Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahakan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “ DEPRESI DAN KECEMASAN PERINATAL “ dengan tepat waktu.
Makalah ini kami susun dengan keyakinan kami dengan mengerjakannya sebaik mungkin
dan mendapatkan bantuan dari semua pihak yang terkait sehingga dapat melancarkan dalam
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak telah berpartisipasi dan ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekuarangan baik dalam
penulisan maupun penyusunan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk memperbaiki kekurangan dalam
penulisan makalah ini serta membuat kami lebih baik untuk kedepannya. Demikianlah
harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi refernsi bagi yang lain,
kami ucapkan terimaksaih.

Medan, 29 oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................i.i

Kata Pengantar........................................................................................................i.i

Daftar Isi.................................................................................................................i.i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Depresi dan Kecemasan pada Ibu Hamil Sebelum Melahirkan...................3

B.Depresi dan Kecemasan pada Ibu Setelah Melahirkan..................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................8
B. Saran...........................................................................................................10

Daftar Pustaka........................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Faktor terpenting dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi dimulai pada masa
kehamilan. Pada tahun 2000, satu dari dua puluh anak meninggal sebelum mencapai usia
lima tahun dan seorang ibu meninggal akibat proses melahirkan dari setiap 325 kelahiran
hidup. Angka kematian ini dalam penelitian terutama ditunjukkan sebanding dengan tingkat
depresi akibat stress pada ibu hamil. Terjadinya gejala depresi selama periode perinatal dapat
mudah dikenali. Depresi selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama seperti
halnya pada depresi yang terjadi pada orang awam secara umum, dimana pada kejadian
depresi akan terjadi perubahan kimiawi pada otak. Setiap trimester pada kehamilan memiliki
resiko gangguan psikologis masing-masing. Antenatal care berperanan sangat penting bagi
keselamatan ibu dan janin, meminimalkan resiko-resiko kehamilan, dan menekan angka
kematian pasca persalinan. Kecemasan atau anxiety adalah suatu sinyal yang menyadarkan,
memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil
tindakan untuk mengatasi ancaman dari perubahan dan pengalaman dari sesuatu yang baru
yang belum pernah dicoba (Kaplan & Sadock, 2010).

B. Rumusan Masalah
1) Seperti apakah depresi dan kecemasan ibu hamil sebelum melahirkan ?
2) Apakah resiko yang terjadi pada ibu hamil jika mengalami depresi dan kecemasan saat
sebelum melahirkan ?
3) Bagaimana cara menanggulangi masalah depresi dan kecemasan pada ibu hamil saat
sebelum melahirkan ?
4) Seperti apakah depresi dan kecemasan ibu sesudah melahirkan ?
5) Apakah resiko yang terjadi pada ibu jika mengalami depresi dan kecemasan pada masa
setelah melahirkan?
6) Bagaimana cara menanggulangi masalah depresi dan kecemasan pada ibu masa setelah
melahirkan ?
C. Tujuan
1) Mengetahui depresi dan kecemasan ibu hamil sebelum melahirkan.

1
2.Mengetahui resiko yang terjadi pada ibu hamil jika mengalami depresi dan kecemasan
pada saat sebelum.

3.Mengetahui cara menanggulangi masalah depresi dan kecemasan pada ibu saat hamil
sebelum melahirkan.

4.Mengetahui depresi dan kecemasan ibu sesudah melahirkan.

5.Mengetahui resiko yang terjadi pada ibu jika mengalami depresi dan kecemasan pada masa
setelah melahirkan.

6.Mengetahui cara menanggulangi masalah depresi dan kecemasan pada ibu masa setelah
melahirkan.

BAB II

PEMBAHASAN

B. Depresi dan Kecemasan pada Ibu Hamil Sebelum Melahirkan

Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelummemiliki
anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebutlahir.
Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai
periodetertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada
selamakehamilan dan mengalami puncaknya pada saat bayi lahir.Masalah kesehatan jiwa
yang dialami ibu hamil merupakan masalah yang belum dapatteratasi dengan baik di negara
dengan pendapatan rendah. Prevalensi kesehatan jiwa prenatal berkisar 10% - 15%
tergantung tempat, metode penelitian dan alat ukur yang digunakan.Masalah mental
merupakan suatu penyakit umum yang sering dijumpai pada saat kehamilan.Banyak wanita
hamil yang mengalami masalah mental yang tidak terdiagnosis dan tidak terobati.Karena
kemungkinan mereka takut akan efek teratogen obat terhadap perkembangan janin
yangdikandung. Masalah jiwa yang biasanya sering terjadi yaitu masalah kecemasan,
skizofrenia dangangguan mood (Sukandar, 2009).

