Anda di halaman 1dari 23

Dosen pengampu : Sutrani Syarif, S.ST.,M.

Keb

Mata kuliah : Psikologi Dalam Praktik Kebidanan

MAKALAH

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TRAUMA

KELOMPOK 10

SRI HARDIYANTI (A1 A221 076)

AHRIANA (A1 A221 057)

MUSFIRA (A1 A221 060)

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR FAKULTAS KEPERAWATAN

DAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

DAN PROFESI BIDANTAHUN AKADEMIK

2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah mata kuliah Psikologi

Dalam Praktik Kebidanan yang berjudul “PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TRAUMA”

yang alhamdulillah selesai tepat pada waktunya.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah kami, Ibu Sutrani

Syarif, S.ST.,M.Keb yang telah membimbing kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini dengan baik dan benar.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu, kritik dan

saran dari dosen dan teman-teman yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi lebih

baiknya makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa

meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 3 Maret 2023

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................i

Daftar Isi .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan...................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

A. Pengertian Definisi Trauma.......................................................................3

B. Trauma Selama Proses Kehamilan sampai Postpartum.............................5

C. Pencegahan Trauma

D. Penulisan Daftar Pustaka Berdasarkan Harvard Format APA Style

Jika Pengarang Lebih dari Satu Orang....................................................11

BAB III PENUTUP.....................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maraknya kekerasan seksual di Indonesia telah menimbulkan trauma yang berkepanjangan

bagi para korbannya, baik secara fisik maupun verbal, sehingga hal ini cukup memprihatinkan,

dengan fenomena yang terus menerus terjadi. Sebuah konseling kelompok diadakan yang dapat

membantu korban mengatasi trauma. Berdasarkan kasus yang terjadi di Indonesia, ditemukan

bahwa kekerasan seksual terjadi pada anak yang berada di lingkungan sekolah. Faktor yang

mempengaruhi terjadinya kekerasan seksual adalah banyaknya pelaku yang merupakan orang-

orang disekitar korban bahkan orang-orang yang dikenal oleh korban sehingga kekerasan

seksual biasanya terjadi dimana saja. Selanjutnya faktor yang mempengaruhi munculnya

kekerasan seksual adalah karena anak dianggap mandul sehingga anak rentan menjadi korban

kekerasan seksual karena hal ini menimbulkan trauma pada korban karena kejadian yang

menimpa korban. Konseling korban kekerasan seksual pertama kali konselor melakukan

konseling dengan pendekatan Person Centered Therapy agar korban sembuh dan dapat

beraktifitas normal serta menjalani kehidupannya. Nurul Aprilia Fitra, Yeni Karneli, &

Netrawati. (2023). Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Person Centered Therapy dalam

Membantu Trauma Pada Korban Kekerasan Seksual . Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Sosial, 1(4),

519–525.

Kehamilan merupakan suatu hal yang dinantikan oleh sepasang suami istri karena di

dalamnya terdapat kehidupan manusia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Ada hak asasi

1
yang melekat dalam kehidupan tersebut sehingga harus dihormati dan dilindungi. Akan tetapi,

terdapat seorang wanita atau seorang ibu yang tidak menghendaki kehamilannya, misalnya

karena perkosaan, jenis kelamin janin tidak sesuai dengan keinginan, adanya kegagalan dari

program Keluarga Berencana, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah pencehana dan penanganan trauma yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan definisi Trauma?

2. Penjelasan Trauma dalam proses kehamilan hingga persalinan?

3. Bagaiaman cara Pencengahan Trauma?

4. Bagaiamana cara ara penyembuhan Trauma?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah memahami tentang Penulisan Karya Ilmiah,

Mengetahui arti dari kata Trauma dan proses dalam pencengahan serta cara menangani

Trauma.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai bahan referensi di bidang

pelajaran Psikologi Dalam Praktik Kebidanan dalam memahami Trauma.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Trauma

Trauma merupakan salah satu luka psikologis yang sangat berbahaya bagi kehidupan

masyarakat terutamanya remaja, karena dapat menurunkan daya intelektual, emosional,

dan perilaku. Trauma biasanya terjadi bila dalam kehidupan seseorang sering mengalami

peristiwa yang traumatis seperti kekerasan, perkosaan, ancaman yang datang secara

individual atau juga secara massal seperti konflik bersenjata dan bencana alam tsunami.

