152
1) Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors)
2) Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors)
3) Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing
factors)
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan
pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku
sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan
nila-nilai kesehatan. Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah suatu
usaha ntuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka
berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.
B. Proses Pendidikan Kesehatan
153
belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak (software) seperti
fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan sebagainya.
C. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
154
3) PendidikanMasih banyaknya penduduk yang berpendidikan
rendah, petunjuk-petunjuk kesehatan sering sulit ditangkap apabila
cara menyampaikannya tidak disesuaikan dengan tingkat
pendidikan khayalaknya.
4) Nilai Kebudayaan
Masyarakat Indonesia terdiri dari macam-macam suku bangsa yang
mempunyai perbedaan dalam memberikan nilai pada satu obyek
tertentu. Nilai kebudayaan ini memberikan arti dan arah pada cara
hidup, persepsi masyarakat terhadap kebutuhan dan pilihan mereka
untuk bertindak.
155
dan perilaku sehat sehingga angka kesakitan terhadap pnyakit
tersebut berkurang (Notoatmodjo, 2007, Suliha, 2005).
156
a) Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai
di masyarakat. Dengan demikian kader kesehatan mempunyai
tanggung jawab di dalam penyuluhannya mengarahkan
pada keadaan bahwa cara-cara hidup sehat menjadi kebiasaan
hidup masyarakat sehari-hari.
b) Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi
dirinya sendiri maupun menciptakan perilaku sehat di dalam
kelompok. Itulah sebabnya dalam hal ini Pelayanan Kesehatan
Dasar (PHC = Primary Health Care) diarahkan agar dikelola
sendiri oleh masyarakat, dalam hal bentuk yang nyata adalah
PKMD. Contoh PKMD adalah Posyandu. Seterusnya dalam
kegiatan ini diharapkan adanya langkah-langkah mencegah
timbulnya penyakit.
c) Mendorong berkembangnya dan penggunaan sarana
pelayanan kesehatan yang ada secara tepat. Ada kalanya
masyarakat memanfaatkan sarana kesehatan yang ada
secara berlebihan. Sebaliknya sudah sakit belum pula
menggunakan sarana kesehatan yang ada sebagaimana
mestinya.
157
2) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat
Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum
maupun khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien.
3) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh
atau karyawan.
c. Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan
1) Promosi kesehatan (Health Promotion) Misal : peningkatan gizi,
perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
2) Perlindungan khusus (Specific Protection) Misal : Imunisasi
3) Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and
Prompt Treatment) Misal : dengan pengobatan layak dan sempurna
dapat menghindari dari resiko kecacatan.
4) Rehabilitasi (Rehabilitation) Misal : dengan memulihkan kondisi
cacat melalui latihan-latihan tertentu.
4. Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat menurut Kus Irianto (2004: 22). Praktek kebiasaan
hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari baik saat siswa berada di
kelas maupun di luar kelas. Sesangkan menurut Soekidjo (1993: 59). Perilaku
kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (Organisme) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan.
Jadi pola hidup sehat disini dapat disebut juga suatu kebiasaan yang
baik tentang memelihara kesehatan, dimana kebiasaan tersebut sudah
berjalan dalam waktu yang cukup lama, sehingga seolah-olah telah menjadi
kebiasaan yang tidak terpisahkan dari orang tersebut.Sehingga pola atau
kebiasaan hidup sehat harus ditanamkan sedini mungkin.
Lebih rinci lagi tentang pembinaan serta pemeliharaan hidup sehat
yaitu meliputi, menjaga kesehatan kulit, memelihara kebersihan kuku,
memelihara kebersihan rambut, memelihara kebersihan dan kesehatan mata,
memelihara kebersihan mulut dan gigi, serta memakai pakaian yang bersih
dan serasi.