2
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Ia dapatmemiliki
reaksi yang ekstrem dan susana hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosionaldan
persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitifdan
cenderung bereaksi berlebihan. Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap
dirinyasendiri dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia merenungkan mimpi
tidurnya, angan-angannya, fantasinya, dan arti kata-katanya, objek, peristiwa, konsep abstrak,
seperti kematian,kehidupan, keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat mengidentifikasi
bentuk-bentuk fisik yang berhubungan erat dengan masa usia subur atau mencukupkan diri
dengan kehidupan ataumakanan. Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses
psikologis khusus yang jelas,yang terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan
biologis yang sedang terjadi.

Sejumlah perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan dapatmerangsang
perkembangan masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi. Jika tenagakesehatan dapat
mengenali gejalanya, maka dapat dicegah dengan memasukkan pasien ke unitantenatal untuk
mempermudah manajemen depresi antenatal dan gangguan kecemasan(Marquesim et al.
2015 ; Gourounti et al, 2015).Peristiwa dan proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada
trimester ketiga dan pembagian trimester ini akan digunakan pada diskusi berikut. Respons
psikologis umumterhadap kehamilan yang baru saja dibahas dan proses manapun peristiwa
psikologis khusus laindapat lain dapat terulang lagi.Menjelang persalinan atau pada trimester
ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita
mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhlukyang terpisah sehingga ia menjadi tidak
sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir
kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara iamemperhatikan dan menunggu
tanda dan gejala persalinan muncul.Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif
terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama
wanita terfokus pada bayi yang akansegera dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran
uterus, keduanya menjadi hal yang terusmenerus mengingatkan tentang keberadaan bayi.
Wanita tersebut lebih protektif terhadap bayinya. Sebagian besar pemikiran difokuskan pada
perawatan bayi. Ada banyak spekulasimengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu
kelak.Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas
dengankehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti bayinya akan lahir
abnormal,terkait persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak
diketahui),apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu

3
keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami
cedera akibattendangan bayi.Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi
hilangnya perhatian dan hakistimewa khusus lain selama kehamilan, perpisahan antara ia dan
bayinya yang tidak dapatdihindari, dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh
secara tiba-tiba akan

mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Depresi ringan merupakan hal yang
umumterjadi dan wanita dapat menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih lanjut dan
lebih menutupdiri karena perasaan rentannya.Wanita akan kembali merasakan
ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelangakhir kehamilan. Ia akan merasa
canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yangsangat besar dan konsisten dari
pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatanhasrat seksual yang terjadi pada
trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennyayang semakin besar menjadi
halangan. Alternatif untuk mencapai kepuasan dapat membantu ataudapat menimbulkan
perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara-cara tersebut.Berbagi perasaan
secara jujur dengan pasangan dan konsultasi mereka dengan anda menjadisangat penting.
Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut diatas dapatsebagai
pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat gangguan emosional yangringan
ketingkat gangguan jiwa yang serius.

1.Dampak Stres yang dialami ibu sewaktu hamil tentu akan dapat mempengaruhi janin yang
ada dalamkandungan. Ada banyak hal yang sering dikhawatirkan para ibu pada masa
kehamilannya,rasakhawatir yang berlebih inilah yang membuat stres tak dapat dihindari.

Berikut ini adalah beberapa resiko stress yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan
anak dalamkandungan.

1.Meningkatkan Resiko Alergi Pada JaninSebuah penelitian mengungkapakan bahwasanya


stres yang dialami ibu ketika hamil akanmampu meningkatkan resiko alergi pada bayi kelak.
Hal ini terjadi, disebabkan saat stres, janinakan menyerap hormonkortisol yang diproduksi
oleh ibu sewaktu mengalami stres. Dan bayidengan tingkat kadar hormon kortisol yang tinggi
akan memiliki resiko lebih besar mengidapalergi dibandingkan bayi dengan kadar
hormonkortisol yang rendah.