Trauma bisa menimpa siapa saja dan kapan saja tanpa memandang ras, umur dan waktu.

Stres dan trauma yang dialami akibat kejadian hebat menimbulkan perasaan sakit pada

seseorang, baik fisik maupun mental, dan bahkan sering menyebabkan beberapa gangguan

emosional atau psikologis dikemudian hari; yang disebut dengan “post traumatic stress

disorder” (PTSD) atau gangguan stress pasca trauma. Orang yang mengalami PTSD

umumnya “dihantui” pengalaman traumatis yang mereka alami baik langsung maupun

tidak langsung.

Trauma adalah perlakuan atau tekanan mental pada ibu dan bayi akibat dari faktor

resiko yang dimilikinya atau sebab-sebab dari luar. Menurut wiryama (2007) trauma

dibagi atas 2 macam yaitu:

1. Trauma secara medis adalah luka pada tubuh ibu/bayi akibat dari faktor yang

dimilikinya atau sebab -sebab dari luar.

3
2. trauma secara pisikolog adalah luka secara mental karena faktor yang

menakutkan dan mempunyai efek negatif

B. Trauma Selama Proses Kehamilan sampai Postpartum

Kehamilan merupakan sesuatu yang wajar yang terjadi pada wanita yang

produktif. Selama masa kehamilan terjadi perubahan pada ibu baik fisik maupun psikis.

Secara umum perubahan fisik selama masa kehamilan ialah tidak haid, membesarnya

payudara, perubahan bentuk rahim, perubahan sistem kerja organ tubuh, membesarnya

perut, naiknya berat badan, melemahnya relaksasi otot-otot saluran pencernaan,

sensitivitas pada pengindraan, serta kaki dan tangan mulai membesar (Pieter & Lubis,

2010).

Selama kehamilan, ibu mengalami perubahan fisik dan psikis yang terjadi

akibat ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen yaitu hormon

kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan, untuk itu

seorang ibu hamil harus mempersiapkan fisik dan psikologisnya selama proses

kehamilan dan persalinan agar berjalan sesuai dengan harapan.

Trauma untuk wanita hamil, dapat memiliki efek yang signifikan pada kesehatan

ibu dan janin. Berikut adalah beberapa komplikasi yang paling sering terjadi ketika cedera

trauma pada pasien hamil :

1. Kontraksi uterus

Kontraksi rahim, yang terjadi pada 39% pasien trauma hamil, bisa berkembang

menjadi kelahiran prematur. Frekuensi, kekuatan dan durasi kontraksi harus dinilai,

dimonitor dan didokumentasikan di seluruh perawatan pasien.

4
2. Kelahiran premature

Kelahiran sebelum minggu ke-38 kehamilan, terlepas dari penyebabnya.

Kelangsungan janin akan ditentukan sebagian oleh usia kehamilan tersebut.Untuk

setiap kesempatan hidup di luar rahim, janin biasanya harus gestasi paling sedikit 24

minggu.

3. Aborsi spontan

Luka trauma dapat mengakibatkan aborsi spontan jika luka terjadi sebelum minggu

ke-20 kehamilan. Tanda-tanda paling umum dan gejala yang berhubungan dengan

aborsi spontan karena trauma termasuk rasa sakit perut atau kram dan perdarahan

vagina.

4. Abruption plasenta

Abruptio plasenta adalah salah satu cedera yang paling umum, biasanya

berhubungan dengan trauma tumpul, dan menyumbang 50% -70% dari kerugian janin.

Plasenta abruptio adalah pemisahan parsial atau lengkap dini plasenta dari dinding

rahim.Ketika perpisahan terjadi, pertukaran gas normal antara ibu dan janin akan

terhambat, menyebabkan hipoksia janin.Perdarahan rahim dapat terjadi dengan atau

tanpa kehadiran perdarahan vagina, tergantung pada lokasi janin dalam saluran vagina

dan apakah darah yang terperangkap di belakang margin plasenta utuh.Sekitar 63%

kasus plasenta abruptio melibatkan trauma tidak memiliki pendarahan eksternal.Tanda

dan gejala yang berhubungan dengan kondisi ini adalah sakit perut ibu, nyeri rahim,

pendarahan vagina dan hipovolemia.

5
5. Ruptur uterine

Pecah rahim adalah peristiwa langka yang terjadi pada kurang dari 1% dari pasien

trauma hamil, namun merupakan salah satu yang paling fatal bagi ibu dan janin.

