Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SKRINING PRAKONSEPSI (PEMERIKSAAN FISIK )


DOSEN PENGAMPU :

Disusun Oleh :
1. ERNA SUSILAWATI
2. NURUL AINI
3. BAIQ ILA JANNATIN WARSITANI
4. ULFATUL ROHMI
5. DINA FIDIYAWATI
6. HUSWATUL AMEILIA NINGSIH
7. SUSI APRIANI
8. NIA PRIHATINNINGSIH
9. MIMARDIATI

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR
LOMBOK TIMUR 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan


pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan tugas makalah tentang Skrining Pra
Konsepsi (Pemeriksaan Fisik ) pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pranikah dan
Prakonsepsi ini. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membantu kami
dalam mengerjakan tugas ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman -
teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan tugas makalah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan
kepada teman-teman dari hasil tugas ini. Karena itu kami berharap semoga tugas ini
dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Lombok Timur, Desember 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.........................................................................................1
2. Rumusan Masalah....................................................................................2
3. Tujuan......................................................................................................2
4. Manfaat....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................
B. Penutup.............................................................................................

iii
DAFTAR PUSTAKA BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri dengan usia istri
berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau usia istri berumur kurang dari 15
tahun dan sudah haid atau usia istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid
(BKKBN, 2013). Pada pasangan suami istri usia subur yang baru menikah atau ingin
mendapatkan anak lagi, kehamilan merupakan saat-saat yang paling ditunggu. Hal itu
juga merupakan saat yang menegangkan ketika sebuah kehidupan baru bertumbuh dan
berkembang di dalam rahim (Sunarsih, 2011).
Kesehatan yang baik adalah salah satu faktor yang paling penting dalam
kehamilan. Kesehatan prakonsepsi adalah cara untuk meningkatkan hasil kehamilan
yang positif dengan mendorong perempuan untuk terlibat dalam gaya hidup yang sehat
sebelum mereka hamil (Williams & Wilkins, 2012). Perawatan prakonsepsi yang
dimulai sebelum kehamilan dapat menjadi strategi efektif untuk mengurangi gangguan
bawaan dan meningkatkan kesehatan wanita usia subur (Shanon et al, 2013).
Perawatan kesehatan prakonsepsi merupakan perawatan yang mengacu pada intervensi
biomedis, perilaku, dan pencegahan sosial yang dapat meningkatkan kemungkinan memiliki
bayi yang sehat. Untuk dapat menciptakan kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan melalui
skrining prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat berguna dan memiliki efek positif terhadap
kesehatan ibu dan anak. Penerapan kegiatan promotif, intervensi kesehatan preventif dan
kuratif sangat efektif dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga membawa manfaat
kesehatan untuk remaja, baik perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya baik sehat
secara fisik, psikologis dan sosial, terlepas dari rencana mereka untuk menjadi orang tua.
Perawatan prakonsepsi tidak hanya untuk wanita, tetapi juga untuk
pria.Perawatan prakonsepsi untuk pria juga penting yaitu untuk meningkatkan hasil
kehamilan yang sehat . Masalah umum dalam perawatan prakonsepsi yaitu keluarga
berencana, mencapai berat badan yang sehat, skrining dan pengobatan untuk penyakit
menular, memperbarui imunisasi yang tepat, meninjau obat untuk efek teratogenik,
konsumsi suplemen asam folat untuk mengurangi risiko cacat tabung saraf bagi wanita
yang ingin hamil, dan pengendalian penyakit kronis sangat penting untuk
mengoptimalkan hasil kehamilan (Farahi dan Zolotor, 2013).
Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat
menyebabkan KEK. Ibu hamil dengan KEK akan berisiko melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR), dan jika tidak ditangani dengan baik akan
4
berisiko mengalami stunting. Kondisi lain yang banyak terjadi pada ibu hamil
adalah anemia, terutama anemia defisiensi besi. Apabila wanita sudah mengalami
anemia, maka akan memiliki risiko keguguran, kematian janin, kelahiran prematur,
perdarahan serta kematian ibu dan bayiSelain itu, anemia dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya.
Diperkirakan 41,8% ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia, setengahnya
disebabkan kekurangan zat besi.1 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun2013, prevalensi anemia di Indonesia masih cukup tinggi.
Dalam hal ini, peran bidan dalam perawatan prakonsepsi di tingkat dasar
antara lain pengkajian faktor risiko, promosi kesehatan, intervensi klinikal, dan
psikososial. Bidan harus memiliki akses, seperti informasi tentang perawatan
sebelum konsepsi untuk memberikan anjuran/nasihat kepada orang tua,
mengevaluasi kehamilan dan bila menemukan suatu kelainan, dapat merujuk ke
dokter spesialis yang lebih kompeten sedini mungkin. Dari peran bidan yang
dilakukan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan sebuah kehamilan yang sehat
pada pasangan usia subur.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah menguraikan tentang skrining pra konsepsi berupa pemeriksaan fisik calon
orang tua.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan kepada mahasiswa
kebidanan yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman
mengetahui jenis prosedur skrining pra konsepsi

