Anda di halaman 1dari 17

Persalinan

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Holistic Care Kebidanan I (HCK I)

Dosen Pengampu: Dr. Rika Nurhasanah, SST., M.Keb

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Yulianti Dwina Putri 314221085
2. Astri Widianti 314221104
3. Debora Yudiati P 314221137
4. Dhini Puspita S 314221118
5. Nurliana 314221065
6. Neli Ariani O 314221147
7. Nia Kurniawati 314221082

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) LINTAS JALUR


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................i
BAB I TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Persalinan..............................................................................1
1. Definisi Persalinan...............................................................................1
2. Tahap Persalinan..................................................................................2
3. Jenis – Jenis Persalinan........................................................................5
B. Ketidaknyamanan/Masalah Dalam Persalinan.....................................6
C. Penyebab dan Patofisiologi......................................................................6
1. Definisi Nyeri......................................................................................6
2. Penyebab Nyeri Persalinan..................................................................7
D. Pengkajian Data /Yang Harus Digali......................................................8
1. Anamnesa (data fokus atau phatofisiologi).........................................8
2. Pemeriksaan Fisik................................................................................8
E. Asuhan Dengan Pendekatan Holistic Care & Hasil Penelitian............9
1. Asuhan Holistic Care...........................................................................9
2. Hasil Penelitian..................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Persalinan

1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
(Bandiyah, 2012).
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
(Saifuddin, 2013).
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan dengan presentasi
janin belakang kepala yang berlangsung secara spontan dengan lama
persalinan dalam batas normal, berisiko rendah sejak awal persalinan hingga
partus dengan masa gestasi 37 sampai 42 minggu.
Persalinan normal menurut IBI adalah persalinan dengan presentasi
janin belakang kepala yang berlangsung secara spontan dengan lama
persalinan dalam batas normal, tanpa intervensi (penggunaan narkotik,
epidural, oksitosin, percepatan persalinan, memecahkan ketuban dan
episiotomy), berisiko rendah sejak awal persalinan hingga partus dengan
masa gestasi 37 sampai 42 minggu.

1
2

2. Tahap Persalinan
Tahap persalinan menurut Prawirohardjo (2012) antara lain :
1) Kala I (kala pembukaan)
Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan
pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I berlangsung kira-
kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase
pada kala satu, yaitu :
a) Fase laten
Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai
berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi
mulai muncul hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif
berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi mengalami
penurunan sedikit hingga tidak sama sekali.
b) Fase Aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan
menjadi komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada
umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama
6 jam. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi
selama akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif
dibagi dalam 3 fase, antara lain :
(1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm.
(2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam
waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
3

2) Kala II (kala pengeluaran janin)


Menurut Prawirohardjo (2012), beberapa tanda dan gejala persalinan
kala II yaitu : a) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya
kontraksi; b) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau
vaginanya, c) Perineum terlihat menonjol; d) Vulva vagina dan sfingter
ani terlihat membuka; e) Peningkatan pengeluaran lendir darah.
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kirakira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek timbul rasa
mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat,
vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang
terpimpin akan lahir kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II
pada primi: 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2012).
Pada kala II persalinan, nyeri tambahan disebabkan oleh regangan dan
robekan jaringan misalnya pada perineum dan tekanan pada otot skelet
perineum. Nyeri diakibatkan oleh rangsangan struktur somatik superfisial
dan digambarkan sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama
pada daerah yang disuplai oleh saraf pudendus (Mander, 2012).
3) Kala III (kala pengeluaran plasenta)
Menurut Prawirohardjo (2012) tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup
beberapa atau semua hal dibawah ini :
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Sebelum bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk bulat penuh (discoit) dan tinggi fundus biasanya turun
sampai dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan uterus
terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di atas
pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).
4

b) Tali pusat memanjang


Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan
vagina (tanda Ahfeld).
c) Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan
darah yang secara tiba-tiba menandakan darah yang terkumpul
diantara melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta
(maternal portion) keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus
teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta
yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul
his pelepasan dan pengeluaran plasenta.
Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke dalam
vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau
fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc (Mochtar, 2012).
4) Kala IV
Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum. Perdarahan
dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 cc sampai 500
cc. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV antara lain :
a) Intensitas kesadaran penderita
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan
c) Kontraksi uterus
d) Terjadinya perdarahan
5