Penyebab paling umum dari rahim pecah parah trauma tumpul pada perut, yang sering

terjadi dari kecelakaan kendaraan ketika serangan panggul rahim. Beberapa pecah

rahim juga melibatkan penetrasi trauma. Pecah rahim sering muncul dengan kejutan

ibu dan janin teraba di dalam perut.

6. Frakur panggul

Patah tulang panggul, paling sering akibat trauma tumpul pada perut, adalah

kekhawatiran lain. Seiring dengan perdarahan yang signifikan dalam area

retroperitoneal, ibu mungkin mengalami cedera kandung kemih, uretra atau usus. Patah

tulang panggul ibu secara signifikan meningkatkan kerentanan janin untuk cedera

kepala, yang menyumbang 25% kematian janin. Pasien dengan cedera panggul dapat

hadir dengan nyeri panggul dan tanda-tanda dan gejala hipovolemia.

7. Perdarahan dan shock

Perdarahan selama kehamilan dapat mengakibatkan kontak dari salah satu kondisi

di atas atau dari cedera lainnya. Pendarahan, baik internal maupun eksternal, harus

dicurigai dan dinilai setelah adanya trauma pada pasien hamil.Perubahan

kardiovaskular selama kehamilan dapat membuat sulit untuk mendeteksi tanda-tanda

dan gejala yang berhubungan dengan hipotensi ibu dan syok.Kehilangan darah akut

mengakibatkan hipovolemia disembuyikan oleh vasokonstriksi ibu dan

takikardia.Vasokonstriksi parah dampak aliran darah uterus sekitar 30%, umumnya

6
mengakibatkan hipoksia janin dan bradikardi.Shock sering merupakan penyebab

kematian untuk kedua janin dan ibu.Adalah penting bahwa mengantisipasi shock dan

hipotensi ibu dan tidak hanya mengandalkan perubahan tanda vital untuk agresif

mengelola pasien. Jika tanda-tanda tradisional dan gejala syok hipovolemik yang

dipamerkan, kematian janin dapat setinggi 85%.

8. Henti jantung paru

Penangkapan kardiorespirasi dalam wanita hamil merupakan ancaman signifikan

terhadap kelangsungan hidup janin. Diperkirakan bahwa 41% dari janin mati ketika

sang ibu menderita luka yang mengancam jiwa, dan banyak lagi terjadi dengan

serangan jantung.Sulit untuk menilai janin di lapangan, sehingga manajemen agresif

ibu perlu meningkatkan kelangsungan hidup janin.Meskipun kemungkinan janin ibu

bertahan penangkapan cardiopulmonary karena trauma yang miskin, upaya

rescuscitative harus disediakan untuk pasien yang lebih dari 24 minggu

1. Macam – macam trauma pada kehamilan

1) Trauma tumpul

a) Penganiayaan fisik

Wanita yang mengalami penganiayaan fisik cenderung dating

terlambat untuk perawatan prenatal, itupun kalau dating.Resikonya

mengalami persalinan preterm dan korioamnionitis dua kali lipat

dari pada wanita hamil kontrol (Berenson dkk, 1994).Wanita yang

mengalami penganiayaan selama hamil juga beresiko lebih besar

7
melahirkan bayi berat lahir rendah serta menjalani seksio sesarea

(Curry dkk, 1998 ; Parker, 1994).

Faktor-faktor resiko untuk penganiayaan fisik pada

kehamilan secara umum dibagi menjadi tiga kategori (Stewart dan

Ceccuti, 1993).Instabilitas Sosial mencakup faktor-faktor seperti

usia muda, tidak menikah, cerai, atau hidup terpisah, tingkat

pendidikan yang rendah protektif dari uterus yang berukuran

besar.Mungkin juga terjadi cedera diafragma, lien, hati dan ginjal

(Flick dkk, 1999 ; Icely dan Chez, 1999).

b) Penganiayaan seksual

Trauma fisik terkait lebih jarang dijumpai daripada korban

perkosaan yang tidak hamil, dan hanya sepertiga serangan terjadi

setelah kehamilan 20 minggu.Dari segi forensik, pengumpulan bukti

tidak mengalami perubahan. Satin dkk (1992) juga mewawancarai

2404 wanita pascapartum dan mendapatkan bahwa prevalensi

kontak seksual paksa seumur hidup adalah 5%.

c) KDRT

Saat terjadi pertengkaran dan perselisian dalam rumah

tangga sering kali ibu hamil menjadi korban pukulan atau kekerasan

yang mempunyai dampak pada kandungannya yang sering terjadi

adalah pukulan langsung keperut ataupun tidak sengaja terjatu.

