat sperma menjadi lebih
sehat. Buah kurma dapat menyehatkan sperma melalui
kandungan zat besi yang ada di dalamnya.
3) Kurma membantu memicu kesuburan Wanita
Manfaat buah kurma untuk kesuburan wanita dikarenakan
adanya reaksi hormone botosin. Selain itu, buah kurma sangat
bermanfaat bagi ibu yang sedang menyusui untuk
meningkatkan jumlah ASI yang keluar.
4) Buah kurma membantu menguatkan serta menyuburkan Rahim
Buah Kurma mempuntai kandungan yang bermanfaat untuk
memperkuat rahim wanita, sehingga peluang untuk
memperoleh keturunan menjadi semakin lebih besar. Selain
membuat rahim yang kuat, janin di dalam rahim juga lebih
sehat.
5) Buah kurma bertindak sebagai infus
Ketika dikonsumsi, buah kurma memiliki efek yang
menyegarkan. Efek yang diperoleh misalnya menyegarkan dan
menguatkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kurma juga
berfungsi seperti infus.
6) Kurma dapat mencegah pendarahan pada Rahim
Buah kurma mempunyai senyawa yaitu hormone biostin.
Hormone ini berfungsi sebagai katalis peredaran jaringan
darah, sehingga aliran rahim tetap terjaga. Apabila sirkulasi
darah normal, maka kesehatan rahim akan terjaga.
7) Memudahkan kelahiran
Selain menjadi katalis, hormone biostin yang dimiliki biah
kurma juga bermanfaat dalam peregangan otot pada dinding
vagina. Cara kerja hormon biostin adalah merangsang kontraksi
otot Rahim. Selain itu, hormon biostin ini juga dapat memicu
ASI keluar.
8) Mengembalikan kondisi tubuh
Ketika wanita melahirkan, tubuh akan kekurangan energi
dan protein. Hormone oksitosin yang terkandung dalam buah
kurma dapat membantu kondisi tubuh tetap ternutrisi setelah
proses melahirkan.