158
Tidak kalah pentingnya yaitu makan makanan yang bergizi, adapun
menurut Slamet & Edy. S.M, (2010: 10) zat gizi dapat dikelompokkan
dalam beberapa golongan sebagai berikut. (1) Zat tenaga (hidrat arang/zat
tepung, lemak), (2) Zat pembangun (protein, mineral, air), (3) Zat pengatur
(vitamin, mineral, air), zat tersebut sangat baik karena sangat dibutuhkan
tubuh, khususnya anak-anak karena sangat membantu dalam masa
pertumbuhan.
Pola hidup sehat yaitu segala upaya unuk menerapkan kebiasaan
yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan
buruk yang dapat menggangu kesehatan (Soenarjo R.J, 2002: 17). Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pola hidup sehat yaitu: (1) pola
kebersihan diri, (2) pola makanan dan minuman yang sehat, (3) pola gerak
badan atau olahraga, (4) pola keseimbangan kegiatan, (5) pola pencegahan
dan kesehatan diri.
5. Kesehatan Pribadi
159
Masa pertumbuhan pada anak adalah pada saat anak berusia antara 6
- 12 tahun dan ini merupakan usia yang rawan terhadap penyakit. Pola
pembinaan menuju terbentuknya perilaku hidup sehat merupakan
bagian penting dari pembinaan usia sekolah dasar. Mencegah selalu lebih
mudah dari pada mengobati, sebab itu penting sekali mengusahakan agar
pada anak usia 6 - 12 tahun supaya orang tua dan guru dapat berbuat dan
melakukan usaha pencegahan.
Hidup sehat sangat didambakan oleh umat manusia karena
bila kesehatannya terganggu akan berakibat pada dirinya sendiri.
Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan.
Oleh karena itu sangat bijaksana bila kesehatan pribadi selalu dipelihara dan
ditingkatkan.
Kesehatan pribadi adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan
(Depdikbud, 1983 :1). Sjarifudin (1979 :2), berpendapat bahwa kesehatan
pribadi yaitu usaha untuk menjaga kesehatan diri sendiri. Kesehatan
pribadi berkenaan dengan pribadi masing-masing yang bersifat individu.
Setiap manusia dapat tetap hidup sehat apabila kesehatan pribadi
selalu diperhatikan dan perlu berbagai usaha secara aktif. Selanjutnya yang
dimaksud sehat pribadi seutuhnya merupakan sehat fisik, mental dan
sosial yang ketiga- tiganya tidak dapat dipisahkan (Mu’rifah, 1992 :1).
Segala sesuatu seperti kesehatan pribadi pasti ada sebab dan
akibatnya. Begitu pula dengan penyakit. Sebagian besar dari penyakit
telah diketahui apa penyebabnya, cara penularannya, cara perawatan, dan
cara pengobatannya bagi penderita. Pengetahuan tersebut telah
menyelamatkan dan memperpanjang hidup berjuta- juta manusia diseluruh
dunia. Namun keberhasilan itu tidak selalu dicapai dengan mudah.
a. Pola Kebersihan Diri
160
Kebersihan diri meliputi:
1) Kebersihan Kulit
Kulit merupakan bagian terluar dari badan, berbagai
rangsangan dari luar akan diterima oleh kulit terlebih dahulu,
terhindarnya dari gangguan kulit akan menimbulkan perasaan
senang, tidak ada gatal, cacat kulit, dan percaya diri. Untuk menjaga
kebersihan kulit salah satunya dengan mandi, mandi adalah
membersihkan kotoran yang menempel pada badan dengan
menggunakan air bersih dan sabun (Kus Irianto, 2004: 85). Mandi yang
baik minimal 2 kali dalam sehari, maka kita tidak mengalami bau badan.
2) Kebersihan Hidung
Hidung sebaiknya dibersihkan padawaktu mandi, bila bersin
tutuplah dengan sapu tnagan karena ingus dapat mengandung
berbagai macam penyakit.
3) Kebersihan Telinga
Telinga merupakan bagian tubuh yang menerima rangsangan
berupa suara/getaran udara (Soenarjo R.J, 2002: 54-61). Dalam
membersihkan telingga digunakan alat pembersih yang lunakdan bersih
misalnya dengan kain, sedangkan yang dibersihkan bagian luarnya
saja, jangan membersihkan telingan dengan benda-benda keras dan
tajam karena akan mengakibatkan luka paa telinga bagian dalam.