8
d) Kecelakaan lalulintas

Kecelakaan mobil merupakan penyebab tersering dari

kematian ini, yang dapat dicegah dengan menggunakan sabuk

pengaman tiga titik.Memang, Pearlman dkk (2000) mendapatkan

bahwa pemakaian sabuk pengaman yang benar serta keparahan

tabrakan merupakan predicator terbaik hasil ibu-janin.Meski

demikian, Pearlman dan Phlipis (1996) mendapatkan bahwa

sepertiga wanita tidak menggunakan nya dengan benar saat

hamil.Demikian juga, Tyroch dkk (1999) melaporkan bahwa

walaupun 86 % menggunakan sabuk selagi hamil, hampir separuh

dari mereka salah mengenakannya

e) Trauma tumpul lainnya

Sebagian dari kausa umum trauma tumpul adalah jatuh dan

penyerangan yang parah (Luger dkk, 1995).Bentuk-bentuk trauma

tumpul yang lebih jarang adalah cedera ledakan ataucruh injury

(Awwad dkk, 1994).Cedera intra-abdomen yang serius merupakan

hal yang dikhawatirkan dan mungkin berkaitan dengan peningkatan

mencolok vaskularitas panggul dan abdomen, perdarahan

retroperitoneum lebih sering dijumpai dibandingkan dengan pada

wanita tidak hamil.Sebaliknya, cedera usus lebih jarang karena efek

protektif dari uterus yang berukuran besar. Mungkin juga terjadi

cedera diafragma, lien, hati dan ginjal.

9
f) Solusi plasenta traumatic
Terlepasnya plasenta kemungkinan disebabkan oleh

deformasi miometrium elastic di sekeliling plasenta yang relative

tidak elastic (Crosby dkk, 1968).Solusio menjadi penyulit pada 1

sampai 6% cedera “minor” dan sampai 50% cedera “mayor”

(Goodwin dkk, 1990 ;

Pearlman dkk, 1990).Reis dkk (2000) mendapatkan bahwa

solusio lebih sering terjadi pada kecelakaan lalu lintas dengan

kecepatan lebih dari 30 mil/ jam.

g) Ruptur uteri

Hal ini jarang terjadi pada trauma tumpul dan dijumpai pada

kurang dari 1% kasus parah.Kelainan ini biasanya disebabkan oleh

tumbukan langsung oleh suatu gaya yang cukup besar.Temuan-

temuan mungkin serupa dengan temuan pada solusio plasenta,

sedangkan perburukan keadaan ibu dan janin segera tampak.Dash

dan lupetin (1991) melaporkan satu kasus kehamilan 24 minggu

yang diagnosis rupture traumatic uterusnya dipastikan dengan CT

scan.

h) Perdarahan janin-ibu

Apabila trauma menimbulkan gaya yang cukup besar pada

abdomen, dan terutama apabila plasenta mengalami laserasi, dapat

terjadi perdarahan janin-ibu yang mengancam nyawa (Pritchard dkk,

1990).Pada 10 sampai 30 % kasus trauma, sedikit banyak dijumpai


10
perdarahan dari sirkulasi janin ke ibu (Goodwin dan Breen, 1990 ;

Pearlmen dkk, 1990).Namun, pada 90% kasus-kasus ini perdarahan

yang terjadi kurang dari 15 ml. Kami menjumpai tiga kasus

perdarahan masif janin ke ibu pada delapan wanita dengan solusio

traumatik. Perdarahan ini tampaknya disebabkan oleh solusio

plasenta karena biasanya tidak terjadi perdarahan janin ke dalam

ruang antarvilus. Perdarahan janin lebih mungkin disebabkan oleh

robekan atau “fraktur” plasenta akibat peregangan.Pada tiga kasus

pendarahan janin yang masif di atas, dua diakibatkan oleh laserasi

plasenta dan bayinya lahir mati.

