Anda di halaman 1dari 5

GANGGUAN MINOR PADA BAYI BARU LAHIR, BAYI,BALITA, DAN ANAK

PRASEKOLAH

A. Gangguan minor pada bayi baru lahir


1. Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR)
Bayi baru lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang
dari 2500 gram. Istilah BBLR sama dengan prematuritas. Namun, BBLR tidak hanya
terjadi pada bayi premature, juga bayi yang cukup bulan dengan BB<2.500 gram (Profil
Kesehatan Indonesia, 2014: Manuaba, 2010)
2. Hipotermi
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi lahir yang tidak normal (<36C) pada pengukuran suhu
melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah 36C – 37,5C (Suhu
aksila). Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karna dapat menyebabkan terjadinya
perubahan metabolism tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung paru
dan kematian. (DepKes RI, 2007)
3. Hyperbilirubinemia
Hyperbilirubinemia adalah icterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus kea
rah terjadinya kern icterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin tidak dapat
dikendalikan. Icterus adalah perubahan warna kulit dan sklera menjadi kuning akibat
peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubineia). Pada bayi aterm icterus
tampak jika konsentrasi bilirubin serum mencapai 85- 120 mol/L (myles, 2009)
4. Hipeglikemia
Kadar glukosa serum <45mg% (<26 mmol/L) selama beberapa hari pertama kehidupan.
Nilai kadar glucose darah/ plasma atau serum untuk diagnosis hipoglikemia pada
berbagai kelompok umur anak
5. Kejang
Kejang merupakan Gerakan involunter klonik atau tonik pada satu atau lebih anggota
gerak. Biasanya sulit dikenali dan terjadi pada usia 6 bulam- 6 tahun
6. Gangguan nafas
Sindrom gawat nafas adalah syndrome gawat nafas krna disebabkan defisiensi surfaktan
terutama pada bayi baru lahir dengan masa gestasi kurang.
7. Kelainan kongenital
a. Atresia Esifagus
Atresia Esofagus adalah malpormasi yang disebabkan oleh kegagalan esofagus
untuk mengadakan pasase uyg kontinu. Esofagus mungkin saja atau mungkin
juga tidak membentuk sambungan dengan trakea (fistula trakeosopagus) atau
atresi esopagus adalah kegagalan esopagus untuk membentuk saluran kontinu
dari faring ke lambung selama perkembangan emrionik.
b. Labiokizis dan Labiopalatoskizis
 Labio/palate skizis merupakan kongenital yang berupaya adanya
kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah, 2005)
 Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya
propseusus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama
perkembangan embriotik. (Wong, Donna 2003)
 Palatokisis adalah fissuran garis tengah pada palatum yang terjadi karena
kegagalan 2 sisi yang menyatu karena perkembangan embriotik. (Wong,
Donna 2003)
c. Atresia Ani
Atresia ani merupakan salah satu kelainan bawaan anus tampak normal, tetapi
pada pemeriksaan colok dubur jari tidak dapat masuk lebih dari 1-2 cm.
kelaianan bawaan anus disebabkan oleh gangguan pertumbuhan, fusi, dan
pembentukan anus dari tonjolan ambriogenik. Pada kelaianan bawaan anus
umumnya tidak ada kelainan rectum, sfingter, dan otot panggul. Namun
demikian pada agenesis anus, sfingter intern mungkin tidak memadai.
d. Gastrokozis dan Omfalokel
Kelainan dinding perut merupakan kecacatan yang relative sering muncul kira-
kira 1 dalam 2.000 kelahiran hidup. Pemeriksaan dinding depan abdomen dan
penempelan tali pusat sangat dianjurkan disemua pemeriksaan USG pada
trimester kedua dan ketiga. Dua kelainan yang adalah gastroschisis dan
omphalocele oleh Ambrois Pare (1520-1590) dilaporkan sebagai keadaan yang
serius yang membutuhkan perhatian yang khusus karena prognosisnya yang
jelek. Sampai satu abad terakhir saat keberhasilan pertama dilaporkan dengan
repair secara primer pada omphalocele.
e. Hernia Diagfragmatika
Termasuk kelainan bawaan yang terjadi karena tidak terbentuknya Sebagian
diagfragma, sehingga ada bagian isi perut masuk ke dalam rongga torak.
f. Meningokel dan Ensefalokel
Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida.
Meningokrl adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh
dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan bawah kulit. Kelainan bawaan isi
kepala keluar melalui lubang pada tengkorak atau tulang belakang.
B. Gangguan minor pada bayi
1. Marasmus
Marasmus terjadi karena energi yang tidak cukup. Pada penderita yang menderita marasmus,
pertumbuhannya akan berkurang atau berhenti, sering terbangun pada waktu malam, mengalami
konstipasi atau diare. Diare pada penderita marasmus akan terlihat berupak bercak hijau tua atau
terdiri dari sedikit lender dan sedikit tinja. Gangguan pada kulit adalah turgor kulit akan
menghilang dan penderita terlihat keriput. Apabila gejala bertambah berat, lemak pada bagian
pipi akan menghilang dan penderita terlihat seperti wajah seorang tua. Vena supervisialis akan
terlihat jelas, ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu menonjol dan mata tampak besar dan
dalam. Perut tampak membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas dan tampak atropi
(Hassan, 2005)