2. Tujuan Khusus
Makalah ini kami buat untuk mengetahui jenis prosedur pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan finansial pada saat skrining pra konsepsi

D. Manfaat
Dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap skrining pra konsepsi
dan dapat menerapkannya dalam memberikan pelayanan kepada calon orang tua serta

5
memberikan kepuasan bagi penerimanya dengan mengutamakan keamanan klien dan
pelayanan yang berkualitas.

6
BAB 1I
PEMBAHASAN

A. Skrining Prakonsepsi
Skrining prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko dan mempromosikan
gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat, dengan tujuan untuk
mengeksplorasi pelaksanaan skrining prakonsepsi pada calon pengantin perempuan
Manfaat dari skrining prakonsepsi adalah menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, mencegah kehamilan tidak diinginkan, mencegah komplikasi dalam kehamilan
dan persalinan, mencegah kelahiran mati, prematur dan bayi dengan berat lahir rendah,
mencegah terjadinya kelahiran cacat, mencegah infeksi pada neonatal, mencegah
kejadian underweight dan stunting sebagai akibat dari masalah nutrisi ibu, mengurangi
resiko diabetes dan penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dan mencegah penularan
Human Immunodeficience Virus dari ibu kejanin
.
B. Penegertian Prakonsepsi
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi.Pra berarti sebelum
dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi
pembuahan.Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan
ovum atau pembuahan atau sebelum hamil.Periode prakonsepsi adalah rentang waktu
dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup
waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.

7
C. Tujuan Prakonsepsi
Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan pasangannya
berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal saat dimulainya
kehamilan.Tujuan lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang mungkin tidak
tersedia saat kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua.Meskipun kehamilan
bagi beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas pasangan yang
memang merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari asuhan
prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik bagi
bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat membahayakan
kehamilan.
D. Manfaat Prakonsepsi
Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan
emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi.Melalui asuhan prakonsepsi,
ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat
prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang
menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan
upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat. Selain itu asuhan pra
konsepsi juga bermanfaat untuk :
1. Identifikasi keadaan penyakit
2. Penilaian keadaan psikologis
3. Kesiap siagaan keuangan dan tujuan hidup
4. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk membantu
membuat keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya.

E. Langkah- langkah yang dilakukan dalam Pra Konsepsi


1. Melakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga kesehatan
dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan mengidentifikasi faktor
resikonya.
2. Pemeriksan laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa
pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil antara lain :
pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, hepatitis B, pap
smear, clamidia, HIV, dan GO.
3. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi
4. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan penyebab
banyak masalah dalam kehamilan.

