Disusun Oleh:
Kelompok 5/Kelas B
1. Wulan Nurkartikasari
2. Yeni Lailawardani
3. Astri Widianti
4. Yatni Oktaviani
5. Deviena Octavia J
6. Febi Luzyantari
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dan melalui kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2
C. TUJUAN....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Latar Belakang...........................................................................................3
2. Posisi Kasus...............................................................................................3
3. Kronologi Kasus........................................................................................4
4. Pihak-pihak yang terlibat...........................................................................4
5. Nilai dan Prinsip Anti Korupsi yang Diingkari.........................................4
6. Kerugian Materil dan Immateril................................................................4
7. Bukti-bukti Pendukung..............................................................................5
A. KESIMPULAN.........................................................................................6
B. SARAN......................................................................................................6
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat
parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan
praktek korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas
atau jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang
semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh
aspek masyarakat. Dengan demikian, dalam penanganannya pun juga harus
menggunakan cara-cara luar biasa (extraordinary). Sementara itu,
penanganan
tindak pidana korupsi di Indonesia masih dihadapkan pada beberapa kondisi,
yakni masih lemahnya upaya penegakkan hukum tindak pidana korupsi,
kualitas SDM aparat penegak hukum yang masih rendah, lemahnya
koordinasi
penegakkan hukum tindak pidana korupsi, serta masih sering terjadinya
tindak
pidana korupsi dalam penanganan kasus korupsi.
Sehingga, dalam penanganan korupsi perlu dilakukan suatu investigasi.
Secara umum, dari berbagai definisi yang ada, investigasi bisa diartikan
sebagai upaya pencarian dan pengumpulan data, informasi dan temuan
lainnya untuk mengetahui kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah fakta.
Melakukan kegiatan investigatif sebenarnya jauh dari sekedar mengumpulkan
ribuan data atau temuan di lapangan, kemudian menyusun berbagai informasi
yang berakhir dengan kesimpulan atas rangkaian temuan dan susunan
kejadian.
Investigasi ini harus memiliki komponen 5W + 2H yang terdiri dari
mengidentifikasi bentuk tindak korupsi (What), kapan tindak korupsi terjadi
(When), dimana tindak korupsi terjadi (Where), siapa yang melakukan
1
2
tindakan korupsi (Who), bagaimana proses tindak korupsi terjadi (How) dan
berapa kerugian yang diakibatkan dari tindak korupsi tersebut (How many).
Biasanya, investigasi dilakukan untuk mengungkap fakta yang
menyangkut merugikan masyarakat umum (publik) baik secara langsung
maupun tidak. Kasus atau persoalan yang memerlukan tindakkan investigatif
adalah persoalan yang menyangkut kepentingan bersama dan cukup masuk
akal mempengaruhi kehidupan sosial mayoritas masyarakat umum, serta
adanya indikasi bahwa pihak-pihak tertentu mencoba untuk menyembunyikan
kejanggalan dari hadapan publik.
Maka dari itu, makalah ini disusun untuk mengetahui bagaimana laporan
investigasi diuraikan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah yaitu:
1. Bagaimana latar belakang terjadinya kasus petty corruption?
2. Bagaimana posisi kasus tersebut (5W 1H)?
3. Bagaimana kronologi kasus/modus operandi?
4. Siapa saja pihak pihak yang terlibat?
5. Apa saja nilai dan prinsip anti korupsi yang diingkari?
6. Apakah ada kerugian materil maupun immaterial?
7. Apa saja bukti bukti pendukung yang ada pada kasus tersebut?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu menulis laporan kasus investigasi petty
corruption.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengindentifikasi latar belakang terjadinya kasus tindak
korupsi
b. Mampu mengindentifikasi posisi kasus (5W 1H).
c. Mampu mengindentifikasi kronologi kasus/modus operandi.
d. Mampu mengindentifikasi pihak yang terlibat.
3
e. Mampu mengindentifikasi nilai dan prinsip anti korupsi apa saja yang
diingkari.
f. Mampu mengindentifikasi kerugian materil maupun immaterial.
g. Mampu mengindentifikasi apa saja bukti pendukung pada kasus
tindak korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Latar belakang
Adanya pelaku praktik pungutan liar di GBK yang meresahkan pengunjung
GBK. Kebutuhan hidup yang semakin meningkat, lapangan pekerjaan yang
kurang mendukung dan kualitas SDM yang rendah merupakan salah satu
penyebab masih adanya warga yang melakukan pungli. Kasus pungli yang
terjadi di GBK termasuk kedalam korupsi skala kecil/petty corruption sering
disebut dengan survival corruption atau corruption by need.
2. Posisi kasus
a. What
Adanya pemungutan parkir di area GBK di luar ketentuan yang berlaku,
sehingga pengunjung harus membayar 2 kali biaya parkir yang
menyebankan kerugian bagi pengunjung GBK.
b. When
Pembayaran parkir yang harusnya 1 kali di pintu masuk/keluar, namun
pengunjung juga harus membayar parkir di dalam area parkir GBK dengan
tarif yang tinggi di luar peraturan daerah yang berlaku.
c. Where
Area parkir gelora bung karno (GBK), tepatnya di area parkir sebelum
gerbang Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC).
d. Who
Oknum area GBK yang melakukan pungli parkir, sehingga pengunjung
dirugikan karena harus membayar 2 kali biaya parkir yang di luar aturan
yang telah di tetapkan di area GBK.
e. Why
Kebutuhan hidup yang tinggi dan kurangnya Pengawasan yang tidak
merata terhadap area parkir yang menyebabkan para preman masih dengan
bebas melakukan pungli terhadap pengunjung. Sehingga kegiatan ini
4
5
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa petty corruption merupakan
korupsi yang berskala kecil namun sekecil apapun korupsi tetap melanggar
nilai-nilai anti korupsi yang merupakan upaya pencegahan korupsi dari diri
kita/faktor internal dan juga melanggar prinsip-prinsip anti korupsi sebagai
pencegahan korupsi dari faktor eksternal.
Sehingga upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan
setidaknya dengan mengurangi kedua faktor tersebut. Dengan kata lain salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah tindak korupsi adalah
dengan menanamkan nilai dan prinsip antikorupsi dalam kehidupan sehari
hari.
B. SARAN
Diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami baik itu nilai-nilai anti korupsi
maupun prinsip anti korupsi karena kedua hal tersebut merupakan landasan
kita agar terhindar dari korupsi.