Anda di halaman 1dari 3

1.

NILAI PROFESIONALISME DALAM KEBIDANAN


Antara nilai dan norma memiliki kaitan yang sangat erat. Nilai sangat berpengaruh terhadap
perilaku manusia, sedangkan norma digunakan untuk mempertahankan dan melindungi nilai.
Nilai-nilai (value) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu standar
atau pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku seseorang. Ssitem nilai dalam suatu
organisasi adalah tentang nilai-nilai yang di anggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku
personal.
Setiap pribadi mempunyai nilai-nilai yang mengatur setiap langkah yang seharusnya
dilakukan, nilai merupakan gambaran hati nurani yang dalam dan di peroleh seseorang sejak kecil
dan diajarkan melalui sosialisasi dengan masyarakat yang dipengaruhi oleh pendidikan dan
lingkungan dimana manusia bertempat tinggal.
2. Nilai Esensial/Personal dalam kebidanan
Nilai personal profesi merupakan pedoman dan berfungsi sebagai pengontrol (controlling)
dalam menjalankan profesionalismenya. Berdasarkan The American Assosiation College Of
Nursing (1985) membagi nilai-nilai personal profesi termasuk profesi kebidanan ada tujuh nilai
personal, yaitu sebagai berikut.
a) Keindahan (Aesthetics)
Dalam nilai keindahan mengandung unsur penghargaan, kreativitas, imajinasi, sensitivitas
dan kepedulian seorang bidan dalam memberikan pelayanan sehingga dapat memberikan
kepuasan terhadap klien.
b) Mengutamakan orang lain (Altruism)
Altruisme merupakan salah satu karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang bidan. Dalam
menjalankan profesionalismenya seorang bidan harus mengesampingkan sifat egonya,
mempunyai komitmen yang tinggi, tekun an bersedia untuk mengutamakan kepentingan
orang lain.
c) Kesetaraan (Equality)
Seorang bidan harus sensistif gender, harus berpendapat bahwa setiap individu yang
menggunakan jasa bidan adalah individu yang memiliki hak asasi sebagai manusia untuk
diterima dengan jujur, tidak dibeda-bedakan berdasarkan statusnya dan mempunyai harga
diri sehingga bidan harus memiliki rasa toleransi yang tinggi dalam menjalankan
profesionalismenya.
d) Kebebasan (Freedom)
Kebebasan merupakan hak dari setiap individu. Bidan harus menjalankan nilai kebebasan
dengan cara meningkatkan rasa percaya diri, harapan, disiplin serta memberikan kebebasan
klien/pasien untuk membuat keputusan tentang kesehatanya sendiri.
e) Martabat manusia (Human Dignity)
Untuk memberikan penghargaan ada pada setiap manusia, bidan harus mempunyai rasa
kemanusiaan (Human Sense) yang tinggi, membangun kepercayaan (Trust) dengan
menunjukan kebaikan, bekerja sama dengan pasien/klien dan memberikan penghargaan
atas upaya pasien/klien dalam menentukan kesehatanya sendiri.
f) Keadilan (justice)
Nilai professional keadilan bukan hanya milik dari penegak hokum saja, akan tetapi dalam
menjalankan profesionalismenya, bidan juga memiliki nilai keadilan. Bidan secara wajar
harus menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal, moralitas dan integritas pasien/klien
g) Kebenaran (Truth)
Dalam menjalankan profesionalismenya bidan harus bersikap jujur, akuntabilitas,
reflektifitas dan memandang bahwa setiap manusia merupakan individu unik yang harus
diperlakukan berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.