8
5. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga ( kesulitan dalam kehamilan, persalinan,
nifas maupun kecacatan )
6. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi ( olah
raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat terlarang/
hentikan bila ibu sudah terbiasa )
7. Identifikasi masalah kesehatan ( DM, epilepsy,hipertensi dll ), berikan penanganan
dan observasi sebelum terjadi konsepsi.
8. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang, dan
yang mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan toxoplasmosis yang
dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin.
9. Membersihkan lingkungan dari bahan kimia.
F. Pemeriksaan Fisik Prakonsepsi
Menurut Surussin dan Moh. Muhsin (2014) pertumbuhan jasmani dalam
fase kehidupan manusia akan mengalami perkembangan yang sangat signifikan
ketika memasuki usia remaja, karena pada usia remaja sudah mulai tumbuh dan
berfungsi organ reproduksinya. Pertumbuhan fisik akan semakin kuat saat
mengakhiri usia remaja, demikian pula dengan fungsi organ reproduksi akan
berjalan dengan baik saat berakhir usia remaja dan semakin matang ketika
memasuki fase dewasa. Menurut ilmu kesehatan, fase terbaik untuk melahirkan
adalah usia 20-30 tahun.
Pemeriksaan fisik termasuk status gizi yang diperlukan oleh calon orang
tua antara lain adalah :
a. Pemeriksaan fisik, dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi status
kesehatan melalui pengukuran dan pemeriksaan (denyut nadi, frekuensi nafas,
suhu tubuh dan seluruh tubuh).
b. Pemeriksaan status gizi, dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
status gizi dan deteksi awal anemia, melalui pengukuran atau pemeriksaan
(berat badan, tinggi badan, LILA dan tanda-tanda anemia) (BKKBN, 2018).
Pemeriksaan kesehatan penting untuk calon ibu di masa
prakonsepsi.Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan 3-6 bulan sebelum hamil,
agar tubuh calon ibu siap menerima kehadiran janin dan menjalani kehamilan sehat.
Riwayat kesehatan calon ibu dan ayah perlu diperiksa, jikamemiliki riwayat
kesehatan yang dapat menyebabkan kondisi kehamilan
berisiko.Seperti, Toksoplasmosis, Rubella (Campak Jerman), Gondongan (mumps),

9
dan lain sebagainya.Sebaiknya atasi penyakit atau gangguan kesehatan lebih dulu,
baru kemudian melakukan upaya untuk hamil. 
Sedangkan untuk riwayat kesehatan keluarga, jika calon ibu dan ayah
memiliki riwayat penyakit tertentu, sebaiknya melakukan tes genetika di
laboratorim atau lembaga khusus genetika.Deteksi dini penyakit thalasemia,
masalah kromosom, dan penyakit metabolisme dapat dilakukan dengan melakukan
serangkaian tes.Untuk beberapa kasus, deteksi dini membantu calon ayah dan ibu
menyiapkan psikolog dan mental, jika terjadi kehamilan berisiko tinggi. 
Tes kesehatan fisik secara menyeluruh untuk mengetahui kondisi
fisik sang wanita. Pemeriksaan ini mencakup:
 Cek tekanan darah untuk mengetahui apakah ada risiko tekanan darah
tinggi saat kehamilan terjadi di masa depan.
 Analisa riwayat kesehatan calon ibu untuk mengetahui apakah si calon
ibu mempunyai penyakit tertentu yang bisa mengganggu perencanaan
kehamilan
a. Pemeriksaan klinis bagi calon ibu
Berikut pemeriksaan klinis yang sebaiknya dilakukan:
1) Berat badan (BB) 
Berat Badan (BB) calon ibu bisa berpengaruh terhadap kesuburan.Jika
kelebihan BB, bisa terjadi ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan
tingkat kesuburan menurun.Jika pun terjadi pembuahan saat BB berlebih,
risiko calon ibu untuk menderita diabetes cukup besar.Bahkan, calon ibu
berisiko terserang pre-eklampsia (gejala keracunan kehamilan).Janin juga
menanggung risiko ini.Saat tiba waktu persalinan, kegemukan juga bisa
mempersulit persalinan.
Sebaliknya, jika calon ibu terlalu kurus, kesuburan akan terpengaruh,
gangguan keseimbangan hormon dan ketidakteraturan haid. Agar proses
ovulasi terjadi, tubuh calon ibu biasanya membutuhkan hormon estrogen.
Agar hormon ini diproduksi, BB tubuh akan bertambah sekitar 25% dari
bobot normal.
2) Tekanan Darah
Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko preeklamsia dan
eklamsia pada kehamilannya.Tekanan darah tinggi ini dapat terjadi secara
tiba-tiba maupun telah terjadi sebelum masa kehamilan.Jika calon ibu hamil
diketahui memiliki riwayat hipertensi maka dokter secepat mungkin

