Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FISIOLOGI DALAM KEBIDANAN


“Peran dan Tanggung Jawab Terhadap Kesehatan Mental Perempuan”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. Shinta Mandar Suaib (A1A223057)
2. Nurinsani Fahmi (A1A223064)
3. Aisyah (A1A223066)
4. Melysa Agustiani (A1A223068)
5. Afifah Dwi Hidayanti (A1A223069)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan juga
kita semua para umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini kami buat sebagai tugas mata kuliah “Fisiologi Dalam
Kebidanan” dengan judul makalah “Peran dan Tanggung Jawab Terhadap
Kesehatan Mental Perempuan” . Makalah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua sumber yang telah membantu makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat kepada para
pembaca khususnya kami selaku penulis.

Makassar,12 Desember 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................... iii

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

C. Tujuan.............................................................................................................. 2

BAB II

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

A. Kesehatan Mental Perempuan ......................................................................... 3

B. Gangguan Jiwa Khas Perempuan .................................................................... 3

C. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Terhadap Kesehatan Mental Perempuan . 5

D. Peningkatan Support Mental/Dukungan Keluarga Dalam Mengatasi

Gangguan Psikologis yang dihadapi Perempuan ............................................ 9

BAB III

PENUTUP ................................................................................................................... 13

A. Kesimpulan.................................................................................................... 13

B. Saran .............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang

meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang.

Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga,

pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.Jika kesehatan mental terganggu,

maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat

mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain,

membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi,

gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan

obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi

pada jenis pengidap tertentu, seperti postpartum depression hanya menyerang ibu

setelah melahirkan.

Psikologi adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang

mempelajari tentang perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia melalui

prosedur ilmiah. Seseorang yang melakukan praktik psikologis disebut sebagai

psikolog. Para psikolog berusaha untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang

melalui intervensi tertentu baik pada fungsi mental, perilaku individu maupun

kelompok, yang didasari atas proses fisiologis, neurologis, dan psikososial.

Bidan adalah salah satu tenaga professional dibidang kesehatan, yang tugas

utamanya adalah mendampingi ibu hamil selama masa kehamilan dan ketika

melahirkan. Mereka juga telah dibekali pengetahuan tentang cara merawat bayi

1
lahir, menangani proses pasca persalinan hingga membantu dan mendampingi ibu

hamil dan nifas ketika mengalami gangguan psikologi.

Dukungan yang terpenting adalah peran suami, suami merupakan kepala

keluarga sekaligus patner istri dalam mengarungi bahtera rumah tangga mereka.

Seorang laki-laki yang menjadi ayah baru dituntut dapat membantu istrinya yang

baru saja melewati pengalaman persalinan.

Salah satu peran suami dalam keluarga adalah menjaga kesehatan istri setelah

melahirkan yaitu dengan cara memberikan cinta kasih kepada istrinya agar sang

istri merasa diperhatikan, mengantarkan untuk kontrol, menganjurkan untuk

makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, menjaga personal hygine dan

memberikan dukungan penghargaan, berupa pujian atau penilaian kepada ibu

nifas, dukungan instrumental berupa membantu merawat bayi. Tidak adanya

dukungan suami pada ibu di masa nifas akan menyebabkan ibu merasa tidak

diperhatikan dan tertekan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana peran dan tanggung

jawab terhadap kesehatan mental perempuan

C. Tujuan

Pembuatan makalah ini untuk mengetahui peran dan tanggung jawab

terhadap kesehatan mental perempuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesehatan Mental Perempuan

Perempuan memiliki kekhawatiran sendiri akan kesehatannya. Suatu survey

yang dilakukan tahun 2016 di Australia oleh Jean Hailes for Women's Health

didapatkan hasil bahawa kekhawatiran perempuan akan masalah kesehatan terdiri

dari: Nyeri Kronis (8%), Menopause (9%), Masalah Kesehatan Mental (15%),

Cancer (17%) dan Masalah Menajemen Berat Badan (23%). Sedangkan dalam

situs WebMD dikatakan bahwa kekhawatiran perempuan akan penyakit yang

dialami terdiri dari masalah Jantung, Kanker Payudara, Osteoporosis, Depresi dan

Penyakit Autoimun. Kedua data tersebut menyatakan juga bahwa masalah terkait

dengan kesehatan perempuan selalu terkait dengan masalah mental emosional.