2.Meningkatkan Resiko Abortus/KeguguranStres yang menimpa ibu hamil tentunya akan


beresiko lebih bahaya terhadap kesehatan janin yang ada dalam kandungannya. Pada kondisi

4
terparah hal ini dapat menyebabkan ibu kehilangan janinnya atau keguguran. Hal ini berbeda
jika dibandingkan dengan ibu dengantingkat stresor yang lebih rendah dan memiliki sistem
pengendalian stres yanglebih baik ketikamenghadapi sumber stres pada ibu hamil.

3.Membuat Sistem Kekebalan Bayi BerkurangSebagaimana diungkapkan oleh sebuah


penelitian yang dilakukan oleh Jurnal Brain,Behavior anda Immunity, bahwa ibu hamil yang
sering mengalami tegang, panik, dan cemasyang berlebihan akan dapat melemahkan sistem
kekebalan bayi ketika bayi berusia 5 bulan.

4.Terganggunya Kesehatan IbuJika seorang ibu mengalami stres baik itu ringan ataupun
berat,seorang ibu akankehilangan nafsu makan, hal ini dapat menyebabkanseorang ibu
kekurangan nutrisi dan timbulah berbagai macam gangguan yang mempengaruhi kesehatan
seorang ibu, seperti diare, pusing,lemas,lesu dan berbagai gangguan metabolisme lainnya

Cara Mengatasi

1.Dukungan SuamiDukungan suami kepada istri sangat penting dan diperlukan dalam
membantu melewati masakehamilan. Dengan menumbuhkan rasa percaya diri kepada istri
dapat membuat mentalnyamenjadi lebih kuat. Selain itu, membantu istri dalam menyiapkan
kebutuhan calon bayi akanmenumbukan rasa aman dan nyaman pada sang istri. Dan dengan
begitu, yang awalnya sang istritakut, cemas, dan stres akan mulai menghilangmenjadi
kebahagiaan.

2.Menghindari Pekerjaan yang BeresikoPada saat ini, baik di Indonesia maupun di luar
negeri, jumlah wanita yang memiliki pekerjaan cukup banyak. tetapi pada saat kehamilan,
sebuah pekerjaan menjadi masalah yangcukup dilemasehingga membuat sebahagian wanita
stres dalam memikirkannya. Stres bisamelemahkan kondisi fisik dan mengganggu
perkembangan janin. Jika dihadapi oleh masalahdilema seperti ini, maka tidak ada
salahnyameminta dipindahkan kebagian yang tidak beresiko bagi perkembangan janin atau
bahkan meminta cuti dalam jangka waktu yang lama. Tetapi jikadua hal ini tidak mungkin
untuk dilakukan, maka wanita hamil harus tegas dalam memutuskan pekerjaan yang diambil
atau kesehatan bayi. Dari banyaknya pekerjaan, ada beberapa pekerjaanyang mungkin harus
dihidari oleh wanita yang sedang hamil misalnya ahli dilaboatorium, bertani, polisi lalu
lintas, juru masak, dan pekerjaan yangmemerlukan waktu yang lama ketika duduk berjam-
jam di depan layar komputer. Selain itu, jangan pernah menganggap remeh pekerjaan rumah

5
tangga. Pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan yang lain samamelelahkan dan
mengurastenaga dan pikiran

Melakukan YogaSelain mengurangi dan menghilangi stres, yoga dapat mengurangirasa sakit
punggungdan memelihara kesehatan baik untuk sang ibu ataucalon bayi. Berlatih yoga juga
dapat memberidampak positif yaitu mempermudah dan mempercepat proses kelahiran
yangakan mendatang.

B.Depresi dan Kecemasan pada Ibu Setelah Melahirkan

Depresi pasca melahirkan merupakan masalah yang signifikan dan menjadi


perhatianmasyarakat sejak lama. Walaupun terkadang sering tidak terdeteksi karena
minimnya pelaporan, penelitian menyebutkan bahwa sekitar 10%-20% wanita yang
melahirkan menderita depresi.Depresi pasca melahirkan selain membuat penderitaan batin
untuk si ibu, juga membuatrenggangnya perkawinan dan dapat menyebabkan menurunnya
fungsi sosial ibu dan kualitashidupnya. Penelitian terbaru juga mengatakan bahwa ibu yang
depresi dapat menyebabkangangguan emosional dan kognitif pada bayinya yang baru lahir.
Suatu penelitian mengatakan bahwa depresi terjadi dua kali lipat lebih tinggi pada wanita
yang hidupnya dalam kemiskinan,sekitar 22%-34% dari populasi.Sebenarnya depresi pasca
melahirkan dapat dideteksi sejak awal kehamilan, apalagidengan adanya riwayat depresi pada
masa kehamilan yang dari banyak penelitian merupakan perkiraan yang paling kuat akan
munculnya depresi setelah melahirkan. Namun karena wanitasebagai seorang ibu dalam
masyarakat digambarkan sebagai orang yang kuat dan adanya stigmadari gangguan jiwa yang
masih terdapat dalam masyarakat maka depresi pasca melahirkankadang tersembunyi dan
tidak dilaporkan oleh si ibu. Mereka lebih suka menyimpan semua penderitaan dan berjuang
sendirian untuk keadaannya itu.