10
memberikan penanganan untuk menjaga stabilitas tekanan darah pada masa
perencanaan kehamilan dan menjadikannya catatan masa saat kehamilan
sehingga dapat menurunkan risiko preeklamsia yang menganggu kehamilan
dan persalinan.
3) Cek organ reproduksi
Organ reproduksi di tubuh wanita memiliki peranan penting
dalam proses kehamilan. Karena itu semua organ tersebut harus
dalam kondisi prima dalam rangka persiapan menikah dan hamil
nantinya. Pemeriksaan organ reproduksi ini akan melihat
sejauhmana kondisi kesehatan vagina, leher rahim, rahim, saluran
telur, indung telur, dan sel telur Anda.
a. Histerosalpingografi (HSG)
Pemeriksaan radiologi ini bertujuan untuk melihat saluran indung telur.
Bila saluran indung telur mengalami gangguan dapat memengaruhi proses
reproduksi.
b. USG (ultrasonografi)
Untuk melihat ada-tidaknya kelainan pada organ reproduksi, semisal kista
atau tumor rahim. Adanya kelainan pada organ reproduksi tentunya dapat
memengaruhi proses reproduksi.
c. Rongga panggul.
Pemeriksaan ini akan mendeteksi, apakah ada masalah pada organ
reproduksi calon ibu. Misalnya, kista indung telur yang menyebabkan
menurunnya tingkat kesuburan, bentuk dan posisi rahim tertentu yang 
menghambat pembuahan, dan pertumbuhan janin. Selain kista, keluhan
calon ibu adalah mioma atau miom, yakni sejenis tumor yang biasanya
tumbuh di dinding rahim.
b. Pemeriksaan klinis bagi calon Ayah
Apabila sebuah kehamilan yang sangat diidamkan tak juga terwujud,
dokter spesialis andrologi (ahli kesuburan pria) dan kandungan yang ada di klinik
fertilitas akan menyarankan calon ayah untuk memeriksakan diri terlebih dulu
dibandingkan calon ibu, karena pemeriksaan terhadap calon ayah lebih mudah
dilakukan dan langkah-langkah yang dilakukan relatif lebih sederhana
dibandingkan dengan pemeriksaan kesuburan pada calon ibu.
1) Tes darah

11
Apabila Anda dan pasangan sudah satu tahun berupaya punya anak,
tapi tak juga berhasil, calon ayah dan ibu sangat dianjurkan untuk
berkonsultasi ke klinik fertilitas. Calon ayah perlu memastikan diri dalam
kondisi sehat dan fit dengan melakukan tes darah. Tes darah disarankan
kepada calon ayah untuk mendeteksi gangguan kesehatan yang mungkin saja
memengaruhi kesuburan calon ayah.Pemeriksaan darah berguna untuk
mengetahui kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan kadar hormon
testosterone, FSH berperan dalam proses pembentukan sperma
(spermatogenesis). Sedangkan hormon testosteron berperan
dalam spermatogenesis dan stimulasi libido. Normalnya, kadar FSH pada pria
dewasa adalah 1,5-12,4 mIU/ml darah. Untuk kadar hormon testosteron 300-
1.200 mg/desiliter. Apabila ternyata calon ayah kekurangan hormon, dokter
biasanya akan menyarankan untuk mencoba proses penambahan hormon.
Contoh lain misalnya, adanya infeksi, tekanan darah tinggi, diabetes
sampai masalah hormonal.Apabila ditemukan adanya masalah yang terkait
dengan kesehatan ayah secara menyeluruh, bisa dipastikan kesuburan calon
ayah pun terganggu. 
2) Tes kesuburan
Di klinik fertilitas, dokter spesialis andrologi akan melakukan
serangkaian tes keseburan terhadap calon ayah. Yang pertama menjadi
perhatian tentu kondisi dan kualitas sperma.
Cairan mani calon ayah diambil untuk dianalisa. Jika cairan semen
yang keluar, ternyata hanya mengandung sedikit sperma atau bahkan tidak
cukup untuk membuahi sel telur maka dokter akan memberikan pengobatan
agar kualitas sperma menjadi baik. Setiap kali proses pembuahan normal
terjadi, seorang pria harus siap "meluncurkan" sekitar 200 sampai 300 juta sel
sperma yang untuk mengejar satu sel telur agar dibuahi. Tak hanya dalam hal
jumlah, sperma calon ayah juga harus gesit "mengejar" sel telur.
Jika jumlah atau kualitas sperma kurang, dokter spesialis andrologi
(ahli kesuburan pria) akan melakukan tindakan pengobatan. Secara berkala,
tes sperma akan dilakukan kembali. Untuk meningkatkan dan memantau
kualitas sperma, total pemeriksaan terhadap cairan mani akan dilakukan lebih
dari satu kali.
3) Tes fisik