Salah satu yang lebih sering dialami perempuan adalah Depresi.

B. Gangguan Jiwa Khas Perempuan

Depresi sebagaimana juga masalah kecemasan secara angka kejadian lebih

sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Angka statistik

menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan dua kali lipat mengalami masalah

gangguan mental emosional dibandingkan laki-laki. Walaupun gejala depresi dan

cemas pada perempuan tidak berbeda dengan laki-laki, namun di dalam kriteria

diagnosis sendiri ada beberapa masalah gangguan jiwa yang khas hanya terjadi

pada perempuan. Hal ini berkaitan dengan fungsi reproduksi perempuan itu

sendiri. Beberapa di antaranya adalah :

1. Pre Menstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Kita mungkin lebih banyak mengenal istilah Pre Menstrual Syndrome

(PMS), suatu kondisi gangguan suasana perasaan yang biasanya ditandai

3
dengan fluktuatif suasana perasaan (mood swing) dan keadaan lebih mudah

teriritasi di saat menjelang menstruasi. Pre Menstrual Dysphoric Disorder

adalah kondisi yang lebih berat dibandingkan PMS. PMDD terjadi di hampir

kebanyakan siklus menstruasi dan ditandai dengan beberapa gejala berikut ini:

mood yang depresif, merasa cemas, tertekan atau merasa terkunci, afeksi atau

suasana perasaan mudah berubah, marah atau mudah tersinggung,

pengurangan minat terhadap aktifitas biasanya, susah konsentrasi, perasaan

lelah berlebihan, tidak nafsu makan, gangguan tidur (insomnia atau

kebanyakan tidur), perasaan subyektif merasa beban terlalu besar atau tidak

bisa mengontrol diri dan disertai gejala fisik seperti payudara yang membesar

dan sensitif, sakit kepala, mual, nyeri otot dan kenaikan berat badan. Gejala

yang berkaitan dengan mood dan afek biasanya menjadi pokok utama gejala

untuk diagnosis PMDD ini. Kondisi ini berlangsung sampai mengganggu

fungsi kehidupan pribadi dan sosial dan biasanya berlangsung berturut-turut

selama dua periode menstruasi.

2. Depresi Perinatal (saat kehamilan)

Depresi bisa terjadi pada siapa saja. Pasien depresi bisa mengalami

keberulangan walaupun saat sedang diterapi dan mengalami masa penurunan

gejala yang baik. Perempuan yang pernah mengalami depresi bisa mengalami

keberulangan depresi pada saat kehamilan. Fluktuatif hormonal pada saat

kehamilan dianggap sebagai pemicu timbulnya kembali gejala-gejala depresi

yang dialami perempuan. Beberapa di antaranya juga mengalami gejala

depresi yang terus menerus saat sebelum hamil. Beberapa penelitian

mengatakan pada kasus yang berat penggunaan antidepresan saat kehamilan

masih bisa dilakukan. Untuk lebih amannya memang ada baiknya

4
antidepresan seperti golongan serotonin tidak diberikan di trimester pertama

kehamilan dan baru diberikan di trimester kedua.

3. Depresi Post Partum (setelah melahirkan)

Depresi post partum atau depresi pasca melahirkan bisa terjadi dalam

kurun waktu enam bulan sejak melahirkan. Perempuan yang mengalami

kondisi ini bisa tidak mau merawat anaknya.Kondisi yang berat bisa juga

dibarengi dengan gejala ide-ide bunuh diri bahkan sampai melakukannya.

Depresi post partum perlu dikenali. Pada saat dalam pemeriksaan klinis bisa

dengan menggunakan Edinburgh Post Partum Depression Scale yang

sebenamya juga bisa dilakukan pada saat sebelum melahirkan atau pada masa

perinatal (kehamilan). Skala Edinburgh ini bisa digunakan untuk menjadi

salah satu alat penapisan (screening) untuk perempuan hamil maupun pasca

kelahiran berkaitan dengan gejala-gejala depresi.