4) Kebersihan Gigi
Menurut (Djonet Soetomo, 1979: 94). Mulut dan gigi sangat
berguna dalam pencernaan makanan, waktu berbicara, membentuk
paras muka, dan perkembangan jiwa seseorang. Adapun unutk menjaga
kebersihan mulut dan gigi adalah:
a) Menggosok gigi paling sedikit 3 kali sehari.
b) Jangan makan atau minum yang terlalu panas.
c) Jangan membiasakan menggigit yang terlalu keras.
d) Periksakan gigi kedokter secara teratur.
161
Tangan dan kuku merupakan bagiantubuh yang sering
berhubungan langsung dengan benda lain, dengan kotoran, dan dengan
makanan. Dengan deminkian seseorang harus membersihkan tangan
apabila akan makan. Cara membersihkan dengan menyiram tangan
dengan air bersih dan sabun. Kuku sebaiknya dipotong pendek agar
mudah dalam membersihkan sehingga tidak menjadi sarang bibit
penyakit (Kus Irianto, 2007: 86).
6) Kebersihan Rambut
Menurut Djonet soetatmo, (1979: 30) rambut merupakan
bagian dari badan yang berfungsi pelindung kepala dan member
keindahan.pencucian rambut atau karmas usaha untuk memelihara
rambut agar terlihat bersih, frekuensi pencucian sangat tergantung pada
tebal tipisnya rambut, pada umumnya pencucian rambut dengan
menggunakan sampo.
7) Kebersihan Kaki
Menurut Kus Irianto, (2007: 86) kaki adalah salah satu anggota
badan manusia yang merupakan anggota gerak bawah manusia yang
banyak berhubungan dengan apa saja (Soenarjo, R.J. 2002: 54-61).
Menjaga kebersihan kaki bias dilakukan dengan cara mencuci kaki
dengan menggunakan sabun dan memotong kuku kaki.
162
Menurut Sumintarsih, (2008: 14) pola makanan yang sehat adalah
pola makan yang seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, air, dan serat makanan.
Criteria makanan yang sehat adalah 4 sehat 5 sempurna. Pola
tersebut perlu dilengkapi dengan criteria makanan sehat berimbang
meliputi: (1) Cukup Kuantitas, (2) Proporsional, (3) Cukup kualitas, (4)
Sehat, (5) Makanan segar alami, (6) Makanan nabati, (7) Cara memasak,
(8) Teratur dalam penyajian, (9) Minum air 8 gelas sehari (DJoko Pekik.
I, 2007: 25).
Secara umum ada 3 kegunaan makanan bagi tubuh (triguna
makanan), yaitu sumber tenaga (karbohidrat, lemak, pootein), sumber
zat pembangun (protein, air), dan sumber zat pengatur (vitamin dan
mineral).
c. Pola kegiatan seimbang
163
2) Istirahat
Istirahat adalah suatu keadaan tanpa kegiatan baik dalam tubh atau
pikiran. Istirahat tidak ahanya mengurangi aktivitas otot, akan tetapi
juga meringankan ketegangan pikiran, dan menentramkan rohani.
Istirahat dapat dipenuhi dengan berbagai cara, misalnya:
mendengarkan radio, menonton televisi, melihat perlombaan,
membaca buku (Kus Irianto, 2004: 88).
3) Tidur
Menurut Kus Irianto, (2004: 88) tidur adalah suatu periode waktu
dimana kegiatan dan tubuh serta pikiran tenggelam kedalam
keadaan sangat damai, dan kemudian bangun dalam keadaan segar
dan kuatkembali untuk meneruskan tugas-tugas rutin kehidupan.
d. Pola gerak badan dan olahraga
164
7) Mengurangi resistensi insulin, membantu mengendalikan
kadar gula darah, dan bermanfaat pada pengobatan diabetes.
8) Membantu menghilangkan
sembelit.