i) Cedera janin

Menurut Kissinger dkk (1991), risiko kematian janin akibat

trauma cukup bermakna apabila terjadi cedera fetoplasenta

langsung, syok ibu, fraktur panggul, cedera kepala ibu, atau

hipoksia.Walaupun cedera dan kematian janin jarang terjadi, banyak

laporan kasus manarik yang menyajikannya.Cedera tengkorak dan

otak janin adalah yang tersering.Cedera-cedera ini lebih mungkin

terjadi apabila kepala sudah cakap, dan panggul ibu mengalami

fraktur akibat tumbukan (Palmer dan Sparrow, 1994).Sebaliknya,

cedera kepala janin, mungkin akibat countercoup dapat terjadi pada

puncak kepala yang belum cakap atau presentasi selain puncak

kepala.Weyerts dkk (1992) melaporkan bahwa seorang neonates

11
dengan paraplegia dan kontraktur yang disebabkan oleh suatu

kecelakaan lalu lintas beberapa bulan sebelum lahir.

2. Trauma tembus/tajam

Luka tusuk dan tembakan merupakan cedera tembus yang tersering

dijumpai dan mungkin diakibatkan oleh penyerangan yang parah, usaha bunuh diri,

atau upaya untuk melakukan abortus.Insidens cedera visera akibat trauma tembus

hanyalah 15 sampai 40% dibandingkan dengan 80 sampai 90% pada orang tidak

hamil.Apabila uterus mengalami luka tembus, janin lebih besar kemungkinannya

mengalami cedera lebih serius dibandingkan dengan ibunya.Memang walaupun

janin mengalami cedera pada dua pertiga kasus semacam ini, cedera visera pada ibu

hanya dijumpai pada 20%. Tiga hal yang dapat diamati adalah :

a) Apabila luka masuk terletak di punggung atau abdomen atas, akan terjadi

cedera visera.

b) Apabila luka masuk terletak di anterior dan di bawah fundus uterus, tidak

dijumpai cedera visera pada keenam wanita tersebut.

c) Kematian perinatal terjadi pada separuh kasus dan disebabkan oleh syok ibu,

cedera utero plasenta, atau cedera langsung pada janin.

C. Pencegahan Trauma

1. pencegahan trauma pada masa kehamilan

a. Minta Bantuan Ahli. Bila merasakan gejala depresi dan trauma setelah melahirkan,

segera cari bantuan ahli seperti psikolog atau psikiater

12
b. Cari Dukungan Orang Terdekat. Dukungan dari orang terdekat sangat penting dalam

mengatasi trauma kehamilan. Dukungan suami dapat mempengaruhi ibu hamil

menjelang persalinan. Merujuk pada teori Buffering Hipotesis yang berpandangan

bahwa dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi

individu dari efek negatif stress. Dukungan yang diberikan pada ibu, terutama

dukungan yang diperoleh dari suami akan menimbulkan perasaan tenang, senang, sikap

positif terhadap diri sendiri dan kehamilannya sampai saat persalinan tiba (Astria,

2009). Pengalaman yang buruk tentang proses kehamilan atau persalianan yang

meninggalkan trauma berat bagi ibu dapat juga menimbulkan gangguan emosi

yang mempengaruhi kehamilannya (Safitri, 2018). Pengalaman traumatis ibu dapat

mempengaruhi stres pada ibu hamil, karena terkait dengan aspek psikologis.

c. Minum Obat.

2. pencegahan trauma pada masa bersalin

a. Cari informasi tentang proses persalinan

Rasa takut, cemas, khawatir dan tegang akan menghadapi masa persalinan memang

wajar. Apalagi untuk bumil yang baru pertama kali melahirkan. Yang perlu diketahui,

rendah dan tinggi rasa sakit itu sebenarnya relatif tergantung pada kesiapan ibu. Untuk

itu, jauh sebelum hari melahirkan, banyak-banyaklah mencari informasi tentang proses

persalinan dan bagaimana menghadapinya agar tetap merasa nyaman, aman, dan

berlangsung lancar.

13
b. Kontrol rutin

Lakukan pemeriksaan antenatal care secara teratur. Ini dilakukan untuk

memperkecil kemungkinan terjadinya keadaan darurat saat persalinan. Periksakan

kehamilan minimal satu bulan sekali.

c. Antisipasi kemungkinan kendala.