Depresi pasca persalinan adalah suatu depresi yang ditemukan pada perempuan
setelahmelahirkan, yang terjadi dalam kurun waktu 4 pekan. Hal ini dapat berlangsung
hingga beberapa bulan bahkan beberapa tahun bila tidak diatasi. Satu hal yang perlu
diketahui, sebenarnya selaindepresi pasca persalinan, terdapat jenis depresi yang lebih ringan
pada ibu setelah melahirkan,yaitu maternity blues atau post partum blues atau baby blues,
yaitu gejala depresi yang biasanyadialami oleh perempuan setelah melahirkan antara hari ke-
7 hingga 14, yang terjadi untuksementara waktu dan akan hilang dengan sendirinya tanpa
pengobatan. Pada pembahasan kali iniakan dikupas mengenai depresi pasca persalinan,
karena perlu penanganan yang lebih seriusdibandingkan dengan baby blues.1.

6
Tanda dan GejalaGejala-gejala yang ditemukan pada depresi pasca persalinan serupa dengan
gejalagangguan depresi pada umumnya namun berkaitan dengan fungsi, peran, dan tanggung
jawabsebagai ibu, terutama dalam merawat atau mengurus bayi. Gejala-gejala tersebut yaitu
sepertiadanya perasaan sedih, mudah marah, dan ingin marah saja, gelisah, hilangnya minat
dansemangat yang nyata dalam aktivitas sehari-hari yang sebelumnya disukai, enggan dan
malasmengurus anaknya, sulit tidur atau justru terlalu banyak tidur, nafsu makan menurun
atausebaliknya meningkat hingga mengalami penurunan atau pertambahan berat badan yang
bermakna, merasa lelah atau kehilangan energi, kemampuan berpikir dan
konsentrasinyamenurun, merasa bersalah, merasa tidak berguna hingga putus asa dan
mempunyai ide-idekematian yang berulang (berupa ingin bunuh diri atau bahkan ingin
membunuh bayinya).Tanda dan gejala tersebut dapat muncul bersamaan sekaligus atau hanya
sebagian saja.Yang jelas, karena mengalami tanda dan gejala tersebut, seorang ibu akan
mengalami perasaantertekan sehingga sulit atau tidak dapat menjalankan fungsi dan
aktivitasnya sehari-hari. Olehkarena itu, ibu yang mengalami kondisi ini harus segera
ditolong, agar tidak terjadi kondisi yangmembahayakan dirinya atau bayinya.

PenyebabPenyebab yang pasti hingga kini belum diketahui dan masih dalam penelitian para
ahli. Namun demikian, terdapat beberapa faktor risiko yang diperkirakan mempengaruhi
terjadinyadepresi pasca persalinan, antara lain :

1.Rendahnya atau ketidakpastian dukungan suami dan keluarga.

Keadaan atau kualitas bayi.Masalah pada bayi tersebut antara lain adanya komplikasi
kelahiran (misalnya perdarahan yang terlalu banyak atau ibu mengalami infeksi, bayi yang
lahirdengan jenis kelamin yang tidak diharapkan, atau lahir dengan cacat bawaan).

2.Tidak siapnya seorang ibu dalam menyambut kehadiran bayinya (kehamilan yangtidak
diharapkan).

3.Adanya stressor (pemicu stress) bagi seorang ibu, baik yang berkaitan dengankehidupan
sosial maupun kejiwaannya.

4.Terdapatnya riwayat depresi sebelumnya atau masalah emosional lainnya padaseorang ibu

5.Perubahan produksi hormon (progesteron, estrogen, prolaktin, dan kortisol) padamasa nifas

7
Keengganan ibu yang melahirkan untuk mengungkapkan perasaan sedihnya,karena
menganggap rasa sedih setelah melahirkan akan hilang dengan sendirinya.Faktor-faktor
risiko ini perlu ditelusuri untuk membantu proses penyembuhan danmengantisipasi kondisi
berulangnya depresi setelah persalinan bayi berikutnya.