9) Melindungi terhadap ostioporisis atau pengeroposan tulang.
10) Meningkatkan daya tahan untuk bekerja dan
bermain.
11) Memperpanjang usia harapan hidup (Djoko Pekik. I,
2007: 27).
165
a) Menghindari Rokok
Kebiasaan merokok sudah menjangkit diberbagai
kalangan baik itu tua, muda bahkan anak-anak. Merokok dapat
menggangu kesehatan seseorang, adapun bahaya merokok
dapat menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, impotensi,
kesehatan janin, dan masalah kesehatan yang lain.
b) Narkotika
Menurut Slamet & Edy, S.M, (2010: 10), narkotika
adalah zat yang jika dimakan, dimunum, atau disuntikan ke dalam
tubuh manusia dapat mengubah satu atau lebih fungsi badan
manusia.
Pada era sekarang ini pergaulan yang tidak sehat yang
menjadi salah satu pintu masuk narkotika pada anak muda,
jenis-jenis narkotika sangatlah banyak, seperti: ganja, morfin,
putauw, sabu-sabu, heroin, dan pil ekstasi. Pemakaian
narkotika secara terus-menerus dapat mengakibatkan
pemakainya mengalami ketergantungan pada narkotika, baik
fisik maupun mental dan pada umumnya mengalami kematian
apabila terus menerus dikonsumsi (Slamet & Edy, S.M, 2010:
Untuk menghindari bahaya narkotika yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Jangan pernah kita sekali-kali mencoba atau
menggunakan narkotika.
2) Menjauhkan diri dari pemakai atau pengguna
narkotika.
3) Jauhkan narkotika untuk menghilangkan kecewa karena
itu hanya sesaat.
4) Untuk menghindari bahaya narkotika sebaiknya banyak-
banyak mendekatkan diri pada Tuhan YME.
c) Menghindari minuman yang mengandung alkohol dan kafein
Pengaruh minuman beralkohol pada individu dan
masyarakat benar-benar serius, kecanduan alcohol ditemukan
166
pada semua tingkat sosial, baik orang kaya maupun orang
miskin.Alkohol berpengaruh pada sistem pencernaan, sistem
saraf, jantung dan pembuluh darah.Dan akibatnya adalah
kerugian yang meminumnya baik dari segi kesehatan maupun
ekonomi (Mervyn, 2001: 306-309).
6. Kesehatan Lingkungan
167
Gambar: Diagram hubungan ekologi dan ilmu kesehatan
lingkungan
1) Urbanisasi Penduduk
4) Pencemaran udara
6) Bencana alam/pengungsian
7. Kesehatan Sekolah
168
Usaha kesehatan sekolah adalah salah satu wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin,
selanjutnya di sebutkan UKS harus sudah mendapat tempat dan perhatian yang
baik di dalam lingkungan pendidikan. Secara garis besar UKS dapat
dikelompokan dalam tiga bidang atau di sebut dengan 3 program UKS atau
yang dikenal sebagai Trias UKS yaitu: a. pendidikan kesehatan, b.
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan c. kehidupan lingkungan yang sehat.
Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar sampai sekolah lanjutan,
sekarang pelaksanaanya diutamakan di sekolah Dasar. Hal ini disebabkan
karena Sekolah merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan
terhadap berbagai penyakit, dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.
Meskipun demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan selanjutnya di
sekolah sekolah lanjutan,(Mu’rifah,1991: 251).
169
serta pondok pesantren beserta lingkungannya (Depkes, 2008). Sasaran
lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan. sasaran tertier lainnya adalah lingkungan yang meliputi
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah
sebagai lembaga (institusi) pendidikan merupakan media yang penting
untuk menyalurkan segala bentuk pembaharuan tata cara dan kebiasaan
hidup sehat, agar lebih mudah tertanam pada anak-anak. Dengan
demikian, akan dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan
keluarga, masyarakat sekitarnya, bahkan masyarakat yang lebih luas lagi.