12
Di klinik fertilitas, calon ayah juga harus melalui pemeriksaan fisik Hal
ini merupakan pemeriksaan tahap awal dan sebaiknya dilakukan, untuk
mengetahui mengenai kondisi tubuh setelah melakukan pemeriksaan
fisik.Fisik yang nantinya diperiksa yaitu penis, buah zakar (skrotum), testis,
epididimis, prostat, saluran sperma, dan kelenjar cowper.
Apabila calon ayah kurang subur akibat masalah kualitas sperma, maka
calon ayah akan ditangani oleh seorang dokter spesialis andrologi. Apabila
masalah calon ayah terletak pada masalah mekanis testis yang berkait dengan
fungsinya untuk berkemih, maka dokter spesialis urologi (spesialis penyakit
dan gangguan saluran kemih pria) yang akan turun tangan.
Bedannya, androlog dan urolog, seorang androlog akan memeriksa
kualitas dan jumlah sel spermatozoa (berhubungan produksi benih atau
sperma) dalam buah zakar. Sedangkan seorang, urolog akan menangani
gangguan atau infeksi pada saluran kemih yang bisa mengganggu mekanisme
proses hubungan suami-istri. Apabila terjadi sumbatan pada saluran keluarnya
sperma, dokter urologi akan melakukan koreksi melalui proses operasi.
Apabila dalam buah zakar masih ada sel sperma dan akibat satu dan
lain hal sulit "dipertemukan" dengan sel telur, tim dokter di klinik kesuburan
dapat "mengambilnya" untuk  dipertemukan dengan sel telur. Seperti dalam
proses pembuahan di luar rahim atau disebut  in vitro fertilization (IVF) atau
metode bayi tabung.
G. Pemeriksaan Status Gizi Pada masa Prakonsepsi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorpsi, transportasi.
Penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organorgan
serta menghasilkan energi (Supariasa, dkk. 2002). Zat-zat gizi yang dapat
memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein, oksidasi zatzat gizi ini
menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan atau
aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk zat organik yang mengandung karbon yang
dapat dibakar, jumlah zat gizi yang paling banyak terdapat dalam pangan dan
disebut juga zat pembakar (Almatsier, 2011)
Pedoman Gizi Seimbang merupakan pedoman untuk konsumsi makan
sehari-hari yang harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang
sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur, mengandung berbagai

13
zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral), serta dapat dijadikan sebagai
pedoman makan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat
badan normal (Kemenkes,2014).
Secara umum terdapat pesan khusus gizi seimbang yang perlu diperhatikan
bagi calon pengantin adalah mengonsumsi aneka ragam makanan untuk memenuhi
kebutuhan energinya. Hal tersebut meliputi konsumsi zat gizi makro dan mikro
(karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) yang akan digunakan sebagai proses
pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan volume darah dan peningkatan
hemoglobin dalam darah yang berguna untuk mencegah anemia yang disebabkan
karena kehilangan zat besi selama proses menstruasi (Kemenkes,2014).
Berikut merupakan anjuran Angka Kecukupan Gizi bagi WUS yang telah ditetapkan
Kemenkes:
Tabel 1.
Angka Kecukupan Gizi bagi WUS
Zat Gizi 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun
Energi 21 21 22 215
(kkal)
25 25 50 0
Protein 6 5 5 5
(g) 9 9 6 7
Folat 4 4 4 4
(meg) 0 0 0 0
B6 (mg) 1 1 1 1
B12 2, 2, 2, 2,
(mg)
Besi 2, 2, 2, 2,
(mg) Sumber: 6Kemenkes RI 2014.
6 6 6