3. Klarifikasi Nilai-Nilai
Seorang bidan dituntut untuk dapat mengklarifikasi nilai-nilai yang melekat pada dirinya.
Dengan melakukan klarifikasi terhadap nilai-nilai yang dianut, bidan dapat menganalisis
alternative-alternatif dari perilakunya yang muncul pada saat memberikan pelayanan.
Berikut adalah tahapan yang dapat dipilih oleh bidan dalam melakukan klarifikasi nilai.
a) Kebebasan memilih kepercayaan, serta menghargai keunikan bagi setiap individu
Bidan secara bebas mempunyai hak untuk menentukan kepercayaan yang dianut dan
individu lain juga memiliki hak untuk menentukan kepercayaanya, sehingga dalam
memberikan pelayanan bidan tidak diperbolehkan memaksa klien sesuai dengan
kepercayaan yang dianutnya. Bidan harus memandang bahwa manusia merupakan insdividu
unik yang harus diperlakukan berdasarkan keunikanya tersebut.
Contoh: dalam kepercayaan bidan, seorang perempuan boleh menggunakan alat kontrasepsi
modern, tetapi masyarakat disekitar mempunyai kepercayaan yang berbeda, yaitu
perempuan tidak diperbolehkan ber-KB dengan cara modern, akan tetapi KB dilakukan
dengan cara tidak melakukan hubungan seksual pada hari-hari besar agama/hari suci, maka
bidan tidak boleh merampas kebebasan mereka untuk menentukan cara ber-KB.
b) Pandangan tentang heterogenitas masyarakat
Dalamkehidupan sehari-hari bidan akan selalu berhadapan dengan perbedaan-perbedaan
sehingga dalam meberikan asuhan harus mempertimbangkan perbedaan-perbedaan
tersebut. Asuhan diberikan bukan semata-mata hanya karena memandang martabat
seseorang, akan tetapi asuhan diberikan dengan mempertimbangkan perbedaan tersebut.
Bidan harus memiliki empati yang tinggi sehingga dapat meminimalkan konflik akibat
perbedaan-perbedaan yang ditemui dalam memberikan asuhan.
c) Menghormati martabat individu sebagai manusia
Konsekuensi terhadap keyakinan bahwa martabat seseorang harus dihormati dan dihargai.
Penghargaan atas keputusan mengenai kesehatan sendiri, penghargaan atas asuhan yang
diberikan dan mempertahankan nilai yang dianut.

Dalam penerapanya klarifikas nilai dapat dilakukan dengan cara menggabung-gabungkan


nilai yang dianut kedalam pemberian asuhan, konsisten untuk menghargai martabat manusia dan
snsitif terhadap tindakan yang dilakukan. Dengan semakin terampilnya bidan dalam
mengklarifikasi nilai, maka akan semakin timbul nilai-nilai moral untung menjunjung tinggi
martabat manusia dan semakin berkualitas asuhan yang diberikan.

4. Pelaksanaan Nilai Dalam Praktik Kebidanan


Dalam pemberian asuhan diperlukan komitmen tinggi yang didasarkan pada standar nilai-
nilai dan perilaku etis professional. Nilai-nilai dan perilaku yang tinggi terhadap kesehatan akan
memudahkan bidan dalam pemberian asuhan. Sebaliknya nilai-nilai dan perilaku yang rendah
terhadap kesehatan akan mempersulit bidan dalam memberikan asuhan dikarenakan
klien/pasien tidak memperhatikan status kesehatanya.
Untuk melaksanakan nilai dalam praktik kebidanan, salah satu cara yang dapat digunakan
bidan adalah dengan menggunakan pendekatan berdasarkan asuhan. Hubungan antara bidan
dengan klien/pasien menjadi fokus utama (helped oriented). Persfektif asuhan adalah
memberikan arah dengan cara, yaitu bidan meluangkan/membagi waktu bersama klien maupun
tenaga kesehatan yang lain. Adapun karakteristik asuhan adalah sebagai berikut.
a) Dalam pemberian asuhan berpusat pada hubungan interpersonal
b) Sebagai manusia, martabat klien harus dihormati dan diberika penghargaan
c) Mampu menjadi pendengar efektif
d) Mempunyai kesadaran dir terhadap tanggung jawab moral, seperti kebaikan, kepedulian
empati, rasa kasih saying dan realistis.

Pendekatan asuhan memberikan komitmen tinggi kepada klien/pasien dalam pelaksanaan


nilai-nilai praktik asuhan kebidanan. Dengan demikian bidan akan selalu mengaplikasikan nilai-
nilai yang telah dipilihnya agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang dipilih oleh klien.

Anda mungkin juga menyukai