3. Jenis – Jenis Persalinan


Jenis persalinan yang aman tentu menjadi pertimbangan untuk ibu hamil tua,
apalagi bagi mereka yang menginginkan untuk persalinan normal
(Prawirohardjo, 2012).
a) Persalinan normal
Persalinan normal adalah jenis persalinan dimana bayi lahir melalui
vagina, tanpa memakai alat bantu, tidak melukai ibu maupun bayi
(kecuali episiotomi), dan biasanya dalam waktu kurang dari 24 jam.
Kekuatan mengejan ibu, akan mendorong janin kebawah masuk ke
rongga panggul.
b) Persalinan dengan vakum (ekstrasi vakum)
Proses persalinan dengan alat bantu vakum adalah dengan meletakan alat
di kepala janin dan dimungkinkan untuk dilakukan penarikan, tentu
dengan sangat hati-hati. Persalinan ini juga disarankan untuk ibu hamil
yang mengalami hipertensi.
c) Persalinan Dibantu forsep (ekstrasi forsep)
Persalinan forsep adalah persalinan yang menggunakan alat bangu yang
terbuat dari logam dengan bentuk mirip sendok. Persalinan ini bisa
dilakukan pada ibu yang tidak bisa mengejan karena keracunan
kehamilan, asma, penyakit jantung atau ibu hamil mengalami darah
tinggi.
d) Persalinan dengan operasi sectio caesarea
Persalinan sectio caesarea adalah jenis persalinan yang menjadi solusi
akhir, apabila proses persalinan normal dan penggunaan alat bantu sudah
tidak lagi bisa dilakukan untuk mengeluarkan janin dari dalam
kandungan.
6

e) Persalinan di dalam air (water birth)


Melahirkan di dalam air (water birth) nadalah jenis persalinan dengan
menggunakan bantuan air saat proses peralinan. Ketika sudah mengalami
pembukaan sempurna, maka ibu hamil masuk ke dalam bak yang berisi
air dengan suhu 36-37 Celcius. Setelah bayi lahir, maka secara pelan-
pelan diangkat dengan tujuan agar tidak merasakan perubahan suhu yang
ekstrem.
B. Ketidaknyamanan/Masalah Dalam Persalinan

Ketidaknyamanan pada persalinan disebabkan oleh dilatasi serviks, penurunan


janin dan pelahiran konseptus dimulai secara mendadak, dan tampaknya tanpa
peringatan. Banyak faktor yang memengaruhi presepsi rasa nyeri. Diantaranya,
jumlah kelahiran sebelumnya (pengalaman persalinan), dukungan keluarga,
persiapan persalinan, posisi dan presentasi janin (Fitriana, 2018) cara mengatasi
ketidaknyamanan pada persalinan seperti teknik nafas dalam, effleurage
massage, masasege counter pressure. Hasil penelitian Wulandari (2019)
menunjukkan bahwa ada pengaruh effleurage massage pada ibu hamil TM
III, hasil yang diperoleh sebelum dilakukan effleurage massage pada ibu hamil
rata-rata nyeri skala 7,08 dan setelah dilakukan effleurage massage rata-rata
nyeri punggung ibu hamil menurun ke skala 3,23.
C. Penyebab dan Patofisiologi