Sangat penting untuk menjaga kesehatan perempuan termasuk kesehatan

jiwa perempuan. Masalah rentannya gangguan jiwa pada perempuan bisa

disebabkan oleh berbagai macam hal.Kekurangan energi, tugas yang berat

dan kadang multitasking baik sebagai ibu rumah tangga dan bekerja,

mengurus suami dan anak, faktor hormonal adalah sebagian pemicu

rentannya perempuan mengalami gangguan kesehatan jiwa.

C. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Terhadap Kesehatan Mental Perempuan

1. Pre Menstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Pada saat remaja putri mulai mendapatkan menstruasi, bidan sudah

mulai bisa melaksanakan tugasnya dalam memberikan edukasi kesehatan

reproduksi. Termasuk memberikan edukasi agar jangan sampai remaja putri

hamil di luar pernikahan.

5
Efek dari perubahan hormon sering kali menyebabkan wanita

mengalamimood swing atau suasana hati yang tak menentu, sehingga

mereka mudah marah, sedih, tersinggung, malas, bahkan depresi. Bidan

senantiasa membantu remaja untuk mengurangi gangguan mental yang

terjadi dengan cara memberikan edukasi dan konseling.

Cara menangani mood swing akibat perubahan hormone :

a. Terapkan pola makan bergizi

Mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang mengandung karbohidrat

kompleks, dinilai dapat membantu mengatasi mood swing akibat

perubahan hormone. Zat ini mampu meningkatkan produksi hormon

serotonin yang dapat memperbaiki mood. Contoh makanan yang

mengandung karbohidrat kompleks adalah biji-bijian dan kacang-

kacangan.

Beragam makanan lainnya yang bisa Anda konsumsi untuk

menanganimood swing adalah brokoli, wortel, bayam, labu, kubis,

tomat, dan ubi jalar.

b. Rutin berolahraga

Selain meningkatkan kesehatan fisik, melakukan olahraga secara teratur

juga baik dalam menjaga kesehatan mental. Saat berolahraga, tubuh

Anda akan menghasilkan hormon endorfin yang baik untuk mengurangi

stres dan menangani mood swing.

Contoh olahraga yang bisa Anda lakukan adalah bersepeda atau jalan

santai.

c. Batasi minuman beralkohol, berkafein, dan manis

6
Ketika merasakan mood swing, sebaiknya hindari konsumsi minuman

beralkohol dan berkafein. Selain bisa membuat merasa letih, minuman

tersebut juga dapat menimbulkan atau memperburuk rasa cemas.

2. Depresi Perinatal (saat kehamilan)

Depresi postpartum adalah gangguan psikologis pada ibu pasca-

melahirkan. Pelayanan Antenatal Terpadu yang selama ini diterapkan adalah

Komunikasi, Informasi dan Edukasi Efektif dan Kelas Ibu Hamil. KIE

umumnya diberikan melalui konsultasi perorangan saat ibu melakukan

kunjungan antenatal; belum semua ibu hamil yang mengikuti Kelas Ibu

Hamil dan belum menghadirkan suami pada Kelas Ibu Hamil Kegiatan

antenatal dikoordinir dan dilaksanakan oleh bidan.

Peran nakes dalam perubahan dan adaptasi psikologis adalah dengan

memberi support atau dukungan moral bagi klien meyakinkan bahwa klien

dapat menghadapi kehamilannya dan perubahan yang dirasakan adalah

sesuatu yang normal. Nakes harus bekerjasama dan membangun hubungan

yang baik dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka antara nakes dan

klien.

Fungsi nakes adalah sebagai fasilitator bagi kliennya. Nakes dapat

membagi pengalaman yang pernah dirasakan nakes itu sendiri. Nakes juga

dapat memberikan contoh orang lain sehingga klien mampu membayangkan

bagaimana cara mereka sendiri menyelesaikan dan menghadapi masalahnya.

