PSIKOLOGI KEBIDANAN
Disusun Oleh:
Cindy Marina Br. P (1915201003)
Dosen pengampu:
Fatin Hanifah.,MPsi.,Psikolog
bayi terlahir sebagai pendengar. Setelah lahir, ia akan mulai membuat ‘kesimpulan’ ;
misalkan suara berat milik ayah, suara lembut milik ibu.
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi. Tapi tak lama lagi ia akan mulai
menggunakan lidah, bibir, dan langit-langit mulutnya untuk membuat degukan, atau
suara seperti “oohs” dan “aahs”
Bayi usia 4 minggu dapat membedakan suara dengan suku kata yang sama seperti “ma”
dan “na” . dan tepat usia 2 bulan, bayi akan mulai mampu menghubungkan beberapa
suara dengan gerakan bibir.
Dengusan bayi adalah caranya untuk berlatih mengoceh. Tak lama lagi anda akan
mendengarkan suara yang seperti berasal dari bagian belakang lidah, seperti suara “g”
dan “k”. atau suara bibir seperti “m”, “w”, “p”, dan “b”.
Bayi akan berfokus pada kata-kata yang biasa ia dengar, misalnya namanya, kata
‘mama”, “ibu”, “bunda”, “ayah”, “papa” sebagai caranya untuk memahami kalimat.
Pada usia 4 - 4,5 bulan, si kecil mungkin mengenal namanya, tapi ia hanya akan paham
beberapa kata penting sepeti “hai” atau “dadah”. Baru pada usia 6 bulan ia akan sadar
bahwa nama yang sering disebutkan tersebut ditujukan untuknya.
Bayi pada usia ini, ocehannya akan mulai terdengar seperti kata (missal “gaga”). Dan ia
akan sering mengulangi kata-kata tersebut berulang kali.
Pada usia 9 bulan, ia akan mulai mengerti arti gerak tubuh, mampu menujukkan atau
menggerutu untuk menunjukkan apa yang ia inginkan.
Pada usia 10 bulan, ia mulai mampu mengendalikan dan mengkombinasikan suara.
Biasanya kata-kata yang pertama muncul adalah kata-kata sapaan (seperti “hai” atau
“dadah”), orang (“ma,ma” atau “da, da”), binatang peliharaan(“guk, guk” atau anjing atau
“pus” dan “eong” untuk kucing), dan makanan (seperti “ue” untuk kue, “mam”, dan
“cu,cu” untuk susu).
Pelan-pelan bayi akan mulai memahami beberapa kata, misalnya nama-nama benda yang
sering ia temui, seperti botol atau sepatu.
Ia juga akan mengenli intonasi, dan tahu bahwaintonasi tinggi seringkali berarti “tidak”
atau “jangan”.