1. Definisi Nyeri
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan
maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Rasa Nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami dari tubuh
manusia, yaitu suatu peringatan akan adanya bahaya. Association for the
Study of pain mendefinisikan bahwa nyeri merupakan pengalaman emosional
7

dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan
secara aktual atau potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (NANDA,
2006).
Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha. Kontraksi ini
menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya
pembukaan servik ini maka akan terjadi persalinan.
2. Penyebab Nyeri Persalinan
a) Faktor Fisiologi
Beberapa teori telah menjelaskan mekanisme nyeri:
Rasa Nyeri yang dialami selama persalinan memiliki dua jenis
menurut sumbernya, Yaitu nyeri VISERAL dan nyeri SOMATIK. Nyeri
Viseral. Rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan
iskemia uterus pada persalinan kala I. Kala I fase Laten lebih banyak
penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks dan penurunan daerah
terendah janin terjadi pada fase aktif dan transisi ( Winkjosastro, 2005).
Ibu akan merasakan nyeri yang berasal dari bagian bawah
abdomen dan menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke
paha.Ibu biasanya mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas
rasa nyeri pada interval antar kontraksi (Cunningham, 2005; Jansen,
2004)Nyeri SOMATIK  Nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dan kala
II persalinan. Nyeri disebabkan oleh :
a) Peregangan perineum, vulva
b) Tekanan uteri servikal saat kontraksi
c) Penekanan bagian terendah janin secara progresif pada fleksus
lumboskral, kandung kemil, usus dan struktur sensitif panggul yang
lain (Bobak 2004)
8

Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory). Teori Gate Control


menyatakan bahwa selama proses persalinan impuls nyeri berjalan dari
uterus sepanjang serat-serat syaraf besar kea rah uterus ke substansia
gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan
pesan nyeri ke otak. Adanya stimulasi (seperti vibrasi, mengisok-gosok
atau massage) mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat,
cepat dan berjalan sepanjang serat syaraf kecil. Pesan yang berlawanan ini
menutup gate di substansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga
otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut.
b) Faktor Psikis
Rasa takut dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi rasa nyeri.
Setiap ibu mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri persalinan,
karena ambang batas rangang nyeri setiap orang berlainan dan subyektif
sekali. Ada yang merasa tidak sakit hanya perutnya yang terasa kencang.
Adapula yang merasa tidak tahan mengalami rasa nyeri. Beragam respon
itu merupakan suatu mekanisme proteksi diri dari rasa nyeri yang
dirasakan.
D. Pengkajian Data /Yang Harus Digali

1. Anamnesa (data fokus atau phatofisiologi)


a) Menanyakan Identitas Ibu/Suami
b) Menanyakan keluhan yang di alami selama kehamilan
c) Riwayat kesahatan
d) Riwayat kehamilan ini
e) Riwayat obstetri
f) Pola kebutuhan sehari-hari ibu bersalin
g) Menanyakan makan dan minum
h) Menanyakan gerak janin
i) Menanyakan tingkat rasa nyeri yang ibu rasakan
9

j) Menanyakan asal sakit yang ibu rasakan dari mana


2. Pemeriksaan Fisik
a. Data subjektif pasien (identitas, alasan berkunjung, riwayat persalinan,
riwayat kehamilan lalu, riwayat kesehatan, riwayat mestruasi & KB, data
biologis, psikologos, sosial, spiritual, & pengetahuan dan pendamping
yang di butuhkan ibu).

b. Data objektif
Keadaan umum : Tanda-tanda vital, emosi, kesadaran, psikologi
Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan wajah, mata, mulut, leher, dada,
abdomen (pembesaran perut, dan palpasi leopold 1-3), genetalia dan anus,
dan pemeriksaan penunjang,
c. Analisa
Diagnosa dan masalah ibu
d. Penatalaksanaan
E. Asuhan Dengan Pendekatan Holistic Care & Hasil Penelitian