Anak didik dikemudian hari diharapkan akan memiliki sikap dan kebiasaan
hidup dangan norma-norma kesehatan.
170
1) Sekolah merupakan lembaga yang sengaja dihidupkan untuk
mempertinggi derajat bangsa dalam segala aspek,
2) Usaha kesehatan melalui masyarakat sekolah mempunyai
kemungkinan yang lebih efektif diantara beberapa usaha yang ada,
untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada
umumnya, karena masyarakat sekolah: a) mempunyai prosentase yang
tinggi, b) merupakan masyarakat yang telah terorganisir, sehingga
mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan usaha-usaha kesehatan
masyarakat, c) peka terhadap pendidikan pada umumnya, dapat
menyebarkan modernisasi (sebagai agent of change), karena dalam
usia ini anak-anak sekolah berada dalam taraf perkembangan dan
pertumbuhan, mudah dibimbing dan dibina. Pada masa ini
adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
hidup sehat dengan harapan agar mereka dapat meneruskan serta
mempengaruhi lingkungannya sekarang dan dimasa yang akan datang.
Masyarakat sehat yang akan datang merupakan salah satu hasil dari
sikap dan kebiasaan hidup sehat yang dimiliki anak-anak pada waktu
sekarang. (Soenaryo, 2002: 148).
Menurut Suliha dkk (2002: 36) Tujuan UKS secara umum adalah
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia yang
berkualitas. Menurut Suliha dkk (2002: 57-58) Secara khusus tujuan usaha
kesehatan sekolah adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan
mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup
sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat
fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya
tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan
171
kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi
dan masalah sosial lainnya.
172
4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur
organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan
murid.
5. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan dan
pelayanan kesehatan.
RANGKUMAN
Pendidikan kesehatan adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi
kesehatan.
Pokok dari pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Kegiatan belajar
terdapat tiga persoalan pokok, yakni :
1) Persoalan masukan (input)
Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran
belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok atau masyarakat yang sedang
belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya.
2) Persoalan proses
Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan
kemampuan (prilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Di dalam proses ini
terjadi pengaruh timbale balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek
belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator) metode dan teknik belajar, alat
bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.
3) Keluaran (output)
Keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan
atau perubahan perilaku dari subjek belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ini ke dalam 4
kelompok besar, yakni : Faktor materi (bahan mengajar), lingkungan,
instrumental, dan subjek belajar. Faktor instrumental ini terdiri dari perangkat
keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan
perangkat lunak (software) seperti fasilitator belajar, metode belajar,
organisasi dan sebagainya.
173
Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat sehingga
dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya:
- Pendidikan Kesehatan di sekolah
- Pendidikan Kesehatan di pelayanan kesehatan
- Pelayanan Kesehetan di tempat kerja dengan sasaran karyawan atau
buruh
- Pelayanan Kesehatan di tempat umum.
174
c. Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan.
Pola hidup sehat disini dapat disebut juga suatu kebiasaan yang baik
tentang memelihara kesehatan, dimana kebiasaan tersebut sudah berjalan
dalam waktu yang cukup lama, sehingga seolah-olah telah menjadi kebiasaan
yang tidak terpisahkan dari orang tersebut.Sehingga pola atau kebiasaan
hidup sehat harus ditanamkan sedini mungkin.
Pola hidup sehat harus disertai dengan kesehatan pribadi dan kesehatan
lingkungan. Kesehatan pribadi merupakan usaha atau perilaku manusia
untuk menjaga kesehatannya sendiri. Adapun faktor yang mempengaruhi
ada 8 aspek yaitu : kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan,
makanan, hidup teratur, daya tahan tubuh, pencegahan terhadap penyakit,
fasilitas penunjang kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan.
Kesehatan pribadi harus selau diperhatikan. Adapun pola dari
kesehatan pribadi meliputi : pola kebersihan diri, pola makanan dan minuman
sehat, pola kegiatan seimbang, pola gerak badan dan olahraga, serta pola
pencegahan dan penanganan penyakit.
175