Peran bidan adalah memutuskan apa yang harus diberitahukan kepada klien

dalam menghadapi kehamilannya agar selalu waspada terhadap perubahan

yang terjadi, perilakunya dan bagaimana menghadapi permasalahannya yang

timbul akibat kehamilannya.

7
3. Depresi Post Partum

Pada umumnya baby blues terjadi pada beberapa hari pasca melahirkan

dengan gejala seperti mood yang berubah-ubah, sering menangis dan stress.

Kondisi ini merupakan hal yang wajar terjadi pada ibu pasca melahirkan.

Namun, ketika baby blues berlangsung secara terus menerus selama lebih

dari dua minggu, ini bisa menjadi pertanda dari postpartum despression.

Beberapa faktor penyebab terjadinya postpartum depression ini adalah

salah satunya yaitu perubahan besar hormon reproduksi setelah melahirkan.

Selain itu perubahan kebiasaan seorang ibu setelah mempunyai bayi yaitu

kurang tidur, asupan nutrisi yang kurang baik, dan kurangnya dukungan dari

suami serta keluarga. Yang bisa dilakukan jika mengalami postpartum

depression yaitu konsultasikan ke dokter atau bidan, support dari keluarga

terutama suami, serta pemenuhan gizi seimbang.

Tugas bidan:

a. Mengajarkan cara menyusui yang benar

b. Mengajarkan cara perawatan bayi Peran kita sebagai bidan yaitu

mensupport dan memfasilitasi masa transisi (kehamilan, kelahiran,

nifas)"

c. Cara perawatan luka

d. Senam nifas

e. Pendidikan kesehatan gizi

f. Istirahat

g. Kebersihan diri

8
D. Peningkatan Support Mental/Dukungan Keluarga Dalam Mengatasi

Gangguan Psikologis yang dihadapi Perempuan

1. Definisi Dukungan Keluarga dan Suami

Dukungan keluarga dan suami adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap anggotanya. Keluarga dan suami juga berfungsi sebagai

sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dengan

bantuan jika diperlukan.

Dukungan keluarga adalah suatu proses hubungan antara keluarga

dengan lingkungan sosial keluarga tersebut bersifat reprositas (sifat dan

hubungan timbal balik), advis atau umpan balik (kualitas dan kuantitas

komunikasi) serta keterlibatan emosional ke dalam intimasi dan kepercayaan

dalam hubungan sosial. Dukungan keluarga juga diartikan sebagai

keberadaan, kesedihan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan,

serta dapat menghargai dan saling menyayangi.

Dukungan keluarga adalah komunikasi verbal dan nonverbal, saran,

bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang

akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosial atau berupa kehadiran dan

hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh

pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini seseorang merasa memperoleh

dukungan secara emosional merasa lega karena mendapat perhatian, saran

atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.

1. Jenis-jenis Dukungan Keluarga

Ada empat aspek dukungan keluarga, yaitu :

a. Emosional

9
Aspek ini melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk percaya

pada orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi yakin

bahwa orang lain tersebut mampu memberikan cinta dan kasih sayang

kepada dirinya.

b. Instrumen

Aspek ini meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau

menolong orang lain sebagai contohnya adalah peralatan, perlengkapan,

dan sarana pendukung lain termasuk didalamnya memberikan peluang

waktu.

c. Informative

Aspek ini berupa pemberian informasi untuk mengatasi masalah pribadi.

Terdiri dari pemberian nasehat, penghargaan, dan keterangan lain yang

dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan.

d. Penghargaan

Aspek ini terdiri atas dukungan peran keluarga yang meliputi umpan

balik, perbandingan sosial, dan afirmasi.

Terdapat lima macam dukungan sosial suami, yaitu:

1) Bantuan fisik, interaksi yang mendalam, mencakup pemberian kasih

sayang dan kesediian untuk mendengarkan permasalahan.

2) Bimbingan, termasuk pengajaran dan pemberian nasehat.

3) Umpan balik, pertolongan seseorang yang paham dengan

masalahnya sekaligus memberikan pilihan respon yang tepat untuk

menyelesaikan masalah.