1. Asuhan Holistic Care


a) Relaksasi
Relaksasi atau peregangan tubuh adalah teknik yang disarankan oleh
hampir semua kelas persiapan persalinan. Bukti menunjukkan bahwa
relaksasi dapat meningkatkan pengelolaan nyeri persalinan. Relaksasi
idealnya dikombinasikan dengan aktivitas seperti berjalan, menari lambat,
goyang dan perubahan posisi yang membantu bayi memutar melalui
panggul. Gerak ritmis merangsang mechanoreceptors diotak, yang dapat
menurunkan persepsi nyeri
b) Imageri dan Visualisasi
Membayangkan sesuatu atau guided imagery memiliki prinsip yang
hampir sama dengan distraksi. Intinya adalah agar tidak berfokus pada
10

nyeri yang dialami. Selain untuk mengatasi nyeri, teknik ini juga tepat
digunakan untuk mengatasi stress, ketegangan dan kecemasan. Sebaiknya
Teknik guided imagery ini dilakukan pada ruangan khusus tersendiri
dengan tambahan fasilitas yang lain seperti musik lembut dan aroma
terapi untuk memperkuat efek relaksasi. Ibu berbaring dengan posisi
rileks, diruangan yang tenang dan sejuk juga sangat membantu
keberhasilan teknik ini.
c) Massage (effleurage massage)
Pijat atau massage adalah kontak fisik sumber rasa nyaman dan
penghibur hati kapan saja, tetapi lebih khususnya selama kehamilan.
Pemijatan bisa menjadi sarana yang membuat ibu rileks, mendekatkan ibu
dengan suami dan juga berguna pada tahap pertama persalinan untuk
menghilangkan sakit punggung dan menentramkan, menenangkan dan
menyejukkan si ibu.
d) Teknik Pernapasan
Teknik pernapasan perlu diajarkan pada kelas persiapan persalinan untuk
mempersiapkan ibu agar dapat menghadapi stress saat melahirkan.
Teknik ini diharapkan dapat membuat ibulebih rileks sehingga
mengurangi persepsi nyeri dan membantu ibu mempertahankan dirinya
terhadap nyeri selama kontraksi. Ibu dapat mengendalikan keinginan
untuk meneran dengan cara mengambil nafas terengahengah atau dengan
perlahan menghembuskan nafas melalui bibir mengerucut seolah-olah
meniup lilin atau meledakkan balon. Jenis pernafasan ini dapat digunakan
untuk mengatasi keinginan untuk meneran ketika serviks belum
sepenuhnya siap dan untuk memfasilitasi kelahiran kepala janin secara
lambat atau mencegah defleksi kepala yang terlalu cepat.
e) Sentuhan dan pijat
Sentuhan dan pijat Terapi sentuhan digunakan untuk kenyamanan dan
mengurangi nyeri. Dasar dari konsep ini adalah sentuhan mengandung
11

medan energi yang menyehatkan. Jadi, semakin ibu mendapatkan banyak


suplai energi maka semakin sehat. Akan tetapi, jika kekurangan suplai
energi akan menghasilkan sakit. Berdasarkan penelitian lanjutannya
ternyata dengan sentuhan dan pijatan dapat menghasilkan endorphin
alami tubuh yang dapat mengurangi nyeri pada bagian tubuh yang terasa
nyeri.
f) Akupresur dan akupuntur
Teknik akupunture mempunyai konsep dasar bahwa penyakit terjadi
karena ketidakseimbangan energi. Untuk mengkoreksi
ketidakseimbangan energi dilakukan dengan memasukkan jarum ke kulit.
Lokasi pemasukan jarum ditujukan pada organ bagian tubuh yang akan
disuplai energinya tetapi tidak perlu berdekatan dengan organ yang
dipengaruhinya. Aktivasi dari titik yang dilakukan penusukan ini akan
mengeluarkan endorphin.
g) Bathing atau Hidroterapi
Berdiri dibawah shower dengan air hangat atau berendam di bathtub
dengan air hangat dapat digunakan pada terapi air. Sensasi hangat dapat
mengurangi rasa nyeri. Temperature yang dianjurkan adalah 36,6-37,8oC.
Syarat yang harus dipenuhi adalah selaput ketuban masih utuh atau air
ketuban belum keluar. Apabila selaput ketuban telah pecah akan
meningkatkan risiko ibu dan bayi mengalami infeksi.
h) Hipnobirthing
Hypnobirthing adalah suatu teknik hypnosis yang digunakan untuk
memberikan kenyamanan, ketenangan dan kenikmatan saat menjalani
persalinan. Dalam teknik ini memerlukan beberapa fase untuk
mencapainya antara lain: relaksasi yang mendalam, pola pernapasan
lambat, pemberian petunjuk cara melepaskan endorphin dari dalam
tubuhyang memungkinkan calon ibu menikmati proses kelahiran yang
aman, lembut dan cepat. Teknik hypnosis awalnya dilakukan oleh
12