Ketahui apakah kehamilan Anda termasuk berisiko tinggi (hamil bayi kembar,

bayi besar, ada tekanan darah tinggi, pernah operasi sesar, hamil di atas usia 35 tahun

atau di bawah 20 tahun, ada riwayat pendarahan, riwayat sulit mengeluarkan ari-ari,

keguguran berulang). Bila memiliki riwayat seperti ini sebaiknya memilih persalinan di

rumah sakit, sehingga bila ada sesuatu yang tak diinginkan akan lebih cepat ditangani

karena peralatannya memadai.

d. Bangun kebugaran.

Senam hamil, teknik pernafasan, yoga bisa diikuti bumil untuk membangun

kebugaran dan memudahkan proses persalinan kelak.

e. Dukungan suami atau orang terdekat

Di sisi lain, mungkin bumil merasa kurang percaya diri saat hendak melahirkan

karena kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat, terutama suami. Misalnya,

tidak didampingi saat proses melahirkan berlangsung. Tanpa ada dukungan, rasa

cemas, takut nyeri, khawatir berlebihan akan selalu datang. Sebaliknya, bila didukung

penuh bahkan sejak awal kehamilan, bumil akan mantap menjalani hari demi hari

kehamilan dan siap menghadapi proses persalinan. Bahkan kalaupun ada kendala bumil

makin mantap menjalani hari demi hari kehamilan dan siap menghadapi proses

14
persalinan. Bahkan kalaupun ada kendala yang dialami ibu tetap percaya diri, tenang,

dan yakin akan berhasil menghadapi persalinan yang sulit dan lama.

Penyebab timbulnya stres pada ibu menjelang proses persalinan karena

sekitar 95% tenaga kesehatan tidak terlalu memperhatikan kondisi psikis wanita

yang sedang hamil tetapi lebih memperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi yang akan

dilahirkannya (Istikhomah & Suryani, E, 2014)

.Gejala-gejala stres mencakup sisi fisik dan psikis. Hal ini meliputi nyeri

dada, sakit kepala, mual, jantung berdebar, lelah dan sukar tidur. Gejala psikis

stres yaitu cepat marah, tidak mampu berkonsentrasi, reaksi berlebihan terhadap hal

kecil, tidak mampu santai, emosi tidak terkendali terhadap setiap tuntutan yang

menyebabkan ketegangan dan mengganggu stabilitas kehidupan sehari-hari pada ibu

hamil (Mumpuni & Wulandari, A, 2010). Stress pada ibu hamil dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti : dukungankeluarga, dukungan suami, pengalaman

traumatis ibu, tingkat kesiapan personal ibu dan tingkat aktivitas.

Pada ibu yang pertama kali melahirkan, belum ada bayangan mengenai apa yang

akan terjadi saaat bersalin dan ketakutan karena sering mendengar cerita mengerikan

dari teman atau kerabat tentang pengalaman saat melahirkan seperti seorang ibu

atau bayi meninggal dan ini akan mempengaruhi persepsi ibu mengenai proses

persalinan yang menakutkan. Kesiapan personal ibu yang berkaitan pada masa

kehamilannya ialah kemampuannya untuk menyeimbangkan perubahan atas kondisi

psikologisnya. Beban fisik dan mental atas kondisi adalah hal yang normal dialami ibu

hamil, seperti bentuk tubuh yang melebar dan kondisi emosi yang labil. Namun,

15
terkadang beban seperti ini seringkali diperparah dengan munculnya trauma kehamilan,

sehingga masalah yang dihadapi pun semakin kompleks. Ketika seorang ibu

mengetahui bahwa dia hamil merupakan hal yang mengejutkan namun meskipun

demikian segala persiapan untuk menjadi orang tua harus direncanakan sedini

mungkin bersama-sama dengan pasangan selama kehamilan dan berbeda dengan

wanita yang tidak siap dengan kehamilannya.

f. Yakin bahwa kehamilan bukanlah suatu beban

Percayalah, kehamilan bukan sebuah beban, tapi suatu proses alamiah dan

menyenangkan. Adanya kendala dan hambatan adalah wajar. Selama ibu dapat tetap

berpikir positif, yakin dan percaya diri bahwa bisa melahirkan dengan lancar, niscaya

semuanya akan berlangsung sesuai harapan.

3. Penyebab Trauma Pasca Melahirkan

Sebagian besar kasus trauma pasca melahirkan muncul karena kejadian traumatis

saat persalinan atau pengalaman dan perasaan ibu yang penuh tekanan selama persalinan.