4) Partisipasi keluarga, bersenda gurau dan berkelakar untuk

menghibur seseorang.

10
Dalam suatu keluarga terdapat 4 dukungan yang harus dilakukan pada

anggota keluarganya, yaitu:

a. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan disseminator informasi

tentang dunia yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu

masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya

suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyambungkan

aksi sugesti yang khusus pada individu.Aspek-aspek dalam dukungan ini

adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

b. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dan

menengahi masalah serta sebagai sumber validator identitas anggota

keluarga, diantaranya memberi support, pengakuan, penghargaan dan

perhatian.

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit

seperti tenaga, sarana dan materi. Manfaat dukungan ini adalah

mendukung pulihnya energi atau stamina dan semangat yang menurun

selain itu individu marasa bahwa masih ada perhatian atau kepedulian

dari lingkungan terhadap anggota yang sedang mengalami kesulitan atau

penderitaan.

d. Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Manfaat dari

dukungan ini adalah secara emosional menjamin nilai-nilai individu

11
(baik pria maupun wanita) akan selalu terjaga kerahasiaannya dari

keingintahuan orang lain. Aspek dari dukungan emosional meliputi

dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,

perhatian dan mendengarkan serta didengarkan. Hal tersebut efek-efek

penyangga nya dan utama dari dukungan sosial terhadap pertumbuhan

dan perkembangan bisa menjadi fungsi yang bersamaan.

Cara untuk mengukur dukungan keluarga dapat dilihat dengan ciri-ciri

dukungan, yaitu :

a. Informatif, yaitu dengan cara memberikan dukungan informasi yang

diperlukan oleh keluarganya seperti pemberian nasehat, pengarahan, ide-

ide atau informasi lainnya.

b. Perhatian sosial, dukungan tersebut dapat ditunjukkan berupa dukungan

simpati, empati, cinta, kepercayaan dan penghargaan. Bantuan

instrumental, anggota keluarga bersedia menolong secara langsung jika

salah satu dari anggota keluarganya mengalami kesulitan. Misalnya,

menyediakan peralatan yang lengkap dan obat-obatan yang dibutuhkan

anggota keluarganya.

c. Bantuan penilaian, pemberian penilaian positif dan negatif

yangpengaruhnya sangat berarti seperti pujian jika anggota keluarganya

melakukan tindakan yang benar dan teguran saat anggota keluarganya

melakukan kesalahan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perempuan memilki kekhawatiran sendiri akan kesehatannya.Peran nakes dan

perubahan adaptasi psikologis adalah dengan memberi support atau dukungan

moral bagi klien meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi perubahan yang

dirasakan adalah sesuatu yang normal.Nakes harus bekerja sama dan membangun

hubungan yang baik dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka antara

nakes dan klien.Peran bidan ialah memutuskan apa yang harus diberitahukan

kepada klien dalam menghadapi permasalahannya agar selalu waspada terhadap

perubahan yang selalu waspada terhadap perubahan yang terjadi,prilakunya dan

bagaimana menghadapi permasalahannya yang timbul.

B. Saran

Sebagai penulis makalah ini kami sadar akan banyaknya kekurangan pada isi

makalah ini,kurangnya akan referensi dan kurangnya akan pengetahuan pada saat

pembuatan makalah ini.Kami sebagai penulis berharap besar untuk kritik dan

sarannya kepada pembaca agar kami bisa membuat makalah yang lebih baik

lagi.Demikiann lah makalah ini kami buat untuk menambah pengetahuan bagi

pembaca dan informasi berguna demi kepentingan bersama.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. (2002). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga


Audina,R.(2021).Peran dan Tanggung Jawab Bidan Memberikan Dukungan
Terhadap Kesehatan Mental Perempuan.Universitas Ngudi Waluyo
Sunarto & Agung,.Hartono. (2002). Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: PT.Rineka
Cipta
Syamsudin, Abin M. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Willis, Sofyan. (2005). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta
Yusuf, Syamsu (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.Bandung Remaja
Rosda Karya,

14

Anda mungkin juga menyukai