seorang hipnoterapi tetapi kemudian jika ibu sudah dapat melakukannya


sendiri maka dilakukan auto-hipnosis. Hypnosis bukanlah magic tetapi
merupakan teknik pemberdayaan alam bawah sadar dengan
mengistirahatkan alam sadar manusia. Manfaat penggunaan teknik
hypnosis pada periode persalinan adalah membantu menyeimbangkan
morphin alami dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri, membuat
semua bagian tubuh yang berperan pada proses persalinan dapat bekerja
dengan baik, serta membantu menyehatkan 70% air pada tubuh orang
dewasa dan 9% air pada tubuh bayi yang terkandung dalam tubuh agar
menjadi air yang heksagonal. Menurut Masaru Emoto (2001), air yang
heksagonal dapat lebih menyehatkan organ tubuh manusia.
2. Hasil Penelitian
a. Effleurage Massage
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang pengaruh effleurage
massage terhadap nyeri kala I fase aktif di Praktik Mandiri Bidan
Nuriman Rafida dan Praktik Bidan Mandiri Latifah Kota Jambi Tahun
2019, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Sebelum dilakukan effleurage massage sebagian besar 16 (53%)
responden merasakan nyeri sedang, 14 (47%) merasakan nyeri berat
dan tidak ada responden yang merasakan nyeri ringan.
2) Setelah dilakukan effleurage massage terjadi penurunan respon nyeri
persalinan kala I fase aktif didapatkan sebagian besar (57.0%)
responden merasakan nyeri ringan, masih sebagian (33%) responden
yang merasakan nyeri sedang, dan hanya sebagian kecil (10%)
responden yang merasakan nyeri berat kemungkinan karena ibu
dengan primipara belum memiliki pengalaman dalam melahirkan,
sehingga kadang timbul ketakutan dan kecemasan yang dapat
merangsang keluarnya hormone stress dalam jumlah besar yang
mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang lama dan lebih berat.
13

3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara effleurage massage


terhadap penurunan nyeri kala I fase aktif di Praktik Mandiri Bidan
Nuriman Rafida dan Praktik Bidan Mandiri Latifah Kota Jambi Tahun
2019 dengan P (value) 0.000 < 0.05
b. Hipnobirthing
Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata dan standar
deviasi dari masing-masingvariable ( = 11,0625; = 5,8750; SD1 =
3,95759; SD2 = 3,53789), dengan hasil ujistatistik p = 0.00. Tingkat
kecemasan ibu hamil sesudah dilaksanakan latihan
relaksasihypnobirthing 56% tidak cemas dan 38% tingkat kecemasan
ringan. Berdasarkan hasil analisisdiatas didapatkan kesimpulan bahwa
pemberian latihan relaksasi hypnobirthing berpengaruh terhadap tingkat
kecemasan ibu hamil.
14
DAFTAR PUSTAKA
Herinawati. 2019. Pengaruh Effleurage Massage terhadap Nyeri Persalinan Kala I
Fase Aktif di Praktik Mandiri Bidan Nuriman Rafida dan Praktik
Mandiri Bidan Latifah Kota Jambi Tahun 2019, tersedia
http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/view/764
Ilmiasih, Reni (2014) Pengaruh Teknik Hypnobirthing Terhadap Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil Pada Masa Persiapan Menghadapi
Persalinan. In: Prosiding: Tantangan Profesi Kesehatan Pada Masa
Akan Datang. UMM Press, Malang, pp. 93-100. ISBN 978-979-796-
284-4, tersedia https://eprints.umm.ac.id/71058

Anda mungkin juga menyukai