Marasmus adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang disebabkan akrena tubuh kekurangan
protein dan kalori. Penyakit ini banyak ditemukan pada anak berusia 0-2 tahun. Marasmus akan
membuat tubuh menjadi kurus, berat badan yang sangat kurang dan tidak bisa beraktifitas dengan
normal. Penyakit ini banyak ditemukan di Kawasan negara afrika dan negara-negara yang masih
menghadapi konflik pemicu kelaparan.
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah bentuk MEP (Malnutrisi energi protein) yang terjadi Ketika anak disapih/
dengan diet rendah protein, tetapi jumlah energi dari sumber energi karbohidrat memadai (Chris
Brooker 2009) kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia 1-3 tahun yang sering terjadi pada
anak yang terlambat menyapih sehingga komposisi gizu amakann tidak seimbang trutama dalam
hal protein.
3. Marasmus – Kwashiorkor
Marasmus- kwashiorkor adalah gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung protein dan juga
energi untuk pertumbuhan yang normal. Pada penderita demikian disamping menurunnya berat
badan dari normal memperlihatkan tanda- tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut,
kelainan kulit, sedangkan biokimiawi terlihat pula ( Depkes RI 2000)
4. Kekurangan vitamin A (KVA)
Kekurangan Vitamin A dapat ditandai dengan rendahnya kadar vitamin A didalam darah, hanya
dapat diketahui dengan memeriksakan kadar vitamin A dalam darah di laboratorium. Salah satu
cara menanggulangi KVA dengan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. Kurang vitamin A
dapat berdampak pada oerkembangan organ penglihatan anak. Penyakit ini merupakan penyebab
kebutaan yang paling sering terjadi pada anak berusia 2-3 tahun. Pastikan anak mendapatkan
asupan makanan yang kandungan vitamin A seperti hati ayam, ikan, telur, alpukat, papaya,
wortel, bayam, tomat, dan sayuran berwarna hijau lainnya.
5. Anemia
Anemia adalah jenis penyakit akibat kekurangan gizi pada bayi dan balita. Anemia bisa
disebabkan karena kekurangan asupan zat besi atau vitamin B12. Penyakit ini menyebakan tubuh
menjadi lebih lemah dan tidak bisa melakukan berbagai aktifitas.
6. Rachitis
Rachitis adalah oenyakit yang disertai dengan lemahnya mineralisasi dari pertumbungan tulang.
Tidak hanya terjadi dari kekurangan vitamin D tetapi juga karena kekurangan kalsium dan fosfor
(Mahan 2000)sedangkan menurut Almatsier Ricketsia adalah kekurangan vitamin D pada anak-
anak, terjadi bila pengerasan tulang pada anak anak terhambat sehingga menjadi lembek. Vitamin
D diperlukan untuk penyerapan kalsium pada usus. Ketiadaan vitamin D pada penyerapan
kalsium dari makanan yang tidak baik, menyebabkan hypocalcemia yaitu suatu keadaan dimana
kalsium dalam darah jumlahnya sedikit, keadaan ini mendorong terjaidnya kelainan bentuk pada
kerangka dan otot saraf gigi.
C. Gangguan minor pada balita
1. ADHD
ADHD merupakan kependekan dari Atenttion deficit hyperactivity disorder. Atau dalam bahasan
Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperkatif.
Hasil penelitian Faron, dkk, 2000 , kuntasi dkk, Barkley 2003, mengatakan bahwa terdapat factor
yang berpengaruh terhdapa muncuknya ADHD yaitu factor genetic dan factor neurobiologis.
2. Autisme
Autism adalah gangguan perkembangan yang tampak ditiga tahun pertama kehidupan anak. Yang
berpengaruh pada komunikasi, interaksi social, imajinasi dan sikap. Beberapa penyebab autism
yaitu factor neurobiologis, factor genetic, masalah selama kehamilan dan kelahiran, dan terinfeksi
virus.
3. Asma
Asma merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran
nafas yang menimbulkan sesak atau sulit bernafas.
4. Diare
Diare adalah tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya , dan terjadi paling
sedikit 3 kali dalam 24 jam.adapun penyebab diare Menurut World Gastroeterology Organization
2005, yaitu bakteri, virus, parasite, dan non infeksi.
5. TBC
Tuberklosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya. Adapun cara penularannya
a. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif
b. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan ke udara dalam bentuk percikan dahak.
c. Umunya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang
lama.
d. Daya penularan pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya.
Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
e. Factor yang memungkinkan seorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan
dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
D. Gangguan minor pada anak pra sekolah
Anak-anak pada usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk gangguan
perkembangan motoric halus. Secara global dilaporkan anak-anak mengalami gangguan berupa
kecemasan, mudah emosi, gangguan perilaku, gangguan perkembangan, baik perkembangan
motoric halus maupun perkembangan motoric kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang,
keterlambatan bicara,. Penatalaksanaan adalah maksimalkan peran orang tua, selain itu dapat juga
distimulasi dengan cara mendengarkan music.

DAFTAR PUSTAKA

http://repo.unand.ac.id/26314/1/Asuhan%20Kebidanan%20pada%20Neonatus%20edit.pdf

(Diakses pada tanggal 28 juli 2021

Anda mungkin juga menyukai