Gizi yang memengaruhi prakonsepsi adalah karbohidrat, lemak,


protein, asam folat, vitamin A, E, dan B12, mineral zinc, besi, kalsium, dan
omega-3. Pasangan yang akan melangsungkan pernikahan sebaiknya mulai
mengubah pola makan menjadi teratur dan baik selambat-lambatnya enam
bulan sebulan sebelum kehamilan. Hal ini dapat membantu memperbaiki
tingkat kecukupan gizi pasangan (Susilowati & Kuspriyanto, 2016).
Berikut pola makan yang disarankan pada pasangan prakonsepsi
untuk mengonsumsi dalam jumlah yang mencukupi:
a. Karbohidrat
Karbohidrat yang disarankan adalah kelompok polisakarida (seperti nasi,
jagung, sereal, umbi-umbian) dan disarankan membatasi konsumsi

14
monosakarida (seperti gula, sirup, makanan, dan minuman yang tinggi
gula).
b. Protein
Kekurangan protein pada tingkat berat akan memperlambat
perkembangan hormone endokrin sehingga kemampuan untuk mengikat
hormone androgen rendah. Makanan yang kaya protein bisa diperoleh
dari telur, daging, tempe, dan tahu, serangan radikal bebas (oksidan)
yang memengaruhi kesehatan reproduksi.
c. Asam Folat
Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi resiko bayi lahir
kecacatan system saraf dengan neutral tube defect(NTD) seperti spina
bifida sebanyak 70%.
d. Vitamin B6
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras merah, kacang
kedelai, kacang tanah, pisang, dan kol.
e. Vitamin D
Vitamin D dirodukski dari dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari,
selain itu dapat diperoleh dari susu, telur, mentega, keju, minyak ikan,
ikan tuna, dan ikan salmon.
f. Zinc
Zinc sangat penting untuk calon ibu karena zinc membantu produksi
materi genetik ketika pembuahan terjadi. Menjaga asupan zinc sesuai
AKG, yaitu 15 mg/hari dapat membantu menjaga sistem reproduksi
berfungsi normal.
g. Zat besi
Kekurangan zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan anemia dengan
menunjukkan gejala lelah, sulit konsentrasi, dan gampang infeksi.Juga
dapat mengurangi resiko ibu hamil mengalami defisiensi anemia gizi besi
yang dapat membahayakan ibu dan kandungannya.(Susilowati &
Kuspriyanto, 2016).

15
Berikut sekilas sumber nutrisi penting bagi wanita prakonsepsi hingga masa
kehamilan (MacDougall, 2003):
Tabel 2.
Sumber Nutrisi Bagi Wanita
Prakonsepsi
Sumber Nutrisi Penting
Produk dari susu (susu, mentega, keju, dsb),
Vitamin A
telur, minyak ikan, sayuran berwarna hijau, dan
kuning.
Semua jenis beras atau gandum, ragi, kacang-
Vitamin B1
kacangan, biji-bijian, dan sayuran daun-daunan
hijau.
Semua jenis beras atau gandum, sayuran hijau,
Vitamin B2
dan telur.
Semua jenis beras atau gandum, ragi, minyak
Vitamin B3
ikan, telur, dan susu.
Telur, kacang-kacangan, biji-bijian, semua jenis
Vitamin B5
beras- berasan atau gandum, alpukat.
Vitamin B6 Seluruh tepung, ragi, biji gandum, jamur, kentang.
Vitamin B12 Telur, daging, tiram, susu.
Sayuran daun-daunan hijau, jeruk, dan
Asam folat
kacang- kacangan.
Vitamin C Buah sitrun, stroberi, lada manis, tomat, dan kentang.