Beberapa penyebab yang dapat mencetuskan trauma melahirkan, antara lain:

a. Operasi sectio caesarea yang tidak direncanakan, misalnya karena kondisi gawat

darurat saat bayi dalam kandungan.

b. Penggunaan alat bantu persalinan seperti vakum atau forsep selama persalinan.

c. Bayi yang dirawat di ruang intensif (neonatal intensive care unit/NICU) setelah lahir.

d. Ibu yang mengalami kekerasan seksual sebelumnya.

16
e. Adanya komplikasi fisik atau cedera selama kehamilan dan persalinan, misalnya

perdarahan, ruptur uteri, keracunan kehamilan (preeklampsia), kejang saat kehamilan

(eklampsia), robekan vagina akibat persalinan, atau gangguan jantung.

D. Penyembuhan trauma

1. Cara Mengatasi Trauma Pasca-Kelahiran

Gejala psikologis termasuk baby blues menjadi hal yang umum pasca

kelahiran. Namun, apabila ibu masih merasa tertekan selama lebih dari 2 minggu

kemungkinan besar ibu mengalami depresi atau kecemasan dan trauma setelah

melahirkan.

Penelitian di Australia menyebutkan bahwa 1 dari 20 ibu dapat menunjukkan tanda

trauma setelah melahirkan pada 12 minggu setelah proses mleahirkan.

Berikut adalah cara untuk mengatasinya:

a. Berbicara dengan tenaga kesehatan segera setelah melahirkan tentang pengalaman

yang dialami.

b. Minta dukungan secara praktis dan emosional dari teman atau keluarga.

c. Berjalan kaki

Mencari udara segar dengan berjalan kaki di sekitaran rumah bisa menenangkan

pikiran. Selain itu, tubuh akan terasa lebih bugar sehingga menurunkan tingkat stres

pada ibu

d. Istirahat cukup

Jangan ragu untuk meminta bantuan keluarga untuk merawat si Kecil, apabila

merasa kurang sehat atau kurang beristirahat. 4-6 jam adalah waktu dimana otak

17
menjaga neuro yang mengatur mood, sehingga tidur cukup adalah salah satu keharusan

untuk ibu.

e. Menjaga tubuh tetap mendapatkan cairan tubuh

Dehidrasi seringkali menjadi penyebab otak mengalami stres dan timbulah

cemas hingga kelelahan.

f. Mengonsumsi minyak ikan

Minyak ikan dalam suplemen adalah sumber asam lemak omega 3 EPA dan

DHA yang baik untuk metabolisme tubuh, seperti meningkatkan energi pada ibu.Ada

baiknya untuk konsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu apabila ingin

mengonsumsi minyak ikan, karena dosis DHA yang terlalu tinggi berisiko

menyebabkan pendarahan.

g. Alihkan stres pada hal positif seperti berolahraga dan lain-lain.

h. Minum obat dan lakukan terapi jika diperlukan.

i. Konsultasi terus dengan dokter atau tenaga kesehatan yang profesional.

18
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kutipan yaitu suatu gagasan atau pendapat yang bisa di ambil dari berbagai sumber. Baik

dari seseorang maupun dari berbagai media lainnya. Proses pengambilan gagasan itu disebut

mengutip. Gagasan tersebut bisa diambil dari kamus, laporan, artikel, majalah, internet dan lain

sebagainya. Jenis kutipan terbagi menjadi dua yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

Daftar pustaka adalah salah satu teknik notasi ilmiah yang merupakan kumpulan sumber

bacaan atau sumber referensi saat menulis karangan ilmiah. Kita memerlukan pendapat-pendapat

para ahli atau tulisan-tulisan dari beberapa artikel atau buku untuk dijadikan sebagai referensi dari

makalah/tulisan/skripsi yang ingin kita buat

B. Saran

Penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, sehingga kami

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian di Perguruan Tinggi. Cet. 2. Jakarta: PT Grasindo

Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Cet.

(Ende: Nusa Indah, 1997), hlm. 179 yang diakses melalui http://satuhati-satukisah.blogspot.co.id

www.kbbi.co.id

Mahmud. F.2020.jurnla :https://www.academia.edu/8845203/Trauma_kehamilan

Lois.B.A.2020: https://www.popmama.com/pregnancy/birth/aurelialois/trauma-pasca-melahirkan-

dan-cara-mengatasinya?page=all

Fausiah.P: https://www.orami.co.id/magazine/6-cara-mengatasi-trauma-melahirkan

20

Anda mungkin juga menyukai