3. Klarifikasi Nilai-Nilai
Seorang bidan dituntut untuk dapat mengklarifikasi nilai-nilai yang melekat pada dirinya.
Dengan melakukan klarifikasi terhadap nilai-nilai yang dianut, bidan dapat menganalisis
alternative-alternatif dari perilakunya yang muncul pada saat memberikan pelayanan.
Berikut adalah tahapan yang dapat dipilih oleh bidan dalam melakukan klarifikasi nilai.
a) Kebebasan memilih kepercayaan, serta menghargai keunikan bagi setiap individu
Bidan secara bebas mempunyai hak untuk menentukan kepercayaan yang dianut dan
individu lain juga memiliki hak untuk menentukan kepercayaanya, sehingga dalam
memberikan pelayanan bidan tidak diperbolehkan memaksa klien sesuai dengan
kepercayaan yang dianutnya. Bidan harus memandang bahwa manusia merupakan insdividu
unik yang harus diperlakukan berdasarkan keunikanya tersebut.
Contoh: dalam kepercayaan bidan, seorang perempuan boleh menggunakan alat kontrasepsi
modern, tetapi masyarakat disekitar mempunyai kepercayaan yang berbeda, yaitu
perempuan tidak diperbolehkan ber-KB dengan cara modern, akan tetapi KB dilakukan
dengan cara tidak melakukan hubungan seksual pada hari-hari besar agama/hari suci, maka
bidan tidak boleh merampas kebebasan mereka untuk menentukan cara ber-KB.
b) Pandangan tentang heterogenitas masyarakat
Dalamkehidupan sehari-hari bidan akan selalu berhadapan dengan perbedaan-perbedaan
sehingga dalam meberikan asuhan harus mempertimbangkan perbedaan-perbedaan
tersebut. Asuhan diberikan bukan semata-mata hanya karena memandang martabat
seseorang, akan tetapi asuhan diberikan dengan mempertimbangkan perbedaan tersebut.
Bidan harus memiliki empati yang tinggi sehingga dapat meminimalkan konflik akibat
perbedaan-perbedaan yang ditemui dalam memberikan asuhan.
c) Menghormati martabat individu sebagai manusia
Konsekuensi terhadap keyakinan bahwa martabat seseorang harus dihormati dan dihargai.
Penghargaan atas keputusan mengenai kesehatan sendiri, penghargaan atas asuhan yang
diberikan dan mempertahankan nilai yang dianut.