Dampak Pada ibu yang mengalami depresi pasca persalinan, minat dan ketertarikan terhadap
bayinya menjadi berkurang. Ibu sering tidak berespon positif (menyambut dengan
hangatkomunikasi yang dilakukan oleh bayinya, baik melalui suara tangis, tatapan mata,
ataupun geraktubuh) sehingga bayi akan berusaha lebih keras untuk menarik perhatian
ibunya. Misalnya padasaat merasa bingung, bayi memerlukan kenyamanan atau penentraman,
maka biasanya ia akanmenangis. Bila ibu juga bingung atau marah atau sedih, maka bayi
akan menangis dengan suaralebih keras atau mungkin disertai gerakan tubuh tertentu agar
ibunya bisa menolongnya. Namun,ibu yang sedang depresi tidak mampu mengenali
kebutuhan bayinya sehingga tidak dapat berespon seperti yang diharapkan dan
dibutuhkan.Ibu yang depresi juga tidak mampu merawat bayinya secara optimal, karena
merasa tidak berdaya atau tidak mampu sehingga akan menghindar dari tanggung jawabnya.
Akibatnya,

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Stres merupakan bentuk ketegangan dari fisik, psikis emosi maupunmental. Setiapmanusia
pasti pernah mengalami stres tidak terkecuali ibu hamil. Saat hamil, seorang calon ibutidak
hanya mengalami perubahan fisik saja, tetapi juga mengalami perubahan psikis. olehkarena
itu, seorang calon ibu harus mempersiapkan fisik dan mental dengan matang, hal
inidikarenakan adanya perubahan hormon selama hamil yang bisa mempengaruhi emosi dan
mentalibu. Banyak faktor yang menyebabkan ibuhamil stres diantaranya stres yang berasal
dari internaldan stres yang berasaldari eksternal. Selain memberi dampak negatif pada ibu,
stres jugamemberidampak negatif bagi sang calon bayi. oleh sebab itu, dengan
dukungansuamidan keluarga, menghindari pekerjaan yang beresiko, berlatih yoga, dan
mengikuti kelassenam hamil diharapkan dapat mengurangi stres pada ibuyang sedang
hamil.Depresi post partum merupakan istilah yang digunakan pada pasien yang mengalami

8
berbagai gangguan emosional yang timbul setelah melahirkan. Pasien akan mengalami
gejalaaffektiv selama periode postpartum, 2 sampai 3 minggu setelah melahirkan. Susah
berinteraksidengan perawat dalam keadaan stres dan bayi meningkatkan resiko pendekatan
yang tidak amandan terjadinya masalah kognitiv dan sifat pada anak. Penurunan cepat tingkat
reproduksi hormonyang terjadi setelah melahirkan dipercaya dapat berkembang menjadi
depresi pada wanitadengan depresi postpartum. Walaupun penyebab depresi ini cenderung
pada tingkat penurunanhormon, beberapa faktor mungkin menjadi presdisposisi pada
penderita. Kejadian stress dalamhidup, riwayat depresi sebelumnya, dan riwayat keluarga
yang mengalami gangguan mood,semua dikenal sebagai prediktor depresi mayor pada
wanita.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca adalah makalah ini sangat tepatuntuk
mahasiswa yang ingin mengetahui lebih banyak tentang depresi dan kecemasan yangterjadi
pada ibu dimasa perinatal (sebelum melahirkan dan sesudah melahirkan) dan Penulis
berharap pembaca akan lebih memahami isi makalah ini walaupun makalah ini masih jauh
darikata sempurna, dan kritik membangun sangat Penulis butuhkan untuk pembuatan
makalah selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.scribd.com/
document/422235916/Pembahasan-Depresi-Kecemasan-

Perinatal&ved=2ahUKEwjWr8TR24T7AhVY6XMBHbCkD_EQFnoECCIQAQ&usg=AOv
Vaw34cAFKdtpkNOplMrulmY8Q

https://www.guesehat.com/depresi-depression

http://repository.wima.ac.id/id/eprint/23248/2/BAB%201.pdf

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-56714093

http://repository.wima.ac.id/23248/2/BAB%201.pdf

http://repository.wima.ac.id/23248/2/BAB%201.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai