Promosi kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan
sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu
tekanan, paksaan atau koersi (coertion). Upaya ini bisa secara tidak langsung
14
promosi kesehatan. Bila perilaku tersebut berhasil diadopsi masyarakat, maka
dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor Predisposisi (Predisposing factor). Faktor ini
sistem nilai yang dianut masayarakat , tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi
polindes, pos obat desa, dokter atu bidan praktik swasta, dans ebagainya. Untuk
Faktor penguat (Reinforcing factors). Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilkau
tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas
peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan
perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan
diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
para petugas, lebih – lebih para petugas kesehatan, di samping itu undang –
(Notoatmojo., 2012)
15
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan
informasi baru. Adat Istiadat. Masyarakat kita masih sangat menghargai dan
disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada
(Notoatmojo., 2012)
Promosi kesehatan dalam arti pendidikan, secara umum adalah segala upaya
yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau
pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsur – unsur:
16
Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), dan pendidik
orang lain), Output (melakukan apa yang diharpkan atau perilaku). Hasil (output)
yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku
kondusif. Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif ke perilaku yang
Perubahan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai – nilai kesehatan
menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai – nilai kesehatan, atau dari perilaku
ditujukan kepada perilaku masyarakat yang sudah sehat agar tetap dipertahankan
terutama ditujukan untuk membiasakan hidup sehat bagi anak – anak. Peirlaku
sehat bagi anak seyogyanya dimulai seidni mungkin, karena kebiasaan perawatan
terhadap anak, termasuk kesehatan yang diberikan oleh orang tua, akan langsung
berpengaruh kepada perilaku sehat anak selanjutnya. Sesuai dengan tiga faktor
tiga faktor berikut. Promosi kesehatan dalam faktor – faktor predisposisi. Dalam
Karena faktor pemungkin (enabling) ini berupa fasilitas atau sarana dan prasarana
17
masayarakat agar mereka mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan
bagi mereka. Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing. Faktor ini menyangkut
sikap dan perilaku tokoh masayarakat (toma) dan tokoh agama (toga), serta
tepat adalah dalam bentuk pelatihan bagi toga, toma, dan petugas kesehatan
sendiri. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah agar sikap dan perilaku petugas
dapat menjadi teladan, contoh, atauacuan bagi masyarakat tentang hidup sehat
perilaku tokoh masyarakat (sekunder), dan tidak kalah pentingnya peirlaku para
langsung. Oleh sebab itu sebagai intervensi terhadap faktor sosial ini, perubahan
18
meningkatkan pengetahuan kesehatan kepada masyarakat. Karena untuk
adalah masyarakat baik secara individu, keluarga dan kelompok atau komunitas
kesehatan, iuran jamban, Dana sehat, Posyandu, Polindes, Pos Kesehatan Desa,
adalah untuk memperoleh dukungan sumber daya (man, money, material) bagi
masyarakat. Hal ini telah diuraikan pada bagian “ lingkungan fisik yang
19
lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan
dan menjalin kemitraan dengan berbagai program sektor yang terkait dengan
dengan program laindi lingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait.
Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kerja sama atau kemitraan ini peran promosi
meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti kepada
20
masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri di
(Notoatmojo., 2012)
penentu kebijakan (Policy makers) baik di bidang kesehatan maupun sektor lain
kepad apara tokoh masyarakat, baik formal (guru, lurah, camat, petugas
kegiatan ini adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh
dukungan dari para tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga).
21
Sasaran primer (Primary target). Masyarakat pada umumnya menjadi saran
pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah
sekunder) dna juga kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosin
kesehatan yang ditujukan kepada sasaran etrtier ini sejalan dengan strategi
adalah kelompok orang sehat. Selama ini kelompok orang sehat kurang
pada aspek penyembuhan dan pemulihan (kuratif – rehabilitatif). Pada aspek ini
kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat yang ebrisiko tinggi (high
risk). Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adlaah agar mereka
22
tidak jatuh sakit atau terkena penyakit. Pencegahan tingkat kedua (secondary
prevention). Sasarn promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita
penyakit kronis. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar
tingkat ketiga (tertiary prevention). Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini
adalah kelompok pasien yang baru sembuh (irecovery) dari suatu penyakit.
tujuannya adalah agar mereka segera pulih kembali kesehatannya. Ruang lingkup
tatanan keluarga (rumah tangga). Keluarga atau rumah tangga adalah unit
masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk mencapai perilaku masysarakat yang
terbentuk perilaku – perilaku masyarakat. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan
sasaran utama dalam promosi kesehatan pada tatanan ini. Karena orang tua
terutama ibu, merupakan peletak dasar perilaku etrutama perilaku kesehatan bagi
terutama guru umumnya lebih dipatuhi oleh murid – mruidnya. Oleh sebab itu
lingkungan sekolah, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang sehat ,
akan sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat anak – anak (murid). Kunci
pendidikan kesehatan sekolah adalah guru, olehs ebab itu perilaku guru harus
sehat (fisik dan nonfisik) akan menudkung kesehatan pekerja atau karyawannya
23
kerja yang tidak sehat serta rawan kecelakaan kerja akan menurunkan derajat
kesehatan pekerjanya, dan akhirnya kurang produktif. Oleh sebab itu pemilik,
tempat umum atau maysrakat melalui penegras suyara , poster, leaflet dan
sebagai cara perlindungan terhadap penyakit pada orang dewasa maupun pada
anak – anaknya, masih rendah. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early
penyakit yang terjadi di dalam masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan
pelayanan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu, promosi kesehatan sangat
24
diperlukan pada tahap ini. Pembatasan cacat (disability imitation). Kurangnya
oirang tersebut, maka ia tidak segan melakukan latihan – latihan yang dianjurkan.
Disamping itu malu untuk kembali ke masyarakat . sering terjadi pula masyarakat
yang normsl. Oleh sebab itu , jelas, promosi kesehatan diperlukan bukan saja
untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga untuk masyarakat (Notoatmojo.,
2012)
perilaku kepada tiga faktor pokok, yakni faktor predisposisi, faktor pendukung, dan
25
kesehatan antaranya Komunikasi. Komunikasi diperlukan untuk mengondisikan
tidak berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Untuk itu maka diperlukan
kelompok adalah salah satu metode promosi kesehatan yang efektif untuk
serta dalam penyediaan fasilitas. Untuk itu paa petugas kesehatan harus dibekali
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). PKMD pada dasarnya adlah bagian dari
26
kesehatan, baik dilihat dari jenis maupun tingkatnya, pada dasarnya adalah
kesehatan menjadi tokoh panutan di bidang kesehatan. Untuk itu maka petugas
kesehatan harus mempunyai sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
sebab itu mereka harus mempunyai sikap serta perilaku yang positi, dan
mencapai hal tersebut, maka petugas kesehatan dan para petugas lain harus
diperoleh hasil yang efektif dalam proses promosi kesehatan diperlukan alat bantu
atau media pendidikan. Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagai alat
daan kegiatan yang efektif dan efisien, diperlukan perencanaan dan evaluasi.
sebab itu untuk evaluasi secara umum, mereka perlu diberikan perencanaan dan
sebab itu, perilaku kesehatan merupakan mata kuliah poko promosi kesehatan.
27
melakukan kegiatan promosi atau pendidikan kesehatan memperoleh hasil yang
sangant diperlukan. Oleh sebab itu semua petugas kesehatan harus menguasi
28
2.3 Konsep Perilaku
sudah tampak atau masih sebatas keinginan yang diperoleh melalui sebatas
eksternal segala macam reaksi seseorang akibat faktor luar atau dari lingkungan
membiasakan diri berperilaku seperti yang diharapkan. Cara ini berdasarkan pada
menggambarkan danya teori belajar kognitif, yakni belajar yang disertai dengan
seperti ini disebut pembentukan perilaku dengan belajar model sosial (social
29
2.3.3 Sifat-Sifat Umum yang Berkaitan dengan Perilaku
Pengamatan. Manusia mengenal baik kepada diri sendiri atau dunia luar
energi psikis yang tertuju pada suatu objek dan banyak tidaknya kesadaran yang
perbuatan tanpa hadirnya objek fungsi primer yang merupakan dasar modalitas
daya membentuk tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang telah ada.
Tanggapan yang baru tidak harus sesuai dengan objek-objek yang sudah ada.
pengaruh masa kini, tetapi juga dipengaruhi oleh proses kehidupan masa lampau.
bicara. Melaui berpikir orang selalu meletakkan hubungan dengan pengertian dan
30
logika berpikir. Artinya, melalui berpikir orang mampu memberikan pengertian,
dalam kualitas senang atau tidak senangdalam berbagai taraf. Perasaan dapat
memikirkan sesuatu. Perasaan juga memiliki fungsi tersendiri, yakni emosi. Motif.
merupakan alasan yang disadari atau tidak disadari yang diberikan seseorang
untuk bertingkah laku. Motif diartikan sebagai dorongan untuk bertindak guna
luar), teori Skinner ini disebut dengan teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme
Operant response atau instrumental response, yakni respons yang timbul dan
31
Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat
respons. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat
dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi pengetahuan atau kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain. Perilaku terbuka (overt behavior). Respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, yang
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Untuk membentuk jenis respons atau
perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant
reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan di bentuk.
disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku
atau perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini
32
berlung-ulang sampai komponen terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan
adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap simulasi atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan
memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat
33
pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal
mungkin. Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat
seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada
perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut. Perilaku pencarian dan
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan
atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self
(Notoatmojo., 2012)
Teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012), membagi tiga faktor
kesehatan.