Susu asam, minyak ikan (sarden), margarin,


Vitamin D
kuning telur, sinar matahari.
Minyak sayur, biji gandum, kacang-kacangan,
Vitamin E
biji bunga matahari, brokoli.
Produk susu, sardin kalengan, salmon
Kalsium termasuk tulangnya, sayur dan daun-daunan
hijau, kacang- kacangan.
Daging merah, kacang-kacangan, telur, sayuran
Besi
daun- daunan hijau.
Biji gandum, bekatul, seluruh jenis tepung,
Seng
kacang- kacangan, bawang, tiram.
Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat
menyebabkan KEK. Ibu hamil dengan KEK akan berisiko melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR), dan jika tidak ditangani dengan baik
akan berisiko mengalami stunting. Kondisi lain yang banyak terjadi pada ibu
hamil adalah anemia, terutama anemia defisiensi besi. Apabila wanita sudah
mengalami anemia, maka akan memiliki risiko keguguran, kematian janin,
kelahiran prematur, perdarahan serta kematian ibu dan bayiSelain itu, anemia
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin/bayi saat
kehamilan maupun setelahnya. Diperkirakan 41,8% ibu hamil di seluruh
dunia mengalami anemia, setengahnya disebabkan kekurangan zat besi.1
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun2013, prevalensi
anemia di Indonesia masih cukup tinggi.
Anemia pada remaja wanitasebesar 26,50%, wanita usia subur 26,9%,
ibu hamil 40,1% dan anak balita 47,0%. Salah satu indikator yang
menentukan anemia terutama anemia zat gizi besi ditunjukkan dengan kadar
hemoglobin.11 Pembentukan hemoglobin berhubungan dengan interaksi
beberapa zat gizi, diantaranya energi, protein, vitamin A, vitamin C,vitamin
B2, Vitamin B6, vitamin B12, zat besi, seng dan asam folat
Peningkatan status gizi calon pengantin terutama wanita, melalui
penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi serta
defisiensi asam folat harus dilakukan, karena calon pengantin wanita dekat
hubungannya dengan kehamilan dan menyusui. Kondisi kesehatan yang baik
selama kehamilan dan menyusui tersebut salah satunya ditentukan oleh
kualitas diet calon pengantin wanita sebelum menikah. Hingga saat ini belum
terlalu banyak peneliti yang meneliti bagaimana hubungan kualitas diet, status
gizi dan status anemia pada calon pengantin wanita.
.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan
pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal saat
dimulainya kehamilan. Asuhan prakonsepsi sangatlah dibutuhkan untuk kesiapan
secara fisik dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Konseling
prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan psikologi seorang
wanita atau pasangan dalam mengasuh dan membesarkan anak. Pemeriksaan
yang dilakukan pada pasangan calon orang tua yaitu berupa pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Asupan Protein dan asupan zat besi yang kurang dan rendahnya lingkar
lengan (KEK) atas berhubungan dengan menurunnya kadar hemoglobin (anemia)
pada pengantin wanita. Anemia pada masa prakonsepsi dapat mengakibatkan
peningkatan risiko keguguran, kematian janin, kelahiran prematur, perdarahan
serta kematian ibu dan bayi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan kadar
hemoglobin, asupan makanan harian dengan sumber bahan makanan yang
beragam, dan pengukuran lingkar lengan atas secara berkala pada wanita usia
subur pranikah.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan. - Semoga dapat menjadi acuan dalam melaksanakan
kegiatan kebidanan yang berkualitas penuh tanggung jawab dengan tindakan yang
dapat dipertanggungjawabkan. - Semoga yang kami tuliskan ini dapat bermanfaat
bagi rekan-rekan bidan sekaligus dapat memberika pencerahan dalam
pelaksanaan tugas-tugas pengabdian dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA

MacDougall, J, 2003. Ultrasonografi. Dalam: MacDougall, Jane, ed. Kehamilan


Minggu Demi Minggu. Jakarta: Erlangga,
Susilowati dan Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: Refika
Aditama
Departemen Kesehatan Rakyat Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2014. [di akses dari http://www.depkes.go.id
Almatsier, Sunita. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama
BKKBN. 2018. Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi Per- Provinsi.
Jakarta: BKKBN
Williams & Wilkins. 2012. Kapita Selekta Penyakit. Jakarta: EGC
Dewi, V, N, L., & Tri Sunarsih. (2011). Asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta
: Salemba Medika
Lewis, Sharon L., et al. (2011). Medikal-Surgical Nursing: Assessment and
Management of Clinical Problems (8th ed. Vol 2.). United State of America: Elsevier
Mosby
Farahi, & Zolotor.2013.Recommendations For Preconception Counseling And
Care.Family Physician.

Anda mungkin juga menyukai