34
faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik,
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan
tingkatan. Tahu (know). Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah
mengingat kembali (recall) sesuatu ang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari
35
yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Analisis
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Sintesis (synthesis). Sistesis
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Sikap (attitude). Sikap merupakan
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau
bertindak (tend to behave). Ketiga komponen ini membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan,
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah,
orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu
36
indikasi sikap tingkat tiga. Bertanggung jawab (responsible). Bertanggung jawab
atas segala sesuatu yang telah dipilihnyadengan segala resiko merupakan sikap
yang paling tinggi. Praktik atau tindakan (practice). Praktik atau tindakan
urutan yang benar dan sesuai dengan contoh merupakan indikator praktik tingkat
sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara
Pengukuran praktik (overt behavior) juga dapat diukur dari hasil perilaku tersebut
(Notoatmojo., 2012)
Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks yang
menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap.
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
37
sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi
yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus objek terlebih
(menimbang-nimbang baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti
sikap responden sudah lebih baik lagi. Trial, orang mulai mencoba perilaku baru.
Apabila penerima perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku
tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaiknya apabila perilaku itu tidak
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung secara
selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan
tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan
Sikap terhadap sakit dan penyakit. Adalah bagaimana penilaian atau pendapat
pemeliharaan dan cara hidup sehat. Adalah bagaimana penilaian atau pendapat
olahraga, rekreasi atau istiraht yang cukup, dan sebaginya kesehatannya. Sikap
38
terhadap lingkungan dan pengaruh terhadap keehatan. Misalnya pendapat atau
mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya. Inilah yang disebut praktik
kesehatan atau juga bisa dikatakan perilaku kesehatan. Oleh sebab itu indikator
praktik kesehatan ini juga memncakup hal-hal tersebut di atas yakni. Tindakan
Tindakan ini antara lain Membuang sampah pada tempat sampah, menggunakan
air bersih untuk mandi, cuci, masak, dan sebagainya. Cara mengukur indikator
tersebut untuk pengetahuan, sikap dan praktik agak berbeda. Untuk memperoleh
data tentang pengetahuan dan sikap cukup dilakukan melalui wawancara, baik
praktik atau perilaku yang paling akurat adalah melaui pengamatan. Namun dapat
kembali perilaku yang telah dilakukan oleh responden beberapa waktu yang lalu
(Notoatmojo., 2012)
39
2.3.9 Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan
pembentukan perilaku dapat dibedakan dua yakni faktor intern dan ekster. Faktor
intern berupa kecerdasan, presepsi, motivasi, minat, emosi, dan sebgianya untuk
mengelolah pengaruh dari luar. Faktor ekstern meliputi : objek, orang, kelompok,
perilaku yang selaras denagn lingkungan apabila perilaku yang terbentuk dapat
diterima oleh lingkunga dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan.
sebagai bagian dari kesehatan masyarakat berfungsi sebagai media atau sasaran
untuk menyedakan kondisi sosio psikologi sedemikian rupa sehingga individu atau
secara teratur dan makan – makanan yang sehat (Buah – buhan dan sayuran
wat tidak saja memberikan pelayanan medis melainkan dapat memberikan pela-
40
yanan promosi kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Promosi
kemampuan untuk sebisa mungkin mandiri dalam melakukan perawatan diri, maka
pasien dan keluarga harus bisa mengambil alih tanggung ja-wab tersebut dengan
cara harus bisa melakukan perawatan secara mandiri (self care) sehingga pasien
dan keluarga harus dibekali pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk
buruk. Melakukan kontrol kadar gula darah secara teratur merupakan upaya
pemeriksaan kadar gula darah idealnya dilakukan setiap hari melakukan olahraga
yang rutin, Makan sayuran hijau, komsumsi buah – buahan, selalu kontrol ke
puskesmas terdekat untuk mengetahui kadar gula dan mengonsumsi obat dari
41